Anda di halaman 1dari 7

ASKEP PADA PASIEN DENGAN RISIKO BUNUH DIRI

Dosen Pembimbing : Ns. Retty Octi Syafrini, M.Kep, SP. Kep. J

OLEH:
Sari Wahyuni
201922074

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM
JAMBI 2020
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah: Resiko bunuh diri pada Tn. K

DI RSJD JAMBI

PERTEMUAN 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Ds:
 Klien mengatakan sudah tidak berguna lagi dan lebih baik mati
Do:
 Ekspresi murung
 Tidak bergairah
 Banyak diam
 Kontak mata kurang
 Hanya makan 5 sendok
 Kurang tidur sering melamun
 Luka lecet di leher
2. Diagnosa keperawatan: resiko bunuh diri
3. Tujuan:
 Klien tidak dapat melakukan percobaan bunuh diri
4. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
b. Mengamankan benda-benda yang dapat mengamankan pasien
c. Melakukan kontak treatment
d. Mengajarkan cara mengendalikan dengan bunuh diri
e. Melatih cara mengendalikan bunuh diri
B. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam Terpetik
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya perawat Sari Wahyuni
saya senang dipanggil Sari. Saya mahasiswa praktek dari Stikes
Baiturahim, nama bapak siapa ?
Sukanya dipanggil siapa pak ?
b. Validasi
“Bagaimana perasaan dan kabar bapak hari ini ? Bagaimana tidurnya
semalam ?
c. Kontrak
“Bagaimana pak kalau hari ini kita berbincang-bincang tentang benda-
benda apa saja yang dapat membahayakan diri bapak, serta bagaimana
cara mengendalikan dorongan bunuh diri ? tujuannya agar bapak tahu
benda-benda apa saja yang dapat membahayakan diri bapak, serta
bapak dapat mengetahui cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
Dimana kita akan bicara ?
Bagaimana kalau ditaman ? berapa lama kita akan berbincang-
bincang? Bagaimana kalau waktu berbincang-bincang kita 10 menit?
Apa bapak setuju?

2. Fase kerja
“Bapak, apakah bapak tahu benda-benda yang dapat membahayakan diri
bapak? Coba sebutkan apa saja benda-benda tersebut. bagus sekali bapak,
bapak tahu benda-benda yang dapat membahayakan diri bapak. Apakah
salah satu benda tersebut ada dikamar bapak ? kalau ada benda tersebut
jangan bapak dekati atau bapak pegang ya pak. Apa bapak sering
mendengar bisikan yang mendorong bapak untuk melakukan bunuh diri ?
apa yang bapak lakukan ketika suara-suara itu datang ? bapak, bagaimana
kalau saya ajarkan cara-cara untuk mengusir suara-suara itu, apakah bapak
mau ? pak, kalau suara-suara itu ada, bapak tutup kedua telinga rapat-rapat
seperti ini pak, dan katakana dengan keras JAUHI SAYA, PERGI KAMU
!!! KAMU PALSU. Coba bapak lakukan seperti itu bagus sekali.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjek dan objektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah bapak mngetahui benda-benda
yang dapat membahayakan diri bapak, dan mengetahui cara mengusir
suara-suara yang menyuruh bapak melakukan bunuh diri? Coba bapak
ulangi lagi apa yang saya ajarkan tadi. Iya, begitu pak, bagus.
b. RTL
“Bapak, selama kita tidak bertemu, bila bapak melihat benda-benda
yang dapat membahayakan bapak, segera jauhi dan jika bapak
mendengar suara-suara itu kembali, segera bapak usir dengan cara
yang sudah kita pelajari tadi ya pak”.
c. Kontrak yang akan datang
“Baiklah sekarang bapak saya tinggal dulu, kapan kita bisa bertemu
lagi pak? Bagaimana kalau besok? Baiklah besok kita akan membahas
tentang cara berfikir positif tentang diri sendiri dan menghargai diri
sebagai individu yang berharga. Tempatnya mau dimana pak ?
bagaimana kalau jam 09.00 ? apakah bapak setuju? Baiklah pak
selamat beristirahat. “Wassalamualiakum”.
ASUHAN KPERAWATAN PADA PASIEN RBD

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama lengkap : Tn. K
Usia : 48 Thn.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Alamat : Jln. Syarif Hidayatullah, Kuala Tungkal
2. Alasan masuk
Klien dibawa kerumah sakit jiwa karena mencoba gantung diri
3. Faktor Predisposisi
Klien frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan/ di PHK oleh
perusahaan tempat ia bekerja
4. Faktor Presipitasi
Klie mengatakan hidupnya tak berguna lagi dan lebih baik mati saja.
Masalah keperawatan:
1) Resiko bunuh diri
5. Fisik
Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher.
BB pasien menurun, tampak murung, tidak bergairah, banyak diam,
kontak mta kurang, kurang tidur dan sering melamun.
TD: 110/70 mMhg S: 37ºc N: 80 x/i BB: 55 Kg dan TB: 165cm.

B. Catatan Perawatan dan Perkembangan


1. Tanggal 25/12/2020
Jam 10.00 Wib
 Diagnosa keperawatan: resiko bunuh diri
 Implementasi:
1) Tanda dan gejala
 Keputus asaan
 Perasaan tidak berguna
 Imsomnia
 Kehilangan pekerjaan
2) Tindakan keperawatan
a. Pada pasien:
1: Sp 1 pasien
- Membina hubungan saling percaya dengan klien
- Mengidentifikasi benda - benda yang dapat
membahayakan pasien
- Mengamankan benda - benda yang dapat
membahayakan pasien
- Melakukan kontak treatment
- Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
 Evaluasi
S: Klien menyatakan sudah mencoba belajar berkenalan namun masih
enggan dilakukan
O: Klien aktif dan memperhatikan selama latihan berkenalan dengan
perawat
Dalam risiko bunuh diri
1. Prilaku bunuh diri
Ds: Klien menyatakan ingin bunuh diri/ ingin mati saja, tak ada
gunanya hidup
Do: Pernah mencoba bunuh diri
2. Koping maladaptif
Ds: Menyatakan tidak berguna, putus asa
Do: Klien tampak murung, tidak bergairah, banyak diam,
kurang tidur dan sering melamun.
A: Klien sudah tahu cara berkenalan dengan menyebutkan nama,
asal, hobi
P: lanjutkan berkenalan dengan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai