Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di susun oleh :
DIKRI NURFAZRIN
NIM. 10119063
c. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap
sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Klasifikasi
Klasifikasi DM yang dianjurkan oleh PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia) adalah yang sesuai dengan anjuran klasifikasi DM menurut American
Diabetes Association (ADA) 1997, sbg berikut :
1. Diabetes Melitus tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi
insulin absolut): - Autoimun - Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
2. Diabetes Melitus tipe 2 (bervariasi mulai dari yang terutama dominan resistensi
insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang terutama defek sekresi insulin
disertai resistensi insulin)
3. Diabetes Melitus tipe lain :
A. Defek genetik fungsi sel beta :
* Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 1,2,3.
* DNA mitokondria
B. Defek genetik kerja insulin : Resistensi insulin tipe A, leprechaunism, Sindrom
Rabson Mendenhall, diabetes, lipoatrofik,dll C. Penyakit endokrin pankreas :
* pankreatitis * tumor pankreas /pankreatektomi * pankreatopati fibrokalkulus D.
Endokrinopati : * akromegali * sindrom Cushing * feokromositoma *
hipertiroidisme
e. Patofisiologi
Diabetes tipe I.pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan
insulin karna sel-sel beta pankreas telah diancurkanoleh proses autoimun.
Hiperglikemia-puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati.
Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati
meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial
(sesudah makan)
Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang
berhubungan dengan insulin, yaitu : resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian
reaksi dalam dalam metabolism glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada
diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian
insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulus pengambilan glukosa oleh jaringan.
(Brunner dan Suddarth, 2002)
I. Pengkajian
A. Aspek biologis
- Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya Berapa lama klien menderita
DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara
minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk
menanggulangi penyakitnya.
- Aktivitas/ Istirahat : Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot
menurun.
- Sirkulasi Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan
tekanan darah
- Integritas Ego Stress, ansietas
- Eliminasi Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
- Makanan / Cairan Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat
badan, haus, penggunaan diuretik.
- Neurosensor Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot,
parestesia,gangguan penglihatan.
- Nyeri / Kenyamanan Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
- Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
- Keamanan Kulit kering, gatal, ulkus kulit. (Marilyn E. 2002)
Data Dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan
hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data
tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah
kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap .
Tipe Data :
1. Data Subjektif
Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan
kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi,
perasaan, ide klien tentang status kesehatannya.misalnya tentang nyeri, perasaan lemah,
ketakutan, kecemasan,frustasi,mual,perasaan malu.
2. Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera
(lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi,
pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dianalisa masalah keperawatan yang
paling mungkin muncul dari penderita berdasarkan diagnosa keperawatan
NANDA Internasional (2012)
Diagnosa Keperawatan
- Resiko terjadi gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada
ekstrimitas.
III. Perencanaan
IV. IMPLEMENTASI
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah kategori dari
perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan.
Tahapannya yaitu :
(1) Mengkaji kembali klien/pasien.
V. Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan.
Menurut Hidayat (2007) dalam Fajri (2011), syarat dokumentasi keperawatan adalah
a. Kesederhanaan
kata-kata yang sederhana, mudah dibaca, mudah Dimengerti, dan
menghindari istilah yang sulit dipahami.Hubungan Kelengkapan
Dokumentasi
b. Keakuratan Data yang diperoleh harus benar-benar akurat berdasarkan
informasi yang telah dikumpulkan.
c. Kesabaran Gunakan kesabaran dalam membuat dokumentasi keperawatan
dengan meluangkan waktu untuk memeriksa kebenaran terhadap data pasien
yang telah atau sedang diperiksa.
d. Ketepatan
Ketepatan dalam pendokumentasian merupakan syarat yang mutlak.
e. Kelengkapan
Pencatatan terhadap semua pelayanan yang diberikan tanggapan
perawat/klien.
f. Kejelasan dan keobjektifan dokumentasi keperawatan memerlukan
kejelasan dan keobjektifan dari data-data yang ada bukan merupakan data
fiktif dan samar yang dapat menimbulkan kerancuan.