Anda di halaman 1dari 7

ANALISA SINTESA TINDAKAN PERAWATAN LUKA AREA

CATHETER DOUBLE LUMEN

Disusun Oleh :
FILA DIANA NURHAYATI
NIM. SN191055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
ANALISA SINTESA
TINDAKAN PERAWATAN LUKA AREA CATHETER DOUBLE LUMEN
PADA NY S DI RUANG HEMODIALISA DI RS INDRIATI SOLO – BARU

Hari : Rabu
Tanggal : 23 Oktober 2019
Jam : 15:00 WIB
A. Keluhan Utama : Pasien mengatakan luka area penusukan Catheter Double
Lumen (CDL) masih basah dan terasa gatal.
B. Diagnosa Medis : Chronic Kidney Disease
C. Diagnosa Keperawatan : Resiko Infeksi Area Exit Side.
D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan
DS : Pasien mengatakan luka area Catheter Double Lumen (CDL) masih
basah dan terasa gatal.
DO : Terdapat luka insisi dileher bawah bagian kanan tepatnya di vena
jugularis, luka insisi kurang lebih 1 cm dan terdapat cateter double lumen
yang tertanam diarea vena jugularis, luka area penusukan kotor dan masih
basah. Kulit sekitar area penusukan berwarna merah.
E. Dasar Pemikiran
Pasien yang baru terdiagnosa Chronic Kidney Disease akan
disarankan oleh dokter untuk pemasangan cateter Double Lumen sebelum
dilakukan pemasangan akses hemodialisa (AV Shunt). Catheter Double
Lumen adalah suatu saluran yang dimasukkan ke dalam satu vena sentral
didaerah leher, dada, atau dilipatan paha. Kateter ini diluar tubuh memisah
menjadi dua saluran, melalui prosedur operasi. Satu saluran digunakan
untuk menarik darah dari pasien ke dalam mesin (artery line) dan satu lagi
digunakan untuk memasukkan darah dari mesin ke penderita (venous line).
Akses vaskuler ini hanya digunakan jangka pendek sebelum seorang
spesialis bedah vaskuler membuat AV shunt sebagai akses jangka panjang.
Akses CDL dapat menyebabkan komplikasi seperti bekuan darah yang
menyumbat akses, infeksi jangka lama, vena tempat pemasangan kateter
akan mengalami penyempitan sehingga tidak dapat digunakan lagi untuk

2
akses hemodialisa. Untuk mencegah terjadinya infeksi maka perlu
dilakukan tindakan perawatan luka area CDL pada pasien Chronic Kidney
Disease. Perawatan luka area CDL dilakukan sebelum tindakan
hemodialisa dimulai. Hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan CDL
adalah kebersihan kateter, kondisi kateter yang tidak tertekuk, adanya
rembesan darah dari sambungan tutup kateter, kateter lepas atau berubah
posisi, waspada tanda-tanda peradangan.
F. Prinsip Tindakan Keperawatan
Fase Pra Interaksi :
1. Mempersiapkan alat.
2. Melakukan Cuci Tangan.
Fase Orientasi :
1. Memberi salam / menyapa klien.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan tujuan tindakan.
4. Menjelaskan langkah prosedur.
5. Menanyakan kesiapan pasien.
Fase Kerja :
1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan disposible.
3. Mendekatkan alat yang digunakan.
4. Meletakkan alas / perlak dibawah catheter double lument.
5. Melepas balutan kotor dari badan pasien dan buang ke sampah
infeksius.
6. Melepaskan sarung tangan disposible.
7. Memakai sarung tangan steril.
8. Membuka set steril.
9. Melakukan disinfektan dengan alkohol 70% pada lokasi area kulit
penusukan dan diulang sampai kulit bebas dari kotoran.
10. Memberikan disinfektan betadin solution secara sirkuler dari dalam
keluar. Sekitar area kulit penusukan diberi salep gentamicin lalu
ditutup dengan kasa steril.

3
11. Memberikan heparin 5000 ui untuk kedua lumen, masing-masing 2500
iu, atau sesuai dengan anjuran yang tertera pada selang chateter double
lumen.
12. Menutup catheter double lumen dan klem posisi terkunci.
13. Memfiksasi catheter double lumen dan menutup seluruh chateter
dengan kasa steril dan transparan dresing.
14. Merapikan pasien dan alat.
15. Mencuci tangan.
Fase Terminasi :
1. Mengevaluasi tindakan.
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut.
3. Berpamitan dengan pasien.
4. Dokumentasi.
G. Analisis Tindakan
Pada pasien chronic kidney disease dengan Catheter Double
Lumen perlu dilakukan tindakan perawatan luka area CDL. Manfaat dari
perawatan luka tersebut dapat mencegah terjadinya infeksi. Infeksi terjadi
akibat migrasi mikroorganisme dari kulit pasien melalui lokasi tusukan
kateter turun ke permukaan kateter yang terkontaminasi selama prosedur
hemodialisa (National Kidney Disease Education, 2014).
H. Bahaya Dilakukannya Tindakan.
Bahaya yang ditimbulkan apabila perawatan luka area CDL pada
pasien chronic kidney disease dilakukan dengan tehnik yang tidak benar
akan terjadi komplikasi berupa infeksi. Infeksi pada catheter double lumen
bersifat multifaktor. Tiga faktor yang berpengaruh dalam terjadinya
bakteremia adalah imunitas pasien, virulensi bakteri, dan prosedur
hemodialisa. Bakteremia adalah kondisi terdapat bakteri dalam aliran
darah (Trianto dkk, 2015).
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan :
1. Observasi keadaan luka (kondisi luka, kedalaman luka, warna luka).
2. Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum.
3. Cuci tangan sebelum dilakukan perawatan luka.

4
4. Lakukan tindakan pencegahan yang bersifat universal precaution.
5. Jaga lingkungan tetap aseptik.
6. Ajarkan pasien, keluarga, dan pengunjung untuk cuci tangan.
7. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai bagaimana menghindari
infeksi.
8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik.
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S : Pasien mengatakan luka area CDL sudah tidak terasa gatal setelah
dibersihkan.
O : Luka area CDL bersih, tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak ada
nyeri, tidak ada keluar cairan eksudat, tidak ada perdarahan, posisi chateter
double lument tidak berubah, suhu : 37, leukosit : 9000 gr/dl.
A : Resiko Infeksi teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan.
NIC : Kontrol Infeksi
1. Observasi keadaan luka (kondisi luka, kedalaman luka, warna luka).
2. Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum.
3. Cuci tangan sebelum dilakukan perawatan luka.
4. Lakukan tindakan perawatan luka dengan tepat dan benar.
5. Lakukan tindakan pencegahan yang bersifat universal precaution.
6. Jaga lingkungan tetap aseptik.
7. Ajarkan pasien, keluarga, dan pengunjung untuk cuci tangan.
8. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai bagaimana menghindari
infeksi.
9. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik.
K. Evaluasi diri (berisi tentang kesenjangan langkah prosedur yang telah
dilakukan dengan SOP nya).
Dalam pelaksanaan perawatan luka area penusukan CDL sudah
sesuai dengan SOP yang ada di rumah sakit. Tidak ada kesenjangan antara
prosedur yang telah dilakukan dengan SOP yang ada di rumah sakit.

5
DAFTAR PUSTAKA

AP Tubagus, DE Tjandra, R Sumangkut. (2019). Korelasi Posisi Tip


Chateter Double Lumen dengan Nilai Quick of Blood pada
Pemasangan CDL Tunneling Vena Jugularis Interna Kanan di RSUP
Prof DR Kandou. Jurnal Biomedik 11 (2), 104-109, 2019
Edgar, V.Lerma, Jeffrey, S.Berns, Allen R.Nissenson. (2009). Current
Diagnosis & Treatment Nephrology & Hypertension International
Edition. Chicago, USA : McGraww Hill.
Gloria M, B dkk, (2013), Nursing Interventions Classification (NIC).
Philadelphia : ELSEVIER.
Herdman, T.H., (2018), NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.
National Kidney Disease Education Program. (2014). Vascular Acces For
Hemodyalisis. Bethesda : National Institute of Diabetes and Digestive
and Kidney Disease.
Trianto, dkk. (2015). Faktor Risiko Infeksi Kateter Hemodialisis Double
Lumen Non-Tunneled. Jurnal Ilmiah Kedokteran Medicina Volume
46 Nomor 3 September 2015.

Mengetahui
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik

Fila Diana Nurhayati Meutiasari Dewi , S.Kep.Ns

6
7

Anda mungkin juga menyukai