Anda di halaman 1dari 10

Spirit Publik Volume 14, Nomor 2, 2019

Halaman 154-163
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

ANALISIS DYNAMIC GOVERNANCE PADA PROGRAM LAYANAN


LAYAD RAWAT DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

ANALYSIS DYNAMIC GOVERNANCE ON THE LAYAD RAWAT


PROGRAMME IN BANDUNG CITY HEALTH OFFICE

Alifatu Lela Mazidah, Feni Astuti, Muhamad Febi Romdhoni, Muhamad Ichsana
Nur, Tedi Juana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Alifaelmazidah17@gmail.com

Abstrak
Sebagai salah satu kota sehat di Jawa Barat, pemerintah Kota Bandung telah
berkomitmen untuk tetap mengembangkan layanan publik yang lebih baik dalam
perawatan kesehatan. Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mendukung
visi itu adalah melalui program "Layad Rawat". Meskipun demikian, potensi
Bandung sebagai kota sehat sebenarnya jauh lebih baik dibandingkan dengan
yang telah disadari. Aktualisasi ideal dari potensi-potensi ini telah terhambat
sebagai akibat dari kenyataan bahwa pemerintah belum menyediakan sumber
perawatan kesehatan yang memadai dalam hal melayani masyarakat. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis tata kelola dinamis pada program "Layad
Rawat" di Dinas Kesehatan Kota Bandung. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data penelitian
dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa program “Layad Rawat” mampu merefleksikan teori
tata kelola yang dinamis meskipun belum ada perbaikan serius terkait dengan
aturan dan regulasi yang cenderung lebih fleksibel.
kata kunci: Dynamic Governance, pelayanan publik, layanan layad rawat,
kota bandung

Abstract
As the one of the healthful cities in West Java, the government of Bandung City
has been commited to develop a better public service in a health care. One of the
endeavors that has been made to support that vision is through “Layad Rawat”
programme. Nonetheless, the potentials of Bandung as the healthful city could be
in fact much better in contrast to what has been realized. The ideal actualization of
these potentials has been obstructed in consequence of the reality that the
government has yet to provide adequate sources of health care in terms of serving
the society. The research aims to analyze the dynamic governance on “Layad

154
Spirit Publik Volume 14, Nomor 2, 2019
Halaman 154-163
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Rawat” programme in Bandung City Health Office. This research is a descriptive


research utilizing the qualitatif approach. The research data was collected by in-
depth interviews and literature study. The result of this research shows that
“Layad Rawat” programme is capable of reflecting the theory of dynamic
governance despite of there has been no serious improvement associated with any
rules and regulations which tend to be more flexible.
keywords: dynamic governance, public service, layad rawat programme,
bandung city.

A. Pendahuluan meningkatnya kematian dan


Dynamic governance dapat kesakitan akibat penyakit tidak
dikatakan sebagai pemerintahan menular seperti Stroke, Jantung, dan
yang dinamis. Artinya, pemerintah lain sebagainya.
dapat menyesuaikan kebijakan yang
dibuat sesuai dengan kebutuhan Hal tersebut menjadi beban
masyarakat juga mengikuti pemerintah maupun masyarakat,
perkembangan zaman. Pola sebab biaya pengobatan untuk
penyelenggaraan pemerintah dengan penyakit tidak menular memerlukan
konsep dynamic governance biaya yang cukup besar juga
menuntut pemerintah untuk memiliki teknologi yang canggih.
kapabilitas seperti berfikir jauh ke Keterbatasan ekonomi menjadi salah
depan (thinking ahead), berfikir satu penyebab masyarakat tidak
kembali (thinking again), dan mendapatkan pengobatan secara
berfikir secara terbuka seperti belajar maksimal. Kondisi fisik pasien
dari negara lain (thinking across). seperti lansia yang mengalami stroke
Oleh karena itu, konsep dan sulinya transportasi juga menjadi
pemerintahan yang dinamis dapat hambatan dalam melakukan
diterapkan di berbagai bidang pengobatan.
pelayanan yang dilakukan
pemerintah, termasuk di bidang Data menunjukkan bahwa pada
pelayanan kesehatan. tahun 2017 jumlah penduduk yang
sakit mencapai 973.998 jiwa. Hal
Dikutip dalam teks pidato tersebut menunjukkan adanya
Ridwan Kamil pada acara Launching indikasi pola perubahan penyakit
Mobil Ambulance Mini ICU dan yang cukup tinggi. Oleh karena itu
Motor Ambulance tahun 2017, yang jika ditinjau berdasarkan konsep
mengatakan bahwa Indonesia dynamic governance,maka
termasuk Kota Bandung kini sedang pemerintah dituntut untuk dapat
mengalami pola perubahan penyakit. menyesuaikan kebijakan untuk
Hal tersebut ditandai dengan menjawab permasalahan tersebut.

155
Spirit Publik Volume 14, Nomor 2, 2019
Halaman 154-163
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Untuk menjawab tantangan Dalam penelitian ini, peneliti


tersebut, pemerintah Kota Bandung menggunakan teori Dynamic
khususnya Dinas Kesehatan Kota Governance yang dikemukan oleh
Bandung membuat suatu inovasi Neo and Chen. Neo dan Chen (Boon
program yang dinamakan dengan & Geraldin, 2007) mengemukakan
Layanan Layad Rawat. Program bahwa Dynamic governance adalah
tersebut dikukuhkan oleh Peraturan “Dynamic Governance is the ability
Walikota Bandung Nomor 703 of a governance to continually adjust
Tahun 2017 tentang Layanan Layad it is public policies and programs as
Rawat dan Keputusan Walikota well as change the way they are
Nomor 440/KEP.704 formulated and implemented, so that
DINKES/TAHUN 2017 Tentang the long-term interests of the nation
Penetapan Standar Operasional are achieved”.
Prosedur Pengesahan Layanan Layad
Rawat. Menurut Neo dan Chen, pada
dasarnya konsep dynamic
Dalam prakteknya, Layanan governance tertuju pada perubahan
Layad Rawat ini telah menerima yang hanya menekankan pada dua
beberapa penghargaan. Seperti dalam kunci penting, yaitu Capalities dan
acara Inovation Award 2018 yang Culture. Oleh karena itu, Neo dan
diadakan oleh Indonesia Health Care Chen merumuskan kerangka
Forum (IHCF), Layanan Layad pemikiran sederhana yang mengacu
Rawat ini menerima penghargaan pada terbentuknya konsep dynamic
dalam kategori Sistem governance sebagai berikut:
Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT). Namun meskipun Gambar 1.1
demikian, setelah peneliti melakukan Kerangka Pemikiran Dynamic
observasi terkait Layanan Layad Governance
Rawat ini peneliti menemukan
beberapa kekurangan yang
menjadikan program tersebut belum
sesuai dengan konsep dynamic
governance. Maka peneliti tertarik
untuk mengetahui bagaimana
implementasi konsep dynamic
governance khususnya dilihat dalam
indikator thinking ahead pada (sumber: Neo and Chen,2007:
Layanan Layad Rawat di Dinas 13) A. Capabilities
Kesehatan Kota Bandung.

