Anda di halaman 1dari 16

RINGKASAN

NAMA : ABEL ADITHYA WISNU

NIM : 2030920

MAKUL : SISTEM PENGANTER INDONESIA

DOSEN PENGAMPUH : Drs. ACHMAD FIKRY RACHMAN

PERBANDINGAN SISTEM POLITIK

I. BEBERAPA CIRI SISTEM POLITIK Studi politik berusaha memahami bagaimana


keputusan-keputusan yang otoritatif atau sah dibuat dan dilaksanakan dalam suatu
masyarakat. Kita dapat berusaha memahami kehidupan politik dengan melihat segi-seginya
satu-persa- tu. Kita bisa menyelidiki berfungsinya lembaga-lembaga politik seperti partal
politik, kelompok kepentingan, pemerintahan, dan voting; kita dapat mempelajari sifat-sifat
dan akibat-akibat dari praktek-praktek politik sepert! manipulasi, propaganda, dan kekerasan;
kita dapat meneliti struktur tempat terjadinya praktek-praktek ini. penyelidikan itu kita dapat
memperoleh suatu gambaran kasar tentang apa yang terjadi dalam setiap unit politik. Dalam
menggabungkan hasil-hasil penyelidikan itu terkandung pengertian bahwa masing-masing
bagian dari arena politik yang lebih besar itu tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi saling
berkaitan satu-sama lain; atau tegasnya, bahwa berfungsinya satu bagian tidak akan dapat
dipahami sepenuhnya tanpa memperhatikan cara berfungsinya keseluruhan bagian-bagi- an
itu sendiri. Telah saya sebutkan dalam buku saya, The Political System, bahwa sangat penting
untuk Imenerapkan asumsi implisit ini sebagai pangkal- tolak berpikir dalam melaksanakan
penelitian, dan untuk memandang kehidupan politik sebagai suatu sistem kegiatan-kegiatan
yang saling ber- Dan dengan menggabungkan hasil-hasil secara implisit Sifat salıng-berkaitan
atau ikatan-ikatan sistemis dari kegiatan- kaitan. kegiatan ini berasai dari fakta bahwa semua
kegiatan itu mempengaruhi cara pembuatan dan pelaksanäan keputusan-keputusan otoritatif
itu dalam masyarakat. Sekali kita memhahas kelhidupan politik sebagai suatu sistem
kegiatan, maka timbul beberapa konsekuensi dalam hal cara yang dapat kita pakai untuk
menganalisa bekerjanya suatu sistem. menyatakan bahwa kita dapat memisahkan kehidupan
politik dari kegiatan sosial lainnya, paling tidak demi tujuan analisa, dan melihatnya seclah-
olah sebagai suatu kumpulan tersendiri yang dikelilingi oleh, tetapi dapat dibedakan dengan
mudah dari, lingkungan di dalam mana ia bekerja. Seperti halnya ahli- ahli astronorni yang
menganggap sistem tata-surya sebagai suatu kejadian- kejadian yang kompleks yang demi
tujuan tertentu dipisahkan dari kehidupan jagad-raya lainnya. Selanjutnya, bila kita
berpegang pada anggapan bahwa sistem tingkah- laku politik merupakan suatu unit tersendiri,
maka akan terlihat bahwa yang Idea utama tentang suatu system . Sekali kita membahas
kehidupan politik sebagai suatu sistem kegiatan, maka timbul beberapa konsekuensi dalam
hal cara yang dapat kita pakai untuk menganalisa bekerjanya suatu sistem. Idea utama
tentarng suatu sistem menyatakan bahwa kita dapat memisahkan kehidupan politik dari
kegiatan sosial lainnya, paling tidak demi tujuan analisa, dan melihatnya seolah-olah sebagai
suatu kumpulan tersendiri yang dikelilingi oleh, tetapi dapat dibedakan dengan mudah dari,
lingkungan di dalam mana ia bekerja. Seperti halnya ahli- ahli astronomni yang menganggap
sistem tata-surya sebagai suatu kejadian- kejadian yang kompleks yang demi tujuan tertentu
dipisahkan dari kehidupan jagad-raya lainnya. Selanjutnya, bila kita berpegang pada
anggapan bahwa sistem tingkah- laku politik nmerupakan suatu unit tersendiri, maka akan
terlihat bahwa yang menjamin terus bekerjanya sistem Input-input ini diubah oleh proses-
proses yang terjadi dalam sistem itu menjadi output dan selanjutnya output-output ini
menimbulkan pengaruh terhadap sistem itu sendiri maupun terhadap lingkungan di mana
sistem itu berada. Rumusan ini sangat sederhana tetapi juga cukup memadai untuk
menjelaskan berbagai hal: input secara diagram dapat dilihat dalam gambar berikut. Diagram
ini merupakan suatu "model" itu adalah berbagai macam input. sistem atau proses politik
output. Hubungan ini | suatu istilah yang gagah yang sangat sederhana yang bisa - dipakai
sebagai pendekatan dalam mempelajari kehidupan politik. Sebagai suatu sistem, tentu saja
sistem politik memiliki ciri-ciri tertentu. Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh
tentang.pendekatan ini saya akan menunjukkan lebih dahulu ciri-ciri utamanya dengan
keterangan sekedarnya, baru kemudian akan saya jelaskan satu-persatu dengan keterang- an
yang agak luas, walaupun sama sekali tidak tuntas.

1. Ciri-ciri identifikasi, Untuk membedakan suatu sistem politik dari sistem- sistem sosial
lainnya, kita harus bisa mengidentifikasikannya dengan menggam- barkan unit-unit dasarnya
dan membuat garis batas yang memisahkan unit-unit itu dari unit-unit yang ada di luar sistem
politik itu.

(a) Unit-unit sistem politik. Unit-unit adalah unsur-unsur yang memben- tuk suatu sistem.
Dalam sistem politik, unit-unit ini berujud tindakan-tindakan politik. Perlu sekali
memperhatikan tindakan-tindakan ini karena merekalah yang membentuk peranan-peranan
politik dan kelompok-kelompok politik.

(b) Perbatasan. Beberapa dari pertanyaan paling penting berkenaan dengan berfungsinya
sistem politik hanya dapat dijawab bila kita - memahami fakta bahwa suatu sistem selalu
berada dalam atau dikelilingi oleh lingkungan berupa sistem-sistem lain. Tidak ada sistem
yang hidup dalam lingkungan yang kosong. Cara berfungsinya suatu sistem sebagian
merupakan perwujudan dari

2 Input dan output. Bisa dipastikan bahwa bila kita memilih sistem politik sebagai sasaran
studi khusus, kita melakukan itu karena kita percaya bahwa sistem politik memiliki
konsekuensi-konsekuensi yang penting bagi masyarakat, yaitu keputusan-keputusan otcritatif.
Konsekuensi-konsekuensi inilah yang sava sebut output. Bila kita menilai bahwa sistem-
sistem politik tidak mempunyai output yang penting bagi masyarakat, barangkali kita tidak
akan tertarik untuk menelitinya. Untuk 'nienjamin tetap bekerjanya suatu sistem diperlukan
input-input secara ajeg. Tanpa input sistem itu tidak akan dapat berfungsi; tanpa output kita
tidak dapat mengidentifikasikan pekerjaan yang dikerjakan oleh sistem. itu. Daiam hubungan
ini yang perlu diteliti lebih lanjut adalah bagalmana mengidentifikasikan input-input dan
kekuatan-kekuatan yang membentuk dan merubah input-input itu, menelusuri proses-proses
yang mentransformasikan input-input itu menjadi output-output, menggambarkan kondisi-
kondisi umum yang dapat menmelihara proses-proses itu, dan menarik hubungan antara
output-output dengan input-input berikutnya dalam sistem tersehut Dari sudut pandangan ini,
banyak ha! yang dapat dijelaskan mengenai bekerjanya suatu sistem politik bila kita
memperhatikan fakta bahwa banyak ha! yang terjadi di dalam suatu sistem merupakan akibat
dari upaya anggota- anggota sistem tersebut untuk menanggapi lingkungannya yang selalu
berubah. Kita dengan mudah bisa memahami hal ini bila kita memperhatikan suatu sistem
biologis yang sangat kita, kenali seperti orgarisme tubuh manusia. Organisme ini selalu
menerima tekanan dari lingkungannya dan bila ia tidak ingin hancur ia harus bisa
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan itu. Sudah tentu bahwa untuk sebagian, cara
bekerjanya organisme tubuh

Mada Uni 7 merupakan tanggapannya terhadap kebutuhan-klebutuhan yang dituntut oleh


hakekat anatomis dan fungsi dálam dirinya; tetapi sebagian besar, dalam rangka mernahami
strukturnya maupun bekerjanya tubuh manusia, kita harus juga betul- betul memperhatikan
input-input yang datang dari lingkungan. Perilaku setiap sistem politik, seperti halnya
organisme tubuh manusia itu, sampai tingkat tertentu juga merupakan tanggapan terhadap
struktur dan kebutuhan-kebutuhan internalnya sendiri. Tetapi perilakunya itu juga mencer-
minkan tanggapan terhadap tekanarı-tekanan dari lingkungan tempat sistem itu bekerja. Bisa
diperdebatkan bahwa sebagian besar perubahan-perubahan penting dalam suatu sistem politik
berasal dari perubahan-perubahan di antara variabęl- variabel eksternalnya. Karena saya akan
mengarahkan sebagian besar tulisan ini untuk menjelaskan beberapa masalah yang berkaitan
dengan hubungan antara sistem politik dergan lingkungannya, sekarang kita alihkan perhatian
kita untuk secara singkat menggambarkan ciri-ciri sistem politik yarig lain.

3. Diferensiasi dalam suatu sistem. Seperti akan kita lihat nanti, lingkungan itu memberikan
enerji untuk mengaktifkan suatu sistem serta informasi tentang arah penggunan enerji.
Dengan cara ini suatu sistem dapat melakukan pekerjaannya. Dan sistem itu menghasilkan
suatu jenis output yang berbeda dengan irnput yang diperolehnya dari lingkungar.nya.
Sehingga kita bisa memakainya sebagai hipotesa bahwa bila suatu sistem politik harus
menjalankan pekerjaan bermacam- macam tetapi dalam waktu yang terbatas, maka struktur-
strukturnya harus mengenal diferensiasi minimal. Kenyataannya, secara empiris tidak
mungkin ditemukan suatu sistem po!litik di mana unit-unitnya mengerjakan kegiatan-
kegiatan yang sama pada waktu yang sama. Anggota-anggota dari suatu sistem paling tidak
mengenal pembagian kerja minimal yang memberikan suatu struktur tempat berlangsungnya
kegiatan-kegiatan itu.

4. Integrasi dalam suatu sistem. Fakta tentang diferensiasi ini membukakan suatu wilayah
yang luas bagi penelitian sisten-sistem politik. Diferensiasi struktural ini mengatur kekuatan-
kekuatan yang selalu berubah yang secara potensial bisa merusakkan integrasi sistem itu. Bila
dua atau beberapa unit-unit sedang melakukan kegiatan-kegiatan yang berbeda pada waktu
yang sama, bagaimana kegiatan-kegiatan ini bisa menghasilkan suatu artikulasi yang berarti
bila anggota- anggota sistem tidak teratur dan tidak tertib dalam menghasilkan output yang
tidak menyangkut kepentingan kita? Kita dapat mengajukan hipotesa bahwa bila suatu sistem
berstruktur ingin mempertahankan dirinya, sistem itu harus memiliki mekanisme yang bisa
mengintegrasi atau memaksa anggota-anggotanya untuk bekerjasama walaupun dalam kadar
minimal sehingga mereka dapat membuat keputusan-keputusan yang otoritatif.
II. INPUT: TUNTUȚAN

Sesudah saya tunjukkan beberapa ciri utama sistem-sistem politik yang saya anggap perlu
diperhatikan bila kita ingin mengembangkan suatu pendekatan yang umum dalam studi
politik, sekarang saya akan membahas secara terperinci bagaimana penelahaan mengenal
input dan output ini akan bisa menjelaskan bekerjanya sistem-sistem ini. Ada dua jenis pokok
input-input suatu sistem politik: yaltu tuntutan dari dukungan. İnput-input inilah yang
memberikan bahan mentah atau informasi yang harus diproses oleh sistem itu, dan juga enerji
yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup sistem itu.

Alasan mengapa suatu sistem politik terbentuk dalam suatu masyarakat yaitu, mengapa orang
melibatkan diri dalam keglatan politik adanya tuntutan-tuntutan dari orang-orang atau
kelompok-kelompok dalam masyarakat tersebut yang tidak semuarya dapat dipenuhi dengan
memuaskan.

Ada satu fakta yang mendominasi kehidupan politik semua masyarakat: yaitu kelangkaan
akan sebagian besar hal-hal atau benda-benda yang bernilai tinggi. Beberapa dari tuntutan
akan hal-hal yang relatif langka itu tidak pernah masuk ke dalam sistem politik sebelum
dipenuhi melalui perur.dingan- perundingan pribadi dari atau penyelesaian-penyelesaian oleh
orang-orang yang terlibat di dalamınya. Tuntutan akan prestise bisa memperoleh pemuasan
melalui hubungan status di dalam masyarakat; tuntutan akan kekayaan bisa dipenuhi sebagian
melalui sistem ekonom!; kelnginan memiliki kekuasaan bisa diperoleh melalui jalan
pendidikan, pergaulan, organisasi buruh, atau organisasi-organisasi swasta lainnya. Bila
turitutan-tuntutan atau kehendak- kehendak itu disalurkan dengan suatu usaha yang
dicrganisasikan secara khusus dalam masyarakat maka tuntutan-tuntutan itu telah menjadi
input-input bagi sistem politik.

Penelitian yang sistematik tentang tuntutan-tuntutan ini mengharuskan kita untuk


memperhatikan beberapa pertanyaan pokok.

(1) Bagaimana tuntutan-tuntutan itu timbul dan mendapatkan ciri khusus dalam suatu
masyarakat? Dalam menjawab pertanyaan ini kita dapat menunjukkan bahwa tuntutan-
turntutan itu timbul dari dua bldang pengalaman: yaitu dari lingkungan di sekitar sistem itu,
atau di dalam sistem itu sendiri. Untuk masing-masing kita sebut saja tuntutan eksternal dan
tuntutan internal. Pertama kall marilah kita lihat tuntutan eksternal. Menurut saya, lebih baik
kita memandang lingkungan itu bukan sebagal kumpulan kejadian- kejadian yang campur-
baur, tetapi memandangnya sebagal sistem-sistem yang dengan mudah bisa dibedakan satu
sama lain, dan mudah pula dibedalkan dengan sistem politik itu. Dalam lingkungan itu kita
temui berbagai system

seperti ekologi, ekonomi, kebudayaan, kepribadian, struktur sosial, dan demografi. Masing-
masing sistem ini merupakan suatu kumpulan besar variabel-variabel dalam lingkungan
tersebut yang membantu atau mempenga- ruhi pembentukan jenis tuntutan yang masuk ke
dalam suatu sistem politik. Demi memberikan suatu ilustrasi tentang apa yang saya maksud,
saya akan membahas sedikit masalah budaya

. Anggota-anggota setiap masyarakat bertindak atau bertingkahlaku di dalam kerangka dari


suatu budaya yang membentuk tujuan-tujuan umum maupun khusus mereka dan prosedur-
prosedur yang oleh mereka dianggap harus diterapkan untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
Setiap kebudayaan mendapatkan. sifat uniknya sebagian dari fakta bahwa kebudayaan itu
menekankan satu atau beberapa segi perilaku khusus, dan penekanan strategis inilah yang
membedakannya dari kebudayaan-kebudayaan lain dalam hal tuntutan-tuntutan yang
diajukannya. Beberapa kebudayaan sangat menekan- kan segi kebutuhan ekonomis,
keberhasilan ekonomi, kebebasan individu, dan efisiensi rasional. Beberapa kebudayaan lain
menekankan pemeliharaan harmoni, walaupun proses pencapaian tujuan ini berarti
mengorbankan tujuan efisiensi dan rasionalitas. Beberapa yang lain lagi menekankan tujuan
mencari kekuasaan dan prestise.

