Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KOMUNIKASI KESEHATAN

“Konsep Komunikasi Organisasi”

OLEH :

Kelompok I

1. Amadea Siva Cyrilla


2. Aprilia Dwi Yani
3. Asratun Yuni Arsih
4. Baiq Eliya Yusrina
5. Baiq Linda Rolian Ocatari
6. Cindy Anggraini
7. Dewi Rara Amiati

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2020/2021
Konsep Komunikasi Organisasi

1. Definisi Komunkasi

Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam organisasi karena


keberhasilan dalam suatu organisasi sangat tergantung kepada kelancaran komunikasi
yang dilakukan oleh para anggotanya. Komunikasi organisasi tentu akan berhubungan
dengan suasana dan hubungan kerja dalam organisasi tersebut. Komunikasi organisasi
adalah penyampaian dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Hal-hal
yyang termasuk dalam bidang ini ialah komunikasi internal, hubungan manusia,
hubungan persatuan pengelola, komunikasi dari bawahan ke atasan (downward),
komunikasi dari orang-orang yang sama tingkatannya dalam organisasi (horizontal),
keterampilan mendengar dan bebricara, mendengarkan, menulis, dan komunikasi
evaluasi program.

Konsep suatu sistem komunikasi organisasi:

Menurut Katz dan Kahn komunikasi organisasi merupakan arus informasi,


pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Dengan kata lain
komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu
jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain secara timbale balik dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Sistem komunikasi Organisasi


Sistem komunikasi adalah sekelompok orang, pedoamn dan media yang
melakukan kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, symbol, lambing
menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling
pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi suatu informasi.
Menurut Liket masing-masing sitem memiliki pola komunikasi yang berbeda-
beda yaitu:
a. Sistem mutlak; interaksi atasan dan bawahan di dominasi atasan yang ebntuk
komunikasinya adaah instruksi dan perintah.
b. Sistem penguasa semi mutlak; bersifat otoriterian, komunikasi bersifat bebas dan
terus terang.
c. Sistem penasihat; interaksi tingkat pribadi dan moderat, informasi berjalan baik
keatas maupun ke bawah, adanya kebebasan bawahan untuk mengambil keputusan
dan pola komunikasinya bersifat konsultatif.
d. Sistem mengajak serta; interaksi tim, informasi berjalan ke segala ara, komunikasi
didasarkan kebebasan, keterbukaan, keterusterangan dan hamper tanpa rasa takut
akan hukuman.

Sistem yang paling ideal untuk diterapkan dalam organisasi adalah sistem ke
empat. Hal ini karena pada sistem ini menekankan pada kesadaran bukan pada
paksaan, tetapi tetap dalam batasan dan pengawasan yang baik. Tetapi tidak semua
organisasi efektif menjalankan sitem ke empat jadi masing-masing organisasi
memerlukan sistem yang sesuai.

3. Iklim Komunikasi
Iklim komunikasi didefinisikan oleh Poole dan McPhee sebagai suatu sikap
kolektof yang secara terus menerus diproduksi oleh interaksi anggota organisasi. Iklim
adalah sebuah produk strukturasi, iklim adalah sebuah media dan skaligus juga sebagai
hasil dari interaksi (Little John, 2002).
Pace dan Faules menegaskan bahwa iklim komunikasi berbeda dengan iklim
organisasi dalam arti iklim komunikasi meliputi persepsi - persepsi mengenai pesan dan
peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi. komunikasi
dalam organisasi merupakan kumpulan persepsi para karyawan tentang situasi
komunikasi dalam lingkungan organisasi. Iklim komunikasi dalam organisasi 5 (lima)
unsurnya sebagaimana yang dikemukakan dalam model Redding. Adapun kelima unsur
tersebut adalah (Goldhaber, 1990):
a. Dukungan, yaitu bawahan memandang hubungan komunikasi dan interaksi dengan
atasannya mencerminkan saling mendukung sehingga kesadaran mereka tentang
makna dan kepentingan perannya makin besar.
b. Kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas yaitu dapat dipercaya dan dapat menyimpan
rahasia.
c. Partisipasi dalam pengambilan keputusan, yang pada dasarnya menunjukkan
komunikasi dengan atasan mempunyai manfaat dan pengaruh. Atasan cukup
terpelajar untuk mendengar dan mau mendengarkan bawahannya. Ada kebebasan
komunikasi kepada atasan.
d. Keterbukaan dan keterusterangan, baik dalam komunikasi formal maupun informal
terdapat keterbukaan dan ketulusan dalam berkata maupan mendengarkan.
e. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan
dengan jelas kepada anggota organisasi sebagaimana dirasakan dan dialami segenap
anggota.

Adanya tingkah laku komunikasi tertentu dari anggota organisasi mengarahkan


kepada dua iklim komunikasi yaitu: defensif dan supportif dan menyatakan bahwa satu
sama lain dapat diidentifikasi melalui perilaku tertentu (Pace, 2010).

a. Karakteristik iklim defensif adalah:


1) evaluasi, melalui putusan dapat sebagai suatu hal yang menyalahkan, memuji,
menanyakan standar, nilai dan motif tertentu.
2) Pengendalian, yang berusaha mengubah sikap atau perilaku yang lainnya.
3) Strategi, dengan memanipulasi dan memainkan peran yang lain.
4) Netral, dengan mengekspresikan kesenjangan perhatian pada kesejahteraan yang
lain.
5) Superioritas, dengan mengkomunikasikan sikap superioritas dalam suatu posisi,
kemampuan intelektual, karakteristik fisik.
6) Kepastian atau ketentuan, mengarah pada dogmatis, membutuhkan yang benar
dan menginginkan kemenangan.
b. Karakteristik iklim supportife adalah:
1) Deskripsi, anggota organisasi memfokuskan pesan mereka kepada kejadian yang
dapat diamati dari hasil evaluasi secara subjektif atau emosional.
2) Orientasi masalah, anggota organisasi memfokuskan komunikasi mereka kepada
pemecahan kesulitan mereka secara bersama.
3) Spontanitas, anggota organisasi berkomunikasi dengan spontan dalam merespon
terhadap situasi yang terjadi.
4) Kesamaan atau keadilan, anggota organisasi memperlakukan anggota yang lain
sebagai teman dan tidak menekankan kepada kedudukan dan kekuasaan.
5) Empati, anggota organisasi memperlihatkan perhatian dan pengertian terhadap
anggota lainnya.
6) Profesionalisme, anggota organisasi bersifat fleksibel dan menyesuaikan diri pada
situasi komunikasi yang berbeda-beda.
Jadi ini membuktikan bahwa persepsi kualitas dan komunikasi sangat
berhubungan dengan unsur utama kehidupan organisasi. Ukuran iklim dukungan,
kepercayaan, keterbukaan dan pengaruh telah menunjukkan berhubungan dengan
persepsi pemimpin, pengambil keputusan dan organisasi secara keseluruhan (Pace, 2010.)

4. Iklim Organisasi
Menurut Goldhaber (1990), kualitas lingkungan internal organisasi (iklim
organisasi) yang bertahan cukup lama sebagaimana dialami oleh segenap anggota,
mempengaruhi perilaku dan merupakan manifestasi dari nilai-nilai khusus dari
organisasi. Lebih lanjut beliau mengatakan (iklim komunikasi) meliputi unsur-unsur
sebagai berikut:
a. Tanggung jawab tingkat pendelegasian yang dialami oleh karyawan
b. Standar, terhadap harapan tentang kualitas kerja karyawan
c. Imbalan berdasarkan pengakuan dan penghargaan atas kinerja baik dan penolakkan
terhadap penyimpangan kerja
d. Keramahan, semangat tim (persaudaraan), saling mempercayai dan penuh kejujuran
e. Kesiapan teknologi terhadap penyempurnaan metode kerja
f. Komunikasi terbuka, kecukupan informasi dan terbuka bagi saran-saran.

5. Penggolongan Komunikasi Organisasi


Komunikasi dalam organisasi terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi internal dan
komunikasi eksternal. Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi di dalam
organisasi itu sendiri, yakni antara pimpinan dengan karyawan, ataupun antara karyawan
dengan karyawan lainnya. Sedangkan komunikasi eksternal lebih kepada komunikasi
antara organisasi dengan lingkungan luar organisasi. (Jalaluddin, 2003):
a. Komunikasi Internal
Lawrence mendefinisikan komunikasi internal sebagai: “Pertukaran gagasan di antara
para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan yang menyebabkan
terwujudnya perusahaan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas dan
pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan yang
menyebabkan pekerjaan berlangsung”.
Komunikasi Internal meliputi berbagai cara yang dapat diklasifikasikan menjadi 2
jenis, yaitu :
1) Komunikasi personal
2) Komunikasi kelompok
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal ialah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak
di luar organisasi. Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur secara timbal balik,
yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak kepada
organisasi.
Berdasarkan interaksinya Arni Muhammad dalam bukunya komunikasi organisasi
(2009: 158) menjelaskan komunikasi dalam organisasi dibagi menjadi tiga kategori yaitu
komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil, dan komunikasi publik:

a. Komunikasi Interpersonal.
Dalam komunikasi intrapersonal terjadi dalam diri sendiri, sehingga hanya
seorang yang terlibat. Namun komunikasi interpersonal melibatkan setidaknya
dengan seorang lainnya atau antara dua orang dan menunjukkan umpan balik secara
langsung.
b. Komunikasi Kelompok Kecil
Komunikasi kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat
mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain,
berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan
berkomunikasi tatap muka.
c. Komunikasi Publik
Kelompok publik yaitu proses pertukaran pesan oleh pihak internal organisasi
maupun pihak eksternal baik secara langsung atau melalui media tertentu.
Komunikasi publik melibatkan komunikan yang besar dan beorientasi pada pemberi
pesan atau komunikator. Tujuan dari komunikasi publik adalah untuk menjalin
hubungan antara organisasi dengan pihak luar organisasi (Muhammad, 2005).

6. Arah Aliran Informasi dalam Komunikasi Internal Organisasi


Dalam komunikasi organisasi, terdapat tiga tipe komunikasi yaitu komunikasi
vertikal, komunikasi horisontal, dan komunikasi diagonal. Komunikasi vertical terdiri
atas komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas.

a. Komunikasi ke bawah
Komunikasi ini terjadi dalam aliran pesan hirarki struktur organisasi berasal dari
atas ke bawah. Ciri dari komunikasi ini terletak pada besarnya pengaruh wewenang
dan kekuasaan komunikator dalam kerangka membatasi dan mengatur perilaku,
pikiran, dan tanggapan komunikan. Oleh karena itu, komunikasi ke bawah memiliki
fungsi pengarahan, perintah, indoktrinasi, inspirasi, dan evaluasi. Komunikasi ke
bawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe, yaitu: (Muhammad, 2011)
1) Instruksi tugas
2) Rasional
3) Ideologi
4) Balikan

b. Komunikasi ke atas
Aliran komunikasi ke atas mengalir dari hirarki wewenang yang lebih rendah ke
yang lebih tinggi. Tujuan dari komunikasi ini adalah memberikan balikan, saran, dan
mengajukan pertanyaan. komunikasi ke atas berfungsi sebagai berikut (Muhammad,
2011)
1) Supervisor dapat mengetahui kapan bawahan siap untuk diberi informasi.
2) Memberikan informasi yang berharga bagi pembuat keputusan.
3) Memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan
jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan
ide-ide dan saran-saran mengenai keberlangsungan organisasi.
4) Mendorong desas-desus muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.
5) Supervisor dapat mengetahui apakah bawahan menangkap dan memahami
pesan yang disampaikan dari arus informasi ke bawah.
6) Membantu karyawan mengatasi masalah-masalah pekerjaan dan memperkuat
keterlibatan karyawan dalam tugas-tugas organisasinya

c. Komunikasi horisontal
Tipe komunikasi berikutnya ialah komunikasi horisontal. Aliran komunikasi
horisontal mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi. Bentuk komunikasi
ini diperlukan untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan berbagai fungsi dalam
organisasi. Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan-
rekan sejawat dalam unit kerja yang sama (Muhammad, 2011).

d. Komunikasi diagonal
Komunikasi ini terjadi sebagaimana adanya struktur organisasi terdapat berbagai
fungsi, divisi ataupun departemen sehingga masing-masing yang bertugas
menjalankan fungsi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya perlu berkomunikasi
dengan pihak-pihak yang ada di luar divisi atau departemennya.(Pace, 2010).
7. Jaringan Komunikasi Organisasi
Peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan oleh hubungan struktur
antara satu individu dengan individu lain, hubngan ini ditentuan dengan arus dalam
jaringan komunikasi. Ada enam peran jaringan komunikasi yang tercantum dalam yait
(Idrus, 2009):
a. Opinion leader
Pimpinan informal organisasi
b. Gate keepers
Individu yang mengontrol arus informasi antar anggota komunikasi
c. Cosmopolites
Individu yang menghubungkan organisasi dengan lingkungan
d. Bridge
Klik dalam suatu organisasi yang menghungkan suatu kelompok dengan anggota
kelompok lainnya
e. Liaison
Sama dengan bridge namun individu bukan anggota suatu kelompok
f. Isolate
Anggota organisasi yang memiliki kontak minimal dengan orang lain dalam
organisasi.

