Anda di halaman 1dari 2

COURSEWORK 4 ARTIKEL ISTIMEWA

Nama : Natasya Lee

Kelas : COMM 24-3SP

NIM : 20110240587

Cantik harus Putih dan Langsing?

Menjadi perempuan dengan penampilan cantik merupakan impian dari seluruh perempuan.
Tidak terlepas dari peran media, konsep cantik secara standar didefinisikan dengan langsing, putih, dan
tinggi. Cobalah lihat iklan atau promosi produk kecantikan di berbagai media. Seperti apakah kecantikan
yang ditawarkan? Cantik itu berarti berkulit putih, langsing, berambut hitam lurus, serta bertubuh tinggi
semampai. Karena itu remaja millenial rela melakukan diet ketat supaya selangsing artis-artis yang
mereka anggap cantik. Hal ini dibuktikan melalui polling yang dilakukan @rahasiagadis (komunitas
perempuan), sebanyak 81% dari pengikutnya di Instagram merasa tidak puas dengan berat badan
mereka yang tidak sekurus perempuan-perempuan cantik lainnya di sosial media.

Bukan hanya berat badan saja yang dijadikan syarat “cantik”, melainkan kulit putih bersinar
layaknya artis-artis dalam Drama Korea. Menurut survey ZAP Index Beauty pada 2018, sebanyak 73,1
persen dari seluruh responden tersebut (wanita umur 18-65 tahun), sepakat bahwa definisi "cantik"
adalah memiliki kulit bersih, cerah, dan glowing. Karena persepsi inilah, tak sedikit remaja putri tumbuh
dengan merasa tertekan untuk mengubah warna kulit alami dan diet habis-habisan supaya
mendapatkan gelar “cantik” itu. Padahal inner beauty dari seorang wanita juga tak kalah penting. Jadi,
bagaimanakah arti cantik yang sesungguhnya?

Persepsi sosial dimana wanita cantik haruslah putih langsing ini jelas salah. Menurut psikolog
anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwijojo anggapan yang berkembang di masyarakat Indonesia ini
jelas hanyalah mitos belaka. Hal inilah harus diubah dengan menanamkan kepercayaan bahwa semua
remaja wanita itu cantik dan memiliki kesempatan yang sama untuk bisa sukses tidak peduli apapun
warna kulitnya & berapapun berat badannya.

Tergila-gila menjadi putih bukan kabar baru lagi di dunia ini. Di era modern ini, ideologi kulit
putih dibawa oleh iklan-iklan produk kecantikan global serta image artis-artis atau selebgram berkulit
putih . Faktanya, kulit putih tak menjamin kulit yang sehat. Apalagi jika prosesnya menimbulkan bahaya
karena dilakukan dengan trik-trik secepat kilat yang belum tentu mengandung bahan aman. Perempuan
Indonesia harusnya lebih mementingkan perawatan kulit yang bertujuan bikin sehat, bukan putih.
Obsesi sebagian Generasi Z adalah lebih mementingkan kulit putih daripada bahagia.

Padahal ada banyak artis kenamaan Indonesia yang tetap kelihatan cantik dengan kulit gelap.
Salah satunya adalah Tara Basro yang akhir-akhir ini menghebohkan dunia maya dengan penampilannya
dalam pagelaran Festival Film Indonesia (FFI) beberapa waktu lalu. Ia tampil dengan percaya diri
memperlihatkan bentuk tubuh terbarunya yang kini lebih berisi serta memperlihatkan selulit di
tubuhnya.
Hal ini tentu saja menjadikan istri dari Daniel Adnan itu sebagai motivasi untuk perempuan agar
selalu percaya diri dengan bentuk tubuh. Ia menjelaskan bahwa saat ini bukan tipe orang yang
mengasosiasikan tubuhnya dengan angka. Akan tetapi, ia lebih memilih untuk mengetahui apa yang
tubuhnya butuhkan saat ini. Tara menekankan bahwa berat badan seseorang tidak bisa sama sekali
dibandingkan dengan orang lain karena setiap orang berbeda. Walau tak sedikit komentar jahat tentang
bentuk tubuhnya, ia menjelaskan tentang betapa pentingnya untuk tidak mengikuti arus tapi tahu apa
yang dibutuhkan tubuh kita.

Tara Basro jelas mematahkan mitos bahwa perempuan cantik haruslah putih dan langsing.
Memang tidak instant untuk mengubah dan mematahkan mitos yang sudah mengakar ini. Untuk
mengubah persepsi sosial ini salah satunya bisa dilakukan dengan membantu remaja dengan melihat
potensi lain dari dalam dirinya. Sehingga peremepuan yang memiliki kulit gelap atau sawo matang ini
tidak hanya memikirkan penampilan fisik tetapi membuat dirinya lebih positif dalam memandang dirinya
sendiri.

Mungkin kulit putih & tubuh langsing bisa mendeskripsikan "cantik". Tapi cantik itu tidak
melulu soal visual. Cantik juga bisa terpancar dari kepribadian & kecerdasan seorang wanita. Daripada
terus-menerus berkutat dengan memperbaiki penampilan fisik yang bahkan berujung fatal dengan
proses yang buat stress, lebih baik tampilkan kepada orang lain bahwa kita memiliki passion dan
kemampuan serta potensi yang bisa dikembangkan. Tentunya hal ini buat kita akan terlihat lebih
menonjol dan menginsipirasi banyak orang dibandingkan wanita lain yang memang hanya menonjolkan
kecantikan fisik saja.

Tunjukkan kepada mereka bahwa dengan warna kulit apapun, segendut apapun badan kita, kita
tetaplah wanita yang cantik. Berani untuk mengeluarkan potensi yang ada di dalam diri serta, tunjukkan
kelebihan yang ada di dalam diri kita. Disitu bisa kelihatan cantiknya. Yang terpenting adalah wanita
tersebut harus merasa percaya diri dan nyaman dengan dirinya sendiri.

Tak hanya itu, meskipun mitos wanita kulit putih dan langsing pasti cantik dan sukses sudah
terlanjur berkembang dimana-mana, untuk mematahkannya seorang wanita juga perlu dukungan dari
orang-orang di sekitar dan lingkungannya bahwa semua akan baik-baik saja meski memiliki warna kulit
gelap & tubuh lebih berisi.

Memang, keinginan mempunyai tubuh langsing dan kulit putih tidak menjadi masalah apabila
disertai dengan motivasi yang benar, tujuan serta cara yang benar juga. Bukan karena ikut-ikutan arus,
misalnya ingin menjadi seperti idol-idol Kpop supaya dipandang cantik. Ini jelas motivasi yang salah.
Bukan juga dengan proses yang membuat tekanan batin yang malah mengubur “kecantikkan” yang
sejati dalam diri kita. Cantik adalah persoalan menerima tubuh dengan penerimaan yang tulus dan
menanamkan kepercayaan dalam diri sendiri bahwa kita cantik tanpa butuh pengakuan dari orang lain.
Jadi, marilah kita sebagai sesama wanita saling mendukung & buktikan pada dunia bahwa percaya diri
adalah “cantik” yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai