Disusun oleh:
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Merit system adalah salah satu sistem manajemen sumber daya manusia.
Sistem ini berkaitan dengan proses seleksi dan promosi pekerja. Dalam proses
tadi, pertimbangan utamanya adalah kompetensi dan kinerja. Oleh karena itu,
hal lain seperti koneksi atau hubungan politik tidak diperhitungkan. Sehingga,
kekuatan “orang dalam” tidak akan terpengaruh disini. Sejatinya, penerapan
sistem merit berbeda-beda bergantung pada budaya perusahaan. Beberapa
negara juga punya aturan terkait mengenai sistem ini.
Dalam sistem itu, pekerjaan didapat lewat dukungan partai politik. Hal ini
dituliskan oleh American Historical Association. Dalam sistem ini, ada tuntutan
untuk mendukung sebuah partai. Jika partai itu menang, kamu akan diberi
pekerjaan bersektor publik. Orang yang direkrut oleh penguasa sebelumnya
akan kamu gantikan. Tidak ada pertimbangan apa pun selain hal ini. Ini terjadi
pada tahun 1800-an. Sayangnya, sistem ini menurunkan kualitas pekerjaan.
Pelayanan publik pun menjadi kacau balau. Akhirnya, Kongres AS mengesahkan
2
Undang-undang Dinas Sipil tahun 1882. Aturan ini bisa mencegah berlakunya
patronage system dan pada akhirnya, keadilan pun bisa lebih mudah didapatkan.
3
Reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah
yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi,
bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi,
dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. Dalam
pelaksanaan reformasi birokrasi, pihak-pihak yang terlibat adalah: 1) Agen
Perubahan, 2) Instansi Pemerintah, 3) Pimpinan dan/atau pegawai instansi
pemerintah, 4) Kelompok kumpulan dari individu-individu dalam suatu instansi
pemerintah yang memiliki tujuan yang sama, 5) Unit Kerja di lingkungan Instansi
Pemerintah, 6) Forum Agen Perubahan, 7) Tim Reformasi Birokrasi Internal (Tim
RBI).
4
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), yang telah dilakukan
sejak 2017 hingga 2019. Eka memaparkan akan segera melaksanakan apa yang
menjadi rekomendasi dari tim evaluator Kemenpan-RB., sehingga Kabupaten
Bekasi mampu mewujudkan Pemerintahan yang bersih. Eka pun menyatakan
untuk terus berupaya meningkatkan pencapaian tersebut, dan berkomitmen akan
terus memperbaiki kekurangan dari hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) sebelumnya. Menindaklanjuti hasil evaluasi SAKIP,
Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi, Uju menyampaikan paparannya kepada
evaluator dari Kemenpan RB, Firmansyah. Uju mengaku telah melakukan
evaluasi pada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Panjang (RPJMD),
dan juga telah melakukan perbaikan Rencana Strategis (Renstra) juga
melakukan perbaikan Renstra pasa 37 Badan dan Dinas, serta 23 Kecamatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Merit system adalah salah satu sistem manajemen sumber daya manusia.
Sistem ini berkaitan dengan proses seleksi dan promosi pekerja.
2) Merit system tidak mempunyai standar tertentu. Semuanya bergantung
pada perusahaan dan aturan masing-masing. Fungsi merit system adalah
mencegah ketidakadilan dalam sistem perekrutan.
3) Sistem Merit bertujuan untuk membangun bidang Sumber Daya Manusia
(SDM) Aparatur dan mewujudkan pegawai ASN yang professional,
berintegritas, netral dan berkinerja tinggi. Untuk Pemerintah Kab. Bekasi
sedang memfokuskan pada peningkatan sistem akuntabilitas, yaitu
SAKIP. Dipaparkan oleh Sekda Pemerintah Kab. Bekasi, Bapak Uju, telah
dilakukan evaluasi pada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah
Panjang (RPJMD), dan juga telah melakukan perbaikan Rencana
5
Strategis (Renstra) juga melakukan perbaikan Renstra pasa 37 Badan
dan Dinas, serta 23 Kecamatan.
3.2 Sumber
o https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/reformasi-birokrasi-pemda-
harus-fokus
o https://glints.com/id/lowongan/sistem-merit/#.YHhDeOgzbtR
o http://dephub.go.id/post/read/memahami-reformasi-birokrasi
o https://wartakota.tribunnews.com/2020/09/20/evaluasi-sakip-pemkab-
bekasi-komitmen-tingkatkan-kualitas-akuntabilitas