1da81 4. Modul Operasi Dan Pelaksanaan Operation and Maintenance
1da81 4. Modul Operasi Dan Pelaksanaan Operation and Maintenance
MATERI POKOK 1
KONSEP DASAR OPERASI DAN PEMELIHARAAN
A. PENGERTIAN OPERASI
Nilai fungsional dalam suatu proyek akan tergantung pada keputusan dan penerapan dari
sasaran yang telah dikembangkan pada tahapan-tahapan sebelumnya dengan waktu operasi
yang diproyeksikan untuk periode waktu yang ditentukan secara berlanjut akan menjadi jelas
bahwa biaya keseluruhan dan nilai bagi pihak pemilik selama masa operasinya sebagian
besar ditentukan selama periode dari konsepsi ke stadium/tahap memulai kerja.
Kolompok-kelompok yang terlibat dalam tahap ini dimulai dari para pemilik yang
melaksanakan upaya perawatan, menjaga dan spesialis peralatan, sampai pada staf dinas
pekerjaan umum dalam pemeliharaannya dan diteruskan ke professional staff atau teknisi
yang terlatih dalam pengoperasiannya. Bila dilakukan perubahan besar ataupun perluasan,
maka tahap pengoperasian ini juga melibatkan suatu pendaurulangan melalui tahap-tahap
pada prosedur yang telah ditentukan sebelumnya.
Operasional dalam suatu infrastruktur secara umum memiliki beberapa komponen, yaitu;
Dalam organisasi manufaktur, istilah perekayasa pabrik (work engginering) tehah umum
dipakai untuk mencakup instalasi, pengetesan, pemeliharaan, penggantian, dan pemindahan
pabrik, mesin-mesin dan sebagainnya. Tetapi istilah ini jarang dipakai pada organisasi jasa,
pelayanan perkotaan dan angkutan perang.
Istilah baru ‘teroteknologi’ mencakup seluruh situasi situasi ini, meskipun sekarang ini
diragukan penerimaan secara umum istilah manajemn teroteknologi atau teromanajer.
Manajemer pemeliharaan bertnggung jawab terhadap fungsi manajemen teroteknologi, yang
dipandang dari aspek manajemen, jarang sekali dapat dipisahkan dari manajemen
pemeliharaan murni, kecuali mungkin dalam organisasi yang besar.
Memelihara pada suatu standar yang bisa diterima merujuk pada standar yang ditentukan
oleh organisasi yang melakukan pemeliharaan. Hal ini berbeda dari satu organisasi dengan
yang lain, tergantung keadaan industrinya dan sepadan dengan nilai yang ditetapkan
berdasar standar yang tinggi. Kadang-kadang standar pemeliharaan yang diperlukan juga
ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan dan harus ditaati.
Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut;
1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat
kerja, bangunan dan isinya). Hal ini terutama penting di negara berkembang karena
kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. Di negara-negara maju kadang-
kadang lebih menguntungkan untuk ‘mengganti’ daripada ‘memelihara’.
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau
jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment) maksimum yang
mungkin.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan
penyelamatan, dan sebagainnya.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Sampai tahun-tahun terakhir ini belum ada istilah atau kamus universal yang digunakan untuk
berbagai aspek pemeliharaan, dan hal lain ini cenderung memperluas salah pengertian di
antara para insinyur.
Sebagai usaha untuk memperbaiki situasi ini, Lembaga Standar Inggris mengeluarkan
BS3811: 1964, Himpunan Istilah Umum yang Digunakan dalam Organisasi Pemeliharaan
(Glossary of General Terms used in Maintenance Organization), yang dipersiapkan besama-
sama dengan organisasi-organisasi seperti lembaga insinyur professional, departemen-
departemen pemerintah dan organisasi seperti lembaga insinyur yang terkemuka. Daftar ini
telah dikeluarkan ulang dalam BS3811:1974, Istilah-istilah pemeliharaan dalam teroteknologi
(Maintenance Terms in Terotechnology).
Kerja pemeliharaan bisa terencana ataupun terencana. Hanya ada sartu bentuk pemeliharaan
takterencana, yaitu pemeliharaan darurat, yang didefinisikan sebagai pemeliharaan di mana
perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalkan hilangnya
produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk alasan keselamatan kerja.
Pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama, pencegahan dan korektif, kedua-
duanya didefinisikan dengan jelas dalam BS3811.
Bagian utama dari pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan yang berdasarkan pada
‘lihat, rasakan, dan dengarkan’ dan penyelesaian minor pada selang waktu yang telah
ditentukan serta penggantian komponen minor yang ditemukan perlu diganti pada saat
pemeriksaan.
Pemeliharaan korektif meliputireparasi minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang
mungkin timbul di antara pemeriksaan, juga overhaul terencana misalnya overhaul tahunan
atau dua tahunan, suatu perluasan yang direncanakan dalam rincian untuk jangka panjang
sebagai hasil pemeriksaan pencegahan.
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan Pemeliharaan
waktu berjalan waktu berhenti
Pemeliharaan sebagai pekerjaan rutin untuk menjaga kondisi infrastruktur agar sedekat
mungkin masih dalam tingkat pelayanan yang memadai. Sedangkan, rehabilitasi didefinisikan
sebagai perpanjangan umur struktur infrastruktur ketika rekayasa pemeliharaan tidak lagi
mampu memelihara pelayanan operasional yang memadai.
dibutuhkan lebih dulu evaluasi struktur dan aksi-aksi perbaikan. Kerusakan yang memerlukan
pemeliharaan dapat digolongkan menjadi ke dalam 3 kategori, yaitu?
Operasi dan pemeliharaan pada sektor SDA dalam hal ini ialah Jaringan Irigasi, sesuai
dengan ketentuan yang dikeluarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.12/PRT/M/2015 beserta lampirannya mengenai Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan
Irigasi.
a. Operasi
• Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas tanam, dll);
• Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit;
• Pekerjaan membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, Pembagian dan Pemberian
Air Tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan, Rencana Pengeringan, dll.;
• Pekerjaan melaksanakan pembagian dan pemberian air (termasuk pekerjaan:
membuat laporan permintaan air, mengisi papan operasi, mengatur bukaan pintu);
• Pekerjaan mengatur pintu-pintu air pada bendung berkaitan dengan datangnya debit
sungai banjir;
• Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras endapan lumpur;
• Koordinasi antar instansi terkait;
• Monitoring dan Evaluasi kegiatan Operasi Jaringan Irigasi.
a. Perencanaan
• Perencanaan Penyediaan Air Tahunan;
• Perencanaan Tata Tanam Detail;
• Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun Rencana Tata Tanam;
• SK Bupati/Walikota atau Gubernur Mengenai Rencana Tata Tanam;
• Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan
b. Pelaksanaan
• Laporan keadaan air dan tanaman (04-O);
• Penentuan rencana kebutuhan air di pintu pengambilan (05-O);
• Pencatatan Debit Saluran (06-O);
• Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer (07-O);
• Pencatatan Debit Sungai/ Bangunan Pengambilan (08-O);
• Perhitungan faktor-K atau Faktor Palawija Relatif (FPR) (09-O);
• Laporan Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per Daerah Irigasi (10-O);
• Rekap Kabupaten per Masa Tanam (11-O);
• Rekap Provinsi (12-O);
Agar operasi jaringan irigasi dapat dilaksanakan dengan baik, harus tersedia data pendukung
antara lain:
• Peta Wilayah Kerja Pengelolaan Irigasi sesuai dengan tugas dan tanggung-jawab
(Skala 1 : 25.000 atau disesuaikan) Dengan plotting sumber air, waduk, bendung,
saluran induk, lahan irigasi;
• Peta Daerah Irigasi (Skala 1 : 5.000 atau disesuaikan) Dengan batas daerah irigasi
dan plotting saluran induk & sekunder, bangunan air, lahan irigasi serta pembagian
golongan.
• Skema Jaringan Irigasi Menggambarkan saluran induk & sekunder, bangunan air &
bangunan lainnya yang ada di setiap ruas dan panjang saluran, petak tersier dengan
data debit rencana, luas petak, kode golongan yang masing-masing dilengkapi
dengan nomenklatur.
• Skema Rencana Pembagian dan Pemberian Air Menggambarkan skema petak
dengan data pembagian dan pemberian air mulai dari petak tersier, saluran
sekunder, saluran induk dan bendung/sumber air.
• Gambar Purna Konstruksi (as built drawing) Gambar kerja purna konstruksi untuk
saluran maupun bangunan.
• Dokumen dan Data Lain berupa; Manual pengoperasian bendung, bangunan ukur
debit atau bangunan khusus lainnya, data seri dari catatan curah hujan, data debit
sungai, data klimatologi, dan data lainnya.
b. Pemeliharaan
Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar
selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan
mempertahankan kelestariannya melalui kegiatan perawatan, perbaikan, pencegahan dan
pengamanan yang harus dilakukan secara terus menerus.
Jenis-Jenis Pemeliharaan Jaringan Irigasi Jenis pemeliharaan jaringan irigasi terdiri dari:
a) Tindakan Pencegahan
• Melarang pengambilan batu, pasir dan tanah pada lokasi ± 500 m sebelah hulu
dan ± 1.000 m sebelah hilir bendung irigasi atau sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Kejadian Luar Biasa/Bencana Alam harus segera dilaporkan oleh juru kepada
pengamat dan kepala dinas secara berjenjang dan selanjutnya oleh kepala dinas
dilaporkan kepada Bupati. Lokasi, tanggal/waktu, dan kerusakan akibat kejadian
bencana/KLB dimasukkan dalam Blangko 03-P dan lampirannya
Dinas yang membidangi irigasi dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi
dilakukan dengan melibatkan peran serta P3A/GP3A/IP3A diwujudkan mulai dari pemikiran
awal, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan.
Operasi dan pemeliharaan pada sektor Bina Marga dalam hal ini ialah Jalan dan Jembatan,
sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan pada Peraturn Menteri Pekerjaan Umum
No.13/PRT/M/2011 Mengenai Tata Cara Pemeliharaan Dan Penilikan Jalan, Petunjuk Praktis
Pemeliharaan Jalan.
a. Operasi
Pengusahaan Jalan dan Jembatan adalah kegiatan yang meliputi pendanaan, perencanaan
teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan/atau pemeliharaan Jalan dan Jembatan
yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Badan Usaha yang memenuhi persyaratan sesuai
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan mengenai kerjasama pemerintah dan
badan usaha.
b. Pemeliharaan
Organisasi Pemeliharaan Rutin mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor : 39
tahun 1992 tentang Pedoman Organisasi Dinas. Daerah.
Mengingat lingkup Pekerjaan Pemeliharaan Rutin yang pada kenyataannya dapat tersebar di
ruas-ruas jalan (yang sudah mantap), serta untuk dapat melaksanakan koordinasi dengan
baik, maka Organisasi Pemeliharaan Rutin dibentuk di bawah tanggung jawab Kepala UPTD-
I. UPTD-I merupakan organisasi dari Dinas Pekerjaan Umum Propinsi/Dinas PU Bina Marga
Propinsi yang mengelola Pekerjaan Pemeliharaan Rutin di Wilayah yang dikuasainya.
Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin dapat dibedakan secara swakelola atau dikontrakkan.
1) Swakelola
2) Dikontrakkan
Apabila suatu Cabang Dinas belum mempunyai Unit Pemeliharaan Rutin atau
Peralatan yang dimiliki kurang memadai, maka dimungkinkan melalukan.