156
Spirit Publik Volume 14, Nomor 2, 2019
Halaman 154-163
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

B. Metode Penelitian Pada kemampuan thinking


Penelitian ini merupakan ahead, peneliti melihat dari
penelitian deskriptif dengan beberapa faktor sebagai berikut :
menggunakan pendekatan a. Mental Preparedness
kualitatif, yang bertujuan untuk Prediksi mengenai adanya
memahami bagaimana penerapan tuntutan zaman globalisasi yang
dan proses terbentuknya dynamic berkembang semakin cepat dan
governance dalam teknologi yang semakin canggih
penyelenggaraan Layanan Layad menjadi latar belakang adanya
Rawat. Penelitian ini dilakukan pembaharuan atau inovasi dari
di Dinas Kesehatan Kota sebuah program Call Center 119
Bandung. Teknik pengumpulan menjadi program Layanan Layad
data dilakukan melalui Rawat. Program tersebut bertujuan
wawancara, studi pustaka, dan untuk memudahkan masyarakat
dokumentasi. Sedangkan dalam mengakses layanan
narasumber dari penelitian ini kesehatan dengan hanya
adalah pejabat Dinas Kesehatan menggunakan media telepon.
Kota Bandung sebagai
koordinator pusat, Ketua Call Selain itu, peneliti juga melihat
Center 119 sebagai koordinator dari kesiapan awal dari Dinas
pelaksana teknis, petugas Keshehatan Kota Bandung. Yakni
Layanan Layad Rawat Puskesmas adanya sosialisasi awal sebelum
sebagai pelaksana teknis, dan program tersebut launching.
masyarakat sebagai pengguna. Sosialisasi tersebut dilakukan dengan
Teknik analisis data yang mengundang perwakilan wilayah
digunakan adalah Data yang meliputi kelurahan, kecamatan,
Condensation, Display Data, dan dan puskesmas di Kota Bandung.
Conclusion Drawing. Sedangkan Sosialisasi tersebut diadakan untuk
pemeriksaan keabsahan dilakukan memberikan arahan terkait program
dengan teknik triangulasi data. Layanan Layad Rawat agar ketika
launching program tersebut berjalan
C. Pembahasan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan oleh peneliti, Namun, setelah program tersebut
penerapan konsep dynamic launching, tidak ada tinjauan lebih
governance dapat dilihat pada lanjut yang dilakukan oleh Dinas
uraian berikut: Kesehatan terkait sosialisasi yang
A. Capability dilakukan. Sebab banyak masyarakat
1) Thinking Ahead yang tidak mengetahui adanya
program Layanan Layad Rawat

157
Spirit Publik Volume 14, Nomor 2, 2019
Halaman 154-163
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

tersebut. Hal tesebut dibuktikan Untuk mengetahui fleksibilitas


dengan adanya beberapa puskesmas dari layanan layad rawat, maka
yang salah satunya adalah UPT peneliti menilai dari Standar
Puskesmas Cibiru, sosialisasi hanya Operasional Prosedur layanan
dilakukan pada saat imunisasi saja. layad rawat. Setelah dilakukan
Tidak ada waktu khusus yang observasi, peneliti menemukan
digunakan untuk sosialisasi bahwa pemberian layanan layad
programnya. Sedangkan dalam rawat ini dinilai belum mencapai
kegiatan imunisasi tersebut tidak tingkat fleksibel, dikarenakan pasien
semua masyakat terlibat. Sehingga yang ingin menggunakan layanan
perlu diadakan tinjauan lebih lanjut layad rawat tersebut harus melalui
terkait sosialisasi yang dilakukan. proses yang cukup panjang.

Untuk memantapkan mental Gambar berikut menunjukkan


preparedness dalam melakukan tahapan yang harus dilalui untuk
pelayanan publik kepada masyarakat, mendapatkan layanan layad rawat
maka Dinas Kesehatan Kota yang sesuai dengan Keputusan
Bandung melakukan benchmarking Walikota Bandung Nomor
dengan Dinas Kesehatan yang berada 440/Kep. 704-Dinkes/2017 tentang
di Kota Makasar. Yang dimana Penetapan Standar Operasional
untuk memaksimalkan pelayanan Procedur :
kesehatannya Dinkes Makasar ini
memiliki mobil yang siap sedia Gambar 1.2
untuk memberikan pelayanan Proses Pemberian Layanan
kesehatan kepada masyarakat. Layad Rawat
Sedangkan untuk Dinkes Kota
Bandung, mengingat Pusat Teknis
Layanan Layad Rawat berada di
pusat kota, maka disediakanlah
Motor Ambulance dan mobil mini
ICU dengan fasilitas yang cukup
lengkap. Sehingga dengan adanya
dua jenis kendaraan tersebut
diharapkan dapat lebih
mengefisienkn waktu dalam hal (sumber: Perwal No. 703 tahun
pemberian pelayanan kepada 2017 tentang Standar Operasional
masyarakat. Procedure Layanan Layad Rawat
*diolah peneliti)
b. flexibility

158
Spirit Publik Volume 14, Nomor 2, 2019
Halaman 154-163
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Gambar tersebut menunjukkan 2.153.380 jiwa. Sedangkan pada


bahwa alur dari layanan layad rawat layanan layad rawat pada tahun 2017
cukup panjang, ditambah dengan terdapat 180 kasus yang ditangani.
posisi PCS 119 yang berada di pusat Hingga sepanjang tahun 2017,
kota sehingga membuat petugas jumlah pengguna layanan layad
layad rawat seringkali mengalami rawat cenderung tidak stabil dan
hambatan seperti kemacetan. menurun. Berdasarkan wawancara
Sedangkan, untuk menangani pasien yang dilakukan dengan ibu sri,
dengan kasus level 1 dan level 2 selaku pejabat di Dinas Kesehatan
yaitu kasus gawat darurat tidak Kota Bandung menyatakan bahwa
terencana, petugas dituntut untuk pengguna layanan layad rawat
sampai ke rumah pasien maksimal terbanyak adalah masyarakat daerah
30 menit. Hal tersebut tentu Kopo. Karena, posisi markas besar
menjadi hambatan yang cukup layanan layad rawat dekat dengan
serius, karena pasien dengan level 1 Kopo.
dan level 2 ini memerlukan
penanganan segera. Adapun fleksibilitas dapat
dilihat dari kapasitas Sumber Daya
Melihat adanya proses yang Manusia dan sarana prasarana yang
cukup panjang tersebut, peneliti dimiliki. Tabel berikut menunjukkan
mencoba untuk melakukan observasi jumlah SDM dan sarana prasana
terhadap masyarakat. Hasil observasi yang dimiliki:
menunjukkan bahwa dilihat dari Gambar 1.3
proses untuk mendapatkan layanan Jumlah Sumber Daya Manusia
layad rawat tersebut, masyarakat
lebih tertarik unuk datang langsung NO SDM JUMLAH
ke puskesmas, rumah sakit, ataupun
melalui kader-kader yang 1 Dokter 3 Orang
menghubungi langsung ke 2 perawat 17 Orang
puskesmas.
3 Operator Call 33 Orang
Hal tersebut diperkuat dengan Center
adanya data yang menunjukkan 4 Driver 15 Orang
adanya kenaikan pada jumlah 5 Relawan 350 Orang
pengunjung puskesmas dari tahun
2016 sampai dengan tahun 2017. jumlah 418 Orang
Pada tahun 2016, jumlah pengunjung
puskesmas sebanyak 1.815.540 jiwa.
Pada tahun 2017, jumlah pengunjung
puskesmas bertambah menjadi

159
Spirit Publik Volume 14, Nomor 2, 2019
Halaman 154-163
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Gambar 1.4 Peneliti juga menilai dari sikap


keterbukaan Dinas Kesehatan yang
Jumlah Sarana dan Prasarana
memberikan pelayanan tanpa adanya
NO SARANA JUMLAH
sikap pilih kasih. Hal tersebut dapat
PRASARANA
dilihat dari persyaratan bagi
1 Mobil Ambulance 10 Unit
seseorang yang berhak untuk
2 Motor Ambulance 4 unit mendapatkan layanan seperti berikut
Jumlah 14 unit ini:
(sumber: PPT PCS 119) 1) Adanya keterbatasan fisik
pasien. Seperti pasien yang
Dalam tabel tersebut dapat menderita stroke, dll.
dilihat bahwa jumlah Sumber Daya 2) Keterbatasan ekonomi
Manusia dan sarana prasarana di
UPT Pusat Pelayanan Keselamatan 3) Keterbatasan akses seperti
Terpadu (Call center 110) sudah transportasi.
sangat memadai. Pak Eka selaku
Kepala PCS 119 menyatakan bahwa Selain itu, adanya dukungan dari
jumlah sarana dan prasarana yang para Stakeholder juga merupakan
dimiliki saat ini menjadi point salah satu indikasi yang
penting untuk selalu meningkatkan menunjukkan tercapainya indikator
pelayanan kepada masyarakat. openness pada layanan layad rawat
Dalam memberikan layanan tersebut, tersebut. Berdasarkan hasil observasi
PCS 119 juga tetap meningkatkan menunjukkan bahwa dukungan para
modernitas dari peralatan yang ada. stakeholder sangat baik. Bahkan
Maka dilihat dari jumlah SDM dan pada layanan ini telah bekerjasama
sarana prasarananya, peneliti menilai dengan beberapa intansi kesehatan
hal tersebut sudah mencapai tingkat maupun diluar intansi kesehatan
fleksibilitas. seperti Diskominfo dan kepolisian.

c. Openness Namun meskipun demikan,


terdapat perbedaan pendapat antara
Pada indikator Openness ini Dinkes Kota Bandung dengan PCS
peneliti menilai dari sikap Dinas 119 mengenai rencana diadakannya
Kesehatan yang memberikan layanan aplikasi layad rawat yang dibuat
tersebut kepada siapa saja, meskipun layaknya aplikasi ojeg online. Yang
ia bukan warga asli Kota Bandung dapat memudahkan masyarakat
dan tidak memiliki KTP Kota untuk memantau keberadaan petugas
Bandung. Selama pasien berada layad rawat dan memudahkan
dalam radius Kota Bandung, maka ia petugas untuk mengetahui posisi dari
berhak untuk mendapatkan pasien yang memerlukan layanan
pelayanan sebagaimana mestinya. layad rawat tersebut.

160
Spirit Publik Volume 14, Nomor 2, 2019
Halaman 154-163
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Perbedaan pendapat terletak Bandung melalui beberapa aspek


pada Dinas Kesehatan yang menolak berikut ini:
adanya aplikasi tersebut, karena a) promotif
dengan menggunakan aplikasi promotif yang dimaksud
layaknya ojeg online mengharuskan adalah Dinkes Kota Bandung
masyarakat untuk mendownload dan melaksanakan penyuluhan berupa
pada akhirnya akan berbayar. promosi kesehatan kepada
Sedangkan pihak PCS 119 masyarakat. Penyuluhan yang
menyetujui adanya aplikasi tersebut dilaksanakan oleh Dinkes Kota
karena akan memudahkan Bandung terkait program Layanan
masyarakat maupun petugas. Layad Rawat dilakukan oleh
pelaksana medis dasar. Yang dalam
Hal tersebut menunjukkan hal ini adalah UPT Puskesmas di
adanya sikap kurang terbuka antar Kota Bandung.
Dinkes Kota Bandung dengan PCS
119. Harus ada pembicaraan lebih Dinkes Kota Bandung selaku
lanjut terkait aplikasi tersebut. Dan koordinator teknis layanan layad
adanya kesalahpahaman bahwa rawat melakukan sosialiasi awal
dengan adanya aplikasi tersebut kepada para stakeholder sebelum
layanan akan berbayar. Padahal, dari program tersebut launching.
pihak Sedangkan sosialisasi selanjutnya
PCS 119 menyatakan bahwa dengan dilakukan Dinkes dalam acaraacara
adanya aplikasi itupun tidak akan tertentu dengan cara menyisipkan
menjadi berbayar. berbagai penjelasan mengenai
program Layanan Layad Rawat.
B. Culture
Culture merupakan budaya b) preventif
organisasi yang diterapkan dalam preventif dapat diartikan sebagai
suatu organisasi. Peneliti melihat kegiatan pencegahan yang dilakukan
culture Dinkes Kota Bandung dari oleh Dinkes Kota Bandung. Kegiatan
aspek prinsip yang dijalankan oleh pencegahan tersebut dilakukan untuk
Dinkes Kota Bandung. Berdasarkan meminimalisir pertumbuhan
Perwal No. 704 tahun 2017, pada penyakit yang ada pada masyarakat
Bab 1 Bagian ke empat Pasal 5 di Kota Bandung. Kegiatan
menjelaskan bahwa progam Layanan pencegahan yang dilakukan oleh
Layad Rawat harus dilaksanakan Dinkes berupa pembinaan keluarga
secara komperehensif serta rawan kepada setiap UPT Puskesmas
berkesinambungan. Maka peneliti di Kota Bandung yang kemudian
dapat menilai culture Dinkes Kota disosialisasikan kembali kepada
masyarakat.

161
Spirit Publik Volume 14, Nomor 2, 2019
Halaman 154-163
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Pembinaan keluarga rawan Bandung. Rehabilitatif dapat dilihat


bertujuan untuk memberikan edukasi dari terlaksananya program Layanan
kesehatan dan pembinaan mengenai Layad Rawat di UPT Puskesmas
kesehatan keluarga. Hal tersebut mengunjungi pasien secara teratur
telah dilakukan di setiap UPT dalam rangka untuk memberikan
Puskesmas di Kota Bandung. Berikut upaya pemulihan pada pasien
ini merupakan laporan pembinaan tersebut.
keluarga rawan di UPT Puskesmas
Cibiru: C. Penutup
Gambar 1.5 a) Simpulan
Pembinaan keluarga rawan tahun
Berdasarkan hasil analisis
2018
yang peneliti lakukan, program
Layanan Layad Rawat sudah sesua
dengan konsep Dynamic
Governance. Karena program ini
diadakan untuk menjawab tantangan
dengan menyesuakan program atau
c) kuratif kebijakan dengan perkembangan
zaman yang menuntut adanya
kuratif merupakan bentuk
kecepat tanggapan. Meskipun dalam
penyembuhn yang dilaksanakan oleh
pelaksanaannya terdapat beberapa
Dinkes Kota Bandung. Hal tersebut
kendala, tetap hingga saat ini Dinas
dibuktikan dengan adanya berbagai
Kesehatan Kota Bandung terus
inovasi pelayanana kesehatan berupa
melakukan pembaharuan melalui
program seperti Layanan Layad
kegiatan evaluasi yang dilakukan
Rawat, Kekasih Juara, dan lain
setiap tahunnya.
sebagainya. Program penyembuhan
b) Rekomendasi
yang dilakukan oleh Dinkes Kota
Bandung dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan penelitian yang
Dengan adanya beberapa inovasi dilakukan, maka peneliti
pelayanan kesehatan tersebut memberikan beberapa rekomendasi
bertujuan untuk memberikan fasilitas sebagai berikut:
kesehatan kepada masyarakat berupa 1. Diadakannya monitoring sejauh
pemberian perawatan untuk mana sosialisasi dilakukan
menunjang penyembuhan pasien. sesuai dengan Peraturan
Walikota Nomor 703 tahun
d) rehabilitatif 2017 tentang Layanan Layad
Rawat, seperti yang tercantum
rehabilitatif adalah prinsip
dalam BAB IX Pasal 22 Ayat
Dinkes dalam melayani kesehatan
(3) tentang Pembinaan dan
untuk pemulihan pasien di Kota

162
Spirit Publik Volume 14, Nomor 2, 2019
Halaman 154-163
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Pengawasan terhadap Boon Siong Neo, Geraldine Chen.


Pelaksanaan Program Layanan 2007. Dynamic Governance:
Layad Rawat, karena Embedding, Culture,
pengetahuan danminat Capabilities, and Change in
masyarakat Kota Bandung Singapore. Singapore: 5 Toh
terhadap program ini merupakan Tuck Link. Habani Pasolong.
salah satu hal yang terpenting 2013. Teori Administrsi
untuk keberhasilan program. Publik. Bandung: Afabeta.
2. Aplikasi Layad Rawat Isal Mawardi. “Apa Sih Arti
sebaiknya memang harus dibuat Program Layad
agar lebih fleksibel untuk Rawat?”.https://jabar.tribunn
memudahkan masyarakat dalam ews.com/2017/07/27/a pa-sih-
memantau keberadaan petugas arti-program-layad-rawat-
Layad Rawat yang hendak simakpenjelasannya. pada
menuju rumah pasien. Kejelasan tanggal 28 Juli 2019 pukul
terkait besaran tarif pelayanan 11:43
yang dibebankan kepada Kasim, Azhar. 2015. Merekontruksi
masyarakat sebaiknya Indonesia: Sebuah Perjalanan
dicantumkan di dalam aplikasi, Menuju Dynamic Governance.
karena tidak semua masyarakat Jakarta: Buku Kompas
mengetahui tentang besaran tarif Riant Nugroho. 2014. Public Policy
yang tercantum dalam Peraturan manajemen dinamika, analisis,
Daerah Kota Bandung No 3 konfergensi, dan kimia
Tahun 2010. kebijakan. Jakarta: Elex Media
3. Diadakan penjelasan lebih lanjut Komputindo.
mengenai program Perkesmas Wawan Dhewanto dkk. 2014.
dan Layad Rawat terencana Management Inovasi: Peluang
khususnya mengenai pelaporan Sukses Menghadapi
dari program Perkesmas dengan Perubahan. Yogyakarta: Andi
Program Layad Rawat. offset.

Daftar Pustaka
Asmawi Rewansyah. 2011.
Kepemimpinan Dalam
Pelayanan Publik. Jakarta:
STIALAN
AG Subarsono. 2013. Evaluasi
Kebijakan Publik: Konsep,
Aplikasi, dan Teori.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

163

Anda mungkin juga menyukai