Anda di halaman 1dari 5

STUDI KASUS HIPERTENSI

Ny.A 63 thn, pekerjaan wiraswasta ( TB 165 cm, BB 78 kg) sudah 1 minggu ini sering
mengeluh lemas, sering berkemih di malam hari, kerap kali mengalami kesemutan di
bagian kaki dan mengeluh sakit kepala di pagi hari. Dia tidak mau membatasi makanannya
dan malas berolahraga. Hasil pemeriksaan di klinik diabetes TD 160/110 mmHg, hasil EKG
menunjukkan adanya pembesaran pada ventrikel kiri. Pemeriksaan laboratorium GD
preprandial 8,4 mmol/L, HbA1c 7,1%, Na 125 mmol/L, K 2,7 mmol/L, Cr 0,26 mmol/L,
kolesterol total 6,5 mmol/L. Pasien mendapatkan obat Lisinopril 2 mg 0-0-1, HCT 50 mg 1-
0-1, Glibenklamid 10 mg 1-0-0, Aspirin 75 mg 0-0-1

Penyelesaian :

Subyektif :

a. Data demografi pasien :

Nama : Ny. A

Umur : 63 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Tinggi badan :165 cm

Berat badan : 78 Kg

b. Keluhan : lemas, sering berkemih dimalam hari, kerap kali mengalami kesemutan
dibagian kaki dan mengeluh sakit kepala di pagi hari. Tidak mau membatasi
makanannya dan malas berolahraga
c. Riwayat keluarga : -
d. Riwayat penyakit : -
e. Riwayat pengobatan : Lisinopril 2 mg 0-0-1, HCT 50 mg 1-0-1, Glibenklamid 10 mg 1-0-
0, Aspirin 75 mg 0-0-1

Obyektif

Tekanan darah : 160/110 (130/80)

GD preprendial : 8,4 mmol/L (4,4-6,7 mmol/L)

HbA1c : 7,1% (<6,5%)

Na : 125 mmol/L (135-150 mmol/L)

K : 2,7 mmol/L (3,5-5,0)

Cr : 0,26 mmol/L (

Kolesterol total : 6,5 mmol/L (<5 mmol/L)


Assesment

Problem Data Terapi obat Analisis DRP


medik subyektif, saat ini
obyektif
LVF EKG Aspirin 75 mg Sebagai pengencer Perlu penambahan
0-0-1 darah untuk obat simvastatin
mencegah terjadinya sebagai penghiang
pembengkakan plak lemak
ventrikel kiri
Tekanan 160/110 Lisinopril 2 mg Sudah diberikan Tidak sampai
darah tinggi 0-0-1 dosis terapi (10
mg)
Diabetes GD Glibenklamid 10 Sudah diberikan Tidak ada
Preprendial mg 1-0-0 permasalahan
8,4 mmol/L

- Pasien tidak membatasi makanan


- Pasien malas berolahraga
- Dosis lisinopril ditingkatkan karena tidak masuk ke dalam dosis terapi
- Kolesterol tidak diterapi
- Penggunaan HCT dihentikan

Plan

a. Tujuan terapi :
- Mengurangi morbiditas dan kematian
- Target nilai tekanan darahnya adalah kurang dari 140/90 untuk hipeetensi tidak
komplikasi dan kurang dari 130/80 untuk penderita DM serta ginjal kronik
- TDS merupakan indikasi yang baik untuk resiko kardiovaskuler daripada TDD dan
seharusnya dijadikan tanda klinik primer dalam mengontrol hipertensi.
b. Strategi terapi :
1. Terapi farmakologi :
- Lisinopril
Dosis : Hipertensi awal 10 mg 1x sehari, dosis penunjang lazim 1
x 20 mg
Indikasi : Hipertensi dengan diabetes melitus, hipertensi dengan
proteinuria
KontraIndikasi : Hipersensitif, wanita hamil, menyusui, dan berakibat
buruk terhadap fungsi ginjal bayi
Efek samping : Hipotensi, gangguan fungs ginjal, batuk kering,angiodema
Mekanisme kerja : Lisinopril bekerja dengan cara memperlebar pembuluh
darah, sehingga darah dapat mengalir lebih lancar dan
meringan)kan beban kerja jantung dalam memompa darah.
Bentuk Sediaan : Tab 5 mg, Tab 10 mg
Harga :
Alasan Pemilihan :
 ACEI digunakan untuk pengobatan hipertensi yang telah diuji cobakan
untuk beragam pasien terutama dengan kormobiditas tertentu. ACEI juga
dapat digunakan pada pasien hipertensi dengan DM tipe 1 atau 2, gagal
jantung, infarmiokrad, CKD, atau pencegahan stroke berulang.
 ACEI merupakan pilihan yang tepat sebagai terapi hipertensi lini
pertama atau kedua yang secara efektif mencapai target tekanan darah
untuk sebagian besar pasien dengan atau tanpa penyakit penyerta.
 Lisinopril digunakan dengan dosis awal 10 mg perhari dengan interval
waktu pemberian satu kali sehari, dosis maksimum 40 mg.
- Aspirin
Dosis : 75 mg
Indikasi : profilaksis penyakit serebrovaskuler atau infark
miokard
KontraIndikasi : Hipersensitivitas, asma, tukak peptik yang aktif,
hemofilia dan gangguan pendarahan, hamil, menyusui
Efek samping : Bronkospasme, mual, muntah, nyeri, ulserasi, dan
pendarahan saluran cerna, trombositopenia
Perhatian : Riwayat menderita ulkus peptik, gangguan hati,
gangguan ginjal, hentikan penggunaan bila terjadi
tinnitus
Mekanisme kerja : Dengan cara menginhibisi enzim siklooksigenase 1 dan
2 (COX-1 dan 2) sehingga menurunkan produksi
prostaglandin dan derivatnya, yaitu thromboxan A2. Hal
inilah yang memberikan efek antiinflamasi dan anti
agregasi platelet.
Bentuk Sediaan : Tab 80 mg dan Tab 100 mg
Harga :
Alasan Pemilihan : Aspirin berfungsi untuk memblok TNF-α dan IL-6
sebagai mediator proinflamasi sehingga sitokin TNF-α
dapat dihambat karena akan berikatan dengan reseptor
di otot jantung dan menimbulkan serangkaian reaksi
dengan hasil akhir hipertrofi ventrikel kiri.
- Glibenklamid
Dosis : Dosis harian 2,5 – 20 mg/ hari (diberikan dalam 2
dosis terbagi). Dosis maksimal 20 mg/ hari. Diberikan
sebelum makan
Indikasi : Diabetes melitus tipe 2
KontraIndikasi : Gangguan fungsi hati, gagal ginjal, porfiria,
ketoasidosis, kehamilan dan menyusui
Efek samping : Hipoglikemia dan pengingkatan berbat badan, mual,
muntah, diare
Mekanisme kerja : Menurunkan kadar gula darah dengan cara
meningkatkan pelepasan insulin dari pankreas.
Mekanisme ini bergantung pada sel beta pankreas.
Sulfonilurea menempel pada reseptor yang spesifik di
sel beta pankreas dan menyekat pemasukan kalium
melalui kanal ATP-dependen
Bentuk Sediaan : Tab 2,5 mg, Tab 5 mg
Harga :
Alasan Pemilihan : Glibenklamid digunakan untuk menurunkan kadar gula
dalam darah dengan diabetes tipe 2.
- Simvastatin
Dosis : 10 -20 mg, maksimum 80 mg
Indikasi : Terapi untuk kolesterol, memperlambat progresi
aterosklerosis koroner.
KontraIndikasi : Pasien dengan penyakit hati yang efektif, kehamilan,
menyusui, dan hipersensitif
Efek samping : Miositosis sementara, sakit kepala, ruam kulit, efek
pada otot.
Mekanisme kerja : Menghambat 3-hidroksi-3-metil-glutaril-koenzim A
(HMG-CoA) reduktase yang mempunyai fungsi sebagai
katalis dalam pembentukan kolesterol. HMG-CoA
reduktase bertanggung jawab terhadap perubahan
HMG-CoA menjadi asam mevalonat.
Bentuk Sediaan : Tab 5 mg, Tab 10 mg, dan Tab 20 mg
Harga :
Alasan Pemilihan : Penggunaan simvastatin karena berhubungan dengan
peningkatan kolesterol total dan pembengkakan
ventrikel kiri yang disebabkan oleh obesitas sentral.

2. Terapi non-farmakologi
- Menurunkan berat badan
- Mengadopsi metode DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension)
- melakukan aktivitas fisik seperti aerobik agar sensitivitas insulinnya
meningkat

c. KIE

1. Informasi mengenai pengobatan :


- Lisinopril : digunakan untuk menurunkan tekanan darah, diminum 1 x sehari
sesudah makan pada malam hari. Efek samping yang dapat ditimbulkan
adalah batuk kering yang dapat diatasi dengan meminum air.

- Glibenklamid : digunakan untuk menurunkan gula darah, diminum 1 x sehari


30 menit sebelum sarapan pagi atau makan pertama. Efek samping yang
dapat ditimbulkan adalah berat badan meningkat serta mual, segera ke
dokter jika muncul atau merasa gemetar, rasa lapar yang berlebihan, pusing,
penglihatan kabur, keringat yang berlebihan, denyut jantung yang meningkat.

- Aspirin : digunakan sebagai pengencer darah diminum 1 x sehari pada


malam hari 30 menit-1 jam setelah makan. Jangan menambah atau
mengurangi dosis yang diberikan dokter. Dikonsumsi dalam keadaan utuh,
jangan di gigit atau dikunyah, jangan langsung berbaring setelah minum obat,
tunggu sampai 10 menit agar perut tidak sakit, usahakan konsumsi aspirin
pada waktu yang sama setiap harinya agar pengobatan lebih efektif. Efek
samping telinga berdenging, kulit menjadi merah, melepuh dan mengelupas,
segera ke dokter jika terjadi pembengkakan pada wajah, bicara menjadi cadel
dan lemahnya salah satu bagian tubuh.
- Simvastatin, berfungsi sebagai obat untuk menurunkan kadar kolesterol
dalam darah serta mengurangi resiko serangan jantung dan stroke, diminum
1 x sehari pada malam hari setelah makan sebelum tidur. Hindari makanan
penyebab kolesterol tinggi, seperti telur, makanan yang berminyak. Efek
sampingnya yaitu sakit tenggorokan, mual, dan sembelit

2. Edukasi :
- Obat yang diberikan harus diminum dengan benar dan tepat waktu
untuk meningkatkan efektivitas pengobatan
- Hindari makanan-makanan berlemak untuk menghindari peningkatan
kolesterol
- Rajin berolahraga serta bergerak untuk menurunkan berat badan.
- Kurangi asupan garam untuk mencegah terjadinya tekanan darah tinggi.
- Ukur tekanan darah secara berkala untuk melihat kemajuan pengobatan.
- Pengukuran HbA1c nya untuk melihat penurunan kadar gula darah.
- Apabila terjadi penambahan gejala atau tidak ada perubahan silahkan
kembali ke dokter atau menghubungi apoteker.

d. Monitoring dan Follow up

1. Monitoring tekanan darah dengan pasien hipertensi dengan penyakit penyerta


diabetes yaitu 130/80.
2. Monitoring kadar HbA1c < 6,5%

Anda mungkin juga menyukai