3 PB
3 PB
September 2017
ABSTRAK
ABSTRACT
Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender (LGBT) is a phenomenon that has spread in the
modern era as a form of sexual deviation that is strongly influenced by wrong parenting, lack
of a father's role, inadequate Islamic religious education, and pornography that is easily
accessible to all groups .
Child growth and development includes important aspects that must be balanced and directed
proportionally. Aspects of child growth and development include: spirituality (faith), physical
(physical), psychological (psychological), intellectual, emotional, moral, social, sexual, and
economic. If parents and teachers are able to balance these aspects of education,
understanding and awareness of the dangers posed by LGBT behavior will be achieved.
Therefore the role of parents and teachers in understanding the dangers of LGBT for the
younger generation.
This research is designed to be able to understand the danger of LGBT for parents and
teachers in children's education, and can be a reference for other researchers. The hope of the
researchers is that this research can enrich understanding of LGBT in an Islamic perspective
and the dangers posed so that it is useful for generations in the field of education and social
life so that strategies and handling of LGBT can be found starting from preventing / treating
psychology and Islamic education. .
Keywords: LGBT, teenagers, parents, teachers, education, Islam.
147
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
148
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
dari bahaya LGBT. Sehingga dalam hal ini perbuatan yang melampaui batas dan akan
perlu adanya integrasi melalui pendidikan diazab dengan azab yang sangat pedih baik
agama Islam dari keluarga, sekolah dan di dunia maupun di akhirat. Sedangkan
lingkungan masyarakat. menurut konteks HAM (Universal) LGBT
cenderung diterima dan diperbolehkan
Dalam penelitian LGBT dalam
sebagai hak mutlak masing-masing
Perspektif Islam ini peneliti merumuskan
individu.
masalah sebagai berikut:
Secara umum tujuan penelitian ini
a. Bagiamana konsep LGBT dalam Islam?
adalah untuk memahami tentang LGBT
b. Apakah sebab munculnya perilaku
secara mendalam dilihat dari perspektif
LGBT dan bagaimana strategi
Islam. Selanjutnya tujuan penelitian LGBT
penanganannya?
dalam Perspektif Islam adalah:
Hasil penelitian LGBT dalam
a. Mengetahui tentang konsep LGBT
Perspektif Islam bermanfaat untuk
dalam Islam.
mencegah LGBT di kalangan remaja
b. Mengetahui sebab terjadinya perilaku
sehingga mereka memahami, tidak
LGBT dan strategi penanganannya.
menyetujui, dan menghindari perilaku
LGBT untuk hidup secara sehat lahir dan Upaya pencegahan LGBT dalam
batin dengan dibantu dan diarahkan oleh kehidupan remaja khususnya tingkat
orang tua, guru dan masyarakat. Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) melalui konsep
Anak dan remaja merupakan objek
LGBT dalam perspektif Islam harus
yang mudah disasar dengan perilaku
dicoba untuk membantu para orang tua
LGBT. Oleh karena itu sangat diperlukan
dan pendidik mengontrol perilaku anak
menyisipkan materi akhlak dan
implementasi nilai-nilai ibadah melalui dan remaja (SD dan SMP) yang memasuki
masa pubertas agar mereka tidak
kehidupan berkeluarga secara sehat. Jika
menyetujui dan sepakat menghindarkan
dibiarkan maka akan menjadi bahaya dan
diri dari orientasi seksual yang
ancaman penyakit psikis serta moral bagi
menyimpang (LGBT).
generasi muda Indonesia. LGBT
dipandang dari segi Islam merupakan Pembahasan dan penelitian tentang
tindakan yang dilaknat Allah SWT dan konsep LGBT dalam Islam peneliti batasi
pernah terjadi jaman Nabi Luth as. Bahkan dengan masalah seputar pemahaman
dalam al-Qur’an difirmankan sebagai konsep LGBT oleh guru, orang tua, dan
149
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
terhadap kenyataan perilaku LGBT yang dipahami tentang permasalahan LGBT dan
150
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
dampak yang muncul akibat perilaku mencegah LGBT (homoseksual) pada anak,
LGBT, dan kiat-kiat menghindari dan pendidikan seks sejak dini, dan memahami
menangani perilaku LGBT. Selanjutnya remaja. Di sisi lain juga menggunakan
metode berikutnya adalah koherensi intern beberapa hasil penelitian yang relevan dan
yang digunakan untuk memahami seluk dapat dijadikan acuan primer dalam
beluk LGBT dalam perspektif Islam, penelitian ini. Hal ini memberikan peluang
sehingga dicari titik sentralnya untuk dapat terhadap peneliti untuk melaksanakan
ditemukan konsep yang mengerucut dan penelitian tentang LGBT dalam perspektif
mewakili kondisi riil sikap anak dan Islam.
