1, Juni 2020
METAL INDONESIA
ND
L I ON
A
Journal Homepage:
ES
MET
IA
http://www.jurnalmetal.or.id/index.php/jmi
p-issn: 0126-3463
e-issn: 2548-673X
Abstrak
Roda gigi lurus merupakan jenis roda gigi yang paling umum digunakan sebagai komponen mesin.
Serbuk yang digunakan pada penelitian ini merupakan serbuk besi (Fe) 100 mesh yang kemudian dikompaksi
dengan gaya 8 ton dan di sintering pada beberapa variasi suhu yaitu 800, 900, 1000, 1100 dan 1200 oC yang
diambil dari 0,5-0,8 titik cair (Tm) serbuk utama. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik pengaruh
suhu sintering pada kekerasan, porositas dan penyusutan roda gigi lurus berbahan serbuk besi (Fe). Waktu
sintering dibuat konstan yaitu 60 menit. Beberapa pengujian dilakukan untuk dapat mencapai tujuan dari
penelitian ini seperti perhitungan presentase penyusutan dan porositas, pengujian porositas pada struktur mikro
dengan pengamatan metalografi, dan pengujian kekerasan mikro Vickers. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa seiring dengan naiknya suhu sintering maka penyusutan bertambah, porositas menurun dan nilai
kekerasannya naik. Terdapat beberapa hasil penelitian yang tidak sesuai pada nilai porositas dan kekerasan
produk. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor diantaranya sulit mencapai keseragaman densitas, preparasi
material yang tidak sempurna dan pengaturan nilai kompaksi yang berbeda-beda pada setiap sampel karena
mesin press mekanik yang digunakan.
Abstract
Spur gears are the most common type of gears used as engine components. The powder used in this
study was 100 mesh iron (Fe) powder then compacted with a force of 8 tons and sintered at several
temperature variations are 800, 900, 1000, 1100 and 1200 oC taken from 0.5-0.8 melting points (Tm) main
powder. This study aims to look at the characteristics of the effect of sintering temperature on hardness,
porosity and shrinkage of spur gears made from iron powder (Fe). The sintering time is made constant at
60 minutes. Several tests were conducted to achieve the objectives of this study such as the calculation of
the percentage of shrinkage and porosity, porosity testing on microstructure with metallographic
observations, and micro hardness testing of vickers. The results show that as the sintering temperature
increases, shrinkage increases, porosity decreases and the hardness value increases. There are some results
of research that are not suitable for the porosity and hardness value of the product. This is due to several
factors including difficult to achieve uniformity of density, imperfect material preparation and different
compacting value settings in each sample due to the mechanical press machine used.
Pengujian
Pengujian Struktur Mikro
Pengujian struktur mikro dilakukan
dengan metalografi untuk melihat porositas yang
terjadi pada struktur mikro setiap sampel.
Pemotongan sampel uji dilakukan pada arah
Gambar 4. Diagram perlakuan panas proses melintang menggunakan fasilitas mesin “wire cut”
sinter untuk menghindari terjadinya efek panas akibat
Keterangan : gesekan yang dapat mempengaruhi struktur mikro
a. Pemanasan awal: sampel dipanaskan dari bahan.
suhu ruangan 22oC hingga mencapai 0,5 suhu Pengujian struktur mikro dilaksanakan di
penyinteran. PT. Dirgantara Indonesia dan dilakukan tanpa
b. Waktu penahanan pemanasan awal: sampel proses pembakaran (etching) mengacu pada
ditahan pada temperatur pemanasan awal standar ASTM E3-95 (ASTM International
selama 30 menit, dengan tujuan sampel dan 1999a). Perbesaran optik yang dilakukan sebesar
wadah menerima panas yang sama. 50 sampai 500x dengan bantuan fasilitas
c. Temperatur penyinteran: sampel dipanaskan mikroskop optik “NIKON”.
dari temperatur pemanasan awal ke
temperatur penyinteran. Pengujian Kekerasan Mikro Vickers
d. Waktu penahanan proses sinter: sampel Menurut DSN, nilai kekerasan mikro
ditahan pada suhu penyinteran selama 1 jam vickers didefinisikan sebagai hasil bagi beban
agar wadah dan sampel tersinter penuh dan tekan dengan beban dalam gram dengan luas
merata. penetrasi dalam milimeter persegi yang dihitung
e. Pendinginan: sampel dikeluarkan dari wadah dari panjang diagonal rata-ratanya. Nilai
dan didinginkan di udara terbuka sehingga kekerasan dapat langsung terbaca pada mesin atau
kembali ke suhu ruang 22oC. dihitung menggunakan Persamaan 3.
VHN = (2P Sin (θ⁄2))/L2 = (1.854 P)/L2 …(3)
Perhitungan Porositas dimana :
Nilai Porositas teoritis dihitung VHN = nilai kekerasan mikro vickers
menggunakan teori Archimides sesuai dengan P = beban yang diterapkan, g
Porositas Produk
Nilai presentase porositas tiap sampel dihitung
menggunakan Persamaan 2 sehingga diperoleh Gambar 7. Grafik Pengaruh Suhu Sintering
hasil sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 6. Terhadap Presentase Porositas
Gambar 8. Hasil Pengujian Metalografi Perbesaran 100x setelah sintering (a) 800oC ;(b) 900oC (c)
1000oC; (d) 1100oC; (e) 1200oC
Kekerasan produk
Pengujian kekerasan dilakukan sesuai
standar pengujian kekerasan mikro vickers ASTM Nilai kekerasan mikro vickers yang
E384-17. Penentuan titik uji pada sampel ditunjukkan Tabel 8 tersebut nilainya sangat
dilakukan pada arah melintang sesuai standar fluktuatif. Data pada Tabel 8 kemudian diolah
AGMA 925-B03. Pada Gambar 4 menunjukkan dalam bentuk grafik sehingga dapat diketahui nilai
titik sampel uji kekerasan mikro vickers.Hasil kekerasan mikro vickers tiap sampel pada arah
pengukuran panjang diagonal yang dihasilkan melintang. Gambar 9 menunjukkan grafik nilai
oleh indentor intan pada setiap titik dapat dilihat kekerasan tiap sampel.
pada Tabel 7. Nilai L1 dan L2 dinyatakan dalam
besaran µm.