1571 3307 1 SM
1571 3307 1 SM
ARTIKEL ILMIAH
Oleh:
WIRNA YOLA AGUSTI
56305/2010
ABSTRAK
Hasil pengujian menunjukkan bahwa: 1) Profitabiltas (X1) yang diukur dengan return
on assets (ROA) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap Tax avoidance (Y), 2)
Leverage (X2) yang diukur dengan debt equity ratio (DER) tidak memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap Tax avoidance (Y), dan 3) corporate governcance yang diukur
dengan proporsi komisaris independen (KOM) tidak memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap Tax avoidance (Y). Bagi penelitian selanjutnya hendaknya menambah
variabel lain yang mempengaruhi tax avoidance perusahaan diantaranya struktur
kepemilikan, ukuran perusahaan, dan komite audit.
ABSTRACT
Tax avoidance is the company's arrangements to minimize or eliminate the tax burden
of the tax due consideration thereof . This study aims to test and provide empirical evidence
of the influence of profitability , leverage and corporate governance to corporate tax
avoidance .
This study classified the type of research that is causative . The population in this
study is the Registered Manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange in 2009 until
2012 . Election samples by purposive sampling method . The data used in this research is a
secondary data obtained from www.idx.co.id. Data collection techniques with engineering
documentation . Data were analyzed using multiple regression analysis with SPSS 16.0 .
The results show that : 1 ) profitability ( X1 ) as measured by return on assets ( ROA
) has a significant negative effect on Tax avoidance ( Y ) , 2 ) Leverage ( X2 ) as measured by
the debt -equity ratio ( DER ) has no significant effect Tax avoidance is positive ( Y ) , and 3 )
corporate governcance as measured by the proportion of independent directors (COM ) has
no significant positive effect on Tax avoidance (Y) . For further research should add other
variables that affect tax avoidance companies including ownership structure , company size ,
and the audit committee.
1. PENDAHULUAN ditengarai melakukan penghindaran pajak
Pajak merupakan sumber pendapatan dengan melaporkan rugi dalam 5 tahun
terbesar bagi negara, yang digunakan berturut-turut dan tidak membayar pajak
untuk membiayai pengeluaran negara, baik (Bappenas, 2005).
pengeluaran rutin maupun pengeluaran Fenomena penghindaran pajak lainnya
pembangunan nasional. Pajak memiliki yang terjadi di Indonesia adalah dimuat di
arti penting, yang di atur dalam Undang- berita online (http://www.merdeka.com)
Undang Republik Indonesia No 28 tahun pada tanggal 27 Agustus 2013. Mantan
2007 pasal 21 yaitu konstribusi wajib Menteri Keuangan Agus Martowardojo
kepada negara yang terhutang oleh orang sebelum melepas jabatannya mengatakan,
pribadi atau badan yang bersifat memaksa ada ribuan perusahaan multinasional yang
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak menjalankan kewajibannya kepada
tidak mendapatkan imbalan secara negara. Agus Marto menyebut hampir
langsung dan digunakan untuk keperluan 4.000 perusahaan tidak membayar
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran pajaknya selama tujuh tahun. Di Indonesia,
rakyat (Sartika, 2012). peningkatan pembayaran royalti ke
Pajak selalu mengalami perusahaan induk (parent company)
perkembangan yang harus dikelola dengan berpotensi mengurangi PPh badan yang
baik. Bagi perusahaan, pajak merupakan harus dibayar perusahaan. Dari laporan
biaya atau beban yang akan mengurangi keuangan di BEI, sebuah perusahaan
laba bersih. Apabila perusahaan consumer goods harus membayar royalti
