Anda di halaman 1dari 35

PINJAL, TUNGAU

DAN KUTU
DRA. DENAI WAHYUNI, M.SI
1. PINJAL
1. PINJAL Tikus (Xenopsylla chieopis)
Morfologi Pinjal
1. Pinjal berukuran kecil dengan panjang 1,5-3,3 mm dan bergerak
cepat
2. berwarna gelap (misalnya, cokelat kemerahan untuk kutu kucing).
3. Kaki pinjal berukuran panjang, sepasang kaki belakangnya
digunakan untuk melompat (secara vertikal sampai 7 inch (18 cm);
horizontal 13 inch (33 cm)
4. Tubuh pinjal bersifat lateral dikompresi yang memudahkan mereka
untuk bergerak di antara rambut-rambut atau bulu di tubuh inang
5. Kulit tubuhnya keras, ditutupi oleh banyak bulu dan duri pendek yang
mengarah ke belakang
- Pinjal merupakan salah satu parasit yang
paling sering ditemui pada hewan ke
sayangan baik anjing maupun kucin
-Pinjal diklasifikasikan ke dalam:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Klasis : Insecta
Ordo : Siphonoptera
Pinjal siklus hidupnya Metamorfosis Sempurna

1. Tahap Telur.
2. Tahap Larva
Setelah menetas, larva akan menghindar dari sinar
ke daerah yang gelap sekitar rumah dan makan
dari kotoran kutu loncat (darah kering yang
dikeluarkan dari kutu loncat). Larva akan tumbuh,
ganti kulit dua kali dan membuat kepompong
dimana mereka tumbuh menjadi pupa.
3. Tahap Pupa
Lama tahap ini rata-rata 8 sampai 9 hari.
Tergantung dari kondisi cuaca, ledakan populasi
biasanya terjadi 5 sampai 6 minggu setelah cuaca
mulai hangat. Pupa tahap yang paling tahan
dalam lingkungan dan dapat terus tidak aktif
sampai satu tahun.
4. Tahap Dewasa
Kutu loncat dewasa keluar dari kepompong nya
waktu mereka merasa hangat, getaran dan karbon
dioksida yang menandakan ada host di sekitarnya.
Setelah mereka loncat ke host, kutu dewasa akan
kawin dan memulai siklus baru.
Siklus keseluruhnya dapat dipendek secepatnya
sampai 3-4 minggu
Siklus keseluruhnya dapat dipendek secepatnya
sampai 3-4 minggu
Pengaruh pinjal terhadap kesehatan

1. Menimbulkan rasa sangat gatal karena ludah yang


mengandung zat sejenis histamine dan mengiritasi kulit
2. Menimbulkan alergi oleh karena reaksi hipersensitivitas
terhadap antigen ludah pinjal.
3. Xenopsylla cheopis Vektor pes. Reservoir utama dari
penyakit pes adalah hewan-hewan rodent (tikus, kelinci.
4. Selain pes, pinjal bisa menjadi vektor penyakit-penyakit
manusia, seperti murine typhus yang dipindahkan dari tikus
ke manusia
lanjutan

5. Disamping itu pinjal bisa berfungsi sebagai penjamu


perantara untuk beberapa jenis cacing pita anjing dan tikus,
yang kadang-kadang juga bisa menginfeksi manusia.
6. Selain pada manusia pinjal juga dapat mempengaruhi
kesehatan hewan peliharaan
Pencegahan, Pengendalian

1. Menyedot menggunakan vaccum.


2. Pencucian
3. Penyemprotan Lingkungan
2. TUNGAU
 Tungau merupakan spesies yang melimpah
diperkirakan terdiri atas 20.000 spesies dengan
memiliki habitat antara lain tanah, humus, air tawar, air
laut, dan tumbuhan, serta bersifat parasit pada hewan
dan tanaman.
 Beberapa dari mereka memakan tumbuhan dan hewan
yang masih hidup maupun yang sudah mati, sedangkan
yang lain menghisap cairan tumbuhan.
 Selain itu beberapa dari mereka memiliki kebiasaan
berada di kulit, darah atau jaringan dari vertebrata
darat.
Ciri ciri Tungau

1. Berukuran sangat kecil, yakni 250-300 mikron berbentuk


oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata.
2. Memiliki empat pasang kaki
3. Bernapas melalui tracheae, stigmata (lubang kecil pada
kulit), usus dan kulit.
4. Panjang tungau dewasa hanya 0,3-0,4 milimeter.
5. Tungau memiliki tubuh semitransparan memanjang yang
terdiri dari dua segmen menyatu.

.
Morfologi Tungau
Keterangan gambar

 Gnatosoma merupakan alat mulut yang terdiri atas kelisera


dan pedipalpi
 Kapitulum. Gnatosoma merupakan bagian dari kapitulum
 Podosoma. Terdapat empat pasang tungkai yang terletak
pada podosoma.
 Opistosoma merupakan bagian posterior dari tubuh tungau
yang terdiri dari organ sekresi dan organ genital.
 Idiosoma pada tungau adalah podosoma dan opistosoma
yang menyatu.
Klasifikasi tungau/mites yaitu:

 Kingdom : Animalia
 Phylum : Arthropoda
 Kelas : Arachanida
 Ordo : Acarinida
 Famili : Demodicidae, Psorergatidae, Tydeidae, dll
 Genus : Demodex, Psorergates, Tydeus, dll
 Spesies : Demodexbrevis, Psorergatesovis,
Tydeusmolestus, dll
1. Demodex brevis

a. Merupakan tungau wajah yang menimpa manusia, biasanya


ditemukan dalam kelenjar sebaceous dari tubuh manusia.
b. Tinggal di kelenjar sebaceous terhubung ke folikel rambut.
Dapatditemukan di wajah, dekat hidung, bulu mata dan alis,
dan juga terdapat di tempat lain pada tubuh.
c. Infestasi pada manusia disebut demodicosis atau demodex
(radang kelopak mata).
2. Dermatophagoides pteronyssinus

 Adalah tungau debu rumahyang berukuran 0,2 – 1,2 mm,


badannya berbulu dan berkaki 4 pasang(dewasa).
 Mengalami metamorfosis tidak sempurna
 Ditemukan pada debu rumah terutama di tempat tidur (sprei,
kasur, bantal), karpet, lantai dan juga ditemukan di luar rumah,
misalnya pada sarang burung, permukaan kulit mamalia dan
binatang lainnya
 Makanannya adalah serpihan kulit (skuama) manusia /
binatang
lanjutan

 Tungau merupakan komponen alergenik utama dari debu


rumah.
 Sebagai pemicu serangan asma dan gejala-gejala alergi di
seluruh dunia
 Tungau debu merupakan alergen hirup sebagai faktor
pencetus timbulnya penyakit alergi seperti dermatitis atopik,
asma bronkial dan rinitis.
3. Sarcoptes scabei

 Badannya transparan, berbentuk oval, pungggungnya


cembung, perutnya rata, dan tidak bermata.
 Ukurannya,yang betina antara 300-450 mikron x 250-350
mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, antara 200-240
mikron x 150-200 mikron.
 Bentuk dewasa tungau ini memiliki 4 pasang kaki
lanjutan

 Tungau membuat terowongan pada bagian permukaan kulit


tubuh pada lekukan lutut dan siku berada diantara sela – sela
jari dan pergelangan tangan serta pada daerah sekitar
puting payudara wanita dan penis serta kantung zakar pada
laki – laki dan di pantat bagian bawah.
 Tungau penyebab penyakit scabies ini distribusinya hampir di
seluruh penjuru dunia namun kebanyakan di beberapa negara
berkembang dimana prevalensi skabies sekitar 6% - 27%
populasi umum dan cenderung tinggi pada anak serta orang
dewasa.
Gambar Sarcoptes scabei
3. KUTU
1. Kutu Kepala (Pediculus humanus capitis)
Klasifikasi Kutu Kepala

 Kingdom : Animalia
 Phyllum : Arthropoda
 Kelas : Insecta
 Ordo : Phthiraptera
 Sub Ordo : Anoplura
 Famili : Pediculidae
 Genus : Pediculus
 Spesies : Pediculus humanus capitis
Epidemiologi

Kutu kepala merupakan parasit manusia saja dan


tersebar di seluruh dunia. Tempat-tempat yang
disukainya adalah rambut pada bagian belakang
kepala. Kutu rambut kepala dapat bergerak
dengan cepat dan mudah berpindah dari satu
hospes ke hospes lain
Kutu rambut kepala mudah ditularkan melalui kontak
langsung atau dengan perantara barang-barang
yang dipakai bersama-sama. Misalnya sisir, sikat
rambut, topi dan lain-lain.
lanjutan

Pada infeksi berat, helaian rambut akan melekat


satu dengan yang lainnya dan mengeras, dapat
ditemukan banyak kutu rambut dewasa, telur (nits)
dan eksudat nanah yang berasal dari gigitan yang
meradang. Infeksi mudah terjadi dengan kontak
langsung. Pencegahan dilakukan dengan menjaga
kebersihan kepala
2. Kutu Pubis (Phthirus pubis)
Klasifikasi

 Kindom : animalia
 Pilum : arthtropoda
 Class : insecta
 Order : phthiraptera
 Suborder : anoplura
 Family : pthiridae
 Genus : pthirus
 Species : p. pubis
Epidemiologi

 Angka prevalensi dan kejadian pubis pediculosis


sebagian besar perkiraan. Satu studi rinci (Simms et
al., 2006) menemukan kejadian sekitar 33 kasus
pubis pediculosis tahunan per 100.000 orang,
dengan dua kali lebih banyak laki-laki sebagai
perempuan memiliki infestasi kutu kemaluan. Seperti
dengan PMS lain, pubis pediculosis paling sering
terjadi pada dewasa muda.
 Di Inggris, insidensi tahunan adalah 74 kasus per
100.000 orang dalam 15 – untuk kelompok usia 24
tahun (. Simms et al, 2006), yang merupakan dua
kali tingkat kutu yang ditemukan dalam populasi
secara keseluruhan .
 PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Anda mungkin juga menyukai