Pengertian Belajar
A. Pengertian Belajar
Menurut definisi lama, Yang dimaksud dengan belajar adalah menambah dan mengumpulkan
pengetahuan. Yang di utamakan dalam definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-
banyaknya untuk menjadi cerdas atau membentuk intelektual, sedangkan sikap dan keterampilan
diabaikan.
Experiencing ), artinya belajar itu suatu prosesinteraksi antara individu dengan lingkungan. Definisi
belajar yang umum diterima saat ini adalah bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai
B. Hakikat Belajar
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know, learning to do,
learning to live together, and learning to be. Learning to know adalah belajar untuk mengetahui yang
menjadi target dalam belajar adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat
mengantarkan siswa untuk mengetahui dan memahami substansi materi yang dipelajarinya.
Learning to do artinya belajar untuk berbuat, yang menjadi target dalam belajar adalah adanya proses
melakukan atau proses berbuat, dalam hal ini siswa harus mengerjakan, menerapkan, menyelesaikan
Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama, yang menjadi target dalam belaajar
adalah siswa mempunyai kemampuan untuk hidup bersama atau mampu hidup dalam kelompok.
Learning to be artinya belajar untuk menjadi, yang menjadi target dalam belajar adalah mengantarkan
siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat, dan kemampuannya.
a. Faktor dari dalam diri siswa(Intern) , yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya
adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta
kebiasaan siswa.
b. Faktor dari luar diri siswa (ekstern), yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah
lingkungan fisik dan non fisik ( termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira,
dukungan komite sekolah), guru, pelaksana pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan
faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar sebab guru merupakan
manajer atau sutradara dalam kelas. Guru harus memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan
Kegiatan belajar 2
ada beberapa faktor yang dapat dikaji sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses belajar di
Sekolah Dasar.
Karakteristik teori belajar mental menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah daya mental
seperti daya yang untuk mengamati, menaggapi, mengingat dan berpikir dan sebagainya yang dapat
Teori belajar asosiasi yaitu pada perubahan tingkah laku yang menekankan pola perilaku baru yang
Menurut teori Insight adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan terjadi apabila siswa
menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang bersifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif.
Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya belajar lebih
hubungan.
Menurut Gagne ada 8 tipe belajar yang dapat dilakukan siswa, yaitu :
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi
Gagne (1979) menyebutkan ada 5 tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa yaitu : 1). Motor
skills, 2). Verbal information, 3) intelectual skills, 4). Attitudes 5). Cognitive strategies.
Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6-12 tahun yang termasuk pada perkembangan masa
pertengahan (middle childhood ) memiliki fase-fase yang unik dalam perkembangannya yang
menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang bersangkutan. Dapat perkembangan siswa dapat
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat berat, tinggi badan, dan perkembangan
motorik. Siswa pada tingkat Sekolah Dasar, kemampuan motoriknya mulai lebih halus dan terarah
( refined motor skills),tetapi berat badan siswaa laki-laki lebih ramping dari pada siswa perempuan
Perkembangan sosial siswa pada tingkat Sekolah Dasar sudah terasa ada pemisahan kelompok jenis
kelamin (separation of the sexes) seingga dalam pengelompokan, siswa lebih senang berkelompok
berdasarkan jenis kelamin padahal kurang sesuai menurut kriteria pengelompokan belajar.
Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara dinamis. Dilihat dari cara siswa
berkomunikasi menunjukkan bahwa mereka sudah mampu menggunakan bahasa yang halus dan
kompleks.
4. Perkembangan kognitif
Piaget mengemukakan bahwa pada usia Sekolah Dasar siswa akan memiliki kemampuan berpikir
operasional kongkret (concrete operational) yang disebut pula sebagai masa performing operation.
Pada tahap ini siswa sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, menghubungkan,
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa Sekolah Dasar adalah kemampuan bertindak menjadi
orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu berorientasi pada orang lain yang dianggap berbuat baik.
Bahwa siswa akan melakukan tindakan yang baik apabila orang lain yang dianggap berbuat baik.
Pola perkembangan ekspresif siswa Sekolah Dasar dapat dilihat dari kegiatan ungkapan bermain dan
kegiatan seni (art) siswa sekoah dasar sudah menyadari aturan dari suatu permainan, bahkan siswa
Aspek-aspek inteligensi dapat ditumbuhkembangkan pada setiap siswa. Dikenal 7 jenis inteligensi
dalam kehidupan sehari-hari. Inteligensi itu tidak berfungsi sendiri-sendiri tetapi setiap individu
memiliki campuran yang unik dari ke 7 inteligensi tersebut. Aspek-aspek inteligensi tersebut adalah
Secara umum ada dua kebutuhan siswa : 1) psiko-biologis yang dinyatakan dalam keinginan, minat,
tujuan, harapan dan masalahnya; 2) sosial yang berkaitan dengan tuntutan lingkungan masyarakat,
Esensi pembelajaran dikelas rendah adalah pembelajaran kongkret yaitu suatu pembelajaran yang
dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa yang berkenaan dengan fakta dan
kejadian di sekitar lingkungan siswa. Pembelajaran konkret lebih sesuai bila diberikan pada siswa
Karakteristik yang harus dipahami dalam pembelajaran di kelas rendah yaitu proses belajar yang harus
siswa kelas rendah Sekolah Dasar masih relatif kurang terfokus dalam konsentrasi, kecepatan belajar
dan aktivitas belajar sehingga hal ini memerlukan kegigihan guru untuk mengupayakan pembelajaran
Esensi proses pembelajaran kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) Sekolah Dasar adalah suatu pembelajaran yang
dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan konsep, dan generalisasi hingga
Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar di kelas tinggi Sekolah Dasar,
diantaranya : tanya jawab, latihan, atau drill, belajar kelompok, observasi, atau pengamatan, inkuiri,
pemecahan masalah, dan diskaveri. Di kelas tinggi, siswa dapat dibimbing dengan menggunakan
menyusun, melakukan, mengkaji, dan menyimpulkan sendiri atau berkelompok tetang substansi yang
dipelajarinya.
MODUL 3
odel-model Belajar
A. BELAJAR KOLABORATIF (COLLABORATIVE LEARNING)
Belajar kolaboratif bukan sekedar bekerja sama antar siswa dalam suatu kelompok biasa,
tetapi suatu kegiatan belajar dikatakan kolaboratif apabila dua orang atau lebih bekerja
bersama, memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu.
Dua unsur yang penting dalam belajar kolaboratif adalah (1) adanya tujuan yang sama, dan
(2) dan ketergantungan yang positif.
Pertama, dalam mencapai tujuan tertentu, siswa bekerja sama dengan teman untuk
menentukan strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru.
Kedua, ketergantungan yang positif, maksudnya adalah setiap anggota kelompok hanya
dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama.
Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku masing-
masing.
Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan bersama.
Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki
tanggung jawab.
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di sekolah, yaitu
“kebosanan”. Istilah Kuantum secara harfiah berarti “kualitas sesuatu”, mekanis (yang
berkenaan dengan gerak).
Segalanya berbicara.
Segalanya bertujuan.
b. Ketergantungan positif
Prinsip kedua dari belajar kooperatif adalah ketergantungan positif. Beberapa orang direkrut
sebagai anggota kelompok karena kegiatan hanya dapat berhasil jika anggota dapat bekerja
sama.
Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim.
Model belajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan materi
ajar.
Belajar tematik didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokok
(tema), dan melibatkan beberapa bidang studi (mata pelajaran) yang berkaitan dengan tema.
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung. Semua
kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut. Meinbach (1995) mengatakan bahwa
pembelajaran tematik mengkombinasikan struktur, urutan dan strategi yang diorganisasikan
dengan baik.
Ada konteksnya.
Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara utuh,
akan sulit mengajar sub-subkonsep secara terpisah-pisah.
Belajar tematik juga memberi kesempatan yang nyata kepada pebelajar untuk membentuk
latar belakang informasi sendiri dalam rangka membangun pengetahuan baru.
KEGIATAN BELAJAR 2
Rumpun Model Mengajar
A. RUMPUN MODEL SOSIAL
Joice & weil (2000) mengatakan model model social dirancang untuk menilai keberhasilan
dan tujuan akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan publik, dan
memecahkan masalah.
Akhir-akhir ini banyak dikembangkan belajar koorperatif (seperti telah dibahas pada kegiatan
belajar 1) yang merupakan kemajuan besar dalam pengembangan strategi mengajar yang
membantu pebelajar bekerja secara efektif.
2. Investigasi kelompok
Infestigasi kelompok menekankan pada rencana pengaturan kelas umum atau konfensional.
Rencana tersebut meliputi pendalaman materi yang terpadu secara kelompok, diskusi, dan
perencanaan proyek.
3. Bermain Peran
Dengan bermain peran, guru megajak belajar untuk memahami pengertian perilaku sosial,
peranannya dalam interaksi sosial, dan cara-cara memecahkan masalah sosial dengan cara-
cara yang lebih efektif.
4. Inkuiri Yurisprudensi
Dengan model ini pebelajar belajar berpikir tentang kebijakan-kebijakan sosial. Studi tentang
isu-isu sosial di masyarakat suatu negara, di tingkat nasional maupun internasional dapat
dipersiapkan bagi para pembelajar.
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan guru yakin bahwa semua
itu dapat berkembang. Perkembangan dapat terjadi secara optimal, apabila lingkungan
menyediakan cara kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.
6. Inkuiri Sosial
Model ini dirancang dengan maksud khusus, yaitu mengajarkan informasi, konsep-konsep,
cara berfikir, dan studi tentang nilai-nilai sosial dengan memberi tugas- tugas yang
menggabungkan aspek kognitif dan sosial.
1. Berfikir Induktif
Model ini memaparkan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan mengorganisasikan
informasi, serta menciptakan dan menguji hipotesis yang mendiskripsikan hubungan di
antara serangkaian data.
2. Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang terorganisasi dan
topik-topik yang berskala luas kepada pebelajar pada setiap tahap perkembangan.
3. Inkuiri Ilmiah
Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan menganalisis data,
mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat pembentukan pengetahuan.
4. Latihan inkuiri
Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan alasan sebab
akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk
konsep, dan hipotesis serta mengujinya.
5. Mnemonic
Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasemilasi informasi. Guru
dapat menggunakan mnemonic untuk membimbing penyajian materi.
6. Sinektik
Model Ini dirancang untuk membantu pebelajar memecahkan masalah dan menulis kegiatan-
kegiatan, serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topik-topik dari suatu
bidang ilmu yang luas.
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar untuk memahami
materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
Model ini bertolak dari studi Kohlberg yang digunakan untuk membantu kita menyesuaikan
pembelajaran pada suatu tahap kematangan pebelajar secara individu dan merancang cara
dan meningkatkan perkembangan pebelajar.
Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri individu. Seseorang
berusaha memperoleh pendidikan sehingga berusaha memahami dirinya sendiri dengan
lebih baik, bertanggung jawab atau pendidikannya sendiri, dan belajar mencapai
pengembangan yang baru dengan lebih kuat, lebih sensitif, dan lebih kreatif, dalam meraih
kehidupan yang berkualitas tinggi.
1. Pengajaran Nondirektif
Dikembangkan dari teori konseling, model ini menekankan kerjasama, antara pebelajar
dengan guru. Guru berusaha membantu pebelajar memahami bagaimana memainkan peran
utama dalam pencapaian pendidikanya.
Karya Abraham Maslow digunakan untuk membimbing suatu program dalam hal rasa harga
diri dan kemampuan aktualisasi diri. Guru menggali prinsip-prinsip yang dapat membimbing
kegiatan-kegiatan kerja sama dengan pebelajar untuk meyakinkan dan memberikan
gambaran tentang pribadi si pebelajar sebaik mungkin.
Dasar teoritik model ini sering disebut teori belajar sosial, modifikasi perilaku, terapi perilaku,
dan cybernetic.
Aplikasi teori sistem perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk yang disebut
belajar tuntas (mastery learning.)
2. Pembelajaran Langsung
Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok cybernetic. Salah
satu di antaranya adalah model teori-ke-praktik dan yang lain adalah simulasi.
MODUL 4
Beranda › MAKALAH › MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN › STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
Disusun oleh :
Kelompok Jasmine
Ana Andiani
RatnaDwiJayanti
Eva IkaRachmawati
UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR JOMBANG
Baca Juga
2016
Prosedur Pembelajaran
Setelah mempelajari hakekat strategi pembelajaran, kita diharapkan mampu membedakan jenis-jenis
strategi pembelajaran. Sehingga kita sebagai guru di tuntut untuk melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan prosedur yang tepat.
Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan
baik secara lebih khusus, guru diharapkan mampu memberikan contoh kegiatan:
Pembelajaran
Awal pembelajaran
Inti pembelajaran
Keberhasilan proses pembelajaran di antaranya sangat dipengaruhi oleh kegiatan pendahuluan (pra
dan awal) pembelajaran.
Fungsi kegiatan pendahuluan pembelajaran adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang
efektif, sehingga siswa siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Kegiatan pra pembelajaran atau disebut juga kegiatan prainstruksional adalah kegiatan pendahuluan
pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran.
Upaya yang dilakukan guru pada tahap pembelajaran diantaranya sebagai berikut :
1. Menciptakan sikap dengan suasana kelas yang menarik
Penataan kelas yang rapi dan mempersiapkan sapras/alat-fasilitas kelas merupakan bagian kegiatan
pra pembelajaran.Hal ini bertujuan memudahkan siswa beraktivitas belajar dalam kelas.
Kegiatan memeriksa kehadiran siswa merupakan tugas rutin guru untuk menghemat waktu guru
dapat bertanya kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak hadir.
Untuk menciptakan kesiapan belajar dan semangat belajar siswa, guru perlu membantu
mengembangkan kesiapan belajar tersebut melalui :
Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampaiakhir pembelajar.
Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat
siswa.
Membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani
mengeluarkan ide-ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performance). Guru harus selalu
memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas.
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan
inti pembelajaran. Adapun kegiatan yang bisa dilakukan guru sebagai berikut:
Memberi Acuan
Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya sebagai berikut:
Memberikan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan
dipelajarinya.
Membuat Kegiatan
Kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membuat kaitan sebagai berikut :
Meminta siswa mengemukakan pengalamanya yang berkaitan dengan materi yang akan
dibahas.
Tes awal atau pre-test dilaksakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan
pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa.
Dalam keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu untuk kegiatan awal pembelajaran relatif
singkat. untuk itu ada hal,yang perlu dilakukan guru sejalan dengan tugasnya di sekolah, khususnya
dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran dianataranya:
Untuk itu, kegiatan inti pembelajaran hendaknya merupakan kegiatan yang bervariasi
Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses pembelajaran guru lebih
banyak menyajikan materi (eksploratif).
Penyajian dalam pembelajaran klasikal lebih menekankan pada kegiatan pemberian informasi atau
penjelasan materi yang belum dipahami siswa.Salah satu keunggulan pembelajaran klasikal adalah
memberikan kemudahan bagi guru dalam mengorganisasi materi pelajaran, karena bahan pelajaran
tersebut seragam diberikan pada siswa.
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran klasikal, guru harus memiliki kemampuan mengelola
pembelajaran klasikal yang dilandasi oleh implementasi prinsip-prinsip pembelajaran klasikal.
Berikut ini beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran klasikal.
Sistematika (penyajian pelajaran secara berurutan dan selalu berorientasi pada tujuan yang
telah diterapkan).
Perhatian dan aktivitas (guru harus selalu memberi perhatian terhadap aktivitas siswa secara
menyeluruh dalam kelas).
Latihan atau penugasan (pemberian latihan atau tugas bertujuan untuk memantapkan dan
memperkuat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran).
Kegiatan pendahuluan (pra dan awal pembelajaran) sudah dilakukan pada tahap sebelum inti.
Didalam kegiatan inti pembelajaran klasikal yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut:
2. Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
bahan pembelajaran dengan cara menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan situasi
nyata atau dengan bahan pelajaran yang lain.
Pada akhir pembelajaran klasikal, guru dapat meminta siswa untuk melakukan kegiatan sebagai
berikut.
a. Aplikasi bahan pelajaran yang telah dipelajari dengan cara tertulis atau lisan.
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain dalam bentuk
kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
belajar.
Dalam pelaksanaannya pembelajaran kelompok membutuhkan waktu yang relatif banyak.Untuk itu
guru perlu memperhatikan tentang alokasi waktu yang disediakan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara optimal.
Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok di antaranya adalah metode diskusi.
Pada kegiatan pendahuluan guru dapat menyampaikan tujuan yang diharapkan dicapai dan topik
pembelajaran yang akan di bahas dalam kegiatan kelompok.
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang mengarah pada
optimalisasi kemampuan siswa secara individu.
KEGIATAN BELAJAR 3
Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup
pelajaran.Yang lebih penting adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang
diharapkan.
Guru dapat melakukan dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat
ringkasan materi pelajaran.
2. Melaksanakan Penilaian
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan mutlak yang harus dilaksanakan
oleh guru dan pembelajaran. Melalui kegiatan penilaian akhir guru akan mengetahui tercapai tidaknya
kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa.
Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil
belajar siswa.Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan
penguasaan siswa terhadap kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa.
Hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran memberikan gambaran kepada guru tentang
tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut guru dapat memberikan tugas atau latihan kepada siswa, baik
untuk meningkatkan maupun untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap kompetensi yang
diharapkan.
Ada dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu siswa menguasai
kompetensi yang belum dikuasainya.
Membahas kembali materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga.
Membaca materi pelajaran tertentu. Kegiatan lain yang dapat dilakukan guru pada tahap
tindak lanjut adalah memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku sumber pelajaran
yang lain yang membahas topik yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa merupakan kegiatan yang harus dilakukan
guru.Di samping memberikan balikan, guru juga hendaknya memberikan bimbingan kepada
siswa agar mereka mampu memperbaiki kekurangannya.
Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang
Apabila dari hasil penilaian diketahui bahwa siswasudah menguasai kemampuan yang telah
ditetapkan, kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah mengemukakan atau
memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau kompetensi yang akan
dipelajari pada pertemuan yang akan datang.
MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 6 MEDIA PEMBELAJARAN
Ditulis oleh ilmiahku.com Sabtu, 26 Oktober 2019
TUGAS KELOMPOK
Disusun Oleh:
1. DINI LADY PUSPITHA (837380928)
2. HERMIN NURANIFAH (837413621)
3. SEPTIYAN DIAN TRISTIANA (837383916)
4. WIDIANTO HARI WIDODO (837413581)
PROGRAM STUDI S-1 PGSD BI
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA
POKJAR JOMBANG
2016
RANGKUMAN :
Baca Juga
1. Terkadang ukuran gambar-gambarnya terlalu kecil jika digunakan pada suatu kelas yang memiliki
banyak siswa.
2. Gambar fotografik merupakan media dua dimensi yang tidak bisa menimbulkan kesan gerak.
b. Grafis (graphic)
Contoh media grafis antara lain:
1. Grafik
Grafik merupakan gambar sederhana untukmenggambarkan data kuantitatif yang akurat dan mudah
untuk dimengerti.
Contohnya: grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik garis.
2. Bagan (chart)
Bagan biasanya dirancang untuk menggambarkan atau menunjukkan suatu ide atau gagasan melalui
garis, simbol, gambar, dan kata-kata singkat.
Fungsi bagan antara lain: menunjukkan hubungan perbandingan, perkembangan, klarifikasi, dan
organisani.
3. Diagram
Diagram merupakan suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan tentang tata
kerja dari suatu benda, terutama dengan garis-garis.
4. Poster
Poster merupakan suatu kombinasi visual yang terdiri atas gambar dan pesan/tulisan, biasanya
dengan menggunakan warna yang mencolok.
5. Kartun (cartoon)
Kartun merupakan penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau
situasi yang dirancang untuk membentuk opini siswa.
Media ini hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah mempunyai
kemampuan dalam berfikir abstrak
Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding media lainnya, oleh
karena itu dibutuhkan teknik-teknik tertentu dalam belajar media ini
Sifatnya yang auditif sehingga memerlukan pengalaman secara visual
Pembelajaran Sederhana
RANGKUMAN :
Media pembelajaran sederhana adalah jenis jenis media yang mudah dibuat, bahan -
bahannya mudah diperoleh, mudah digunakan, serta harganta relatif tidak terlalu mahal (murah).
RANGKUMAN :
Sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat
digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Sumber belajar tersebut dapat dibedakan
menjadi 6 jenis yaitu:
STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD
MODUL 10
PENGELOLAAN KELAS
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR JOMBANG
2016
Baca Juga
Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya
tingkah laku yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan, menciptakan
hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan
memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.
Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk membantu siswa belajar,
sedangkan pengelolaan kelas adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi kelas yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
C. Pentingnya pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran
Pengelolaan kelas yang efektif merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran
karena pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat terciptanya pembelajaran yang efektif.
Penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi
siswa dalam proses pembelajaran.
a. Keleluasaan pandangan
Yaitu penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa
dan guru sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru atau benda/kegiatan yang sedang
berlangsung.
b. Mudah dicapai
Yaitu siswa mudah menjangkau barang-barang yang mereka butuhkan dan siswa dapat dengan
mudah bergerak dan tidak mengganggu siswa lainnya yang sedang bekerja.
c. Keluwesan
Yaitu barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk ditata dan dipindah-pindahkan
sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa dan guru.
d. Kenyamanan
Yaitu lingkungan kelas yang ditata dapat memberikan kenyamanan baik bagi siswa maupun guru
sendiri. Prinsip kenyamanan ini berkaitan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara dan kepadatan
kelas. Kenyamanan ruangan kelas akan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi dan produktivitas
siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.
e. Keindahan
Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan berpengaruh positif terhadap sikap dan tingkah laku
siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Ruangan kelas yang menyenangkan juga
akan meningkatkan pengembangan nilai keindahan pada diri siswa karena siswa melihat langsung
model/contoh yang dilakukan guru dalam menata kelas.
2. Penataan tempat duduk
Yaitu guru harus menata tempat duduk siswa sesuai dengan strategi pembelajaran yang diterapkan
untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Pengaturan tempat duduk yang berjejer menghadap
guru tepat untuk kegiatan klasikal, yaitu untuk menyampaikan informasi yang harus diketahui oleh
seluruh siswa serta meningkatkan jumlah kerja yang dilakukan siswa.
Iklim psiko-sosial kelas berpengaruh terhadap hasil belajar, konsep diri, rasa harga diri, dan sikap
siswa terhadap sekolah. Iklim psiko-sosial kelas berkenaan dengan hubungan sosial-pribadi antara
guru dan siswa serta antar siswa. Hubungan yang harmonis antara guru dan siswa serta antar siswa
akan dapat menciptakan iklim psiko-sosial kelas yang sehat, dan efektif bagi berlangsungnya proses
pembelajaran.
Oleh karena itu dalam mengelola kelas, guru harus dapat menciptakan hubungan sosio-emosional
yang harmonis baik antara guru dengan siswa maupun antarsiswa.
1. Karakteristik guru
Berkenaan dengan pengelolaan iklim psiko-sosial kelas, Bandura (Good dan Brophy) menyatakan
bahwa keberhasilan guru dalam mengelola iklim psiko-sosial kelas dipengaruhi oleh karakteristik
guru itu sendiri. Berikut ini beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh guru :
Hubungan sosial yang kurang baik antarsiswa dapat mengganggu lancarnya kegiatan pembelajaran.
Untuk menciptakan hubungan sosial yang baik antarsiswa dapat dilaksanakan dengan adanya
kegiatan belajar kelompok. Di dalam belajar kelompok siswa dapat saling mengenal, berkomunikasi
dengan jelas, saling bertanya dan mengemukakan pendapat serta saling membantu.
Agar kegiatan kelompok dapat berhasil dengan baik guru harus memperhatikan hal-hal berikut :
b. Fungsi kepemimpinan
d. Norma/aturan
e. Kemampuan berkomunikasi
f. Kebersamaan