memperoleh keuntungan yang besar maka kepada holding company di Belanda, dari
pajak penghasilan yang dibayarkan ke kas 3,5 persen meningkat ke 5 sampai 8 persen
negara juga besar. Oleh sebab itu mulai tahun 2013-2015. Asumsi omset
pemerintah sangatlah menaruh perhatian tahun 2013-2015, consumer goods tersebut
yang sangat besar terhadap sektor pajak stagnan di angka Rp 27 triliun, dengan
ini. kenaikan royalti dari 3,5 persen menjadi 8
Di Indonesia usaha-usaha untuk persen, berarti ada kenaikan royalti sebesar
menggenjot atau mengoptimalkan 4,5 persen dikalikan Rp 27 triliun atau
penerimaan sektor pajak ini dilakukan sekitar Rp 1,215 triliun. Potensial loss PPh
melalui usaha intensifikasi dan badan tahun 2015 adalah Rp 1,215 triliun
ekstensifikasi penerimaan pajak (Surat dikalikan 25 persen atau sebesar Rp 303
direktur jendral pajak No. S-14/PJ.7/2003, milyar. Hal ini menurut aturan adalah legal
2003). Namun demikian usaha untuk namun kurang adil jika dilihat dari sisi
mengoptimalkan penerimaan sektor ini pajak bagi negara sumber penghasilan,
bukan tanpa kendala. Salah satu kendala karena 8 persen harga produk dibayar
dalam rangka optimalisasi penerimaan rakyat Indonesia lari ke royalti holding
pajak adalah adanya penghindaran pajak company. Kejadian ini sangatlah mungkin
(Tax Avoidance), bahkan tidak sedikit terjadinya penghindaran pajak (tax
perusahaan yang melakukan penghindaran avoidance) dan merupakan masalah yang
pajak (Budiman dan Setiono, 2012). utama bagi pemerintah, karena pajak
Strategi penghindaran pajak (tax perusahaan merupakan kontribusi utama
avoidance) ini merupakan cara yang dan terbesar bagi pendapatan pemerintah.
diperkenankan undang-undang namun Penghindaran pajak (Tax Avoidance)
strategi yang diterapkan perusahaan ini yang dilakukan oleh perusahan biasanya
tetap merugikan penerimaan negara melalui kebijakan yang diambil oleh
(Shophar dalam Yenni : 1999). Terkait pimpinan perusahaan bukanlah tanpa
dengan penghindaran pajak ini di sengaja (Budiman dan Setiono, 2012). Hal
Indonesia pada tahun 2005 terdapat 750 ini sesuai dengan Khurana dan Moser
perusahaan Penanaman Modal Asing yang (2009) dalam Annisa (2012) yang
menyatakan bahwa aktivitas tax perusahaan. Corporate governace dapat
avoidance yang dilakukan oleh manajemen menigkatan nilai tambah bagi para
suatu perusahaan dalam upaya semata- pemegang saham, hal ini bisa disimpulkan
mata untuk meminimalisasi kewajiban bahwa semakin baik mekanisme corporate
pajak perusahaan. governance yang dilakukan oleh
Beberapa penelitian sebelumnya perusahaan maka nilai tambahnya semakin
mencoba mengkaitkan faktor kondisi besar. Aturan struktur corporate
keuangan perusahaan terhadap tax governance akan mempengaruhi cara
avoidance, diantaranya memfokuskan pada sebuah perusahaan dalam memenuhi
tingkat profitabilitas perusahaan. kewajiban pajaknya, tetapi disisi lain
Profitabilitas merupakan kemampuan perencanaan pajak tergantung pada
perusahaan dalam memperoleh laba, dinamika corporate governance dalam
penelitian yang dilakukan Utami (2013) suatu perusahaan (Friese, 2006).
membuktikan bahwa perusahaan dengan Penelitian ini berbeda dengan
profitabilitas yang tinggi akan semakin penelitian terdahulu karena sampel yang
mengungkapkan kewajiban pajaknya. digunakan adalah perusahaan manufaktur
Pengukuran profitabilitas adalah dengan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
menggunakan Return On Asset (ROA). selama periode 2009 hingga 2012. Peneliti
Menurut Subakti (2012), profitabilitas menggunakan CETR merujuk pada
perusahaan dengan penghindaran pajak perhitungan yang dibuat Chen et al.
akan memiliki hubungan yang positif dan (2010). CETR merupakan singkatan dari
apabila perusahaan ingin melakukan cash effective tax rates.
penghindaran pajak maka harus semakin Berdasarkan fenomena yang ada,
efisien sehingga tidak perlu membayar maka penulis terdorong untuk melakukan
pajak dalam jumlah besar. pengujian kembali untuk mengetahui
Kondisi keuangan berikutnya yang faktor apa saja yang mempengaruhi tax
diprediksi akan mempengaruhi tax avoidance, dengan mengembangkan
avoidance adalah leverage. Leverage penelitian-penelitiah terdahulu. Dalam
merupakan tingkat hutang yang digunakan penelitian ini penulis ingin melakukan
perusahaan dalam melakukan pembiayaan. penelitian dengan judul “Pengaruh
Setiawan (2010) dalam Suyanto (2012) Profitabilitas, Leverage dan Corporate
menyebutkan bahwa dari tahun 2000 Governance terhadap Tax Avoidance
hingga 2009, tingkat leverage perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang
manufaktur yang go public di Indonesia Terdaftar di BEI Periode 2009-2012”
cenderung mengalami peningkatan. Dalam 2. TELAAH LITERATUR DAN
kaitannya dengan pajak, apabila PERUMUSAN HIPOTESIS
perusahaan memiliki kewajiban pajak 2.1 Pajak
tinggi maka perusahaan akan memiliki 2.1.1 Pengertian Pajak
utang yang tinggi pula. Oleh sebab itu Menurut Undang-Undang
perusahaan akan berusaha melakukan Republik Indonesia No 28 Tahun 2007
penghindaran pajak. pasal 1 dijelaskan bahwa, “pajak adalah
Selain profitabilitas dan leverage, kontribusi wajib kepada negara yang
peneliti akan menganalisis mengenai terutang oleh orang pribadi atau badan
keterkaitan corporate governance terhadap yang bersifat memaksa berdasarkan
tax avoidance. Haruman (2008) dalam Undang-Undang, dengan tidak
Annisa (2012) menjelaskan Corporate mendapatkan imbalan secara langsung
governance merupakan tata kelola dan digunakan untuk keperluan negara
perusahaan yang menjelaskan hubungan bagi sebesar-besarnya kemakmuran
antara berbagai partisipan dalam rakyat”.
perusahaan yang menentukan arah kinerja
2.1.2 Pengertian Tax Avoidance dengan menggunakan ROA, karena ROA
Wajib pajak selalu menginginkan menunjukkann efektifitas perusahaan
pembayaran pajak yang kecil. Oleh sebab dalam mengelola aktiva baik modal sendiri
itu wajib pajak tersebut akan berusaha maupun dari modal pinjaman, investor
melakukan praktik penghindaran pajak akan melihat seberapa efektif perusahaan
baik bersifat legal disebut tax avoidance, dalam mengelola aset. Semakin tinggi
sedangkan penghindaran pajak yang ROA maka akan memberikan efek
bersifat ilegal adalah penyelundupan pajak terhadap penjualan saham, artinya laba
(tax evasion). Menurut Zain (2005) dalam perusahaan akan meningkat.
Sartika (2012), penyelundupan pajak (tax 2.3 Leverage
evasion) adalah penyelundupan yang Leverage adalah salah satu rasio
melanggar undang-undang pajak keuangan yang menggambarkan hubungan
sedangkan penghindaran pajak (tax antara hutang perusahaan terhadap modal
avoidance) adalah cara mengurangi pajak maupun asset perusahaan. Rasio leverage
yang msih dalam batas ketentuan menggambarkan sumber dana operasi yang
perundang-undangan perpajakan dan dapat digunakan oleh perusahaan. Rasio
dibenarkan, terutama melalui perencanaan leverage juga menunjukkan risiko yang
pajak. dihadapi perusahaan. Menurut Irfan Fahmi
Dalam penelitian ini menggunakan (2012:62) rasio leverage adalah mengukur
cash effective tax rate (CETR) sebagai seberapa besar perusahaan dibiayai dengan
proksi pada tindakan penghindaran pajak. hutang. Rasio ini dapat melihat sejauh
CETR menilai pembayaran pajak dari mana perusahaan dibiayai oleh hutang atau
laporan arus kas nya, sehingga kita bisa pihak luar dengan kemampuan perusahaan
mengetahui berapa nilai pajak yang yang digambarkan oleh modal.
dibayar oleh perusahaan. Financial leverage diukur dengan
2.2 Profitabilitas persentase dari total hutang terhadap
Tujuan utama perusahaan adalah ekuitas perusahaan pada suatu periode
memperoleh laba sebeesar-besarnya. Rasio yang disebut juga Debt to Equity Ratio
profitabilitas dapat melihat kinerja (DER). DER mencerminkan kemampuan
keuangan perusahaan. Menurut Kasmir perusahaan dalam memenuhi seluruh
(2008:196), “ Rasio profitabilitas kewajibannya yang ditunjukkan oleh
merupakan rasio untuk menilai beberapa bagian modal sendiri yang
kemampuan perusahaan dalam mencari digunakan untuk membayar hutang. Selain
keuntungan ”. Rasio ini juga memberikan itu DER juga dapat memberikan gambaran
ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu mengenai struktur modal yang dimiliki
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba perusahaan.
yang dihasilkan dari penjualan dan 2.4 Corporate Governance
pendapatan investasi. Pada dasarnya Corporate Governance (CG)
penggunaan rasio ini yakni menunjukkan didefinisikan sebagai efektivitas
tingkat efesiensi suatu perusahaan. Tingkat mekanisme yang bertujuan
profitabilitas yang tinggi pada perusahaan meminimumkan konflik keagenan, dengan
akan meningkatkan daya saing antar penekanan khusus pada mekanisme legal
perusahaan. Perusahaan yang yang mencegah dilakukan nya ekspropriasi
menghasilkan profit tinggi akan membuka atas pemegang saham minoritas Johnson
lini atau cabang yang baru, kemudian dkk, (2000) dalam Darmawati dkk, (2004).
cenderung memperbesar investasi atau Corporate governance merupakan tata
membuka investasi baru terkait dengan kelola perusahaan yang menjelaskan
perusahaan induknya. hubungan antara berbagai partisipan dalam
Dalam penelitian ini untuk mengukur perusahaan yang menentukan arah kinerja
tingkat profitabilitas perusahaan adalah perusahaan (Haruman, 2008). Isu
mengenai corporate governance mulai governance dan tindakan pajak agresif,
mengemuka, khususnya di Indonesia pada dengan sampel 40 perusahaan manufaktur
tahun 1998 ketika Indonesia mengalami yang listed di BEI tahun 2005-2008.
krisis yang berkepanjangan. Banyak pihak Penelitian ini menggunakan variabel
yang mengatakan lamanya proses dependen tax avoidance (yang diukur
perbaikan di Indonesia disebabkan oleh dengan Effective Tax Rates, Cash Effective
sangat lemahnya corporate governance Tax Rates, Book-Tax Difference Manzon-
yang diterapkan dalam perusahaan di Plesko dan Book-Tax Difference Desai-
Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah Dharmapala) dan 2 variabel independen
maupun investor mulai memberikan (Family dan CG). Hasil penelitian ini
perhatian yang cukup signifikan dalam menunjukkan bahwa tingkat keagresifan
praktek corporate governance. pajak perusahaan keluarga lebih tinggi dari
Pada penelitian ini dari variabel pada perusahaan non-keluarga, pengaruh
Corporate Governance terhadap tax CG terhadap tax avoidance tidak terbukti
avoidance akan menggunakan komisaris secara signifikan, pengaruh CG terhadap
independen. Komisaris Independen hubungan kepemilikan keluarga dan tax
didefinisikan sebagai seorang yang tidak avoidance juga tidak terbukti secara
teraffiliasi dalam segala hal dengan signifikan. Perbedaan penelitian ini dengan
pemegang saham pengendali, tidak penelitian tersebut adalah periode
memiliki hubungan afiliasi dengan Direksi penelitian yang diteliti.
atau Dewan Komisaris serta tidak 2.6 Pengembangan Hipotesis
menjabat sebagai Direktur pada suatu 2.6.1 Hubungan Profitabilitas dengan
perusahaan yang terkait dengan Tax Avoidance
perusahaan pemilik. Menurut Peraturan Profitabilitas adalah suatu
yang dikelurkan oleh BEI, jumlah indikator kinerja manajemen dalam
komisaris independent proporsional mengelola kekayaan perusahaan yang
dengan jumlah saham yang dimiliki oleh ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan,
bukan pemegang saham pengendali Sudarmadji dan Sularto (2007).
dengan ketentuan jumlah komisaris Profitabilitas dalam bentuk bersih
independen sekurang-kurangnya tiga puluh dialokasikan untuk mensejahterakan
persen (30%) dari seluruh anggota pemegang saham dalam bentuk membayar
komisaris. dividen dan laba ditahan, Nuringsih
2.5 Review Penelitian Terdahulu (2010). Apabila rasio profitabilitas tinggi,
Penelitian dilakukan oleh Subakti berarti menujukkan adanya efisiensi yang
(2012) yang memakai variabel yaitu dilakukan oleh pihak manejemen. Laba
ukuran perusahaan, leverage intensitas yang meningkat mengakibatkan
modal, intensitas persediaan, reformasi profitabilitas perusahaan juga meningkat.
perpajakan,return on asset, dan market to Peningkatan laba mengakibatkan jumlah
book ratio. Sampel yang digunakan dalam pajak yang harus dibayar juga semakin
penelitian ini adalah 52 perusahaan yang tinggi. Atau dapat dikatakan ada
termasuk dalam industri manufaktur yang kemungkinan upaya untuk melakukan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tindakan tax avoidance.
2008-2010. Hasil penelitian menunjukkan 2.6.2 Hubungan Leverage dengan Tax
bahwa ukuran perusahaan dan intensitas Avoidance
persediaan berpengaruh secara negatif dan Perusahaan dimungkinkan
signifikan. Namun, leverage tidak terbukti menggunakan utang untuk memenuhi
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. kebutuhan operasional dan investasi
Sari dan Martani (2010) juga perusahaan. Akan tetapi, utang akan
melakukan penelitian tentang karakteristik menimbulkan beban tetap (fixed rate of
kepemilikan perusahaan, corporate
return) bagi perusahaan yang disebut
dengan bunga.
Semakin besar utang perusahaan
maka beban pajak akan menjadi lebih kecil
karena bertambahnya unsur biaya usaha
dan pengurangan tersebut sangat berarti
bagi perusahaan yang terkena pajak tinggi.
Oleh karena itu makin tinggi tarif bunga
akan makin besar keuntungan yang 2.7 Hipotesis
diperoleh perusahaan dari penggunaan Berdasarkan dari latar belakang,
utang tersebut. Manfaat yang ditimbulkan perumusan masalah, kajian teori dan
dari penghematan pajak akibat adanya kerangka konseptual diatas, maka dapat
bunga membawa implikasi meningkatnya diajukan suatu hipotesis yang dirumuskan
penggunaan utang perusahaan. sebagai berikut :
Ozkan (2001) dalam Suyanto H1 : Profitabilitas perusahaan
(2012) memberikan bukti bahwa berpengaruh positif terhadap tax
perusahaan yang memiliki kewajiban pajak avoidance.
tinggi akan memilih untuk berutang agar H2 : Leverage berpengaruh positif
mengurangi pajak. Dengan sengajanya terhadap tax avoidance.
