Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB 2
ISI
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di atas
muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok,dinding geser dan
tangga, yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting.
2.2.1. Kolom
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material
yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Teknik Pelaksanaan Struktur dan Bangunan | 2
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan.
Teknik Pelaksanaan Struktur dan Bangunan | 3
1 .Panjang Kolom
Pada umumnya, kapasitas pikul-beban kolom berbanding
terbalik dengan kuadrat panjang elemennya. Selain itu, faktor lain
yang menentukan besar beban tekuk adalah yang berhubungan dengan
karakteristik kekakuan elemen struktur (jenis material, bentuk, dan
ukuran penampang).
2. Kekakuan
Kekakuan elemen struktur sangat dipengaruhi oleh banyaknya
material dan distribusinya. Pada elemen struktur persegi panjang,
elemen struktur akan selalu menekuk pada arah seperti yang
diilustrasikan pada di bawah bagian (a). Namun bentuk
berpenampang simetris (misalnya bujursangkar atau lingkaran) tidak
mempunyai arah tekuk khusus seperti penampang segiempat. Ukuran
distribusi material (bentuk dan ukuran penampang) dalam hal ini pada
umumnya dapat dinyatakan dengan momen inersia (I).
3. Kondisi ujung elemen struktur
Apabila ujung-ujung kolom bebas berotasi, kolom tersebut
mempunyai kemampuan pikul-beban lebih kecil dibandingkan dengan
kolom sama yang ujung-ujungnya dijepit. Adanya tahanan ujung
menambah kekakuan sehingga juga meningkatkan kestabilan yang
mencegah tekuk. Mengekang (menggunakan bracing) suatu kolom
pada suatu arah juga meningkatkan kekakuan. Fenomena tekuk pada
umumnya menyebabkan terjadinya pengurangan kapasitas pikul-
beban elemen tekan. Beban maksimum yang dapat dipikul kolom
pendek ditentukan oleh hancurnya material, bukan tekuk. Untuk
kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu
kolom utama dan kolom praktis.
Teknik Pelaksanaan Struktur dan Bangunan | 5
2.2.2.
Balok
2.2.3. Plat Lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, jadi
merupakan lantai tingkat. Plat lantai ini didukung oleh balok-balok yang
bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
a. Besar lendutan yang diijinkan
b. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
c. Bahan konstruksi dan plat lantai
Teknik Pelaksanaan Struktur dan Bangunan | 8
Dinding Geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever tipis
yang langsing vertikal, untuk digunakan menahan gaya lateral. Biasanya dinding
geser berbentuk persegi panjang, Box core suatu tangga, elevator atau shaft
lainnya. Dan biasanya diletakkan di sekeliling lift, tangga atau shaft guna
menahan beban lateral tanpa mengganggu penyusunan ruang dalam bangunan.
Usaha untuk memonolitkan antara profil dengan beton pada struktur
dinding geser, diberikan kabel pada dinding yang berupa baja mutu tinggi.
Dengan pemberian profil sebagai tambahan untuk pengaku dalam menahan gaya
lateral. Dinding geser dengan penambahan profil memberikan hasil kapasitas
yang jauh lebih besar dibandingkan penampang dinding geser biasa dengan
selisih beda 100% yang bisa dilihat pada diagram interaksi momen (Mn) dan
beban axial(Pn). Perbedaan tersebut didapat dengan menarik garis linear pada
diagram tersebut. Didapat momen pada dinding geser tanpa profil sebesar Mn =
25000 KNm, sedangkan momen pada dinding geser dengan profil sebesar Mn
=50000 KNm.
Dengan adanya dinding geser yang kaku pada bangunan, sebagian besar
beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut. Menurut Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2006
(Purwono et al., 2007), perencanaan geser pada dinding structural untuk
bangunan tahan gempa didasarkan pada besarnya gaya dalam yang terjadi akibat
beban gempa. Namun, dalam prakteknya masih terdapat keraguan akan
keandalan hasil desain dinding geser berdasarkan konsep ini. Hal ini menyebab
kan masih disyaratkannya konsep desain kapasitas untuk perencanaan dinding
geser dalam berbagai proyek gedung tinggi di Indonesia. Menurut konsep desain
Teknik Pelaksanaan Struktur dan Bangunan | 11
2.2.6. Atap
Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang melilndungi
gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik
(mikrokosmos/makrokosmos).
Permasalahan atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi,
bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya. Di daerah tropis atap
Teknik Pelaksanaan Struktur dan Bangunan | 12
merupakan salah satu bagian terpenting. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap
dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan
penutup. Penopang rangka atap adalah balok kayu / baja yang disusun membentuk
segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda.
2.2.6.2. Komponen Atap
Konstruksi (kuda-kuda) di
bawah penutup atap yang
memikul beban penutup dan
pengaruh cuaca
Sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapar
mendukung beban atap sampai beban atap sampai dengan bentang 75 m,
seperti pada hanggar pesawat, stadion olahraga, bangunan pabrik, dan lain-
lain.
usuk, gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air hujan, orang pada
saat memasang/memperbaiki atap).
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di
atas muka tanah (SNI 2002)
Teknik Pelaksanaan Struktur dan Bangunan | 15
2. Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat/lantai, balok,dinding geser dan tangga,
yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting.
3. Beban-beban pada struktur bangunan bertingkat, menurut arah bekerjanya dapat
dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Beban Vertikal (Gravitasi)
Beban mati (Dead Load)
Beban hidup (Live Load)
Beban Air Hujan
b. Beban Horizontal (Lateral)
Beban Gempa (Earthquake)
Beban angin (Wind Load)
Tekanan Tanah dan Air Tanah
3.2. Saran
Dalam pembuatan suatu gedung, selain memperhatikan faktor struktur bagian
bawah, juga harus memperhatikan struktur gedung bagian bawah.
Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat rawan
terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu,
diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapat memenuhi
kriteria kekuatan (strenght), kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety), dan
umur rencana bangunan (durability).
DAFTAR PUSTAKA
http://pustaka-ts.blogspot.com/2010/11/struktur-kolom.html
http://www.scribd.com/doc/53250428/10/Struktur-Atas
http://ml.scribd.com/doc/13000401/200212-SNI-0328472002-Beton
http://etd.eprints.ums.ac.id/8126/1/D100040035.pdf
http://etd.eprints.ums.ac.id/14362/2/BAB_I.pdf
Teknik Pelaksanaan Struktur dan Bangunan | 16
http://eprints.undip.ac.id/27157/1/Membangun_rumah_2_lantai_(_IX_).pdf
A.G Tamrin.2008. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung jilid 2 untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional