Jurnal Bimbingan Konseling
Jurnal Bimbingan Konseling
Heri Saptadi
Abstract
This study aims to describe supporting factors to memorize Al Qur’an at pondok pesantren
Raudhatul Qur’an Kauman, Semarang City. This research employs qualitative approach,
that is inductive descriptive. Informants are ustadz and santri of pondok pesantren Raud-
hatul Qur’an Kauman, Semarang City. Data was collected by using a direct observation,
documentation, in-depth interview. To test out the validity, this study uses data triangulation.
Data were analysed by using interactive analysis model developed by Miles and Huberman.
It reveals that: (1) The motivation of santri to memorize Al Qur’an come from their family
especially parents, peers, teachers, and the kyai of pondok pesantren, (2) Santri’s knowledge
and understanding or meanings about Al-Qur’an is low, as trying to be modest; (3) Learning
style: managing the memorization of Al Qur’an that is 3 times a day, adding lines every 1-2
pages, muroja’ah, and dictation, musabahah. Targets in memorizing Al Qur’an is to finish
in 3 years; include: internationalizing, expressing memory in perfect pronunciation, repeating
all over again; (4) Supporting facilities to memorize Al Qur’an are pondok dormitory, hall,
learning center, mushola, and masjid agung Kauman Semarang, (5) The implementation of
memorizing Al Qur’an in guidance and counselling is in teaching and learning process.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6889
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
Email: jurnalpps@unnes.ac.id
Heri Saptadi / Jurnal Bimbingan Konseling 1 (2) (2012)
118
Heri Saptadi / Jurnal Bimbingan Konseling 1 (2) (2012)
beberapa fokus penelitian, yaitu: faktor-faktor modul, (3) Dalam proses pembelajaran lebih
determinan kemampuan santri dalam menghafal dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan
Al Qur’an di pondok pesantren Raudhatul hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk
Qur’an Kauman, Kota Semarang. Kriteria menghindari hukuman; (4) Tingkah laku yang
santri yang hafal Al Qur’an di pondok pesantren diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya
Raudhatul Qur’an Kauman, Kota Semarang hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal
yaitu: (1) mampu melafalkan Al Qur’an dengan variable ratio reinforcer, (5) dalam pembelajaran
baik dan benar tanpa melihat kitab Al Qur’an, (2) digunakan shapping. Kekeliruan penerapan Skinner
mampu melafalkan Al Qur’an secara urut ayat adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu
demi ayat, (3) mampu melanjutkan penggalan cara mendisiplinkan siswa. Hukuman yang baik
bacaan ayat Al Qur’an, (4) mampu mengoreksi menurut Skinner adalah anak merasakan sendiri
kesalahan hafalan/ bacaan yang dilafalkan orang konsekuensinya dari perbuatan.
lain. Adapun santri yang belum hafal berarti Implikasi pembelajaran menghafal Al
belum memenuhi kriteria tersebut, baik sebagian Qur’an bagi bimbingan dan konseling yaitu
maupun seluruhnya, Pengumpulan data dalam pada layanan penguasaan konten. Layanan
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penguasaan Konten (PKO) merupakan layanan
Teknik Observasi Langsung, Teknik bantuan oleh individu (sendiri-sendiri ataupun
Dokumentasi, Teknik Wawancara Mendalam. dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau kompetensi tertentu melalui kegiatan.
maka analisa datanya berupa analisis diskriptif, Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari itu
sebab dengan analisa yang diskriptif akan merupakan konten yang didalamnya terkandung
mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan. fakta dan data, konsep, hukum dan aturan,
Penelitian diskriptif biasanya mempunyai dua nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan terkait
tujuan, yang pertama adalah untuk mengetahui didalamnya. Layanan penguasaan konten
perkembangan saran fisik tertentu atau frekuensi membantu menguasai aspek-aspek konten
tersedianya suatu aspek fenomena sosial tertentu. tersebut secara tersinergikan. Melalui layanan
Yang kedua adalah untuk mendiskripsikan secara penguasaan konten, individu diharapkan mampu
terperinci fenomena sosial tertentu, umpamanya memenuhi kebutuhannya serta mengatasi
interaksi, sosial, sistem kekerabatan dan lain- masalah-masalah yang dialaminya. Dengan
lain. Adapun teknik analisa data yang digunakan penguasaan konten yang dimaksud itu individu
untuk menganalisa masalah yang sudah yang bersangkutan lebih mampu menjalani
dirumuskan terdahulu digunakan model analisa kehidupannya secara efektif (effective daily living).
interaktif, yang dikembangkan oleh Miles dan Komponen layanan penguasaan konten
Huberman (2000:20). Teknik analisis interaktif adalah Konselor, individu atau klien dan konten
terdiri dari empat komponen analisis, yaitu yang menjadi isi layanan.
Pengumpulan Data, Reduksi Data, Sajian Data, 1. Konselor
Penarikan Kesimpulan. Konselor adalah tenaga ahli pelayanan
konseling, penyelenggara layanan PKO
Hasil Dan Pembahasan dengan menggunakan berbagai modus dan
media layanannya. Konselor menguasai
Dalam hal menghafal, guru/ kyai memiliki konten yang menjadi isi layanan PKO yang
peran dalam mengontrol dan mengarahkan siswa diselanggarakannya.
dalam proses belajar sehingga tercapai tujuan 2. Individu
yang diinginkan Skinner membagi menjadi 2 jenis Konselor menyelenggarakan layanan PKO
respon: (1) Responden. Respon yang terjadi karena terhadap seorang atau sejumlah individu yang
stimulus khusus misalnya Pavlo, (2) Operans. memerlukan penguasaan atas konten yang
Respon yang terjadi karena situasi random. Operans menjadi isi layanan. Individu adalah subjek
conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku yang meneriman layanan, sedangkan Konselor
operans yang dapat mengakibatkan perilaku adalah pelaksana layanan. Individu penerima
tersebut dapat diulang kembali atau menghilang layanan PKO dapat merupakan peserta didik
sesuai keinginan. (siswa disekolah), klien yang secara khusus
Prinsip belajar Skinners adalah : (1) Hasil memerlukan bantuan konselor, atau siapapun
belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika yang memerlukan penguasaan konten tertentu
salah dibetulkan jika benar diberi penguat, (2) demi pemenuhan tuntutan perkembangan
Proses belajar harus mengikuti irama dari yang dan/atau kehidupannya.
belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai sistem
119
Heri Saptadi / Jurnal Bimbingan Konseling 1 (2) (2012)
120
Heri Saptadi / Jurnal Bimbingan Konseling 1 (2) (2012)
121