Anda di halaman 1dari 20

PEREKONOMIAN TERTUTUP SEDERHANA DAN TERBUKA

Dosen Pembimbing : I Nyoman Rindra Hanjaswara,SE.M.Si

Oleh :

Kelompok 2 (Manajemen G Malam)

Nama Anggota :

Ni Putu Mira Khrisna Putri (13)/2002612010625


Luh Putri Lucyana Sidartha (14)/2002612010626
I Gusti Ayu Ekasari Parasita (15)/2002612010627
Kadek Nata Wiguna (21)/2002612010633

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2021

1
PEMBAHASAN

6.1 Aliran Pendapatan dan Syarat Keseimbangan dalam Perekonomian Terbuka

Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan


internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain. Pada
sistem ekonomi yang terbuka, terdapat kemungkinan dari produsen untuk melakukan kegiatan
ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-pasar di negara lain atau sebaliknya
melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan bahan penolong serta mesin atau barang jadi
dari luar negara. Dalam model terbuka ini jasa perbankan dan lembaga keuangan dapat juga
berasal dari luar negeri dan kita dihadapkan pada sistem perekonomian yang semakin menyatu
(the borderless economy) yang disebut dengan the global ekonomi. Perekonomian terbuka adalah
sebuah perekonomian yang berinteraksi secara bebas dengan perekonomian lain di seluruh dunia.
Dalam perekonomian terbuka mulai diberlakukan di semua nagara. Dalam perekonomian terbuka
ini menggambarkan kondisi yang dimana antarnegara dapat melakukan suatu hubungan baik
secara ekonomi yang melalui bidang perdagangan internasional maupun dalm bidang politik.
Sebuah negara yang menganut pandangan perekonomian terbuka, apabila terjadi interaksi
dengan sektor luar negeri yang ditandai dengan adanya mekanisme ekspor dan impor.
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang
melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan Negara-negara lain di dunia ini, karena kegiatan
ekspor dan impor merupakan bagian yang pentingnya dalam kegiatan setiap perekonomian.
Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran
dapat dijelaskan sebagai berikut : apabila aliran aliran pendapatan dan pengeluaran diperhatikan
maka akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda
dengan perekonomian tiga sector sebagai akibar dari wujudnya kegiatan ekspor dan impor.
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan dalam
negeri ke luar Negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran yang
masuk ke sector perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai
akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan
menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional.
Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukkan barang dari luar negeri ke
dalam negeri atau ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ininakan menimbulkan aliran
keluar dari aliran pengeluaran dari sector rumah tangga ke sector perusahaan. Aliran keluar ini
yang akan

Sebagaimana dari penjelasan sebelumnya, bahwa ekspor dan impor mempengaruhi


kegiatan dalam suatu perekonomian dan sirkulasi pendapatan yang berlaku. Penggunaan faktor-
faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sector rumah
tangga. Aliran pendapatan ini meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka pengeluaran agregat meliputi lima
jenis pengeluaran, yaitu

1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas barang barang yang dihasilkan didalam
negeri. (Cdn)
2. Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sector perusahaan menghasilkan
barang dan
3. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri (G)
4. Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan
didalam negeri. (X)
5. Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M) Barang impor, yaitu barang
yang dibeli dari luar negeri.(M)dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam
perekonomian terbuka adalah pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam
negeri, investasi, pengeluaran pemerintah,pengeluaran ke atas barang buatan dalam
negeri (ekspor).
A. Aliran Pendapatan

Sirkulasi Aliran Pendapatan dalam Perekonomian Terbuka Ekspor, Impor dan Pengeluaran
Agregat.

Siklus Aliran Pendapatan dalam Perekonomian Terbuka

Jika aliran-aliran tersebut diteliti akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam
perekonomian terbuka berbeda dengan perekonomian tiga sector sebagai akibat dari wujud
kegiatan ekspor dan impor.

