Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP TAX AVOIDANCE


(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2012)

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

Oleh:
WIRNA YOLA AGUSTI
56305/2010

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP
TAX AVOIDANCE
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

Wirna Yola Agusti


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
E-mail :wirna.yola@gmail.com

ABSTRAK

Tax avoidance perusahaan merupakan pengaturan untuk meminimumkan atau


menghilangkan beban pajak dengan mempertimbangkan akibat pajak yang ditimbulkannya.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh antara
profitabilitas, leverage dan corporate governance terhadap tax avoidance perusahaan.
Jenis penelitian ini digolongkan pada penelitian yang bersifat kausatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Pemilihan sampel dengan metode purposive
sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh
dari www.idx.co.id. Teknik pengumpulan data dengan teknik dokumentasi. Data penelitian
dianalisa dengan analisis regresi berganda dengan SPSS 16.0.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa: 1) Profitabiltas (X1) yang diukur dengan return
on assets (ROA) memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap Tax avoidance (Y), 2)
Leverage (X2) yang diukur dengan debt equity ratio (DER) tidak memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap Tax avoidance (Y), dan 3) corporate governcance yang diukur
dengan proporsi komisaris independen (KOM) tidak memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap Tax avoidance (Y). Bagi penelitian selanjutnya hendaknya menambah
variabel lain yang mempengaruhi tax avoidance perusahaan diantaranya struktur
kepemilikan, ukuran perusahaan, dan komite audit.

ABSTRACT

Tax avoidance is the company's arrangements to minimize or eliminate the tax burden
of the tax due consideration thereof . This study aims to test and provide empirical evidence
of the influence of profitability , leverage and corporate governance to corporate tax
avoidance .
This study classified the type of research that is causative . The population in this
study is the Registered Manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange in 2009 until
2012 . Election samples by purposive sampling method . The data used in this research is a
secondary data obtained from www.idx.co.id. Data collection techniques with engineering
documentation . Data were analyzed using multiple regression analysis with SPSS 16.0 .
The results show that : 1 ) profitability ( X1 ) as measured by return on assets ( ROA
) has a significant negative effect on Tax avoidance ( Y ) , 2 ) Leverage ( X2 ) as measured by
the debt -equity ratio ( DER ) has no significant effect Tax avoidance is positive ( Y ) , and 3 )
corporate governcance as measured by the proportion of independent directors (COM ) has
no significant positive effect on Tax avoidance (Y) . For further research should add other
variables that affect tax avoidance companies including ownership structure , company size ,
and the audit committee.
1. PENDAHULUAN ditengarai melakukan penghindaran pajak
Pajak merupakan sumber pendapatan dengan melaporkan rugi dalam 5 tahun
terbesar bagi negara, yang digunakan berturut-turut dan tidak membayar pajak
untuk membiayai pengeluaran negara, baik (Bappenas, 2005).
pengeluaran rutin maupun pengeluaran Fenomena penghindaran pajak lainnya
pembangunan nasional. Pajak memiliki yang terjadi di Indonesia adalah dimuat di
arti penting, yang di atur dalam Undang- berita online (http://www.merdeka.com)
Undang Republik Indonesia No 28 tahun pada tanggal 27 Agustus 2013. Mantan
2007 pasal 21 yaitu konstribusi wajib Menteri Keuangan Agus Martowardojo
kepada negara yang terhutang oleh orang sebelum melepas jabatannya mengatakan,
pribadi atau badan yang bersifat memaksa ada ribuan perusahaan multinasional yang
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak menjalankan kewajibannya kepada
tidak mendapatkan imbalan secara negara. Agus Marto menyebut hampir
langsung dan digunakan untuk keperluan 4.000 perusahaan tidak membayar
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran pajaknya selama tujuh tahun. Di Indonesia,
rakyat (Sartika, 2012). peningkatan pembayaran royalti ke
Pajak selalu mengalami perusahaan induk (parent company)
perkembangan yang harus dikelola dengan berpotensi mengurangi PPh badan yang
baik. Bagi perusahaan, pajak merupakan harus dibayar perusahaan. Dari laporan
biaya atau beban yang akan mengurangi keuangan di BEI, sebuah perusahaan
laba bersih. Apabila perusahaan consumer goods harus membayar royalti
memperoleh keuntungan yang besar maka kepada holding company di Belanda, dari
pajak penghasilan yang dibayarkan ke kas 3,5 persen meningkat ke 5 sampai 8 persen
negara juga besar. Oleh sebab itu mulai tahun 2013-2015. Asumsi omset
pemerintah sangatlah menaruh perhatian tahun 2013-2015, consumer goods tersebut
yang sangat besar terhadap sektor pajak stagnan di angka Rp 27 triliun, dengan
ini. kenaikan royalti dari 3,5 persen menjadi 8
Di Indonesia usaha-usaha untuk persen, berarti ada kenaikan royalti sebesar
menggenjot atau mengoptimalkan 4,5 persen dikalikan Rp 27 triliun atau
penerimaan sektor pajak ini dilakukan sekitar Rp 1,215 triliun. Potensial loss PPh
melalui usaha intensifikasi dan badan tahun 2015 adalah Rp 1,215 triliun
ekstensifikasi penerimaan pajak (Surat dikalikan 25 persen atau sebesar Rp 303
direktur jendral pajak No. S-14/PJ.7/2003, milyar. Hal ini menurut aturan adalah legal
2003). Namun demikian usaha untuk namun kurang adil jika dilihat dari sisi
mengoptimalkan penerimaan sektor ini pajak bagi negara sumber penghasilan,
bukan tanpa kendala. Salah satu kendala karena 8 persen harga produk dibayar
dalam rangka optimalisasi penerimaan rakyat Indonesia lari ke royalti holding
pajak adalah adanya penghindaran pajak company. Kejadian ini sangatlah mungkin
(Tax Avoidance), bahkan tidak sedikit terjadinya penghindaran pajak (tax
perusahaan yang melakukan penghindaran avoidance) dan merupakan masalah yang
pajak (Budiman dan Setiono, 2012). utama bagi pemerintah, karena pajak
Strategi penghindaran pajak (tax perusahaan merupakan kontribusi utama
avoidance) ini merupakan cara yang dan terbesar bagi pendapatan pemerintah.
diperkenankan undang-undang namun Penghindaran pajak (Tax Avoidance)
strategi yang diterapkan perusahaan ini yang dilakukan oleh perusahan biasanya
tetap merugikan penerimaan negara melalui kebijakan yang diambil oleh
(Shophar dalam Yenni : 1999). Terkait pimpinan perusahaan bukanlah tanpa
dengan penghindaran pajak ini di sengaja (Budiman dan Setiono, 2012). Hal
Indonesia pada tahun 2005 terdapat 750 ini sesuai dengan Khurana dan Moser
perusahaan Penanaman Modal Asing yang (2009) dalam Annisa (2012) yang
menyatakan bahwa aktivitas tax perusahaan. Corporate governace dapat
avoidance yang dilakukan oleh manajemen menigkatan nilai tambah bagi para
suatu perusahaan dalam upaya semata- pemegang saham, hal ini bisa disimpulkan
mata untuk meminimalisasi kewajiban bahwa semakin baik mekanisme corporate
pajak perusahaan. governance yang dilakukan oleh
Beberapa penelitian sebelumnya perusahaan maka nilai tambahnya semakin
mencoba mengkaitkan faktor kondisi besar. Aturan struktur corporate
keuangan perusahaan terhadap tax governance akan mempengaruhi cara
avoidance, diantaranya memfokuskan pada sebuah perusahaan dalam memenuhi
tingkat profitabilitas perusahaan. kewajiban pajaknya, tetapi disisi lain
Profitabilitas merupakan kemampuan perencanaan pajak tergantung pada
perusahaan dalam memperoleh laba, dinamika corporate governance dalam
penelitian yang dilakukan Utami (2013) suatu perusahaan (Friese, 2006).
membuktikan bahwa perusahaan dengan Penelitian ini berbeda dengan
profitabilitas yang tinggi akan semakin penelitian terdahulu karena sampel yang
mengungkapkan kewajiban pajaknya. digunakan adalah perusahaan manufaktur
Pengukuran profitabilitas adalah dengan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
menggunakan Return On Asset (ROA). selama periode 2009 hingga 2012. Peneliti
Menurut Subakti (2012), profitabilitas menggunakan CETR merujuk pada
perusahaan dengan penghindaran pajak perhitungan yang dibuat Chen et al.
akan memiliki hubungan yang positif dan (2010). CETR merupakan singkatan dari
apabila perusahaan ingin melakukan cash effective tax rates.
penghindaran pajak maka harus semakin Berdasarkan fenomena yang ada,
efisien sehingga tidak perlu membayar maka penulis terdorong untuk melakukan
pajak dalam jumlah besar. pengujian kembali untuk mengetahui
Kondisi keuangan berikutnya yang faktor apa saja yang mempengaruhi tax
diprediksi akan mempengaruhi tax avoidance, dengan mengembangkan
avoidance adalah leverage. Leverage penelitian-penelitiah terdahulu. Dalam
merupakan tingkat hutang yang digunakan penelitian ini penulis ingin melakukan
perusahaan dalam melakukan pembiayaan. penelitian dengan judul “Pengaruh
Setiawan (2010) dalam Suyanto (2012) Profitabilitas, Leverage dan Corporate
menyebutkan bahwa dari tahun 2000 Governance terhadap Tax Avoidance
hingga 2009, tingkat leverage perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang
manufaktur yang go public di Indonesia Terdaftar di BEI Periode 2009-2012”
cenderung mengalami peningkatan. Dalam 2. TELAAH LITERATUR DAN
kaitannya dengan pajak, apabila PERUMUSAN HIPOTESIS
perusahaan memiliki kewajiban pajak 2.1 Pajak
tinggi maka perusahaan akan memiliki 2.1.1 Pengertian Pajak
utang yang tinggi pula. Oleh sebab itu Menurut Undang-Undang
perusahaan akan berusaha melakukan Republik Indonesia No 28 Tahun 2007
penghindaran pajak. pasal 1 dijelaskan bahwa, “pajak adalah
Selain profitabilitas dan leverage, kontribusi wajib kepada negara yang
peneliti akan menganalisis mengenai terutang oleh orang pribadi atau badan
keterkaitan corporate governance terhadap yang bersifat memaksa berdasarkan
tax avoidance. Haruman (2008) dalam Undang-Undang, dengan tidak
Annisa (2012) menjelaskan Corporate mendapatkan imbalan secara langsung
governance merupakan tata kelola dan digunakan untuk keperluan negara
perusahaan yang menjelaskan hubungan bagi sebesar-besarnya kemakmuran
antara berbagai partisipan dalam rakyat”.
perusahaan yang menentukan arah kinerja
2.1.2 Pengertian Tax Avoidance dengan menggunakan ROA, karena ROA
Wajib pajak selalu menginginkan menunjukkann efektifitas perusahaan
pembayaran pajak yang kecil. Oleh sebab dalam mengelola aktiva baik modal sendiri
itu wajib pajak tersebut akan berusaha maupun dari modal pinjaman, investor
melakukan praktik penghindaran pajak akan melihat seberapa efektif perusahaan
baik bersifat legal disebut tax avoidance, dalam mengelola aset. Semakin tinggi
sedangkan penghindaran pajak yang ROA maka akan memberikan efek
bersifat ilegal adalah penyelundupan pajak terhadap penjualan saham, artinya laba
(tax evasion). Menurut Zain (2005) dalam perusahaan akan meningkat.
Sartika (2012), penyelundupan pajak (tax 2.3 Leverage
evasion) adalah penyelundupan yang Leverage adalah salah satu rasio
melanggar undang-undang pajak keuangan yang menggambarkan hubungan
sedangkan penghindaran pajak (tax antara hutang perusahaan terhadap modal
avoidance) adalah cara mengurangi pajak maupun asset perusahaan. Rasio leverage
yang msih dalam batas ketentuan menggambarkan sumber dana operasi yang
perundang-undangan perpajakan dan dapat digunakan oleh perusahaan. Rasio
dibenarkan, terutama melalui perencanaan leverage juga menunjukkan risiko yang
pajak. dihadapi perusahaan. Menurut Irfan Fahmi
Dalam penelitian ini menggunakan (2012:62) rasio leverage adalah mengukur
cash effective tax rate (CETR) sebagai seberapa besar perusahaan dibiayai dengan
proksi pada tindakan penghindaran pajak. hutang. Rasio ini dapat melihat sejauh
CETR menilai pembayaran pajak dari mana perusahaan dibiayai oleh hutang atau
laporan arus kas nya, sehingga kita bisa pihak luar dengan kemampuan perusahaan
mengetahui berapa nilai pajak yang yang digambarkan oleh modal.
dibayar oleh perusahaan. Financial leverage diukur dengan
2.2 Profitabilitas persentase dari total hutang terhadap
Tujuan utama perusahaan adalah ekuitas perusahaan pada suatu periode
memperoleh laba sebeesar-besarnya. Rasio yang disebut juga Debt to Equity Ratio
profitabilitas dapat melihat kinerja (DER). DER mencerminkan kemampuan
keuangan perusahaan. Menurut Kasmir perusahaan dalam memenuhi seluruh
(2008:196), “ Rasio profitabilitas kewajibannya yang ditunjukkan oleh
merupakan rasio untuk menilai beberapa bagian modal sendiri yang
kemampuan perusahaan dalam mencari digunakan untuk membayar hutang. Selain
keuntungan ”. Rasio ini juga memberikan itu DER juga dapat memberikan gambaran
ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu mengenai struktur modal yang dimiliki
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba perusahaan.
yang dihasilkan dari penjualan dan 2.4 Corporate Governance
pendapatan investasi. Pada dasarnya Corporate Governance (CG)
penggunaan rasio ini yakni menunjukkan didefinisikan sebagai efektivitas
tingkat efesiensi suatu perusahaan. Tingkat mekanisme yang bertujuan
profitabilitas yang tinggi pada perusahaan meminimumkan konflik keagenan, dengan
akan meningkatkan daya saing antar penekanan khusus pada mekanisme legal
perusahaan. Perusahaan yang yang mencegah dilakukan nya ekspropriasi
menghasilkan profit tinggi akan membuka atas pemegang saham minoritas Johnson
lini atau cabang yang baru, kemudian dkk, (2000) dalam Darmawati dkk, (2004).
cenderung memperbesar investasi atau Corporate governance merupakan tata
membuka investasi baru terkait dengan kelola perusahaan yang menjelaskan
perusahaan induknya. hubungan antara berbagai partisipan dalam
Dalam penelitian ini untuk mengukur perusahaan yang menentukan arah kinerja
tingkat profitabilitas perusahaan adalah perusahaan (Haruman, 2008). Isu
mengenai corporate governance mulai governance dan tindakan pajak agresif,
mengemuka, khususnya di Indonesia pada dengan sampel 40 perusahaan manufaktur
tahun 1998 ketika Indonesia mengalami yang listed di BEI tahun 2005-2008.
krisis yang berkepanjangan. Banyak pihak Penelitian ini menggunakan variabel
yang mengatakan lamanya proses dependen tax avoidance (yang diukur
perbaikan di Indonesia disebabkan oleh dengan Effective Tax Rates, Cash Effective
sangat lemahnya corporate governance Tax Rates, Book-Tax Difference Manzon-
yang diterapkan dalam perusahaan di Plesko dan Book-Tax Difference Desai-
Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah Dharmapala) dan 2 variabel independen
maupun investor mulai memberikan (Family dan CG). Hasil penelitian ini
perhatian yang cukup signifikan dalam menunjukkan bahwa tingkat keagresifan
praktek corporate governance. pajak perusahaan keluarga lebih tinggi dari
Pada penelitian ini dari variabel pada perusahaan non-keluarga, pengaruh
Corporate Governance terhadap tax CG terhadap tax avoidance tidak terbukti
avoidance akan menggunakan komisaris secara signifikan, pengaruh CG terhadap
independen. Komisaris Independen hubungan kepemilikan keluarga dan tax
didefinisikan sebagai seorang yang tidak avoidance juga tidak terbukti secara
teraffiliasi dalam segala hal dengan signifikan. Perbedaan penelitian ini dengan
pemegang saham pengendali, tidak penelitian tersebut adalah periode
memiliki hubungan afiliasi dengan Direksi penelitian yang diteliti.
atau Dewan Komisaris serta tidak 2.6 Pengembangan Hipotesis
menjabat sebagai Direktur pada suatu 2.6.1 Hubungan Profitabilitas dengan
perusahaan yang terkait dengan Tax Avoidance
perusahaan pemilik. Menurut Peraturan Profitabilitas adalah suatu
yang dikelurkan oleh BEI, jumlah indikator kinerja manajemen dalam
komisaris independent proporsional mengelola kekayaan perusahaan yang
dengan jumlah saham yang dimiliki oleh ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan,
bukan pemegang saham pengendali Sudarmadji dan Sularto (2007).
dengan ketentuan jumlah komisaris Profitabilitas dalam bentuk bersih
independen sekurang-kurangnya tiga puluh dialokasikan untuk mensejahterakan
persen (30%) dari seluruh anggota pemegang saham dalam bentuk membayar
komisaris. dividen dan laba ditahan, Nuringsih
2.5 Review Penelitian Terdahulu (2010). Apabila rasio profitabilitas tinggi,
Penelitian dilakukan oleh Subakti berarti menujukkan adanya efisiensi yang
(2012) yang memakai variabel yaitu dilakukan oleh pihak manejemen. Laba
ukuran perusahaan, leverage intensitas yang meningkat mengakibatkan
modal, intensitas persediaan, reformasi profitabilitas perusahaan juga meningkat.
perpajakan,return on asset, dan market to Peningkatan laba mengakibatkan jumlah
book ratio. Sampel yang digunakan dalam pajak yang harus dibayar juga semakin
penelitian ini adalah 52 perusahaan yang tinggi. Atau dapat dikatakan ada
termasuk dalam industri manufaktur yang kemungkinan upaya untuk melakukan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tindakan tax avoidance.
