Anda di halaman 1dari 40

MODUL 6

SISTEM ENDOKRIN
KEP 207

MATERI 1
SISTEM ENDOKRIN

Disusun Oleh
Dr.dr. I Wayan Artana,SH.,M.Biomed

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES BINA USADA BALI
2019-2020

A. Pengantar
Tubuh manusia diatur oleh beragam senyawa kimia. Sistem kelenjar endokrin
merupakan salah satu sistem utama pada tubuh yang mengoordinasikan senyawa-
senyawa kimia tersebut. Kinerja sistem endokrin berdampak kepada hampir seluruh
sel, organ, serta berbagai fungsi di tubuh manusia. Sistem endokrin tersusun oleh

Modul 6. Sistem Endokrin Page 1


beragam kelenjar, termasuk hormon-hormon yang dihasilkannya. Dalam proses
kerjanya, sistem endokrin banyak bekerja sama dengan sistem saraf, yang membentuk
sistem neuroendokrin.
Secara umum, kelenjar endokrin bertanggung jawab atas hampir seluruh
proses dalam tubuh yang berlangsung lambat, mencakup pertumbuhan sel, tumbuh
kembang badan, proses reproduksi, serta metabolisme. Sedangkan proses tubuh yang
berlangsung lebih cepat, misalnya pernapasan dan pergerakan tubuh, diatur oleh
sistem saraf. Di dalam sistem endokrin, kelenjar dan hormon bagaikan sebagai
fondasi. Hormon merupakan senyawa kimia yang tugasnya mengirim informasi dan
perintah dari sel satu ke sel yang lain. Masing-masing hormon dirancang khusus
untuk bekerja spesifik pada sel-sel tertentu. Oleh karena itu, banyak hormon berbeda
yang hilir mudik di dalam aliran darah.
Di dala tubuh banyak terdapat kelenjar-kelenjar endokrin di antaranya kelenjar
pineal, hipotalamus, hipofise, tiroid, parathyroid, pankreas, kelenjar adrenal, testis,
ovarium. Masing-masing kelenjar tersebut akan menghasilkan hotmon yang berbeda-
beda. Fungsi dari hormon ini juga spesifik pada target organnya. Akan tetapi, kelenjar
endokrin diatur oleh hipotalamus dengan hormone relesingnya. Hipotalamus
memengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormonnya. Hormone dari hipofise akan
merangsang kelenjar endokrin di bawahnya sehingga terjadilah pelepaskan hormon
yang akan bekerja pada target organ untuk menimbulkan suatu reaksi.
B. Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang sistem endokrin
2. Mahasiswa tahu tentang jalur hormon (axis)
C. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
1. Mahasiswa mengerti organ endokrin dan hormon yang dihasilkannya
2. Mahasiswa mengerti kegunaan masing-masing hormon
D. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi dilakukan dengan pendekatan
lecture dan Small Group Discussion (SGD)
E. Materi Belajar :
1. Konsep sistem endokrin
Sistem endokrin atau sistem hormon, merupakan sistem jaringan kelenjar yang
memproduksi hormon di dalam tubuh. Hormon sendiri, merupakan senyawa kimia
tubuh penyampai pesan. Artinya, hormon dan sistem endokrin berperan dalam
Modul 6. Sistem Endokrin Page 2
komunikasi antarsel, karena hormon membawa informasi dan instruksi. Hormon
diproduksi oleh kelenjar-kelenjar endokrin, digunakan pada tingkat lokal atau
keseluruh tubuh. pada target organnya ada reseptor spesifik untuk hormone-
hormon tertentu. Kerja hormone sangat spesifik sesuai dengan resptornya, akan
tetapi hormone juga bisa bekerjanya saling menguatkan karena hormone bersifat
permisif dengan hormone yang lainnya. Sehingga, kerjanya bisa dihambat atau
diperkuat oleh hormon-hormon lainnya.
1.1 Organ-organ endokrin
Oragn utama dalam sistem endokrin sebagai pengatur adalah hipotalamus.
Setelahnya ada kelenjar hipofise, yang dibawah pengaturannya ada target-
targeet kelenjar sebagai target primernya. Dari organ kelenjar endokrin
sebagai target primer akan diekskresikan sejumlah hormaon untuk merangsang
organ-organ tubuh dimana hormone akan manjalankan fungsinya. Hormone-
hormon yang dikeluarkan baik oleh hipofise maupun organ-organ kelenjar
endokrin lainnya dapat melakukan mekanisme feedback untuk menghambat
atau merangsang pengeluran hormon. Beberapa kelenjar endokrin dimaksud di
antaranya.

Modul 6. Sistem Endokrin Page 3


Kelenjar pineal, hipotalamus, dan hipofise terletak pada sistem organ saraf
yaitu di otak. Kelenjar thyroid, parathyroid, dan thymus berada di daerah leher
dan dada. Kelenjar adrenal berlokasi di pool atas dari kedua ginjal sehingga
sering dinamakan kelenjar anak ginjal. Pancreas ikut bersama dekat dengan
sistem pencernaan di dekat lambung, usus besar, hati, empedu, dan usus halus.
Sedangkan kelenjar ovarium hanya dimiliki oleh wanita dan berada di sistem
repoduksi. Begitu juga kelenjar testis hanya dimiliki laki-laki berada di
reproduksi tepatnya di dalam skrotum

Modul 6. Sistem Endokrin Page 4


1.2 Jalur produksi hormon
Sistem saraf pusat akan merangsang hipotalamus sebagai reaksi atas stres-
emosi-faktor eksternal lain. hipotalamus mengeluarkan suatu releasing
hormone untuk merangsang hipofise mengeluarkan tropik hormon. Hormon
dari hipofise ada beberapa jenis yang dikeluarkan tergantung dari rangsangan
hipotalamus. Kesemua hormone yang dikeluarkan hipofise terkenal dengan
sebutan tropik hormon. Hormone in akan merangsang kelenjar-kelenar
endokrin yang berada di bawah kendalinya untuk mengeluarkan hormone-
hormonnya. Hormone dari kelenjar endokrin target sekunder inilah yang
nantinya memengaruhi organ-organ untuk menjalankan fungsi-fungsi
fisiologiknya seperti untuk pertumbuhan dan perkembangan, mempertahankan
lingkungan internal, pengaturan metabolism dan suplai nutrisi makanan, dan
menjalankan differensiasi seksual dan reproduksi. Secara garis besar
gambaran jalur produksi hormone dapat dilihat pada gambar di bawah in

Sistem Saraf
Pusat

Stimuli

Hipotalamus
(Releasing Hormon)

Hipofise
Mekani (Trofik Hormon) Mekanis
sme me
umpan umpan
balik balik
negatif Kel. Endokrin Perifer negatif
(hormone)

Organ Target
(Pengaruh Fisiologik)

Modul 6. Sistem Endokrin Page 5


Kadar hormon yang ada dalam sirkulasi diatur oleh lima mekanisme sebagai
berikut
a. Pelepasan hormone secara spontan atau basal
b. Hambatan umpan balik oleh hormone yang diintesa atau dilepas
c. Rangsangan atau hambatan pelepasan hormone oleh bahan yang di atur
atau tidak diatur oleh hormone yang sama
d. Pengaturan oleh ritme sirkadian untuk pelepasan hormone oleh sistem
tertentu seperti otak
e. Rangsangan atau hambatan pelepasan hormon melalui otak sebagai reaksi
terhadap kecemasan, antisipasi aktivitas tertentu atau masukan sensoris
yang lain.
1.3 Kegunaan hormon

a. Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal berupa satu jaringan kecil yang terletak di bagian pada bagian
yang sangat “dalam” di otak dan terendam cairan serebrospineal. Kelenjar ini
juga sensitif terhadap cahaya, merupakan satu-satunya kelenjar di otak yang tidak
mempunyai pasangan. Sering disebut “mata ketiga” oleh orang-orang kuno
karena dianggap memiliki kekuatan mistik sehingga oleh Descartes filsuf Perancis
disebut kursi jiwa manusia atau pikiran. Sebagai pusat produksi hormon
melatonin yang terlibat dalam aktivitas manusia mengatur ritme tubuh sehari-hari,
terutama siklus siang/malam (ritme sirkadian). Melatonin dilepaskan dalam gelap,
saat tidur.

