Anda di halaman 1dari 3

Pasal 9

Dasar-Dasar Pengetahuan Ilmiah dan Sikap Profesional

Psikolog dan/atau Ilmuan Psikologi dalam pengambilan keputusan harus


berdasar pada pengetahuan ilmiah dan sikap profesional yang sudah teruji dan
diterima secara luas atau universal dalam disiplin ilmu Psikologi.

Pasal 10

Pendelegasian Pekerjaan pada Orang Lain

Psikolog dan/atau Ilmuan Psikologi yang mendelegasikan pekerjaan pada


asisten, mahasiswa, mahasiswa yang disupervisi, asisten penelitian, asisten
pengajaran, atau kepada jasa orang lain seperti penerjemah; perlu mengambil
langkah-langkah yang tepat untuk:

a) Menghindari pendelegasian kerja tersebut kepada orang yang memiliki


hubungan ganda dengan yang diberikan layanan psikologi, yang mungkin
akan mengarah kepada eksploitasi atau hilangnya objektivitas.
b) Memberikan wewenang hanya untuk tanggung jawab di mana orang yang
diberikan pendelegasian dapat diharapkan melakukan secara kompeten
atas dasar pendidikan, pelatihan atau pengalaman, baik secara
independen, atau dengan pemberian supervisi hingga level tertentu; dan
c) Memastikan bahwa orang tersebut melaksanakan layanan psikologi
secara kompeten.

Contoh Kasus

Pasal 9

IK adalah seorang Psikolog yang baru 3 bulan menyandang gelar Psikolog.


Ia mendapatkan izin praktik setelah lulus ujian kompetensi. Saat membuka
praktik, datang seorang pasien berinisial DN yang menceritakan
permasalahannya kepada psikolog IK. Setelah mendengar permasalahan
tersebut, psikolog IK langsung mendiagnosa dan melakukan intervensi kepada
DN. Bahkan psikolog IK melakukan intervensi baru yang dibuatnya sendiri
tanpa adanya penelitian terkait hal tersebut. Psikolog IK juga mengambil
keputusan yang menurutnya benar.

Analisa Kasus :

Pada kasus tersebut, psikolog IK melanggar kode etik karena langsung


mendiagnosa bahkan langsung memberikan intervensi tanpa adanya proses
assesmen yang mendalam terhadap klien. Selain itu juga, psikolog IK
memberikan intervensi baru yang dibuatnya sendiri, padahal belum ada
penelitian terkait intervensi yang diberikan. Hal ini jelas melanggar kode etik
psikologi dalam hal kompetensi.

Pasal 10

Salah satu organisasi daerah yang ada di kota Yogyakarta mengunjungi salah
satu kabupaten yang ada di Sulawesi Utara untuk mengadakan safari pendidikan
sebagai program yang bertujuan untuk memperkenalkan pendidikan di
Yogyakarta. Pada safari tersebut dilaksanakan test psikologi oleh Biro Psikologi
yang ada di daerah tersebut dan yang memberikan instruksi, intervensi, dan
supervisi adalah guru yang memiliki pendidikan strata 1 dalam bidang
pendidikan. Biro ini melakukan kerja sama dengan pihak sekolah dalam bentuk
pelaksanaan Psikotes. Biro hanya mengirimkan alat tesnya dan kemudian
hasilnya akan dikirim ulang. Bentuk intervensi dan supervisi selanjutnya
diserahkan kepada guru BK.

Analisa kasus :

Kasus di atas melanggar kode etik dalam hal pendelegasian pekerjaan pada
orang lain. Berdasarkan pasal 10, psikolog selaku kepala biro layanan psikologi
melakukan pelanggaran karena memberikan kewenangan kepada guru BK
dengan latar belakang sarjana pendidikan yang tidak mempelajari lebih dalam
mengenai psikologi, tidak adanya pelatihan maupun supervisi. Selain itu juga
psikolog tersebut tidak bisa memastikan bahwa guru BK yang ditugaskan telah
melaksanakan tugasnya secara kompeten karena tidak melihat langsung ataupun
mengenal orang yang bersangkutan karena hanya mengirim alat tes. Seharusnya
psikolog tersebut mendelegasikan tugasnya sesuai dengan apa yang tertera pada
pasal 10 yang memiliki pengetahuan dalam psikologi, selain itu juga sudah
mengikuti pelatihan dan berpengalaman dalam hal melakukan tes psikologi.

Anda mungkin juga menyukai