Anda di halaman 1dari 18

IQBAL MUHAMMAD

22010120220070
Tentiran Residen
dr. Indah
Senin, 12 April 2021
PJJ 5 April – 2 Mei 2021

HIV

HIV menyerang CD4 yg berkaitan dg limfosit T, mengatur sistem imun tubuh


Window period sampai 3 bulan (sampai bisa terdeteksi)
CD4 turun akan berkorelasi negatif dengan viral load
3- 10 tahun dapat berkembang menjadi AIDS
Identifikasi faktor risiko HIV  jika positif, cek stadium berapa  Periksa CD4 utk sesuaikan
dengan terapi

Jumlah cd4 :
CD4 turun, viral load tinggi
<200 : candida, fungal
<100: toksoplasma
Alur diagnosis HIV
Anti HIV biasa atau yang reagen
Faktor risiko tinggi : pakai yg 3 reagen
Jika 1 saja yg reaktif  inkonklusif  tes ulang 14 hari lagi
Ketiga reagen reaktif  positif
Positif jika ketiga reagen Reaktif

Regimen sekarang beralih berdasar WHO 2015


Jaman dahulu: stadium 3 atau stadium 4 atau CD 4 < 200  baru mulai
Saat ini: segera mulai terapi
Berdasarkan WHO 2019  dolutegravir sebagai lini pertama
Co-trimoxazole jika stadium 3 atau 4 atau CD4 ≤ 350 sel/mm3
Kotrim dihentikan jika pasien sudah stabil dengan ARV, dibuktikan dngn CD4 bagus dan viral
load turun
Jika hamil std 3 4 hamil, kotrim tetap diberikan. Hati2 defisiensi folat. Berikan as folat dosis
lebih
Pada pasien TB: co-trimoxazole juga harus diberikan
Pada pasien TB diberikan OAT dulu selama 2 minggu, baru diberikan obat ARV pelan –pelan,
sambil lihat efek sampingnya.
2n line diberikan jika pasien gagal terapi
Obat yg biasa dipakai

Pertama :
Efek sampignya yang apa, cocok gak’
Zidofudin ada efek samping anemia
Obat ARV juga ada FDC (fixed dose)
Jika sering anemia bisa pakai teno
Teno – emtricibatin – nevirapin / efaviren
Terapi usakan yang minum sekali aja. Efafiren ada efek neuropsikiatri (halu, insomnia
Nevirapin ES gangguan kulit (kemerahan, alergi)
Paling aman rilvipirin

Efaviren mengrangi DTG. DTG dosisnya dinaikan


Rifampicin mengurangi DTG, dosis DTG HARUS DINAIKAN
Tenofovir tidak boleh dipakai pasien CKD -> cel ureum kreatinin tiap 3 bulan 1x
Paling banyak yg muncuk efek GI dan nyeri kepala
Genetiknya lebih pote ndan efek samping lebih rendah dari yg lain
Paling banyak nyeri kepala dan gangguang GI

Gagal Terapi

Nilai dalam 6 bulan, dengan catatan kondisi pasien stabil dan yakin rutin minum obat tiap hari
Gagal jika salah satu dari ketiga diatas memenuhi
KASUS 1 : PENURUAN KESADARAN (stadium 3,4)

HIV stadium 3 atau 4, kemungkinan 4


PP :
HIV dengan kanker? Tokso? TB?
Cek dg CT scan
kalau multipel, pakai ct scan, lanjutkan cek tokso
Jika single lesion terus dengan lumbal punctur, mungkin limfoma

Ring enhance, multipel

Jika curiga limfoma, cek mungkin di hemo ada abnormalitas


jika TB, harus diperikan riwayat, rontgen paru. Jika TB otak pasti sekunder, harus ditelusuri
riwayat TB nya.
Pada TB, Lcsi mononuckear, LED meningkat
IgG tinggi – tokso. Goldstandar dari biopsi
Terapi tokso dibagi HIV atau non HIV
SETELAH 6 minggu dievaluasi
ARV pada tokso mulai ? Tidak ada rekomendasi tetapi dapat dimulai 2 – 3 minggu sesudah
pengobatan toksoplasmosis otak (tidak langsung diberikan agar imun tidak langsung turun
secara berlebihan)

Gg penglihatan
Dua bulan melihat bintik hitam dan pandangan kabur, 1 bulan semakin memburuk
Lihat gambaran funduskopinya  lihat gambaran khas pada pupil
Pada pasien ini setelah diperiksan TORCH  CD4 nya 17 sel/mm3

ternyata pasien HIV

dilanjutkan dengan pengecekan toxoplasmosis dan CMV


Jika penurunan penglihatan seringnya CMV, namun dikembalikan dengan gambaran mata

Terapi pada pasien ini: biasanya menggunakan valgansiklovir (paling baik), jika tidak ada
sediaannya  cocokkan dengan ketersediaan di faskes masing – masing

gg.
Kasus 3: pencegahan reaktivasi

HIV disertai herpes pada mata kanan  stadium 2 atau 3


Apakah perlu pengobatan infeksi TORCH?
Pada pasien ini perlu diberikan profilaksis
Ada interaksi antara HIV dan HSV
Karena pasien ini memiliki lesi persisten HSV yang berat  berikan terapi HSV bersama
obat ARV dan juga tetap diberikan kotrimoksasol
ANEMIA
- Jika ada penurunan Hb
- Tentukan derajat berdasarkan penururan Hb
Etiologi :
3 gg pokok :
- Perdarahan
- Gg pembentukan (esensial atau non)
- Peningkatan kebutuhan
RDW : Bentuknya beda beda. Mungkin bisa hemolisis, berhubungan dg perdarahan

MCV = ukuran sel darah merah


MCH = kandungan Hb yang ada dalam 1 sel eritrosit
RDW meningkat pada Hb rendah. Jika bentuknya berbeda – beda, apakah hemolysis/
perdarahan/ autoimun  variasinya banyak

Jika curiga kanker cek nyeri sternal  bisa leukemia


Pasien dengan hemolitik atau kanker  bisa terdapat splenomegaly

Clinical History:
1. Anemia berlangsung sudah berapa lama?
2. Cari riwayat keluarga : apakah ada penyakit perdarahan?
3. Cari tanda – tanda splenomegaly, jaundice (berhubungan dengan anemia hemolysis)
4. Cari tau pekerjaannya (metildopa meningkatkan hemolysis, dll)
5. Cari riwayat tempat tinggal dan berpergian (seperti penyakit malaria)
6. Cari riawayat diet
7. Cari tahu perubahan berat badan  curiga kanker yang dapat menyebabkan
perdarahan. Contoh pada Ca colon yang perdarahan BAB, BB turun juga bisa limfoma

Anemia sideroblastik  pada darah tepi terdapat gambaran khas


Bone marrow respon atau tidak : membentuk sel darah merah muda (retikulosit meningkat)
jika tidak respon : ada perdarahan, atau keganasan

Mikrositik hipokromik

Pada gambaran darah tepi dapat ditemukan : target cell, pencil cell, lebih pucat (pale)
Cari tau etiologinya
Diagnosis anemia defisiensi Fe: Fe rendah, TIBC biasanya tinggi, ferritin turun
Ferritin: simpanan Fe di hati
Pada penyakit kronik: TIBC cenderung normal
Pada penyakit kronik juga dapat dilihat tanda – tanda penyakit kronik, seperti gangguan
ginjal dimana ginjal berfungsi untuk eritropoesis
Pada anemia sideroblastik: khas pada gambaran arah tepi ditemukan ring sideroblastic
Pada thalassemia (masalah pada hemoglobin): ferritin tinggi karena sering transfusi
Pensil sel, target sel : khas def besi

Anemia Normositik Normokromik


Cek retikulositnya
Jika retikulosit meningkat  ada respon  apakah perdarahan atau hemolitik
Pada hemolitik lihat ada splenomegaly atau tidak, ada ikterika tau tidak
Jika retikulosit normal  apakah itu anemia kronik akibat penyakit kronik atau keganasan
Jika jumlah sel blast yang > 13% atau riwayat keluarga  curiga keganasan  diagnosa
ditegakkan dengan BMP dan BMW
Pada anemia hemolitik  gambaran darah tepi dapat ditemukan sickle cell

Anemia hemolitik:
Ada yang warm atau cold reacting
Jika ada pasien normo – normo, retikulosit meningkat, terdapat ikterik  cek warm/cold 
pengecekan dengan menggunakan Comb test
Anemia Makrositik
Anemia megaloblastik akibat kekurangan asam folat atau vit B12  cari tahu diet atau
penggunaan obat tertentu
Cari tahu apakah terdapat masalah pada sistem gastrointestinal
Limfoma: night sweat, penurunan BB, demam lama, nyeri tekan sternum, pada gambaran
darah tepi ada blastnya, biasanya ada limfadenopati

Anda mungkin juga menyukai