Modul 6. Sistem Endokrin Page 6


Masyarakat sadar kesehatan baru-baru ini membuat klaim bahwa hormon
melatonin dapat memperlambat proses penuaan/antioksidan (pertahanan terhadap
radikal bebas), mencegah jet lag, yang terlibat dalam gangguan afektif musiman,
koordinat kesuburan, dan memungkinkan untuk dalam pola tidur nyenyak.
Melatonin telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan dan metastasis beberapa
tumor pada hewan percobaan, dan karena itu mungkin memainkan peran dalam
penghambatan kanker. Penghapusan kelenjar pineal dan / atau pengurangan dalam
output melatonin telah terlibat dalam peningkatan insiden kanker payudara di
laboratorium hewan. Hormon juga telah ditunjukkan untuk menjadi pelindung
terhadap kerusakan genetik, dan memiliki efek stimulasi pada sistem kekebalan
tubuh
b. Kelenjar Hipotalamus.

Hipotalamus berperan sebagai pusat (center) tertinggi kelenjar sistem endokrin


yang melaksanakan fungsinya melalui saraf dan hormonal atau humoral.
Beberapa contoh fungsi tugas hipotalamus untuk tubuh di antaranya mengatur
pola emosi, pola konsumsi, merawat homeotasis tekanan darah, menjaga suhu
tubuh, juga menjaga denyut jantung. Fungsi tersebut dapat dikerjakan karena
hipotalamus terhubung langsung dengan sistem saraf serta kelenjar hipofisis,
sehingga hipotalamus dapat memengaruhi kerja sistem saraf otonom yang
dikenal dengan istilah fungsi neuroendokrin. Hipotalamus bertugas atau
berfungsi sebagai berikut: Fungsi pelepasan hormone trofik yang akan
merangsang kelenjar hipofise, fungsi stimulasi, mengontrol asupan makanan,
mengontrol rasa takut, dan orientasi seksual

Modul 6. Sistem Endokrin Page 7


1) Fungsi Pelepas Hormon
Hipotalamus merupakan pusat fungsi neuroendokrin pada kontrol
hipofisis yang mengatur regulasi berbagai kelenjar endokrin dan organ.
Hipotalamus melepas hormon yang diproduksi pada inti hipotalamus,
selanjutnya hormon akan dibawa bersamaan dengan akson menuju
salah satu hipofisis posterior (belakang) yang nantinya akan disimpan
disini dan akan dirilis jika dibutuhkan.
2) Fungsi Stimulasi
Hipotalamus mengkoordinasi berbagai hormon dan pola perilaku
sirkadian, termasuk pola output neuroendrokin, mekanisme
homeostatis, serta beberapa perilaku penting lainnya. Oleh karena itu,
mampu menerima berbagai sinyal yang berbeda-beda. Pada stimulasi,
hipotalamus sangat responsif terhadap: stress, input otonom,
rangsangan penciuman, termasuk feromon, stimulasi suhu, dimana jika
tubuh terserang mikroorganisme maka akan merangsang tubuh untuk
meningkatkan suhu tubuh dan mengatur ulang kembali thermostat
tubuh ke atas, cahaya, lama penyinaran untuk mengatur sirkadian ritme
musiman, rangsangan melalui darah termasuk insulin, angiotensin,
ghrelin, leptin, sitokin, hormon hipofisis, osmolaritas, kosentrasi
plasma glukosa dan lain-lain. Stimuli dari Steroid, termasuk
kortikosteroid dan steroid gonad, transmisi informasi secara neural
dimana berasal dari saluran reproduksi, lambung dan jantung.
3) Fungsi Kontrol Asupan Makanan
Inti ventromedial hipotalamus bertanggung jawab pada kontrol asupan
makanan. Adanya stimulasi pada daerah ini akan menyebabkan asupan
makanan meningkat, sementara jika terjadi luka bilateral maka asupan
makanan akan terhenti. Pada inti terdapat bagian medial yang
berfungsi sebagai pengendali bagian lateral. Apabila terjadi luka
bilateral pada medial dari inti ventromedial maka akan menyebabkan
hyperphagia serta obesitas pada hewan. Luka lebih lanjut dari bagian
lateral ini ventromedial pada hewan yang sama akan menghentikan
asupan makanan secara total. Ada beberapa hipotesis terkait peran
hipotalamus dalam mengontrol asupan makanan:

Modul 6. Sistem Endokrin Page 8


a) Hipotesis lipostatic;
Dalam hipotesis ini, dinyatakan bahwa jaringan adiposa
menghasilkan sinyal humoral yang proposional dengan jumlah
lemak serta bekerja pada hipotalamus untuk mengurangi
asupan makanan serta meningkatkan output energi. Sedangkan
sudah jelas bahwa hormon leptin yang bekerja di hipotalamus
untuk mengurangi asupan makanan dan meningkatkan output
energi.
b) Hipotesis gutpeptide;
Hormon gastrointestinal diklaim mampu menghambat asupan
makanan. Makanan akan memasuki saluran pencernaan
memicu pelepasan hormon ini yang nantinya akan bereaksi
dalam otak untuk menghasilkan rasa kenyang.
c) Hipotesis Glucostatic:
Pusat asupan makanan pada inti ventromedial yang bisa
menimbulkan rasa kenyang diatur oleh pemanfaatan glukosa di
dalam neuron. Dalil ini berbunyi saat penggunaan glukosa
rendah akan mengakibatkan glukosa pada arteri darah memiliki
perbedaan yang rendah juga sehingga aktivitas neuron akan
menurun. Dengan kondisi seperti itu, maka aktivitas pusat
asupan makanan akan dipastikan menurun sehingga individu
akan mengalami rasa lapar. Asupan makanan akan meningkat
jika diberi intraventricular dari 2-deoxyglucose sehingga akan
mengurangi glukosa yang ada dalam sel.
d) Hipotesis Termostatik:
Pada fungsi hipotesis ini menyatakan bahwa penurunan suhu
tubuh pada titik tertentu dapat merangsang nafsu makan, begitu
juga sebaliknya jika terjadi peningkatan pada titik point tertentu
akan menghambat nafsu makan.
4) Fungsi Pengontrol Rasa Takut
Zona medial hipotalamus adalah bagian dari sirkuit yang mengontrol
fungsi perilaku termotivasi seperti perilaku defensive fight or flight

Modul 6. Sistem Endokrin Page 9


5) Fungsi Orientasi Seksual
Manusia memiliki sejumlah perbedaan otak, tidak hanya dalam
kaitannya dengan gender, tapi juga dalam kaitannya dengan orientasi
seksual” Hubungan berorientasi seksual pada laki-laki & hipotalamus
layaknya sebuah jam dengan suprachiasmatic nucleus (SCN).
Hipotalamus dari heteroseksual dan homoseksual mampu merespon
esterogen dan testoteron.
c. Kelenjar Hipofise

Kelenjar hipofisis (pituitari) adalah organ berukuran sebesar kacang yang


terletak di garis tengah di dasar otak di dalam sela tursika. Hipofisis dikenal
juga sebagai “master gland” karena membantu untuk mengontrol sekresi
hormon kelenjar lain dan target organ dalam tubuh, mencakup tiroid, adrenal,

Modul 6. Sistem Endokrin Page 10


testis, dan ovarium. Aktivitas hipofisis sendiri dikendalikan oleh hipotalamus
dan mekanisme feedback dari target organ. Kelenjar ini sebagai produsen
hormon-hormon tertentu yang bertindak sebagai pengedali berbagai aspek
tubuh manusia. Hormon yang diproduksi oleh hipofisis membantu mengatur
pertumbuhan, tekanan darah, produksi dan pembakaran energi, dan berbagai
fungsi organ tubuh lainnya. Hormon-hormon ini dapat diproduksi baik dari
depan (anterior) atau bagian belakang (posterior) dari kelenjar tersebut.
Namun, penting untuk dipahami bahwa kelenjar pituitari bekerja sendirian
untuk menjalankan fungsi tubuh. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar
pituitari bertindak sebagai pembawa pesan dari dan ke banyak sel yang
berbeda dalam tubuh. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitary dapat
berasal dari bagian pituitari depan atau belakang.
1) Hormon dari bagian depan kelenjar, atau dikenal sebagai lobus anterior:
a) Hormon adrenokortikotropik (ACTH): Hormon ini merangsang
produksi hormon adrenal.
b) Hormon perangsang folikel (FSH) dan Luteinizing hormone (LH):
Hormon-hormon ini bekerja sama satu sama lain sebagai regulator atas
fungsi ovarium dan testis.
c) Hormon pertumbuhan (GH): Hormon ini sangat penting dalam
pertumbuhan tubuh manusia, terutama di tahun-tahun awal. Untuk
anak-anak, hormon ini membantu menjaga komposisi tubuh yang sehat
dan pada orang dewasa, GH bertindak sebagai penyeimbang distribusi
lemak serta menjaga kesehatan tulang dan otot.
d) Prolaktin: Fungsi utama hormon ini adalah menstimulasi produksi ASI
pada wanita. Hormon ini juga memiliki efek pada aktivitas seksual
yang berbeda pada pria dan wanita.
e) Hormon perangsang tiroid (TSH): Hormon ini merangsang kelenjar
tiroid untuk memproduksi hormonnya sendiri.