Kebudayaan itu mengandung patokan-patokan nilai dalam suatu masyarakat dan karena itu
menandai batas-batas wilayah konflik potensial, bila hal yang bernilai itu tersedia dalam
jumlah lebih sedikit dibanding tuntutan yang ada. Tuntutan-tuntutan khusus yang ingin
masuk ke dalam proses politik harus memperhatikan masalah-masalah yang menimbul-kan
konflik yang dianggap penting oleh kebudayaan itu. Karenanya kita tidak dapat berharap bisa
memahami sifat tuntutan-tuntutan yang memerlukan penyelesaian politik bila kita tidak siap
untuk menjelajahi secara sistematik dan intensif hubungan tuntutan-tuntutan itu dengan
kebudayaan yang ada. Dengan beberapa perubahan, kebudayaan seperti yang saya
maksudkan itu berpenga- ruh juga pada bagian-bagian lain dari lingkungan di sekitar suatu
sistem politik. Tetapi tidak semua tuntutan-tuntutan berasal dari,

dan sebagian besar berada, dalam lingkungan itu. Jenis-jenis tuntutan penting berasal dari
situasi- situasi yang terjadi di dalam suatu sistem politik. Dalam setiap sistem yang berjalan,
secarą khas tuntutan-tuntutan bisa timbul dengan tujuan merubah hubungan-hubungan. politis
di antara anggota-anggota itu sendiri, sebagai akibat dari ketidakpuasan atas hubungan-
hubungan itu. Misalnya, dalam suatu sistem politik berdasar perwakilan, di mana perwakilan
setara merupakan norma politik yang penting, mungkin timbul tuntutan-tuntutan
menyeimbang- kan perwakilan di antara distrik-distrik pemilihan kota dan desa. Juga,
tuntutan-tuntutan untuk merubah proses pengangkatan pemimpin-pemimpin politik formal,
perubahan cara amandemen konstitusi, dan tuntutan lain serupaitu mungkin merupakan
tuntutan-tuntutan inspirasi di dalam sistem politik. Sangat perlu bagi kita untuk membedakan
tuntutan internal ini dari tuntutan eksternal karena ia bukanlah input yang dímasukkan ke
dalam sistem itu tetapi merupakan sesuatu yang timbul di dalam sistem itu sendiri
("withinput"). dan karena konsekuensi-konsekuensi yang ia timbulkan terha- dap ciri suatu
sistem politik lebih langsung daripada yang ditimbulkan oleh tuntutan eksternal. Selanjutnya,
bila kita tidak menyadari adanya perbedaan dalam kedua jenis tuntutan ini, tidak mungkin
kita bisa memahami munculnya suatu kumpulan tuntutan-tuntutan internal, karena harnya
memperhatikan lingkungan yang mengelilingi sistem itu saja.

(2) Bagaimana tuntutan-tuniutan itu dirubah menjadi issue-issue politik? Apa yang
menentukan sehingga suatu tuntutan menjadi suatu masalah yang menimbulkan diskusi
politik yang serius atau tetap merupakan sesuatu yang harus diselesaikan secara pribadi di
antara anggota masyarakat sendiri? Timbulnya suatu tuntutan, baik internal maupun
eksternal, tidak begitu saja akan menjadi suatu issue politik. Banyak tuntutan yang mati
begitu diajukan atau pengajuannya seret dan bertele-tele karena hanya didukung oleh
golongan masyarakat yang kurang berpengaruh dan tidak pernah bisa masuk yang merupakan
perwujudanke dalam tingkat pembuatan keputusan. Sedang tuntutan yang lain mungkin
menjadi issue. Jadi issue adalah suatu tuntutan yang oleh anggota-anggota masyarakat
ditanggapi dan dianggap sebagai hal yang penting untuk dibahas melalui saluran-saluran
yang diakui dalam sistem itu.

Pembedaan antara tuntutan dan issue menimbulkan sejumlah masalah. Bila kita ingin
memahami proses perubahan tuntutan menjadi issue, kita memerlukan data lebih lanjut.
Sebagai contoh, kita perlu mengetahui hubungan antara suatu pendukungnya dalam struktur
kekuasaan dalam masyarakat tersebut, penting- nya kerahasiaan dibanding dengan publisitas
atau keterbukaan dalam mengajukan tuntutan, masalah waktu diajukannya tuntutan itu,
pemilikan kecakapan atau pengetahuan politik,

penguasaan saluran komunikasi, sikap dan suasana pemikiran masyarakat, dan gambaran
yang dimiliki oleh pencetus tuntutan itu mengenai cara kerja sistem politik tertentu. Jawaban
terhadap masalah-masalah ini mungkin akan merupakan suatu indeks pengubahan atau
konversi yang mencerminkan probabilitas bagi suatu kumpulan tuntutan untuk bisa dirubah
ke dalam issue politik yang hidup. tuntutan dengan lokasi dari pencetusnya atau Bila kita
berasumsi bahwa ilmu politik terutama berkaitan dengan masalah cara pembuatan keputusan-
keputusan yang otoritatif dalam suatu masyarakat, maka tuntutan-tuntutan itu memerlukan
perhatian khusus sebagai jenis input utama bagi sistem politik. Telah saya nyatakan bahwa
tuntutan mempengaruhi perilaku suatu sistem dalam berbagai cara.

Tuntutan itu merupakan suatu bagian penting dari bahan dasar yang diperlukan untuk
bekerjanya suatu sistem. Tuntutan itu juga merupakan salah satu sumber timbulnya
perubahan dalain sistem politik, karena berubahnya lingkungan menyebabkan timbulnya
jenis-jenis input-tuntutan yang baru. Juga,

tanpa memperhatikan asal-usul dan faktor-faktor penentu tuntutan kita akan mengalami
kesulitan untuk menelaah bekerjanya suatu sistem politik pada saat tertentu maupun
perubahan-perubahan yang dialami suatu sístem politik dalam suatu interval waktu tertentu.
Baik sifat statik maupun dinamik historik dari suatu sistem politik bergantung pada
pemahaman yang terperinci tentang tuntutan-tuntutan yang ada, terutama pengaruh
lingkungan luar sistem politik terhadap tuntutan-tuntutan itu.
RINGKASAN

NAMA : Annisa Febrina

NIM : 1053920

MAKUL : SISTEM PENGANTER INDONESIA

DOSEN PENGAMPUH : Drs. ACHMAD FIKRY RACHMAN

PERBANDINGAN SISTEM POLITIK

I. BEBERAPA CIRI SISTEM POLITIK Studi politik berusaha memahami bagaimana


keputusan-keputusan yang otoritatif atau sah dibuat dan dilaksanakan dalam suatu
masyarakat. Kita dapat berusaha memahami kehidupan politik dengan melihat segi-seginya
satu-persa- tu. Kita bisa menyelidiki berfungsinya lembaga-lembaga politik seperti partal
politik, kelompok kepentingan, pemerintahan, dan voting; kita dapat mempelajari sifat-sifat
dan akibat-akibat dari praktek-praktek politik sepert! manipulasi, propaganda, dan kekerasan;
kita dapat meneliti struktur tempat terjadinya praktek-praktek ini. penyelidikan itu kita dapat
memperoleh suatu gambaran kasar tentang apa yang terjadi dalam setiap unit politik. Dalam
menggabungkan hasil-hasil penyelidikan itu terkandung pengertian bahwa masing-masing
bagian dari arena politik yang lebih besar itu tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi saling
berkaitan satu-sama lain; atau tegasnya, bahwa berfungsinya satu bagian tidak akan dapat
dipahami sepenuhnya tanpa memperhatikan cara berfungsinya keseluruhan bagian-bagi- an
itu sendiri. Telah saya sebutkan dalam buku saya, The Political System, bahwa sangat penting
untuk Imenerapkan asumsi implisit ini sebagai pangkal- tolak berpikir dalam melaksanakan
penelitian, dan untuk memandang kehidupan politik sebagai suatu sistem kegiatan-kegiatan
yang saling ber- Dan dengan menggabungkan hasil-hasil secara implisit Sifat salıng-berkaitan
atau ikatan-ikatan sistemis dari kegiatan- kaitan. kegiatan ini berasai dari fakta bahwa semua
kegiatan itu mempengaruhi cara pembuatan dan pelaksanäan keputusan-keputusan otoritatif
itu dalam masyarakat. Sekali kita memhahas kelhidupan politik sebagai suatu sistem
kegiatan, maka timbul beberapa konsekuensi dalam hal cara yang dapat kita pakai untuk
menganalisa bekerjanya suatu sistem. menyatakan bahwa kita dapat memisahkan kehidupan
politik dari kegiatan sosial lainnya, paling tidak demi tujuan analisa, dan melihatnya seclah-
olah sebagai suatu kumpulan tersendiri yang dikelilingi oleh, tetapi dapat dibedakan dengan
mudah dari, lingkungan di dalam mana ia bekerja. Seperti halnya ahli- ahli astronorni yang
menganggap sistem tata-surya sebagai suatu kejadian- kejadian yang kompleks yang demi
tujuan tertentu dipisahkan dari kehidupan jagad-raya lainnya. Selanjutnya, bila kita
berpegang pada anggapan bahwa sistem tingkah- laku politik merupakan suatu unit tersendiri,
maka akan terlihat bahwa yang Idea utama tentang suatu system . Sekali kita membahas
kehidupan politik sebagai suatu sistem kegiatan, maka timbul beberapa konsekuensi dalam
hal cara yang dapat kita pakai untuk menganalisa bekerjanya suatu sistem. Idea utama
tentarng suatu sistem menyatakan bahwa kita dapat memisahkan kehidupan politik dari
kegiatan sosial lainnya, paling tidak demi tujuan analisa, dan melihatnya seolah-olah sebagai
suatu kumpulan tersendiri yang dikelilingi oleh, tetapi dapat dibedakan dengan mudah dari,
lingkungan di dalam mana ia bekerja. Seperti halnya ahli- ahli astronomni yang menganggap
sistem tata-surya sebagai suatu kejadian- kejadian yang kompleks yang demi tujuan tertentu
dipisahkan dari kehidupan jagad-raya lainnya. Selanjutnya, bila kita berpegang pada
anggapan bahwa sistem tingkah- laku politik nmerupakan suatu unit tersendiri, maka akan
terlihat bahwa yang menjamin terus bekerjanya sistem Input-input ini diubah oleh proses-
proses yang terjadi dalam sistem itu menjadi output dan selanjutnya output-output ini
menimbulkan pengaruh terhadap sistem itu sendiri maupun terhadap lingkungan di mana
sistem itu berada. Rumusan ini sangat sederhana tetapi juga cukup memadai untuk
menjelaskan berbagai hal: input secara diagram dapat dilihat dalam gambar berikut. Diagram
ini merupakan suatu "model" itu adalah berbagai macam input. sistem atau proses politik
output. Hubungan ini | suatu istilah yang gagah yang sangat sederhana yang bisa - dipakai
sebagai pendekatan dalam mempelajari kehidupan politik. Sebagai suatu sistem, tentu saja
sistem politik memiliki ciri-ciri tertentu. Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh
tentang.pendekatan ini saya akan menunjukkan lebih dahulu ciri-ciri utamanya dengan
keterangan sekedarnya, baru kemudian akan saya jelaskan satu-persatu dengan keterang- an
yang agak luas, walaupun sama sekali tidak tuntas.

1. Ciri-ciri identifikasi, Untuk membedakan suatu sistem politik dari sistem- sistem sosial
lainnya, kita harus bisa mengidentifikasikannya dengan menggam- barkan unit-unit dasarnya
dan membuat garis batas yang memisahkan unit-unit itu dari unit-unit yang ada di luar sistem
politik itu.

(a) Unit-unit sistem politik. Unit-unit adalah unsur-unsur yang memben- tuk suatu sistem.
Dalam sistem politik, unit-unit ini berujud tindakan-tindakan politik. Perlu sekali
memperhatikan tindakan-tindakan ini karena merekalah yang membentuk peranan-peranan
politik dan kelompok-kelompok politik.

(b) Perbatasan. Beberapa dari pertanyaan paling penting berkenaan dengan berfungsinya
sistem politik hanya dapat dijawab bila kita - memahami fakta bahwa suatu sistem selalu
berada dalam atau dikelilingi oleh lingkungan berupa sistem-sistem lain. Tidak ada sistem
yang hidup dalam lingkungan yang kosong. Cara berfungsinya suatu sistem sebagian
merupakan perwujudan dari

2 Input dan output. Bisa dipastikan bahwa bila kita memilih sistem politik sebagai sasaran
studi khusus, kita melakukan itu karena kita percaya bahwa sistem politik memiliki
konsekuensi-konsekuensi yang penting bagi masyarakat, yaitu keputusan-keputusan otcritatif.
Konsekuensi-konsekuensi inilah yang sava sebut output. Bila kita menilai bahwa sistem-
sistem politik tidak mempunyai output yang penting bagi masyarakat, barangkali kita tidak
akan tertarik untuk menelitinya. Untuk 'nienjamin tetap bekerjanya suatu sistem diperlukan
input-input secara ajeg. Tanpa input sistem itu tidak akan dapat berfungsi; tanpa output kita
tidak dapat mengidentifikasikan pekerjaan yang dikerjakan oleh sistem. itu. Daiam hubungan
ini yang perlu diteliti lebih lanjut adalah bagalmana mengidentifikasikan input-input dan
kekuatan-kekuatan yang membentuk dan merubah input-input itu, menelusuri proses-proses
yang mentransformasikan input-input itu menjadi output-output, menggambarkan kondisi-
kondisi umum yang dapat menmelihara proses-proses itu, dan menarik hubungan antara
output-output dengan input-input berikutnya dalam sistem tersehut Dari sudut pandangan ini,
banyak ha! yang dapat dijelaskan mengenai bekerjanya suatu sistem politik bila kita
memperhatikan fakta bahwa banyak ha! yang terjadi di dalam suatu sistem merupakan akibat
dari upaya anggota- anggota sistem tersebut untuk menanggapi lingkungannya yang selalu
berubah. Kita dengan mudah bisa memahami hal ini bila kita memperhatikan suatu sistem
biologis yang sangat kita, kenali seperti orgarisme tubuh manusia. Organisme ini selalu
menerima tekanan dari lingkungannya dan bila ia tidak ingin hancur ia harus bisa
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan itu. Sudah tentu bahwa untuk sebagian, cara
bekerjanya organisme tubuh

Mada Uni 7 merupakan tanggapannya terhadap kebutuhan-klebutuhan yang dituntut oleh


hakekat anatomis dan fungsi dálam dirinya; tetapi sebagian besar, dalam rangka mernahami
strukturnya maupun bekerjanya tubuh manusia, kita harus juga betul- betul memperhatikan
input-input yang datang dari lingkungan. Perilaku setiap sistem politik, seperti halnya
organisme tubuh manusia itu, sampai tingkat tertentu juga merupakan tanggapan terhadap
struktur dan kebutuhan-kebutuhan internalnya sendiri. Tetapi perilakunya itu juga mencer-
minkan tanggapan terhadap tekanarı-tekanan dari lingkungan tempat sistem itu bekerja. Bisa
diperdebatkan bahwa sebagian besar perubahan-perubahan penting dalam suatu sistem politik
berasal dari perubahan-perubahan di antara variabęl- variabel eksternalnya. Karena saya akan
mengarahkan sebagian besar tulisan ini untuk menjelaskan beberapa masalah yang berkaitan
dengan hubungan antara sistem politik dergan lingkungannya, sekarang kita alihkan perhatian
kita untuk secara singkat menggambarkan ciri-ciri sistem politik yarig lain.

3. Diferensiasi dalam suatu sistem. Seperti akan kita lihat nanti, lingkungan itu memberikan
enerji untuk mengaktifkan suatu sistem serta informasi tentang arah penggunan enerji.
Dengan cara ini suatu sistem dapat melakukan pekerjaannya. Dan sistem itu menghasilkan
suatu jenis output yang berbeda dengan irnput yang diperolehnya dari lingkungar.nya.
Sehingga kita bisa memakainya sebagai hipotesa bahwa bila suatu sistem politik harus
menjalankan pekerjaan bermacam- macam tetapi dalam waktu yang terbatas, maka struktur-
strukturnya harus mengenal diferensiasi minimal. Kenyataannya, secara empiris tidak
mungkin ditemukan suatu sistem po!litik di mana unit-unitnya mengerjakan kegiatan-
kegiatan yang sama pada waktu yang sama. Anggota-anggota dari suatu sistem paling tidak
mengenal pembagian kerja minimal yang memberikan suatu struktur tempat berlangsungnya
kegiatan-kegiatan itu.

4. Integrasi dalam suatu sistem. Fakta tentang diferensiasi ini membukakan suatu wilayah
yang luas bagi penelitian sisten-sistem politik. Diferensiasi struktural ini mengatur kekuatan-
kekuatan yang selalu berubah yang secara potensial bisa merusakkan integrasi sistem itu. Bila
dua atau beberapa unit-unit sedang melakukan kegiatan-kegiatan yang berbeda pada waktu
yang sama, bagaimana kegiatan-kegiatan ini bisa menghasilkan suatu artikulasi yang berarti
bila anggota- anggota sistem tidak teratur dan tidak tertib dalam menghasilkan output yang
tidak menyangkut kepentingan kita? Kita dapat mengajukan hipotesa bahwa bila suatu sistem
berstruktur ingin mempertahankan dirinya, sistem itu harus memiliki mekanisme yang bisa
mengintegrasi atau memaksa anggota-anggotanya untuk bekerjasama walaupun dalam kadar
minimal sehingga mereka dapat membuat keputusan-keputusan yang otoritatif.
II. INPUT: TUNTUȚAN

Sesudah saya tunjukkan beberapa ciri utama sistem-sistem politik yang saya anggap perlu
diperhatikan bila kita ingin mengembangkan suatu pendekatan yang umum dalam studi
politik, sekarang saya akan membahas secara terperinci bagaimana penelahaan mengenal
input dan output ini akan bisa menjelaskan bekerjanya sistem-sistem ini. Ada dua jenis pokok
input-input suatu sistem politik: yaltu tuntutan dari dukungan. İnput-input inilah yang
memberikan bahan mentah atau informasi yang harus diproses oleh sistem itu, dan juga enerji
yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup sistem itu.

Alasan mengapa suatu sistem politik terbentuk dalam suatu masyarakat yaitu, mengapa orang
melibatkan diri dalam keglatan politik adanya tuntutan-tuntutan dari orang-orang atau
kelompok-kelompok dalam masyarakat tersebut yang tidak semuarya dapat dipenuhi dengan
memuaskan.

Ada satu fakta yang mendominasi kehidupan politik semua masyarakat: yaitu kelangkaan
akan sebagian besar hal-hal atau benda-benda yang bernilai tinggi. Beberapa dari tuntutan
akan hal-hal yang relatif langka itu tidak pernah masuk ke dalam sistem politik sebelum
dipenuhi melalui perur.dingan- perundingan pribadi dari atau penyelesaian-penyelesaian oleh
orang-orang yang terlibat di dalamınya. Tuntutan akan prestise bisa memperoleh pemuasan
melalui hubungan status di dalam masyarakat; tuntutan akan kekayaan bisa dipenuhi sebagian
melalui sistem ekonom!; kelnginan memiliki kekuasaan bisa diperoleh melalui jalan
pendidikan, pergaulan, organisasi buruh, atau organisasi-organisasi swasta lainnya. Bila
turitutan-tuntutan atau kehendak- kehendak itu disalurkan dengan suatu usaha yang
dicrganisasikan secara khusus dalam masyarakat maka tuntutan-tuntutan itu telah menjadi
input-input bagi sistem politik.

Penelitian yang sistematik tentang tuntutan-tuntutan ini mengharuskan kita untuk


memperhatikan beberapa pertanyaan pokok.

(1) Bagaimana tuntutan-tuntutan itu timbul dan mendapatkan ciri khusus dalam suatu
masyarakat? Dalam menjawab pertanyaan ini kita dapat menunjukkan bahwa tuntutan-
turntutan itu timbul dari dua bldang pengalaman: yaitu dari lingkungan di sekitar sistem itu,
atau di dalam sistem itu sendiri. Untuk masing-masing kita sebut saja tuntutan eksternal dan
tuntutan internal. Pertama kall marilah kita lihat tuntutan eksternal. Menurut saya, lebih baik
kita memandang lingkungan itu bukan sebagal kumpulan kejadian- kejadian yang campur-
baur, tetapi memandangnya sebagal sistem-sistem yang dengan mudah bisa dibedakan satu
sama lain, dan mudah pula dibedalkan dengan sistem politik itu. Dalam lingkungan itu kita
temui berbagai system

seperti ekologi, ekonomi, kebudayaan, kepribadian, struktur sosial, dan demografi. Masing-
masing sistem ini merupakan suatu kumpulan besar variabel-variabel dalam lingkungan
tersebut yang membantu atau mempenga- ruhi pembentukan jenis tuntutan yang masuk ke
dalam suatu sistem politik. Demi memberikan suatu ilustrasi tentang apa yang saya maksud,
saya akan membahas sedikit masalah budaya

. Anggota-anggota setiap masyarakat bertindak atau bertingkahlaku di dalam kerangka dari


suatu budaya yang membentuk tujuan-tujuan umum maupun khusus mereka dan prosedur-
prosedur yang oleh mereka dianggap harus diterapkan untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
Setiap kebudayaan mendapatkan. sifat uniknya sebagian dari fakta bahwa kebudayaan itu
menekankan satu atau beberapa segi perilaku khusus, dan penekanan strategis inilah yang
membedakannya dari kebudayaan-kebudayaan lain dalam hal tuntutan-tuntutan yang
diajukannya. Beberapa kebudayaan sangat menekan- kan segi kebutuhan ekonomis,
keberhasilan ekonomi, kebebasan individu, dan efisiensi rasional. Beberapa kebudayaan lain
menekankan pemeliharaan harmoni, walaupun proses pencapaian tujuan ini berarti
mengorbankan tujuan efisiensi dan rasionalitas. Beberapa yang lain lagi menekankan tujuan
mencari kekuasaan dan prestise.