Pemeliharaan rutin dengan cara dikontrakkan, dengan struktur organisasi sebagai
berikut (lihat Struktur Organisasi Pemeliharaan Rutin/Dikontrakkan):
Operasi dan pemeliharaan pada sektor Cipta Karya dalam hal ini ialah SPAM (Sistem
Penyediaan Air Minum) Perpipaan Berbasis Masyarakat, sesuai dengan Buku Panduan
Pendampingan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perpipaan Berbasis Masyarakat,
Direktorak Jenderal Cipta Karya.
a. Operasi
Dalam Operasional Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM Perpipaan Berbasis Masyarakat,
terdapat delapan jenis sarana perpipaan, yaitu;
1) Buka katup outlet sesuai dengan kebutuhan air hingga bak penampung
(reservoir) terisi.
2) Buka katup penguras agar kotoran yang terdapat di dalam bak penangkap
air dan bak penampung dapat dibersihkan.
3) Tutup katup penguras agar bak penampung terisi penuh.
d. Pompa;
1) Hidupkan motor penggerak dan perhatikan tekanan air yang dapat dibaca
pada manometer.
2) Memastikan tidak ada kebocoran dalam instalasi perpipaannya.
e. Motor Diesel;
1) Cukup air dalam radiator.
2) Solar cukup.
3) Oli di generator cukup.
4) Saringan udara (filter).
5) Kondisinya baik.
f. Perpipaan;
1) Pengoperasian katup-katup.
2) (Valve) Pengatur aliran air.
3) Pengecekan tekanan padadaerah kritis.
4) Pengoperasian katup pelepasudara (pada saat udara masuk dalam
jaringan perpipaan yang menghambat aliran air).
g. Kran Umum;
1) Gunakan KU secara bergantian,setelah digunakan kran harus ditutup
kembali dan jangan biarkan kran terbuka dan air menetes.
2) Tidak diperkenankan menutupkran sekeras-kerasnya, untuk menghindari
kran cepat aus dan rusak.
3) Tidak diperkenankanmelakukan penyambungan dengan selang dari kran
umum.
h. Hidran Umum;
1) Tidak diperkenankan memasukkan benda apapun kedalam bak penampung,
yang dapat menyebabkan airnya tercemar.
2) Periksa dan pastikan bak telah penuh atau sekurang-kurangnya 3/4 bagian
telah penuh.
3) Perlunya dipasang pelampung atau kontrol level muka air untuk menjaga
ketersediaan air dan terbuangnya air jika tidak ada penggunaan.
4) Periksa dan pastikan apakah meter air dan aliran berjalan dengan baik.
5) Tidak diperkenankan melakukan penyambungan dengan selang dari kran
umum.
b. Pemeliharaan
Dalam Operasional Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM Perpipaan Berbasis Masyarakat,
terdapat delapan jenis sarana perpipaan, yaitu;
Pemeliharaan Perlindungan Mata Air yang dapat dilakukan setiap hari atau minggu yaitu:
Pemeliharaan Perlindungan Mata Air yang dapat dilakukan bulanan atau tahunan adalah:
1) Periksa dan jaga sekitar radius 100 meter dari bangunan penangkap air
dari pencemaran atau kotoran dan kerusakan lingkungan.
2) Bersihkan bangunan bagian dalam penangkap air bila terjadi
penyumbatan.
3) Periksa dan bersihkan pipa peluap dari lumut sehingga tidak terjadi
penyumbatan.
4) Bersihkan bangunan bak penampung dari lumut dan rumput, cat dan
perbaiki dan ganti bangunan pelengkap bila terjadi kerusakan.
5) Cat box valve dan lubang kontrol.
10) Cek SPL terhadap kebocoran dan keretakan bangunan, cek terhadap
katup dan cek pipa terhadap kebocoran.
11) Bersihkan saluran pembuang dari rumput dan kotoran serta periksa bila
ada keretakan.
d. Pompa;
1) Memelihara sekeliling pompa agar tetap bersih.
2) Sumber listrik tetap stabil.
3) Perhatikan jadwal penggantian pelumas.
4) Ikuti petunjuk dari pabrik.
5) Pastikan dudukan pompa kokoh dan kuat sehingga tidak menyebabkan
terjadinya getaran.
