Anda di halaman 1dari 7

Analisa Penerapan Sistem Merit (Merit System) di Indonesia

Disusun untuk memenuhi kewajiban tugas Agenda 3 Pelatihan Dasar CPNS


PPSDM Regional Bandung

Disusun oleh:

Lintang Ayu Yoenarmi, S.Si


199203302020122013
Penguji Lab Tanah, Aspal, dan Beton

UPTD Lab Bahan Konstruksi


Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Bina Konstruksi
Pemerintah Kabupaten Bekasi
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah Daerah (Pemda) memiliki peran penting dalam pembangunan


negara, oleh karenanya perlu upaya serta terobosan untuk melahirkan
penyelenggara negara yang mampu membawa perubahan. Salah satunya
dengan melaksanakan reformasi birokrasi di daerah, dengan fokus perbaikan
seperti akuntabilitas kinerja, zona integritas, perbaikan SDM, penguatan
kelembagaan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Setiap Pemda harus
fokus terhadap hasil yang dapat memberi manfaat pada masyarakat, tidak
sekedar menjalankan program semata. Pemda tidak lagi boleh hanya
memikirkan serapan anggaran, namun yang harus dipikirkan adalah
pelaksanaan program sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat atau belum.

Saat ini Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi tengah melakukan perbaikan sistem perencanaan dan pengadaan
CPNS berdasarkan pada kebutuhan, bukan sekedar keinginan. Selain dari itu
SDM berkualitas dapat dihasilkan melalui penerapan sistem promosi jabatan
secara terbuka. Dengan demikian hanya SDM yang berkompeten, yang dapat
mengisi suatu jabatan di pemerintahan daerah.

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjabaran di atas, maka rumusan masalah yang diambil


diantaranya:

1) Apa pengertian dari sistem merit?


2) Apa fungsi dari sistem merit?
3) Bagaimana penerapan sistem merit untuk ASN khususnya untuk
Mekanisme Akuntabilitas pada Pemerintah Kab. Bekasi?

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan paper ini adalah untuk mengetahui tentang sistem


merit, fungsi, dan penerapannya untuk ASN di Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Merit (Merit System)

Merit system adalah salah satu sistem manajemen sumber daya manusia.
Sistem ini berkaitan dengan proses seleksi dan promosi pekerja. Dalam proses
tadi, pertimbangan utamanya adalah kompetensi dan kinerja. Oleh karena itu,
hal lain seperti koneksi atau hubungan politik tidak diperhitungkan. Sehingga,
kekuatan “orang dalam” tidak akan terpengaruh disini. Sejatinya, penerapan
sistem merit berbeda-beda bergantung pada budaya perusahaan. Beberapa
negara juga punya aturan terkait mengenai sistem ini.

Di Indonesia sendiri, sistem merit hanya diatur untuk sektor publik.


Aturannya tertuang dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Sebagai tambahan regulasi, ada juga Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Merit system adalah hal yang banyak dipakai di sektor swasta. Salah satunya
dalam perusahaan startup. Akan tetapi, di Indonesia, ia mulai diadopsi ke
pelayanan publik hingga politik. Itulah yang membuat munculnya berbagai
regulasi merit system untuk Aparatur Sipil Negara.

2.2 Sejarah Sistem Merit

Sistem merit memang kerap ditemukan di sektor swasta. Akan tetapi,


tempat merit system lahir adalah sektor publik. Tepatnya, di Amerika Serikat.
Pada mulanya, dalam sektor publik, berlaku spoil system atau patronage system.
Ini adalah kebalikan dari merit system.

Dalam sistem itu, pekerjaan didapat lewat dukungan partai politik. Hal ini
dituliskan oleh American Historical Association. Dalam sistem ini, ada tuntutan
untuk mendukung sebuah partai. Jika partai itu menang, kamu akan diberi
pekerjaan bersektor publik. Orang yang direkrut oleh penguasa sebelumnya
akan kamu gantikan. Tidak ada pertimbangan apa pun selain hal ini. Ini terjadi
pada tahun 1800-an. Sayangnya, sistem ini menurunkan kualitas pekerjaan.
Pelayanan publik pun menjadi kacau balau. Akhirnya, Kongres AS mengesahkan

2
Undang-undang Dinas Sipil tahun 1882. Aturan ini bisa mencegah berlakunya
patronage system dan pada akhirnya, keadilan pun bisa lebih mudah didapatkan.

2.3 Manfaat dan Prinsip Sistem Merit

Manfaat sistem merit untuk pekerja diantaranya adalah:

➢ proses seleksi dan promosi hanya dinilai lewat kemampuan;


➢ informasi lowongan posisi dan promosi diberitahukan pada semua orang;
➢ adanya pilihan untuk mengajukan banding ke HRD jika ada masalah
dalam seleksi dan promosi, dll.

Merit system tidak mempunyai standar tertentu. Semuanya bergantung


pada perusahaan dan aturan masing-masing. Namun, merit system memiliki
enam poin penting, disampaikan oleh Setiawan Wangsaatmaja, Deputi Bidang
SDM Aparatur di Kementerian PANRB. Enam poin penting tersebut antara lain:

➢ perencanaan tenaga kerja berdasarkan analisis jabatan dan beban kerja;


➢ tujuan perekrutan adalah mencari talenta terbaik;
➢ pengembangan kapasitas dan kemampuan tenaga kerja;
➢ penilaian kerja berkelanjutan;
➢ promosi yang dinamis; dan
➢ apresiasi layak melalui sistem pensiun dan sistem kompensasi.

Fungsi merit system adalah mencegah ketidakadilan dalam sistem


perekrutan.

2.4 Reformasi Birokrasi di Indonesia

Reformasi birokrasi adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata


kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional
dengan karakteristik adaptif, berintegritas, bersih dari perilaku korupsi kolusi dan
nepotisme, mampu melayani publik secara akuntabel, serta memegang teguh
nilai-nilai dasar organisasi dan kode etik perilaku aparatur negara. Reformasi
birokrasi didasari atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun
2010 tentang Grand Desain Reformasi Birokrasi 2010-2025.

3
Reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah
yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi,
bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi,
dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. Dalam
pelaksanaan reformasi birokrasi, pihak-pihak yang terlibat adalah: 1) Agen
Perubahan, 2) Instansi Pemerintah, 3) Pimpinan dan/atau pegawai instansi
pemerintah, 4) Kelompok kumpulan dari individu-individu dalam suatu instansi
pemerintah yang memiliki tujuan yang sama, 5) Unit Kerja di lingkungan Instansi
Pemerintah, 6) Forum Agen Perubahan, 7) Tim Reformasi Birokrasi Internal (Tim
RBI).

Agen perubahan berperan sebagai penggerak perubahan pada


lingkungan kerja sekaligus berperan sebagai teladan (role model) bagi setiap
individu organisasi yang lain dalam berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut organisasi. Agen perubahan juga bertanggung jawab untuk selalu
mempromosikan dan menjalankan keteladanan mengenai peran tertentu yang
berhubungan dengan program yang menjadi tanggung jawabnya. Agen
perubahan ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KP
532 Tahun 2016 tentang Penunjukan Agen Perubahan Reformasi Birokrasi di
Lingkungan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dan Permenpan RB
Republik Indonesia No. 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Membangun Agen
Perubahan di Instansi Pemerintah.

2.5 Penerapan Sistem Merit Untuk ASN di Pemerintah Kab. Bekasi

Sistem Merit penerapannya telah diamanatkan dalam UU No 5 Tahun


2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Tujuan diterapkannya Sistem Merit
adalah untuk memastikan jabatan pegawai yang ada di birokrasi pemerintah
yang memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi. Dengan kata lain,
Sistem Merit bertujuan untuk membangun bidang Sumber Daya Manusia (SDM)
Aparatur dan mewujudkan pegawai ASN yang professional, berintegritas, netral
dan berkinerja tinggi.

Bupati Bekasi-Eka Supria Atmaja menuturkan, Pemkab Bekasi telah


melakukan perbaikan dan memenuhi capaian dari Kementerian Pendayagunaan

4
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), yang telah dilakukan
sejak 2017 hingga 2019. Eka memaparkan akan segera melaksanakan apa yang
menjadi rekomendasi dari tim evaluator Kemenpan-RB., sehingga Kabupaten
Bekasi mampu mewujudkan Pemerintahan yang bersih. Eka pun menyatakan
untuk terus berupaya meningkatkan pencapaian tersebut, dan berkomitmen akan
terus memperbaiki kekurangan dari hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) sebelumnya. Menindaklanjuti hasil evaluasi SAKIP,
Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi, Uju menyampaikan paparannya kepada
evaluator dari Kemenpan RB, Firmansyah. Uju mengaku telah melakukan
evaluasi pada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Panjang (RPJMD),
dan juga telah melakukan perbaikan Rencana Strategis (Renstra) juga
melakukan perbaikan Renstra pasa 37 Badan dan Dinas, serta 23 Kecamatan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Merit system adalah salah satu sistem manajemen sumber daya manusia.
Sistem ini berkaitan dengan proses seleksi dan promosi pekerja.
2) Merit system tidak mempunyai standar tertentu. Semuanya bergantung
pada perusahaan dan aturan masing-masing. Fungsi merit system adalah
mencegah ketidakadilan dalam sistem perekrutan.
3) Sistem Merit bertujuan untuk membangun bidang Sumber Daya Manusia
(SDM) Aparatur dan mewujudkan pegawai ASN yang professional,
berintegritas, netral dan berkinerja tinggi. Untuk Pemerintah Kab. Bekasi
sedang memfokuskan pada peningkatan sistem akuntabilitas, yaitu
SAKIP. Dipaparkan oleh Sekda Pemerintah Kab. Bekasi, Bapak Uju, telah
dilakukan evaluasi pada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah
Panjang (RPJMD), dan juga telah melakukan perbaikan Rencana

5
Strategis (Renstra) juga melakukan perbaikan Renstra pasa 37 Badan
dan Dinas, serta 23 Kecamatan.

3.2 Sumber

o https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/reformasi-birokrasi-pemda-
harus-fokus
o https://glints.com/id/lowongan/sistem-merit/#.YHhDeOgzbtR
o http://dephub.go.id/post/read/memahami-reformasi-birokrasi
o https://wartakota.tribunnews.com/2020/09/20/evaluasi-sakip-pemkab-
bekasi-komitmen-tingkatkan-kualitas-akuntabilitas

Anda mungkin juga menyukai