Anda di halaman 1dari 4

Kelompok :

Reza Ramanda (1906159)

Tegar Sukmawan (1906027)

Reza Hasnan H (1906007)

Mochamad Rinaldi Q (1906001)

Bentuk Pemerintahan Indonesia pada awal dibentuknya UUD 1945 ( 17.08.1945 –


27.12.1949 )

Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik, Sebagai


negara kesatuan, maka negara RI hanya ada satu pemerintahan negara, yaitu di tangan
pemerintah pusat. Sebagai negara berbentuk republik, maka kepala negara di jabat oleh
presiden yang diangkat melalui suatu pemilihan. Kedaulatan terdapat ditangan rakyat
dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR, oleh sebab itu MPR menjadi lembaga tertinggi
Negara. Presiden menjadi pemegang kekuasaan pemerintahan yang menunjukan bahwa
sistem pemerintahan Indonesia adalah sistem presidensial, menteri sebagai pelaksana
tugas pemerintahan dan juga sebagai pembantu presiden yang bertanggung jawab
kepada presiden.

Lembaga tertinggi Negara menurut UUD 1945 ( Sebelum Amandemen )

Adalah MPR, Presiden, DPA, DPR, BPK, dan MA.

Bentuk Pemerintahan Indonesia pada masa Konstitusi RIS ( 27.12.1940 –


18.08.1950 )

Indonesia mengalami perubahan bentuk Negara dari Negara Kesatuan menjadi


Negara Serikat yang mengharuskan mengubah UUD menjadi UUD RIS. Didalam RIS
terdapat berapa Negara bagian yang masing-masing memiliki pemerintahannya sendiri.
Sistem pemerintahan yang digunakan pada masa berlakunya konstitusi RIS adalah
sistem parlementer. artinya presiden tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas
tugas-tugas pemerintah. Sebab, Presiden adalah kepala negara, bukan kepala
pemerintahan dan Menteri-menteri bertanggungjawab atas seluruh kebijaksanaan
pemerintahan baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk
bagiannya sendiri-sendiri. Dengan demikian yang melaksanakan dan mempertanggung
jawabkan tugas-tugas pemerintahan adalah menteri-menteri. Dalam sistem ini, kepala
pemerintahan di jabat oleh Perdana Menteri. Dalam sistem pemerintahan parlementer,
pemerintah bertanggungjawab kepada parlemen (DPR).

Lembaga-lembaga negara menurut kontitusi RIS adalah Presiden, Menteri-menteri,


Senat, DPR, MA, dan Dewan Pengawas Keuangan.

Bentuk Pemerintahan Indonesia pada masa UUDS 1950 ( 15.08.1950 – 05.07.1959 )

Era 1950-1959 adalah era di mana presiden Soekarno memerintah menggunakan


konstitusi UUDS Republik Indonesia 1950. Periode ini berlangsung mulai dari 17
Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959. Pada masa orde lama, sistem pemerintahan di
Indonesia mengalami beberapa peralihan. Indonesia pernah menerapkan sistem
pemerintahan presidensial, parlementer, demokrasi liberal, dan sistem pemerintahan
demokrasi terpimpin.

Pada tahun 1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari presidensial


menjadi parlementer. Dimana dalam sistem pemerintahan presidensial, presiden
memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai badan eksekutif dan merangkap sekaligus sebagai
badan legislatif. Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno ini juga terjadi
penyimpangan UUD 1945.

dikenal dengan UUDS 1950, ialah konstitusi yang berlaku di negara Republik
Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959.
UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang
Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang
Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71
DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta.

Konstitusi ini dinamakan "sementara", karena hanya bersifat sementara,


menunggu terpilihnya Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun
konstitusi baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara
demokratis, tetapi Konstituante gagal membentuk konstitusi baru hingga berlarut-larut.
Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959,
yang antara lain berisi kembali berlakunya UUD 1945.
Bentuk Pemerintahan Indonesia pada masa UUD 1945 (05.07.1959 – 19.10.1999)

Pelaksanaan UUD 1945 selama kurun waktu 5 Juli 1959 - 19 Oktober 1999,
dapat dibagi menjadi dua (2) periode yaitu Periode Orde Lama (1959 - 1966) dan
Periode Orde Baru (1966 - 1999).

Pada masa pemerintahan orde lama, kehidupan politik dan pemerintahan sering
terjadi penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang justru
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Hal itu terjadi karena penyelenggaraan pemerintahan terpusat pada kekuasaan


seorang Presiden dan lemahnya kontrol yang seharusnya dilakukan DPR terhadap
kebijakan-kebijakan Presiden.

Selain itu muncul pertentangan politik dan konflik lainnya yang berkepanjangan
sehingga situasi politik, keamanan, dan kehidupan ekonomi semakin memburuk.

Puncak dari situasi tersebut adalah munculnya pemberontakan G30S/PKI yang


sangat membahayakan keselamatan bangsa dan negara. Mengingat keadaan semakin
membahayakan, Ir. Soekarno selaku Presiden RI memberikan perintah kepada Letjen
Soeharto melalui Surat Perintah 11 Maret 1966 atau yang lebih dikenal Supersemar.
Supersemar merupakan usaha untuk mengambil segala usaha tindakan yang diperlukan
bagi terjaminnya keamanan, ketertiban, dan ketenangan, serta kestabilan jalannya
pemerintah. Lahirnya Supersemar tersebut dianggap sebagai awal masa Orde Baru.

Konstitusi yang pernah berlaku pada masa Orde Baru memiliki semboyan yaitu
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dilihat dari
prinsip demokrasi, prinsip negara hukum, dan keadilan sosial, ternyata masih banyak
hal yang jauh dari harapan. Hampir sama dengan Orde Lama, sangat dominannya
kekuasaan Presiden dan lemahnya kontrol DPR terhadap kebijakan-kebijakan
Presiden/Pemerintah.

Selain itu, kelemahan tersebut terletak pada UUD 1945 itu sendiri yang sifatnya
singkat dan luwes (Fleksibel). Sehingga memungkinkan munculnya berbagai
penyimpangan. Tuntutan untuk merubah atau menyempurnakan UUD 1945 tidak
memperoleh tanggapan, bahkan pemerintahan Orde Baru bertekad untuk
mempertahankan dan tidak merubah UUD 1945.
Bentuk Pemerintahan Indonesia pada masa UUD 1945 (19.10.1999 – Sampai
sekarang)

Seiring dengan tuntutan reformasi dan setelah lengsernya Presiden Soeharto


sebagai penguasa Orde Baru, maka sejak tahun 1999 dilakukan perubahan
(amandemen) terhadap UUD 1945. Sampai saat ini, UUD sudah mengalami 4 tahap
perubahan yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Penyebutan UUD setelah
perubahan menjadi lebih lengkap, yaitu : Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

Melalui 4 tahap perubahan tersebut, UUD 1945 telah mengalami perubahan


yang cukup mendasar. Perubahan itu menyangkut kelembagaan negara, pemilihan
umum, pembatasan kekuasaan Presiden dan Wakil Presiden, memperkuat kedudukan
DPR, pemerintahan daerah, dan ketentuan yang terinci tentang hak-hak asasi manusia.

Lembaga-lembaga negara menurut UUD 1945 sesudah amandemen adalah Presiden,


MPR, DPR, DPD, BPK, MA, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial.

Anda mungkin juga menyukai