perusahaan berutang untuk mengurangi H3 : Corporate governance
beban pajak maka dapat disebutkan bahwa berpengaruh negatif terhadap tax
perusahaan tersebut melakukan avoidance
penghindaran pajak. 3. METODE PENELITIAN
2.6.3 Hubungan Dewan Komisaris 3.1 Jenis Penelitian
Indpenden dengan Tax Jenis penelitian ini adalah penelitian
Avoidance kausatif, yaitu penelitian yang didesain
Komisaris Independen bertujuan untuk untuk mengukur hubungan antara
untuk menyeimbangkan dalam variabel riset, atau menganalisis pengaruh
pengambilan keputusan khususnya dalam suatu vaariabel terhadap variabel lainnya
rangka melindungi pemegang saham (Sekaran,2003:14). Pada penelitian ini
minoritas dan pihak-pihak lain yang penulis meneliti pengaruh profitabilitas,
terkait. Dengan demikian keberadaan leverage, dan corporate governance
komisaris independen pada suatu perusahaan manufaktur yang listing di
perusahaan diharapkan dapat Bursa Efek Indonesia terhadap tax
meningkatkan integritas laporan keuangan, advoidance.
Mayangsari (2003) dalam Annisa (2012). 3.2 Objek Penelitian
Penghindaran pajak dapat menyebabkan Dalam penelitian ini, yang menjadi
turunnya kreditabilitas perusahaan jika objek penelitian adalah perusahaan
tindakan tersebut diketahui oleh pihak manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
yang berwenang. Dengan adanya dewan Indonesia dari tahun 2009 sampai tahun
komisaris independen, maka manajemen 2012.
perusahaan akan diawasi agar tidak 3.3 Populasi dan Sampel
terjadinya penghindaran pajak. 3.3.1 Populasi
Berdasarkan berbagai pembahasan Populasi dalam penelitian ini
diatas, maka variabel dalam penelitian di adalah seluruh perusahaan manufaktur
gambarkan pada model kerangka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
konseptual sebagai berikut: dalam kurun waktu 2009 hingga 2012,
yaitu sebanyak 137 perusahaan
Pemilihan industri manufaktur
didasari karena industri ini memiliki
berbagai sub sektor industri yang
diharapkan dapat mewakili sektor-sektor
industri lainnya dan berkontribusi besar 3.4 Jenis dan Sumber Data
bagi penerimaan pajak negara selain Jenis data yang digunakan adalah
industri pertambangan, keuangan dan data dokumenter yaitu data penelitian yang
perkebunan. berupa laporan-laporan. Sumber data
3.3.2 Sampel penelitian ini adalah data sekunder yaitu
Pemilihan sampel dengan data yang diperoleh dari perusahaan yang
menggunakan metode purposive tergolong perusahan manufaktur yang
(judgement sampling) dengan tujuan tercatat di BEI tahun 2009-2012.
mendapatkan sampel yang representatif Data sekunder adalah data yang
sesuai dengan kriteria yang ditentukan telah diolah pihak lain. Data tersebut
dengan pertimbangan sebagai berikut: diperoleh dari lembaga atau instansi
1) Sampel terdaftar di BEI dari tahun melalui pengutipan data atau melalui studi
sebelum tahun pengamatan (2009- pustaka yang ada kaitannya dengan
2012) penelitian ini. Penelitian ini menggunakan
2) Sampel mengalami keuntungan data sekunder yaitu data keuangan
berturut-turut dari periode 2009- perusahaan dari laporan keuangan
2012. perusahaan yang diperoleh dari website
3) Sampel menyajikan laporan Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id
keuangan dalam mata uang rupiah. tahun 2009-2012, dan data dokumenter
Tabel 3 yang didapat peneliti dari studi pustaka
Kriteria Pemilihan Sampel dan menelaah penelitian sebelumnya.
Keterangan Jumlah 3.5 Teknik Pengumpulan Data
Perusahaan Manufaktur 137 Untuk memperoleh data yang
Sampel Perusahaan (16) dibutuhkan dalam penelitian ini penulis
Manufaktur yang terdaftar di menggunakan teknik observasi
BEI dan delisting selama dokumentasi dengan melihat laporan
periode pengamatan dari tahun keuangan perusahaan sampel. Dengan
2009 sampai dengan tahun teknik ini penulis mengumpulkan data
2012. laporan keuangan perusahaan dari tahun
Sampel mengalami kerugian (28) 2009 sampai 2012 mengenai variabel yang
selama periode pengamatan akan diteliti yaituprofitabilitas, leverage,
Laporan keuangan yang (22) dan corporate governance. Data diperoleh
disajikan dalam bentuk mata melalui data dari pojok BEI FE UNP ,
uang Rupiah situs resmi Bursa Efek Indonesia
Sampel yang memiliki nilai (2) (www.idx.co.id) dan web-web terkait
ekuitas negative lainnya serta dengan cara mempelajari
Sampel yang tidak menyajikan (3) literatur yang berkaitan dengan
data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian baik media cetak
perhitungan nilai variabel maupun elektronik.
penelitian 3.6 Variabel Penelitian dan
Perusahaan dengan nilai CETR (13) Pengukurannya
lebih dari 1 Berikut ini adalah variabel-variabel
Jumlah 53 penelitian yang digunakan :
3.6.1 Variabel Terikat (Y)
Sumber : www.idx.co.id Menurut Mudrajad (2003:26)
data sekunder yang diolah variabel terikat (dependent variable)
adalah variabel yang menjadi perhatian
utama dalam sebuah pengamatan.
Pengamatan akan mendeteksi ataupun diukur dengan total debt to equity ratio
menerangkan variabel dalam variabel dengan rumus sebagai berikut.
terikat beserta perubahannya yang terjadi
kemudian. Variabel terikat dalam Debt to Equity Ratio =
penelitian ini adalah tax avoidance.
3.7.4 Corporate Governance (X3)
3.6.2 Variabel Bebas (X)
Proporsi Komposisi Komisaris
Menurut Mudrajad (2003:42)
Independen merupakan rasio antara jumlah
variabel bebas (independent variable)
komisaris yang berasal dari luar
adalah variabel yang dapat mempengaruhi
perusahaan atau tidak berasal dari pihak
perubahan dalam variabel terikat dan
yang terafiliasi terhadap total dewan
mempunyai pengaruh positif atau negatif
komisaris perusahaan (Prasojo, 2011).
bagi variabel terikat lainnya. Dalam
Secara sistematis dapat dirumuskan
penelitian ini yang menjadi variabel bebas
sebagai berikut:
adalah Profitabilitas (X1),Leverage (X2)
dan Corporate Governance (X3).
3.7 Pengukuran Variabel
Untuk menghindari penafsiran 3.8 Uji Asumsi Klasik
yang berbeda terhadap penelitian ini maka Uji asumsi klasik dilakukan karena
perlu kiranya dijelaskan istilah-istilah merupakan salah satu syarat untuk
pokok yang akan digunakan dalam melakukan uji regresi berganda agar
pembahasan selanjutnya diantaranya yaitu menunjukkan hubungan yang valid dan
: tidak bisa.
3.7.1 Tax Avoidance 3.8.1 Uji Normalitas
Model estimasi pengukuran Tax Uji normalitas bertujuan untuk
avoidance dalam penelitian ini menguji apakah dalam model regresi,
menggunakan model Cash Effective Tax variabel pengganggu atau residual
Rate (CETR) yang diharapkan mampu memiliki distribusi normal atau tidak
mengidentifikasi keagresifan perencanaan (Ghozali : 2005). Pengujian yang
pajak perusahaan yang dilakukan digunakan adalah kolmogorov semirnov,
menggunakan perbedaan tetap maupun yaitu subjek dengan taraf signifikan (α)
perbedaan temporer (Chen et al. 2010) 0,05 apabila nilai p>α maka terdistribusi
dengan rumus sebagai berikut. normal atau sebaliknya.