2TS12844
2TS12844
2TS12844
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu pondasi tiang umumnya terdiri lebih dari satu tiang atau disebut tiang
kelompok. Tiang kelompok ini biasanya disatukan oleh kepala tiang yang juga
Pile cap tersebut biasanya dibuat dari beton bertulang, dituangkan langsung
pada tanah kecuali jika tanah bersifat ekspansif. Pile cap untuk konstruksi lepas
pantai sering dicetak dari form baja. Pile cap tersebut mempunyai suatu reaksi
yang merupakan sederet beban terpusat (tiang pancang). Perencanaan pile cap
juga mempertimbangkan beban kolom dan momen dari setiap tanah yang
mendasari pile cap (jika poer berada di bawah permukaan tanah), dan berat pile
cap.
4
5
mengangkut beban yang sama mungkin hampir benar bila hal berikut dipenuhi :
Umumnya, jarak antar tiang dalam kelompok berkisar antara 2,5D sampai
3D. Dimana D adalah diameter atau lebar tiang pancang. Ketentuan ini
Strut and tie model pertama kali diperkenalkan oleh Ritter (1989), Morsch
(1902) sebagai Truss Analogy Model. Morsch menggunakan bentuk rangka batang
(truss) dengan memperhatikan pola retak pada beton bertulang akibat beban.
Rangka batang ini terdiri dari batang desak dan batang tarik, sejajar dengan arah
memanjang dari balok, batang desak diagonal dan batang tarik vertikal. Berbagai
truss-model dikembangkan oleh para peneliti yang akhirnya pada tahun 1982-
1993 Schaich, Schafer dan Jenewein mengembangkan suatu model strut and tie
model. Di dalam ACI 318-02 strut and tie model didefenisikan sebagai suatu
7
model struktur rangka dari suatu elemen struktural atau dari sebuah D-Region
dalam elemen tersebut, yang terdiri dari batang-batang desak dan batang-batang
and tie model sesuai bila digunakan pada struktur yang mengalami D-Region.
tidak sesuai dengan hipotesa Bernoulli, menghasilkan daerah pada elemen balok
dianggap rata dan tegak lurus garis netral sebelum dan sesudah lentur. Daerah ini
dapat dirancang dengan hitungan standar yang ditetapkan dalam peraturan struktur
beton seperti SNI 03-2847-2002. Sedangkan daerah D adalah daerah yang tidak
diutamakan untuk daerah D, sedangkan pada daerah B strut and tie model dapat
dapat diketahui pembagian D-region dan B-region secara praktis seperti pada
Gambar 2.2 B-region dan D-region pada menurut azas Saint Venant
Gambar 2.3 B-region dan D-region pada struktur balok; (a) balok menerus
dengan lubang bukaan; (b) balok dengan beban terpusat; (c) balok ujung
berteras dengan tumpuan pada kolom (sumber: Nawy, Edward G.,
Reinforced Concrete A Fundamental Approach)
9
Sebagai pemodelan yang menggunakan rangka batang (truss), strut and tie
sendiri terdiri dari batang desak (strut), batang tarik (tie) dan joint (node).
Gambar 2.4 Alur tegangan dalam dan strut and tie model pada balok tinggi
sederhana dengan tumpuan (sumber: Wang, Chu-Kia, Salmon, Charles G.,
Pincheira, Jose A., Reinforced Concrete Design)
Elemen strut adalah resultan dari batang desak pada model strut and tie.
Pada prakteknya, bentuk dari area desak dapat bermacam-macam bergantung pada
tiga bentuk dari area desak ini. Bentuk yang dasar berupa potongan area berbentuk
menyebar pada jarak tertentu dari titik pusat beban. Untuk sederhananya dalam
desain, bottle-shaped ini sering diidealkan sebagai strut prismatik. Bentuk ketiga
10
adalah fan-shaped, pada desainnya bentuk ini juga sering dimodelkan sebagai
Gambar 2.5 Bidang desak dasar: (a) bidang parallel; (b) bidang bottle-
shaped; (c) bidang fan-shaped (sumber: Wang, Chu-Kia, Salmon,
Charles G., Pincheira, Jose A., Reinforced Concrete Design)
searah tegak lurus aksis strut. Pada bottle-shaped strut, penyebaran tegangan
desak dari ujung ke tengah batang strut akan cenderung terbagi-bagi di dekat
ujungnya. Hal ini menyebabkan strut akan melemah. Pada prakteknya, aliran gaya
dalam bottle-shaped strut dapat diidealkan sebagai strut and tie model.
Gambar 2.6 Perilaku fan (kipas) pada balok tinggi: (a) bidang tegangan fan-
shaped; (b) strut and tie model (sumber: Wang, Chu-Kia, Salmon, Charles G.,
Pincheira, Jose A., 2007, Reinforced Concrete Design)
11
Gambar 2.7 Strut bottle-shaped; (a) sebaran retak di dekat ujung strut; (b)
bentuk ideal strut and tie model dari sebuah strut (sumber: Wang, Chu-Kia,
Salmon, Charles G., Pincheira, Jose A., Reinforced Concrete Design)
Tie merupakan batang tarik pada strut and tie model. Tie terdiri dari
disekelilingnya. Sebuah tie dapat terdiri satu atau beberapa lapisan tulangan.
melintang tie. Sebagai catatan, pusat dari tulangan harus bertepatan dengan aksis
tie pada model. Pada kenyataannya, daya dukung tie hanya diberikan oleh
tulangan saja (dengan asumsi bahwa beton disekitarnya tidak mendukung gaya
Gambar 2.8 Tie tarik terdiri dari beberapa lapisan tulangan ditambah
dengan sebagian beton di sekelilingnya (sumber: Wang, Chu-Kia, Salmon,
Charles G., Pincheira, Jose A., Reinforced Concrete Design)
12
2.4.3 Node
Pertemuan antara dua atau lebih strut dan tie didefenisikan sebagai node.
Daerah di sekitar node disebut nodal zone. Pada model struktur, sedikitnya tiga
buah gaya harus bertemu pada sebuah node, dengan maksud untuk memenuhi
diklasifikasikan sebagai C-C-C node dengan tiga buah batang strut yang bertemu
dalam satu node, C-C-T node dengan dua batang strut dan satu batang tie bertemu
dalam node.
Pada perancangan, dimensi awal sebuah nodal zone ditentukan dari ukuran
strut, tie dan bearing area akibat beban yang bekerja, seperti ukuran kolom
perubahan apabila pada perhitungan ditemukan bahwa salah satu atau lebih sisi
pada node tidak mampu mendukung tegangan dari strut dan tie.
Apabila sisi dari nodal zone tegak lurus dengan aksis strut, gaya desaknya
akan sama besarnya di setiap sisi. Pada kondisi tersebut, dimensi nodal zone
memiliki bagian yang sama dengan gaya yang bekerja. Nodal zone tersebut sering
desak pada area yang melintang diletakkan tegak lurus terhadap strut atau tie, di
bawah batas desak nodal zone. Pendekatan ini dapat juga digunakan untuk nodal
zone dengan empat atau lebih strut atau tie yang bertemu pada satu node.
Dalam desain, langkah pertama dan yang paling penting adalah memilih
sebuah rangka batang yang secara statik dapat diterima (statically truss). Sebuah
model strut and tie merepresentasikan lower bound theorem of plasticity, yang
menyatakan bahwa suatu struktur tidak akan berada di ambang keruntuhan bila
terjadi keseimbangan antara beban dan distribusi tegangannya sehingga setiap titik
pada struktur mengalami tegangan dibawah tegangan lelehnya. Oleh karena itu
dimungkinkan terbentuknya lebih dari satu bentuk model truss yang setimbang
kondisi tersebut di atas adalah aman, beberapa bentuk lainnya dapat juga dipilih.
