Oleh
MATERI I
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu karena sebelum bangsa Indonesia
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan Negara, mereka menggunakan
bahasa Indonesia sebagai Lingua Franca (bahasa pergaulan). Bagaimanakan proses
perkembangan bahasa Indonesia? Proses perkembangan bahasa Indonesia dapat dilihat dalam
5 periode, yaitu:
(1) Periode Abad 6, yaitu pada zaman kerajaan Sriwijaya. menggunakan bahasa Melayu.
Diketahui dari prasasti-prasasti yang ditemukan dengan menggunakan bahasa Melayu.
(2) Periode Abad 15, yaitu pada zaman kerajaan Malaka, menggunakan bahasa Melayu yang
telah dipengaruhi oleh anasir Islam yang dibawa oleh para pedagang atau saudagar-saudagar
dari Persia, Gujarat dan Pasai. Pada periode ini Lingkungan bahasa Indonesia dimasukkan ke
dalam golongan bahasa Austronesia.
(3) Periode Abad 16, pada kerajaan Johor, menggunakan bahasa Melayu untuk menulis
kesusastraan Melayu. Tahun 1600 VOC mendirikan sekolah dengan bahasa Melayu sebagai
bahasa pengantar.
(5) Periode Abad 20, merupakan awal perkembangan bahasa Melayu menuju bahasa
Indonesia.
kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya,
yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan.
Yang dimaksud dengan fungsi bahasa ialah peran bahasa yang bersangkutan di dalam
nasyarakat pemakainya.
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan atau bahasa
nasional. Kedudukan ini dimiliki oleh bahasa ndonesia sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928 dan dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu,
yang mendasari bahasa Indonesia itu, telah dipakai sebagai Lingua franca selama berabad-
abad sebelumnya di seluruh kawasan Indonesia dan bahwa di dalam masyarakat Indonesia
tidak terjadi 'persaingan bahasa", yaitu persaingan di antara bahasa daerah yang satu dan
bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukan sebagai bahasa persatuan atau bahasa
nasional.
Tugas! Ambil potongan berita dari koran, dan analisislah penggunaan bahasanya. Tentukan
mana pemakaian bahasa yang salah dan mana yang benar.
RAGAM BAHASA
Bahasa Indonesia yang amat luas wilayah pemakaiannya dan bermacam ragam
penuturnya, mau tidak mau turut memunculkan sejumlah ragam bahasa Indonesia. Ragam
bahasa yang beraneka macam itu masih tetap disebut bahasa Indonesia karena ciri dan kaidah
tata bunyi, pembentukan kata, dan tata makna umumnya sama.
Ragam bahasa dapat dikenali menurut (1) Golongan Penutur Bahasa, dan (2) Jenis
Pemakaian Bahasa. Ragam yang ditinjau dari sudut pandangan penutur dapat dirinci menurut
patokan daerah, pendidikan, dan sikap penutur, sedangkan ragam yang ditinjau dari sudut
jenis pemakaian bahasa dapat dirinci menjadi ragam dari sudut pandangan bidang atau pokok
persoalan, ragam menurut sarananya, dan ragam yang mengalami pencampuran. Untuk lebih
jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut.
RAGAM BAHASA
Berdasarkan pembagian itu, maka ragam bahasa dapat dirinci sebagai berikut:
Dasar yang paling baik untuk melambangkan bunyi ujaran atau bahasa adalah satu
bunyi ujaran yang membedakan arti dilambangkan dengan satu lambang tertentu. Lambang
yang dipakai untuk mewujudkan bunyi ujaran itu biasa disebut huruf. Dengan huruf-huruf
itulah manusia dapat menuliskan gagasan yang semula hanya disampaikan secara lisan.
Pemakaian Huruf
Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal 26 huruf yang terdiri atas 21 konsonan (b, c,
d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z ) 5 vokal (a, i, u, e, dan o ), dan 3 diftong
(ai, au, dan oi ). Ke-26 huruf ini, dapat digunakan di depan, di tengah, dan di akhir sebuah
kata. Dalam bahasa Indonesia juga dikenal pola suku kata. Secara umum, pola suku kata
dalam bahasa Indonesia terdiri atas :
Selain empat pola umum suku kata, bahasa Indonesia juga memiliki beberapa pola suku kata
yang lain, yaitu :
Bagaimana cara kita melakukan pemisahan suku kata pada kata dasar? berikut ini adalah
caranya, antara lain :
a. Untuk kata dasar yang ditengahnya ada dua buah vokal yang berurutan, maka pemisahan
dilakukan di antara kedua vokal itu.
b. Untuk kata dasar yang ditengahnya ada konsonan di antara dua vokal, maka pemisahan
dilakukan sebelum konsonan itu.
c. Untuk kata dasar yang ditengahnya ada dua konsonan yang berurutan, maka pemisahan
dilakukan di antara kedua konsonan itu.
d. Untuk kata dasar yang ditengahnya ada tiga konsonan atau lebih, maka pemisahan
dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng) dengan yang kedua.
Penulisan Huruf
- Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan-ungkapan yang berhubungan
dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya.
- Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang diikuti nama orang.
- Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
- Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama hari, bulan, tahun, hari ray, dan peristiwa
sejarah.
- Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
- Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
- Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua kata untuk nama buku, majalah, surat
kabar, dan judul karangan, kecuali partikel seperti : di, ke, dari, untuk dan yang, yang mana
tidak terletak pada posisi awal.
- Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperi
bapak, ibu, adik, saudara, kakak, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
- Menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
- Menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
Penulisan Kata
1. Kata Dasar
2. Kata Turunan
- Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran,
maka kata-kata itu ditulis serangkai.
- Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai. (bila diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf besar, di antara kedua
- Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata.688
3. Kata Ulang
4. Gabungan Kata
5. Kata Depan
8. Partikel
Di bawah ini adalah beberapa bentuk paragraf yang menyalahi penulisan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dan penulisan unsur serapan. Perbaikilah bentuk
karangan berikut dengan memperhatikan penulisan EYD dan Unsur Serapan, serta bagilah
dalam beberapa paragraf sesuai ide pokoknya.
Oleh
(Bag 1)
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan “cerita”
mereka. Diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk
menyatakan gagasan / menceritakan suatu peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya
bahasa, ungkapan-ungkapan.
1. Pengertian Diksi
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah
cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan
gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-
ungkapan dan sebagainya.
Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang
baik harus memenuhi syarat, seperti :
Contoh Paragraf :
Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara disana sangat
sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama
kemudian.
Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat
senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin
yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah
untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari disana, kami
pulang dengan hati senang.
Kedua paragraf diatas punya makna yang sama. Tapi dalam pemilihan diksi pada contoh
paragrap kedua menjadi enak dibaca, tidak membosankan bagi pembacanya.
2. Ciri-Ciri Diksi
Setelah mengetahui syarat diksi, tentu kita juga harus mengetahui ciri-ciri diksi
tersebut, dibawah ini merupakan ciri-ciri diksi, antara lain:
Tepat dalam pemilihan kata untuk dapat mengungkapkan gagasan atau juga hal-hal
yang diamanatkan.
Dapat digunakan untuk dapat membedakan secara tepat nuansa makna serta bentuk
yang sesuai dengan gagasan serta juga situasi serta nilai rasa pembaca.
Menggunakan pembendaharaan kata yang dipunyai masyarakat bahasanya serta dapat
menggerakan dan juga memberdayakan kekayaan itu menjadi jaring kata yang jelas.
3. Syarat Diksi
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan
ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan
dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami
pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan
penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu
diperhatikan
Pilihan kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya pilihan
kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar.
1) Tepat
Contohnya : Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok
kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan mata.
2) Seksama
Contohnya : Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim.
Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah mengatakan hari
agung, hari akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat
digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa tinggi karena kata tersebut
tidak seksama.
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim dalam
bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan pengertian saja.
Contohnya, Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing
bersantap sebagai sinonim anjing makan. Kemudian kata santapan rohani tidak dapat pula
digantikan dengan makanan rohani. Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi
tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakain-nya.
Jenis makna
Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi panca indra dan tidak
menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.
Contoh :
Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil observasi pancaindra dan
menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna
kontekstual.
Contoh :
Perubahan makna
Misalnya :
Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi. Artinya baru dirasakan
lebih baik dari arti sebelumnya.
Contoh :
Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.
Pergeseran makna
Asosiasi
Contoh:
Sinestesia
Adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.
Contoh:
Relasi makna
Homonim
Adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan pengucapan.
Homograf
Adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan
pengucapan dan arti.
Contoh:
Homofon
Adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi berlainan
tulisan dan arti.
Contoh:
Sinonim
adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai arti yang
sama.
Contoh:
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh sebab
itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada
variasinya dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi
hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Antonim
Contoh:
– Tua – muda
– Besar – kecil
– Luas – sempit
4. Fungsi Diksi
Diksi dalam pembuatan karya sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
Membuat orang yang membaca atau pun mendengar karya sastra menjadi lebih faham
mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis atau pun
terucap”.
Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci utama pengarang dalam menulis
gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata juga merupakan kunci utama
dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide yang ingin disampaikan
penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang
ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus
sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu. Pembentukan kata atau
istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu.
(Bag 2)
Diksi ialah pilihan kata. Artinya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan
sesuatu. Pilihan kata merupakan satu uNsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang-
mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.
Dalam memilih kata, ada dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan, yaitu ketepatan dan
kesesuaian. Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek logika kata¬kata; kata-kata
yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan agar dapat
ditafsirkan secara tepat pula oleh pendengar atau pembaca. Selanjutnya persyaratan
kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan/situasi
dan keadaan pembaca. .Jadi, menyangkut aspek sosial kata-kata.
Kata dibedakan dari istilah. Kata adalah unsur bahasa yang melambangkan suatu objek atau
konsep. Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan, atau sifat vang khas di bidang kehidupan dan cabang ilmu
pengetahuan tertentu. I)alam bahasa Indonesia, telah ditetapkan Pedoman Pembentukan
Istilah yang diterbitkan oleh Pusat Pendidikan dan Pengembangan Bahasa.
Kata umum dan kata khusus dibedakan berdasarkan ruang lingkupnya. Makin luas ruang
lingkup suatu kata, semakin umum sifatnya. Sebaliknya, makin sempit ruang lingkupnya
makin khusus sifatnya.
Kata populer adalah kelompok kata yang digunakan pada berbagai kesernpatan dalam
komunikasi sehari-hari di kalangan semua lapisan masyarakat. Sebagian besar kosa kata
dalam semua bahasa berupa kata-kata papuler.
Kata kajian adalah kelompok kata yang digunakan secara terbatas dalam kesempatan tertentu.
Kata-kata ini biasanya digunakan oleh kalangan ilmuwan atau kelompok profesi tertentu
dalam masalah atau perbincangan khusus sesuai bidang keahlian.
Tuliskan A jika kata-kata yang dicetak miring berikut mengandung makna yang abstrak,
umum/luas dan tidak jelas, atau K, jika mengandung makna konkret, khusus dan jelas.
6. Akibat hujan lebat semalam, jalan di kampung kami licin dan becek.
9. Melalui koperasi, para petani dapat menjual padinya dengan harga yang layak.
10. Lingkungan hidup yang sehat merupakan modal dalam usaha meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
Amran, Tasai. 2010 Cermat Berbahasa Indonesia. (Jakarta :CV Akademika Pressindo.
Adi, Tri. 2007 Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik, CV Andi Offset, Yogyakarta.
Demikianlah pembahasan mengenai “Diksi ( Pilihan Kata ) Pengertian & ( Fungsi – Macam –
Contoh ) semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan
saudara semua sebagai mahasiswa yang sedang mencari ilmu.
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau
perasaan pembicara atau penulis, dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya
dalam pkiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Artinya, kalimat yang efektif adalah kalimat yang jelas disampaikan oleh penulis sehingga
dapat dipahami dengan jelas pula oleh pembaca.
Kebenaran struktur harus diperhatikan dalam penulisan kalimat efektif karena kalimat efektif
terikat pada kaidah struktur. Oleh karena itu, dituntut memiliki struktur yang benar. Struktur
itu dapat dilihat pada hubungan antarunsur kalimat. Kalimat yang berstruktur benar adalah
kalimat yang unsure-unsurnya memiliki hubungan yang jelas.Kesalahan struktur dapat
berdampak pada kebenaran isi kalimat.
(1) Pengulangan
Kiat pengulangan dalam kalimat efektif, digunakan untuk memperlihatkan bagian penting
dalam kalimat (dapat menggunakan kata yang sama atau kata yang bersinonim.
Contoh: Untuk menguasai kemahiran menulis diperlukan latihan, latihan, dan sekali lagi
latihan
Badan Riko itu tinggi, kurus, krempeng, dan bahkan teman-temannya mengatakan ceking.
(2) Penyejajaran
Penyejajaran dalam kalimat efektif, digunakan untuk menimbulkan kesan bahwa unsure yang
disejajrkan itu penting.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam penyejajaran adalah konsistensi kategori dan struktur.
Contoh: Kegiatan yang dilakukan selama ini di kampung adalah mengurus harta pusaka,
mengerjakan sawah, menjenguk sanak family, dan membersihkan kuburan nenek.
Pengedepanan dalam kalimat efektif untuk menunjukkan bahwa hal yang dikedepankan itu
penting.
Contoh: Konidin melenyapkan batuk dengan melegakan tengorokan Anda. Konidin, tablet
batuk dengan formulasi khusus untuk meredakan batuk dengan cepat. Konidin telah terbukti
kemanjurannya.
Variasi bahasa dapat digunakan dalam dua hal, yaitu variasi struktur (aktif-pasif; panjang-
pendek) dan variasi jenis (berita, Tanya, seru, dll.).
PARAGRAF
Paragraf atau alinea (kalimat yang menjorok ke dalam sekitar 7 ketukan spasi).
Macam-macam paragraf
1. Paragraf Pendahuluan
2. Paragraf Penjelasan
3. Paragraf Penutup.
3. Paragraf Campuran
Paragraf dapat dikembangkan dengan beberapa pola (pola pengembangan paragraf), yaitu:
1. Dengan fakta
2. Contoh
3. Definisi
4. Ilustrasi
6. Rincian Spesifik
7. Analogi
8. Sebab-Akibat
9. Akibat-Sebab
10. Kombinasi