remaja terhadap perilaku LGBT tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh
Ramlan Yusuf Rangkuti tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN “Homoseksual dalam Perspektif Hukum
Penelitian LGBT dalam Perspektif Islam” menghasilkan konsep bahwa hukum
Islam ini peneliti temukan karya otentik dan Islam memandang bahwa hasrat seksual
penelitian sebelumnya berupa buku yang adalah fitrah manusia, kekuatan alami yang
bisa dijadikan acuan primer yang berjudul merupakan sebuah kodrat manusia.
“Lo Gue Butuh Tau LGBT” yang Sehingga dalam hal ini hukum Islam
menjelaskan tentang apa itu orientasi mengatur saluran hasrat seksual biologis
seksual, perubahan orientasi seksual, LGBT mansuia dengan sebuah pernikahan. Hukum
menurut Islam, Sikap kita terhadap SSA Islam jelas menolak penyimpangan seksual
(Same Sexual Attraction) dan LGBT, seperti homoseksual. Homoseksual adalah
menjaga diri dari LGBT, pacaran bukan perbuatan keji yang dilarang keras dalam
solusi. Buku ini dilengkapi dengan hukum Islam sebagaimana ditegaskan
suplemen tentang deteksi dini orientasi dalam alQur’an dan Hadits. Dalil-dalil
seksual dan kisah nyata dari klien yang hukum Islam sepakat melarang perbuatan
mengalami SSA. homoseksual, meskipun ada beberapa
Buku acuan yang kedua berjudul pendapat tentang sanksi hukum pada para
“Strategi Pencegahan LGBT pada Anak” pelaku homoseksual. Beberapa dalil
oleh Dewi Rokhmah, S.KM., M.Kes. yang menagtakan bahwa para pelaku harus
menjelaskan tentang all about LGBT, dibunuh, dihukum, seperti sebuah
penyebab LGBT (Homoseks) dan konsep pengadilan bagi para pelaku orang dewasa,
prevensi munculnya perilaku LGBT, peran bahkan dalil tersebut mengatakan bahwa
keluarga mencegah perilaku LGBT pelaku homoseksual dihukum dengan
(Homoseks), pola asuh orang tua untuk dimasukkan dalam penjara.
151
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
2) Gay, yaitu pasangan laki-laki dengan
laki-laki. Laki-laki yang mencintai atau
merasakan rangsangan seksual sesama
jenisnya.
152
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
153
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
Alasan apa pun yang dilakukan oleh perbuatan itu, selanjutnya Allah tidak
seseorang untuk tujuan mengubah ciptaan segan-segan memberi azab sebagaimana
Allah maka hal tersebut dilarang yang ditimpakan kepada kaum Luth.
sebagaimana firman Allah Swt: Homoseksualitas, adalah suatu cara
untuk memenuhi dorongan seks dengan
sesama jenis, lelaki dengan lelaki
yakni hubungan seks antara dua orang
yang berlainan jenis kelamin.
Homoseksual adalah aktifitas seksual yang
dilakukan oleh pasangan sesama jenis, laki-
“Dan Aku benar-benar akan
menyesatkan mereka, dan akan laki dengan laki-laki atau perempuan
membangkitkan angan-angan dengan perempuan. (Syafiq Hasyim, 2010:
kosong pada mereka dan menyuruh
mereka (memotong telinga-telinga 241)
binatang ternak), lalu mereka Homoseks merupakan akibat
benar-benar memotongnya, dan
akan Aku suruh mereka (mengubah kelainan dalam perkembangan kepribadian
ciptaan Allah), lalu benar-benar seseorang. Istilah kedokteran menyebut
mereka mengubahnya, barang
siapa yang menjadikan syaitan homoseks ini sebagai paederastia, yaitu
menjadi pelindung selain Allah, perbuatan senggama melalui dubur. Dalam
maka sesungguhnya ia menderita
kerugian yang nyata.” (Q.S. An- Islam disebut liwath/’amal qaumi Luthin. 1 0F
154
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
Kisah kaum Luth yang terdapat baik akidah maupun ibadah, dan ia akan
dalam al-Qur’an dapat dijadikan dasar selalu berkomunikasi dengannya dalam hal
guna melarang perbuatan homoseksualitas, penerapan metode maupun peraturan.
karena perbuatan ini merupakan praktik Contoh pendidikannya adalah:
seksual abnormal dan merupakan 1) Membuka kehidupan anak dengan
penyimpangan seksual yang sangat kalimat Laa ilaaha illallah. Sesuai
menjijikkan, sehingga sangat dikutuk oleh dengan hadits dari Ibnu Abbas r.a.
agama Islam, termasuk salah satu dosa yang artinya: “Bacakanlah kepada
besar yang hukumnya haram, karena itu anak-anak kamu kalimat pertama
termasuk perbuatan keji dan melewati dengan laa ilaaha illallah (tiada
batas. Nabi Muhammad saw bersabda, Tuhan selain Allah)”. Rahasianya
“Semoga Allah mengutuk orang-orang adalah agar kalimat tauhid dan syiar
yang melakukan perbuatan kaum Luth.” masuk Islam itu menjadi yang pertama
Beliau mengulang-ulanginya sampai tiga masuk ke dalam pendengaran anak,
kali pernyataan tersebut. kalimat yang pertama diucapkan lisan
dan lafal pertama yang dipahami anak.
Peran Keluarga dalam Mencegah
2) Mengenalkan hukum halal dan haram
Perilaku LGBT
kepada anak sejak dini. Sesuai dengan
Dalam pandangan psikologi
hadits dari Ibnu Abbas r.a. yang
perkembangan, anak memiliki beberapa
artinya: “Ajarkanlah mereka untuk
aspek penting yang harus diperhatikan
taat kepada Allah serta suruhlah anak-
orang tua dalam mendidik dan mengawasi
anak kamu untuk menaati perintah-
agar terhindar dari perilaku LGBT. Berikut
perintah dan menjauhi larangan-
ini sepuluh pendidikan yang harus
larangan. Karena hal itu akan
diperhatikan dan menjadi tanggung jawab
memelihara mereka dan kamu dari api
orang tua.
neraka”.
a. Pendidikan Iman
3) Menyuruh anak untuk beribadah ketika
Pemahaman yang menyeluruh
memasuki usia tujuh tahun. Sesuai
terhadap pendidikan anak adalah
dengan hadits dari Ibnu Amr bin Al-
menumbuhkan anak atas dasar
Ash r.a. dari Rasulullah saw. bahwa
pemahaman-pemahaman berupa dasar-
beliau bersabda: “Perintahkanlah
dasar pendidikan iman dan ajaran Islam
anak-anakmu menjalankan ibadah
sejak masa pertumbuhannya. Dengan
shalat jika mereka sudah berusia tujuh
demikian anak akan terikat dengan Islam,
155
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
156
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
tanggung jawab dan amanat yang a) Pengajaran yang hidup yaitu anak
diserahkan Allah di antaranya adalah: hendaknya diajari oleh kedua orang
tua tentang hakikat Islam dan
1) Kewajiban memberi nafkah kepada
seluruh permasalahan serta
keluarga dan anak.
hukumnya.
2) Mengikuti aturan-aturan yang sehat
b) Teladan yang hidup, yaitu orang tua
dalam makan, minum, dan tidur.
memberikan teladan kepada anak-
3) Melindungi diri dari penyakit menular.
anaknya hal-hal yang baik sesuai
4) Pengobatan terhadap penyakit.
dengan ajaran Islam.
5) Merealisasikan prinsip-prinsip ‘tidak
c) Penelaahan yang hidup, yaitu dapat
boleh menyakiti diri sendiri dan orang
dilakukan dengan mendirikan
lain’.
perpustakaan bagi anak.