Karena tie pada umumnya lebih fleksibel daripada strut, sebuah model dengan
14
jumlah tie minimum dan terpendek dapat dipilih. Pada gambar di bawah terlihat
model (a) sebagai model yang lebih dipilih, dibandingkan dengan model (b) yang
selain lebih kompleks, juga memiliki batang tie yang lebih panjang serta terdapat
batang strut yang saling bersilangan. Kondisi model (b) tidak diijinkan oleh
peraturan ACI.
Gambar 2.10 Strut and tie model pada balok tinggi dengan beban merata
(sumber: Wang, Chu-Kia, Salmon, Charles G., Pincheira, Jose A.,
Reinforced Concrete Design)
daerah desak yang terjadi pada struktur. Untuk elemen yang terisolasi atau
struktur yang lebih kompleks, pemilihan model truss yang sesuai akan lebih sulit
berbasis komputer untuk membantu dalam pemilihan model strut and tie. Banyak
dikembangkan oleh Kuchma dan timnya. Software ini berupa perangkat berbasis
desain grafis yang secara baik memudahkan penggunaan model strut and tie.
Setelah model strut and tie yang sesuai diperoleh, kemampuan elemen-
elemennya (strut, tie dan nodal) harus diperiksa. Perencana harus menyadari
bahwa penentuan dimensi strut, tie dan nodal zone adalah sebuah prosedur iterasi,
yang di banyak kasus akan memerlukan perubahan bentuk model strut and tie.
Pemilihan model struktur truss dari Strut and Tie Model yang dapat
3. Model truss strut and tie model dibuat dengan mengikuti pola
(b)
Gambar 2.11 Model truss dan sebaran tegangan pada balok tinggi; (a) garis
trajektori tegangan pada balok yang dibebani beban merata; (b) bentuk
ideal truss yang mengikuti pola garis trajektori (sumber: Nawy, Edward G.,
Reinforced Concrete A Fundamental Approach)
sebagai berikut :
antar tulangan.
17
Gambar 2.12 Metode perambahan beban (load path method) (sumber: Fu, C.
C., The Strut-and-Tie Model Of Concrete Structures)
terlebih dahulu keseimbangan luar sehingga beban kerja dan reaksi berada
A dan B tidak saling berpotongan. Load path pada A dan B akan bermuara
model load path A-A dan B-B. Load path A-A harus berhubungan dengan
18
mengidealisasikan load path A-A dan B-B dengan suatu poligon yang terdiri
dari batang tarik dan batang desak, maka terbentuklah strut and tie model.
Dalam menentukan bentuk dari strut and tie model dapat dengan melihat
bentuk yang sudah umum digunakan maupun bentuk yang sudah pernah
bentuk standar, karena itu dapat dibuat analisis mendetail untuk menentukan
model standar yang dapat diterapkan pada bentuk yang sama dengan ukuran
berbeda. Model-model strut and tie yang dianjurkan pada beberapa bentuk
1. Strut and tie model didasarkan pada static limit analysis (lower
struktur yang lebih rendah (tidak ada load path yang mengalami
overstressed)
20
2. Strut and tie model berlaku untuk semua geometrik dan semua pola
pembebanan.
seimbang.
b. Semua gaya tarik didukung oleh baja tulangan dengan atau tanpa
baja prategang.
mekanisme labil.
pembebanan.
21
Pada saat pembentukan model strut and tie perlu juga diperhatikan beberapa
hal, sehingga model yang dibentuk merupakan suatu bentuk yang optimal dan
adalah :
dan susut)
2.6 Strut and Tie Model Pile Cap Dengan Kombinasi Beban
Pile cap cenderung dibebani oleh kombinasi beban yang besar dengan
bebarapa variabel yang mempengaruhinya seperti beban angin, salju dan gempa.
Oleh karena itu, pile cap harus dirancang agar mampu mendukung kombinasi
Dengan asumsi bahwa semua tiang pancang memiliki kekakuan yang sama
dan pile cap dibebani oleh sebuah kolom, maka ada empat kondisi bentuk desain
22
yang dibedakan menurut rasio beban aksial dan momen yang terjadi pada
dimensi seperti pada balok. Pada pile cap, pemilihan bentuk strut and tie model
a) Tidak ada resultan momen pada tegangan desak konstan dari kolom,
Gambar 2.14 Strut and tie model dengan kondisi kolom tanpa momen
b) Resultan momen kecil pada tegangan desak normal dari kolom, tegangan
Gambar 2.15 Strut and tie model dengan kondisi momen kecil pada kolom
23
c) Resultan momen merata untuk desak dan tarik normal pada kolom tetapi
Gambar 2.16 Strut and tie model dengan kondisi momen sedang pada kolom
d) Resultan momen besar untuk desak dan tarik pada kolom dan kombinasi
Gambar 2.17 Strut and tie model dengan kondisi momen besar pada kolom
pemakaian analogi desainnya akan menyesuaikan dengan bentuk pile cap tiga-
dimensi.
24
Bila bagian pembebanan tidak berada pada bidang datar utama, Schlaich
menyarankan penggunaan strut and tie model tiga-dimensi (3D). Pada beberapa
setiap bidang sisinya. Misalnya pada sebuah balok-I (I-beam) yang dapat dianalisa
dengan menggunakan dua buah model 2D, pada bidang flange dan web, dengan
Gambar 2.18 Kondisi strut and tie model 3D yang di selesaikan dengan
analogi 2D; (a) balok-I dengan strut and tie model pada setiap bidangnya;
(b) strut and tie model 3D pile cap empat tiang pancang membutuhkan
penyederhanaan 2D pada nodal zone-nya
Analisis pile cap empat tiang pancang, seperti ilustrasi pada gambar (b),
dapat dilakukan dengan mempertimbangkan bidang diagonal (di luar bidang datar
tiga-dimensi
25
strut benar-benar berada pada titik pusat dan area node memiliki
Prosedur yang paling logis, dengan analogi 2D, adalah menganggap resultan
beban pada strut dan tie berada pada satu bidang yang sama. Kemudian
memprosesnya dengan menganggap resultan gaya tie berada pada bidang vertikal
strut. Mudahnya seperti yang terlihat pada gambar (b) di atas, pile cap empat tiang
yang terdapat bidang diagonal di dalamnya. Pada bidang diagonal tersebut kondisi
strut bertemu pada satu node yang sama. Pada kasus perencanaan pile cap, yang
strut and tie model ditentukan oleh nodal zone dari kolom dan tiang pancang.
Gambar 2.19 Distribsi tegangan pada pile cap empat tiang pancang tiga-
dimensi yang membentuk strut and tie model
26
pancang)
pengaruh batang tarik (dua kali jarak tepi ke pusat area tulangan
baja)
Sebagai catatan, luas penampang strut diagonal merupakan area yang tegak lurus
strut and tie model. Desain pendekatan dasar dapat menunjukkan bahwa
pemodelan strut and tie yang terpilih (truss ideal) mampu untuk mentransfer
beban ke tumpuan dan ke daerah di dekat B-region. Berdasarkan hal itu, strut and
1. Strut and tie model harus berada dalam kondisi setimbang terhadap
3. Tie diperbolehkan bersilangan dengan strut atau tie lainnya. Tie yang
ACI mereduksi kemampuan strut yang disilang oleh tie atau ketika
4. Sudut antara garis strut dan tie pada sebuah node tidak boleh kurang
dari 25o. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi retakan dan untuk
5. Kekuatan strut, tie dan node harus memenuhi kebutuhan dasar yakni :
ØFn > Fu
Dimana, Fn adalah kuat nominal dari strut, tie dan node, Fu adalah
gaya pada strut dan tie, atau gaya yang mengarah pada node, Ø adalah
faktor reduksi konstan bernilai 0,75 yang digunakan strut, tie dan
node.