Ekspor dapat diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan dalam
negeri ke Negara-negara lain. Pengiriman tersebut akan menimbulkan aliran pengeluaran yang
masuk dalam sector perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai
akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan akhirnya keadaan tersebut mengakibatkan
meningkatnya pendapatan nasional. Impor menimbulkan efek sebaliknya, impor diartikan
sebagai pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam suatu perekonomian.
Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar atau bocoran dari aliran pengeluaran dari
sector rumah tangga ke sector perusahaan. Aliran keluar tersebut akhirnya akan menurunkan
pendapatan nasional. Maka, sejauh mana ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan
pendapatan nasional
tergantung kepada ekspor neto : ekspor – impor. Jika ekspor neto positif, pengeluaran agregat
dalam ekonomi bertambah yang akan meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran


pendapatan ke sector rumah tangga. Aliran pendapatan tersebut melibuti gaji dan upah, sewa,
bunga dan keuntungan, dalam siklus ditunjukkan oleh aliran (1a). Aliran pendapatan telah
dikurangi oleh pajak keuntungan perusahaan aliran (3a), tetapi belum dikurangi oleh pajak
individu.

Rumah tangga akan menggunakan dan membelanjakan pendapatan mereka untuk


kebutuhan-kebutuhan yakni :

i. Membayar pajak pendapatan individu kepada pemerintah. Ditunjukkan oleh aliran (2b).
Pendapatan yang diterima setelah pajak dinamakan pendapatan disposebel.
ii. Pendapatan disposebel akan digunakan untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi
di dalam negeri dan akan digolongkan sebagai pengeluaran konsumsi ke atas barang-
barang dalam negeri atau Cdn yang ditunjukkan oleh aliran (2a).
iii. Mengimpor barang-barang yang diproduksikan di Negara-negara lain. Ditunjukkan oleh
aliran (7). Gabungan antara aliran (2a) dan aliran (7) meliputi keseluruhan pembelanjaan
rumah tangga yaitu nilai “C”.
iv. Menabung sisa pendapatan yang tidak digunakan ke dalam institusi atau badan keuangan
seperti bank. Penyimpanan atau penabungan ini ditunjukkan oleh aliran (4a).

 Penentu Ekspor

1. Faktor-faktor yang menentukan ekspor

a. Tidak atau diperlukannya barang ekspor dan dapat atau tidaknya Negara lain
memproduksi barang ekspor tersebut.

b. Kemampuan dari Negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat


bersaing dalam pasaran luar negeri.

Mutu dan harga barang yang diekspor tersebut haruslah paling sedikit sama
baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri. Semakin banyak
jenis
barang yang mempunyai keistimewaan yang sedemikian yang dihasilkan oleh suatu
Negara, semakin banyak ekspor yang dapat dilakukan

c. Pendapatan nasional

Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapi


hubungan yang sebaliknya tidak selalu berlaku

Hal diatas menyebabkan ekspor dipandang sebagai pengeluaran otonomi yang


berarti pengeluaran yang besarnya tidak tergantung kepada pendapatan nasional. Ciri
ekspor adalah sama dengan investasi perusahaan dan pengeluaran pemerintah.
Sebagaimana digambarkan dalam kurva fungsi ekspor dan perubahannya sebagai berikut.

Ada beberapa faktor yang memindahkan fungsi X 0 menjadi X2 seperti perubahan cita rasa
dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Perpindahan Xo menjadi X1 menunjukkan ekspor
mengalami kemerosotan.

 Penentu Impor

2. Faktor-Faktor yang Menentukan Impor

a. Tingkat pendapatan masyarakat dan pendapatan nasional

Semakin tinggi pendapatan nasional maka semakin tinggi pula impor yang dilakukan,
sebagaimana digambarkan dalam fungsi impor berikut
Mo Menjadi M2 mengalami kecenderungan kenaikan impor yaitu peningkatan dalam
impor. Mo Menjadi M1 cenderung mengalami pengurangan yang bisa diakibatkan
dari perubahan cita rasa masyarakat yang lebih menyukai barang domestik.

