Anda di halaman 1dari 37

Kegiatan Belajar 1

Pengertian Belajar

A. Pengertian Belajar

Menurut definisi lama, Yang dimaksud dengan belajar adalah menambah dan mengumpulkan

pengetahuan. Yang di utamakan dalam definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-

banyaknya untuk menjadi cerdas atau membentuk intelektual, sedangkan sikap dan keterampilan

diabaikan.

Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah proses pengalaman (learning is

Experiencing ), artinya belajar itu suatu prosesinteraksi antara individu dengan lingkungan. Definisi

belajar yang umum diterima saat ini adalah bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai

pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

B. Hakikat Belajar

Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know, learning to do,

learning to live together, and learning to be. Learning to know adalah belajar untuk mengetahui yang

menjadi target dalam belajar adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat

mengantarkan siswa untuk mengetahui dan memahami substansi materi yang dipelajarinya.

Learning to do artinya belajar untuk berbuat, yang menjadi target dalam belajar adalah adanya proses

melakukan atau proses berbuat, dalam hal ini siswa harus mengerjakan, menerapkan, menyelesaikan

persoalan, melakukan eksperimen, penyelidikan, penemuan, pengamatan, simulasi dan sejenisnya.

Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama, yang menjadi target dalam belaajar

adalah siswa mempunyai kemampuan untuk hidup bersama atau mampu hidup dalam kelompok.

Learning to be artinya belajar untuk menjadi, yang menjadi target dalam belajar adalah mengantarkan

siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat, dan kemampuannya.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu :

a. Faktor dari dalam diri siswa(Intern) , yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya

adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta

kebiasaan siswa.
b. Faktor dari luar diri siswa (ekstern), yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah

lingkungan fisik dan non fisik ( termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira,

menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah, (termasuk

dukungan komite sekolah), guru, pelaksana pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan

faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar sebab guru merupakan

manajer atau sutradara dalam kelas. Guru harus memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan

dalam profesi guru.

Kegiatan belajar 2

Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

A. Karakteristik Proses Pembelajaran di Kelas Dasar

1.        Teoari belajar

ada beberapa faktor yang dapat dikaji sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses belajar di

Sekolah Dasar.

a.       Teori belajar disiplin mental

Karakteristik teori belajar mental menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah daya mental

seperti daya yang untuk mengamati, menaggapi, mengingat dan berpikir dan sebagainya yang dapat

dilatih dan didisiplinkan.

b.      Teori belajar asosiasi

Teori belajar asosiasi yaitu pada perubahan tingkah laku yang menekankan pola perilaku baru yang

diulang-ulang sehingga menjadi aktivitas yang otomatis.

c.       Teori Insight

Menurut teori Insight adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan terjadi apabila siswa

menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang bersifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif.

d.      Teori belajar Gestalt

Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya belajar lebih

mengutamakan keseluruhan, kemudian melihat bagian-bagiannya yang mengandung makna dan

hubungan.

2.        Tipe belajar

Menurut Gagne ada 8 tipe belajar yang dapat dilakukan siswa, yaitu :

   a.    Signal learning ( belajar melalui isyarat )


   b.    Stimulus-respon learning ( belajar melalui rangsangan tindak balas)

   c.    Chaining learning (belajar melalui rangkaian )

   d.   Verbal association learning ( belajar melalui perkaitan verbal )

   e.    Discrimination learning ( belajar melalui membeda-bedakan)

   f.     Concept learning (belajar melalui konsep)

   g.   Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)

   h.   Problem solving learning ( belajar melalui pemecahan masalah)

3.        Hasil belajar

Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi

akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut.

Gagne (1979) menyebutkan ada 5 tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa yaitu : 1). Motor

skills, 2). Verbal information, 3) intelectual skills, 4). Attitudes 5). Cognitive strategies.

B.       Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar.

Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6-12 tahun yang termasuk pada perkembangan masa

pertengahan (middle childhood ) memiliki fase-fase yang unik dalam perkembangannya yang

menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang bersangkutan. Dapat perkembangan siswa dapat

dilihat dari aspek perkembangan berikut.

1.      Perkembangan Fisik

Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat berat, tinggi badan, dan perkembangan

motorik. Siswa pada tingkat Sekolah Dasar, kemampuan motoriknya mulai lebih halus dan terarah

( refined motor skills),tetapi berat badan siswaa laki-laki lebih ramping dari pada siswa perempuan

karena masa adolesen perempuan lebih cepat dari pada laki-laki.

2.      Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial siswa pada tingkat Sekolah Dasar sudah terasa ada pemisahan kelompok jenis

kelamin (separation of the sexes) seingga dalam pengelompokan, siswa lebih senang berkelompok

berdasarkan jenis kelamin padahal kurang sesuai menurut kriteria pengelompokan belajar.

3.      Perkembangan Bahasa

Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara dinamis. Dilihat dari cara siswa

berkomunikasi menunjukkan bahwa mereka sudah mampu menggunakan bahasa yang halus dan

kompleks.
4.      Perkembangan kognitif

Piaget mengemukakan bahwa pada usia Sekolah Dasar siswa akan memiliki kemampuan berpikir

operasional kongkret (concrete operational) yang disebut pula sebagai masa performing operation.

Pada tahap ini siswa sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, menghubungkan,

memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan membagi.

5.      Perkembangan Moral

Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa Sekolah Dasar adalah kemampuan bertindak menjadi

orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu berorientasi pada orang lain yang dianggap berbuat baik.

Bahwa siswa akan melakukan tindakan yang baik apabila orang lain yang dianggap berbuat baik.

6.      Perkembangan Ekspresif

Pola perkembangan ekspresif siswa Sekolah Dasar dapat dilihat dari kegiatan ungkapan bermain dan

kegiatan seni (art) siswa sekoah dasar sudah menyadari aturan dari suatu permainan, bahkan siswa

pada usia itu sudah mulai membina hobinya.

7.      Aspek-aspek Inteligensi

Aspek-aspek inteligensi dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa. Dikenal 7 jenis inteligensi

dalam kehidupan sehari-hari. Inteligensi itu tidak berfungsi sendiri-sendiri tetapi setiap individu

memiliki campuran yang unik dari ke 7 inteligensi tersebut. Aspek-aspek inteligensi tersebut adalah

iteligensi linguistik, logis-matematis, spasial, musik, fisik-kinestetik, intrapribadi, dan interpribadi.

8.      Aspek kebutuhan Siswa

Secara umum ada dua kebutuhan siswa : 1) psiko-biologis yang dinyatakan dalam keinginan, minat,

tujuan, harapan dan masalahnya; 2) sosial yang berkaitan dengan tuntutan lingkungan masyarakat,

biasanya menurut pandangan orang dewasa.

   III            Kegiatan belajar 3 : karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar

Bebarapa karakterstik pembelajaran di sekolah Dasar yaitu :

                      A.  Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah

Esensi pembelajaran dikelas rendah adalah pembelajaran kongkret yaitu suatu pembelajaran yang

dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa yang berkenaan dengan fakta dan
kejadian di sekitar lingkungan siswa. Pembelajaran konkret lebih sesuai bila diberikan pada siswa

dikelas rendah (kelas 1, 2, 3) Sekolah Dasar.

Karakteristik yang harus dipahami dalam pembelajaran di kelas rendah yaitu proses belajar yang harus

dikembangkan secara interaktif. Stimulus-respons pembelajaran. Sementara itu karakteristik aktivitas

siswa kelas rendah Sekolah Dasar masih relatif kurang terfokus dalam konsentrasi, kecepatan belajar

dan aktivitas belajar sehingga hal ini memerlukan kegigihan guru untuk mengupayakan pembelajaran

ke arah proses belajar yang efektif.

                     B.  Karakteristik Pembelajaran di Kelas Tinggi

Esensi proses pembelajaran kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) Sekolah Dasar adalah suatu pembelajaran yang

dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan konsep, dan generalisasi hingga

penerapannya ( menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun,

menderetkan, melipat, dan membagi).

Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di kelas tinggi Sekolah Dasar,

diantaranya : tanya jawab, latihan, atau drill, belajar kelompok, observasi, atau pengamatan, inkuiri,

pemecahan masalah, dan diskaveri. Di kelas tinggi, siswa dapat dibimbing dengan menggunakan

pembelajaran konstruktivis, artinya siswa dibimbing untuk mencari, menemukan, menggolongkan,

menyusun, melakukan, mengkaji, dan menyimpulkan sendiri atau berkelompok tetang substansi yang

dipelajarinya.

MODUL 3

odel-model Belajar
A. BELAJAR KOLABORATIF (COLLABORATIVE LEARNING)

1. Hakikat Belajar Kolaboratif

Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antar siswa dalam suatu kelompok biasa,
tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja
bersama, memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu.
Dua unsur yang penting dalam belajar kolaboratif adalah (1) adanya tujuan yang sama, dan
(2) dan ketergantungan yang positif.

Pertama, dalam mencapai tujuan tertentu, siswa bekerja sama dengan teman untuk
menentukan strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.

Kedua, ketergantungan yang positif, maksudnya adalah setiap anggota kelompok hanya
dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama.

Dalam menerapkan belajar kolaboratif ini, harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar


sebagai berikut:

 Mengajarkan keterampilan kerja sama, mempraktikkan, dan balikan diberikan dalam


hal seberapa baik keterampilan-keterampilan digunakan.

 Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yang kohesif.

 Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku masing-
masing.

2. Manfaat Belajar Kolaboratif

Manfaat dari belajar kolaboratif, yaitu:

 Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok.

 Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.

 Memupuk rasa kebersamaan antar siswa.

 Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan


masalah bagi setiap individu yang diarahkan. 

 Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama.
 Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki
tanggung jawab.

B. BELAJAR KUANTUM (QUANTUM LEARNING)

1. Hakikat Belajar Kuantum

Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di sekolah, yaitu
“kebosanan”. Istilah Kuantum secara harfiah berarti “kualitas sesuatu”, mekanis (yang
berkenaan dengan gerak).

Pembelajaran kuantum mengedepankan unsur-unsur kebebasan, santai, menakjubkan,


menyenangkan, dan menggairahkan. Indikator keberhasilan pembelajaran kuantum adalah
siswa sejahtera. Siswa dikatakan sejahtera kalau aktivitas belajarnya menyenangkan dan
menggairahkan.

2. Prinsip-prinsip Utama Pembelajaran Kuantum

Prinsip utama dari pembelajaran kuantum, yaitu:

 Segalanya berbicara.

 Segalanya bertujuan.

 Beraangkat dari pengalaman.

 Hargai setiap usaha.

 Rayakan setiap keberhasilan.

3. Manfaat Belajar Kuantum

Manfaat dari belajar kuantum, yaitu:

 Suasana menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar.

 Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sebagai


pendorong belajar.

 Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.

 Apa pun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.

C. BELAJAR KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)

1. Hakikat Belajar Kooperatif


Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa
bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang
lain. Usaha-usaha kooperatif menghasilkan participant yang berusaha saling
menguntungkan.

2. Prinsip Utama Belajar Kooperatif

Prinsip utama dari belajar kooperatif, yaitu:


a. Kesamaan tujuan
Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan belajar lebih
kooperatif.

b. Ketergantungan positif
Prinsip kedua dari belajar kooperatif adalah ketergantungan positif. Beberapa orang direkrut
sebagai anggota kelompok karena kegiatan hanya dapat berhasil jika anggota dapat bekerja
sama.

3. Manfaat Belajar Kooperatif

Manfaat belajar kooperatif, di antaranya:

 Meningkatkan hasil belajar pebelajar.

 Meningkatkan hubungan antar kelompok.

 Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar.

 Menumbuhkan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berpikir.

 Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.

 Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.

 Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkannya.

4. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mempunyai keterbatasan, antara lain:

 Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.

 Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim.

 Model belajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan materi
ajar. 

 Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda.

 Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai teknik


pelaksanaan belajar kooperatif.
D. BELAJAR TEMATIK

1. Hakikat Belajar Tematik

Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokok
(tema), dan melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang berkaitan dengan tema.

2. Prinsip Belajar Tematik 

Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung. Semua
kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut. Meinbach (1995) mengatakan bahwa
pembelajaran tematik mengkombinasikan struktur, urutan dan strategi yang diorganisasikan
dengan baik.

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Barbara Rohde dan Kostelnik, et.al. mengemukakan karakteristik pembelajaran tersebut


sebagai berikut.

 Memberikan pengalaman langsung  dengan objek-objek yang nyata bagi pebelajar


untuk menilai dan memanipulasinya.

 Menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua pemikirannya.

 Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pebelajar.

 Membantu pebelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang


didasarkan pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan.

 Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek


perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan fisik.

 Mengakomodasi kebutuhan pebelajar untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik,


interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif.

 Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam


pengertian.

 Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman di keluarga


yang dibawa pebelajar ke kelasnya.

 Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar.

4. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di SD


 Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh,
global/tematis, makin meningkat kecerdasannya, dan makin terperinci serta spesifik
pemahamannya terhadap konsep tertentu.

 Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasannya secara komprehensif, semua


unsur kecerdasan ingin dikembangkannya sehingga muncul konsep pentingnya
multiple intelligent untuk dikembangkan.

 Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis.

 Ada konteksnya.

 Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara utuh,
akan sulit mengajar sub-subkonsep secara terpisah-pisah.

5. Manfaat Belajar Tematik

Belajar tematik juga memberi kesempatan yang nyata kepada pebelajar untuk membentuk
latar belakang informasi sendiri dalam rangka membangun pengetahuan baru.

KEGIATAN BELAJAR 2
Rumpun Model Mengajar
A. RUMPUN MODEL SOSIAL 

Joice & weil (2000) mengatakan model model social dirancang untuk menilai keberhasilan
dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan publik, dan
memecahkan masalah.

Kegiatan terpenting dalam pengelolaan kelas sebenarnya merupakan pengembangan


hubungan koorperatif di dalam kelas.

1. Partner dalam Belajar

Akhir-akhir ini banyak dikembangkan belajar koorperatif (seperti telah dibahas pada kegiatan
belajar 1) yang merupakan kemajuan besar dalam pengembangan strategi mengajar yang
membantu pebelajar bekerja secara efektif.

2. Investigasi kelompok

Infestigasi kelompok menekankan pada rencana pengaturan kelas umum atau konfensional.
Rencana tersebut meliputi pendalaman materi yang terpadu secara kelompok, diskusi, dan
perencanaan proyek.

3. Bermain Peran

Dengan bermain peran, guru megajak belajar untuk memahami pengertian perilaku sosial,
peranannya dalam interaksi sosial, dan cara-cara memecahkan masalah sosial dengan cara-
cara yang lebih efektif.

4. Inkuiri Yurisprudensi
Dengan model ini pebelajar belajar berpikir tentang kebijakan-kebijakan sosial. Studi tentang
isu-isu sosial di masyarakat suatu negara, di tingkat nasional maupun internasional dapat
dipersiapkan bagi para pembelajar.

5. Kepribadian dan Gaya Belajar

Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan guru yakin bahwa semua
itu dapat berkembang. Perkembangan dapat terjadi secara optimal, apabila lingkungan
menyediakan cara kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.

6. Inkuiri Sosial

Model ini dirancang dengan maksud khusus, yaitu mengajarkan informasi, konsep-konsep,
cara berfikir, dan studi tentang nilai-nilai sosial dengan memberi tugas- tugas yang
menggabungkan aspek kognitif dan sosial. 

B. RUMPUN MODEL PEMROSESAN INFORMASI

Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan pembawaan seseorang


memahami dunia dengan memperoleh dan mengorganisasikan data, memahami masalah
dan mencari pemecahanya, serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk
menyampaikanya.

1. Berfikir Induktif

Model ini memaparkan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan
informasi, serta menciptakan dan menguji hipotesis  yang mendiskripsikan hubungan di
antara serangkaian data.

2. Pencapaian Konsep

Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan
topik-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap perkembangan.

3. Inkuiri Ilmiah 

Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis data,
mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.

4. Latihan inkuiri

Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan alasan sebab
akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk
konsep, dan hipotesis serta mengujinya.

5. Mnemonic 

Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasemilasi informasi. Guru
dapat menggunakan mnemonic untuk membimbing penyajian materi.

6. Sinektik 
Model Ini dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-
kegiatan, serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topik-topik dari suatu
bidang ilmu yang luas.

7. Pengorganisasi Awal (Advance Organizer)

Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk memahami
materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.

8. Penyesuaian dengan Pebelajar

Model ini bertolak dari studi Kohlberg yang digunakan untuk membantu kita menyesuaikan
pembelajaran pada suatu tahap kematangan pebelajar secara individu dan merancang cara
dan meningkatkan perkembangan pebelajar.

C. RUMPUN MODEL PERSONAL

Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu. Seseorang
berusaha memperoleh pendidikan sehingga berusaha memahami dirinya sendiri dengan
lebih baik, bertanggung jawab atau pendidikannya sendiri, dan belajar mencapai
pengembangan yang baru dengan lebih kuat, lebih sensitif, dan lebih kreatif, dalam meraih
kehidupan yang berkualitas tinggi.

1. Pengajaran Nondirektif

Dikembangkan dari teori konseling, model ini menekankan kerjasama, antara pebelajar
dengan guru. Guru berusaha membantu pebelajar memahami bagaimana memainkan peran
utama dalam pencapaian pendidikanya.

2. Peningkatan Harga Diri

Karya Abraham Maslow digunakan untuk membimbing suatu program dalam hal rasa harga
diri dan kemampuan aktualisasi diri. Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat membimbing
kegiatan-kegiatan kerja sama dengan pebelajar untuk meyakinkan dan memberikan
gambaran tentang pribadi si pebelajar sebaik mungkin.

D. RUMPUN MODEL SISTEM PERILAKU

Dasar teoritik model ini sering disebut teori belajar sosial, modifikasi perilaku, terapi perilaku,
dan cybernetic.

1. Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram

Aplikasi teori sistem perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk yang disebut
belajar tuntas (mastery learning.) 

2. Pembelajaran Langsung

Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan langsung kepada siswa.


3. Belajar Melalui Simulasi: Latihan dan Latihan Mandiri

Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari  teori perilaku kelompok cybernetic. Salah
satu di antaranya adalah model teori-ke-praktik dan yang lain adalah simulasi.

MODUL 4
Beranda › MAKALAH › MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN › STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 4 PROSEDUR PEMBELAJARAN


Ditulis oleh ilmiahku.com Sabtu, 26 Oktober 2019

TUGAS STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD


MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 4 PROSEDUR PEMBELAJARAN

Disusun oleh :

Kelompok Jasmine

Ana Andiani

Endang Sri Sulistyowati

RatnaDwiJayanti

Eva IkaRachmawati

PROGRAM STUDI S-1 PGSD BI

UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA

POKJAR JOMBANG

Baca Juga

 MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 10 PENGELOLAAN KELAS


 MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 9 KEGIATAN REMIDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
 MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 8 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2

2016
Prosedur Pembelajaran 

Setelah mempelajari hakekat strategi pembelajaran, kita diharapkan mampu membedakan jenis-jenis
strategi pembelajaran. Sehingga kita sebagai guru di tuntut untuk melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan prosedur yang tepat. 

Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan
baik secara lebih khusus, guru diharapkan mampu memberikan contoh kegiatan:

 Pembelajaran 

 Awal pembelajaran 

 Inti pembelajaran 

 Akhir pembelajaran dan 

 Tindak lanjut pembelajaran 


KEGIATAN BELAJAR 1

Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran

Keberhasilan proses pembelajaran di antaranya sangat dipengaruhi oleh kegiatan pendahuluan (pra
dan awal) pembelajaran. 

Fungsi kegiatan pendahuluan pembelajaran adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang
efektif, sehingga siswa siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran.

A. KEGIATAN PRA PEMBELAJARAN 

Kegiatan pra pembelajaran atau disebut juga kegiatan prainstruksional adalah kegiatan pendahuluan
pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran. 

Upaya yang dilakukan guru pada tahap pembelajaran diantaranya sebagai berikut :
1. Menciptakan sikap dengan suasana kelas yang menarik 

Penataan kelas yang rapi dan mempersiapkan sapras/alat-fasilitas kelas merupakan bagian kegiatan
pra pembelajaran.Hal ini bertujuan memudahkan siswa beraktivitas belajar dalam kelas.

2. Memeriksa kehadiran siswa 

Kegiatan memeriksa kehadiran siswa merupakan tugas rutin guru untuk menghemat waktu guru
dapat bertanya kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak hadir.

3. Menciptakan kesiapan belajar siswa

Untuk menciptakan kesiapan belajar dan semangat belajar siswa, guru perlu membantu
mengembangkan kesiapan belajar tersebut melalui :

 Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar yang


diperlukan dalam kegiatan belajar. 

 Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar. 

 Menunjukan minat dan penuh semangat tinggi dalam belajar

 Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampaiakhir pembelajar. 

 Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat
siswa. 

 Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.  

4. Menciptakan suasana belajar yang demokrasi 

Membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani
mengeluarkan ide-ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performance). Guru harus selalu
memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas. 

B. KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN  

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan
inti pembelajaran. Adapun kegiatan yang bisa dilakukan guru sebagai berikut: 

 Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa

 Memberi  Acuan
 Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya sebagai berikut:

 Memberikan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan
dipelajarinya. 

 Menyampaikan alternatif kegiatan kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa. 

Membuat Kegiatan 

Kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membuat kaitan sebagai berikut :

 Mengajukan pertanyaan tentang  bahan pejaran yang sudah dipelajari sebelumnya. 

 Menunjukan manfaat materi yang dipelajari

 Meminta siswa mengemukakan pengalamanya yang berkaitan dengan materi yang akan
dibahas. 

Melaksanakan tes awal 

Tes awal atau pre-test dilaksakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan
pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. 

Dalam keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu untuk kegiatan awal pembelajaran relatif
singkat. untuk itu ada hal,yang perlu dilakukan guru sejalan dengan tugasnya di sekolah, khususnya
dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran dianataranya: 

 Memahami membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat


pada pelajaran yang diikutinya. 

 Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok / individu 

 Dapat menciptakan interaksi edukatif yang baik 

 Memberikan penguatan pada siswa

 Menanamkan disiplin pada siswa.   

KEGIATAN BELAJAR 2KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN


Kegiatan inti pembelajaran memegang peranan penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Kegiatan inti pembelajaran diarahkan pada proses
pembentukan pengalaman belajar dan kemampuan siswa. 

Kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin, memberikan


kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung, dan memenuhi kebutuhan siswa baik individual
ataupun kelompok. 

Untuk itu, kegiatan inti pembelajaran hendaknya merupakan kegiatan yang bervariasi 

A. PEMBAHASAN MATERI PELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN KLASIKAL

Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses pembelajaran guru lebih
banyak menyajikan materi (eksploratif). 

Penyajian dalam pembelajaran klasikal lebih menekankan pada kegiatan pemberian informasi atau
penjelasan materi yang belum dipahami siswa.Salah satu keunggulan pembelajaran klasikal adalah
memberikan kemudahan bagi guru dalam mengorganisasi materi pelajaran, karena bahan pelajaran
tersebut seragam diberikan pada siswa.

Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran klasikal, guru harus memiliki kemampuan mengelola
pembelajaran klasikal yang dilandasi oleh implementasi prinsip-prinsip pembelajaran klasikal.

1. Prinsip-prinsip pembelajaran klasikal 

Berikut ini beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran klasikal.

 Sistematika (penyajian pelajaran secara berurutan dan selalu berorientasi pada tujuan yang
telah diterapkan).

 Perhatian dan aktivitas (guru harus selalu memberi perhatian terhadap aktivitas siswa secara
menyeluruh dalam kelas).

 Media pembelajaran (penggunaan media pembelajaran yang efektif dapat mengurangi


verbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan oleh guru ) 

 Latihan atau penugasan (pemberian latihan atau tugas bertujuan untuk memantapkan dan
memperkuat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran). 

2. Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal 

Kegiatan pendahuluan (pra dan awal pembelajaran) sudah dilakukan pada tahap sebelum inti. 
Didalam kegiatan inti pembelajaran klasikal yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Menyajikan (prestasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi

2. Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
bahan pembelajaran dengan cara menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan situasi
nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain. 

Pada akhir pembelajaran klasikal, guru dapat meminta siswa untuk melakukan kegiatan sebagai
berikut.

a. Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan. 

b. Menyimpulkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. 

B. PEMBAHASAN MATERI DALAM PEMBELAJARAN KELOMPOK 

Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain dalam bentuk
kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
belajar. 

Dalam pembelajaran kelompok dianjurkan untuk mengumpulkan informasi dan membangun


pengetahuan secara bekerjasama. Misalnya dengan kegiatan diskusi, penelitian sederhana
(observasi), pemecahan masalah, inkuiri, discovery serta metode lain yang sesuai dengan tujuan dan
karakteristik materi daam belajar secara kelompok, siswa akan membangun pengetahuan
berdasarkan pengalaman belajarnya. 

Dalam pelaksanaannya pembelajaran kelompok membutuhkan waktu yang relatif banyak.Untuk itu
guru perlu memperhatikan tentang alokasi waktu yang disediakan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara optimal.

1. Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok 

 Adanya topik dan permasalahan


 Pembentukan kelompok 
 Kerja sama 
 Perhatian 
 Motivasi 
 Sumber belajar dan fasilitas 
 Latihan dan tugas. 

2. Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok 

Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok di antaranya adalah metode diskusi. 
Pada kegiatan pendahuluan guru dapat menyampaikan tujuan yang diharapkan dicapai dan topik
pembelajaran yang akan di bahas dalam kegiatan kelompok. 

Langkah-langkah dalam pembelajaran kelompok sebagai berikut :

 Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran. 

 Mengidentifikasi masalah atau sub-sub masalah berdasarkan permasalahan yang telah


dirumuskan 

 Analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah 

 Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok 

 Prestasi kelompok/melaporkan hasil diskusi kelompok. 

C. PEMBAHASAN MATERI DALAM PEMBELAJARAN PERSEORANGAN 

Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang mengarah pada
optimalisasi kemampuan siswa secara individu. 

Kegiatan pembelajaran perseorangan ditujukan untuk menampung kegiatan pengayaan dan


perbaikan (Depdikbud: 1990 : 39). Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak
diterapkan dalam pemberian tugas atau latihan.

KEGIATAN BELAJAR 3
Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran
 

Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup
pelajaran.Yang lebih penting adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang
diharapkan.

1. Meninjau Kembali Penguasaan Siswa

Guru dapat melakukan dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat
ringkasan materi pelajaran.

2. Melaksanakan Penilaian
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan mutlak yang harus dilaksanakan
oleh guru dan pembelajaran. Melalui kegiatan penilaian akhir guru akan mengetahui tercapai tidaknya
kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa.

A. MELAKSANAKAN KEGIATAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN

Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil
belajar siswa.Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan
penguasaan siswa terhadap kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa.

1. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah

Hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran memberikan gambaran kepada guru tentang
tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan.

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut guru dapat memberikan tugas atau latihan kepada siswa, baik
untuk meningkatkan maupun untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap kompetensi yang
diharapkan.

2. Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa

Ada dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa menguasai
kompetensi yang belum dikuasainya.

 Membahas kembali materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga.

 Membahas kembali materi tersebut pada pertemuan berikutnya.

 Membaca materi pelajaran tertentu. Kegiatan lain yang dapat dilakukan guru pada tahap
tindak lanjut adalah memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku sumber pelajaran
yang lain yang membahas topik yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

 Memberikan motivasi atau bimbingan belajar

 Memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa merupakan kegiatan yang harus dilakukan
guru.Di samping memberikan balikan, guru juga hendaknya memberikan bimbingan kepada
siswa agar mereka mampu memperbaiki kekurangannya.

 Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang

 Apabila dari hasil penilaian diketahui bahwa siswasudah menguasai kemampuan yang telah
ditetapkan, kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah mengemukakan atau
memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau kompetensi yang akan
dipelajari pada pertemuan yang akan datang.
MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 6 MEDIA PEMBELAJARAN
Ditulis oleh ilmiahku.com Sabtu, 26 Oktober 2019

TUGAS KELOMPOK

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD MODUL 6


MEDIA PEMBELAJARAN

Disusun Oleh:
1. DINI LADY PUSPITHA               (837380928)
2. HERMIN NURANIFAH               (837413621)
3. SEPTIYAN DIAN TRISTIANA    (837383916)
4. WIDIANTO HARI WIDODO        (837413581)
PROGRAM STUDI S-1 PGSD BI
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA
POKJAR JOMBANG
2016

MODUL 6 : MEDIA PEMBELAJARAN


KB 1 : HAKIKAT, FUNGSI, DAN PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN

RANGKUMAN :

Baca Juga

 Makalah Implementasi Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini


 Makalah Timbulnya Permasalahan Pendidikan
 Makalah Pendidikan Sebagai Sistem

1.      Hakikat Media Pembelajaran


Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan
pembelajaran (message) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan
(siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai
dengan tujuannya
Pengertian media pembelajaran lainnya adalah sebagai berikut,
a. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm, 1977)
b.   Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan
sebagainya (Briggs, 1977)
c.  Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat
kerasnya (NEA, 1969)

Unsur media pembelajaran


a.    Peralatan atau Perangkat keras (hardware)
Perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan
pesan/bahan ajar.
b.    Unsur pesan yang dibawanya (message/sofware)
Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan
kepada siswa.

2.      Fungsi Media Pembelajaran


a.  Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri
sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
b. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran.
c.    Media pembelajaran dalam penggunaanya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan
isi pembelajaran itu sendiri.
d.    Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan.
e.   Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar.
f.   Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.
g.  Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir.

3.      Peranan Media Pembelajaran


a.    Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak.
b.  Menghadirkan obyek-obyek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkaran belajar.
c.     Menampilkan obyek yang terlalu besar atau kecil.
d.    Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

Manfaat lainnya adalah sebagai berikut:


a.   Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya.
b. Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing siswa.
c.   Membangkitkan motivasi belajar siswa.
d.  Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut
kebutuhan.
e.   Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa.
f.     Mengatasi keterbatsan waktu dan ruang.
g.   Mengontrol kecepatan belajar siswa.

MODUL 6 : MEDIA PEMBELAJARAN

KB 2 : JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN


RANGKUMAN :

1.      JENIS MEDIA PEMBELAJARAN


A.    MEDIA VISUAL
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan.
Media visual terdiri atas 2 media yaitu:
1.    Media Visual yang Diproyeksikan (Projected Visual)
Media visual yang dapat diproyeksikan pada dasarnya adalah media yang menggunakan alat
proyeksi (projector) sehingga gambar atau tulisan tampak pada layar (sreen).
Contohnya adalah Opaque Projection, overhead projector (OHP), dan slide projector.

2.    Media Visual yang Tidak Diproyeksikan (Non Projected Visual)


Jenis media visual yang tidak diproyeksikan antara lain sebagai berikut:
a.      Gambar fotografik
Contoh gambar fotografik anatara lain, sebagai berikut:
Gambar tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannyadengan isi/bahan
pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Keuntungan media gambar fotografik
1.  Dapat menerjemahkan ide/gagasan yang bersifat abstrak menjadi lebih realistik.
2.   Banyak tersedia dalam buku-buku ( termasuk buku teks). Majalah, surat kabar, kalender, dsb.
3.    Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain.
4. Tidak mahal, bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya untuk pengadaannya.
5. Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua mata pelajaran/disiplin ilmu.

Keterbatasan media gambar

1.  Terkadang ukuran gambar-gambarnya terlalu kecil jika digunakan pada suatu kelas yang memiliki
banyak siswa.
2. Gambar fotografik merupakan media dua dimensi yang tidak bisa menimbulkan kesan gerak.
  
b.      Grafis (graphic)
Contoh media grafis antara lain:
1.    Grafik
Grafik merupakan gambar sederhana untukmenggambarkan data kuantitatif yang akurat dan mudah
untuk dimengerti.
Contohnya: grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik garis.
2.    Bagan (chart)
Bagan biasanya dirancang untuk menggambarkan atau menunjukkan suatu ide atau gagasan melalui
garis, simbol, gambar, dan kata-kata singkat.
Fungsi bagan antara lain: menunjukkan hubungan perbandingan, perkembangan, klarifikasi, dan
organisani.
3.    Diagram
Diagram merupakan suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan tentang tata
kerja dari suatu benda, terutama dengan garis-garis.
4.    Poster
Poster merupakan suatu kombinasi visual yang terdiri atas gambar dan pesan/tulisan, biasanya
dengan menggunakan warna yang mencolok.
5.      Kartun (cartoon)
Kartun merupakan penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau
situasi yang dirancang untuk membentuk opini siswa.

c.      Media tiga dimensi


Media tiga dimensi terdiri atas:
1.      Media realia
Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan
pengalaman secara langsung kepada para siswa.
2.      Model
Model merupakan tiruan dari nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek
yang terlalu kecil, dsb.

B.     MEDIA AUDIO


Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar)
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dari kemauan para siswauntuk mempelajari
bahan ajar.
Kelebihan media audio

 Melatih ketrampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan


 Harganya relatif cukup murah
 Bersifat mobile
 Program relatif mudah diproduksi dan bervariasi
 Merangsang partisipasi aktif pendengar
 Melatih daya imajinasi dan sensitivitas
 Sumber belajar di kelas

Kelemahan media audio

 Media ini hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah mempunyai
kemampuan dalam berfikir abstrak
 Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding media lainnya, oleh
karena itu dibutuhkan teknik-teknik tertentu dalam belajar media ini
  Sifatnya yang auditif sehingga memerlukan pengalaman secara visual

C.    MEDIA AUDIO VISUAL


Media audio visual merupakan kombinasi audio dan visual.
Contoh media audio visual antara lain:
1. Program video/televisi pendidikan
2. Video/televisi instruksional
3. Program slide suara

2.      KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN


Setiap media memiliki karakteristik (kelebihan dan kekurangan) oleh karena itu tidak ada media yang
dapat digunakan untuk semua situasi atau tujuan.

Modul 6 : MEDIA PEMBELAJARAN

KB 3 : Pemilihan, Penggunaan, Dan Perawatan Media

Pembelajaran Sederhana

RANGKUMAN :

Media pembelajaran sederhana adalah jenis jenis media yang mudah dibuat, bahan -
bahannya mudah diperoleh, mudah digunakan, serta harganta relatif tidak terlalu mahal (murah).

A.    PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN


Terdapat tiga hal utama yang perlu dijadikan pertimbangan dalam oenelitian media
pembelajrana, yaitu:
1.           Tujuan pemilihan media pembelajaran
Tujaan pemilihan ini sangat berkaitan dengan kemampuan guru dalam menguasai berbagai jenis media
pembelajaran beserta karakteristiknya.
2.          Karakteristik media pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi kendalanya, cara
pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Pemahaman terhadap karakteristik berbagai media
pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang perlu dimiliki guru dalam kaitannya dengan media
pembelajaran ini.
3.             Alternatif media pembelajaran yang dapat dipilih
Memilih media pada dasarnya merupakan proses mengambil atau
menentukan keputusan dari berbagai pilihan yang ada. Spaya media
pembelajaran yang dipilih itu tepat, guru harus mempertimbangkan hal hal berikut, yaitu:
a)      Rencana pembelajaran
Rencana pembelajaran harus sesuia dengan kurikulum yang berlaku.
b)      Sasaran belajar
Media yang harus dipilih harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, misalnya dari segi
bahasa dan simbol simbol yang digunakan.
c)      Tingkat keterbacaan media
Maksudnya apakah media pembelajaran tersebut sudah memenuhi persyaratan teknis, seperti
kejelasan gambar dan huruf.
d)      Situasi dan kondisi.
Situasi ruangan atau kondisi ruangan harus dapat mendukung untuk digunakan media pembelajaran
misalnya perlengkapannya, cahayanya.
e)      Objektivitas.
Maksudnya bahwa guru harus terhindar dari pemilihan media yang didasari oleh kesengan pribadi.

B.     PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN


1.      Penggunaan Media Grafis
a)      Cara Menggunakan Grafik
Apabila guru menuangkan suatu konsep atau suatu perbandingan ke dalam suatu grafik maka grafik
tersebut harus dibuat sesederhana mungkin sehingga memiliki tingkat keterbacaan tinggi, apabila
untuk siswa sekolah dasar yang pada umumnya masih berada pada taraf berfikir konkret.
Grafik pada umunya menyajikan data statistik, pembuatannya tidak terlalu menuntut keterampilan
khusus, cukup dengan memahami prinsip pembuatannya, yaitu harus sederhana, berisi hubungan
antar data , dapat dibaca dan dipahami siswa sesuai dengan usianya. Oleh karena itu, diusahakan
agar grafik yang digunakan guru tidak terlalu rumit, bahkan perlu diberikan daya tarik tersendiri,
seperti pemberian warna yang menonjol. Gunakanlah lambang, simbol atau gambar yang
diperkirakan sudah akrab dengan siswa. Oleh karena itu yang terbaik sebelum guru menggunakan
grafik, guru perlumemberikan materi atau ringkasan pelajaran kepada siswa agar mereka
memperoleh latar belakang informasi yang dibutuhkan.
b)      Cara Menggunakan Bagan Atau Diagram
Agar bagan atau diagram yang akan diperagakan dapat efektif, ada beberapa saran yang perlu
mendapatkan perhatian, yaitu berikut ini.
1)      Buatlah perencanaaan terlebih dahulu berupa sketsa / garis besar tentang isi bahan ajar yang akan
dituangakan ke dalam bagan atau diagram
2)      Usahan membuat bagan secara sederhana, tetapi tepat pada sasaran
3)      Untuk kelas yang cukup besar buatkah bagan atau diagram yang cukup besar pula supaya dapat
dilihat dan terbaca oleh semua siswa
4)      Buatlah bagan atu diagram semenarik mungkin.
5)      Warna yang digunakan jangan berlebihan, tetapi warna tersebut perlu disesuaikan supaya harmonis
dan menarik perhatian siswa.
c)      Cara menggunakan poster
Pada prinsipnya, penggunaan poster dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk menyampaikan
gagasan dalam bentuk ilustrasi gambar yang disederhanakan dan dibuat dalam ukuran besar dengan
tujuan menraik perhatian siswa, membujuk atau memberikan motivasi, dan memberikan peringatan.
Oleh karena itu, poster yang digunakan guru harus menari, enak dipandang, sedikit kata – kata, dan
hanya katakunci saja yang ditonjolkan.
d)      Cara Menggunakan Kartun
Apabila guru akan menggunakan media kartun dalam proses pembelajaran,isi pesannya harus
sesuai dengan tingkat pemahaman dan pengakaman siswa. Selain itu, gambarnya juga harus
sederhana, mudah dimengerti, dan berisi hal yang penting saja.

2.      Penggunaan Media Tiga Dimensi


Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya yaitu model
dan realita. Media model merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu
besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek yang telalu
rumit untuk dibawa kelas dan sulit dipelajari siswa wujud aslinya.
Sedangkan media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi
memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Media pembelajaran ini merupakan model dan
objek nyata dari suatu benda, misalnya mata uang, tumbuhan, bintang, batuan, air dan tanah.

C.    PEMELIHARAAN MEDIA PEMBELAJARAN


Agar media pembelajaran yang telah dibuat dapat terpelihara dengan baik dan dapat
digunakan berkali – kali dalam waktu yang relatif lama, maka perlu diupayakan pemeliharaan atau
perawatannya. Berikut ini diuraikan beberapa cara praktis dalam memelihara dan merawat media
pembelajaran sederhana yang bisa dilakukan tanpa harus mengeluarkan biaya yang terlalu banyak,
bahkan tanpa biaya sedikitpun, antara lain:
1.             Media grafis, seperti bagan, diagram, grafik, poster, dan kartun yang dibuat dengan ukuran cukup
besar (ukuran karton manila), bisa diberi bingkai pada bagian atas dan bawahnya. Cara
menyimpannya tidak digulung atau dilipat supaya media tersebut tidak cepat rusak atau robek
2.             Dalam rangka upaya pemeliharaan dan kepraktisan dalam penggunaan media grafis, bisa
dipayakan dengan pembuatan Display atau papan penyajian. Display ini bisa saja berupa papan
flanel, papan buletin, papan tikar atau bisa juga berupa lembaran balik (flipchart).
3.             Apabila pihak sekolah memiliki dana yang cukup memadai, sebaiknya disediakan ruang tertentu
untuk penyimpanan berbagai media pembelajaran, baik yang telah dibuat sendiri oleh guru maupun
hasil membeli dari tolo, sehingga media tersebut awet – tahan lama dan terpelihara dengan baik.

Modul 6 : MEDIA PEMBELAJARAN


KB 4 : Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

RANGKUMAN :

Sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat
digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Sumber belajar tersebut dapat dibedakan
menjadi 6 jenis yaitu:

1.      Pesan (massage)


2.      Orang (people)
3.      Bahan (materils)
4.      Alat (tool and equipment)
5.      Teknik (technique)
6.      Lingkungan (setting)
Sumber belajar yang terakhir yaitu lingkungan yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar
mengajar.
A.    PENGERTIAN LINGKUNGAN
Lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi. Pengertian lainnya adalah sekalian
yang terlingkung disuatu daerah. Lingkungan itu terdiri dari unsur biotik (makhluk hidup), abiotik
(benda mati), dan budaya manusia.

B.     NILAI LINGKUNGAN


Nilai – nilai yang dapat diperoleh dengan menggunakan lingkungan sumber belajar, diantaranya
sebagai berikut:
1. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siwa, memperkaya wawasannya, tidak
terbatas oleh empat dinding kelas, dan kebenarannya lebih akurat.
2. Kegiatan belajar dimungkingkan akan lebih menarik, tidak membosankan, dan menumbuhkan
antusiasme siswa untuk lebih giat belajar
3.  Belajar akan lebih bermakana (meaning full learning) sebab siswa dihadapkan dengan keadaan
sebenarnya.
4. Aktivitas siswa akan lebih meningkat sengan memungkinkannya menggunakan berbagai cara seperti
proses mengmati, bertanya atau wawancara, membuktikan sesuatu, dan menguji fakta.
5.  Dengan memahami dan menghayati aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, dapat dimungkinkan
terjadi pembentukan pribadi para siswa, seperti cinta pada lingkungan.

C.    JENIS LINGKUNGAN


Jenis lingkungan tersebut bisa berupa lingkungan sosial maupun lingkungan alam atau
lingkungan fisik. Lingkungan sosial sangat tepat digunakan untuk mempelajari ilmu sosial dan
kemanusiaan. Lingkungan sosial berkenaan dengan interaksi siswa dalam kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan lingkungan alam adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam
(air, hutan, tanah, batuan), tumbuhan (flora), hewan (fauna), sungai, iklim, suhu udara dan
sebagainya. Gejala alam itu sifatnya relatif tetap, tidak seperti lingkungan sosial yang sering terjadi
perubahan. Oleh karena itu, sebenarnya akan lebih mudah dipelajari oleh siswa. Ia dapat mengamati
dan mencatat perubahan yang terjadi termasuk proses terjadinya gejala alam. Contoh lain, masalah
kerusakan lingkungan dan penyebabnya dapat dipelajari oleh siswa, seperti erosi, hutan gundul,
pencemaran air, udara, dan tanah.
Agar penggunaan lingkungan ini efektif perlu disesuaikan dengan tuntutan kurikulum pada
masing – masing mata pelajaran yang ada, dan lingkungan ini dijadikan sebagai salah satu media
atau sumber belajar. Dengan begitu maka lingkungan ini dapat berfungsi untuk memperkaya bahan
ajar, memperjelas konsep dan prinsip yang dipelajari dan busa dijadikan sebgai laboraturium belajar
siswa.

D.    TEKNIK MENGGUNAKAN LINGKUNGAN


Prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat ditempuh
melalui kegiatan dengan membawa siswa ke lingkungan seperti survei, karya wisata, berkemah di
alam terbuka, praktek lapangan, dan pelayanan kepada masyarakat atau dengan membawa
lingkungan ke dalam kelas – sekolah, seperti pemanfaatan narasumber yang ada di masyarakat
untuk berbiacara disekolah.

E.     PROSEDUR PEMANFAATAN LINGKUNGAN


Ada 3 langkah yang bisa anda temouh auntuk menggunkan lingkungan ini, yaitu:
1.      Perencanaan
Langkah perencanaan dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat anda lakukan
melalui cara cara sebagai berikut:
a.       Tentukan kompetensi atau tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa berkaitan dengan
penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
b.      Tentukan objek yang akan dipelajari atau dikunjungi. Perhatikan keterkaitannya dengan kompetensi
pembelajaran dan kemudahan dalam menggunkan lingkungan.
c.       Rumusan cara belajar atau bentuk kegiatan yang harus dilakukan siswa selama mempelajari
lingkungan, seperti mencatat apa yang terjadi, mengamati suatu proses, melakukan wawancara,
membuat sketsa dan lain – lain.
d.      Siapkan pula hal yang sifatnya teknis, seperti tata tertib kegiatan yang harus dipatuhi siswa, perijinan
untuk mengadakan kegiatan, perlengkapan yang harus dibawah dan alat atau instrumen yang akan
digunakan.
2.      Pelaksanaaan
Langkah pelaksanaan, yaitu melakukan berbagai kegiatan belajar ditempat tujuan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.
3.      Tindak lanjut
Langkah ini bisa berupa kegiatan belajar di dalam kelas untuk mendiskusikan hasil yang telah
diperoleh dari lingkungan. Setiap kelompok diminta untuk melaporkan hasilnya di depan kelas. Tugas
berikutnya, dapat diberikan guru kepada siswa, misalnya berupa pekerjaan rumah, memyusun
laporan dari kegiatan hyang telah dilakukan, menyusun karangan berkenaan dengan kesan selama
melakukan kegiatan atau membuat pertanyaan yang berkenaan dnegan hasil karya wisata.
MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 10 PENGELOLAAN KELAS
Ditulis oleh ilmiahku.com Sabtu, 26 Oktober 2019
TUGAS KELOMPOK

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 10

PENGELOLAAN KELAS

Disusun Oleh:

1. DINI LADY PUSPITHA               (837380928)

2. HERMIN NURANIFAH               (837413621)

3. SEPTIYAN DIAN TRISTIANA    (837383916)

4. WIDIANTO HARI WIDODO        (837413581)

PROGRAM STUDI S-1 PGSD BI

UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA

POKJAR JOMBANG

2016
Baca Juga

 Makalah Pendidikan Karakter Sejak Dini


 Makalah Pengertian, Tujuan, dan Permasalahan Pendididkan di Indonesia
 Makalah Implementasi Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini

MODUL 10 : PENGELOLAAN KELAS

KB 1 : Hakikat Pengelolaan Kelas

A. Pengertian pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya
tingkah laku yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan, menciptakan
hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan
memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.

B. Perbedaan pengelolaan kelas dari pembelajaran

Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk membantu siswa belajar,
sedangkan pengelolaan kelas adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi kelas yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
C. Pentingnya pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran

Pengelolaan kelas yang efektif merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran
karena pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat terciptanya pembelajaran yang efektif.

MODUL 10 : PENGELOLAAN KELAS


KB 1 : Penataan Lingkungan Sekolah

A. Penataan Lingkungan Kelas

Penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran.

1. Prinsip-prinsip penataan lingkungan kelas

a. Keleluasaan pandangan

Yaitu penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa
dan guru sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru atau benda/kegiatan yang sedang
berlangsung.

b. Mudah dicapai

Yaitu siswa mudah menjangkau barang-barang yang mereka butuhkan dan siswa dapat dengan
mudah bergerak dan tidak mengganggu siswa lainnya yang sedang bekerja.

c. Keluwesan

Yaitu barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk ditata dan dipindah-pindahkan
sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa dan guru.

d. Kenyamanan

Yaitu lingkungan kelas yang ditata dapat memberikan kenyamanan baik bagi siswa maupun guru
sendiri. Prinsip kenyamanan ini berkaitan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara dan kepadatan
kelas. Kenyamanan ruangan kelas akan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi dan produktivitas
siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.

e. Keindahan

Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan berpengaruh positif terhadap sikap dan tingkah laku
siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Ruangan kelas yang menyenangkan juga
akan meningkatkan pengembangan nilai keindahan pada diri siswa karena siswa melihat langsung
model/contoh yang dilakukan guru dalam menata kelas.
2. Penataan tempat duduk

Yaitu guru harus menata tempat duduk siswa sesuai dengan strategi pembelajaran yang diterapkan
untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Pengaturan tempat duduk yang berjejer menghadap
guru tepat untuk kegiatan klasikal, yaitu untuk menyampaikan informasi yang harus diketahui oleh
seluruh siswa serta meningkatkan jumlah kerja yang dilakukan siswa.

B. Penataan lingkungan psiko-sosial kelas.

Iklim psiko-sosial kelas berpengaruh terhadap hasil belajar, konsep diri, rasa harga diri, dan sikap
siswa terhadap sekolah. Iklim psiko-sosial kelas berkenaan dengan hubungan sosial-pribadi antara
guru dan siswa serta antar siswa. Hubungan yang harmonis antara guru dan siswa serta antar siswa
akan dapat menciptakan iklim psiko-sosial kelas yang sehat, dan efektif bagi berlangsungnya proses
pembelajaran.

Oleh karena itu dalam mengelola kelas, guru harus dapat menciptakan hubungan sosio-emosional
yang harmonis baik antara guru dengan siswa maupun antarsiswa.

1. Karakteristik guru

Berkenaan dengan pengelolaan iklim psiko-sosial kelas, Bandura (Good dan Brophy) menyatakan
bahwa keberhasilan guru dalam mengelola iklim psiko-sosial kelas dipengaruhi oleh karakteristik
guru itu sendiri. Berikut ini beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh guru :

a. Disukai oleh siswanya

b. Memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya.

c. Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa

d. Bersikap positif terhadap pertanyaan/respons siswa

e. Sabar, teguh dan tegas

2. Hubungan sosial antarsiswa

Hubungan sosial yang kurang baik antarsiswa dapat mengganggu lancarnya kegiatan pembelajaran.
Untuk menciptakan hubungan sosial yang baik antarsiswa dapat dilaksanakan dengan adanya
kegiatan belajar kelompok. Di dalam belajar kelompok siswa dapat saling mengenal, berkomunikasi
dengan jelas, saling bertanya dan mengemukakan pendapat serta saling membantu.

Agar kegiatan kelompok dapat berhasil dengan baik guru harus memperhatikan hal-hal berikut :

a. Perilaku yang diharapkan

b. Fungsi kepemimpinan

c. Pola persahabatan siswa

d. Norma/aturan

e. Kemampuan berkomunikasi

f. Kebersamaan

Anda mungkin juga menyukai