Anda di halaman 1dari 6

ETIKA PRIBADI DAN ETIKET

1. Pengertian
Pada bagian terdahulu defenisi etika sudah dijelaskan maka pada bagian ini sangat perlu
mempelajari pengertian etiket. Penjelasan pengertian ini dianggap perlu agar dapat memahami
persamaan dan perbedaan dia antara keduanya. Etiket berasal dari bahasa Perancis “etiquette”
yang artinya surat undangan. Dalam bahasa Indonesia, etiket mempunyai pengertian sopan
santun atau merk / lebel tertentu yang ditempelkan pada barang tertentu.
Menurut Kartini Kartono dalam bukunya Pemimpin dan Kepemimpinan mendefenisikan
etiket sebagai unggah-unggah (sopan santun) atau aturan-aturan konvensional mengenai tingkah
laku individual dalammasyarakat beradab. Dalam pengertian ini, etika dan etiket memiliki kaitan
dalam arti sopan santun karena sopan santun adalah bagian dari etika.

2. Persamaan Etika dan Etiket


Persamaan etika dan etiket terjalin dalam hal “perilaku” manusia. Disamping itu,
keduanya mengatur perilaku manusia secara normatif, yang artinya memberi norma bagi perilaku
manusia,dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
seseorang. Karena sifatnya yang normatif ini, mudah terjadi percampuradukan kedua istilah
tersebut.
3. Perbedaan Etika dan Etiket
Kalau etiket menyangkut cara tentang suatu “sikap” dan yang dilakukan seseorang,
sedangkan etika “memberi norma” tentang perbuatan itu sendiri. Misalnya: perbuatan baik atau
tidak baik. Etiket hanya memandang manusia dari sisi lahiriah saja, sedangkan etika memandang
dari sisi batiniahnya: apakah motivasinya benar, caranya benar dll.
Disamping itu, etiket berlaku hanya dalam berhubungan dengan orang lain karena jika
tidak ada orang lain yang hadir menyaksikan maka etiket yang dilakukan seseorang tidak ada
artinya. Sedang etika selalu berlaku sesuai normanya, entah ada saksinya ataupun tidak.
4. Jenis-Jenis Etiket
Semakin maju peradaban dan kebudayaan manusia,maka makin banyak pula jenis etiket
yang perlu diketahui dan dipelajari. Negeri kita yang dikenal sebagai kebudayaan Timur juga
mempunyai berbagai macam etiket atau norma sopan santun dari masing-masing suku dan
budayanya.
Tetapi ada pula yang bersifat umum atau nasional dalam pergaulan hidup tanpa
membedakan keragaman agama, suku, atau adat istiadat.norma nasional itu yang mempersatukan
dari kebhinekaan di negara kita, meskipun masih ada pengaruh etiket sopan santun setempat.
Norma-norma etiket sopan santun yang bersifat nasional tersebut di antaranya:
a. Etiket pribadi dalam menerima tamu
 Menyambut kedatangan tamu dengan sikap ramah dan wajah berseri
 Memberi salam dan menanyakan keadaannya, dan mempersilahkan duduk
 Menghidangkan minuman, mungkin juga kue
 Tidak membedakan tamu dari factor social ekonomi, suku dan agamanya
 Tidak memperlihatkan sikap tidak suka kepada tamu
 Jangan langsung memberi ijin saat tamu akan pamit pulang, tapi tahanlah sebentar waktu
b. Etiket pribadi dalam bertamu
 Berkunjung pada waktu yang tepat, atau sebaiknya sudah memberitahu terlebih dahulu
 Datang dan mengetuk pintu dengan pelan serta ucapkan salam
 Bila telah bertemu berikan salam dengan berjabat tangan dengan senyum, duduklah bila
telah dipersilahkan tuan rumah, jangan duduk lebih dahulu.
 Berpakaian rapid an tidak terlalu lama bertamunya sesuai keperluan
 Tidak meludah di lantai atau duduk seenaknya
 Minta ijin jika hendak pulang, minta maaf jika terburu-buru bertamunya
 Berbicara dengan ramah dan tidak berdebat, serta tidak menyinggung perasaan tuan
rumah
c. Etiket pribadi dalam percakapan
 Berbicara dengan sikap ramah dan menghindari perdebatan
 Berbicara dengan kata-kata yang baik
 Perhatikan perkataan lawan bicara, tidak menoleh ke tempat lain
 Tidak asal menjawab jika ditanya seolah tidak serius
 Tidak memonopoli pembicaraan, berilah kesempatan berbicara kepada lawan bicara
 Berbicara dengan tidakmenuding-nuding pakai telunjuk
 Tidak memaksakan pendapatnya untuk diterima
 Tutuplah mulut bila batuk atau bersin (sapu tangan atau tissu)
 Akhirilah pembicaraan dengan senyum atau tertawa
d. Etiket pribadi saat duduk bersama
 Duduk dengan cara dan sikap yang baik
 Tidak menyuruh orang lain yang sudah duduk untuk pindah tempat duduk
 Tidak menumpangkan kaki menyilang waktu duduk
 Tidak mengoyang-goyangkan kaki
 Memberi tempat duduk bagi yang lebih tua, jika kursinya kurang
 Tidak bergurau yang berlebihan
 Berbicara dengan suara yang jelas, tidak bersuara keras.
 Bila acaranya berakhir letakkan kursi seperti semula
e. Etiket pribadi saat makan bersama
 Pilihlah tempat duduk yang sesuai
 Tidak berdesakan dan sabar dalam mengambil makanan
 Ambil makanan yang sesuai dengan porsi, tidak berlebihan
 Jangan menyentuh makanan dengan tangan
 Jangan ambil makanan yang jauh dari tempat duduknya, jika itu makan bersama dalam
satu meja
 Bersikaplah sopan dalam cara makan, tenang tidak terburu-buru bila satu meja makan
 Makan tidak bersuara dan tidak berbicara yang menjijikkan dalam suatu jamuan makan
 Tidak bersin atau bersendawa atau korek gigi saat makan berlangsung
 Bila hendak membuang ingus keluarlah dari ruang makan dengan sikap tidak menyolok
 Tidak mengembalikan makanan yang sudah diambil
 Selesai makan letakkan piring pada tempatnya, bukan asal meletakkan di sembarang
tempat
f. Etiket berbicara dengan orang yang lebih tua
 Sapalah lebih dahulu disertai memberi salam dan hormat
 Pakailah panggilan yang menghormati sesuai umur atau jabatannya
 Bersikaplah sopan dan ramah
 Berbicaralah dengan lembut dan jelas
 Jika berbeda pendapat, tidak membantah dan lebih baik mendengarkan saja tanpa
komentar setuju atau tidak
 Terimalah atau dengarkan jika dinasehati atau diingatkan tentang sesuatu hal
 Kalau pembicaraan akan diakhiri, tertawalah atau senyum. Kalau mungkin minta maaf
bila ada kata yang kurang berkenan
 Berikan salam perpisahan dengan senyum
g. Etiket isteri dalam berpakaian dan berbicara di samping suami dalam suatu acara
 Isteri berpakaian sopan dan berdandan yang sesuai dengan acara yang akan dikunjungi
 Isteri berjalan di samping kiri suami dengan memegang bagian siku tangan suami
 Isteri bersikap ramah dan murah senyum bila bertegur sapa dengan orang yang
dikenalnya
 Isteri jika berbicara dengan orang yang dikenalnya tidak bersuara keras dan tertawa
terbahak-bahak
 Isteri tidak berbicara dengan suara keras kepada suami
 Jika suami sedang berbicara denga seseorang, isteri tidak boleh memotongnya dan ikut
bicara.
ETIKA DAN KEHIDUPAN KEAGAMAAN

Kita semua manusia adalah milik Allah, karena kita ciptaan-Nya. Kita diciptakan dengan
penuh kasih anugerah Allah, dimana kita diciptakan sebagai makhluk istimewa yang segambar
dan serupa dengan Allah (Kej 1:26). Implikasinya adalah hidup kita merupakan citra Allah,
dimana etika moralnya seharusnya menyerupai seperti Allah yang kudus dan penuh kasih. Sebab
manusia diciptakan untuk kemuliaan Allah (Rom 1:36).

Sebagai ciptaan Tuhan dan juga orang yang sudah menikmati penebusan melalui Tuhan
Yesus, semestinya kita harus mengejar dan meraih kebenaran dalam sikap dan perbuatan.
PESAN Alkitab sangat jelas bahwa takut akan Tuhan adalah sumber dari segala pengetahuan
(Amsal 1:7; 10:27; Pengkhotbah 12:13). Maka agama adalah sarana untuk menyadarkan kita
akan hidup takut akan Tuhan.

1. Etika Pribadi Adalah Etika Yang Mempercayakan Hidup Kepada Tuhan


 Beriman teguh kepada Tuhan Yesus
 Iman membentuk kepribadian yang baik
 Kesuksesan duniawi meremehkan agama
 Tidak menganggap ilmu pengetahuan lebih tinggi
 Takut akan Tuhan membenci kejahatan
 Berbuatlah baik yaitu melakukan kehendak Tuhan
 Kesulitan bermanfaat mengingatkan kita akan Tuhan
 Menikmati berkat Tuhan dan panjang umur
2. Etika Pribadi Dalam Berdoa Kepada Tuhan
 Bersungguh-sungguhlah berdoa
 Berdoa bukan beban dan bukan pelengkap
 Doa untuk menyatakan sembah dan puji kepada Tuhan
 Mengucap syukur atas kasih dan berkat Tuhan
 Naikkanlah doa syafaat
 Berdoa meminta pimpinan Tuhan dalam hidup
 Doa yang tidak terjawab
3. Etika Pribadi Dalam Beribadah
 Perlu berlatih beribadah
 Beribadahlah dengan sukacita dan bersyukur
 Allah hadir di atas pujian dan penyembahan
 Mengikuti ibadah dengan segenap hati dan ikut melayani
 Mendengar Firman Tuhan adalah penting
 Beribadah menurut cara yang berkenan
4. Etika Pribadi Dalam Memberikan Persembahan
 Persembahan persepuluhan
 Persembahan buah sulung atau hasil pertama
 Persembahan sukarela
 Persembahan khusus

Anda mungkin juga menyukai