 Pengeluaran Agregat.
Pengeluaran agregat (aggregate expenditures) adalah jumlah pengeluaran untuk barang
dan jasa dalam sebuah perekonomian. Itu mencakup pengeluaran konsumsi, pengeluaran
investasi, pengeluaran pemerintah, dan pembelian oleh orang asing.Biasanya, konsumsi
mencakup sebagian besar pengeluaran agregat. Di Indonesia, kontribusinya mencapai
64- 65% dari total produk domestik bruto (PDB). Sehingga, itu menjadi kekuatan
pendorong untuk menstimulus ekonomi.

Penawaran dan Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian Terbuka

Dalam perekonomian terbuka, barang dan jasa yang diperjual belikan di dalam
negeri terdiri dari 2 golongan yaitu :

1. Yang diproduksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y)

2. Yang diimpor dari luar negeri (M)

Dalam Formula

AS = Y + M
Aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka menunjukkan pengeluaran agregat keatas
pendapatan nasional meliputi 4 komponen yaitu: konsumsi RT (Cdn), investasi perusahaan (I),
pengeluaran pemerintah (G) dan ekspor (X). Maka pengeluaran agregat keatas produksi dalam
negeri (AEdn) adalah :

AEdn = Cdn + I + G + X

Konsumsi RT terdiri dari pengeluaran keatas produksi dalam negeri (Cdn) dan
Pengeluaran ke atas barang impor (M). Maka keseluruhan konsumsi RT ( C ) Adalah :

C = Cdn + M

Dengan menggantikan Cdn + M menjadi C, persamaan perbelanjaan agregat dapat


dinyatakan dengan persamaan:

AE = C + I + G + X

Perekonomian akan mencapai keseimbangan, apabila penawaran agregat sama


dengan pengeluaran agregat. Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
perekonomian terbuka, keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila:

Y+M=C+I+G+X

Atau

Y = C + I + G + ( X – M)
B. Keseimbangan dalam perekonomian terbuka
- Perubahan-perubahan Keseimbangan

Perubahan yang terjadi pada pengeluaran rumah tangga,perubahan komponen-komponen


suntikan (I, G, dan X) dan perubahan komponen-komponen bocoran (S,T, atau M) akan
menimbulkan perubahan ke atas keseimbangan pendapatan nasional. Kenaikan dalam
pengeluaran rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau ekspor akan menaikkan
pendapatan nasional. Kenaikan pengeluaran agregat juga akan menimbulkan proses multiplier
sehingga pada akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah lebih besar dari
pertambahan pengeluaran agregat yang berlaku. Dalam ekonomi empat sector nilai multiplier
adalah lebih kecil dari dalam ekonomi tiga sector.sebabnya adalaha karena dalam perekonomian
terbuka misalkan impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional, yaitu persamaan impor
adalah M = m Y. Nilai m menyebabkan tingkat ‘kebocoran’ (presentasi dari pertambahan
pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk menimbulkan proses multiplier
selanjutnya) menjdi bertambah.

Perubahan komponen yang meliputi bocoran (S, T, atau M) akan menimbulkan akibat yang
sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan tabungan, atau
pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses multiplier akan menyebabkan
pendapatan nasional berkurang lebih besar dari kenaikan kebocoran.

- Konsep Keseimbangan Perekonomian Empat Sektor atau Ekonomi Terbuka


Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan dimana: (i) penawaran
agregat sama dengan pengeluaran agregat, dan (ii) suntikan sama dengan bocoran. Syarat
keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka adalah :
Y = C + I + G + (X – M) dan I+G+X=S+T+M
Ket:
Y : Pendapatan nasional
C : Konsumsi
I : Investasi
X : Ekspor
M : Impor
G : Pengeluaran Pemerintah
S : Tabungan
T : Pajak
- Keseimbangan menggunakan pendekatan Suntikan Bocoran

Penjelasan:

 Misalnya perekonomian 3 sektor, keseimbangan pendapatan nasional E0 apabila


I+G=S+T, dengan pendapatan nasional Y3.

 Suntikan sebanyak x dari I+G menjadi I+G+X. pengeluaran sejajar karena ekspor adalah
pengeluaran otonomi.