6) Getaran pompa akan mempercapat terjadinya kerusakan.
e. Motor Diesel;
1) Membersihkan mesin setiap hari.
2) Membersihkan dan mengganti saringan secara berkala..
3) Mengganti minyak pelumas.
4) Mengencangkan baut-baut dan mur.
f. Perpipaan;
1) Bersihkan jalur pipa dan perlindunganperlintasan.
2) Periksa dan beri tanda bila terjadikelongsoran tanah dan kebocoran pipa
dan untuk mempermudah perbaikan.
3) Lakukan pengurasan pipa denganmembuka pipa penguras pada saat jam
pemakaian minimal.
4) Perawatan perlengkapan perpipaan:jembatan pipa, syphon, thrustblock,
clam pipa dsb.
g. Kran Umum;
1) Jika terjadi kerusakan, segeralakukan perbaikan.
2) Lantai KU harus selalu dibersihkan agar tidak licin dan berlumut.
h. Hidran Umum;
1) Periksa dan bersihkan keadaan sekeliling HU seperti saluran air, SPAL,
bak HU, lantai HU dan lain-lain.
2) Periksa keadaan air dalam bak HU apabila kualitas air menunjukkan
perubahan dari keadaan yang biasanya terjadi.
3) Kuras bak bagian dalam dari kemungkinan kotoran, endapan di dinding
dan dasar bak yang dilakukan pada saat tidak ada pemakaian air.
Operasi dan pemeliharaan pada sektor Perumahan dalam hal ini ialah Bangunan Gedung
Rumah Susun Sederhana Sewa, sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No.24/PRT/M/2008 beserta lampirannya mengenai Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.14/PERMEN/M/2007 mengenai Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa.
a. Operasi
Pengguna bangunan gedung adalah pemilik bangunan gedung, dan/atau bukan pemilik
bangunan gedung berdasarkan kesepakatan dengan pemilik bangunan gedung, yang
menggunakan dan/atau mengelola bangunan gedung atau bagian bangunan gedung sesuai
dengan fungsi yang ditetapkan, dan Pemilik bangunan gedung adalah orang, badan hukum,
kelompok orang, atau perkumpulan, yang menurut hukum sah sebagai pemilik gedung.
Bagi penghuni yang cacat fisik dan lanjut usia berhak mendapatkan perlakuan khusus.
Perlakuan khusus meliputi penempatan ruang hunian dan mobilitas.
Terdapat juga larangan untuk penghuni atau pengguna sarusunawa yang ditentukan dalam
operasionalnya, yaitu;
b. Pemeliharaan
Pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung meliputi persyaratan yang terkait dengan:
Organisasi ini yang bertanggung jawab atas kelancaran operasional bangunan, pelaksanaan
pengoperasian dan perawatan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan secara efisien
dan efektif. Untuk itu, dibutuhkan organisasi dengan ketentuan:
• Seluruh personil mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang jelas dan
terukur.
• Seluruh personil merupakan tenaga trampil dan handal, sudah terlatih dan siap
pakai.
• Manajemen menerapkan pemberian imbalan dan sanksi yang adil.
Struktur organisasi pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung dipimpin oleh seorang
manajer bangunan (building manager), sekurang-kurangnya memiliki empat departemen; Teknik
(engineering), tata grha (house keeping), Layanan Pelanggan, dan Administrasi & Keuangan.
Departemen engineering dan tata grha mempunyai penyelia (supervisor). Departemen umum
dibantu oleh beberapa staf, dan setiap penyelia mempunyai tim pelaksana.
• Arsitektural
o Memelihara secara baik dan teratur jalan keluar sebagai sarana penyelamat
(egress) bagi pemilik dan pengguna bangunan.
o Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur tampak luar bangunan
sehingga tetap rapih dan bersih.
o Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur dalam ruang serta
perlengkapannya.
o Menyediakan sistem dan sarana pemeliharaan yang memadai dan
berfungsi secara baik, berupa perlengkapan/peralatan tetap dan/atau alat
bantu kerja (tools).
o Melakukan cara pemeliharaan ornamen arsitektural dan dekorasi yang
benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di
bidangnya.