Kebudayaan itu mengandung patokan-patokan nilai dalam suatu masyarakat dan karena itu
menandai batas-batas wilayah konflik potensial, bila hal yang bernilai itu tersedia dalam
jumlah lebih sedikit dibanding tuntutan yang ada. Tuntutan-tuntutan khusus yang ingin
masuk ke dalam proses politik harus memperhatikan masalah-masalah yang menimbul-kan
konflik yang dianggap penting oleh kebudayaan itu. Karenanya kita tidak dapat berharap bisa
memahami sifat tuntutan-tuntutan yang memerlukan penyelesaian politik bila kita tidak siap
untuk menjelajahi secara sistematik dan intensif hubungan tuntutan-tuntutan itu dengan
kebudayaan yang ada. Dengan beberapa perubahan, kebudayaan seperti yang saya
maksudkan itu berpenga- ruh juga pada bagian-bagian lain dari lingkungan di sekitar suatu
sistem politik. Tetapi tidak semua tuntutan-tuntutan berasal dari,

dan sebagian besar berada, dalam lingkungan itu. Jenis-jenis tuntutan penting berasal dari
situasi- situasi yang terjadi di dalam suatu sistem politik. Dalam setiap sistem yang berjalan,
secarą khas tuntutan-tuntutan bisa timbul dengan tujuan merubah hubungan-hubungan. politis
di antara anggota-anggota itu sendiri, sebagai akibat dari ketidakpuasan atas hubungan-
hubungan itu. Misalnya, dalam suatu sistem politik berdasar perwakilan, di mana perwakilan
setara merupakan norma politik yang penting, mungkin timbul tuntutan-tuntutan
menyeimbang- kan perwakilan di antara distrik-distrik pemilihan kota dan desa. Juga,
tuntutan-tuntutan untuk merubah proses pengangkatan pemimpin-pemimpin politik formal,
perubahan cara amandemen konstitusi, dan tuntutan lain serupaitu mungkin merupakan
tuntutan-tuntutan inspirasi di dalam sistem politik. Sangat perlu bagi kita untuk membedakan
tuntutan internal ini dari tuntutan eksternal karena ia bukanlah input yang dímasukkan ke
dalam sistem itu tetapi merupakan sesuatu yang timbul di dalam sistem itu sendiri
("withinput"). dan karena konsekuensi-konsekuensi yang ia timbulkan terha- dap ciri suatu
sistem politik lebih langsung daripada yang ditimbulkan oleh tuntutan eksternal. Selanjutnya,
bila kita tidak menyadari adanya perbedaan dalam kedua jenis tuntutan ini, tidak mungkin
kita bisa memahami munculnya suatu kumpulan tuntutan-tuntutan internal, karena harnya
memperhatikan lingkungan yang mengelilingi sistem itu saja.

(2) Bagaimana tuntutan-tuniutan itu dirubah menjadi issue-issue politik? Apa yang
menentukan sehingga suatu tuntutan menjadi suatu masalah yang menimbulkan diskusi
politik yang serius atau tetap merupakan sesuatu yang harus diselesaikan secara pribadi di
antara anggota masyarakat sendiri? Timbulnya suatu tuntutan, baik internal maupun
eksternal, tidak begitu saja akan menjadi suatu issue politik. Banyak tuntutan yang mati
begitu diajukan atau pengajuannya seret dan bertele-tele karena hanya didukung oleh
golongan masyarakat yang kurang berpengaruh dan tidak pernah bisa masuk yang merupakan
perwujudanke dalam tingkat pembuatan keputusan. Sedang tuntutan yang lain mungkin
menjadi issue. Jadi issue adalah suatu tuntutan yang oleh anggota-anggota masyarakat
ditanggapi dan dianggap sebagai hal yang penting untuk dibahas melalui saluran-saluran
yang diakui dalam sistem itu.

Pembedaan antara tuntutan dan issue menimbulkan sejumlah masalah. Bila kita ingin
memahami proses perubahan tuntutan menjadi issue, kita memerlukan data lebih lanjut.
Sebagai contoh, kita perlu mengetahui hubungan antara suatu pendukungnya dalam struktur
kekuasaan dalam masyarakat tersebut, penting- nya kerahasiaan dibanding dengan publisitas
atau keterbukaan dalam mengajukan tuntutan, masalah waktu diajukannya tuntutan itu,
pemilikan kecakapan atau pengetahuan politik,

penguasaan saluran komunikasi, sikap dan suasana pemikiran masyarakat, dan gambaran
yang dimiliki oleh pencetus tuntutan itu mengenai cara kerja sistem politik tertentu. Jawaban
terhadap masalah-masalah ini mungkin akan merupakan suatu indeks pengubahan atau
konversi yang mencerminkan probabilitas bagi suatu kumpulan tuntutan untuk bisa dirubah
ke dalam issue politik yang hidup. tuntutan dengan lokasi dari pencetusnya atau Bila kita
berasumsi bahwa ilmu politik terutama berkaitan dengan masalah cara pembuatan keputusan-
keputusan yang otoritatif dalam suatu masyarakat, maka tuntutan-tuntutan itu memerlukan
perhatian khusus sebagai jenis input utama bagi sistem politik. Telah saya nyatakan bahwa
tuntutan mempengaruhi perilaku suatu sistem dalam berbagai cara.

Tuntutan itu merupakan suatu bagian penting dari bahan dasar yang diperlukan untuk
bekerjanya suatu sistem. Tuntutan itu juga merupakan salah satu sumber timbulnya
perubahan dalain sistem politik, karena berubahnya lingkungan menyebabkan timbulnya
jenis-jenis input-tuntutan yang baru. Juga,

tanpa memperhatikan asal-usul dan faktor-faktor penentu tuntutan kita akan mengalami
kesulitan untuk menelaah bekerjanya suatu sistem politik pada saat tertentu maupun
perubahan-perubahan yang dialami suatu sístem politik dalam suatu interval waktu tertentu.
Baik sifat statik maupun dinamik historik dari suatu sistem politik bergantung pada
pemahaman yang terperinci tentang tuntutan-tuntutan yang ada, terutama pengaruh
lingkungan luar sistem politik terhadap tuntutan-tuntutan itu.

Anda mungkin juga menyukai