2008-2010. Hasil penelitian menunjukkan 2.6.2 Hubungan Leverage dengan Tax
bahwa ukuran perusahaan dan intensitas Avoidance
persediaan berpengaruh secara negatif dan Perusahaan dimungkinkan
signifikan. Namun, leverage tidak terbukti menggunakan utang untuk memenuhi
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. kebutuhan operasional dan investasi
Sari dan Martani (2010) juga perusahaan. Akan tetapi, utang akan
melakukan penelitian tentang karakteristik menimbulkan beban tetap (fixed rate of
kepemilikan perusahaan, corporate
return) bagi perusahaan yang disebut
dengan bunga.
Semakin besar utang perusahaan
maka beban pajak akan menjadi lebih kecil
karena bertambahnya unsur biaya usaha
dan pengurangan tersebut sangat berarti
bagi perusahaan yang terkena pajak tinggi.
Oleh karena itu makin tinggi tarif bunga
akan makin besar keuntungan yang 2.7 Hipotesis
diperoleh perusahaan dari penggunaan Berdasarkan dari latar belakang,
utang tersebut. Manfaat yang ditimbulkan perumusan masalah, kajian teori dan
dari penghematan pajak akibat adanya kerangka konseptual diatas, maka dapat
bunga membawa implikasi meningkatnya diajukan suatu hipotesis yang dirumuskan
penggunaan utang perusahaan. sebagai berikut :
Ozkan (2001) dalam Suyanto H1 : Profitabilitas perusahaan
(2012) memberikan bukti bahwa berpengaruh positif terhadap tax
perusahaan yang memiliki kewajiban pajak avoidance.
tinggi akan memilih untuk berutang agar H2 : Leverage berpengaruh positif
mengurangi pajak. Dengan sengajanya terhadap tax avoidance.
perusahaan berutang untuk mengurangi H3 : Corporate governance
beban pajak maka dapat disebutkan bahwa berpengaruh negatif terhadap tax
perusahaan tersebut melakukan avoidance
penghindaran pajak. 3. METODE PENELITIAN
2.6.3 Hubungan Dewan Komisaris 3.1 Jenis Penelitian
Indpenden dengan Tax Jenis penelitian ini adalah penelitian
Avoidance kausatif, yaitu penelitian yang didesain
Komisaris Independen bertujuan untuk untuk mengukur hubungan antara
untuk menyeimbangkan dalam variabel riset, atau menganalisis pengaruh
pengambilan keputusan khususnya dalam suatu vaariabel terhadap variabel lainnya
rangka melindungi pemegang saham (Sekaran,2003:14). Pada penelitian ini
minoritas dan pihak-pihak lain yang penulis meneliti pengaruh profitabilitas,
terkait. Dengan demikian keberadaan leverage, dan corporate governance
komisaris independen pada suatu perusahaan manufaktur yang listing di
perusahaan diharapkan dapat Bursa Efek Indonesia terhadap tax
meningkatkan integritas laporan keuangan, advoidance.
Mayangsari (2003) dalam Annisa (2012). 3.2 Objek Penelitian
Penghindaran pajak dapat menyebabkan Dalam penelitian ini, yang menjadi
turunnya kreditabilitas perusahaan jika objek penelitian adalah perusahaan
tindakan tersebut diketahui oleh pihak manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
yang berwenang. Dengan adanya dewan Indonesia dari tahun 2009 sampai tahun
komisaris independen, maka manajemen 2012.
perusahaan akan diawasi agar tidak 3.3 Populasi dan Sampel
terjadinya penghindaran pajak. 3.3.1 Populasi
Berdasarkan berbagai pembahasan Populasi dalam penelitian ini
diatas, maka variabel dalam penelitian di adalah seluruh perusahaan manufaktur
gambarkan pada model kerangka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
konseptual sebagai berikut: dalam kurun waktu 2009 hingga 2012,
yaitu sebanyak 137 perusahaan
Pemilihan industri manufaktur
didasari karena industri ini memiliki
berbagai sub sektor industri yang
diharapkan dapat mewakili sektor-sektor
industri lainnya dan berkontribusi besar 3.4 Jenis dan Sumber Data
bagi penerimaan pajak negara selain Jenis data yang digunakan adalah
industri pertambangan, keuangan dan data dokumenter yaitu data penelitian yang
perkebunan. berupa laporan-laporan. Sumber data
3.3.2 Sampel penelitian ini adalah data sekunder yaitu
Pemilihan sampel dengan data yang diperoleh dari perusahaan yang
menggunakan metode purposive tergolong perusahan manufaktur yang
(judgement sampling) dengan tujuan tercatat di BEI tahun 2009-2012.
mendapatkan sampel yang representatif Data sekunder adalah data yang
sesuai dengan kriteria yang ditentukan telah diolah pihak lain. Data tersebut
dengan pertimbangan sebagai berikut: diperoleh dari lembaga atau instansi
1) Sampel terdaftar di BEI dari tahun melalui pengutipan data atau melalui studi
sebelum tahun pengamatan (2009- pustaka yang ada kaitannya dengan
2012) penelitian ini. Penelitian ini menggunakan
2) Sampel mengalami keuntungan data sekunder yaitu data keuangan
berturut-turut dari periode 2009- perusahaan dari laporan keuangan
2012. perusahaan yang diperoleh dari website
3) Sampel menyajikan laporan Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id
keuangan dalam mata uang rupiah. tahun 2009-2012, dan data dokumenter
Tabel 3 yang didapat peneliti dari studi pustaka
Kriteria Pemilihan Sampel dan menelaah penelitian sebelumnya.
Keterangan Jumlah 3.5 Teknik Pengumpulan Data
Perusahaan Manufaktur 137 Untuk memperoleh data yang
Sampel Perusahaan (16) dibutuhkan dalam penelitian ini penulis
Manufaktur yang terdaftar di menggunakan teknik observasi
BEI dan delisting selama dokumentasi dengan melihat laporan
periode pengamatan dari tahun keuangan perusahaan sampel. Dengan
2009 sampai dengan tahun teknik ini penulis mengumpulkan data
2012. laporan keuangan perusahaan dari tahun
Sampel mengalami kerugian (28) 2009 sampai 2012 mengenai variabel yang
selama periode pengamatan akan diteliti yaituprofitabilitas, leverage,
Laporan keuangan yang (22) dan corporate governance. Data diperoleh
disajikan dalam bentuk mata melalui data dari pojok BEI FE UNP ,
uang Rupiah situs resmi Bursa Efek Indonesia
Sampel yang memiliki nilai (2) (www.idx.co.id) dan web-web terkait
ekuitas negative lainnya serta dengan cara mempelajari
Sampel yang tidak menyajikan (3) literatur yang berkaitan dengan
data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian baik media cetak
perhitungan nilai variabel maupun elektronik.
penelitian 3.6 Variabel Penelitian dan
Perusahaan dengan nilai CETR (13) Pengukurannya
lebih dari 1 Berikut ini adalah variabel-variabel
Jumlah 53 penelitian yang digunakan :
3.6.1 Variabel Terikat (Y)
Sumber : www.idx.co.id Menurut Mudrajad (2003:26)
data sekunder yang diolah variabel terikat (dependent variable)
adalah variabel yang menjadi perhatian
utama dalam sebuah pengamatan.
Pengamatan akan mendeteksi ataupun diukur dengan total debt to equity ratio
menerangkan variabel dalam variabel dengan rumus sebagai berikut.
terikat beserta perubahannya yang terjadi
kemudian. Variabel terikat dalam Debt to Equity Ratio =
penelitian ini adalah tax avoidance.
3.7.4 Corporate Governance (X3)
3.6.2 Variabel Bebas (X)
Proporsi Komposisi Komisaris
Menurut Mudrajad (2003:42)
Independen merupakan rasio antara jumlah
variabel bebas (independent variable)
komisaris yang berasal dari luar
adalah variabel yang dapat mempengaruhi
perusahaan atau tidak berasal dari pihak
perubahan dalam variabel terikat dan
yang terafiliasi terhadap total dewan
mempunyai pengaruh positif atau negatif
komisaris perusahaan (Prasojo, 2011).
bagi variabel terikat lainnya. Dalam
Secara sistematis dapat dirumuskan
penelitian ini yang menjadi variabel bebas
sebagai berikut:
adalah Profitabilitas (X1),Leverage (X2)
dan Corporate Governance (X3).