2) Hormon dari bagian belakang kelenjar pituitari, atau dikenal sebagai lobus
posterior:

Modul 6. Sistem Endokrin Page 11


a) Hormon anti diuretik (ADH): Hormon ini merangsang ginjal untuk
meningkatkan penyerapan air dalam darah, mengurangi jumlah air
yang keluar dalam urin.
b) Oksitosin: Oksitosin biasanya memengaruhi proses persalinan dan
kondisi tubuh ibu setelah melahirkan, seperti produksi ASI.
d. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid berlokasi di bawah jakun dan mengelilingi trakea, yang
merupakan salah satu organ pada sistem pernapasan. Kelenjar ini memiliki
peran yang penting dalam regulasi berbagai proses metabolik di seluruh tubuh.
Fungsi dari kelenjar tiroid diregulasi melalui mekanisme umpan balik yang
melibatkan otak. Ketika kadar hormon tiroid rendah, hipotalamus di otak
memproduksi thyrotropin releasing hormone (TRH) yang mengakibatkan
kelenjar pituitari yang terletak di bagian bawah otak untuk memproduksi
thyroid stimulating hormone (TSH). Hormon ini menstimulasi kelenjar tiroid
untuk memproduksi T4 dengan jumlah yang lebih banyak.

Modul 6. Sistem Endokrin Page 12


Secara umum, peran kelenjar tiroid sangat signifikan dalam proses
metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan tubuh manusia. Kelenjar ini
mengatur aneka fungsi tubuh dengan terus menyuplai sejumlah hormon ke
dalam aliran darah. Salah satu fungsi utama kelenjar tiroid adalah produksi
hormon tiroid, yakni triiodothyronine (T3) dan tiroksin (T4). Keduanya
memiliki peran tak tergantikan dalam proses metabolisme tubuh. Hormon
tiroid memiliki efek pada hampir semua jaringan tubuh dan memengaruhi:
Suhu tubuh, nafsu makan, penyerapan zat, pergerakan usus, kecepatan dan
kekuatan detak jantung, penggunaan energi tubuh, perkembangan fisik pada
anak-anak, pertumbuhan otak pada anak-anak, daya konsentrasi, gerak reflex,
pemakaian oksigen oleh sel-sel tubuh, fungsi seksual, baik libido maupun
kenikmatan seks, pola tidur, dan hormon reproduksi.
Kelenjar tiroid tidak bertugas sendirian dalam mengatur produksi
hormon-hormonnya. Pasalnya, tubuh bisa saja membutuhkan hormon yang
lebih sedikit atau banyak. Pengaturan produksi jumlah hormon tiroid diatur
oleh kelenjar hipofisis (pituari). Dengan ini, kadarnya bisa tepat dan sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Ketika fungsi kelenjar tiroid dan pituari mengalami
gangguan, produksi hormon-hormonnya juga akan bermasalah. Hal inilah
yang kemudian memicu beragam kondisi kesehatan.
e. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah kelenjar penghasil hormon paratiroid yang berperan
penting dalam mengatur kadar kalsium dalam darah. Jika kelenjar ini
mengalami gangguan, maka berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan,
salah satunya adalah gangguan tulang. Kelenjar ini terletak di leher, tepatnya
di belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid terdiri dari 4 kelenjar kecil

Modul 6. Sistem Endokrin Page 13


yang ukurannya sebesar kacang polong. Meskipun ukurannya kecil, kelenjar
paratiroid memiliki fungsi yang besar bagi tubuh.

Berikut ini adalah beberapa fungsi kelenjar paratiroid:


1) Mengatur pelepasan kalsium dari tulang ke aliran darah.
2) Mengendalikan penyerapan kalsium dari makanan atau minuman pada
saluran pencernaan.
3) Merangsang pembentukan vitamin D pada ginjal.
4) Meningkatkan penyerapan kalsium di ginjal dan mencegah ginjal
membuang kalsium melalui urine.
5) Membuat ginjal mengeluarkan fosfat melalui urine.
6) Meningkatkan kadar magnesium dalam darah.

Kadar kalsium dalam tubuh diatur secara ketat oleh kelenjar paratiroid dan
tiroid. Normalnya, kelenjar paratiroid memproduksi hormon paratiroid ketika
jumlah kalsium dalam darah berkurang atau terlalu rendah. Jika kadar kalsium

Modul 6. Sistem Endokrin Page 14


naik dan kembali normal, produksi hormon paratiroid akan berhenti.
Sebaliknya, ketika kadar kalsium dalam darah terlalu tinggi, kinerja kelenjar
paratiroid akan dihambat sementara oleh hormon kalsitonin yang diproduksi
oleh kelenjar tiroid. Hormon kalsitonin ini juga berfungsi untuk menurunkan
kadar kalsium yang berlebihan agar kadar kalsium di dalam darah kembali
normal.
f. Kelenjar Pankreas
Pankreas memiliki dua fungsi sekaligus, yakni untuk menghasilkan
enzim pencernaan, serta melepaskan hormon ke aliran darah. Fungsi pankreas
untuk memproduksi enzim disebut dengan fungsi eksokrin. Sebagai kelenjar
eksokrin, pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan ke saluran
cerna. Enzim tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Misalnya, enzim
lipase untuk menguraikan lemak, kemotripsin dan tripsin untuk mencerna
protein, serta amilase untuk menguraikan karbohidrat.
Sementara itu, fungsi pankreas untuk merilis hormon, disebut dengan
fungsi endokrin. Pankreas berfungsi melepaskan hormon insulin dan hormon
glukagon. Jenis sel yang berperan dalam menghasilkan hormon insulin pada
pankreas, disebut sebagai sel beta. Sementara itu, sel yang bertanggung jawab
memproduksi hormon glukagon disebut sel alfa. Hormon insulin dikeluarkan
oleh pankreas, untuk menurunkan gula darah saat kadarnya terlalu tinggi di
tubuh. Sebaliknya, hormon glukagon dilepaskan pankreas, apabila kadar gula
darah kelewat rendah.
Hormon insulin akan mengikat glukosa dari darah untuk dibawa ke
berbagai jaringan di dalam tubuh, agar bisa digunakan sebagai energi. Fungsi
pankreas hormon insulin ini juga penting bagi hati, karena membantu hati
menyerap glukosa dan menyimpannya sebagai glikogen. Glikogen berguna
sebagai cadangan energi saat tubuh membutuhkan energi ekstra. Saat glukosa
dalam darah terlalu rendah, hormon glukagon yang akan memecah kembali
glikogen di hati menjadi glukosa. Keseimbangan gula darah berperan penting
bagi kinerja organ hati, lambung, dan otak, agar senantiasa normal. Pelepasan
hormon yang normal dari pankreas tersebut, dapat menjaga kesehatan jantung
dan sistem saraf pusat.

Modul 6. Sistem Endokrin Page 15


1) Hormon Insulin
Hormon insulin merupakan bagian penting dari sistem
metabolisme tubuh. Tanpa hormon ini, sel-sel akan kekurangan energi
dan harus mencari sumber penggantinya. Ketika kita makan, pankreas
melepaskan hormon insulin yang memungkinkan tubuh mengubah
glukosa menjadi energi dan disebarkan di seluruh tubuh. Hormon yang
satu ini juga membantu tubuh menyimpan energi tersebut. Insulin
membantu mengontrol kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh.
Caranya dengan memberi sinyal pada sel lemak, otot, dan hati untuk
mengambil glukosa dari darah dan mengubahnya menjadi glikogen
(gula otot) di sel otot, trigliserida di sel lemak, dan keduanya di sel
hati. Ini merupakan bentuk sumber energi yang disimpan oleh tubuh.