8. Fungsi Komunikasi Organisasi


Fungsi Komunikasi menjalankan empat fungsi utama di dalam kelompok atau
organisasi: pengendalian, motivasi, pengungkapan emosi, dan informasi (Robbins, 2006):
a. Pengendalian Pengendalian yaitu bagaimana manajerial melakukan proses
komunikasi untuk mengendalikan perilaku anggota.
b. Motivasi Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan kepada karyawan
apa yang harus dilakukan, seberapa baik karyawan bekerja, dan apa yang dapat
dikerjakan untuk memperbaiki kinerja sesuai standar yang ditentukan.
c. Pengungkapan emosi Komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi perasaan
dan pemenuhan kebutuhan sosial karyawan. Komunikasi yang terjadi pada karyawan
dalam interaksi sosial di kelompok kerja merupakan mekanisme fundamental di mana
para anggota yang menunjukkan kekecawaan dan kepuasan.
d. Informasi Komunikasi terjadi untuk memberikan informasi yang diperlukan individu
dan kelompok. Informasi diperlukan individu atau kelompok untuk mengambil
keputusan guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif. Keempat
fungsi ini, semuanya dianggap penting agar berjalan secara efektif.
9. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Organisasi
Tjiptono (2005) menyebutkan faktor yang dapat menghambat komunikasi dalam
organisasi meliputi:
a. Pengaruh perbedaan status (status effects) Hambatan terjadi apabila salah satu pihak
(bisa komunikator atau komunikan) memiliki status yang lebih tinggi dalam jenjang
hirarki organisasi. Sebagai contoh, biasanya seorang bawahan sukar mengungkapkan
ketidaksetujuannya atas pendapat, saran atau keputusan atasan. Sebagai akibatnya,
bawahan akan diam saja atau pura-pura setuju, sekedar untuk menyenangkan atasan.
b. Permasalahan semantik (semantic problems) Permasalah terjadi kalau salah satu
pelaku komunikasi istilah atau jargon yang tidak umum atau tidak dipahami mitranya.
Biasa pula terjadi akibat penggunaan kata yang berbeda dengan cara yang berbeda
atau kata yang berbeda dengan cara yang sama.
c. Perbedaan budaya (cultural differens) Faktor perbedaan budaya mempengaruhi
komunikasi antar individu dari departemen yang berbeda dalam suatu organisasi. Bisa
terjadi pada manajer dalam bidang tertentu mempunyai target yang berbeda dengan
manajer pada bidang yang lain. Selain itu, perbedaan budaya antara orang-orang yang
memiliki pengalaman lingkungan sosial yang berbeda.
d. Gangguan yang bersifat fisik (physical distractions) Gangguan terjadi karena ruangan
dengan sistem yang kurang memadai seperti kurang kedap suara sehingga suara
bising kendaraan terdengar jelas, atau terdengar suara-suara dari ruangan yang lain.
e. Saluran komunikasi yang buruk (poor choise of communication channels) Pilihan
saluran komunikasi yang tidak tepat dan buruk seperti apabila kita mengharapkan
tanggapan langsung dari penerima pesan, kita
e. Saluran komunikasi yang buruk (poor choise of communication channels) Pilihan
saluran komunikasi yang tidak tepat dan buruk seperti apabila kita mengharapkan
tanggapan langsung dari penerima pesan, kita tidak perlu menulis sebuah laporan
pembahasan yang panjang. Tanggapan langsung bisa diberikan melalui telepon atau
bertemu secara langsung dan menyampaikan apa yang harus dilakukan si penerima
pesan.
f. Tidak ada umpan balik (no feedback) Komunikasi terjadi hanya satu arah.
Komunikasi satu arah meskipun lebih cepat, menghasilkan pesan yang kurang akurat
dibandingkan dengan hasil komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah dapat
membantu komunikator maupun komunikan untuk mengukur tingkat pemahaman dan
memperbaiki komitmen untuk saling memahami pada situasi yang kompleks.

Anda mungkin juga menyukai