KEUANGAN DAERAH Hubungan antara Pendapatan Daerah dengan Pengeluaran Daerah
Disusun Oleh : Henni Ratna Sari (A1A018054)
Kelas A
PRODI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERITAS MATARAM 2021 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Seperti diketahui sejak diberlakukannya UU No.22/1999 yang diperbaharui dengan UU No.32 tentang Pemerintah daerah, maka sejak Januari 2001, Indonesia memulai babak baru penyelenggaraan pemerintahan, dimana Otonomi Daerah dilaksanakan. Dengan dilaksanakannya otonomi daerah maka hampir seluruh kewenangan pemerintah pusat diserahkan pada daerah, Hal ini menimbulkan peningkatan tanggung jawab penyelenggaraan pemerintahan (penyediaan barang publik dan pembangunan ekonomi) di tingkat daerah yang sangat besar. Sebelum diberlakukannya kebijakan otonomi daerah, pemerintah daerah baik tingkat propinsi maupun kabupaten lebih banyak tergantung pada pemerintah pusat. Dalam hal ini andil subsidi dari pemerintah pusat dalam struktur penerimaan pemerintah daerah sangat tinggi, Sedangkan dengan diberlakukannya otonomi daerah sebagai implikasi dari pelaksanaan desentralisasi fiskal diharapkan masing-masing daerah mampu meningkatkan kemandirian keuangannya melalui peningkatan peran Pendapatan daerah yang besar dalam struktur penerimaan yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah kearah yang lebih baik. Pendapatan daerah merupakan penerimaan yang sangat penting bagi daerah dalam menunjang pembangunan daerah guna membiayai proyek- proyek dan kegiatan-kegiatan daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan yang merupakan hak Daerah dalam satu tahun anggaran yang akan menjadi penerimaan kas daerah. Pendapatan daerah merupakan penerimaan yang diperoleh pemerintah daerah yang dapat ditnjau dari tingkat kenaikan aktiva ataupun penurunan utang yang dapat digunakan oleh pemerintah dalam membangun dan mengembangkan suatu daerah dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan. Adapun sumber-sumber pendapatan daerah dalam APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) dibagi menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Pendapatan Daerah lain-lain yang sah. Sedangkan Pengeluaran yang dilakukan oleh Pemerintah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat dibedakan yaiu Pengeluaran konsumsi pemerintah/ Belanja rutin dimana meliputi seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan kegiatan administrasi pemerintahan mempunyai peranan dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan sekalipun pengeluaran tersebut tidak secara langsung berkaitan dengan pembentukan modal untuk tujuan peningkatan produksi, melainkan menunjang kegiatan pemerintahan serta peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan (Abdul Halim, 2001) dan Pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran pemerintah untuk pelaksanaan proyek- proyek terdiri dari sektor-sektor pembangunan dengan tujuan untuk melakukan investasi. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dibahas adalah - Bagaimana Hubungan antara Pendapatan Daerah dengan Pengeluaran Daerah C. Tujuan - Untuk mengetahui dan memahami Hubungan antara Pendapatan Daerah dengan Pengeluaran Daerah BAB II PEMBAHASAN
Pendapatan daerah merupakan penerimaan yang sangat penting bagi daerah
dalam menunjang pembangunan daerah guna membiayai proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang akan menjadi penerimaan kas daerah. Pendapatan daerah merupakan penerimaan yang diperoleh pemerintah daerah yang dapat ditinjau dari tingkat kenaikan aktiva ataupun penurunan utang yang dapat digunakan oleh pemerintah dalam membangun dan mengembangkan suatu daerah dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan. Adapun sumber-sumber pendapatan daerah dalam APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) dibagi menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Pendapatan Daerah lain-lain yang sah. Dalam upaya meningkatkan kemampuan penerimaan daerah, khususnya penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah, maka tiap daerah harus diarahkan pada usaha-usaha yang terus menerus dan berlanjut agar Pendapatan Asli Daerah tersebut terus meningkat, sehingga pada akhirnya diharapkan akan dapat memperkecil ketergantungan terhadap sumber penerimaan dari pemerintah pusat. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan daerah adalah : 1) Pemantapan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan Daerah. 2) Peningkatan Pendapatan Daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi bersumber dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 3) Meningkatkan kualitas dan optimalisasi pengelolaan aset untuk peningkatan pendapatan. 4) Meningkatkan pelayanan masyarakat dan perlindungan konsumen sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 5) Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan Pemerintah Pusat, SKPD Penghasil, Kabupaten/Kota, POLRI 6) Mengoptimalkan kinerja BUMD untuk memberikan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah. Menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periodetahun anggaran yang bersangkutan.Belanja pemerintah daerah dalam APBD dikelompokan sebagai berikut: 1.Belanja Operasi. Belanja operasi merupakan jenis belanja yang berhubungan dengan aktivitas atau pelayanan publik. 2. Belanja Daerah. Jenis belanja ini merupakan belanja yang manfaatnya dapat diperoleh lebihdari satu tahun dan dilakukan untuk menambah aset atau kekayaan daerah,yang mana dari aset atau kekayaan tersebut akan menimbulkan belanja lainnya. 3. Belanja tak terduga Yaitu belanja tidak tersangka adalah belanja yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk penanganan bencana alam, bencana sosial atau pengeluaran lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintahan daerah. Berdasarkan Permendagri Nomer 13 Tahun 2006. Hubungan antara Pendapatan Daerah dengan Pengeluaran Daerah Pendapatan Daerah merupakan sumber pendapatan yang penting sebuah daerah dalam memenuhi belanjanya, besarnya Pendapatan Daerah yang diterima oleh pemerintah daerah dapat menunjukan tingkat kemandirian suatu daerah. Semakin banyak Pendapatan Daerah yang di dapat semakin memungkinkan daerah tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri tanpa harus bergantung pada Pemerintah Pusat, sehingga ini menunjukan bahwa pemerintah daerah tersebut telah mampu untuk mandiri dan menjadi daerah otonom. Salah satu tujuan utama dari desentralisasi fiskal adalah terciptanya kemampuan dalam hal keuangan daerah, dimana pemerintah daerah diharapkan mampu menggali sumber-sumber keuangan lokal, khususnya melalui Pendapatan Daerah. Daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan Pendapatan Daerah yang positif mempunyai kemungkinan untuk memiliki tingkat Pendapatan Perkapita yang lebih baik, sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu daerah, dalam hal ini jika Pendapatan Daerah meningkat maka, dana yang akan dikelola untuk pembangunan juga mengalami peningkatan, dalam arti semakin besar pendapatan yang di dapat, maka tingkat pengeluaran akan bergerak meningkat, sehingga ada kecenderungan untuk menghabiskan dana anggaran daerah. Dalam hal ini Pemerintah Daerah akan berinisiatif untuk lebih menggali potensi-potensi daerah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Otonomi daerah selain memberikan peluang kepada daerah untuk mengelola daerahnya sendiri juga menuntut untuk mampu memenuhi segala tuntutan dan aspirasi masyarakat daerahnya. Untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, Pemerintah Daerah memerlukan infrastruktur yang memadai. Pembelanjaan ini berupa pembelanjaan aset tetap yang dikategorikan sebagai Belanja Daerah/ Pengeluaran daerah sehingga daerah dituntut untuk memaksimalkan pemanfaatan segala potensi yang dimiliki. Besarnya Pendapatan Daerah merupakan salah satu faktor penentu dalam menentukan Belanja Daerah. Jika Pemerintah Daerah akan mengalokasikan Belanja Daerah maka harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan mempertimbangkan Pendapatan Asli Daerah yang diterima. Peningkatan Pendapatan Daerah juga dapat mempengaruhi Pemerintah dalam pengalokasian Belanja Daerah. Hal ini sesuai dengan PP dengan PP No. 58 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan Pemerintah dan kemampuan daerah dalam menghasilkan pendapatan, sehingga untuk meningkatkan Belanja Daerah untuk pelayan publik dan kesejahterakan masyarakat, maka Pemerintah Daerah harus menggali Pendapatan Daerah yang sebesar besarnya. BAB III KESIMPULAN Jika Pemerintah Daerah akan mengalokasikan Belanja Daerah maka harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan daerah dengan mempertimbangkan Pendapatan Asli Daerah yang diterima semakin banyak Pendapatan Daerah yang di dapat semakin memungkinkan daerah tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri tanpa harus bergantung pada Pemerintah Pusat, sehingga ini menunjukan bahwa pemerintah daerah tersebut telah mampu untuk mandiri dan menjadi daerah otonom. Daftar Pustaka
Kusriwiyanto. 2019 Pengaruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah
terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi-provinsi di Indonesia sebelum dan sesudah otonomi daerah tahun 1994-2010 https://media.neliti.com/media/publications/155748-ID-pengaruh-penerimaan dan-pengeluaran-peme.pdf