NIM : 15.01.1255
Tingkat/Jurusan : II-D/Teologi
I. Pendahuluan
II. Pembahasan
II.1.Pengertian Pendidikan Agama Kristen (PAK)
Remaja dalam arti adolescence dalam bahasa Inggris, berasal dari kata adolescere
yang artinya tumbuh kearah kematangan. Remaja adalah suatu masa dimana individu
1
Paulus Linik Kristianto, Pinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta: Andi, 2008), 4
2
Harianto GP, PAK Dalam Alkitab dan Dunia Pendidikan Masa Kini, (Yoyakarta: Andi, 2012), 52
3
Elisabeth, PAK Pada Anak Usia Dini, (Bandung: Bina Media Informasi, 2009), 1
mengalami perkembangan psikologis, biologis, dan pola identifikasi dari kanak-kanak
menjadi dewasa, terjadi peralihan dan ketergantungan social-ekonomiyang penuh kepada
keadaan yang relative lebih mandiri.4 Masa remaja merupakan masa transisi atau masa
peralihan yang mengalami perubahan dari masa anak-anak menuju masa dewasa.
Perubahan yang dimaksud dalam hal ini bagaimana si anak mengambil keputusan yang
terbaik dalam kehidupannya. Masa remaja memerlukan penyesuaian diri dengan fisiknya
untuk dapat menerima keadaan dirinya. 5 Istilah yang biasanya dipakai dalam percakapan
psikologi perkembangan tentang remaja adalah “adolescence” yang dimulai kira-kira
pada usia 12 tahun sampai dengan 18 tahun.untuk masa adolescence ini dibagi lagi
menjadi remaja awal (early adolescence: 12-15 tahun) dan remaja madya (middle
adolescence: 16-18 tahun). Oleh karena itu dalam pada umumnya usia 12-15 tahun itu
berada pada sekolah menengah pertama.6
Pendidikan Agama Kristen dimulai dari anak-anak. Lima kelompok usia anak-
anak adalah 0-1, 2-3, 4-5, 6-8, 9-11. Sasaran utamanya adalah anak mengenal dan
menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadinya. Dengan demikian Pendidikan Agama
Kristen Anak menjadi begitu penting. Masa anak-anak merupakan periode yang berbeda
dibandingkan kehidupan orang dewasa. Secara emosi, anak-anak belajar
mengendalikannya ketika mereka berhubungan dengan orang lain dalam konteks sosial.7
Remaja (usia 12-17 tahun), dengan karateristiknya yang berjangkauan luas dan
penuh warna, merupakan kekuatan besar bagi gereja dan keluarga. Mereka hidup dalam
periode transisi atau peralihan antara masa kanak-kanak dan dewasa. Mereka disebut
remaja karena memiliki budaya dan ciri tersendiri.budaya disini didefinisikan sebagai
kebiasaan, kepercayaan, system nilai dan bentuk pikiran dari orang-orang tertentu dalam
waktu periode tertentu. Ketika kita berpikir tentang remaja dalam konteks PAK,
gambaran tentang rambut gondrong dan musik rock penting dihilangkan dari pikiran kita.
Sebab yang paling penting dalam hidup kita bukan sekedar symbol-simbol saja, tetapi
4
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), 11-12
5
Dame Taruli, Dkk, PAK Kepada Remaja dan Pemuda, (Medan: Partama Mitra), 13
6
Daniel Nuhamara, Pendidikan Agama Kristen Remaja, (Bandung: Jurnal Info Media, 2008), 9
7
Paulus Linik Kristianto, Pinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, 87
lebih pada hakikatnya. Hakikat terdiri dari kumpulan nilai-nilai yang diletakkan sebagai
akar dari pengertian, pengalaman, pengambilan keputusan dan pilihan hidup.8
Alkitab mengajarkan bahwa pelayanan PAK bagi anak sangatlah penting. Umat
Allah dalam Perjanjian Lama diperintahkan Tuhan untuk mendidik anak-anak mereka agar
sungguh-sungguh mengenal dan taat kepada Allah. Dalam Ulangan 6:4-6, “Dengarlah hai
orang Israel Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa, Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang
telah kuperintahkan pada hari ini haruslah engkau perhatikan”. Dalam Perjanjian Baru
dikatakan juga bahwa anak-anak juga sangat memerlukan perhatian dan pembinaan dari
orangtua. Yesus menegaskan bahwa Allah Bapa juga mencintai anak-anak seperti yang
dikemukakannya dalam perumpamaan “Domba yang hilang” (Mat. 18:12-14). Begitu juga
kepada Jemaat di Efesu, Rasul Paulus menegaskan agar orangtua mendidik anak-anak
mereka didalam ajaran Tuhan (Ef. 6:4); juga dalam 1 Yoh. 2:12 dikatakan bahwa anak-
8
Paulus Linik Kristianto, Pinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, 11
9
Rida Gultom, Dkk, Pendidikan Agama Kristen, (Medan: Partama Mitra Sari, 2011), 7-8
anakpun merupakan penerima kasih dan rahmat Allah; dan dalam 2 Yoh. 1:4 diktakan
bahwa anak-anak harus dibina untuk hidup dalam kebenaran, sebab hal demikianlah yang
berkenan kepada Allah.10
10
Rida Gultom, Dkk, Pendidikan Agama Kristen, 9-10
11
E. G. Homrighausen & I. H.Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Giunung Mulia, 1987)
137-138
12
John M.Nainggolan, Pendidikan Berbasis Nilai-nilai Kristiani, (Bandung: Bina Media Informasi), 82-83
13
E. G. Homrighausen & I. H.Enklaar, Pendidikan Agama Kristen,138
II.7. Konteks Pendidikan Agama Kristen Anak-anak
1. Dalam Keluarga
2. Dalam Gereja
1. Melalui ibadah
14
Elisabeth, PAK Pada Anak Usia Dini, 13
2. Melalui pemberitaan/pengajaran
3. Melalui kepatuhan terhadap Firman Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan yang dilakukan oleh gereja bukanlah ditujukan kepada orang dewasa
saja, tetapi mencakup keseluruhan manusia, baik anak-anak, remaja/pemuda, dewasa,
lansia, dan tidak dibedakan pada suku, ras, kulit, dll. Jadi dapat dikatakan bahwa gereja
adalah sebagai wadah dan pelaksana penegakan ajaran dan nilai-nilai agama melalui
pendidikan Agama Kristen dalam panggilannya di tengah-tengah dunia ini.
3. Dalam Sekolah
Pendidikan sekolah justru kebalikan dari pendidikan keluarga. Hal-hal yang tidak
bisa dilakukan dalam keluarga maka akan dilakukan di sekolah misalnya kurikulum yang
sistematis, pendidikan yang disiplin, pengaturan dan wibawa yang benar,sebagai guru,
juga bisa dilakukan di lingkungan sekolah. Pendidikan di sekolah lebih sistematis yang
sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu pendidikan sekolah disebut
pendidikan yang formal.
1. Apa yang dapat dikategorikna sebagai pendidikan dalam iman (tradisi iman tertentu).
Tipe ini menaruh perhatian terhadap pewarisan kepercayaan religious/ yakni
kepercayaan, tradisi dan praktek agamawi kolektif dari satu kelompok (umat) dimana
kelompok itu mengidentifikasikan diri sebagai suatu persekutuan iman.
2. Apa yang bisa kita sebut education inreligion (pendidikan dalam agama/tentang
agama). Disini pendidikan dalam agama memberi kontribusi terhadap pendidikan
umum dari peserta didik. Rasional dan tujuan dari tipe pendidikan agama ini tidak
lahir dari suatu persekutuan iman, tetapi dari pendidik yang memberi perhatian
kepada proses pendidikan yang umum.
Dari pendapat diatas dapat saya simpulkan bahwa sekolah adalah merupakan
relasi antara pendidikan keluarga atau rekan sekerja untuk memberikan pendidikan
terhadap anak-anak yaitu pendidikan iman, moral sesuai dengan pencapaian tujuan
pendidikan nasional.
2.8. Metode Pendidikan Agama Kristen Bagi Anak dan Remja
1.
2. Cerita Alkitab
3. Ayat Hafalan
4. Mengajar Dengan Nyanyian
5. Mengajar Melalui Ekspresi
6. Mengajar Dengan Alat Peraga
III. Kesimpulan
IV. Daftar Pustaka