 Bocoran bertambah sebanyak M, dari S+T menjadi S+T+M. garis menjauhi S+T karena
M adalah pengeluaran terpengaruh (sebanding dengan pendapatan nasional).

 Perubahan keseimbangan akan dicapai E1, yaitu persilangan antara I+G+X dengan
S+T+M, maka pendapatan nasional Y4.

 Contoh Perhitungan Keseimbangan Terbuka dengan Angka


1. Diketahui:
Fungsi konsumsi : C=500+0,8Yd
Pajak : 25% dari pendapatan atau 0,25Y
I 500
G : 1.000
X : 800 jika impor 10% dari pendapatan atau M=0,1Y
Jika perekonomian akan mencapai tingkat kesempatan kerja penuh pada pendapatan
nasional 6.000. Berdasarkan pemisahan-pemisahan yang dinyatakan maka jawablah
pertanyaan berikut:
a. Tentukan fungsi konsumsi dari Y
b. Tentukan pendapatan nasional dari keseimbangan
c. Untuk mencapai tenaga kerja penuh, perubahan Bagaimanakah perlu dibuat
apabila:
i. Pajak saja yang diturunkan
ii. Pengeluaran pemerintah saja yang dinaikkan
d. Nyatakan kedudukan budget pemerintah pada keseimbangan awal dan pada
kesempatan kerja penuh. Nyatakan fungsi pajak baru.
e. Adakah ekspor melebihi impor pada kedua keseimbangan tersebut?
f. Bolehkah anda simpulkan mengenai nilai multiplier dalam perekonomian terbuka
tersebut?
Penyelesaian:
a. Menentukan fungsi konsumsi dari Y
C=500+0,8Yd
C=500+0,8(Y-0,25Y)
C=500+0,8(0,75Y)
C=500+0,6Y

b. Menentukan pendapatan nasional dari keseimbangan


Y=C+I+G+(X-M)
Y=500+0,6Y+500+1000+(800-0,1Y)
Y=500+0,6Y+500+1000+800-0,1Y
Y=2800+0,6Y-0,1Y
Y=2800+0,5Y
Y-0,5Y=2800
0,5Y=2800
Y=5600
c. Untuk mencapai tenaga kerja penuh, perubahan Bagaimanakah perlu dibuat apabila:
1) Pajak saja yang diturunkan
Y=C+I+G+(X-M)
6000=500+0,8Yd+I+G+(X-M)
6000=500+0,8(Y-T0)+500+1000+(800-0,1Y)
6000=2800+0,8Y-0,8T0-0,1Y
6000=2800+0,8(6000)-0,8T0-0,1(6000)
0,8T=-6000+2800+4800-600
0,8T=1000
T=1250
Apabila pajak tidak berubah, pada pendapatan nasional 6000 jumlah pajak adalah:
T=0,25Y
T=0,25(6000)
T=1500
Jadi besarnya pajak untuk mencapai kesempatan kerja penuh harus diturunkan sebesar 250
(1500-1250).
2) Pengeluaran pemerintah dinaikkan
Y=C+I+G+(X-M)
6000=500+0,8Yd+I+G+(X-M)
6000=500+0,8(6000-0,25x6000)+5000+G+(800-0,1x6000)
6000=4800+G
G=1200
Jadi besarnya pengeluaran pemerintah untuk mencapai kesempatan kerja penuh harus
dinaikkan sebesar 200 (1200-1000).