• Struktural
o Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur struktur bangunan gedung
dari pengaruh korosi, cuaca, kelembaban, dan pembebanan di luar batas
kemampuan struktur, serta pencemaran lainnya.
o Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur pelindung struktur.
o Melakukan pemeriksaan berkala sebagai bagian dari perawatan preventif
(preventive maintenance).
o Mencegah dilakukan perubahan dan/atau penambahan fungsi kegiatan
yang menyebabkan meningkatnya beban yang berkerja pada bangunan
gedung, di luar batas beban yang direncanakan.
o Melakukan cara pemeliharaan dan perbaikan struktur yang benar oleh
petugas yang mempunyai keahlian dan/atau kompetensi di bidangnya
o Memelihara bangunan agar difungsikan sesuai dengan penggunaan yang
direncanakan.
• Rehabilitasi
Memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakan sesuai
dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap
dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah.
• Renovasi
Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan
sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik arsitektur, struktur maupun utilitas
bangunannya
• Restorasi
Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan
untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan tetap mempertahankan arsitektur
bangunannya sedangkan struktur dan utilitas bangunannya dapat berubah.
• Tingkat Kerusakan
o Perbaikan dan/atau penggantian dalam kegiatan perawatan bangunan
gedung dengan tingkat kerusakan sedang dan berat dilakukan setelah
dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung disetujui oleh
pemerintah daerah.
o Kerusakan bangunan adalah tidak berfungsinya bangunan atau komponen
bangunan akibat penyusutan/berakhirnya umur bangunan, atau akibat ulah
manusia atau perilaku alam seperti beban fungsi yang berlebih, kebakaran,
gempa bumi, atau sebab lain yang sejenis.
o Intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan atas tiga tingkat
kerusakan, yaitu:
§ Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-
struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan
dinding pengisi. Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya
maksimum adalah sebesar 35% dari harga satuan tertinggi
pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas
dan lokasi yang sama.
§ Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non-
struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai,
dan lain-lain. Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya
Penentuan tingkat kerusakan dan perawatan khusus setelah berkonsultasi dengan Instansi
Teknis setempat. Persetujuan rencana teknis perawatan bangunan gedung tertentu dan yang
memiliki kompleksitas teknis tinggi dilakukan setelah mendapat pertimbangan tim ahli
bangunan gedung. Pekerjaan perawatan ditentukan berdasarkan bagian mana yang
mengalami perubahan atau perbaikan.
• Perawatan rutin;
• Perawatan berkala;
• Perawatan mendesak; dan
• Perawatan darurat.
Badan pengelola melakukan pemeriksaan rutin terhadap bangunan rusunawa dan apabila
ditemukan kerusakan pada bangunan rusunawa maka badan pengelola wajib menentukan
jenis perawatan dan penganggaran biaya yang dibutuhkan. Perawatan sebagaimana
dilakukan sesuai tingkat kerusakan terhadap bangunan rusunawa.
Hasil perawatan yang telah dilakukan oleh petugas badan pengelola dilaporkan kepada badan
pengelola dan/atau pemilik bangunan dengan membubuhkan tanda tangan petugas yang
bersangkutan dan penghuni yang satuan huniannya telah dirawat.
C. Latihan
D. Rangkuman
Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut;
1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat
kerja, bangunan dan isinya). Hal ini terutama penting di negara berkembang
karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian. Di negara-negara maju
kadang-kadang lebih menguntungkan untuk ‘mengganti’ daripada ‘memelihara’.
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi
(atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment) maksimum
yang mungkin.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam
kebakaran dan penyelamatan, dan sebagainnya.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
MATERI POKOK 2
A. Perencanaan
1. Inspeksi Rutin.
Dalam melaksanakan tugasnya, pemelihara atau yang mengoperasikan harus selalu
mengadakan inspeksi/pemeriksaan secara rutin di wilayah kerjanya tergantung dari
ketentuan yang sudah dibuat, untuk memastikan bahwa infrastruktur dapat berfungsi
dengan baik sesuai dengan ketentuan. Kerusakan ringan yang dijumpai dalam
inspeksi rutin harus segera dilaksanakan perbaikannya sebagai pemeliharaan rutin.
Selanjutnya Pengamat akan menghimpun semua berkas usulan dan
menyampaikannya ke dinas pada periode waktu yang telah ditentukan.
2. Penelusuran infrastruktur Berdasarkan usulan kerusakan yang dikirim oleh juru
secara rutin, dilakukan penelusuran untuk mengetahui tingkat kerusakan dalam
rangka pembuatan usulan pekerjaan pemeliharaan periode yang akan datang.
3. Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan.
Berdasarkan hasil inventarisasi dilakukan survai identifikasi permasalahan dan
kebutuhan pemeliharaan secara partisipatif, dan dibuat suatu rangkaian rencana aksi
yang tersusun dengan skala prioritas serta uraian pekerjaan pemeliharaan. Dalam
menentukan kriteria pemeliharaan dilihat dari kondisi kerusakan phisik. Pada
hakekatnya pemeliharaan infrastruktur yang tertunda akan mengakibatkan kerusakan
yang lebih parah dan memerlukan rehabilitasi lebih dini. Hasil identifikasi dan analisa
kerusakan merupakan bahan dalam penyusunan detail desain pemeliharaan.
4. Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain Perbaikan Infrastruktur.
a) Survai Dan Pengukuran Perbaikan Jaringan Irigasi
Survai dan pengukuran untuk pemeliharaan infrastruktur dapat dilaksanakan
secara sederhana oleh petugas Dinas/pengelola bersama-sama dengan pihak
yang terlibat dan terkait infrastruktur. Hasil survai yang dituangkan dalam gambar
skets atau diatas gambar as built drawing. Sedangkan untuk pekerjaan perbaikan,
perbaikan berat maupun penggantian harus menggunakan alat-alat tertentu untuk
mendapatkan hasil yang akurat. Hasil survai dan pengukuran ini selanjutnya
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan rencana kerja yang telah
disusun oleh Dinas/Pengelola infrastruktur bersama dengan pihak yang terlibat atau terkait.
Adapun waktu pelaksanaannya menyesuaikan dengan jadwal yang telah disepakati bersama
dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota/Gubernur sesuai kewenangannya. Pelaksanaan
pemeliharaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
2. Pelaksanaan Pemeliharaan
Setiap akhir periode dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan proses pemeliharaan yang
sedang dijalankan di lapangan. Setiap akhir pekerjaan dilakukan juga evaluasi untuk
penyempurnaan kegiatan pemeliharaan yang akan datang. Hasil evaluasi tersebut dikirimkan
kepada penanggungjawab pekerjaan. Juru/Pengamat infrastruktur mencatat hasil kegiatan
pemeliharaan didalam buku catatan pemeliharaan (BCP). Didalam BCP dapat diketahui
bagian phisik mana yang sudah dan yang belum dilaksanakan pemeliharaannya.
Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut terutama ditujukan untuk keperluan perbaikan
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang sedang berjalan. Sedangkan untuk perbaikan
perencanaan program pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap
akhir tahun. Dengan melihat hasil evaluasi tahunan tersebut, dapat dipelajari masalah dan
kekurangan yang pernah terjadi, sehingga dapat dilakukan perbaikan rencana tahun
berikutnya. Apabila pekerjaan sudah selesai, penilaian hasil pekerjaan dilakukan terhadap
kuantitas dan kualitas pekerjaan. Juga evaluasi dilakukan terhadap fungsi atau kinerja
infrastruktur melalui penelusuran dan pengujian lapangan (trial-run).
• Laporan bulanan
o Penggunaan bahan swakelola
o Realisasi pekerjaan yang diborongkan
• Laporan Tahunan
Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibuat oleh pelaksana kegiatan dan
disampaikan kepada Dinas/pengelola infrastruktur.
D. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan Inspeksi Rutin dalam tahap perencanaan operasi dan
pemeliharaan?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pemeliharaan Infrastruktur secara
Swakelola!
E. Rangkuman
Pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan rencana kerja yang telah disusun
oleh Dinas/Pengelola infrastruktur bersama dengan pihak yang terlibat atau terkait.
Adapun waktu pelaksanaannya menyesuaikan dengan jadwal yang telah disepakati
bersama dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota/Gubernur sesuai kewenangannya.
Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut terutama ditujukan untuk keperluan perbaikan
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang sedang berjalan. Sedangkan untuk perbaikan
perencanaan program pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap
akhir tahun. Dengan melihat hasil evaluasi tahunan tersebut, dapat dipelajari masalah
dan kekurangan yang pernah terjadi, sehingga dapat dilakukan perbaikan rencana tahun
berikutnya. Apabila pekerjaan sudah selesai, penilaian hasil pekerjaan dilakukan
terhadap kuantitas dan kualitas pekerjaan. Juga evaluasi dilakukan terhadap fungsi atau
kinerja infrastruktur melalui penelusuran dan pengujian lapangan (trial-run).
PENUTUP
1. Berikut ini yang bukan merupakan bagian dari tujuan pemeliharaan adalah
a. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset
b. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan
c. Untuk menjamin pengeluaran keuangan yang jelas
d. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan
e. Untuk menjamin keselamatan
2. Pemeliharaan yang diorganisasi dan dilakukan dengan pemikiran masa
depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya adalah pengertian dari
a. Planned Maintenance
b. Emergency Maintenance
c. Preventive Maintenance
d. Corrective Maintenance
e. Shutdown Maintenance
3. Pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan
sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan, dan dimaksudkan
untuk mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi
yang diterima adalah pengertian dari
a. Planned Maintenance
b. Emergency Maintenance
c. Preventive Maintenance
d. Corrective Maintenance
e. Shutdown Maintenance
4. Pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk
penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi
yang bisa diterima adalah pengertian dari
a. Planned Maintenance
b. Emergency Maintenance
c. Preventive Maintenance
d. Corrective Maintenance
e. Shutdown Maintenance
5. Berikut ini ialah yang merukan salah satu kegiatan monitoring dan evaluasi
dalam jaringan irigasi adalah
a. Kalibrasi alat ukur
b. Laporan keadaan air dan tanaman
c. Pembagian air sekunder dan primer
d. Rekap provinsi
e. Rekap kabupaten per-masa tanam
B. Umpan Balik
Cocokan jawaban anda dengan Kunci Jawaban, untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Modul.
Hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi pada Modul ini.
Untuk latihan soal, setiap soal memiliki bobot nilai yang sama, yaitu 20/soal.
80 – 89 % = Baik
C. Tindak Lanjut
Tujuan dari Pelatihan Manajemen Konstruksi (SIDLACOM) ialah agar para CPNS
memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai SIDLACOM (Survey, Investigation,
Design, Land Acquisition, Construction, Operation and Maintenance) dalam manajemen
konstruksi.
Pentingnya kompetensi ini dimiliki agar para CPNS memiliki kualitas dan komitmen yang
tinggi dalam bekerja sesuai dengan bidang dan unit organisasiya. Uraian dari materi
pokok 1 sampai dengan materi pokok 3, baru menjelaskan mengenai pentingnya Operasi
dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance) dalam manajemen konstruksi.
Masih banyak hal-hal yang tidak disampaikan dalam modul ini, diantara dari mata
pelatihan dalam pelatihan ini, ada pula yang menjadi mata pelatihan pada program
pelatihan jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu untuk lebih memahami mengenai
Perencanaan Konstruksi, peserta dianjurkan untuk mempelajari, antara lain:
1. Bahan bacaan yang telah digunakan untuk menulis modul ini, sebagaimana
tersebut dalam daftar pustaka.
2. Modul mata pelajaran lain seperti Manajemen Konstruksi dan Modul terkait lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
GLOSSARIUM