ANALISIS PROSEDUR

TINDAKAN PASIEN DM
DENGAN PENGECEKAN
GDS

DISUSUN OLEH
NITA PRIHATININGRUM
NIM : 2008060

PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITAS

WIDYA HUSADASEMARANG 2020
 ANALISIS PROSEDUR
TINDAKAN

1. Diagnosa medis
Pasien DM
2. Data Fokus, Diagnosa Keperawatan

a. Hasil Pengkajian (DS, DO)

 DS:

- Pasien mengatakan badan lemah dan letih

- Pasien mengatkan sering merasa haus
- Pasien Sering buang air kecil sebanyak 10 x

 DO:
- (Gula darah ,204)

- Klien tampak lelah

- Klien tampak sering buang air kecil
b. Diagnosa yang diambil berdasarkan hasil pengkajian

- Ketidakstabilan Kadar glukosa darah ( D. 0027 )

3. Dasar pemikiran

a. Alasan dilakukan tindakan keperawatan

Pada Diabetes militus tipe II terdapat 2 masalah utama yang

berhubungan dengan insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada mukosa
sel. Resistensi insulin pada DM tipe II disertai dengan penurunan
sekresi dan reaksi intra sel. Dengan demikian insulin tidak efektif
untuk menstimulus pengambilan glukosan oleh jaringan. Diabetes
 militus merupakan kelainan untuk neterogen yang ditandai dengan
kenaikan kadar gula dalam darah/ hiperglikemia. Glukosa pada
umumnya bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa
dibentuk oleh hati dari makan yang dikonsusmsi. Insulin, yaitu suatu
hormone yang di produksi oleh pankreas. Mengendalikan kadar gula
dalam darah, dengan mengatur produksi dan penyimpanan.

Pada DM kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat

menurun atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi
insulin. Keadaan ini dapat menimbulkan hiperglikemi yang dapat
mengakibatkan komplikasi metabolic seperti diabetes ketoasidodid
dan sindrom hiperglikemik hiperosmoler non ketosik (HHNK).
Hiperglikemia jangka panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi
mikrovaskuler yang kronis ( penyakit ginjal dan mata ) dan
komplikasi neuropatik ( penyakit pada saraf ).

Jadi, pengukuran gula darah sewaktu sangat penting guna untuk

menegakkan suatu duagnosa dan perencenaan tindakan selanjutnya.

b. Kegawatan apabila tidak segera di lakukan tindakankeperawatan

- Terjadinya komplikasi

- Tidak dapat melakukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya

4. Tindakan yang dilakukan

 Melakukan pengecekan gula darah sewaktu ( GDS )

PRINSIP-PRINSIP TINDAKAN
 Bersih
a. Pre Interaksi
b. Persiapkan alat
 Jarum
 Kapas alcohol
  Stik gula darah
 Gluko test
 Handscoon
c. Interaksi
d. Fase kerja
 Buka jarum penusuk
 Pilih bagian jari yang akan ditusuk
 Ambil darah tempelkan pada stik
 Hidupkan alat gula darah
 Masukan stik, tunggu hasil, matikan
e. Dokumentasi
Video :

Link : https://youtu.be/uuNyAaFWxZk

5. Bahaya & pencegahannya

a. Bahaya yang mungkin terjadi apabila dilakukan tindakan padaklien

 Terkadang sering terjadi kesalahan penetapan kadar glukosa
darah yang bervariasi tergantung pada laboratorium, dan
metode yang digunakan. Kerusakan alat dapat menurun
kekuatan pemeriksaan gula darah hal ini tidak dapat untuk
menegakkan suatu diagnosa, maka dari itu cek alat dulu
sebelum diguanakan.
b. Pencegahannan
 Cek alat sebelum digunakan
 Menggunakan procedure yang benar
 6. Hasil yang didapat

Evaluasi tindakan (SOAP)

Tgl / Catatan Perkembangan
jam
09 S:
Februar  Pasien bersedia dilakukan pengecekan GDS
i 2021 O:
j. 20.30  GDS : 130 mg/dl
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi di hentikan
7. Daftar Pustaka

https://youtu.be/uuNyAaFWxZk

Smeltzer, Suzanne C, Brenda F bare. 2012. Buku Ajarar keperawatan

Medika Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2. Jakarta : EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia (I). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia (I). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan

Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1 st.ed).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.