3.7 Pengukuran Variabel
Untuk menghindari penafsiran 3.8 Uji Asumsi Klasik
yang berbeda terhadap penelitian ini maka Uji asumsi klasik dilakukan karena
perlu kiranya dijelaskan istilah-istilah merupakan salah satu syarat untuk
pokok yang akan digunakan dalam melakukan uji regresi berganda agar
pembahasan selanjutnya diantaranya yaitu menunjukkan hubungan yang valid dan
: tidak bisa.
3.7.1 Tax Avoidance 3.8.1 Uji Normalitas
Model estimasi pengukuran Tax Uji normalitas bertujuan untuk
avoidance dalam penelitian ini menguji apakah dalam model regresi,
menggunakan model Cash Effective Tax variabel pengganggu atau residual
Rate (CETR) yang diharapkan mampu memiliki distribusi normal atau tidak
mengidentifikasi keagresifan perencanaan (Ghozali : 2005). Pengujian yang
pajak perusahaan yang dilakukan digunakan adalah kolmogorov semirnov,
menggunakan perbedaan tetap maupun yaitu subjek dengan taraf signifikan (α)
perbedaan temporer (Chen et al. 2010) 0,05 apabila nilai p>α maka terdistribusi
dengan rumus sebagai berikut. normal atau sebaliknya.

3.7.2 Profitabilitas (X1) 3.8.2 Uji Multikolonieritas


Pengukuran profitabilitas yaitu Uji multikolonieritas bertujuan
menggunakan Return on Assest (ROA). untuk menguji apakah model regresi
ROA adalah perbandingan antara laba ditemukan adanya korelasi antara variabel
bersih dengan total aset pada akhir bebas (independen). Model regresi yang
periode, yang digunakan sebagai indikator baik seharusnya tidak terjadi korelasi
kemampuan perusahaan dalam diantara variabel independen.
menghasilkan laba, dengan menggunakan Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai
rumus sebagai berikut. tolerance value dan Variance Inflation
ROA = Factor (VIF). Tolerance value mengukur
( ) variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
3.7.3 Leverage (X2) independen lainnya. Nilai cut off yang
Leverage adalah rasio yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
mengukur kemampuan utang baik jangka multikolonieritas adalah nilai tolerance <
panjang maupun jangka pendek 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10
membiayai aktiva perusahaan. Leverage (Ghozali : 2005).
dua variabel, lebih baik digunakan
3.8.3 Uji Heteroskedastisitas 2
Adjusted-. R
Uji heteroskedastisitas bertujuan 3.9.2 Model Regresi Berganda
menguji apakah model regresi terjadi Analisis regresi berganda adalah
ketidaksamaan varians dan residual satu analisis tentang hubungan antara satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika dependent variable dengan dua atau lebih
varians dari residual satu ke pengamatan independent variable. Data yang telah
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dikumpulkan akan diolah dengan
dan jika berbeda disebut menggunakan software SPSS 16.
heteroskedastisitas. Model regresi yang 3.9.3 Uji F
baik adalah yang homoskedastisitas atau Uji F dilakukan untuk menguji
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali : apakah model yang digunakan signifikan
2005). atau tidak, sehingga dapat dipastikan
Untuk mengetahui ada tidaknya apakah model tersebut dapat digunakan
heteroskedastisitas dalam penelitian ini untuk memprediksi pengaruh variabel
digunakan uji park test yang meregresikan eksogen secara bersama-sama terhadap
nilai kuadrat residual terhadap variabel variabel endogen. Jika Fhitung > dari Ftabel,
independen (Gujarati : 2006). Probabilitas maka koefisien regresi dapat dilanjutkan
signifikasi diatas tingkat kepercayaan 5% atau diterima. Dengan tingkat kepercayaan
diartikan regresi tidak mengandung adanya untuk pengujian hipotesis adalah 95% atau
heteroskedastisitas. (α) = 0,05.
3.8.4 Uji Autokorelasi 3.9.4 Uji Hipotesis (Uji t)
Uji autokorelasi bertujuan menguji Untuk menguji hipotesis dalam
apakah dalam suatu model regresi linier penelitian ini digunakan alat uji T (Idris :
ada korelasi antara kesalahan penganggu 2006). Pengujian ini digunakan untuk
pada periode t dengan kesalahan pada melihat pengaruh dari masing-masing
periode t-1 (sebelumnya), masalah variabel secara individu terhadap variabel
autokorelasi diuji dengan Durbin-Watson tidak bebas. Untuk melihat nilai
dengan rumus (Gujarati : 2006). signifikansi masing-masing parameter
d= (un  un 1) 2
 u2n yang diestimasi, maka digunakan t -test
dengan rumus :
keterangan :
d = statistic Durbin Watson
u = Nilai Residu
Dimana :
3.9 Teknik Analisis Data β = Koefisien regresi
2 Sβt = Standar error atas koefisien
3.9.1 Adjusted R regresi variabel
Pengujian ini digunakan untuk Dengan tingkat kesalahan (α) untuk
menghitung seberapa besar variasi dari pengujian hipotesis adalah 95% atau α =
variabel dependen yang dapat dijelaskan 0.05 maka :
2
oleh variabel-variabel independen. R 1. Jika nilai signifikansi α < 0.05 dan
2
yang digunakan adalah R yang telah koefisien regresi (beta) positif, maka H1,
mempertimbangkan jumlah variabel H2 dan H3 diterima.
independen dalam suatu model regresi atau 2. Jika nilai signifikansi α > 0.05 walaupun
2 koefisien regresi (beta) positif atau negatif
disebut R yang telah disesuaikan
2 maka H1, H2 dan H3 ditolak.
(Adjusted- R ). Dalam penelitian ini
2
digunakan Adjusted- R karena menurut
singgih (2000), jika jumlah variabel
independen yang diteliti lebih besar dari
2.10 Defenisi Operasional 3. HASIL ANALISIS DATA DAN
Agar tidak terjadi kesalahan dalam PEMBAHASAN
memahami dan mengartikan variabel- 4.1 Gambaran Umum Bursa Efek
variabel yang digunakan dalam penelitian Indonesia
ini, maka akan dijelaskan pengertian Bursa Efek Indonesia adalah salah
masing-masing variabel yaitu: satu bursa saham yang dapat memberikan
2.10.1 Tax Advoidance peluang investasi dan sumber pembiayaan
Tax avoidance merupakan dalam upaya mendukung pembangunan
pengaturan untuk meminimumkan atau ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia
menghilangkan beban pajak dengan yang disingkat menjadi BEI atau Indonesia
mempertimbangkan akibat pajak yang Stock Exchange (IDX) merupakan bursa
ditimbulkannya. Tax avoidance bukan hasil penggabungan dari Bursa Efek
pelanggaran undang-undang perpajakan Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya
karena usaha wajib pajak untuk (BES). Demi efektivitas operasional dan
mengurangi, menghindari, transaksi, pemerintah memutuskan untuk
meminimumkan atau meringankan beban menggabungkan Bursa Efek Jakarta
pajak dilakukan dengan cara yang sebagai pasar saham dengan Bursa Efek
dimungkinkan oleh Undang-Undang Surabaya sebagai pasar obligasi dan
Pajak. derivatif. Bursa hasil penggabungan ini
2.10.2 Profitabilitas mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.
Profitabilitas merupakan rasio Bursa Efek Indonesia yang
untuk menilai kemampuan perusahaan merupakan salah satu pasar modal di
dalam mencari keuntungan . Rasio ini juga Indonesia merupakan pasar untuk berbagai
memberikan ukuran tingkat efektifitas instrumen keuangan jangka panjang yang
manajemen suatu perusahaan. Hal ini bisa diperjualbelikan, baik surat utang
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana,
penjualan dan pendapatan investasi. Pada instrumen derivatif maupun istrumen
dasarnya penggunaan rasio ini yakni lainnya. Undang-Undang Pasar Modal No.
menunjukkan tingkat efesiensi suatu 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
perusahaan. mendefinisikan pasar modal sebagai
2.10.3 Leverage kegiatan yang bersangkutan dengan
Leverage merupakan rasio yang penawaran umum dan perdagangan efek,
mengukur seberapa jauh perusahaan perusahaan publik yang berkaitan dengan
menggunakan utang. Leverage efek yang diterbitkan, serta lembaga dan
menggambar kan hubungan antara total profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar
assets dengan modal saham biasa atau modal merupakan sarana pendanaan bagi
menunjukkan penggunaan utang untuk perusahaan maupun institusi lain
meningkatkan laba. (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana
2.10.4 Corporate Governance bagi kegiatan berinvestasi. Dengan
Corporate Governance (CG) demikian, pasar modal memfasilitasi
didefinisikan sebagai efektivitas berbagai sarana dan prasarana kegiatan
mekanisme yang bertujuan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
meminimumkan konflik keagenan, dengan Instrumen keuangan yang diperdagangkan
penekanan khusus pada mekanisme legal di pasar modal merupakan instrumen
yang mencegah dilakukan nya ekspropriasi jangka panjang (jangka waktu lebih dari
atas pemegang saham minoritas. satu tahun) seperti saham, obligasi, waran,
right, reksa dana, dan berbagai instrumen
derivatif seperti option, future, dan lain-
lain.
Pasar modal memiliki peran penting pada sektor pertanian ke sektor ekonomi
bagi perekonomian suatu negara karena modern yang didominasi oleh sektor
pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu industri sebagai mesin utama
pertama sebagai sarana bagi pendanaan pembangunan.
usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan Industri merupakan kegiatan
untuk mendapatkan dana dari masyarakat ekonomi yang mengolah bahan mentah,
pemodal (investor). Dana yang diperoleh bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau
dari pasar modal dapat digunakan untuk barang jadi menjadi barang dengan nilai
pengembangan usaha, ekspansi, yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
penambahan modal kerja dan lain-lain. termasuk kegiatan rancang bangun dan
Dengan demikian, masyarakat dapat perekayasaan industri. Industri manufaktur
menempatkan dana yang dimilikinya adalah suatu kegiatan ekonomi. Disini
sesuai dengan karakteristik keuntungan yang menjadi pelaku industri adalah
dan risiko masing-masing instrumen. perusahaan manufaktur.
Dengan adanya pasar modal maka Perusahaan manufaktur adalah
diharapkan aktivitas perekonomian perusahaan yang memproses barang dasar
menjadi meningkat, karena pasar modal hingga berubah menjadi barang yang siap
merupakan alternatif pendanaan bagi untuk dipasarkan. Semua proses yang
perusahaan-perusahaan, sehingga terjadi di industri ini umumnya melibatkan
perusahaan dapat beroperasi dengan skala berbagai peralatan yang modern.
yang lebih besar dan pada gilirannya akan Krakteristik utama kegiatan perusahaan
meningkatkan pendapatan perusahaan dan manufaktur adalah mengolah sumber daya
kemakmuran masyarakat luas. menjadi barang jadi melalui proses
Pasar modal di Indonesia terbagi dua, pabrikan. Oleh karena itu perusahaan yang
pasar perdana dan pasar sekunder atau tergolong dalam kelompok industri
pasar reguler. Pasar perdana adalah pasar manufaktur memiliki ciri-ciri yaitu
dimana untuk pertama kalinya sekuritas mempunyai kegiatan utama:
baru dijual kepada investor oleh a. Kegiatan untuk memperoleh atau
perusahaan yang mengeluarkan sekuritas menyimpan input bahan baku
tersebut. Pasar reguler adalah pasar dimana b. Kegiatan mengolah atau pabrikasi dan
para investor memperdagangkan saham perakitan atas bahan baku menjadi
yang berasal dari saham perdana. barang jadi.
Manfaat pasar modal di Indonesia c. Kegiatan menyimpan atau memasarkan
antara lain: barang jadi tersebut.
a. Menyediakan sumber pembiayaan Seluruh kegiatan utama tersebut
(jangka panjang) bagi dunia usaha harus tercermin dalam laporan keuangan
sekaligus memungkinkan alokasi perusahaan manufaktur. Dari segi produk
sumber dana secara optimal. yang dihasilkan, industri manufaktur pada
b. Memberikan wahana investasi bagi perkembangannya digolongkan menjadi
investor dan memungkinkan upaya beberapa sektor kegiatan usaha antara lain:
diversifikasi. a. Sektor industri dasar dan kimia, yang
c. Mendorong investasi bagi negara. terdiri dari: sektor semen; sektor
4.2 Gambaran Umum Perusahaan keramik, gelas dan porselen; sektor
Manufaktur logam dan sejenisnya; sektor kimia;
Pembangunan ekonomi untuk sektor plastik dan kemasan.
periode jangka panjang di Indonesia, b. Sektor aneka industri, yang terdiri dari:
membawa perubahan yang sangat sektor otomotif dan komponennya;
mendasar terutama dalam struktur sektor tekstil dan garmen; sektor alas
ekonomi Indonesia. Perubahan itu dari kaki; sektor kabel; sektor elektronika;
ekonomi tradisional yang menitikberatkan sektor lainya.
Sektor industri barang konsumsi, yang
terdiri dari: sektor makanan dan minuman;
sektor rokok; sektor farmasi; sektor 4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik
kosmetik dan barang keperluan rumah Sebelum melakukan analisis
tangga; sektor peralatan rumah tangga. regresi linear berganda, ada beberapa
4.3 Statistik Deskriptif syarat pengujian yang harus dipenuhi agar
Sebelum variabel penelitian hasil olahan data benar-benar dapat
dianalisis dengan melakukan pengujian menggambarkan apa yang menjadi tujuan
rumus statistik, data dari masing-masing penelitian. Pengujian tersebut adalah
variabel penelitian dideskripsikan terlebih sebagai berikut:
dahulu. Hal ini dimaksudkan agar dapat 4.4.1 Uji Normalitas Residual
memberikan gambaran tentang masing- Tujuan dari uji normalitas residual
masing variabel yang diteliti. Data ini dilakukan adalah untuk menguji apakah
penelitian yang menjadi variabel dependen dalam sebuah model regresi, variabel
(Y) yaitu Tax Avoidance, sedangkan yang pengganggu atau residual memiliki
menjadi variabel independen adalah distribusi normal. Pengujiannya dilakukan
profitabilitas (X1), Leverage (X2) dan good dengan menggunakan one sample
governance (X3) kolmogrof-smirnov test (K-S), yang mana
Tabel di atas menjelaskan secara nilai asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka
deskriptif variabel-variabel dalam distribus residual dikatakan normal.
penelitian ini. Variabel Tax Avoidance Setelah dilakukan pengolahan data,
memiliki rata-rata sebesar 0,3030 dengan didapat hasil yang menunjukkan residual
standar deviasi 1,5416. Tax Avoidance tidak berdistribusi dengan normal.
yang diukur dengan CETR tertinggi terjadi Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa
pada angka 0,94 dan terendah pada angka residual belum berdistribusi normal,
0,00. dimana nilai signifikansi sebesar 0,002 <
Variabel Profitabilitas yang diproksi 0,05. Oleh sebab itu dilakukan tranformasi
dengan return on asset (ROA) memiliki data dengan menggunakan semilog.
nilai rata-rata sebesar 0,1272 dengan Ghozali (2005) mengatakan bahwa data
standar deviasi sebesar 0,10766. ROA yang tidak terdistribusi secara normal
tertinggi terjadi pada angka 0,70 dan ROA dapat ditransformasi agar data menjadi
terendah pada angka 0,00. normal dalam bentuk logaritma natural
Variabel Leverage yang diproksi yaitu variabel independen dalam bentuk
dengan debt equity ratio (DER) memiliki log dan variabel dependen dalam bentuk
nilai rata-rata sebesar 1.0179 dengan biasa atau sebaliknya. Kalau hasilnya
standar deviasi 1.02584. DER tertinggi masih tidak normal, maka dibuat bentuk
terjadi pada angka 8,44 sedangkan DER persamaan menjadi double log yaitu
terendah adalah pada angka 0,07. variabel independen dan dependen dalam
Variabel Corporate Governance bentuk log. Dalam penelitian ini dilakukan
yang diproksi dengan komposisi dewan semilog yakni variabel independen dalam
komisaris independen memiliki nilai rata- bentuk biasa dan dependen dalam bentuk
rata sebesar 0.3525 dengan standar deviasi log. Data tersebut kembali diuji normalitas
sebesar 0,15146. Komposisi dewan residualnya dan diperoleh hasil olahan data
komisaris independen tertinggi terjadi pada Kolomogorf Smirnov dilihat pada tabel 10 ,
angka 0,80 dan komposisi dewan terlihat bahwa hasil uji normalitas
komisaris independen pada angka 0,00 menunjukkan level signifikan lebih besar
atau tidak memiliki komisaris independen dari α yaitu 0,136 > 0,05 yang berarti
di struktur dewan komisaris bahwa residual terdistribusi secara normal.
perusahaannya.
4.4.2 Uji Multikolonearitas dapat disimpulkan penelitian ini bebas dari
Gejala multikolinearitas ditandai gejala heterokedastisitas dan layak untuk
dengan adanya hubungan yang kuat diteliti.
diantara variabel independen dalam suatu
persamaan regresi. Apabila dalam suatu 4.4.4 Uji autokolerasi
persamaan regresi terdapat gejala Uji autokorelasi merupakan
multikolinearitas, maka akan pengujian asumsi dalam regresi dimana
menyebabkan ketidakpastian estimasi, variabel dependen tidak berkorelasi
sehingga kesimpulan yang diambil tidak dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi
tepat. Model regresi yang dinyatakan dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari
bebas dari multikolinearitas apabila angka variabel dependen tidak berhubungan
tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF < 10. dengan variabel itu sendiri, baik nilai
Hasil pengujian multikolinearitas untuk periode sebelumnya maupun nilai
penelitian ini dapat dilihat berdasarkan sesudahnya dengan nilai d. Berdasarkan uji
nilai tolerance dan nilai VIF pada tabel 11. autokorelasi ditemukan bahwa nilai
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat Durbin-Watson sebesar 2.069 berada pada
hasil perhitungan nilai tolerance dan VIF. kisaran 1,55 – 2,46 yang berarti bahwa
Nilai tolerance untuk variabel ROA (X1) variabel terbebas dari autokorelasi.
sebesar 0,987 dengan nilai VIF sebesar Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat
1,013. Untuk variabel DER (X2) pada tabel 13.
mempunyai nilai tolerance sebesar 0,990 4.5 Hasil Analisis Data
dengan nilai VIF sebesar 1,010. Untuk 4.5.1 Koefisien Regresi Berganda
variabel Corporate Governance (X3) nilai Analisis data dalam penelitian ini
tolerance sebesar 0,980 dengan nilai VIF menggunakan model regresi berganda
sebesar 1,020. Masing-masing variabel (multiple regression) untuk menguji
independen tersebut memiliki angka pengaruh variabel-variabel independen
tolerance diatas 0,1 danVIF < 10, jadi terhadap variabel dependen. Analisis
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat regresi berganda digunakan untuk
gejala multikolinearitas antar variabel memberikan penjelasan tentang aplikasi
independen. program spps versi 16 yang telah
4.4.3 Uji Heterokedastisitas ditransformasikan ke dalam variabel
Heterokedastisitas digunakan untuk penelitian seperti terlihat pada tabel 14.
menguji apakah dalam sebuah model Dari pengolahan data statistik di
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari atas maka diperoleh persamaan regresi
residual dari suatu pengamatan ke linear berganda sebagai berikut :
pengamatan lainnya. Model yang baik Y= -1,403 – 0,085 (X1) + 0,008 (X2) +
adalah yang tidak terjadi 0,084 (X3)
heterokedastisitas. Untuk mendeteksi Angka yang dihasilkan dari
adanya gejala heterokedastisitas digunakan pengujian tersebut dijelaskan sebagai
uji Glejser. Apabila nilai sig > 0,05 maka berikut:
data tersebut bebas dari heterokedastisitas. a. Konstanta (α)
Hasil pengujian heterokedastisitas dapat Nilai konstanta yang diperoleh
dilihat pada tabel 12. sebesar -1,994. Hal ini berarti bahwa jika
Berdasarkan tabel tersebut dapat varibel-variabel independen tidak ada,
dilihat bahwa hasil perhitungan masing- maka besarnya Tax Avoidance (CETR)
masing variabel menunjukkan bahwa level yang terjadi adalah sebesar -1,407.
sig > α 0,05 yaitu 0,934 untuk
profitabilitas (ROA), variabel Leverage b. Koefisien Regresi (β) X1
(DER) sebesar 0,990 dan variabel Nilai koefisien regresi variabel
corporate governance sebesar 0,980. Jadi profitabilitas (ROA) (X1) sebesar – 0,085.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap regresi secara parsial dengan
peningkatan satu satuan profitabilitas mengasumsikan variabel lain dianggap
(ROA) akan mengakibatkan penurunan konstan. Hasil pengujian menunjukkan
Tax Avoidance (CETR) sebesar – 0,085. bahwa pada tingkat α 0,05 diperoleh
c. Koefisisen Regresi (β) X2 kesimpulan sebagai berikut:
Nilai koefisien regresi variabel 1) Pengujian hipotesis 1
leverage (DER) (X2) sebesar 0,008. Hal ini Pengujian hipotesis ini dilakukan
menunjukkan bahwa setiap peningkatan untuk membuktikan pengaruh
satu satuan leverage (DER) akan profitabilitas yang diproksikan dengan
mengakibatkan penurunan atau ROA terhadap Tax avoidance yang
peningkatan Tax Avoidance (CETR) diproksikan dengan CETR yang
sebesar 0,008. dilakukan dengan pengujian statistik.
d. Koefisisen Regresi (β) X3 Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa
Nilai koefisien regresi variabel good ROA (X1) memiliki nilai thitung < ttabel
governance (X3) sebesar 0,084. hal ini yaitu -3,371 < 1,9728 dengan nilai
menunjukkan bahwa setiap peningkatan signifikan 0,001 < 0,05 dan koefien β
satu satuan good governance akan sebesar -0,082 dengan arah negatif.
mengakibatkan peningkatan Tax Hal ini menunjukkan bahwa
Avoidance (CETR) sebesar 0,084.. profitabilitas (ROA) berpengaruh
4.5.2 Pengujian Model Penelitian signifikan negatif terhadap Tax
4.5.2.1 Uji Koefisien Determinasi avoidance (CETR), sehingga dapat
Nilai Adjusted R Square disimpulkan hipotesis 1 ditolak.
menunjukkan 0,047. Hal ini 2) Pengujian hipotesis 2
mengindikasikan bahwa konstribusi Pengujian hipotesis ini dilakukan
variabel independen terhadap variabel untuk membuktikan pengaruh
dependen 4,7% sedangkan 95,3% leverage (DER) terhadap Tax
ditentukan oleh faktor lain. Nilai Adjusted avoidance (CETR) yang dilakukan
R Square dapat dilihat pada tabel 15. dengan pengujian statistik.
4.5.2.2 Uji F Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa
Uji F dilakukan untuk menguji leverage (DER) memiliki nilai thitung <
apakah secara serentak variabel ttabel yaitu 0,352 < 1,9728 dengan nilai
independen mampu menjelaskan variabel signifikan 0,725 > 0,05 dan koefien β
dependen dengan baik dan untuk menguji sebesar 0,005 dengan arah positif. Hal
apakah model yang digunakan telah fix ini menunjukkan bahwa variabel
atau tidak. Kriteria pengujiannya adalah leverage (DER) (X2) tidak
jika Fhitung > Ftabel atau sig < 0,05. Apabila berpengaruh signifikan positif
telah memenuhi kriteria maka model dapat terhadap Tax avoidance (CETR), dan
digunakan. Hasil uji F pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2
dapat dilihat pada tabel 16. ditolak.
Hasil pengolahan data
menunjukkan Fhitung yaitu sebesar 4,115 3) Pengujian hipotesis 3
dan nilai signifikan pada 0,007. Jadi dapat Pengujian hipotesis ini dilakukan
disimpulkan bahwa persamaan regresi untuk membuktikan pengaruh ukuran
yang diperoleh dapat diandalkan atau perusahaan terhadap Tax avoidance
model sudah fix. (CETR) yang dilakukan dengan
4.5.3 Pengujian Hipotesis pengujian statistik.
4.5.3.1Uji t statistik Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa
Uji t dilakukan untuk melihat corporate governance memiliki nilai
pengaruh variabel independen terhadap thitung < ttabel yaitu 0,598 < 1,9728
variabel dependen dalam persamaan dengan nilai signifikan 0,598 > 0,05
dan koefien β sebesar 0,088 dengan dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas
arah positif. Hal ini menunjukkan perusahaan yang cenderung stabil dan
bahwa variabel corporate governance cukup baik.
(X3) tidak berpengaruh signifikan 4.6.2 Pengaruh Leverage (Debt to
positif terhadap Tax avoidance Equity Ratio) terhadap Tax
(CETR), dan dapat disimpulkan Avoidance
bahwa hipotesis 3 ditolak. Dari hasil analisis data statistik
melalui SPSS dapat dilihat pengujian
4.6 Pembahasan hipotesis kedua variabel leverage yang
4.6.1 Pengaruh Profitabilitas (Return On berpengaruh tidak signifikan dan positif
Asset) terhadap Tax Avoidance terhadap penghindaran pajak perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian melalui Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
pengolahan data SPSS dapat dilihat ataupun semakin rendah leverage suatu
pengujian hipotesis pertama profitabilitas perusahaan tidak berpengaruh terhadap
(ROA) berpengaruh negatif namun penghindaran pajak yang dilakukan oleh
signifikan terhadap tax avoidance atau perusahaan tersebut. Pengaruh positif
penghindaran pajak yang dilakukan leverage disini tidak terlihat untuk
perusahaan. Hal ini sesuai dengan penghindaran pajak, dari hasil penelitian
hipotesis peneliti tetapi memiliki arah yang ini selain leverage tidak signifikan
berbeda yaitu negatif. Apabila kemampuan terhadap penghindaran pajak yang akan
perusahaan menghasilkan laba meningkat dilakukan perusahaan.
maka laba operasional perusahaan juga Leverage adalah tingkat hutang
akan meningkat dan nilai pajak juga yang digunakan perusahaan dalam
meningkat oleh karena inilah profitabilitas melakukan pembiayaan di perusahaannya
berpengaruh terhadap tax avoidance , tapi (Husnan, 2008). Tingkat leverage hanya
apabila laba meningkat penghindaran akan mempengaruhi pendanaan
pajak menurun hal ini disebabkan oleh perusahaan bukan mempengaruhi
perusahaan tidak melakukan tindakan bagaimana perusahaan menghasilkan laba,
efisiensi dalam pembayaran pajaknya. Hal sesuai dengan pendapat Gupta dan
ini dibuktikan dengan nilai maksimum Newberry (1997) dalam Subakti (2012)
rata-rata profitabilitas pada perusahaan menyatakan bahwa keputusan pendanaan
sampel hanya sebesar 0,133 atau 13,3%, perusahaan dapat menjadi gambaran
serta nilai minimum rata-rata profitabilitas penghindaran pajak terkait dengan tarif
sebesar 0,124 atau 12,4%. pajak efektif, hal tersebut dikarenakan ada
Penelitian ini tidak mendukung peraturan perpajakan terkait kebijakan
penelitian yang dilakukan oleh Subakti struktur pendanaan perusahaan. Keputusan
(2012), yang menyatakan bahwa pendanaan yang dimaksud adalah apakah
perusahaan yang memiliki profitabilitas perusahaan lebih menggunakan pendanaan
yang tinggi berpengaruh signifikan positif dari sisi modal atau ekuitas.
terhadap kemungkinan tidak akan Subakti (2012) menyatakan bahwa
mematuhi peraturan perpajakan dan leverage tidak terbukti secara signifkan
cenderung melakukan penghindaran pajak. positif mempengaruhi penghindaran pajak
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan perusahaan, hal ini
sebelumnya Kurniasih (2010) yang dikarenakan kebanyakan perusahaan yang
menemukan bahwa profitabiltas menjadi sampel memiliki nilai hutang
perusahaan yang diukur dengan ROA jangka panjang yang kecil, hal ini sesuai
berpengaruh negatif dan signifikan dengan hasil peneliti yang menyatakan
terhadap penghindaran pajak perusahaan bahwa leverage tidak berpengaruh
manufaktur periode 2007-2010. Kurniasih signifikan positif terhadap penghindaran
menyatakan hasil yang signifikan negatif
pajak yang dilakukan perusahaan tindakan atau indikasi untuk melakukan
manufaktur tahun 2009-2012. tax avoidance juga akan menurun, tetapi
Hasil penelitian juga didukung oleh pengawasan internal secara langsung
penelitian Kurniasih (2013) yang cukup sulit mempengaruhi penghindaran
menyatakan bahwa leverage yang diukur pajak yang dilakukan perusahaan, ini
dengan DER tidak berpengaruh signifikan dikarenakan komisaris independen hanya
terhadap penghindaran pajak yang bisa mengawasi kinerja manajemen yang
dilakukan perusahaan. Hal ini dikarenakan mengambil keputusan tetaplah manajemen
Secara logika, semakin tinggi nilai dari itu sendiri, wewenang komisaris
rasio Leverage, berarti semakin tinggi independen tidak bisa secara langsung
jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga mengurangi keinginan manajemen untuk
yang digunakan perusahaan dan semakin melakukan penghindaran pajak atau tax
tinggi pula biaya bunga yang timbul dari avoidance.
utang tersebut. Biaya bunga yang semakin Hasil penelitian sesuai dengan hasil
tinggi akan memberikan pengaruh penelitian yang dilakukan Kuniarsih
berkurang nya beban pajak perusahaan. (2013) yang menyatakan bahwa corporate
Semakin tinggi nilai utang perusahaan governance yang diproksikan dengan
maka nilai CETR perusahaan akan komposisi dewan komisaris independen
semakin rendah (Richardson dan Lanis, tidak berpengaruh signifikan terhadap
2007). penghindaran pajak yang dilakukan
4.6.3 Pengaruh Corporate Governance perusahaan. Hal ini juga sesuai dengan
terhadap Tax Avoidance hasil penelitan Annisa (2012) Hasil uji
Pengujian hipotesis ketiga analisis regresi menunjukkan bahwa secara
diperoleh hasil bahwa proporsi komisaris statistik terbukti tidak terdapat pengaruh
independen tidak signifikan negatif signifikan komposisi dewan komisaris
terhadap penghindaran pajak perusahaan. independen terhadap tax avoidance
Hal ini memberikan bukti bahwa selama perusahaan yang terdaftar di BEI tahun
periode pengamatan ada kecenderungan 2008.
semakin besar rasio komisaris independen
maka tidak mempengaruhi tindakan 4. Penutup
penghindaran terhadap pajak yang terjadi 5.1 Kesimpulan
di suatu perusahaan. Nilai rata-rata Penelitian ini bertujuan untuk menguji
proporsi komisaris independen yang pengaruh profitabilitas, Leverage dan
dimiliki perusahaan sampel sebesar 35,8%. corporate governance terhadap Tax
Hal ini mengindikasikan perusahaan telah Avoidance perusahaan pada perusahaan
mematuhi perundang-undangan Perseroan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Terbatas No 40 Tahun 2007 dan peraturan Berdasarkan hasil penelitian dan
BAPEPAM No.IX.1.5 tahun 2004 dan pembahasan yang telah disajikan pada
peraturan BEJ No 1 A Tahun 2004, yang bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil
menyatakan bahwa perusahaan yang kesimpulan sebagai berikut :
sahamnya tercatat di BEI sekurang- 1. Profitabilitas yang diproksikan dengan
kurangnya memiliki 30% Dewan Return on Asset (ROA) berpengaruh
Komisaris Independen dari seluruh jajaran signifikan negatif terhadap Tax
anggota Dewan Komisaris. Avoidance yang dilakukan perusahaan.
Pengaruh komisaris independen Artinya semakin besar nilai ROA
terhadap penghindaran pajak perusahaan menyebabkan semakin kecil
dapat dijelaskan semakin banyak jumlah penghindaran pajak. Dan hipotesis
komisaris independen maka semakin besar pertama penelitian ini ditolak.
pengaruhnya untuk melakukan 2. Leverage yang diproksikan dengan
pengawasan kinerja manajemen. Maka Debt to Equity Ratio (DER) tidak
berpengaruh signifikan positif terhadap ini adalah peneliti dapat memilih
Tax Avoidance yang dilakukan sampel yang tepat, sehingga
perusahaan. Artinya semakin besar atau peneliti akan memperoleh data
kecil tingkat leverage suatu perusahaan yang memenuhi kriteria untuk
tidak mempengaruhi besar kecilnya diuji. Namun penggunaan metode
penghindaran pajak perusahaan purposive sampling berakibat
tersebut. Dan hipotesis kedua penelitian pada lemahnya validitas eksternal
ini ditolak atau kurangnya kemampuan
3. Corporate Governance berpengaruh generalisasi dari hasil penelitian.
tidak signifikan negatif terhadap Tax 5.3 Saran
Avoidance yang dilakukan perusahaan. Dari pembahasan dan kesimpulan
Artinya semakin besar atau kecilnya yang diperoleh maka penulis memberikan
proporsi dewan komisaris independen saran sebagai berikut :
di sutu perusahaan tidak menyebabkan 1. Bagi perusahaan
peningkatan atau penuruanan Perusahaan manufaktur agar lebih
penghindaran pajak suatu perusahaan. berhati-hati dalam mengambil
Dan hipotesis pertama penelitian ini keputusan yang terkait dengan
ditolak. perencanaan pajak terutam
mengenai tax avoidance yang
5.2 Keterbatasan Penelitian dilakukan agar terhindar dari
Meskipun peneliti telah berusaha sanksi administrasi pajak dan
merancang dan mengembangkan kesalahpahaman investor
penelitian sedemikian rupa, namun masih sehingga membentuk persepsi
terdapat beberapa keterbatasan dalam yang buruk kepada perusahaan.
penelitian ini yang masih perlu revisi 2. Bagi investor
penelitian selanjutnya antara lain: Sebaiknya dalam pengambilan
1. Sampel penelitian ini sangat keputusan investasi untuk
sedikit yaitu berjumlah 53 dan mengkaji terlebih dahaulu
hanya menggunakan industri bagaimana kinerja suatu
manufaktur, sehingga berakibat perusahaan dan tetap mematuhi
pada lemahnya validitas eksternal peraturan tentang perpajakan,
atau kurangnya kemampuan penghindaran pajak bukan hal
generalisasi dari hasil penelitian. yang wajar tetapi selalu
2. Nilai adjusted R-Square yang dilakukan. Tax Avoidance akan
rendah menunjukkan bahwa memberikan dampak yang kurang
masih banyak variabel lain yang baik untuk kedu belah pihak yang
belum digunakan dan memiliki bersangkutan baik dari pihak
kontribusi yang besar dalam investor, perusahaan maupun
mempengaruhi penghindaran pemerintah.
pajak perusahaan (Tax avoidance) 3. Bagi penelitian selanjutnya :
seperti untuk mengukur a. Menambah variabel penelitian
Corporate Governance karena masih banyak faktor-
menggunakan proksi seperti faktor yang berkontribusi dalam
proporsi komite Audit, struktur mempengaruhi tax avoidance
kepemilikan perusahaan, ukuran yang belum diteliti, diantaranya
perusahaan, karakteristik seperti komite Audit, struktur
Perusahaan dan Book Tax Gap. kepemilikan perusahaan, ukuran
3. Metode pemilihan sampel dalam perusahaan, karakteristik
penelitian ini adalah purposive Perusahaan dan Book Tax Gap.
sampling. Keunggulan metode
b. Menggunakan metode Planck Institute for Intellectual
pengukuran Corporate Property, Competition and Tax
Governance selain proporsi Law, Munich, Germany.
komisaris independen, seperti Gupta, S., Newberry, K. 1997.
komite audit atau lembaga scoring Determinants of Variability in
seperti IICD dan IICG. Corporate Effective Tax Rates:
c. Sampel perusahaan hanya Evidence from Longitudinal Data.
perusahaan manufaktur, Journal of Accounting and Public
penelitian selanjutnya diharapkan Policy, 16 (1), 1-34.
dapat meneliti tax avoidance Hardika, Nyoman Sentosa. 2007.
perusahaan pada seluruh sektor Perencanaan Pajak sebagai
yang ada. Strategi Penghematan Pajak.
Jurnal Bisnis dan
Daftar Pustaka Kewirausahaan. Volume 3 No.2.
Annisa, Nuralifmida Ayu., Kurniasih 103-112.
Lulus. 2012. Pengaruh Corporate Haruman, Tendi. 2008. Struktur
Governance terhadap Tax Kepemilikan, Keputusan
Avoidance. Jurnal Akuntansi dan Keuangan dan Nilai Perusahaan.
Auditing Volume 8/No. 2. 95- Finance and Banking Journal.
199. Hendriksen, Eldon. S., Breda, M.F. Van.
Budiono. 2003. Pelayanan Prima 1992. Accounting Theory. Fifth
Perpajakan. Jakarta : Rineka Edition. USA: Richard D. Irwin
Cipta Inc.
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., Shevlin, T. Jensen, Michael C., Meckling, William H.
2010. Are Family Firms More 1976. Theory of The Firm:
Tax Aggressive Than Non-Family Managerial Behavior, Agency
Firms? Journal of Financial Costs and Ownership Structure.
Economics. 95, 41-61. Journal of Financial Economics,
Darussalam ,. Danny, Septriadi. 2005. Vol 3, No 4.
Menangkal Praktik Penghindaran Kasmir. 2008.Manajemen
Pajak. Perbankan..Jakarta:PT.
Desai, M.A., Dharmapala, D. 2006. RAJAGRAFINDO PERSADA
Corporate Tax Avoidance and Keputusan Menteri BUMN No. Kep-
High-Powered Incentives. 117/M-MBU/2002.
Journal of Financial Economics, Kurniasih,Tommy.,Sari Maria M. Ratna.
79. 145-179. 2013. Pengaruh Return On
Dyreng, S., Hanlon, M., dan Maydew, E. Assets, Leverage, Corporate
(2010). “The effects of executives Governance, Ukuran Perusahaan
on corporate tax avoidance”. The dan Kompensasi Rugi Fiskal pada
Accounting Review. Vol. 85, No. Tax Avoidance. Fakultas
4, pp 1163-1189. Ekonomi, Universitas Udayana.
Frank, M., Lynch, L., dan Rego, S. Lestari, Maharani Ika., Sugiharto, Toto.
(2009). “Tax Reporting 2007. Kinerja Bank Devisa Dan
Aggressiveness and Its Relation Bank Non Devisa Dan Faktor-
to Aggressive Financial Faktor Yang Mempengaruhinya.
Reporting”. The Accounting Proceeding PESAT (Psikologi,
Review, vol. 84, hal. 467-496. Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil).
Friese, A., Link, S., dan Mayer, S. (2006). 21-22 Agustus, Vol.2. Fakultas
“Taxation and Corporate Ekonomi, Universitas
Governance”. Working paper, Max Gunadarma.
Modigliani, Franco and Miller, Merton Perusahaan, Corporate
H,1958, The Cot of Capital, Governance dan Tindakan Pajak
Corporate Finanace, and the Agresif. Simposium Nasional
theory of Invement, The Akuntansi XIII. Purwokerto.
American Economic Review, Santoso, Iman., Rahayu, Ning .2013.
48/3, 261-297 Corporate Tax Management .
Modigliani, Franco and Miller, Merton H, Jakarta : Ortax
1963, The Cost of capital, Satika, Widya. 2012. Analisis Hubungan
corporate Income taxes and the Penghindaran Pajak terhadap
cost of capital : A correction, the Biaya Hutang dan Kepemilikan
American Econemic Institusional Sebagai Variabel
Review,53/3, 433-443 Pemoderasi. Skripsi. UI
Putri, Cynthia Dwi. 2013. Pengaruh Sartono, Agus. 2002. Manajemen
Corporate Governace dan Keuangan. Buku II. Yogyakarta:
Karakteristik Perusahaan terhadap UPP AMP YKPN.
Pegungkapan Tanggung Jawab Sekaran, Uma. 2006. Metodaogi
Sosial Perusahaan. Skripsi. UNP Penelitian untuk Bisnis. Edisi IV.
Pohan, Hotman Tohir. 2008. Pengaruh Jakarta: Salemba Empat.
Corporate Governace, Rasio Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak
Tobin Q, Perata Laba Terhadap (Edisi Revisi). Jakarta: Salemba
Penghindaran Pajak Pada Empat
Perusahaan Publik. Fakultas Subakti, Theresa Adelina. 2012. Pengaruh
Ekonomi, Universitas Trisakti Karakteristik Perusahaan dan
Reformasi Perpajakan Terhadap
Rachmawati, Andri., Triatmoko, Hanung. Penghindaran Pajak di
2007. Analisis Faktor-Faktor yang Perusahaan Manufaktur. Skipsi
Mempengaruhi Kualitas Laba dan UI
Nilai Perusahaan. Simposium Sumarsan, Thomas. 2010. Perpajakan
Nasional Akuntansi (SNA) X. Indonesia : Pedoman Perpajakan
Makassar. yang Lengkap Berdasarkan
Rahmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Undang-Undang Terbaru.
Internal dan Eksternal Perusahaan Yogyakarta : Graha Ilmu
Terhadap Audit Delay dan Suyanto, Krisnata Dwi. 2012. “Likuiditas,
Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Leverage, Manajemen laba,
Keuangan. X(1):1-10. Komisaris Independen,terhadap
Ratnasari, Yunita. (2011). “Pengaruh Agresivitas Pajak Perusahaan”.
Corporate Governance Terhadap Jurnal Keuangan dan Perbankan,
Luas Pengungkapan Tanggung Vol.16, No.2, hlm. 167–177.
Jawab Sosial Perusahaan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No
Sustainability Report”. Skripsi. 28 tahun 2007, Ketentuan Umum
Universitas Diponegoro. dan Tata Cara Perpajakan
Richardson, G., Lanis, R. 2007. Diretorat Jendral Pajak
Determinants of variability in Utami, Nurindah Wahyu. 2013. Pengaruh
corporate effective tax rates and Struktur Corporate Governance,
tax reform: Evidence from Size, Profitabilitas Perusahaan
Australia. Journal of Accounting terhadap Tax Avoidance. Skripsi
and Public Policy, 26 (2007), UNS
689-704. Waluyo, 2010, Perpajakan Indonesia,
Sari, Dewi Kartika., Martani, Dwi. 2010. Edisi 7. Penerbit salemba Empat,
Karakteristik Kepemilikan Jakarta
Weston, Fred, J,. dan Brigham, F. Eugene,
1990, Manajemen Keuangan,
Edisi Ketujuh,Jilid Dua, Erlangga.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai