Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SUHU DAN KALOR

Disusun Oleh :
Kelompok 1
William
Andres Friyanto
Angellie Jong
Juliawati Liliyang

SMK NEGRI 2 SINGKAWANG


Jl. Bambang Ismoyo No. 17, Kel. Jawa, Jawa, Singkawang Tengah, Kota
Singkawang, Kalimantan Barat 79113
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Suhu dan Kalor
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah umtuk memenuhi tugas Bapak
Budi Ansyah pada bidang studi fisika.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang suhu dan kalor bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Budi Ansyah , selaku guru bidang
studi fismat yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Singkawang, 9 Februari 2021


Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
I. LATAR BELAKANG..................................................................................1
A. Suhu...........................................................................................................1
B. Kalor..........................................................................................................1
II. RUANG LINGKUP......................................................................................2
III. Maksud dan Tujuan......................................................................................2
BAB 2......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
1. PENGERTIAN SUHU DAN KALOR.........................................................3
2. SKALA TERMOMETER.............................................................................3
3. JENIS SKALA TEMPERATUR..................................................................4
A. Kelvin...........................................................................................................4
B. Celcius..........................................................................................................4
C. Reamur.........................................................................................................4
D. Fahrenhiet...................................................................................................4
4. PERHITUNGAN KALOR PERUBAHAN ZAT.........................................5
5. KALOR JENIS.............................................................................................5
6. KAPASITAS KALOR..................................................................................5
7. PERPINDAHAN PANAS............................................................................7
A. Konduksi......................................................................................................7
B. Konveksi......................................................................................................7
C. Radiasi..........................................................................................................7
8. ASAS BLACK..............................................................................................8
9. PEMUAIAN..................................................................................................9
A. Pemuaian Panjang........................................................................................9
B. Pemuaian Luas.............................................................................................9
C. Pemuaian Volume......................................................................................10
10. PERBEDAAN SUHU DAN KALOR.....................................................10

ii
BAB 3....................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
1. Kesimpulan:....................................................................................................11
2. Saran:..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
A. Suhu

     Suhu adalah besaran termodinamika yang menunjukkan besarnya energi


kinetik translasi rata-rata molekul dalam sistem gas ; suhu diukur dengan
menggunakan termometer (kamus kimia : balai putaka : 2002).

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjuk kan
energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom  dalam suatu benda masing-
masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat
berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi
suhu benda tersebut.

Suhu biasanya didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu
benda atau sistem. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi, sedangkan benda
yang dingin memiliki suhu yang rendah. Pada hakikatnya, suhu adalah ukuran
energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul sebuah benda.

Sebagai contoh, ketika kita memanaskan sebuah besi atau aluminium maka akan
terjadi proses pemuaian pada besi tersebut. Ketika kita mendinginkan air sampai
pada suhu di bawah nol derajat maka air tersebut akan membeku. Sifat-sifat benda
yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik.

B. Kalor

Kalor adalah energi yang dapat diteruskan oleh satu benda ke benda lain secara
konduksi, perolakan dan penyinaran. (kamus kimia ; 2002).

Sampai pada pertengahan abad 18, orang masih menyamakan pengertian suhu dan
kalor. Baru pada tahun 1760, joseph black membedakan kedua pengertian ini.
Suhu adalah sesuatu yang diukur pada termometer, dan kalor adalah sesuatu yang
mengalir dari benda yang panas ke benda yang dingin untuk mencapai keadaan
termal.

1
Pada tahun 1798, seorang ilmuwan amerika, menjamin thompson menyasingkan
definisi kalor sebagai fluida kalorik. Ia yang merupakan seorang anggota militer
mengamati bahwa ketika meriam menembakkan peluru, ada kalor yang dihasilkan
pada meriam. Berdasarkan pengamatannya, thompson menyimpulkan bahwa kalor
bukanlah fluida, tetapi kalor dihasilkan oleh usaha yang dilakukan oleh kerja
mekanis misalkan gesekan. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 C.

II. RUANG LINGKUP

- Untuk memahami tentang Suhu dan Kalor

- Mengetahui secara mendalam apa itu suhu dan kalor

- Hasil analisis dari Suhu dan Kalor

III. Maksud dan Tujuan

-    Menambah wawasan dibidang fisika khususnya tentang Suhu dan Kalor

-    Mengerti pemahaman atau pengertian dari Suhu dan Kalor itu sendiri

-    Mengetahui perbedaan Suhu dan Kalor

-    Memahami perubahan suhu dan kalor pada pengaplikasian dalam kehidupan
sehari-hari

2
BAB 2

PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN SUHU DAN KALOR

Suhu adalah ukuran yang menyatakan energi panas tersimpan dalam suatu
benda. Benda bersuhu tinggi berarti memiliki energi panas yang tinggi, begitu
juga sebaliknya.