d. Budget Pemerintah dan Fungsi Pajak


Pada keseimbangan asal, Y=5600 pajaknya sebesar T=0,25Y=0,25(5600)=1400.
Pengeluaran pemerintah 1000. Maka pengeluaran pemerintah surplus sebanyak T-
G=1400-1000=400.
Pada keseimbangan baru, apabila Y=6000 pajak sebesar 1250 dan pengeluaran
pemerintah sebesar 1000. Maka pengeluaran pemerintah surplus sebesar 250.
Kasus menambah pengeluaran pemerintah untuk keseimbangan kerja penuh,
pengeluaran pemerintah menjadi 1200, dengan asumsi pajak tetap yaitu 0,25Y dengan
pendapatan sebesar 6000 maka pajak sebesar T=0,25(6000)=1500. Dengan demikian
budget pemerintah surplus sebesar 1500-1200=300.
Fungsi pajak baru apabila kesempatan kerja penuh dicapai dengan mengurangi pajak
sekaligus, fungsi pajak akan berubah menjadi T=T0+0,25Y. Formula dapat dibuktikan
dengan asumsi berikut:
T=T0+0,25Y
1250=T0+0,25(6000)
T0=1250-1500
T0= -250
Sehingga fungsi pajak sama dengan T=-250+0,25Y

6.2 Konsumsi dan Tabungan dalam Perekonomian Tertutup Sederhana.


Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Menurut Dr. Mubyarto dalam bukunya Teori Ekonomi dan Penerapannya di Asia (1981),
pertambahan pendapatan akan membuat pertambahan konsumsi dan tabungan.

Fungsi konsumsi dan tabungan bisa dituliskan dalam rumus tertentu. Fungsi konsumsi adalah
hubungan jumlah konsumsi dan penghasilan.

Fungsi tabungan adalah hubungan jumlah tabungan dengan penghasilan. Maka fungsi konsumsi
dan tabungan dapat dituliskan dengan rumus:

Y=C+S

Keterangannya:

Y disebut sebagai pendapatan

C disebut sebagai konsumsi

S disebut sebagai tabungan


A. FUNGSI KONSUMSI.
 Konsumsi adalah suatu tindakan manusia untuk mengurangi atau menghabiskan
kegunaan suatu barang atau benda.

Konsumsi terdapat dalam cakupan makro dan mikro ekonomi, dalam cakupan makro
ekonomi yang terjadi disebut dengan konsumsi nasional, yang berfungsi menghubungkan antara
laju pengeluaran dengan laju pendapatan nasional. Namun tambahan laju pengeluaran konsumsi
tidak selalu berarti tambahan pendapatan. Karena, tidak semua pendapatan yang ada digunakan
untuk konsumsi saja, namun sebagian lagi digunakan untuk tujuan investasi.

Private consumption expenditure atau pengeluaran konsumsi meliputi semua pengeluaran


rumah tangga, perseorangan dan lembaga swasta bukan perusahaan yang digunakan untuk
membeli barang dan jasa yang langsung dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
masing- masing. Pembelian barang tahan lama yang baru, seperti misalnya TV, mobil dan
sebagainya selain bangunan rumah, termasuk sebagai variabel ekonomi pengeluaran konsumsi.
Pembelian barang-barang yang sudah dimiliki oleh konsumen tidak dianggap sebagai
pengeluaran konsumsi, karena pengeluaran konsumen yang satu, yaitu konsumen pembeli,
diimbangi oleh penerimaan konsumen penjual, sehingga besarnya netto sebesar nol. Bangunan
rumah tinggal pada umumnya dikategorikan sebagai pengeluaran investasi.

 Fungsi konsumsi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi yang
bernama John Maynard Keynes. Ada empat asumsi yang disampaikan oleh Keynes
yang menunjukkan sifat khusus pada fungsi konsumsi berkaitan dengan fungsi
konsumsi dan tabungan.

Menurut Keynes:

1. Terdapat sejumlah konsumsi mutlak (absolut) tertentu untuk mempertahankan hidup walaupun
tidak mempunyai pendapatan uang.

2. Konsumsi berhubungan dengan pendapatan yang dapat dibelanjakan (disposible income),


yaitu C = f (Yd).
3. Jika pendapatan yang siap dibelanjakan meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat
walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit.

4. Proporsi kenaikan pendapatan yang siap dibelanjakan untuk konsumsi adalah konstan.
Proporsi ini disebut kecenderungan konsumsi marginal (marginal propensity to consume –
MPC).

Jika sudah memahami fungsi konsumsi dari keempat asumsi yang disampaikan oleh Keynes,
maka fungsi konsumsi yang akan mencetuskan fungsi konsumsi dan tabungan dapat ditulis
sebagai berikut.

Fungsi Konsumsi

C = a + b Yd

Keterangannya:

C disebut sebagai konsumsi

Yd disebut sebagai pendapatan yang dapat dibelanjakan

a disebut sebagai konsumsi dasar tertentu yang tidak tergantung pada pendapatan

b disebut kecenderungan konsumsi marginal (MPC)

Contoh soal :

Fungsi tabungan adalah hubungan jumlah tabungan dengan Jika fungsi konsumsi ditunjukkan
oleh persamaan C = 15 + 0,75 Yd, pendapatan yang dapat dibelanjakan adalah Rp 30 milyar.

1. Berapa nilai konsumsi agregat?

2. Berapa besar keseimbangan pendapatan nasional?

Penyelesaian:
1. Jika Yd = Rp 30 milyar, maka C = 15 + 0,75 (30).

Jawabannya adalah C = 37,5 milyar

2. Yd = C + S atau S = Yd – C

S = Yd – (15 + 0,75 Yd)

S = 0,25 Yd - 15

Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0

Jadi, 0 = 0,25 Yd – 15

0,25 Yd = 15

Yd = 60 milyar

C = 15 + 0,75 (60) = 60 milyar

B. FUNGSI TABUNGAN

Fungsi tabungan merupakan suatu kurva yang menggambar sifat hubungn antara
tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau
pendapatan disposibel) perekonomian tersebut.

Fungsi Tabungan

Y=C+S

Y = (a + b Yd) + S

S = Y - (a + b Yd)

S = -a + (1 – b) Yd
Keterangannya:

S disebut sebagai tabungan

a disebut sebagai tabungan negatif bila pendapatan sama dengan nol

(1 – b) disebut sebagai kecenderungan menabung marginal (MPS)

Yd disebut sebagai pendapatan yang dapat dibelanjakan.

Contoh soal :

Bpk. Mardan memiliki pendapatan awal sebesar Rp1.000.000,00 dengan fungsi konsumsi C =
150.000 + 0,70Y. Pada saat pendapatannya naik menjadi Rp3.500.000,00 maka besarnya
tabungan yang dimiliki Bpk. Mardan adalah..

Penyelesaian:

Y=C+S

S=Y–C

S = 3.500.000 – (150.000 + 0,70 x 3.500.000)

S = 3.500.000 – (150.000 + 2.450.000)

S = 3.500.000 – (2.600.000)

S = 900.000
PENUTUP

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam perekonomian terbuka, perdagangan luar negeri ikut dimasukan dalam
perhitungan pendapatan nasional. Indikator adanya perdangangan internasional (ekspor dan
impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain. Disini terdapat kemungkinan dari
produsen untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-
pasar di negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan bahan
penolong serta mesin atau barang jadi dari luar negara. Perekonomian tertutup adalah model
perekonomian yang pada pelakunya, khususnya Produsen dan Konsumen, perekonomian ini
adalah perekonomian yang tidak melibatkan diri dengan perdagangan internasional dan jasa serta
modal dari Negara lain.
DAFTAR PUSTAKA

https://m.liputan6.com/hot/read/4471294/fungsi-konsumsi-dan-tabungan-simak-contoh-soal-dan-
pembahasannya. 9 Maret 2021
http://blogariefrachman.blogspot.co.id/. 9 Maret 2021
https://www.scribd.com/document/363542231/Makalah-Perekonomian-Terbuka-Dan-Tertutup. 9
Maret 2021
https://www.academia.edu/23106128/Aliran_Pendapatan_dan_Syarat_Keseimbangan_dalam_Pe
rekonomian_Terbuka. 9 Maret 2021
http://mercubuana.ac.id/files/Ekonomika/EKONOMIKA_MODUL%2010_HSN-ok.pdf. 9 Maret
2021
http://ernandablog.blogspot.com/2018/03/ekonomi-makro-sistem-ekonomi-tertutup.html. 9
Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai