Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIK DALAM AL-QUR’AN

Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Tafsir Tarbawi

Oleh Kelompok 7 :

NANDA IMAN NISYA (1801071)

SILVIA (1801111)

ANNISA MIFTASIVA (1801010)

Kelas/ Semester :

5.A PAI / V

Dosen Pembimbing:

Dr. HERI SURIKNO, MA

JURUSAN PAI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

SYEKH BURHANUDIN

1441 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pendidik dalam Al-
Qur’an” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak dosen Dr. Heri Surikno, MA selaku dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pariaman, 17 November 2020 

Penulis
DAFTAR ISI

A. KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
B. BAB I PENDAHULUAN........................................................................................iii
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
2.1 Pendidik Dalam Perspektif Al-Quran.................................................................2
2.2 Sifat,Hakikat dan Tugas seorang Pendidik dalam perspektif Al-Quran.............3
2.3 Kompetensi yang harus dimiliki pendidik dalam perspektif Al-Quran..............4

D. PENUTUP................................................................................................................16
E. DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................17
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidik (guru) merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam pendidikan.
Guru sebagai pendidik merupakan suatu amanah yang sangat berat untuk dilaksanakan.
Dikatakan berat, karena guru harus bisa membimbing dan mengarahkan peserta didiknya
ke arah yang positif dan lebih baik, dari semua aspek yang ada pada peserta didik baik
dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seorang guru bisa mengemban amanah
sebagai pendidik dengan baik, apabila ia mengerti akan berbagai teori yang menyangkut
dirinya yang bertugas sebagai guru. Dalam kaitannya dengan masalah ini, akan dibahas
dalam makalah ini berbagai asumsi yang diambil dari sumber utama agama Islam yakni
Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dalam kedua sumber tersebut terdapat banyak sekali literatur-
literatur yang membahas tentang pendidik.
Makalah ini akan membahas tentang bagaimana seorang pendidik arau guru
tersebut dalam pandangan Islam atau lebih tepatnya dalam perspektif Al-Quran akan
dikupas tuntas dalam bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam perspektif Al-Qur’an
dan Hadits?
2.  Apa Hakikat dan tugas seorang guru dalam perspektif Al-Qur’an?
3. Apa Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru dalam perspektif Al-Qur’an?
BAB II

PEMBAHASAN

Pendidik Dalam Al Qur’an

a. Pengertian Pendidik

Pendidik dalam Islam ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik. Dalam Islam, orang yang paling bertanggung jawab adalah
orang tua (ayah dan ibu) anak didik. Pada awalnya tugas pendidik adalah murni tugas
kedua orang tua, namun pada perkembangan zaman yang telah maju seperti sekarang ini,
banyak tugas orang tua yang diserahkan ke sekolah, karena lebih efisien dan lebih
efektif.1
Nur Uhbiyati memberikan definisi tentang pendidik adalah orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu
melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai
makhluk sosial, dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri. 2 Disamping itu
pengerian endidikan dalam al qur’an terdapat pada QS. Al- Isra : 24
?‫ص ِغي ًرا‬ ُّ ‫َاح‬
َ ‫ٱلذلِّ ِمنَ ٱلرَّحْ َم ِة َوقُل رَّبِّ ٱرْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانِى‬ ْ ‫َو‬
َ ‫ٱخفِضْ لَهُ َما َجن‬

Artinya : Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh


kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

b. Sifat-sifat yang harus dimiliki Pendidik Dalam Perspektif Al-Quran

Pendidik bukan hanya menerima amanat dari orang tua untuk mendidik,
melainkan juga dari setiap orang yang memerlukan bantuan untuk mendidiknya. Sebagai
pemegang amanat, Pendidik bertanggung jawab atas amanat yang diserahkan kepadanya.
Allah SWT menjelaskan:

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), h. 74-75.
1

2
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam I, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h. 65.
۟ ‫ت إِلَ ٰ ٓى أَ ْهلِهَا َوإِ َذا َح َك ْمتُم بَ ْينَ ٱلنَّاس أَن تَحْ ُك ُم‬
‫وا بِ ْٱل َع ْد ِل ۚ إِ َّن ٱهَّلل َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُكم بِ ِٓۦه ۗ إِ َّن‬ ۟ ‫إِ َّن ٱهَّلل َ يَأْ ُم ُر ُك ْم أَن تُ َؤ ُّد‬
ِ َ‫وا ٱأْل َ ٰ َم ٰن‬
ِ
‫صيرًا‬ ِ َ‫ٱهَّلل َ َكانَ َس ِمي ۢ ًعا ب‬
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat. (Q.S. An- nisa : 58) 3

Berdasarkan penjelasan diatas bahwasanya Pendidik sebagai pemegang amanat


haruslah memiliki sifat-sifat yang yang mulia diantaranya sebagai berikut : 4

1. Zuhud
2. Kebersihan Pendidik.
3. Ikhlas
4. Pemaaf
5. Kasih sayang / mencintai muridnya
6. Harus mengetahui tabi'at murid.
7. Pendidik harus sanggup menguasai pelajaran yang diberikannya.

c. Hakikat dan Tugas Pendidik


1. Murabbi

Fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat yang memandang bahwa tugas


guru hanya seorang pengajar (pentransfer ilmu) di lingkungan pendidikan perlu untuk
dirubah. Karena sejatinya seorang guru bukan hanya sebagai pengajar untuk
mencerdaskan pola pemikiran anak didik yang dari tidak tahu menjadi tahu. Akan tetapi
penting untuk dijelaskan tugas seorang guru yang sebenarnya dari aspek Alquran dan
hadis. Tugas seorang guru yang pertama dan terpenting adalah pengajar Istilah murabi
merupakan bentuk (sigah) al-ism al-fa’il yang berakhir. Pertama berasal dari kata raba,
yarbu, yang artinya zad dan nama (bertambah dan tumbuh). Kedua berasal dari kata
rabiya, yarba yang mempunyai makna tumbuh dan menjadi besar. Ketiga, berasal dari

3
QS. An-Nisa(4):53
4
M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 131-134.
kata rabba yarubbu yang artinya memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan
memelihara. (Bisri, 1999)

Istilah Murabbi sebagai pendidik mengandung makna yang luas, yaitu

a. Mendidik peserta didik agar kemampuannya terus meningkat;


b. Memberi bantuan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensinya;
c. Meningkatkan kemampuan peserta didik darikeadaan yang kurang dewasa menjadi
dewasa dalam pola pikir, wawasan dan sebagainya;
d. Menghimpun semua komponen-komponen pendidikan yang dapat mengsukseskan
pendidikan;
e. Memobilisasi pertumbuhan dan perkembangan anak;
f. Bertanggung jawab terhadap proses pendidikan anak;
g. Memperbaiki sikap dan tingkah laku anak dariyang tidak baik menjadi lebih baik;
h. Rasa kasih saying mengasuh peserta didik, sebagai orang tua

2. Mu’allim

Mu’allim berasal dari al-fi’il al madi’ allama, mudari nya yuallimu dan
masdarnya al-.ta’lim Artinya, telah mengajar, sedang mengajar, dan pengajaran atau
orang yang mengajar. Mu’allim merupakan al-ismal fa’il dari allama yang artinya orang
yang mengajar. Dalam bentuk sulasi mujarrad, masdar dari ‘alima adalah ilmu, yang
sering dipakai dalam bahasa Indonesia disebut ilmu. (Jurjanji) Berkenaan dengan
mu’allim terdapat dalam Al Qur-an surat Al Baqarah [2] ayat 151, sebagi berikut:

?۟ ُ‫ب َو ْٱل ِح ْك َمةَ َويُ َعلِّ ُم ُكم َّما لَ ْم تَ ُكون‬


َ‫وا تَ ْعلَ ُمون‬ ۟ ُ‫َكمٓا أَرْ َس ْلنَا فِي ُك ْم َر ُسواًل ِّمن ُك ْم يَ ْتل‬
َ َ‫وا َعلَ ْي ُك ْم َءا ٰيَتِنَا َويُ َز ِّكي ُك ْ?م َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ْٱل ِك ٰت‬ َ
Artinya: sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu)
Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami
kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-
Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.(Qs. Al Baqarah
[2]:151)5

Berdasarkan ayat di atas, maka Mu’allim adalah orang yang mampu untuk
mengkonstruksikan bangunan ilmu secara sistematis dalam pemikiran peserta didik
dalambentuk ide, wawasan, kecakapan, dan sebagainya, yang ada kaitannya dengan
hakekat sesuatu. Mu’allim adalah orang yang memiliki kemampuan unggul dibanding
5
QS. Al-Baqarah(2):151
dengan peserta didik, yang dengannya ia dipercaya menghantarkan peserta didik kearah
kesempurnaan dan kemandirian. (Ramayulis, 2009)

3. Mu’addib

Mu’addib merupakan al-ismal fa’il dari madi- nya addaba yang artinya mendidik,
sementara Mu’addib artinya orang yang mendidik atau pendidik. Dalam wazan fi’il sulasi
mujjarad aduba adalah adaban artinya sopan, berbudi baik. Al- adabu artinya kesopanan.
Adapun masdar dari Al-addaba adalah ta’dib, yang artinya pendidikan. (Munawwir,
1984)

Secara terminology Mu;addib adalah seorang pendidik yang bertugas


untukmenciptakan suaana belajar yang dapat menggerakkan peserta didik untuk
berperilaku atau beradab sesuai dengan norma-norma, tata susila dan sopan santun yang
berlaku dalam masyarakat. (Ramayulis, 2009)

4. Mudarris

Secara etimologi istilah Mudarris berasal dari bahasa Arab, yaitu sigah al-ism al-
fi’il dari al fa’il al-madi darrasa. Darrasa artinya mengajar, sementara mudarris artinya
Pendidik, pengajar. (Munawwir, 1987)

Secara terminologi mudarris adalah orang yang memiliki kepedulian intelektual


dan informasi, serta mengupdate pengetahuan dan keahliannya secara continue, dan
senantiasa berusaha membuat peserta didiknya menjadi cerdas, meminimalisir kebodohan
mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Mursyid

Secara etimologi istilah Mursyid berasal dari bahasa Arab dalam bentuk al-ism al
fi’il dari al-fa’il al-madi rasysyada artinya ‘allama mengajar. Sementara Mursyid
memiliki persamaan makna dengan kata al-dalil dan al mu’allim, yang artinya penunjuk,
pemimpin, pengajar, dan instruktur. Dalam bentuk sulasi mujarrad masdar-nya adalah
rusydan

Secara terminology Mursyid adalah merupakan salah satu sebutan


pendidik/Pendidik dalam pendidikan Islam bertugas untuk membimbing peserta didik
agar ia mampu menggunkan akal pikiran secara tepat, sehingga ia mencapai keinsyafan
dan kesadaran tentang hakekat sesuatu atau mencapai kedewasaan berfikir. Mursyid
berkedudukan sebagai pemimpin, penunjuk jalan, pengarah, bagi peserta didiknya agar ia
memperoleh jalan yang lurus.

Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru dalam al qur’an


Kompetensi Guru Dalam menghadapi sengitnya kehidupan di bumi ini,
kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi yang ada akan menjadi tolak ukur
keberhasilan dalam menjalankan kehidupannya. Begitu juga dengan seorang guru yang
harus memiliki kompetensi yang tinggi agar mampu menghasilkan daya saing yang solid
yang mampu mengatasi problem yang ada dan tentunya juga sukses menjalankan tugas
sebagai pendidik dalam hidupnya. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru adalah cerdas. Firman Allah: (QS. An-Najm: 6)6

‫ُذو ِم َّر ٍة فَٱ ْستَ َو ٰى‬


Artinya : Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri
dengan rupa yang asli.
Ayat ini menerangkan, bahwa Jibril itu mempunyai kekuatan yang luar biasa.
Buktinya, Jibril mampu menghancurkan kaum Samud yang ingkar pada Nabi Luth. Dan
kekuatan lainnya, adalah Jibril mampu turun ke bumi dalam waktu sekejap mata, serta
Jibril juga mampu berubah bentuk menjadi seperti manusia. Secara eksplisit ayat di atas
memberikan penjelasan bahwa guru seharusnya mempunyai kecerdasan yang tinggi.
Kecerdasan ini bersifat sangat luas bagi seorang guru, di antaranya guru cerdas dalam
memahamkan atau mentransfer materi yang diajarkan kepada murid, guru cerdas dalam
memilih model dan strategi yang dipakai dalam sistem pembelajarannya, serta juga harus
cerdas memecahkan masalah yang menghadapi dalam belajar mengajar. Kedua,
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah berakhlak mulia. Dalam hadis,
Rasulullah bersabda: ̄

Artinya: “ Menceritakan kepada kami ‘Abdullah menceritakan kepada abi,


menceritakan kepada hasyim bin al-qasim menceritakan kepda kami mubaraq dari Hasan
Sa’id bin hisyam bin ‘Amir berkata, akau datang kepada ‘Aisyah, lalu aku berkata wahai
ummul mukminin, ceritakanlah kepadaku tentang akhlak Rosulullah SAW.’Aisyah
berkata :’ Akhlak Rosulullah adalah al Qur’an, ketika kamu membaca al Qur’an firman
Allah Azza wajalla dan sesungguhnya atasnya (Rosulullah) budi pekerti yang agung. Aku
berkata, Sesungguhnya aku menginginkan tidak kawin selamanya. ‘Aisyah berkata:
janganlah kamu melakukannya, apakah kamu tidak membaca sungguh telah ada pada diri
Rosulullah SAW suri tauladan yang baik. Maka sesungguhnya Rosulullah telah menikah
dan sungguh telah dilahirkan darinya (Ahmad syafi’i).

Hadis di atas menjelaskan secara tersurat bahwa Rasulullah memiliki budi pekerti
yang agung, dan juga telah diciptakanoleh Allah pada dirinya sebagai uswatun hasanah
(suri teladan yang baik). Secara tersirat, hubungan hadis di atas dengan konsep seorang
guru dapat diambil suatu pemahaman tentang kompetensi guru yang harus memiliki
akhlak mulia. Guru yang berakhlakul karimah akan senantiasa menjadi pendidik yang
profesional dengan karakter kepribadiannya yang baik, sehingga bisa mempengaruhi
6
QS. An-Najm(53):6
anak didiknya untuk mengikutinya apa yang telah disampaikan dalam proses belajar
mengajar.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidik merupakan komponen utama yang sangat penting dalam sistem
pendidikan, karena ia yang mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Pendidik mempunyai kedudukan yang amat mulia, maka dari itu ia dijadikan
sosok yang dapat memberikan contoh bagi peserta didik baik dari tingkah laku, maupun
sifatnya, serta membimbing dan memotivasi anak didiknya agar dapat menyongsong
masa depan yang lebih baik. Pendidik sebaiknya terus berusaha keras dan sungguh-
sungguh untuk membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku murid menuju yang lebih baik,
dalam berbagai dimensi makna kebaikan.

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai