1. Mengapa disebutkan bahwa Filsafat perlu Dikembalikan pada Pendidikan
tinggi?
Jawab :
Filsafat memandang manusia sebagai makhluk berpikir (Homo Sapiens),
namun filsafat juga menegaskan bahwa tidak semua manusia secara otomatis dapat memanusiakan diri sebagai pemikir sejati. Kesadaran diri sebagai makhluk berpikir merupakan langkah awal bagi manusia khususnya mahasiswa dalam menempatkan diri sebagai pribadi istimewa yang berbeda dari yang lainnya dengan berusaha mengembangkan daya pemikiran atau kemampuan berpikirnya secara baik, aktif, kreatif jujur, dan benar. Filsafat disebut sebagai mother of science karena pada mulanya seluruh ilmu dikatakan sebagai filsafat hingga pada akhirnya ilmu-ilmu tersebut memisahkan diri dari filsafat dan disebut ilmu pasti. Filsafat perlu dikembalikan pada pendidikan tinggi sebab filsafat mampu membuat seseorang semakin menjadi kritis, komprehensif, dan logis. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak problem-problem yang tidak bisa dipecahkan oleh ilmu-ilmu pasti lainnya tapi bisa dan mampu dipecahkan oleh filsafat.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Mata kuliah ini, mampu memberi arti penting terhadap orientasi, tujuan, jalan dan peta kehidupan. Dalam konteks lain, mata kuliah ini, sekaligus mampu menelusuri perkembangan kekinian yang bertumpu pada rumus dan kajian kesadaran diri, baik pada aspek koginisi (intelektualitas); apeksi maupun psikomotorik sebagai calon manusia yang memiliki kehendak untuk memilih dan menentukan pilihan hidup disertai dengan logika-logika yang dipilihnya.
2. Bagaimana cara melatih atau mengajar mahasiswa untuk jadi pemikir,
bukan hanya spesialis?
Jawab :
Dalam proses belajar mengajar tentu peran dosen sangat berpengaruh
terhadap pembentukan karakter mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang kritis. Berpikir kritis sendiri menurut ahli memiliki tingkat kepentingan yang hampir sama dengan menulis dan membaca sebagai kompetensi akademis. maka defenisi berpikir kritis adalah interpretasi serta evaluasi dalam melakukan observasi, menangkap informasi, melakukan komunikasi serta berargumentasi secara aktif. penting bagi seorang dosen untuk memberikan tenkin pembelajaran yang memfokuskan kepada mahasiswa untuk berfikir, agar mahasiswa juga terbiasa untuk berfikir kritis, dengan cara itu pula dosen dapat meningkatkan semangat mahasiswa untuk belajar dan dapat mencapai hasil yang optimal dalam kasus belajar mengajar, mahasiswa juga akan terlatih untuk menyelesaikan masalah baik dalam dilingkungan kampus maupun luar lingkunga kampus. ini semua akan didapat jika dosen mampu untuk memaksimalkan bagaimana caranya agar mahasiswa/i berpikir kritis. keaktifkan disetiap mahasiswa/i berbeda-beda namun bisa dilatih terus menurus agar bisa berkembang dan menjadi kemampuan yang bisa dimanfaatkan mahasiswa/i dalam kehidupan dimasyrakat serta berbagai macam masalah. seorang mahasiswa/i dikatakan sudah berpikir keritis apabila memenuhi persyaratan berikut ini, mahasiswa/i mampu membedakan mana informasih yang relevan, ketentuan untuk memilih fakta ketika ingin melakukan pernyataan, mampu untuk mengidentifikasi fakta yang bisa dipercaya dan yang tidak.
3. Apa perbedaan antara pemikir dan spesialis?
Jawab :
Hal yang paling menarik, dari memperbincangkan “pemikir” dan
“spesialis“, ialah keterlibatan pikiran. Sejarah panjang pergulatan umat manusia telah menunjukkan bahwa kekuatan fisik manusia boleh lemah dan hancur, tetapi pikiran manusia tetap hidup dan menang. Karena pikiran, pada dirinya memiliki nilai-nilai keluhuran. Maka dalam pengertian sesingkat-singkatnya, perbedaan utama antara pemikir di satu sisi, dan spesialis pada sisi lain, ialah cakupan dan ruang lingkup yang dikuasai. Ilmu pengetahuan sifatnya dinamis dan akan terus berevolusi. Dari pada itu, manusia mulai menemukan bidang-bidang keilmuan dan sub-sub ilmu baru yang memaksa manusia sulit untuk menguasai betul keseleruhan ilmu pengetahuan itu. Maka pengertian pemikir sebelum abad dua puluh satu dan setelahnya, mengalami perubahan makna. Pemikir saat ini lebih dimakani sebagai sesorang yang berfokus pada bidang tertentu, seperti ahli biologi disebut biolog, ahli dalam filsafat disebut filsuf, dan seterusnya. Sehingga pengertian pemikir dewasa ini, ialah spesialis itu sendiri. Jika kita merujuk pada pengertian “pemikir” pada zaman klasik, ia bermakna seseorang yang memiliki perhatian pada sejumlah bidang studi secara bersamaan. Pengertian klasik ini baru pudar dengan adanya fiksasi pembagian kerja intelektual ke dalam bidang-bidang studi terpisah yang terjadi sejak akhir abad ke-19 dan secara global pada abad ke- 20. Dan kekhasan para pemikir klasik, dapat kita liat dari luasnya cakupan maupun jangkauan objek pemikirannya.
4. Bagaimana Menerapkan Filosofi pada Kehidupan sehari-hari, Keluarga,
dan Pekerjaan?
Jawab :
Penerapan filosopi pada kehidupan sehari-hari, keluarga, dan pekerjaan
dapat dilakukan dengan membangun pribadi yang berkarakter, meningkatkan kualitas berfikir secara universal, multidimensional, komprehensif, dan mendalam tetapi tetap menggunakan logika (kebenaran berfikir), tidak mudah terpengaruh oleh faktor eksternal, selalu berperilaku dan mempunyai etika yang baik terhadap sesama. Dengan berfilosopi, seseorang akan lebih menjadi manusiawi karena terus melakukan perenungan akan menganalisa hakikat jasmani dan hakikat rohani manusia dalam kehidupan sehari-hari agar bertindak lebih bijaksana baik dalam lingkup pribadi maupun sosial.
Kebiasaan menganalisa segala sesuatu dalam hidup seperti yang terdapat
pada metode filsafat, akan menjadikan seseorang lebih cerdas, kritis, sistematis, dan objektif dalam melihat dan memecahkan masalah pada kehidupan sehari-hari, keluarga maupun pekerjaan sehingga dapat meraih keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup.
Menerapkan filosofi dalam sisi humanisme juga dapat dilakukan dengan
mengembangkan manusia dari segi keterampilan, kekreatifan, dan praktek dalam hidup, sedangkan dari aspek akademik dapat dilakukan dengan lebih menekankan nilai kognitif, dan ilmu murni lainnya.