Anda di halaman 1dari 2

Rasyikah Fitria (18/429438/EK/22047)

Rangkuman Materi Pertemuan ke-7 | The Ethics of Job Discrimination


Job Discrimination. Akar arti dari diskiriminasi merupakan untuk membeda-bedakan sebuah objek
dengan yang lainnya. Diskriminasi merupakan sebuah perbuatan salah yang membedakan orang bukan
atas dasar kepantasan individu, tetapi atas dasar prasangka atau sikap lain yang menyakiti hati atau
tercela secara moral.
Bentuk diskriminasi: dari aspek intensional, terdapat diskriminasi yang memang disengaja dan
dilakukan secara sadar dan terdapat diskriminasi yang dilakukan secara tidak sadar dan tidak disengaja.
Dipandang dari aspek institusional, terdapat diskriminasi individu yaitu diskriminasi terhadap satu atau
beberapa individu yang bertindak atas nama mereka sendiri dan terdapat diskriminasi kelembagaan
yaitu diskriminasi yang merupakan hasil dari tindakan semua atau beberapa orang di institusi serta
merupakan bagian proses dan kebijakan rutin lembaga tersebut.
Discrimination: Its Extent. Indikator pertama adanya diskriminasi yaitu jika terdapat proporsi yang
tidak seimbang atas anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan kurang diminati dalam suatu
institusi tanpa mempertimbangkan preferensi ataupun kemampuan mereka.
Tiga perbandingan yang menunjukkan distribusi dengan proporsi yang tidak seimbang, yang
mempengaruhi minoritas dan wanita: (1) Memeriksa manfaat rata-rata yang diberikan lembaga kita
pada minoritas dan perempuan dibandingkan dengan manfaat rata-rata yang mereka berikan pada
kelompok lain; (2) Memeriksa proporsi minoritas dan perempuan yang ditemukan di tingkat terendah
lembaga dibandingkan dengan proporsi kelompok lain ditemukan pada level-level tersebut; (3)
Meneliti proporsi perempuan dan minoritas yang menempati posisi yang lebih menguntungkan di
lembaga kita dibandingkan dengan proporsi kelompok lain pada posisi tersebut
Discrimination: Utility, Rights, and Justice. Terdapat argumen yang menentang diskriminasi, antara
lain:
1. Argumen utilitarian – menyatakan bahwa diskriminasi mengarahkan pada penggunaan sumber
daya manusia yang tidak efisien. Argumen dasar utilitarian terhadap diskriminasi ras dan gender
didasarkan pada ide bahwa produktivitas masyarakat akan optimal jika pekerjaan didistribusikan
berdasarkan kompetensi individu, oleh karena itu untuk memastikan bahwa pekerjaan produktif
secara maksimal maka pekerjaan tersebut harus dialokasikan pada individu berdasarkan kualifikasi
skill dan kepribadian yang kompeten.
2. Argumen hak – menyatakan bahwa diskriminasi melanggar hak asasi manusia
Argumen non-utilitarian yang menentang diskriminasi ras dan gender salah satunya menyatakan
bahwa diskriminasi salah karena melanggar hak moral dasar manusia. Pada teori Kantian misalnya
menyatakan bahwa manusia seharusnya diperlakukan sebagai tujuan, bukan sebagai sarana.
3. Argumen keadilan – menyatakan bahwa diskriminasi mengakibatkan munculnya perbedaan
distribusi manfaat dan beban dalam masyarakat.
Misalnya John Rawls berargumen bahwa di antara prinsip-prinsip keadilan yang menjelaskan
“posisi awal”, yang paling penting adalah prinsip hak yang sama untuk memperoleh kesempatan:
“ketidakadilan sosial dan ekonomi sudah seharusnya diatur sedemikian rupa sehingga dapat
disalurkan pada pekerjaan-pekerjaan yang terbuka bagi semua orang dalam kondisi yang
menjunjung kesamaan untuk memperoleh kesempatan”.
Studi Kasus Wal-Mart’s Women. Wal-Mart merupakan retailer terbesar di dunia, yang memiliki
8400 lebih toko. Setiap pekerja Wal-Mart akan mempelajari budayanya seperti “Tiga Keyakinan
Dasar” (“Menghormati individu”, “Pelayanan pada pelanggan”, dan “Berjuang untuk yang terbaik”).
Meski begitu, pada awal dekade pembukaannya reputasi Wal-Mart dikenal melakukan diskriminasi.
Pada tahun 2000, audit internal menemukan pelanggaran hukum pekerja mengenai waktu istirahat dan
Rasyikah Fitria (18/429438/EK/22047)

pelanggaran federal child-labor laws. Pada tahun 2003, perusahaan pembersih Wal-Mart dipekerjakan
untuk membersihkan toko saat malam hari memiliki ratusan imigran ilegal yang bekerja. Pada tahun
2004, perusahaan dinyatakan bersalah karena tidak membayar upah lembur pada pekerja antara 1994-
1999, dan masih banyak lagi. Masalah diskriminasi yang termasuk besar bagi Wal-Mart: pada tahun
2001, 6 karyawan wanita memperkarakan Wal-Mart atas perlakuan diskriminasi terhadap karyawan
wanitanya. Setelah itu pada tahun 2004, US District Court Judge memerintahkan bahwa 6 karyawan
wanita dapat mewakili seluruh wanita yang bekerja di Wal-Mart, dan 6 karyawan tersebut menuntut
pemberian kompensasi atas diskriminasi wanita. Pada tahun 2010, anggota Nineth Circuit US Court
mengajukan banding di San Fransisco dengan membawa 137 lembar opini mereka. Mereka
menyatakan bahwa karyawan perempuan Wal-Mart US: mendapatkan bayaran lebih rendah
dibandingkan karyawan laki-laki dalam jabatan yang sama, walaupun mempunyai kinerja yang lebih
baik dan lebih senior; serta menerima promosi yang lebih sedikit dan waktu tunggu yang lebih lama
untuk menjadi manajer toko dibanding karyawan laki-laki.
1. Tuntutan yang diajukan dapat mempengaruhi finansial Wal-Mart karena mereka harus membayar
kompensasi pada pihak yang terdiskriminasi. Para pekerja wanita berhak memenangkan tuntutan
mereka, tetapi jumlah yang dituntut oleh pekerja wanita terlalu besar (menuntut seluruh pekerja
wanita mengalami diskriminasi) padahal mungkin tidak semua terkena diskriminasi yang sama dan
penilaiannya juga sulit. Sehingga akan lebih baik jika tuntutan tersebut merepresentasikan pekerja
wanita yang benar-benar terdiskriminasi. Para pekerja wanita pantas menang, karena mendapat
gaji lebih rendah dari pekerja laki-laki padahal bisa saja pekerja wanita bekerja lebih baik dan lebih
keras merupakan bentuk diskriminasi. Tentunya kemenangan tersebut akan lebih baik jika tidak
menghilangkan hak dan keadilan milik banyak pekerja lain (jika skenarionya Wal-Mart membayar
kompensasi hingga menutup cabang dan memecat karyawan). Peristiwa ini dapat menjadi
momentum penggerak untuk menegakkan segala bentuk diskriminasi di perusahaan-perusahaan
lain.
2. Tuntutan keluhan pegawai wanita antara lain: terdapat skema promosi yang berbeda antara
karyawan pria dan wanita, pembayaran upah dan gaji karyawan wanita lebih rendah saat mereka
berada di tingkat yang sama dengan karyawan laki-laki, distribusi pelatihan manajemen karyawan
pria dan wanit yang berbeda. Hal tersebut memenuhi teori 3 elemen dasar diskriminasi dalam
ketenagakerjaan. Terkait tuntutan termasuk class action atau tidak, keenam pegawai wanita
mengajukan tuntutan tentunya karena keluhan yang disampaikan merupakan keputusan
manajemen Wal-Mart, seharusnya banyak pegawai wanita lain yang mengalami hal yang sama.
Walaupun terdapat kondisi yang berbeda, tetap saja secara umum mereka terdiskriminasi karena
keluhan yang telah disebutkan sebelumnya.
3. Rata-rata pekerja wanita dipekerjakan dengan upah perjam, tetapi Drogin membuktikan bahwa
sebenarnya pekerja wanita di Wal-Mart tinggal lebih lama daripada laki-laki dan memiliki lebih
banyak pengalaman. Waktu promosi para pekerja wanita juga lebih lama. Drogin menyimpulkan
dua faktor yang mempengaruhi promosi perempuan dalam manajemen, banyak store manager
yang percaya bahwa karyawan yang menjadi salaried management harus bersedia dipindahkan ke
tempat lain, padahal hanya sebagian kecil. Kedua, perusahaan memiliki peraturan untuk
menyebarkan posisi manajemen yang tersedia, manajer hanya mengkomunikasikan melalui mulut
ke mulut pada calon potensial pilihan mereka.
4. Wal-Mart sebaiknya memperbaiki dengan memberikan hak yang sama pada setiap gender, promosi
dan bayaran didasarkan pada kualifikasi, keterampilan, kemampuan mereka. Daripada tindakan
afirmatif, menurut saya sebaiknya perusahaan minimal memenuhi peraturan yang ada dalam
negaranya.

Anda mungkin juga menyukai