Anda di halaman 1dari 3

Nama: Anggita Nurlyn Ramadhanty

NIM: 043514192
UPBJJ: Jakarta

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

1. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, karena manusia
diberikan akal dan kemampuan berfikir oleh Allah yang menjadi pembeda manusia dengan makhluk
ciptaan Allah lainnya.
Berikut ini ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hakikat manusia:
a.) QS. Al-Mukminun (23): 12-24
Dalam ayat-ayat ini Allah menjelaskan proses penciptaan manusia dari dalam rahim hingga lahir ke
dunia dan pada akhirnya akan kembali lagi kepada Allah. Allah menciptakan manusia dari saripati
tanah, mengindikasikan bahwa tanah tersebut adalah suatu unsur penting yang diperlukan bagi
proses kehidupan. Manusia diciptakan untuk bertaqwa dan beribadah kepada Allah SWT. Allah sang
pencipta yang menciptakan manusia dan alam semesta yang di dalamnya terdapat manfaat bagi
berlangsungnya hidup manusia, karena dalam Al-Qur’an manusia disebutkan sebagai Al-Basyar
(gambaran manusia secara materi, yang dapat dilihat, memakan sesuatu, berjalan, dan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya).
b.) QS. As-Sajdah (32): 7
Ayat ini menerangkan bahwa Allah yang menciptakan, mengatur, dan mengurus langit dan bumi
serta segala yang ada padanya dan Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian menciptakan anak
cucu Adam dari sari pati tanah. Saripati tanah yang dimaksud adalah suatu zat yang berasal dari
bahan makanan (baik tumbuhan maupun hewan) yang bersumber dari tanah, yang kemudian
dicerna menjadi darah, kemudian diproses hingga akhirnya menjadi nuthfah.
c.) QS. At-Tiin (95): 4
Di dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya,
yaitu memiliki susunan anggota badan yang sempurna dan kompleks tidak hanya terdiri dari otak
dan jantung saja, masing-masing anggota badan satu sama lain dihubungkan melalui susunan syaraf
yang sangat kompleks pula.
d.) QS. Asy-Syam (91): 8
(Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya) maksudnya Allah
menjelaskan kepadanya jalan kebaikan dan jalan keburukan.
e.) QS. Faathir (35): 11
Allah menciptakan kalian dari tanah. Sebab Adam, bapak kalian, diciptakan dari tanah. Lalu Dia
menciptakan kalian dari sperma (nutfah), suatu jenis cairan yang dikokohkan dalam rahim dan
berasal dari makanan yang dekeluarkan oleh tanah. Kemudian dijadikanlah kalian sebagai laki-laki
dan perempuan. Seorang perempuan tidak akan mengandung dan melahirkan anak kecuali dengan
sepengetahuan Allah. Seseorang diberikan umur panjang atau dikurangi, semua itu tercatat dalam
Al-Qur’an. Sesungguhnya bagi Allah semua itu adalah sangat mudah.
f.) QS. Adz-Dzaariyaat (51): 56
Mengandung makna bahwa semua makhluk Allah, termasuk jin dan manusia diciptakan oleh Allah
SWT agar mereka mau mengabdikan diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT.
2. Jelaskan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi berkaitan dengan diberikannya akal
yang mampu melahirkan berbagai ilmu pengetahuan.
Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini dimaksudkan agar mereka menjadi penguasa untuk
mengatur dan mengendalikan bumi beserta segala isinya dengan mengindahkan semua ketentuan
yang sudah ditetapkan-Nya dalam Al-Qur’an. Manusia diciptakan akal untuk berfikir dan melahirkan
ilmu-ilmu pengetahuan yang kemudian dapat mengubah peradaban di bumi ini menjadi makmur
bagi semua penghuninya, termasuk juga untuk tumbuhan dan hewan. Akal merupakan syarat untuk
mempelajari dan melahirkan ilmu pengetahuan baru yang bermanfaat bagi kehidupan dalam
mempertahankan dan mengembangkan generasinya. Dari hasil pemikiran manusia dapat melahirkan
berbagai macam ilmu seperti: ilmu pertanian, humaniora, kesehatan, hukum, sosial, bahasa,
matematika, teknologi, dan masih banyak lagi.
3. Hukum islam memberikan 4 macam hak terhadap manusia yaitu:
a.) Hak Tuhan, yaitu menyembah-Nya, mengimani dan tidak menyekutukan-Nya, menerima
petunjuk-Nya, dan menaati-Nya yang dinyatakan dengan ketundukkan pada hukum-Nya.
b.) Hak diri sendiri, ialah hak pribadi seseorang yaitu hak jasmani dan rohani.
- Hak jasmani untuk memenuhi kebutuhan jasmni seperti makan dan minum yang halal dan thoyyib
agar bermanfaat baik bagi pikiran dan rohaninya.
- Hak rohani, berupa kebutuhan rohani seperti perasaan batin yang tenang dan merasa aman. Untuk
memperoleh ketenangan batin dalam Islam salah satunya beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
serta berserah diri kepada-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya.
c.) Hak orang lain, yaitu untuk memenuhi kebutuhan pribadi tanpa mengganggu, mengusik, ataupun
merampas hak/milik orang lain.
d.) Hak atas harta, ialah hak untuk memelihara dan memanfaatkan harta yang senantiasa diberikan
Allah sesuai dengan ketentuan-Nya.
4. Peran manusia berdasarkan tinjauan sosiologis dan psikologis
Secara sosiologis manusia memiliki status sosial dan peran di dalam lingkungan sosial yang
terbentuk dari hasil penyesuaian dirinya di lingkungan dan masyarakat tempatnya berada. Karena
manusia adalah makhluk sosial maka bersosialisasi dan berinteraksi yang dilakukan juga dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku. Berdasarkan psikologisnya perilaku manusia merupakan suatu
perwujudan dari dalam diri manusia, perilaku yang muncul merupakan cerminan kebutuhan manusia
itu sendiri. Namun tindakan manusia ditentukan oleh motivasi dan tujuannya, motivasi merupakan
faktor dari dalam, sedangkan tujuan merupakan faktor pendorong dari luar.
5. Peranan akal bagi manusia menurut Al-Qur’an
- Syarat untuk mempelajari ilmu pengetahuan, Syaikh Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Akal
merupakan syarat dalam mempelajari semua ilmu. Ia juga syarat untuk menjadikan semua amalan
itu baik dan sempurna, dan dengannya ilmu dan amal menjadi lengkap. Namun, (untuk mencapai itu
semua), akal bukanlah sesuatu yang dapat berdiri sendiri, tapi akal merupakan kemampuan dan
kekuatan dalam diri seseorang, sebagaimana kemampuan melihat yang ada pada mata. Maka
apabila akal itu terhubung dengan cahaya iman dan Al-Qur’an, maka itu ibarat cahaya mata yang
terhubung dengan cahaya matahari atau api.” (Majmu’ul Fatawa, 3/338).
- Akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran. Tidak sedikit ayat-ayat dalam Al-Quran yang
menegaskan bahwa akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran mutlak dari Allah.
Umumnya kalimat yang digunakan adalah afala ta’qilun (tidakkah kamu berpikir/tidakkah kamu
memikirkannya). Salah satu ayat yang dimaksud adalah surat Al-Baqarah ayat 44
- Akal sebagai sarana untuk berpikir. Allah menurunkan Al-Qur’an yang didalamnya menunjukkan
agar manusia diminta untuk dapat memikirkan berbagai gejala alam sebagai upaya untuk lebih
mengenal Tuhan melalui tanda-tanda-Nya. Salah satu ayat yang dimaksud adalah surat Al-Baqarah
ayat 164 yang artinya, ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan
malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan
Dia sebarkan di bumi dan segala jenis hewan, dan pengisaran angina dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum
yang memikirkan.” (QS. Al-Baqarah : 164).

Sumber referensi:
Buku Materi Pokok MKDU4221/Modul 2
TafsirQ.com

Anda mungkin juga menyukai