6) Membiasakan anak berolah raga dan
d) Pergaulan yang hidup, yaitu orang
bermain ketangkasan.
tua memilihkan teman-teman yang
7) Membiasakan anak untuk bersahaja,
saleh.
zuhud dan tidak larut dalam
e) Pemeliharaan kesehatan rasio yaitu
kenikmatan.
orang tua harus memperhatikan
8) Membiasakan anak bersikap tegas dan
kesehatan akal anak-anaknya.
menjauhkan diri dari pengangguran,
penyimpangan dan kenakalan.
e. Pendidikan Kejiwaan (Psikologis)
Tujuan pendidikan ini adalah
d. Pendidikan Intelektual
membentuk, membina, dan
Pendidikan intelektual adalah pola
menyeimbangkan kepribadian anak. Sejak
pikir anak dengan segala sesuatu yang
anak dilahirkan, Islam telah
bermanfaat, seperti ilmu agama, ke-
memerintahkan kepada para pendidik
budayaan, dan peradaban. Pendidikan
untuk mengajari dasar-dasar kesehatan
intelektual terfokus pada tiga
jiwa yang memungkinkan ia dapat menjadi
permasalahan, yaitu:
seorang manusia berakal, berpikir sehat,
1) Kewajiban mengajar yaitu
bertindak penuh pertimbangan, serta ber-
menumbuhkan kesadaran mempelajari
kemauan tinggi. Pendidikan kejiwaan yang
ilmu pengetahuan dan budaya.
dapat dilakukan orang tua adalah:
2) Menumbuhkan kesadaran berpikir.
1) menanamkan sikap pemberani
Cara yang dapat ditempuh antara lain:
2) menanamkan sikap mandiri
157
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
bersumber dari aqidah Islamiyah yang mendidik anak sejak kecil agar terbiasa
abadi dan emosi keimanan yang mendalam menjalankan perilaku sosial yang utama,
merupakan fenomena tingkah laku yang bersumber pada akidah Islamiyah yang
dapat mendidik anak guna melakukan kekal dan kesadaran iman yang mendalam
segala kewajiban sopan santun dalam dan di tengah masyarakat nanti ia mampu
berinteraksi dengan orang lain secara baik. bergaul dan berperilaku sosial.
Pendidikan sosial ini dijelaskan oleh Pendidikan sosial tidak bisa lepas
3) Memelihara hak orang lain
a) hak terhadap orang tua
“…Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, b) hak terhadap sanak keluarga
ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, c) hak terhadap tetangga
maka Allah menjernihkan antara hatimu,
lalu jadilah kamu karena nikmat Allah d) hal terhadap guru
158
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
159
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
maupun melalui istri-istri beliau, mem- kami tidak melihat alasan untuk
menghindari pendidikan seks (sayangnya
buktikan bahwa masalah seksual bukanlah
ini terjadi di banyak negara Muslim).
masalah yang tabu atau misteri, bahkan Kami yakin, lebih baik memberi
pengajaran yang benar daripada
harus diungkapkan dan dihargai
meninggalkannya untuk memberi kesem-
sepenuhnya. “Malu adalah sebagian dari patan mendapatkan sumber-sumber yang
salah, dan melakukannya diam-diam
iman”, beliau juga mengajarkan “Tidak
dengan rasa bersalah.”
ada yang memalukan dalam masalah
agama”.
10. Pendidikan Ekonomi
Pendidikan kehidupan berkeluarga
Rasulullah saw. mengingatkan
adalah suatu bentuk dari pendidikan seks
kepada kita tentang pentingnya kemapanan
dengan ruang lingkup yang lebih luas.
ekonomi bagi setiap muslim. Beliau
Bahkan dalam rangka mengembangkan
menghimbau kepada umatnya untuk
keluarga berencana, sekarang ini telah
menghindari dan meninggalkan kondisi
dikembangkan pendidikan seks, yaitu
ekonomi yang lemah, karena kondisi
dengan pendidikan kependudukan. Kami
ekonomi yang lemah akan mudah
menyadari bahwa terlibat saja dalam
menanggalkan keimanannya kepada Allah
pendidikan seks belum berarti mendidik,
Swt. Rasulullah saw. bersabda:
apalagi mengatasi atau mengobati masalah
seks. Berikut ini pernyataan Prof. Dr. ﻛَﺎ َﺩ ﺍ ْﻟﻔَ ْﻘ ُﺮ ﺍ َ ْﻥ ﻳﱠﻜ ُْﻮ َﻥ ُﻛ ْﻔ ًﺮﺍ )ﺭﻭﺍﻩ
Hassan Hathout, Profesor obstetric dan (ﺍﺑﻮ ﻧﻌﺎ ﺋﻢ
genekologi dari Fakultas Kedokteran “Kefakiran nyaris menyebabkan kekafiran
Universitas Kuwait, sebagaimana yang …” (HR Abu Nu’aim)
dikutip oleh dr. Nina Surtiretna: Anak sangat memerlukan
“Sesungguhnya merupakan keyakinan kita pendidikan ekonomi di dalam keluarga
bahwa fakta-fakta tentang seks harus
diajarkan kepada anak-anak dengan cara dengan porsi yang cukup dan dijadikan
yang sesuai dengan pertumbuhan usia salah satu prioritas, sehingga kelak anak-
mereka, baik oleh keluarga maupun
sekolah. Kami menekankan ini harus anak akan tumbuh dewasa tidak hanya
dilakukan dalam konteks ideology Islam dengan kuatnya aqidah, ketekunan
dan ajaran Islam yang menyeluruh
(kaffah), agar para remaja (di samping beribadah dan keluhuran akhlak, tetapi
mendapatkan pengetahuan psikologis yang juga benar-benar memiliki kemandirian
benar) menjadi sadar sepenuhnya atas
kesucian hubungan seksual dalam Islam, ekonomi. Anak dididik sedini mungkin
dosa besar jika menodai kesuciannya, baik untuk berlaku adil dan tidak mengambil
menurut hukum Islam maupun (jauh lebih
utama) dalam pandangan Allah. Dengan atau memanfaatkan hak orang lain. Anak-
menyajikan kandungan Islam yang maju,
160
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
anak akan dijamin sejahtera karena usaha sampai empat tahun karena di usia
dan kegigihan mereka yang memperkuat tersebut anak harus tahu dan paham
aqidah, ibadah dan akhlak mereka.Metode apakah dirinya laki-laki ataukah
yang bisa digunakan orang tua adalah perempuan. Selanjutnya usia rentan
pembiasaan dan contoh kerja keras, jujur, perkembangan seks anak adalah di usia
mandiri, tidak rendah diri, rajin bersedekah menjelang pubertas. Dalam usia pubertas
kepada fakir miskin untuk membersihkan ini seorang anak harus sehat, tidak
harta, dan hemat. Firman Allah Swt.: terpapar HIV/ AIDS, dan memiliki
growing straight (perkembangan yang
lurus) tentang identias diri. Jika dia anak
161
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
162
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
dari orang tuanya agar seimbang dan satu langkah yang luar biasa dari
proporsional masing-masing Presiden Trump.
aspeknya. 3. Cenderung gonta-ganti pasangan.
Banyak orang tua dan guru yang Hubungan antara dua manusia
belum menyadari jika anak dan remaja yang dari awalnya tidak sah maka
sudah terpapar oleh perilkau LGBT dan kedepannyapun akan berjalan
juga seks menyimpang akan pincang sebab ada beberapa pihak
mengakibatkan hal-hal sebagai berikut: yang tidak merestuinya termasuk
lembaga pemerintah dan lembaga
1. Haus akan pengakuan keagamaan. Nasib pasangan ini
Manusia yang gila pujian akan menjadi sangat tidak jelas
cenderung bisa diseret oleh orang sehingga tidak ada tujuan hidup
lain untuk dijadikan sesuatu. Jika bahkan rasanya tidak ada lagi arti
sesuatu sudah membuat hidup ini sehingga cenderung
ketergantungan atau candu maka gonta-ganti pasangan demi berburu
ada kecenderungan orang lain bisa hawa nafsu sesat.
menggiring kepada hal-hal yang 4. Beresiko menyebabkan penyakit
jahat. seksual.
2. Hubungan yang tidak direstui oleh Perilaku kaum ini cenderung
Pemerintah dan Agama. mempraktekkan gaya bercinta yang
Jaman sekarang, semakin minim aneh dan tidak pantas sekaligus
negara yang merestui pernikahan beresiko merusak organ. Misalnya
LGBT. Hanya negara-negara saja anal seks yang dapat merusak
sekuler–atheis di Uni Eropa sajalah otot puboccacygeus (otot kegel)
yang masih mengizinkan sehingga membuat otot di sekitar
pernikahan sejenis. Bahkan Negeri dubur lemah dan sering lepas
Paman Sam yang dari awal telah kendali (pup/ pipis di celana tanpa
meng-acc-kan undang-undang sadar).
inipun ikut mundur sehingga tidak 5. Biasanya menjadi jauh dari Tuhan
lagi mempertahan pernikahan Dampak sosial berikutnya saat
sejenis (laki-laki dengan laki-laki anda memilih untuk menjadi
dan perempuan dengan seorang “penyuka sesama jenis”
perempuan). Ini merupakan salah adalah tidak diakui oleh agama
manapun khususnya di Indonesia.
163
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
Mereka cenderung mengikuti nafsu bahwa jalan yang dipilih selama ini
syahwatnya sehingga tidak lagi telah merusak kehidupan.
mau mengenal norma-norma 8. Dikucilkan masyarakat dan teman-
agama bahkan semakin jauh dari teman.
Tuhan. Beberapa teman yang awalnya
6. Gila akan kebutuhan materi. belum kenal akan tetap ramah
Biasanya mereka yang tidak disisimu. Akan tetapi setelah
memiliki keimanan di dalam hati mereka mengetahui kedok
juga tidak memiliki prinsip hidup sebenarnya maka mulailah menjaga
karena pikirannya sering bahkan jarak dengan anda. Status sebagai
selalu dalam keadaan kosong. pemilik orientasi seksual yang
Inilah juga yang mendorong kacau balau akan membuat hidup
otaknya mudah dihasut oleh orang kita berantakan. Semua ini telah
lain (orang lain, iklan, televisi dan menjauhkan kita dari pergaulan
lainnya) dan pikiran cenderung sehari-hari. Masyarakat yang tahu
melayang-layang kemana-mana. akan menjauh dan melarang anak-
Sadar ataupun tidak hal-hal anaknya untuk bergaul dengan
semacam inilah yang membuat penyuka sesama jenis.
seseorang cenderung menggilai 9. Beberapa lahan pekerjaan kurang
(haus) materi. menerima orang-orang semacam
ini.
7. Beberapa dijauhi oleh keluarga dan
Ada beberapa tempat kerja yang
masyarakat.
tidak menyukai kaum ini, bahkan
Patut diketahui bahwa beberapa
saat melamar kerja orientasi
kaum keluarga tidak menyukai
seksualnya segera ditanyakan baik
perilaku seks yang menyimpang
secara langsung (wawancara)
semacam ini. Walau ada yang
maupun secara tidak langsung.
merasa tidak masalah namun
10. Rentan terhadap stres.
kemungkinan untuk ditolak sangat
Ini merupakan akibat dari
besar. Akan muncullah masalah
penolakan yang semakin luar biasa.
baru dimana anda membutuhkan
Tanpa disadari, tekanan yang
dukungan namun tidak ada kaum
datangnya bertubi-tubi dari luar
keluarga yang datang sehingga
telah meluluh lantakkan suasana
andapun mulai anda menyadari
hati. Jika anda terus merenungi/
164
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
165
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
7) Peran para tokoh, ulama dan ahli berikut hukumnmya. Oleh karena itu
pendidikan dalam menyelsaikan problem LGBT ini
Peranan para tokoh pendidikan agama tidak dapat mengandalkan satu sisi
sangat urgen untuk menstop segala
keilmuan saja, sehinga pendidikan agama
bentuk penyimpangan seks terutama
Islam juga harus didukung oleh ilmu jiwa.
perilaku LGBT.
Orang tua dan guru sangat dibutuhkan
8) Peran masyarakat
dalam mengawal generasi agar terhindar
Masyarakat adalah tempat tumbuh
kembangnya generasi muda sehingga
dari perilaku LGBT tersebut.
dapat disembuhkan. jangan sampai Bali, Abdus Salam, Wahid. 2000. Kiat
Mencetak Anak Shalih. Yogyakarta:
beralih ke orientasi seksual. Jalur yang Titian Ilahi Press.
digunakan oleh para ahli untuk Hasyim, Syafiq. 2004. Bebas dari
menyembuhkan perilaku LGBT adalah Patriarkhisme Islam. Jakarta: Kata
Kita.
kejiwaan dan pendidikan agama Islam.
Halim, Fatimah. 2011. Waria dan Operasi
Karena sudah dijelaskan dalam berbagai Kelamin. Jurnal Ar-Risalah. Vol.11
dalil tentang larangan perilaku LGBT
166
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
167
Jurnal Humanika, Th. XVII, No. 2. September 2017
168