Kalor adalah perpindahan energi panas yang terjadi dari benda bersuhu yang
lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah.

2. SKALA TERMOMETER

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu benda. Terdapat 4
skala umum yang digunakan untuk thermometer

 Celcius (oC)

 Reamur (oR)

 Fahrenheit (oF)

 Kelvin (K)

Konversi antar 4 skala tersebut ditunjukkan oleh tabel berikut.

Celcius Reamur Fahrenheit Kelvin

Celcius T T T + 32 T + 273

Reamur T 1 T + 32 T + 273

Fahrenheit    (T-32)  (T-32) 1  (T-32) + 273

Kelvin T-273  (T-273) T (T-273)+32 1


Skala Celcius dan Fahrenheit umum digunakan pada pengukuran suhu di
kehidupan sehari-hari, sedangkan skala suhu yang  ditetapkan sebagai Satuan
Internasional adalah skala Kelvin.

3
3. JENIS SKALA TEMPERATUR

A. Kelvin
Skala Kelvin merupakan skala yang digunakan dalam satuan baku internasional
untuk parameter suhu.

Skala ini ditemukan oleh seorang fisikawan yang bernama First Baron Kelvin
pada akhir abad ke-18. Pada dasarnya, skala Kelvin memiliki patokan dalam
mendefinisikan suhu nol absolut atau 0 K.

B. Celcius
skala Celcius merupakan satuan yang kerap kali digunakan untuk mendefinisikan
parameter suhu.

Skala Celcius ditemukan oleh seorang ahli astronomi yang bernama Anders
Celcius pada abad ke-17. Pada dasarnya, skala Celcius didesain agar titik beku air
berada pada 0 °C serta titik didih air 100 °C pada tekanan atmosfer standar.

C. Reamur
Skala Reamur ditemukan oleh seorang ilmuwan Perancis yang bernama René
Antoine Ferchault de Réaumur pada abad ke-17.

Pada dasarnya, skala ini memiliki kesamaan dengan skala Celcius dimana
didesain dengan berdasarkan titik beku dan titik didih air pada tekanan atmosfer
standar. Namun, skala Reamur memiliki nilai yang berbeda dimana titik beku air
berada pada 0 °R dan titik didih air berada pada 80 °R.

D. Fahrenhiet
Skala Fahrenheit merupakan skala dari suhu yang ditemukan oleh ilmuwan
Jerman bernama Gabriel Fahrenheit.

Pada skala ini, titik beku air memiliki nilai 32 °F sedangkan titik didih air berada
di 212 °F. Negatif 40 °F sama dengan skala cecius dimana -40 °F = -40 °C.

4
4. PERHITUNGAN KALOR PERUBAHAN ZAT

Kalor dapat berakibat pada perubahan suhu atau wujud suatu zat. Penerimaan
kalor akan meningkatkan suhu dan dapat mengubah zat padat menjadi cair atau
zat cair menjadi gas, sedangkan pelepasan kalor akan menurunkan suhu dan dapat
mengubah zat cair menjadi padat atau zat gas menjadi zat cair. Kalor yang
diterima atau dilepas oleh suatu benda dapat dihitung dengan rumus berikut.

Dimana Q adalah banyak kalor (J), m adalah massa benda (Kg), c adalah kalor
jenis (J/KgoC) dan  adalah perubahan suhu (oC). Apabila benda mengalami
perubahan wujud, maka jumlah energi yang digunakan tersebut dihitung dengan
rumus m.L, dimana L adalah kalor jenis perubahan wujud zat. Satuan ukur kalor
adalah kalori, dimana satu kalori adalah jumlah energi panas yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1oC. 1 Kalori disetarakan dengan 4.2
Joule.

5. KALOR JENIS

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diserap atau diperlukan oleh 1 gram zat
untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Kalor jenis juga diartikan sebagai
kemampuan suatu benda untuk melepas atau menerima kalor. Masing-masing
benda mempunyai kalor jenis yang berbeda-beda, lho. Satuan kalor jenis ialah
J/kg⁰C.

6. KAPASITAS KALOR

Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diserap oleh benda bermassa tertentu
untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Satuan kapasitas kalor dalam sistem
international ialah J/K.

Q = m.c.ΔT

Keterangan:

 Q   : banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda (J)

5
 m   : massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)

 c    : kalor jenis zat (J/kg⁰C)

 ΔT : perubahan suhu (⁰C)

 Rumus Kalor Jenis: c = Q / m.ΔT

Keterangan:

 c = kalor jenis zat (J/kg⁰C)

 Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)

 m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)

 ΔT = perubahan suhu (⁰C)

 Rumus Kapasitas Kalor: C = Q / ΔT

Keterangan:

 C = kapasitas kalor (J/K)

 Q = banyaknya kalor (J)

 ΔT = perubahan suhu (K)

Selain itu, ada rumus lain untuk menentukan kapasitas kalor itu sendiri, yaitu: C =
m. c

Keterangan:

 C = kapasitas kalor (J/K)

 m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)

 c = kalor jenis zat (J/kg.K)

6
7. PERPINDAHAN PANAS

Perpindahan panas dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan medium


perantaranya. Tiga jenis perpindahan panas tersebut adalah konduksi, konveksi,
dan radiasi.

A. Konduksi
Konduksi berarti energi panas bergerak tanpa disertai pergerakan permanen
medium yang menjadi penghantar panas. Contoh konduksi adalah rambatan panas
pada material logam seperti besi, kawat, dan alumunium. Pada level molekuler,
konduksi terjadi karena adanya tubrukan antara molekul berkecapatan lebih tinggi
dengan molekul berkecepatan lebih rendah. Hal ini menghasilkan peningkatan
energi kinetik molekular yang selanjutnya meningkatkan suhu.

B. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi seiring dengan perpindahan zat
perantara atau medum. Contoh dari konveksi adalah pendinginan ruangan dengan
AC dan pemanasan air. Pada level molekular, peningkatan suhu akan berpengaruh
pada peningkatan volume dan juga kerapatan medium. Medium yang lebih
renggang akan bergerak ke bawah, dan medium yang rapat bergerak ke atas.
Medium yang lebih renggang adalah medium yang bersuhu lebih rendah,
sebaliknya medium lebih rapat berarti suhu lebih tinggi. Pergerakan antar medium
inilah yang mengakibatkan perpindahan panas.

C. Radiasi
Radiasi adalah penghantaran energi panas tanpa dibutuhkan penghantar. Panas
ditransmisikan dengan emisi gelombang elektromagnetik. Pada level molekular,
radiasi panas terjadi karena pergerakan acak momentum dan atom akibat radiasi
elektromagnetik. Setiap benda akan mengeluarkan radiasi termal, bergantung dari
panas yang dimiliki. Semakin panas objek tersebut makan semakin besar
radiasinya. Salah satu contoh radiasi panas adalah perpindahan energi panas dari
matahari ke bumi dan benda-benda antariksa lainnya.

7
Ketiga jenis perpindahan panas tersebut dapat terjadi sekaligus pada suatu proses
pemanasan. Contohnya adalah proses memanaskan panci berisi air di atas kompor
seperti pada gambar berikut. Rambatan panas api dari kompor ke panci adalah
proses radiasi, kemudian air yang panas di bagian bawah panci akan bergerak ke
atas bertukar posisi dengan air di bagian atas menghasilkan transfer panas melalui
konveksi, dan panas yang terdapat di pemegang panci yang terbuat dari logam
dapat dihantarkan ke tangan melalui proses konduksi.

8. ASAS BLACK

Asas Black adalah hukum yang menyatakan bahwa untuk semua pertukaran
energi panas (kalor), maka kalor yang diterima materi bersuhu lebih rendah akan
sama besar dengan kalor yang dilepas oleh materi bersuhu lebih tinggi. Secara
matematis, Asas Black dinyatakan sebagai berikut.

Jika terdapat dua materi dengan suhu berbeda dicampurkan menjadi satu, asas
black dapat digunakan untuk mengetahui suhu akhir campuran. Penerapannya
secara matematis adalah sebagai berikut.

Keterangan:

m1 = Massa materi bersuhu lebih tinggi

8
c1 = Kalor jenis materi bersuhu lebih tinggi

T1 = Suhu materi bersuhu lebih tinggi

m2 = Massa materi bersuhu lebih rendah

c2 = Kalor jenis materi bersuhu lebih rendah

T2 = Suhu materi bersuhu lebih rendah

Tm = Suhu akhir campuran

9. PEMUAIAN

Jika sebuah benda dipanaskan/diberikan kalor, maka partikel  partikel dalam


benda itu akan bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Sehingga ukuran
benda akan menjadi lebih besar. Kita katakan bahwa benda itu memuai. Pemuaian
dapat terjadi baik pada benda padat, cair maupun gas.

A. Pemuaian Panjang
Pada pemuaian panjang dianggap bahwa benda mempunyai luas penampang yang
kecil, sehingga ketika dipanaskan hanya memuai pada arah panjangnya saja.
Besarnya pertambahan panjang sebuah benda yang dipanaskan adalah berbanding
lurus dengan :

-    panjang mula-mula benda

-    kenaikan suhu

Sedangkan panjang benda setelah dipanaskan adalah :

Lt = Lo + ΔL

B. Pemuaian Luas
Pada pemuaian luas, pemuaian terjadi pada arah melebar pada sisi panjang dan
lebar benda. Analog dengan pemuaian panjang, pada pemuaian luas berlaku
persamaan :

A = Ao. . Δt dimana berlaku hubungan :  = 2

At = Ao + A

9
C. Pemuaian Volume
Pemuaian volume biasanya terjadi pada zat cair dan gas. Pemuaian ini terjadi pada
arah memanjang, melebar dan meninggi. Analog dengan pemuaian panjang,
persamaan pada pemuaian volume adalah :

V = Vo. . Δt dimana berlaku hubungan :  = 3

Vt = Vo + V

10. PERBEDAAN SUHU DAN KALOR

1. Suhu hanya merupakan kadar kelembaban dan panas dingin yang terasa meski
tanpa bersentuhan, sementara kalor adalah suatu perpindahan energi dari suhu
tinggi ke yang lebih rendah ketika dua benda bersentuhan. Kalor hanya dapat
berpindah ketika ada dua benda yang bersentuhan.

2. Suhu adalah panas dinginnya suatu benda. Suhu biasa disebut temperatur.
Sedangkan kalor adalah energi panas yang dimiliki suatu benda. Kalor adalah
energi yang satuannya joule atau kalori.

10
BAB 3

PENUTUP
1. Kesimpulan:
Suhu adalah ukuran yang menyatakan energi panas tersimpan dalam suatu benda.
Benda bersuhu tinggi berarti memiliki energi panas yang tinggi, begitu juga
sebaliknya.

Kalor adalah perpindahan energi panas yang terjadi dari benda bersuhu yang
lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah.

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu benda. Terdapat 4
skala umum yang digunakan untuk thermometer

Celcius (oC)

Reamur (oR)

Fahrenheit (oF)

Kelvin (K)

PERHITUNGAN KALOR PERUBAHAN ZAT

Kalor dapat berakibat pada perubahan suhu atau wujud suatu zat. Penerimaan
kalor akan meningkatkan suhu dan dapat mengubah zat padat menjadi cair atau
zat cair menjadi gas, sedangkan pelepasan kalor akan menurunkan suhu dan dapat
mengubah zat cair menjadi padat atau zat gas menjadi zat cair.

PERPINDAHAN PANAS

Perpindahan panas dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan medium


perantaranya. Tiga jenis perpindahan panas tersebut adalah konduksi, konveksi,
dan radiasi.

ASAS BLACK

Asas Black adalah hukum yang menyatakan bahwa untuk semua pertukaran
energi panas (kalor), maka kalor yang diterima materi bersuhu lebih rendah akan
sama besar dengan kalor yang dilepas oleh materi bersuhu lebih tinggi

11
PEMUAIAN

Jika sebuah benda dipanaskan/diberikan kalor, maka partikel  partikel dalam


benda itu akan bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Sehingga ukuran
benda akan menjadi lebih besar. Kita katakan bahwa benda itu memuai. Pemuaian
dapat terjadi baik pada benda padat, cair maupun gas.

2. Saran:
Mungkin kita bisa menyoba membedakan Suhu dan Kalor secara langsung di
Sekolah agar wawasan kita di fisika bisa bertambah

12
DAFTAR PUSTAKA

https://saintif.com/suhu-adalah/
https://www.studiobelajar.com/suhu-dan-kalor/
http://sulistiyatriningsih.blogspot.com/2017/12/maklah-suhu-dan-kalor-
pgsd.html?m=1
https://blog.ruangguru.com/pengertian-kalor-dan-rumusnya
https://makalah-update.blogspot.com/2012/12/pengertian-suhu-dan-kalor.html

Anda mungkin juga menyukai