Modul 6. Sistem Endokrin Page 16


Selama pankreas memproduksi cukup insulin dan tubuh dapat
menggunakannya dengan benar, maka kadar gula darah pasti akan
selalu berada dalam kisaran yang sehat. Karena pada hakikatnya, kadar
glukosa yang terlalu banyak atau terlalu sedikit tidak baik bagi
kesehatan. Penumpukan glukosa dalam darah (hiperglikemia) dapat
menyebabkan komplikasi, seperti kerusakan ginjal dan saraf, serta
masalah pada mata. Sedangkan terlalu sedikit glukosa dalam darah
(hipoglikemia) dapat membuat kita merasa lelah, mudah marah,
bingung, hingga kehilangan kesadaran alias pingsan.
Dan bila insulin dalam darah tidak cukup, sel-sel tubuh akan
mulai kelaparan. Insulin yang tidak cukup berarti glukosa tidak dapat
dipecah dan artinya sel tidak dapat menggunakannya. Akibatnya,
lemak mulai dipecah untuk membuat energi. Proses tersebut kemudian
mengakibatkan penumpukan bahan kimia yang disebut keton.
Keton yang menumpuk dalam darah dan urine sangat
berbahaya karena mampu memicu kondisi ketoasidosis pada penderita
diabetes. Ketoasidosis bahkan bisa mengancam jiwa jika tidak
ditangani secepatnya. Gejalanya mencakup sering buang air kecil
selama satu atau beberapa hari, merasa sangat haus dan lelah, mual
muntah, sakit perut, berdebar-debar, sesak napas, pusing, mengantuk,
hingga kehilangan kesadaran.
2) Hormon Glukagon
Di dalam tubuh, glukagon bekerja dengan hormon insulin
dalam menjaga keseimbangan kadar gula dalam darah, yaitu mencegah
gula darah turun terlalu rendah dengan memecah simpanan gula
(glikogen) di hati. Selain dihasilkan tubuh, hormon glukagon tersedia
dalam bentuk obat injeksi atau suntik. Obat ini diberikan saat
hipoglikemia (penurunan kadar gula darah) yang parah pada penderita
diabetes yang menggunakan insulin suntik.
Selain untuk menangani penurunan kadar gula darah, glukagon
juga digunakan untuk menurunkan pergerakan saluran pencernaan,
sehingga membantu dalam pemeriksaan foto Rontgen saluran
pencernaan. Ketika pankreas mengeluarkan glukagon, insulin akan
ditekan. Fungsi hormon glukagon adalah memberi tanda pada hati dan
Modul 6. Sistem Endokrin Page 17
otot untuk memecah glikogen menjadi glukosa dan mengeluarkannya
kembali ke dalam aliran darah.

g. Kelenjar Kortek Adrenal


Korteks adrenal bertanggung jawab memproduksi tiga jenis hormon,
yaitu mineralokortikoid (kortisol) yang mengatur natrium dalam tubuh,
glukokortikoid yang meningkatkan kadar glukosa darah, dan gonadokortikoid
yang mengatur hormon seks. Kerja kelenjar adrenal di dalam tubuh diatur oleh
organ lain, salah satunya kelenjar pituitari di otak. Kelenjar adrenal terdiri dari
dua bagian utama, yaitu korteks adrenal (bagian luar) dan medula adrenal
(bagian dalam). Korteks adrenal bertanggung jawab dalam memproduksi tiga
jenis hormon, yaitu aldosteron yang mengatur elektrolit dalam tubuh dan
tekanan darah, kortisol yang mengontrol kadar gula darah dan metabolisme,
dan gonadokortikoid yang mengatur hormon seks. Jika korteks adrenal

Modul 6. Sistem Endokrin Page 18


berhenti berfungsi, maka proses metabolisme di dalam tubuh pun akan terhenti
dan mengakibatkan munculnya penyakit.

1) Hormon Mineralokortikoid (Kortisol)


Hormon kortisol mungkin tidak banyak diketahui
keberadaannya dibandingkan dengan hormon adrenalin. Nyatanya,
kedua jenis hormon itu berkaitan satu sama lain dan memiliki fungsi
yang tidak sedikit untuk tubuh berfungsi secara maksimal. Hormon in
juga dikenal secara luas sebagai hormon stres, karena hormon ini akan
diproduksi lebih banyak saat tubuh mengalami stres, baik fisik maupun
emosional.
Hormon kortisol berperan pada penggunaan gula atau glukosa
dan lemak dalam metabolisme tubuh untuk menyediakan energi. Selain

Modul 6. Sistem Endokrin Page 19


itu berfungsi mengendalikan stres yang dapat dipengaruhi oleh kondisi
infeksi, cedera, aktivitas berat, serta stres fisik dan emosional. Tidak
hanya itu, hormon kortisol juga membantu mempertahankan tekanan
darah normal, sekaligus mengendalikan kadar gula darah dengan
melepaskan insulin.
Saat merasa terancam, maka bagian dari otak akan menyalakan
alarm tubuh. Hal itu kemudian akan memicu kelenjar adrenal yang
berada di atas ginjal mengeluarkan hormon adrenalin, hal ini
bersamaan dengan hormon kortisol. Hormon adrenalin akan
meningkatkan detak jantung, sementara hormon kortisol yang dikenal
sebagai hormon stres akan meningkatkan gula dalam aliran darah,
sehingga otak dapat bekerja lebih efektif.
Pada kondisi normal, kadar hormon kortisol tertinggi mencapai
puncak pada pukul 8 pagi dan akan semakin menurun. Tingkat hormon
kortisol paling rendah yaitu saat menjelang tidur. Namun, hal
sebaliknya bisa terjadi pada orang yang bekerja pada malam hari dan
tidur pada pagi hari sebagai rutinitas.
Menurut penelitian, gangguan terhadap pengeluaran hormon
kortisol pada kondisi normal dapat meningkatkan berat badan
sekaligus memengaruhi tempat penyimpanan lemak tubuh. Penelitian
lain menunjukkan, lemak dari asupan makanan berlebih tersebut akan
banyak disimpan di perut dibandingkan pinggang atau area tubuh lain.
Hal ini akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk
serangan jantung dan stroke.
Pengukuran tingkat hormon kortisol dilakukan melalui tes
darah. Hal ini dilakukan jika dicurigai adanya masalah dengan kelenjar
adrenal mengingat hormon kortisol diproduksi oleh kelenjar adrenal.
Sementara itu, pemeriksaan tingkat hormon kortisol juga dapat
dilakukan untuk mengetahui adanya masalah dengan kelenjar pituitari.
Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat hormon kortisol dan kelenjar
adrenal. Mengingat produksi hormon kortisol berbeda setiap saat,
maka tes tersebut biasanya dilakukan tergantung kebutuhan.

Modul 6. Sistem Endokrin Page 20


2) Hormon Glukokortikoid (Meningkatkan Glukosa)
Pemberian nama glukokortikoid karena kemampuannya
menambah produksi glukosa. Ini diselesaikan melalui aksi bersama
yang melibatkan sejumlah jaringan, beberapa jalan biokimia kompleks
dan kedua aksi katabolic dan anabolic. Glukokortikoid menambah
produksi glukosa hati dengan cara meningkatkan kecepatan
glukoneogenesis. Hormon glukokortikoid juga menghambat “uptake”
dan penggunaan glukosa oleh jaringan ekstra hepatik, sehingga
menyebabkan peningkatan kadar glukosa plasma. Pada keadaan
normal, efek ini dilawan dengan pelepasan insulin yang efeknya

Modul 6. Sistem Endokrin Page 21


berlawanan dengan glukokortikoid. Efek keseimbangan ini biasanya
menghasilkan kadar glukosa darah dalam keadaan normal, tetapi dalam
keadaan kurang insulin dapat mengalami hiperglikemia sebagai respon
terhadap glukokortikoid.
Sebaliknya dalam keadaan kurang glukokortikoid akan
menyebabkan kurangnya produksi glukosa dan kurangnya cadangan
glikogen serta sangat sensitif terhadap insulin. Hormon glukokortikoid
meningkatkan glukoneogenesis dengan meningkatkan jumlah dan
aktivitas beberapa enzim kunci hati. Enzim glukoneogenesis yang
mempunyai kecepatan terbatas adalah fosfoenolpiruvat karboksilase
(PEPCK). Sintesis PEPCK ditingkatkan oleh glukagon dan sedikit oleh
glukokortikoid. Selain berperanan dalam glukoneogenesis,
glukokortikoid juga berperanan dalam sintesis glikogen, metabolisme
lipid, dan metabolisme asam nuklea.
Kemampuan glukokortikoid dalam menekan respon
peradangan telah banyak diketahui. Glukokortikoid dapat
meningkatkan pelepasan leukosit berinti banyak dari sumsum tulang,
sehingga meningkatkan jumlah leukosit dalam peredaran darah. Selain
itu menghambat penumpukan lekosit pada tempat peradangan.
Glukokortikoid dapat menghambat proliferasi fibroblast, seperti
produksi kolagen dan fibronektin. Gabungan ini bertanggung jawab
terhadap kesembuhan luka yang sukar, bertambahnya kerentanan
terhadap infeksi dan respon terhadap peradangan khas berkurang
dengan kelebihan glukokortikoid.
Selain berfungsi sebagai metabolisme perantara
glukoneogenesis, respon imun dan respon anti radang, fungsi
metabolic glukokortikoid yang lain juga telah banyak diketahui seperti
pengaturan dalam fungsi kardiovaskuler, metabolisme cairan dan
elektrolit, metabolisme kalsium, pertumbuhan jaringan penyambung,
otot dan tulang serta respon terhadap stress.
3) Hormon Gonadokortikoid (Hormon Sex Androgen/Testosteron)
Androgen adalah hormon seks laki-laki, dan memfasilitasi
pengembangan karakteristik seksual sekunder pada pria. Mereka
memainkan peran penting dalam perkembangan organ seks laki-laki
Modul 6. Sistem Endokrin Page 22
selama perkembangan embrio. Sejumlah kecil hormon wanita juga
diproduksi oleh korteks adrenal. Selain testosteron, terdapat juga
androgen lain seperti:
a) Dehydroepiandrosterone (DHEA): hormon steroid yang
dihasilkan dengan kolesterol sebagai bahan, dan korteks
adrenal sebagai pengolahnya. Androgen ini adalah prekursor
utama estrogen alami. DHEA juga dapat disebut dengan
dehydroisoandrosterone atau dehydroandrosterone.
b) Androstenedione (Andro): sebuah steroid androgenik yang
dihasilkan oleh testis, korteks adrenal, dan ovarium. Selain
diubah secara metabolik ke testosteron dan androgen lainnya,
mereka juga termasuk struktur induk dari estron.
Androstenedione juga dapat dijadikan suplemen bagi manusia
saat membentuk tubuh yang atletis namun, hal ini telah dilarang
oleh Komite Olimpiade Internasional serta organisasi olahraga
lainnya.
c) Androstenediol: metabolit steroid yang dipercaya berperan
sebagai regulator utama dari sekresi gonadotropin.
d) Androsterone: bahan kimia yang diciptakan saat pemecahan
androgen dari progesteron. Androgen ini ditemukan dalam
jumlah yang kurang lebih sama dalam plasma dan urin pria dan
wanita.
e) Dihidrotestosteron (DHT): metabolit testosteron, dan androgen
lebih kuat daripada testosteron dalam yang lebih kuat mengikat
pada reseptor androgen. Androgen ini dihasilkan dalam korteks
adrenal.
f) Hormon androgen biasa disebut sebagai “hormon laki-laki”.
Sebab, secara umum hormon ini mengatur segala sesuatu yang
berhubungan dengan organ reproduksi atau organ seksual pria.
Meski demikian, hormon androgen sebenarnya juga diproduksi
dalam tubuh wanita, meski tidak sebanyak laki-laki, androgen
tetap memiliki fungsi penting bagi organ reproduksi wanita.
Sebenarnya androgen adalah kumpulan hormon. Androgen yang
paling aktif dan dominan adalah testosteron. Pada pria, testosteron
Modul 6. Sistem Endokrin Page 23
diproduksi oleh testis. Kemudian ada juga hormon-hormon
androgen lain yang mendukung fungsi testosteron. Hanya saja
jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan testosteron. Pria yang
sudah memasuki masa pubertas, akan mengalami perubahan fisik.
Misalnya, tumbuh kumis dan janggut, rambut dada bagian atas,
kaki dan paha, serta kemaluan. Semua ini adalah berkat adanya
androgen. Hormon androgen pula yang mengatur organ reproduksi
pria. Hormon ini membuat pria menjadi tertarik pada pasangan,
berminat pada perilaku seksual, dan organ reproduksinya
memproduksi sperma.
Ketika anak laki-laki sudah memasuki masa remaja, androgen
juga berperan pada pita suaranya. Pita suara akan menjadi lebih
panjang dan tebal, sehingga suara menjadi lebih berat. Tidak hanya
itu, androgen juga berperan dalam pertumbuhan tulang,
perkembangan ketebalan otot serta perkembangan organ,
pembentukan pigmen pada kulit, kerja kelenjar minyak, sampai
regenerasi sel darah merah. Fungsi testis dikendalikan oleh otak,
yaitu di bagian kelenjar hipofisis (pituitary) dan hipotalamus.
Ketika ada masalah pada kedua bagian itu, mungkin saja tubuh
mengalami kekurangan androgen, terutama testosteron. Pria bisa
saja mengalami kekurangan androgen, namun kondisi ini umumnya
terjadi secara berangsur-angsur dan tidak mendadak. Berbeda
dengan menopause pada wanita, di mana kekurangan hormon
terjadi secara tiba-tiba. Bila kekurangan androgen, terutama
testosteron, pria bisa mengalami disfungsi ereksi, penurunan libido,
hingga sulit berkonsentrasi dan depresi. Kondisi ketika pria
kekurangan androgen disebut hipogonadisme. Kondisi ini bisa
diatasi jika penyebabnya sudah diketahui dengan jelas.

Modul 6. Sistem Endokrin Page 24


h. Kelenjar Medulla Adrenal
Medula adrenal berperan dalam mengeluarkan hormon epinefrin (adrenalin)
dan norepinefrin (noradenalin) pada saat stres. Kedua hormon ini memiliki
fungsi yang serupa, yaitu bertugas meningkatkan aliran darah ke otot,
merangsang jantung berdetak lebih cepat, mempersiapkan tubuh menghadapi
keadaan darurat, memicu pelepasan gula darah, meningkatkan kewaspadaan
pikiran dan mengirimkan sinyal antara sel-sel saraf di otak. Sementara itu,
hormon norepinefrin secara klinis biasanya dipakai untuk meningkatkan aliran
dan tekanan darah ketika tekanan darah dalam tubuh berada jauh di bawah
normal (syok).

Modul 6. Sistem Endokrin Page 25


1) Hormon Adrenalin
Hormon adrenalin adalah hormon yang dihasilkan tubuh saat menghadapi
situasi berbahaya atau ketika sedang stres. Dalam jumlah yang seimbang,
hormon ini memiliki peran penting untuk menjaga fungsi berbagai organ
tubuh. Namun, kekurangan maupun kelebihan hormon adrenalin justru
bisa membahayakan kesehatan. Hormon ini atau kadang disebut juga
epinefrin, merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal k.
Tubuh melepaskan hormon ini saat merasa stres, tertekan, takut, senang,
atau berada dalam situasi yang menegangkan atau berbahaya.

Modul 6. Sistem Endokrin Page 26


Ketika memasuki aliran darah, hormon adrenalin akan menimbulkan
efek pada berbagai organ tubuh, seperti: Jantung berdetak lebih cepat dan
bekerja lebih keras, sehingga membuat kewaspadaan meningkat.
Pembuluh darah melebar, sehingga aliran darah menuju otot dan otak
meningkat. Produksi keringat meningkat. Indera penglihatan dan
pendengaran menjadi lebih waspada. Kadar gula darah meningkat, yang
akan digunakan tubuh sebagai energi. Napas menjadi lebih cepat. Rasa
nyeri berkurang.
Hormon adrenalin ini akan dihasilkan oleh tubuh secara alami saat
sedang berada dalam situasi yang berbahaya, atau ketika mengalami stres
berat. Reaksi ini merupakan bentuk pertahanan tubuh untuk menghadapi
situasi tersebut. Selain dihasilkan secara alami oleh tubuh, adrenalin juga
bisa diproduksi sebagai obat. Hormon adrenalin buatan atau sintetis ini
umumnya digunakan untuk: Mengobati alergi berat atau anafilaksis,
serangan asma yang parah, dan henti jantung. Mengatasi syok, misalnya
akibat perdarahan, dehidrasi berat, atau infeksi parah (sepsis).
Memperpanjang masa kerja obat bius saat operasi. Membantu resusitasi
jantung paru.
2) Hormon Noradrenalin
Di seluruh tubuh, noradrenalin meningkatkan denyut jantung dan tekanan
darah, memicu pelepasan glukosa dari tempat penyimpanan energi,
meningkatkan aliran darah ke otot rangka, mengurangi aliran darah ke
sistem pencernaan, dan menghambat pengosongan kandung kemih dan
motilitas gastrointestinal. Norepinephrine, atau sering diketahui sebagai

Modul 6. Sistem Endokrin Page 27


noradrenaline, adalah obat yang digunakan untuk mengobati orang-orang
dengan tekanan darah rendah. Norepinephrine merupakan obat yang
umum digunakan pada sepsis jika tekanan darah rendah tidak mengalami
kemajuan setelah penggunaan cairan suntik. Norepinephrine memiliki
molekul yang sama dengan hormon dan neurotransmiter Norepinephrine.
Norepinephrine diberikan sebagai injeksi secara perlahan-lahan ke
pembuluh darah.Norepinephrine juga mirip dengan adrenalin.
Norepinephrine digunakan untuk mengobati tekanan darah rendah
(hipertensi) yang membahayakan jiwa yang bisa terjadi dengan kondisi
medis tertentu atau prosedur operasi.
i. Kelenjar Testis
Testis adalah organ yang sangat penting penting pada sistem
reproduksi pria. Fungsi testis adalah untuk memproduksi sperma dan hormon
testosteron. Karena peranannya yang penting itu, kesehatan testis haruslah
selalu dijaga, agar terhindar dari berbagai macam gangguan. Setiap pria
memiliki sepasang testis, yang panjangnya sekitar 5 cm. Testis tumbuh pada
tahap awal pubertas, yakni sekitar usia 10 hingga 13 tahun. Saat testis tumbuh,
kulit pembungkus testis yang dikenal dengan skrotum akan berwarna lebih
gelap, ditumbuhi rambut, serta menggantung ke bawah.
Tidak seperti wanita yang memiliki organ reproduksi terletak di dalam
panggul, kaum pria memiliki organ reproduksi yang berada di dalam dan juga
di luar panggul. Organ reproduksi pada pria meliputi testis, sistem saluran
yang terdiri dari epididimis dan vas deferens, kelenjar aksesori yang meliputi
vesikula seminalis dan kelenjar prostat, serta penis. Semua bagian tersebut,
memiliki fungsi dan peranannya masing-masing. Testis memiliki peranan
penting. Karena pada pria dewasa, kedua testis atau buah zakar menghasilkan
dan menyimpan jutaan sel sperma setiap harinya, yang nantinya dapat
membuahi sel telur wanita jika terjadi ejakulasi saat berhubungan seksual.
Fungsi testis diatur oleh otak dan kelenjar hipofisis (pituari).

Modul 6. Sistem Endokrin Page 28


Testosteron adalah hormon yang penting untuk laki-laki. Produksi
hormon testosteron meningkat ketika laki-laki beranjak remaja. Setelah
menjadi laki-laki dewasa, sekitar umur 30-an, terjadi penurunan produksi pada
hormon ini. Kebanyakan laki-laki memiliki lebih dari cukup hormon
testosteron, tetapi ada yang mengalami kondisi ketika testosteron diproduksi
lebih sedikit dibanding biasanya.
Testosteron memiliki beberapa peran penting dalam tubuh laki-laki, salah
satunya untuk sistem reproduksi. Selain itu, sama halnya dengan estrogen
yang memiliki fungsi dalam pembentukan tulang perempuan, testosteron juga
memiliki fungsi dalam pembentukan kepadatan tulang dan kekuatan otot.

Modul 6. Sistem Endokrin Page 29


Bahkan, hormon ini juga memiliki peran penting dalam kebiasaan tertentu
yang dilakukan oleh laki-laki.
1) Pada sistem endokrin
Sistem endokrin tubuh memiliki beberapa kelenjar yang memproduksi
hormon. Proses terjadinya testosteron bisa dimulai dari hipotalamus.
Hipotalamus mengirim sinyal pada kelenjar pituitary (kelenjar di bawah
otak) mengenai berapa banyak hormon testosteron yang dibutuhkan oleh
tubuh. Lalu dari kelenjar tersebut dikirim ke testis, sampai pada tahap
testis memproduksi testosteron. Testosteron juga dapat diproduksi di
kelenjar adrenal, namun testosteron yang diproduksi di kelenjar adrenal
hanya sebagian kecil. Ketika laki-laki beranjak remaja, testosteron
berfungsi dalam pembetukan suara, jambang, dan beberapa bulu di bagian
tubuh.
2) Pada sistem reproduksi
Ketika pembuahan terjadi, hormon testosteron membantu terjadi
pembentukan genital laki-laki pada janin. Hal ini terjadi sekitar tujuh
minggu setelah terjadinya pembuahan. Saat laki-laki beranjak remaja,
produksi testosteron pun meningkat, maka mulailah terjadinya
pembentukan dan perubahan lebih lanjut pada penis dan testis. Pada saat
inilah, testis memproduksi sperma setiap harinya dalam jumlah yang
banyak. Ketika testosteron yang dihasilkan rendah, kemungkinan laki-laki
dapat mengalami disfungsi ereksi.
3) Mendorong perubahan fisik dan gairah seksual
Sejak remaja, laki-laki sudah mengalami adanya desakan seksual atau
hasrat seksual. Meningkatnya produksi testosteron juga membuat laki-laki
mengalami perubahan fisik pada testis, penis, dan bulu pubis. Selain itu,
tubuh dan otot laki-laki pun mulai terbentuk karena adanya peningkatan
produksi testosteron ini. Pada usia ini, laki-laki akan mendapatkan
stimulasi seksual bahkan melakukan aktivitas seksual. Kedua hal ini dapat
membuat testosteron yang diproduksi semakin meningkat. Selain
perubahan fisik, testosteron juga berpengaruh pada pertumbuhan bulu-bulu
halus di bagian tubuh laki-laki. Bulu-bulu halus akan mulai tumbuh lebat
pada bagian tangan, kaki, ketiak dan tidak jarang tumbuh di bagian dada
laki-laki. Bahkan ada laki-laki yang melakukan terapi testosteron untuk
Modul 6. Sistem Endokrin Page 30
menambah kegagahan fisiknya, namun perlu Anda ketahui bahwa
penambahan testosteron dapat juga mempengaruhi kulit dan pembesaran
dada pada laki-laki. Efek yang ditimbulkan pada kulit bisa berupa iritasi.
Testosteron juga mampu membuat terbentuknya tulang dan otot. Jika pada
perempuan kekurangan estrogen dapat mengakibatkan risiko terjadinya
osteoporosis, kekurangan testosteron dapat menyebabkan kepadatan
tulang yang terbentuk tidak sempurna. Testosteron juga berguna untuk
membakar lemak pada metabolisme tubuh. Kurangnya testosteron dapat
membuat lemak dalam tubuh bertambah.
4) Membentuk kebiasaan tertentu
Pernah mendengar bahwa laki-laki suka berkompetisi? Ya, ternyata
kebiasaan suka berkompetisi pada laki-laki adalah karena fungsi dari
testosteron itu sendiri. Hormon testosteron ini mempengaruhi beberapa
kebiasaan tertentu seperti hal-hal yang berkaitan dengan dominasi dan
agresi. Laki-laki percaya bahwa dengan memenangkan kompetisi dapat
membuatnya lebih percaya diri. Ketika seorang laki-laki kalah dan kurang
termotivasi, biasanya hormon testosteron yang diproduksi saat itu akan
rendah. Rendahnya testosteron yang diproduksi juga dapat mempengaruhi
kurangnya energi pada laki-laki, sehingga sering merembet pada gangguan
tidur.

j. Kelenjar Ovarium
Pada setiap ovarium akan terjadi perkembangan sel telur, pada proses
ini sel telur akan disertai dengan sekelompok sel yang disebut sel folikel “sel
yang berisi cairan tempat tumbuhnya sel telur”. Perkembangan dari sel folikel
ini akan dirangsang oleh hormon Follicel Stimulating Hormone “FSH”.Sejak
masa embrio, sudah terjadi perkembangan oogonium menjadi oosit, sedangkan
oosit tidak akan berkembang menjadi sel ovum matang sampai dimulainya
masa pubertas. Setelah mulai memasuki masa pubertas, ovum yang sudah
matang akan dilepaskan dari sel folikel dan dikeluarkan dari ovarium ke uterus
“rahim”, sel ovum siap untuk dibuahi oleh sel sperma pria.
Apabila sel tersebut tidak buahi, maka seorang wanita akan mengalami masa
mestruasi yaitu luruhnya dinding endometrium bersama dengan sel ovum yang
tidak dibuahi. Sedangkan apabila sel ovum berhasil dibuahi oleh sel sperma,
Modul 6. Sistem Endokrin Page 31
maka hasil pertemuan keduanya atau yang biasa disebut hasil fertilisasi akan
tumbuh dan berkembang di uterus “rahim” menjadi embrio. Selain berperan
untuk memproduksi ovum, ovarium juga memiliki fungsi lain sebagai kelenjar
endoktrin. Ovarium dapat menghasilkan 2 hormon yang fungsi utamanya ialah
untuk menjaga kesehatan reproduksi dan kesuburan, kedua hormon tersebut
antara lain ialah:
1) Estrogen
Estrogen merupakan hormon seks yang penting untuk perkembangan
seksual dan reproduksi, secara kimia, estron mengacu pada hormon yang
terdiri dari estrone, estradiol dan estriol. Beberapa fungsi estrogen bagi
wanita ialah:
a) Merangsang perkembangan organ seks sekunder seperti pertumbuhan
payudara, rambut kemaluan dan ketiak.
b) Mengatur siklus menstruasi dan mengendalikan pertumbuhan dinding
rahim selama masa menstruasi.
c) Estrogen juga berperan dalam pembentukan tulang serta untuk
pembekuan darah.
d) Fungsi estrogen lainnya yaitu dapat mempengaruhi kulit, rambut,
selaput lendir dan otor panggul.
2) Progesteron
Progesteron ialah hormon golongan steroid yang fungsi utamanya
berhubungan dengan siklus mestruasi, kehamilan dan perkembangan
embrio. Beberapa fungsi progesteron antara lain ialah:
a) Mengubah dinding endometrium rahim untuk mempersiapkan tempat
yang nyaman untuk pertumbuhan janin.
b) Menurunkan respon kekebalan tubuh wanita selama terjadinya proses
pembuahan untuk mempersiapkan kehamilan.
c) Progesteron bekerja sama dengan hormon prolaktin untuk
mematangkan payudara agar dapat memproduksi asi.
d) Meningkatkan gairah seksual pada wanita.
e) Membantu perkembangan saraf otak serta berperan dalam melindungi
dan pemulihan cedera jaringan otak dari kerusakan.

Modul 6. Sistem Endokrin Page 32


1.4 Rangkuman

Modul 6. Sistem Endokrin Page 33


Kelenjar pineal sebagai pusat produksi hormon melatonin yang
terlibat dalam aktivitas manusia mengatur ritme tubuh sehari-hari, terutama
siklus siang/malam (ritme sirkadian). Melatonin dilepaskan dalam gelap, saat
tidur. Hormone ini juga menyebabkan timbulnya rasa kantuk. Pada bayi
hormone ini diproduksi banyak sehingga bayi lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk tidur, sejalan dengan kedewasaannya produksi hormone ini
juga menurun.
Hipotalamus berperan sebagai pusat (center) tertinggi kelenjar sistem
endokrin yang melaksanakan fungsinya melalui saraf dan hormonal atau
humoral. Terutama sebagai pengatur kegiatan kelenjar endokrin yang lainnya.
Dengan mengeluarkan hormone trofiknya hipotalamus akan merangsang
hipofise untuk mengeluarkan hormon yang merangsang kelenjar endokrin
yang ada di bawah kendalinya. Hipotalamus sangat sensitive terhadap
berbagai kejadian atau proses-proses di dalam tubuh yang memengaruhi
kestabilan berbagai sistem organ.
Hipofise sebagai pelaksana perintah hipotalamus akan mengeluarkan
hormonnya sesuai dengan order dari hipotalamus melalui hormone trofiknya.
Hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari bertindak sebagai pembawa
pesan dari dan ke banyak sel yang berbeda dalam tubuh. Hormon yang
diproduksi oleh kelenjar pituitary dapat berasal dari bagian pituitari depan atau
belakang.
Hormon dari bagian depan kelenjar, atau dikenal sebagai lobus
anterior: Hormon adrenokortikotropik (ACTH): Hormon ini merangsang
produksi hormon adrenal. Hormon perangsang folikel (FSH) dan Luteinizing
hormone (LH): Hormon-hormon ini bekerja sama satu sama lain sebagai
regulator atas fungsi ovarium dan testis. Hormon pertumbuhan (GH): Hormon
ini sangat penting dalam pertumbuhan tubuh manusia, terutama di tahun-tahun
awal. Untuk anak-anak, hormon ini membantu menjaga komposisi tubuh yang
sehat dan pada orang dewasa, GH bertindak sebagai penyeimbang distribusi
lemak serta menjaga kesehatan tulang dan otot. Prolaktin: Fungsi utama
hormon ini adalah menstimulasi produksi ASI pada wanita. Hormon ini juga
memiliki efek pada aktivitas seksual yang berbeda pada pria dan wanita.
Hormon perangsang tiroid (TSH): Hormon ini merangsang kelenjar tiroid
untuk memproduksi hormonnya sendiri.
Modul 6. Sistem Endokrin Page 34
Hormon dari bagian belakang kelenjar pituitari, atau dikenal sebagai
lobus posterior: Hormon anti diuretik (ADH): Hormon ini merangsang ginjal
untuk meningkatkan penyerapan air dalam darah, mengurangi jumlah air yang
keluar dalam urin. Oksitosin: Oksitosin biasanya memengaruhi proses
persalinan dan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan, seperti produksi ASI.
Kelenjar tiroid berlokasi di bawah jakun dan mengelilingi trakea, yang
merupakan salah satu organ pada sistem pernapasan. Kelenjar ini memiliki
peran yang penting dalam regulasi berbagai proses metabolik di seluruh tubuh.
Salah satu fungsi utama kelenjar tiroid adalah produksi hormon tiroid, yakni
triiodothyronine (T3) dan tiroksin (T4). Keduanya memiliki peran tak
tergantikan dalam proses metabolisme tubuh.
Kelenjar paratiroid adalah kelenjar penghasil hormon paratiroid yang
berperan penting dalam mengatur kadar kalsium dalam darah Kadar kalsium
dalam tubuh diatur secara ketat oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Normalnya,
kelenjar paratiroid memproduksi hormon paratiroid ketika jumlah kalsium
dalam darah berkurang atau terlalu rendah. Jika kadar kalsium naik dan
kembali normal, produksi hormon paratiroid akan berhenti.
Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas menghasilkan enzim pencernaan
yang dialirkan ke saluran cerna. Enzim tersebut memiliki fungsinya masing-
masing. Misalnya, enzim lipase untuk menguraikan lemak, kemotripsin dan
tripsin untuk mencerna protein, serta amilase untuk menguraikan karbohidrat.
Sementara itu, fungsi pankreas untuk merilis hormon, disebut dengan fungsi
endokrin. Pankreas berfungsi melepaskan hormon insulin dan hormon
glukagon. Jenis sel yang berperan dalam menghasilkan hormon insulin pada
pankreas, disebut sebagai sel beta. Sementara itu, sel yang bertanggung jawab
memproduksi hormon glukagon disebut sel alfa. Hormon insulin dikeluarkan
oleh pankreas, untuk menurunkan gula darah saat kadarnya terlalu tinggi di
tubuh. Sebaliknya, hormon glukagon dilepaskan pankreas, apabila kadar gula
darah kelewat rendah.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian utama, yaitu korteks adrenal
(bagian luar) dan medula adrenal (bagian dalam). Korteks adrenal bertanggung
jawab dalam memproduksi tiga jenis hormon, yaitu aldosteron yang mengatur
elektrolit dalam tubuh dan tekanan darah, kortisol yang mengontrol kadar gula
darah dan metabolisme, dan gonadokortikoid yang mengatur hormon seks.
Modul 6. Sistem Endokrin Page 35
Hormon kortisol berperan pada penggunaan gula atau glukosa dan lemak
dalam metabolisme tubuh untuk menyediakan energi. Selain itu berfungsi
mengendalikan stres yang dapat dipengaruhi oleh kondisi infeksi, cedera,
aktivitas berat, serta stres fisik dan emosional. Tidak hanya itu, hormon
kortisol juga membantu mempertahankan tekanan darah normal, sekaligus
mengendalikan kadar gula darah dengan melepaskan insulin. Saat merasa
terancam, maka bagian dari otak akan menyalakan alarm tubuh. Hal itu
kemudian akan memicu kelenjar adrenal yang berada di atas ginjal
mengeluarkan hormon adrenalin, hal ini bersamaan dengan hormon kortisol.
Hormon adrenalin akan meningkatkan detak jantung, sementara hormon
kortisol yang dikenal sebagai hormon stres akan meningkatkan gula dalam
aliran darah, sehingga otak dapat bekerja lebih efektif. Pemberian nama
glukokortikoid karena kemampuannya menambah produksi glukosa. Ini
diselesaikan melalui aksi bersama yang melibatkan sejumlah jaringan,
beberapa jalan biokimia kompleks dan kedua aksi katabolic dan anabolic.
Glukokortikoid menambah produksi glukosa hati dengan cara meningkatkan
kecepatan glukoneogenesis.
Medula adrenal berperan dalam mengeluarkan hormon epinefrin
(adrenalin) dan norepinefrin (noradenalin) pada saat stres. Kedua hormon ini
memiliki fungsi yang serupa, yaitu bertugas meningkatkan aliran darah ke
otot, merangsang jantung berdetak lebih cepat, mempersiapkan tubuh
menghadapi keadaan darurat, memicu pelepasan gula darah, meningkatkan
kewaspadaan pikiran dan mengirimkan sinyal antara sel-sel saraf di otak.
Sementara itu, hormon norepinefrin secara klinis biasanya dipakai untuk
meningkatkan aliran dan tekanan darah ketika tekanan darah dalam tubuh
berada jauh di bawah normal (syok).
Testis adalah organ yang sangat penting penting pada sistem
reproduksi pria. Fungsi testis adalah untuk memproduksi sperma dan hormon
testosteron. Fungsi testis diatur oleh otak dan kelenjar hipofisis (pituari).
Ketika laki-laki beranjak remaja, testosteron berfungsi dalam pembetukan
suara, jambang, dan beberapa bulu di bagian tubuh. Saat laki-laki beranjak
remaja, produksi testosteron pun meningkat, maka mulailah terjadinya
pembentukan dan perubahan lebih lanjut pada penis dan testis. Pada saat
inilah, testis memproduksi sperma setiap harinya dalam jumlah yang banyak.
Modul 6. Sistem Endokrin Page 36
Ketika testosteron yang dihasilkan rendah, kemungkinan laki-laki dapat
mengalami disfungsi ereksi. Testosteron juga mampu membuat terbentuknya
tulang dan otot. Jika pada perempuan kekurangan estrogen dapat
mengakibatkan risiko terjadinya osteoporosis, kekurangan testosteron dapat
menyebabkan kepadatan tulang yang terbentuk tidak sempurna. Testosteron
juga berguna untuk membakar lemak pada metabolisme tubuh. Kurangnya
testosteron dapat membuat lemak dalam tubuh bertambah.
Pada setiap ovarium akan terjadi perkembangan sel telur, pada proses
ini sel telur akan disertai dengan sekelompok sel yang disebut sel folikel “sel
yang berisi cairan tempat tumbuhnya sel telur”. Perkembangan dari sel folikel
ini akan dirangsang oleh hormon Follicel Stimulating Hormone “FSH.
Estrogen merupakan hormon seks yang penting untuk perkembangan seksual
dan reproduksi, secara kimia, estron mengacu pada hormon yang terdiri dari
estrone, estradiol dan estriol. Beberapa fungsi estrogen bagi wanita ialah:
a) Merangsang perkembangan organ seks sekunder seperti pertumbuhan
payudara, rambut kemaluan dan ketiak.
b) Mengatur siklus menstruasi dan mengendalikan pertumbuhan dinding
rahim selama masa menstruasi.
c) Estrogen juga berperan dalam pembentukan tulang serta untuk
pembekuan darah.
d) Fungsi estrogen lainnya yaitu dapat mempengaruhi kulit, rambut,
selaput lendir dan otor panggul.
Progesteron ialah hormon golongan steroid yang fungsi utamanya
berhubungan dengan siklus mestruasi, kehamilan dan perkembangan
embrio. Beberapa fungsi progesteron antara lain ialah:
a) Mengubah dinding endometrium rahim untuk mempersiapkan tempat
yang nyaman untuk pertumbuhan janin.
b) Menurunkan respon kekebalan tubuh wanita selama terjadinya proses
pembuahan untuk mempersiapkan kehamilan.
c) Progesteron bekerja sama dengan hormon prolaktin untuk
mematangkan payudara agar dapat memproduksi asi.
d) Meningkatkan gairah seksual pada wanita.
e) Membantu perkembangan saraf otak serta berperan dalam melindungi
dan pemulihan cedera jaringan otak dari kerusakan
Modul 6. Sistem Endokrin Page 37
1.5 Evaluasi Belajar (Latihan atau Tugas-tugas)
a. Latihan-latihan (kunci jawaban ada di rangkuman)
1) Jawablah soal-soal di bawah ini
a) Jelaskan menurut pemahaman saudara hipotalamus sebagai pengatur
hormone dalam jalur produksi
b) Jelaskan menurut pemahaman saudara kegunaan hormon-hormon yang
dihasilkan oleh hipofise dan fungsinya pada target organ.
2) Kerjakan tugas-tugas di bawah ini
Buat suatu tabel yang berjudul kelenjar-kelenjar endokrin, hormon
yang dihasilkan, target organ, dan efek utamanya.
Cara mengerjakan tugas.
a) Pada bagian atas tabel ada judul
b) Pada bagian kolom ada bagian hormone yang dihasilkannya,
target organ primernya, target organ sekunder, efek utama
hormone dari target organ sekunder.
c) Pada bagian baris berisi nama kelenjar endokrin,
b. Cara Pengumpulan Latihan atau Tugas-tugas
1) Dibuat secara berkelompok
2) Kelompok diberi nama kelompok I,II,III,IV, dan seterusnya
3) Anggota kelompok berjumlah 3-5 orang
4) Anggota kelompok dipilih berdasarkan nomor urut absen kelas secara
berurutan (pemilihannya tidak boleh loncat-loncat)
5) Topik tugas untuk setiap kelompok sama, tetapi materi yang akan
disajikan diberikan kebebasan setiap kelompok untuk memilihnya
6) Materi yang disajikan sesuai dengan materi yang diajarkan
7) Jawab soal dan tugas dibuat dalam softcopy
8) Dishare di group WA kelas
9) Dishare paling lambat 4 minggu, dihitung dari saat pertama tugas
disepakati antara dosen dengan mahasiswa
10) Format atau struktur penulisan tugas ada dalam lampiran 1

c. Indikator Penilaian

Modul 6. Sistem Endokrin Page 38


1) Tugas dibuat sesuai dengan format (struktur) yang disepakati bersama
antara dosen pengampu dengan mahasiswa
2) Isi atau konten tugas sesuai dengan materi pembelajaran
3) Tugas mengacu kepada fenomena yang berkembang di masyarakat
atau bisa berupa prediksi
4) Fenomena yang diacu sesuai dengan keinginan dan keahlian yang
dimiliki oleh mahasiswa
5) Tugas yang dibuat sebaiknya yang aplikatif
d. Kriteria Penilaian
1) Penilaian Jawaban Latihan
STANDAR PENILAIAN E D C B A
LATIHAN <20 20-40 41-60 61-80 >80
Jawaban sesuai dengan rangkuman
dan ada pengembangan lain yang √
sesuai
Jawaban sesuai dengan rangkuman -

Jawaban kurang sesuai dengan -
rangkuman √
Jawaban sangat kurang sesuai -
dengan rangkuman √
Jawaban menyimpang dari
rangkuman √

2) Penilaian Tugas-Tugas

STANDAR PENILAIAN E D C B A
TUGAS-TUGAS <20 20-40 41-60 61-80 >80
Memenuhi indikator penilaian -

Kesesuaian tugas dengan keinginan -


masyarakat
Kesesuaian tugas dengan kebutuhan -
masyarakat
Kesesuain tugas dengan kegemaran -
mahasiswa
Kesesuain tugas dengan keahlian -
mahasiswa
Langsung bisa diaplikasikan
JUMLAH TERPENUHI 0 1 2 3 >3
*Bila tugas yang dibuat langsung bisa diaplikasikan maka nilai secara otomatis “A”

Modul 6. Sistem Endokrin Page 39


F. Buku Pegangan

Pangkahila, W. (2007). Anti Aging Medicine. Memperlambat Penuaan Meningkatkan


Kualitas Hidup. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Siswosuharjo, S. (2018). Anti Aging. Ingin Hidup 100 Tahun (lagi). Solo: Metagraf.

Modul 6. Sistem Endokrin Page 40

Anda mungkin juga menyukai