Anda di halaman 1dari 176

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN LAPORAN PRAKTIK

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT DEWASA RUMAH


SAKIT UMUM DAERAH Dr. (H.C). Ir. SOEKARNO PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2021

DISUSUN OLEH :

1. Ariani Mandasari : 20300046


2. Ariska Sawitri : 20300001
3. Belsi : 20300020
4. Beri Wiratih : 20300032
5. Elva Helfisonia : 20300052
6. Ismania Putri : 20300047
7. Padilah Aisyah : 20300025
8. Rahmad Hidayat : 20300048
9. Renni Kartika : 20300026
10. Rizki Demi Mubeli : 20300002
11. Rosmina BR Serimbing : 20300027
12. Rusmaleni : 20300007
13. Santy : 20300003
14. Vela Yelivia : 20300009

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES CITRA DELIMA


BANGKA BELITUNG TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia,
rahmat dan kasih-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kelompok menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini, tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kelompok
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada ibu Ns. Maryana, M.Kep. selaku
preseptor akademik dan ibu Prana Prihani Paramitha S.Kep.,Ners. Selaku preseptor
klinik yang dengan penuh tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya
hingga terselesaikan makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan
waktu, tenaga dan kemampuan yang ada sehingga kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan.
Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca, terutama kelompok sendiri
sebagai salah satu upaya perbaikan dalam proses pembelajaran yang berdampak pada
peningkatan mutu pendidikan.

Pangkalpinang, Februari 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktik Stase Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah


Soekarno telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing akademik dan pembimbing
lapangan.

Pangkalpinang, Februari 2021

Preseptor Akademik Presptor Klinik

Ns. Maryana, M. Kep Prana Prihani Paramitha S.Kep.,Ners

Mengetahui,

Koordinator Stase Manajemen Keperawatan

Ns. Maryana, M. Kep

ii
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Demografi Sumber Daya Manusia Keperawatan di RRD Kelas 3
Tabel 3.2 Klasifikasi Ketergantungan Pasien di Ruang Rawat Dewasa Menurut D.
Orem
Tabel 3.3 Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Tabel 3.4 10 Penyakit Terbanyak di Ruang Rawat Dewasa Tahun 2020
Tabel 3.5 Pola Ketenagaan Ruang Rawat Dewasa Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 3.6 Standar Operasional Prosedur RSUD Dr.(HC).Ir. Soekarno
Tabel 3.7 Tabel Standar Asuhan Keperawatan

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Ruang Rawat Dewasa
Gambar 3.3 Denah Ruang Rawat Dewasa

v
PEDOMAN OBSERVASI
Nama Ruangan : Ruang Rawat Dewasa RSUD Dr. (H.C). Ir. Soekarno

No ObjekObservasi Hasil Observasi Angka


Ada Tidak Ada
1. Visi Ruangan √
2. Misi Ruangan √
3. Standar Asuhan Keperawatan (SAK) √
4. Standar Operasional Ruangan (SOP) √
5. Struktur Organisasi Ruangan √
6. Ketersediaan Format Pengkajian √
Keperawatan
7. BOR √
8. ALOS √
9. TOI √
10. Angka Infeksi Nosokomial √

11. Angka Cidera √

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, perkembangan


pelayanan di bidang kesehatan juga meningkat pesat. Perkembangannya diikuti
dengan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada era global sangat tinggi
dan akan terus berubah karena masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat juga
terus mengalami perubahan. Keperawatan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan selama 24 jam hendaknya berbenah untuk meningkatkan
kualitas pelayanannya agar dapat memberikan pelayanan yang berkualitas.
Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia yang diberikan dalam bentuk asuhan keperawatan, dilakukan melalui
proses pengkajian terhadap penyebab utama tidak terpenuhi kebutuhan dasar
manusia, penentuan diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, dan pengevaluasian yang disebut dengan proses keperawatan. Pelayanan
keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
mempunyai kontribusi yang sangat menentukan kualitas pelayanan rumah sakit,
sehingga setiap upaya untuk peningkatan pelayanan rumah sakit juga diikuti upaya
peningkatan profesionalitas dan kualitas pelayanan keperawatan.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan faktor
penentu baik buruknya mutu dan citra dari rumah sakit, oleh karena itu kualitas
pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan ditingkatkan hingga tercapai hasil
yang optimal. Dengan memperhatikan hal tersebut, proses manajemen yang baik
perlu diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga dicapai suatu
asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya
untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif,
aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga
keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai
masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Masyarakat menganggap kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang
muncul antara lain dengan banyak belajar mengenai konsep pengelolaan keperawatan
dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaanya secara kondusif. Langkah-langkah
konkret dapat berupa penataan sistem model asuhan keperwatan profesional
(MAKP), mulai dari ketenagaan/pasien, penetapan sistem MAKP, sampai dengan
perbaikan dokumentasi keperawatan dengan menerapkan prisip SME (sesuai standar,
mudah dilaksanakan, serta efisien dan efektif) (Nursalam, 2015).
Manajemen keperawatan merupakan tugas khusus yang harus dilaksanakan
oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan
serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya maupun dana baik yang
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga, dan
masyarakat berdasarkan kerangka pikir keperawatan (Suarli, 2012).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dengan
menggunakan sumber daya secara efektif, efisien, dan rasional dalam memberikan
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif pada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Putra, 2017).
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan kegiatan melalui orang lain. Kegiatan
manajemen keperawatan mengacu pada konsep manajemen secara umum, dengan
menggunakan pendekatan fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan (pengawasan dan Evaluasi).
Manajemen pelayanan keperawatan berfokus pada komponen 5 M (Man, Money,
Material, Method, Machine). Dalam setiap kegiatan manajemen selalu diawali dari
Perencanaan dan diakhiri dengan Pengontrolan yang merupakan suatu siklus yang
berulang. Fokus pembelajaran dalam mata kuliah manajemen dan kepemimpinan

9
dalam praktik keperawatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa
tentang konsep manajemen keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan
(Mugianti, 2016).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai
suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses
keperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil, oleh karena itu
menerapkan sistem manajemen di rumah sakit sangat penting untuk dilakukan untuk
memperbaiki kualitas pelayanan dan citra dari rumah sakit itu sendiri.
Dalam melaksanakan praktek manajemen keperawatan menekankan pada penerapan
konsep-konsep dan prinsip kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam
tatanan pelayanan kesehatan nyata. Oleh karena itu untuk aplikasi nyata manajemen
keperawatan, maka kelompok tertarik melakukan praktek manajemen keperawatan di
Ruang Rawat Dewasa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. (H.C). Ir. Soekarno Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, kelompok diharapkan dapat
menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan Model
Praktek Keperawatan Profesional (MPKP), secara bertanggungjawab dan
menunjukkan sikap kepemimpinan yang profesional serta langkah-langkah
manajemen keperawatan.

10
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikankegiatan praktek kepemimpinandan
manajemen, kelompok mampu :
a. Melaksanakan pengkajian di Ruang Rawat Dewasa

b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen keperawatan


c. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan di Ruang Rawat Dewasa dalam
bentuk :
1) Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan profesional
di ruangan antara lain:
a) Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan

b) Mampu membuat kebijakan kerja di ruangan

c) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek keperawatan


profesional di ruangan
d) Mampu mengembangkan sistem informasi manajemen keperawatan di
ruangan dalam menerapkan model praktek keperawatan professional
diruangan
2) Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model praktek
keperawatan profesional antara lain :
a) Membuat struktur organisasi di ruang model praktek keperawatan
profesional
b) Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang model praktek
keperawatan profesional
c) Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model praktek
keperawatan professional

11
3) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan model
praktek keperawatan profesional antara lain:

a) Mampu memperhitungkan (BOR:bed occupancy rate),yaitu pemakaian


tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu Mampu menghitung (ALOS:
average lenghtof stay), yaitu rata-rata lama rawat seorang pasien
b) Mampu menghitung (TOI: turn over interval), rata-rata hari tempat tidur
tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya
c) Mampu menghitung kejadian infeski nosokomial

d) Mampu menghitung kejadian cedera

e) Mampu melakukan Audit dokumentasi asuhan keperawatan

f) Mampu melakukan survey masalah baru

g) Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga

C. MANFAAT
a. Bagi Lahan Praktik: Ruang Rawat Dewasa

1) Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang


berkaitan dengan pelaksanakan asuhan keperawatan profesional
2) Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi
3) Mempelajari penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MPKP) secara optimal
4) Tercapainya tingkat kepuasaan kerja yang optimal

5) Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan


tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
6) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat

7) Meningkatkan profesionalisme keperawatan

12
b. Bagi mahasiswa
Mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi MPKP di dalam rumah.

13
14
BAB II
PENDAHULUAN
D. KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Definisi
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui staf anggota
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional, dalam
suatu manajemen keperawatan diperlukan adanya manajer atau kepemimpinan yang
merencanakan, mengorganisasi dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efesien bagi
individu, keluarga dan masyarakat (Simamora, 2011).
Manajemen keperawatan merupakan tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya maupun dana baik yang
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga, dan
masyarakat berdasarkan kerangka pikir keperawatan (Suarli, 2012).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dengan
menggunakan sumber daya secara efektif, efisien, dan rasional dalam memberikan
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif pada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Putra, 2017).

1. Fungsi-fungsi Manajemen Keperawatan


Fungsi-fungsi dalam manajemen keperawatan yaitu sebagai berikut (Putra, 2017)
:
1) Fungsi Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan merupakan suatu proses berkelanjutan yang diawali dengan
merumuskan tujuan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan, menentukan
personal, merancang proses dan hasilnya, memberikan umpan balik pada
personal dan memodifikasi rencana yang diperlukan
a. Tujuan fungsi perencanaan

a) Membantu manajemen menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan


b) Membantu kristalisasi persesuaian dalam masalah-masalah utama

c) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas


d) Membantu penempatan tanggung jawab lebih cepat

e) Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi

f) Memudahkan koordinasi antar berbagai bagian organisasi

g) Membuat tujuan lebih khusu, terperinsi dan medah dipahami


h) Meminumkan pekerjaan yang tidak pasti menghemat waktu, usaha dan dana
b. Unsur-unsur perencanaan
a) Meramalkan (forecasting), misalnya memperkirakan kecenderungan masa
depan (peluang dan tantangan)
b) Menetapkan tujuan (estabilishing objektive), menyusun acara yang urutan
kegiatannya menurut skala prioritas.
c) Menyusun jadwal pelaksanaan (scheduling), misalnya
menetapkan/memperhitungkan waktu dengan tepat.
d) Menyusun anggaran (budgeting), misalnya mengalokasikan sumber yang
tersedia (uang, alat, manusia) dengan memperhitungkan waktu dengan tepat

e) Mengembangkan prosedur, misalnya menentukan tata cara yang paling tepat


f) Menafsirkan dan menetapkan kebijakan (interpreting and estabilishing
policy), misalnya menafsirkan kebijakan atasan dan menetapkan kebijakan
operasional
c. Sifat Perencanaan
a) Melihat jauh kedepan
b) Sederhana dan jelas/lugas
c) Fleksibel
d) Stabil

16
e) Ada dalam keseimbangan
f) Tersedianya sumber-sumber untuk pelaksanaan
d. Tahapan dalam perencanaan
a) Menetapkan tujuan.
b) Merumuskan keadaan sekarang.
c) Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan.
d) Mengembangkan serangkaian kegiatan.
e) Jenis perencanaan :

1) Perencanaan strategi
Perencanaan yang sifat jangka panjang yang ditetapkan oleh pemimpin dan
merupakan arahan umum suatu organisasi. Digunakan untuk mendapatkan
dan mengembangkan pelayanan keperawatan yang diberikan kepadapasien,
juga digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi
dengan keadaan masa kini.
2) Perencanaan operasional

Menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan digunakan serta menyusun


jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa perawat yang
bertanggung jawab untuk seiap aktivitas dan prosedur serta
menggambarkan cara menyiapkan perawat dalam bekerja dan prosedur
untuk mengevaluasi perawatan pasien Jenis perencanaan yang disusun oleh
kepala ruangan

a) Menunjuk ketua tim yang bertugas di dalam ruangan

b) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya

c) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan


aktifitasdan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan
d) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan

17
e) Mengikuti visite dokter

f) Mengatur dan mengendalikan asuhan kperawatan

g) Menjaga terwujudnya visi, misi keperawatan dan rumah sakit

a. Kegiatan dalam fungsi perencanaan

a) Menetapkan tujuan dan target keperawatan

b) Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target keperawatan


c) Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan dalam pemberian
layanan keperawatan
d) Menetapkan standar atau indikator keberhasilan dalam pencapaian
tujuan dan target keperawatan
2) Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang
beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan
a. Tujuan fungsi pengorganisasian

a) Mempermudah pelaksanaan tugas

b) Mempermudah pimpinan melakukan pengendalian

c) Agar kegiatan-kegiatan para bawahan terarah ke satu tujuan yang telah


ditentukan
d) Agar dapat menentukan orang-orang yang tepat untuk tugas-tugas yang ada
b. Prinsip pengorganisasian

a) Perumusan tujuan dengan jelas Pembagian kerja


b) Delegasi kekuasaan
c) Rentang kekuasaan
d) Tingkat-tingkat pengawasan
e) Kesatuan perintah dan tanggung jawab

18
19
c. Tahapan dalam pengorganisasian
a) Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi manajemen
b) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan
c) Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuan-satuan kegiatan yang
praktis
d) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan
e) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas
f) Mendelegasikan wewenang
d. Kegiatan dalam fungsi pengorganisasian
a) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas serta
menetapkan prosedur yang diperlukan dalam asuhan keperawatan
b) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggung jawab
c) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia keperawatan
d) Kegiatan penempatan sumber daya manusia keperawatan pada posisi yang
paling tepat
3) Fungsi Kepegawaian (Staffing)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, merupakan proses yang teratur,
sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis
personal suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu Komponen yang
termasuk dalam fungsi staffing prinsip: rekruitmen, seleksi, orientasi pegawai
baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Komponen tersebut merupakan
suatu proses yang mana nantinya berhubungan dengan penjadwalan siklus waktu
kerja bagi semua personel yang ada.

20
Terdapat beberapa langkah yang diambil untuk menentukan waktu kerja dan
istirahat pegawai, yaitu:
a. Menganalisa jadwal kerja dan rutinitas unit
b. Memberikan waktu masuk dan libur pekerjaaan
c. Memeriksa jadwal yang telah selesai
d. Menjamin persetujuan jadwal yang dianjurkan dari manajemen keperawatan
e. Memasang jadwal untuk memberitahu anggota staff
f. Memperbaiki dan memperbaharui jadwal tiap hari
4) Fungsi Pengarahan (Directing)
Fungsi pengarahan suatu cara untuk mengerjakan dan memberikan bimbingan
agar dapat bekerja secara optimal dan melakukan pembagian tugas sesuai dengan
sumber daya yang tersedia berdasarkan kemampuan dan keahliannya.
a. Tujuan pengarahan

a) Menciptakan kerjasama yang lebih efisien

b) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staff

c) Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan

d) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan


motivasi dan prestasi kerja
e) Membuat organisasi berkembang lebih dinamis

b. Kegiatan manajer keperawatan sebagai fungsi pengarahan

a) Orientasi
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang
perlu agar kegiatan dapat dilakukan dengan baik.

a. Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa : Tugas itu


sendiri

b. Tugas lain yang ada hubungannya

21
c. Ruang lingkup tugas

d. Tujuan dari tugas

e. Delegasi wewenang

f. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja

g. Hubungan antara masing-masing tenaga kerja

b) Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang- orang berada
dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada
keadaan tertentu yang terdiri dari perintah umum dan khusus, perintah lisan
dan tertulis, perintah formal dan informal
c. Indikator pengarahan yang baik

a) Coordination
Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seseorang manajer
agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai
kepentingan dan perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai
b) Motivasi
Memberi motivasi kepada karyawan merupakan salah satu elemen
penting dalam manajemen keperawatan dengan memberikan fasilitas
yang bagus dan gaji yang cukup maka kinerja para karyawan akan
optimal
c) Komunikasi
Dengan menjalin komunikasi yang baik maka akan menimbulkan
suasana kerja yang kondusif dalam suatu lingkungan organisasi dan
akan menumbuhkan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan
Supervisi keperawatan
d. Supervisi keperawatan

22
Supervisi keperawatan adalah bagian dari fungsi pengarahan yang
merupakan tindakan melakukan pengamatan secara langsung dan berkala
oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk
kemudian apakah ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau
bantuan yang versifat langsung guna mengatasinya
a) Tujuan supervisi keperawatan

1) Untuk inspeksi, evaluasi dan meningkatkan prestasi kerja

2) Membimbing perawat secara individu agar o[timal memberikan


asuhan keperawatan
3) Melatih yang kurang disiplin dalam tugas

4) Mengorientasi staff dalam pelaksanaan keperawatan

5) Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugas

6) Memberikan layanan terhadap peningkatan kemampuan staff dan


pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
b) Sasaran supervisi keperawatan

1) Pelaksana tugas sesuai dengan pola

2) Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana

3) Staff yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinu dan


sistematis
4) Penggunaan alat yang efektif dan efesien

5) Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang

6) Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan obyektif atau rasional


7) Tidak terjadi penyimpangan atau penyelewengan kekuasaan,
kedudukan dan keuangan
c) Persiapan melakukan supervisi

23
1) Tentukan obyek/sasaran yang akan disupervisi

2) Siapkan standar sebagai acuan untuk analisa hasil


Siapkan instrumen supervisi sesuai dengan obyek atau
sasaran yang akan disupervisi
3) Buat jadwal tentatif berdasarkan alokasi waktu yang tersedia
5) Fungsi Pengawasan (Controlling)
Fungsi pengawasan merupakan proses pemeriksaan apakah segala sesuatu yang
terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan,
serta prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan
kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi.
a. Manfaat fungsi pengawasan
a) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan
sesuai dengan standar atau rencana kerja
b) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian
staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya
c) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara benar
d) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk
promosi dan latihan kerja
b. Prinsip fungsi pegawasan
a) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah
diukur
b) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya
mncapai tujuan organisasi
c) Standart untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf,
sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen
terhadap kegiatan program

c. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa

24
sasaran dan kelengkapan rencanauntuk mencapai tujuan telah tersedia, serta
alat untuk memperbaiki kinerja Karakteristik dalam fungsi pengawasan
a) Harus menunjukkan sifat dari aktifitas
b) Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
c) Harus memandang kedepan
d) Harus menunjukkan penerimaan pada titik krisis
e) Harus obyektif
f) Harus fleksibel
g) Harus menunjukkan pola organisasi
h) Harus ekonomis
i) Harus mudah dimengerti
j) Harus menunjukkan tindakan perbaikan

2. Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan


Ada beberapa prinsip dasar manajemen keperawatan agar manajemen keperawatan
dapat dilaksanakan secara benar yaitu sebagai berikut (Sudarta & Susilo, 2019) :
a. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan
Perencanaan dalam manajemen mendorong seorang pemimpin keperawatan
unuk menganalisis aktivitas dan struktur yang dibutuhkan dalam
organisasinya
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif
Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan mampu menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai
dengan waktu yang ditetapkan. Keberhasilan seorang pimpinan keperawatan
bergantung pada penggunaan waktunya yang efektif
c. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan
Semua tingkat manajer dalam keperawatan dihadapkan pada persoalan yang
berbeda sehingga dibutuhkan metode atau cara pengambilan keputusan yang

25
berbeda pula. Jika salah dalam pengambilan keputusan akan berpengaruh
terhadap proses atau jalannya aktivitas yang akan dilakukan. Proses
pengambilan keputusan akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi
dan para manajer
d. Manajemen keperawatan harus terorganisasi
Dalam keperawatan, pengorganisasian dapat dilaksanakan dengan cara
fungsional/penugasan, alokasi pasien, perawatan grup/tim keperawatan, dan
pelayanan keperawatan utama
e. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif Komunikasi
yang dilakukan secara efektif mampu mengurangi
kesalahpahaman, dan akan memberikan persamaan pandangan arah dan
pengertian di antara pegawai dalam suatu tatanan organisasi
f. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan
Pengendalian dalam manajemen dilakukan untuk mengarahkan kegiatan
manajemen sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu, pengendalian
dilaksanakan agar kegiatan yang dilakukan tidak banyak terjadi kesalahan
yang berakibat negatif terhadap klien dan pihak yang terkait dengan
manajemen

3. Ruang Lingkup Manajemen

a. Manajemen dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi

Manajement By Objective (MBO)


Sebuah organisasi yang ingin menerapkan konsep MBO harus selalu peka
dengan rumusan tujuan organisasinya dan selalu mengembangkan pendekatan
partisipatif untuk mencapai tujuan tersebut
b. Management is how to work with others

c. Dengan menggunakan pendekatan ini manajemen dapat dipelajari dari proses


kerjasama yang berkembang antara pimpinan dengan staffnya untuk mencapai tujuan

26
organisasi yang telah diketahui sebelumnya. Manajemen sebagai ilmu terapan.
Untuk menggerakkan roda administrasi, seorang manajer harus memiliki
wawasan yang luas dan terus mengembangkan dirinya dengan mempelajari
berbagai ilmu yanng terkait dengan tugas-tugasnya.

d. Manajemen adalah proses pemecahan masalah


Proses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dan proses pemecahan
masalah yang dikembangkan oleh semua unit kerja atau organisasi secara
keseluruhan. Langkah praktisnya terdiri dari identifikasi masalah, merumuskan
langkah-langkah

4. Kerangka Konsep, Filosofi dan Tujuan Manajemen Keperawatan

a. Kerangka Konsep Dasar Manajemen Keperawatan


Kerangka konsep dasar manajemen keperawatan merupakan manajemen
partisipatif yang berlandaskan pada paradigma keperawatan yang terdiri atas
manusia, perawat/keperawatan, kesehatan, dan lingkungan
b. Filosofi Manajemen Keperawatan
Filosofi manajemen keperawatan merupakan keyakinan yang dimiliki oleh tim
keperawatan yang bertujuan untukmemberikan asuhan keperawatan berkualitas
melalui pembagian kerja, koordinasi, dan evaluasi
Dalam manajemen keperawatan, filosofi dapat diaktualisasikan dengan
menyakini bahwa mengerjakan hari ini lebih baik dari esok. Peningkatan mutu
kinerja perawat berarti peningkatan pengetahuan keperawatan bagi pelaksana
yang merupakan tanggung jawab bidang keperawatan
c. Tujuan Pelayanan Keperawatan

a) Untuk membantu individu menjadi bebas dari masalah kesehatan yang


dirasakan dengan mengajak individu dan masyarakat untuk berpartisipasi
meningkatkan kesehatannya Untuk membantu individu mengembangkan

27
potensinya dalam memelihara kesehatan seoptimal mungkin agar tidak
selalu tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatan

b) Untuk membantu individu memperoleh derajat kesehatannya seoptimal


mungkin

E. KEPEMIMPINAN
1. Definisi
Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain untuk
bekerjasama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu tujuan umum
(Simamora, 2011).
Kepemimpinan adalah segala hal yang bersangkutan dengan pemimpin dalam
menggerakkan, membimbing dan mengarahkan orang lain agar melaksanakan
tugas dan mewujudkan sasaran yang ditetapkan (Suarli, 2012).
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sebuah kelompok
untuk mencapai suatu visi atau serangkaian tujuan tertentu yang ditetapkan
(Putra, 2017).

2. Teori-teori Kepemimpinan
Ada beberapa teori kepemimpinan yaitu sebagai berikut (Putra, 2017) :

a. Teori Otokratis dan Pemimpin Otokratis


Menurut teori ini gaya kepemimpinan didasarkan atas perintah- perintah
dan paksaan. Pemimpin melakukan pengawasan yang ketat, agar semua
pekerjaan berlangsung secara efisien dan pemimpin hanya berperan sebagai
pemain tunggal dan sangat ingin menguasai situasi, sikapnya selalu jauh
dari bawahan sebab menganggap dirinya sebagai seorang yang sangat
istimewa dibandingkan bawahannya
b. Teori Psikologis
Pada teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin berfungsi untuk

28
memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik untuk
merangsang bawahannya agar siap untuk bekerjasama dengannya dalam
pelaksanaan kegiatan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan
ataupun tujuan individu bawahannya tersebut

c. Teori Sosiologis
Dalam teori ini gaya kepemimpinan dianggap sebagai cara untuk
melancarkan interaksi sosial dalam perusahaan dan digunakan sebagai
salah satu cara untuk menyelesaikan konflik antar anggota dalam
masyarakat
d. Teori Suportif
Menurut teori ini, semua bawahan harus mempunyai semangat yang besar
dalam melaksanakan setiap pekerjaannya dan pemimpin akan membimbing
dan mengarahkan dengan sebaik-baiknya
e. Teori Laissez Faire
Dalam teori ini menjelaskan bahwa pemimpin tidak mampu dalam
mengurus perusahaannya dengan baik tetapi dia menyerahkan setiap
pekerjaan pada bawahan
f. Teori Situasi
Menurut teori ini harus terdapat fleksibilitas yang tinggi pada pemimpin
untuk menyesuaikan diri terhadap tuntunan situasi yang terjadi, lingkungan
sekitar dan zamannya
g. Teori Humanistik/Populistik
Menurut teori ini adalah merealisir kebebasan manusia dan memenuhi
kebutuhan insani yang dicapai melalui interaksi antara pemimpin dan
bawahan.

29
3. Kriteria Pemimpin
Pemimpin yang berkualitas harus memenuhi kriteria yaitu sebgai berikut
(Suarli, 2012) :
a. Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung jawab
b. Mempunyai kemampuan untuk perceptive insight atau
persepsi introspektif Mempunyai kemampuan untuk
menentukan prioritas
c. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi

4. Pendekatan Kepemimpinan
Secara umum, ada 3 pendekatan kepemimpinan untuk memimpin suatu unit
organisasi yaitu sebagai berikut (Suarli, 2012) :
a. Berdasarkan Sifat
Pendekatan kepemimpinan berdasarkan sifat seseorang dapat dilakukan
dengan cara :
a) Membandingkan sifat-sifat dari mereka yang menjadi pemimpin dan
mereka yang buka pemimpin
b) Membandingkan sifat-sifat dari pemimpin yang efektif dan pemimpin
yang tidak efektif
Sifat-sifat pemimpin yang diharapkan dari pendekatan ini antarai lain :
a) Selalu antusias
b) Mengenal dirinya sendiri
c) Waspada
d) Mempunyai rasa percaya diri yang kuat
e) Merasa bertanggung jawab
f) Mempunyai rasa humor
b. Bedasarkan Perilaku
a) Teori ini menjelaskan perilaku pemimpin yang membuat seseorang
menjadi pemimpin yang efektif
b) Pemimpin yang efektif ialah pemimpin yang menggunakan cara-cara
yang dapat mewujudkan sasarannya

30
c. Berdasarkan Situasi
Pendekatan ini membahas hubungan antara pemimpin dan situasi antara
lain :
a) Hubungan atasan dan bawahan
b) Struktur tugas yang harus dikerjakan Posisi kewenangan seseorang
Pendekatan berdasarkan situasi dapat dimanifestasikan sebagai berikut :
a) Dapat memberi perintah yang akan dilaksanakan
b) Menggunakan saluran yang sudah ditetapkan
c) Menaati peraturan
d) Disiplin
e) Mendengarkan informasi dari bawahan
f) Tanggap terhadap situasi
g) Membantu bawahan

5. Fungsi Pemimpin dalam Layanan Asuhan Keperawatan


Fungsi pemimpin dalam layanan asuhan keperawatan yaitu sebagai berikut
(Simamora, 2011) :
a. Mengatur dan mengendalikan kegiatan keperawatan di unit-unit
pelayanan keperawatan
b. Mengoordinasikan tenaga keoerawatan khususnya yang ditugaskan dalam
bidang pelayanan keoerawatan
c. Menetapkan dan menerapkan filosofi, tujuan dan standar keperawatan pasien
dalam pelayanan keperawatan
d. Menyusun perencanaan pelayanan keperawatan
e. Mengembangkan metode kerja bagi staf keperawatan sehingga dapat
bekerjasama dengan staf lain di rumah sakit
f. Estimasi kebutuhan tenaga keperawatan

g. Estimasi kebutuhan fasilitas keperawatan

h. Mengembangkan sistem dan prosedur pencatatan dan pelaporan baik dalam


perawatan pasien maupun pelayanan keperawatan Gaya Kepemimpinan.

31
6. Ada beberapa jenis gaya kepemimpinan menurut para ahli, yaitu sebagai berikut
(Nursalam, 2015) :
a. Gaya kepemimpinan menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt Menurut
kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan
melalui dua titik ekstrem yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan
kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor
manajer, faktor karyawan, dan faktor situasi
b. Gaya kepemimpinan menurut Likert
Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu :
a) Sistem otoriter-eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan rendah terhadap
bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman dan
komunikasi yang dilakukan bersifat satu arah ke bawah (top down)
b) Sistem Benevolent-otoritatif (Authoritative)
Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada tingkat tertentu, memotivasi
bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu, dan
membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide bawahan
dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan
masih melakukan pengawasan yang ketat
c) Sistem Konsultatif

d) Pemimpin mempunyai kepercayaan yang cukup besar terhadap bawahan.


Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan
dankadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi dua
arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan Sistem
Partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, selalu
memanfaatkan ide bawahan, serta menggunakan insentif ekonomi untuk
memotivasi bawahan. Komunikasi bersifat dua arah dan menjadikan

32
bawahan sebagai kelompok kerja
c. Gaya kepemimpinan menurut Teori X dan Teori Y

a) Gaya kepemimpinan dictator


Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta
menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan
Teori X
b) Gaya kepemimpinan otokratis
Pada dasarnya gaya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya
kepemimpinan diktator namun bobotnya agak kurang. Segala keputusan
berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak pernah dibenarkan.
Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari Teori X
c) Gaya kepemimpinan demokratis
Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan sebuah
keputusan yang dilakukan dengan cara musyawarah. Gaya kepemimpinan ini
pada dasarnya sesuai dengan Teori Y
d) Gaya kepemimpinan santai
Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan
diserahkan pada bawahan. Gaya kepemimpinan ini sesuai dengan Teori Y
d. Gaya kepemimpinan menurut Robert House

a) Direktif
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan
suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi
pada hasil yang dicapai oleh bawahannya

b) Suportif
Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah
terhadap bawahan
c) Partisipatif
Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan

33
saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan
d) Berorientasi tujuan
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan
mengharapkan bawahan
e. Gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard

a) Instruksi:

a. Tinggi tugas dan rendah hubungan

b. Komunikasi sejarah

c. Pengambilan keputusan berada pada pimpinan dan peran bawahan sangat


minimal
d. Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik
serta mengawasi dengan ketat
b) Konsultasi:

a. Tinggi tugas dan tinggi hubungan

b. Komunikasi dua arah

c. Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan


cukup besar, bawahan diberi kesempatan untuk memberi masukan, dan
menampung keluhan
c) Partisipasi:

a. Tinggi hubungan tapi rendah tugas

b. Pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam


pengambilan keputusan
d) Delegasi:

(1). Rendah hubungan dan rendah tugas Komunikasi dua


arah, terjadi diskusi dan pendelegasian antara pemimpin dan bawahan

34
dalam pengambilan keputusan pemecahan masalah
f. Gaya kepemimpinan menurut Lippits dan K. White

a) Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:
1). Wewenang mutlak berada pada pimpinan
2). Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
3). Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
4). Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan
5). Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan
para bawahan dilakukan secara ketat
6). Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
7). Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,
pertimbangan atau pendapat
8). Tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif
9). Lebih banyak kritik daripada pujian
10). Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
11). Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
12). Cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman
13). Kasar dalam bersikap
14). Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan
b) Demokratis
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:
1). Wewenang pimpinan tidak mutlak
2). Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan;keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
3). Komunikasi berlangsung timbal balik pengawasan dilakukan secara
wajar

4). Prakarsa dapat datang dari bawahan Banyak kesempatan dari bawahan

35
untuk menyampaikan saran dan pertimbangan
5). Tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada
instruktif
6). Pujian dan kritik seimbang
7). Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas
masing-masing
8). Pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar
9). Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
10). Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan saling
menghargai
11). Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung bersama-sama

g. Liberal atau Laissez Faire


a) Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan

b) Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan

c) Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan

d) Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan

e) Hampir tidak ada pengawasan terhadap tingkah laku bawahan\

f) Prakarsa selalu berasal dari bawahan

g) Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan

h) Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok

i) Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok

j) Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perorangan

36
h. Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang
a) Otoriter
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan.
Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin
menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.
Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dilakukan
dengan imbalan dan hukuman
b) Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap
staf. Menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide
dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat
rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan
seluasluasnya dan terbuka
c) Partisipatif
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang
menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan
tersebut pada bawahannya. Pemimpin meminta saran dan kritik staf serta
mempertimbangkan respons staf terhadap usulannya. Keputusan akhir yang
diambil bergantung pada kelompok
d) Bebas tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa
pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekerjaan
sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi
dan pengendalian secara minimal

37
6. Gaya Kepemimpinan yang Efektif dan Tidak Efektif
Ada empat gaya kepemimpinan yang efektif yaitu sebagai berikut (Putra, 2017) :
a. Eksekutif
Seorang pemimpin yang menggunakan gaya ini disebut sebagai motivator
yang baik, mau menetapkan standar kerja yang tinggi, mengenal perbedaan
diantara individu dan kerjasama tim
b. Pengembang

Seorang pemimpin yang menggunakan gaya ini mempunyai kepercayaan


yang implisit terhadap anggota organisasi dan sangat perhatian terhadap
pengembangan mereka sebagai individu

c. Otokratis yang baik hati


Seorang pemimpin yang menggunakan gaya ini menegtahui secara cepat apa
yang ia inginkan dan bagaimana memperoleh yang diinginkan tersebut tanpa
menyebabkan ketidakseganan di pihak lain
c. Birokrat
Seorang pemimpin yang menggunakan gaya ini sangat tertarik pada
peraturan-peraturan dan menginginkan memeliharanya serta melakukan
kontrol situasi secara teliti
Ada empat gaya kepemimpinan yang tidak efektif yaitu sebagai berikut :
d. Kompromi
Seorang pemimpin yang menggunakan gaya ini merupakan pembuat
keputusan yang jelek, banyak tekanan yang mempengaruhinya
e. Missionari
Seorang pemimpin yang menggunakan gaya ini hanya menilai keharmonisan
sebagai suatu tujuan dalam dirinya
f. Otokrat
Seorang pemimpin yang menggunakan gaya ini tidak mempunyai
kepercayaan pada orang lain, tidak menyenangkan dan hanya tertarik pada

38
jenis pekerjaan yang segera selesai
g. Lari dari tugas
Dalam situasi tertentu gaya ini tidak begitu terpuji, karena pemimpin seperti
ini pasif, tidak mau ikut campur tangan secara aktif dan positif

39
40
BAB III
HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DIRUANG RAWAT
DEWASA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.(H.C). Ir. SOEKARNO
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

F. SEJARAH SINGKAT
Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung tidak terlepas dari sejarah pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung yang berdiri berdasarkan Undang-undang Nomor 27 tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitungdibangun sejak tahun 2009
menggunakan dana APBD dan APBN.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung H.Eko Maulana Ali yang didampingi ketua
DPRD Kepulauan Bangka Belitung, Drs. H.M. Munir Saleh pada tanggal 12 Agustus
2009 melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah sakit. Soft Opening
dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2012 dan diberi nama Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi (RSUDP).
Pada tanggal 1 Juni 2013 Rumah Sakit Umur Daerah Provinsi mulai beroperasi
melayani pasien/masyarakat, dengan terbitnya Surat Keputusan Bupati Bangka
Nomor 188.45/711/Kes/2012 tentang Pemberian Izin Operasional Sementara kepada
Rumah Sakit Provinsi Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Nomor188.44/168/Dinkes/2014 tentang Pemberian Izin Sementara Penyelenggaraan
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dengan telah dioperasionalkannya rumah sakit maka diterbitkan dasar hukum dan
operasional keberadaan rumah sakit ini melalui Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun
2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dan Peraturan Gubernur.
Kepulauan Bangka Belitung Nomor 60 tahun 2013 tentang Uraian Tugas dan Fungsi
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Seiring dengan
waktu Rumah Sakit mengalami perubahan nama dengan mengusung nama Sang
Proklamator setelah mendapatkan izin tertulis dari keluarga atau ahli warisnya yang
diwakili oleh Ibu Megawati Soekarno Putri tertanggal 6 Desember 2014.
Pertimbangannya adalah menghargai jasa dan perjuangan Presiden Republik
Indonesia Pertama, Ir. Soekarno yang pernah diasingkan ke Pulau Bangka.
Penggunaan nama ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Kepulauan Bangka
Belitung Nomor: 188.44/895.b/RSUDP/2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang
Penetapan Nama Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sejak saat itu maka secara resmi nama Rumah Sakit ini berubahmenjadi Rumah Sakit
Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan dr.
Lucia Shinta Silalahi sebagai direktur.
Selanjutnya Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan
Bangka Belitungmendapatkan izin operasional dengan Peraturan Bupati Bangka
Nomor 441.7/01/OP.RS/BP2TPM/IV/2015 Tanggal 02 April 2015. Setelah melalui
kerja keras dan perjuangan manajemen,semua karyawan dan semua pihak yang
terlibat, maka akhirnya Rumah Sakit Umum DaerahDr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, berhasil mendapatkan sertifikat penetapan Kelas C dari
Kementerian Kesehatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
HK. 0203/I/0448/2015 tentang penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya
Kesehatan Nomor : HK.02.03/I/0363/2015 tanggal 13 Februari 2015 Rumah Sakit
Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitungdi tetapkan
sebagai Rumah Sakit Rujukan Provinsi.
Pada tanggal 4 November 2016, telah dikeluarkan sertifikat Akreditasi Rumah Sakit
Nomor : KARS-SERT/211/XI/2016, sebagai pengakuan bahwa Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka. Belitung telah memenuhi
standar akreditasi rumah sakit dan dinyatakan lulus tingkat PERDANA.
Dalam Perkembangan selanjutnya pada tanggal 3 Januari 2017, sesuai keputusan
Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188.44/1a/RSUDP/2017,
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka

42
Belitung mendapatkan penetapan status sebagai Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan kepada
masyarakat, pada tanggal 31 Mei 2017 Rumah Sakit Umum DaerahDr.
(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengadakan perjanjian
kerjasama antara BPJS Kesehatan cabang pangkalpinang dengan nomor :
120.23/007/MOU/RSUDP/2017 dan nomor HK.05.01/XI.3/25371/2017 tentang
pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan bagi peserta program jaminan
kesehatan.
Pada bulan agustus tahun 2017 Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno
Provinsi Kepulauan Bangka Belitungberupaya meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan mengadakan
perjanjian kerjasama dengan Rumah Sakit Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor :120.23/009/RSUDP/2017 tentang
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Rumah Sakit Harapan Kita, Rumah Sakit
Muhamad Husein Palembang. Tentu saja ke depan nanti berbagai target
pengembangan, pembangunan, dan status akan terus diperjuangkan, termasuk
menjadi rumah sakit tipe B sebagaimana telah dicanangkan dalam visi dan misi
sehingga dapat lebih optimal melayani masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung.
Pada tanggal 09 Oktober 2017, dilakukan perubahan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dr.Lucia Shinta
Silalahi dengan pengganti dr.Hastuti, M.Sc sesuai keputusan Gubernur Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Nomor: 188.44/1074/BKPSDM/2017 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam jabatan pimpinan tinggi pratama
dan administrasi di lingkungan. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
terhitung pada tanggal 2 Agustus 2018 s.d Sekarang dipimpin oleh dr. H. Armayani
S, Sp.B.
Pada tanggal 17 oktober 2019, telah dikeluarkan sertifikat Akreditasi Rumah Sakit
Nomor : KARS-SERT/1071/X/2019, sebagai pengakuan bahwa Rumah Sakit Umum

43
Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitungtelah memenuhi
standar akreditasi rumah sakit dan dinyatakan lulus tingkat PARIPURNA.
Rumah Sakit Umum Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
mempunyai beberapa pelayanan yaitu :
1. Pelayanan Rawat Jalan

- Poli Umum

- Poli Gigi, Penyakit Mulut dan Spesialis Bedah mulut

- Poli Spesialis Penyakit Dalam

- Poli Spesialis Anak

- Poli Spesialis Kebidanan dan Kandungan

- Poli Spesialis Bedah Umum

- Poli Spesialis Orthopedi

- Poli Spesialis Mata

- Poli Spesialis THT

- Poli Spesialis Saraf

- Poli Spesialis Paru

- Fisioterapi

- Poli Spesialis Kulit Kelamin

2. Pelayanan Gawat Darurat

- IGD

- Ponek

3. Pelayanan Rawat Inap

- Penyakit Dalam

44
- Kebidanan

- Anak

- Neonatal

- Bedah

- ICU

- PICU

- NICU

- Isolasi Covid

4. Pelayanan Penunjang

- Kamar Operasi

- Laboratorium

- Radiologi

- Gizi

- Rehabilitas Medik

- Rekam Jantung

- Kateterisasi jantung (cathlab)

45
G. IDENTITAS RSUD Dr.(H.C). Ir. SOEKARNO PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Kelas Rumah Sakit : Paripurna
Status Kepemilikan : Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Status pengelolaan : PPK –BLUD
Tanggal Diresmikan : 4 Juli 2013
Kapasitas Tempat Tidur : 114
Jumlah Pegawai : 541orang
Alamat : Jalan Zipur Desa Air Anyir
Kecamatan : Merawang
Kabupaten : Bangka
Provinsi : Kepulauan Bangka Belitung
Nomor Telpon : (0717- 9106750)/ (0717- 9106753)
Luas Tanah : 220.539 m2
Luas Bangunan : 30.111 m2

46
A. VISI MISI RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Sebagai Suatu Organisasi yang mempunyai dasar sebagai pusat rujukan
untuk pelayanan kesehatan sumber daya manusia (SDM) dan masyarakat yaitu :

MOTTO RSUD Dr. (H.C) Ir. SOEKARNO PROVINSI KEPULAUAN BANGKA


BELITUNG
‘‘WE PROUD TO SERVE (KAMI BANGGA MELAYANI)’’

Visi
Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. (HC) Ir. Soekarno Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Sebagai Pusat Rujukan Terbaik dan Terjangkau
oleh Masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang Mengedepankan
Pelayanan Berbasis Kolaborasi Interprofesi secara Holistik
Misi

1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Mengembangkan Produk


Pelayanan Unggulan
2. Menerapkan Tata Kelola PPK- BLUD secara Efisien dan
Bertanggungjawab
3. Memudahkan Akses Pelayanan dan Memperluas Jaringan Mitra Rujukan
4. Meningkatkan Komptensi SDM, Melengkapi Saran
5. Prasarana, dan Memenuhi Kebutuhan SDM sesuai Standar

47
H. STRUKTUR ORGANISASI RSUD Dr.(H.C). Ir. SOEKARNO
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Berdasarkan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 60 tahun
2013 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
(H.C) Ir. Soekarno merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang Direktur
(eselon III.A) dipimpin oleh Kepala Bagian/ Bidang dengan eselon III.B terdiri
dari :
1. Bagian Tata Usaha
a. Sub Bagian Kepegawaian
b. Sub Bagian Umumdan Informasi
c. Sub Bagian Keuangan
2. Bidang Pelayanan
a. Seksi Pelayanan Medis
b. Seksi Penunjang Medis
3. Bidang Keperawatan
a. Seksi Rawat Jalan
b. Seksi Rawat Inap dan Intensif
4. Bidang Sarana
a. Seksi Sarana Medis
b. Seksi Sarana Non Medis
Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (eselon IV.A).Selain
kelompok jabatan struktural, di bawah direktur juga terdapat kelompok
jabatan fungsional.

48
Gambar 3.1

Direktur dr.H.ARMAYANI,S.Sp.B

Kepala Bidang Pelayanan Kepala Bidang sarana Kepala Bidang


Keperawatan
dr.Irma Wirdhani Kahardapi,S.Psi,M.Kes Darmoris, SKM, M.Kes
Kasi Pelayanan Medis Kasi Sarana Medis Kasi Rawat Jalan
dr.Riki Saharudin, SKM Susi Nurbani,SST
Kasi Penunjang Medis Kasi Sarana Non Medis Kasi Rawat Inap dan
Erry Gustianty, S.Si Ferdian, ST.,MT Intensive
Sukirman, SST
Kepala Bagian TU dan Keuangan
Taufik, SH
Kasubag kepegawaian
Yurzali, SH
Kasubbag Umum Dan Informasi
Basirwan, ST, MM
Kasubbag Keuangan
H. Alfajri Holpi,SE

49
50
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DIREKTUR

Subbag Umum & Informasi

Kelompok Jabatan Fungsional


KEPALA BAGIAN TATA USAHA & KEUANGANSubbag Keuangan
Subbag Kepegawaian

Bidang Keperawatan Bidang Sarana


Bidang Pelayanan

Seksi Pelayanan Medis Seksi Penunjang Medis Seksi Rawat Jalan Seksi Rawat Inap & Intensive Seksi Sarana Medis Seksi Sarana Non Medis
52
I. HASIL PENGKAJIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN
a. Gambaran Umum Ruang Rawat Dewasa
Ruang Rawat Dewasa merupakan bangsal rawat inap yang berada di
lantai empat RSUD Dr. (HC) Ir. Soekarno. Ruang Rawat dewasa
merupakan bangsal rawat inap kelas III khusus untuk pasien bedah dan
non bedah
Ruang Rawat Dewasa mempunyai kapasitas 59 tempat tidur yang
meliputi HCU 3 tempat tidur, isolasi 2 tempat tidur, bedah 18 tempat
tidur, non bedah 30 tempat tidur
Ruang Rawat Dewasa dipimpin oleh seorang kepala ruangan yang
dibantu oleh 2 orang perawat primer, 20 orang perawat assosiate dan 1
orang tenaga administrasi. Ruang Rawat Dewasa dijadikan salah satu
ruangan untuk praktik DIII Keperawatan, S1 Keperawatan dan Profesi
Ners

b. Sarana Pelayanan
Sarana dan fasilitas yang telah dimiliki Ruangan Rawat Dewasa di RSUD
Dr. (HC) Ir. SoekarnoProvinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019
adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil observasi bahwa peralatan yang ada pada ruangan
tersusun rapi, dan diruangan tersebut bersih dan nyaman karena semua
peralatan yang akan digunakan dan setelah digunakan selalu dibersihkan
dan dirapikan kembali dan tersedia ruangan khusus untuk alat dan obat.

c. Visi Misi Ruang Rawat Dewasa


Visi Misi Ruang Rawat Dewasa belum ada, namun ruangan mengacu pada
visi rumah sakit. Kebijakan Ruangan menggunakan MPKP seharusnya
dilaksanakan sesuai dengan pasien yang ada, pada MPKP digunakan
metode modifikasi keperawatan primer, sehinga terdapat satu orang
perawat profesional yang disebut dengan perawat primer yang
bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang

53
diberikan namun pelaksananaannya belum optimal.

54
1. Struktur Organisasi Ruang Rawat Dewasa
Gambar 3.2

KEPALA INSTALASI
RANAP

KEPALA RUANGAN Admin


ruangan

Perawat Primer

Perawat Primer

1. PA 1. PA
2. PA 2. PA
3. PA 3. PA
4. PA 4. PA
5. PA 5. PA
6. PA 6. PA
7. PA 7. PA
8. PA 8. PA
9. PA 9. PA
10. PA 10. PA

55
5. Sumber Daya Manusia Keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Rawat Dewasa 23 orang terdiri dari:
1. S. Kep Ners 7 orang.
2. DIII Keperawatan 16 orang.
Pelaksanaan pelayanan keperawatan menggunakan metode MPKP yang
terdiri dari 1 orang Kepala ruangan, 2 orang Perawat Primer dan 20 orang
perawat associate serta dibantu 1 orang admin.

Tabel 3.1
Data demografi Sumber Daya Manusia Keperawatan di RRD
kelas 3

No Data Demografi Frekuensi Persentase


1. Ruangan 23 100%
2. Umur
a. 21- 25 tahun 6 26%
b. 26-30 tahun 11 48 %
c. 31-35 tahun 6 26%
3. Jenis Kelamin
a. Laki-laki 5 21,7%
b. Perempuan 18 78,3%
4. Status Pernikahan
a. Belum Menikah 6 26%
b. Menikah 17 74%
5. Pendidikan Formal
Keperawatan 16 70%
a. D3 7 30%
b. S.Kep + Ners
6. Status Kepegawaian
a. PNS 8 34.8%
b. Honorer 15 65,2%
7. Masa Kerja

56
1-5 tahun 15 65,2%
6-10 tahun 8 34,8%
8. Pelatihan
a. Mengikuti Pelatihan 20 87%
(BTCLS) 3 13%
b. Tidak Pernah mengikuti
Pelatihan
Berdasarkan data yang didapatkan, karakteristik di ruang rawat dewasa paling
banyak berada pada tingkat pendidikan DIII Keperawatan sebanyak 16 orang dan
yang paling sedikit pada tingkat S1 Keperawatan Ners.

57
J. Denah Ruang Rawat Dewasa
Gambar 3.3
Denah Ruang Rawat dewasa

58
6. Unsur Input

1. Row Input
Berdasarkan teori perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
sebuah rumah sakit tergantung pada tingkat ketergantungan klien,
kemampuan perawat, rata-rata pasien per hari, jumlah jam efektif dan waktu
untuk perawatan.
a. Pasien
Pasien yang dirawat di Ruang rawat dewasa adalah pasien dengan
berbagai macam jenis penyakit mulai dari pasien mandiri dan parsial
care.

Tabel 3.2
Klasifikasi Ketergantungan Pasien di Ruang Rawat Dewasa Menurut D.
Orem (Self Care Defisit)
Jumlah dan Shift
Pagi Sore Malam
Klasifikasi Pasien
Minimal Care= 46 46x0,17 = 46x0,14 = 46x0,10 = 4,6
7,82 6,44
Parsial Care= 3 3x 0,27 = 0,81 3x0,15 = 0,45 3x0,07 = 0,21
Jumlah Perawat 8,63 = 9 6,89 = 7 4,81 = 5

Adapun Jumlah Tenaga yang dibutuhkan = X+Y+Z = 9+7+5 = 21 orang.


Dari perhitungan kebutuhan tenaga di Ruang Rawat Dewasa berdasarkan
klasifikasi kasus pasien dibutuhkan tenaga keperawatan sebanyak 21 orang,
sedangkan saat ini jumlah tenaga keperawatan di Ruang Rawat Dewasa
sebanyak 23 orang, sehingga disimpulkan Ruang Rawat Dewasa cukup, karena
belum termasuk libur, cuti (cuti melahirkan, cuti tahunan).

59
Tabel 3.3
Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan

No Klasifikasi dan Kriteria


1 Asuhan Keperawatan Mandiri
a. Kebersihan diri, mandiri, ganti pakaian dilakukan sendiri
b. Makan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulasi dengan pengawasan
d. Observasi TTV dilakukan setiap shift
e. Pengobatan minimal
2 Asuhan Keperawatan Parsial
a. Sebagian aktivitas dibantu (kebersihandiri, makan dan minum
dibantu)
b. Observasi TTV dilakukan setiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari sekali
d. Intake dan output dicatat
e. Terpasang infuse
f. Ambulasi dengan pengawasan
g. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

1) Distribusi Diagnosa
Keperawatan Terbesar di
Ruang Rawat Dewasa
Tabel 3.4
10 Penyakit Terbanyak di Ruang Rawat Dewasa
Tahun 2020

No Penyakit Total
1 Penyakit Jantung 130
2 Tumor Paru 94
3 Penyakit Tumor Lainnya 58
4 Cedera Kepala 49

60
5 SH 44
6 Hipertensi 32
7 TB Paru 31
8 SNH 24
9 Tumor kepala 22
10 Pneumonia 8

a) Instrumental Input

2) Kuantitas
Ruang Rawat Dewasa dipimpin oleh seorang Kepala Ruangan yang
dibantu oleh 1 orang admin, 2 perawat primer, 20 orang perawat
pelaksana.
Adapun penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan menurut metode
Gillies sebagai berikut:

AxBx C F
= =H
( C− D ) x E G

Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan / pasien / hari.
B = rata-rata jumlah pasien / hari. (BORx jumlah tempat tidur)
C = jumlah hari / tahun.
D = jumlahharilibur masing-masing perawat.
E = jumlah jam kerjamasing-masing perawat.
F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun.
G = jumlah jam kerja efektif per tahun.
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut.

7 x(61 x 21 %) x 365
( 356−86 ) x 7

61
32704
= 16,7 = 17 orang
1953

62
Dari perhitungan tenaga di Ruangan Rawat Dewasa berdasarkan
klasifikasi kasus pasien dibutuhkan tenaga keperawatan sebanyak 17
orang. Sedangkan saat ini jumlah perawatan di Ruang Rawat Dewasa
sebanyak 23 orang, sehingga disimpulkan Ruang Rawat Dewasa
sebenarnya kelebihan tenaga kerja, tetapi secara teknis diruangan dibagi
menjadi dua bagian yaitu kelas bedah dan non bedah. Di tambah lagi
belum adanya porter, dan belum termasuk ada perawat yang cuti tahunan
dan cuti melahirkan.

3) Kualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan Formal Tenaga Keperawatan di Ruang Rawat
Dewasa
Tabel 3.5
Pola Ketenagaan Ruang Rawat Dewasa Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 S1 Keperawatan + Ners 7
2 DIII Keperawatan 16

4) Money/Pendanaan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. (HC) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung merupakan Rumah Sakit Pemerintah dan Sumber Dana
berasal dari :
a) Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

b) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

5) Method/Metode

a) Metode Penugasan di Ruang Rawat Dewasa


Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 25-27 Januari 2021 dapat
disimpulkan bahwa ruangan rawat dewasa menerapkan metode Model

63
Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu system
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan
tersebut akan tetapi belum dilakukan secara optimal.
b) Pedoman Kerja Ruang Rawat Dewasa

Standar Operasional di Ruang Rawat Dewasa


Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Dewasa terdapat Komponen
Standar Prosedur Operasional (SPO) Ruangan. Secara keseluruhan sudah
mencakup seluruh tindakan-tindakan keperawatan pada klien namun
tidak dapat dilampirkan karena merupakan kerahasiaan rumah sakit.
Tabel 3.6

Standar Prosedur Operasional (SPO) RSUD Dr (H.C)


Ir Soekarno

No. Daftar Standar Operasional Prosedur


1. SPO Pelepasan kateter
2. SPO Perawatan pasien isolasi
3. SPO penghisapan lender
4. Pengelolaan system drainase
5. SPO angkat jahitan
6. SPO pemeriksaan gcs
7. SPO non rebreathing mask
8. SPO rebreathing mask
9. SPO nasal kanul
10. SPO WSD
11. SPO pemasangan kondom kateter
12. SPO perawatan kateter urin
13. Prosedur Pemasangan infus
14. Pemasangan EKG

64
15. SPO oral hygiene
16. SPO pemasangan buli-buli panas
17. SPO mengukur suhu
18. SPO memindahkan pasien
19 SPO memindahkan pasien dari tempat tidur
20 SPO mengukur nadi
21 SPO semi fowler
22 SPO teknik napas dalam
23 SPO Pemasangan NGT
24 SPO Huknah dengan gliserin
25 SPO inhalasi nebulizer
26 SPO menggunakan pispot dan urinal
27 SPO memberi makan melalui selang
28 SPO pengukuran TTV
29 SPO pemberian obat oral
30 SPO pemberian obat secara sublingual
31 SPO pemberian obat secara IM
32 SPO pemberian obat secara SC
33 SPO pemberian obat secara IV
34 SPO pemberian obat secara supositoria
35 SPO pemberian obat mata
36 SPO mengukur tekanan darah
37 SPO kriteria pemulangan pasien rawat inap
38 SPO penerimaan pasien dari ruang intensif ke ruanga rawat
inap biasa
39 SPO perawatan pasien dengan trakeostomi
40 SPO perawatan pasien dengan WSD

65
Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Rawat Dewasa terdapat
komponen SAK pada tahun 2020 sudah disusun tapi belum di cetak
sehingga tidak bisa dilampirkan.
Tabel 3.7
Tabel standar asuhan keperawatan

No. Daftar standar asuhan keperawatan


1. SAK Apendisitis
2. SAK Cidera Kepala
3. SAK Diebetes Melitus
4. SAK Hipertensi
5. SAK Pneumonia
6. SAK SNH
7. SAK TB Paru
8. SAK Tumor Otak
9. SAK Tumor Paru

1) Material
Bahan-bahan ataupun peralatan menjadi factor pendukung
terselenggaranya pelayanan kesehatan ataupun keperawatan yang
berkualitas. Kecukupan alat dan bahan-bahan kerja habis pakai harus
selalu diatur dengan baik sehingga kebutuhannya selalu tercukupi
dan tidak sampai kekurangan (Asmuji, 2012). Dari hasil observasi
yang dilakukan di ruang rawat dewasa di dapatkan kondisi ruang
sebagai berikut :
a) Peralatan Standar Alat Medis

- EKG 12 Lead

- Infus pump

- Syringe pump

66
- Suction portable

- Termometer

- Stetoskop

- Resusitasi kit portable

- Bed side monitor

- Timbangan digital

- Nebulizer

- Monitor (DC shock)

- Dresing troli

- Loker obat pasien

- Instrumen kabinet

- Instrumen rawat luka

- Lampu baca rontgen

6) Mechine
Mechine pengadaannya disesuaikan dengan kebutuhan ruangan.
Penyesuaian peralatan-peralatan dengan kebutuhan dan kemajuan
teknologi saat diperlukan guna meningkatkan mutu pelayanan dan
kepuasan pelanggan (Asmuji,2012).
Dari hasil observasi yang dilakukan di Ruang Rawat Inap Dewasa adalah
sebagai berikut: Ruang Rawat Inap Dewasa memiliki dua sisi bagian
ruangan. Dimana di sisi kanan adalah Ruangan Bedah dan di sisi kiri
adalah Ruangan Non Bedah.
Ruangan Bedah terdapat 18 tempat tidur yang dibagi menjadi 4 ruangan,
yaitu 2 ruangan untuk laki-laki dan 2 ruangan untuk wanita. Lalu,
ditambah satu ruangan isolasi dengan 1 tempat tidur, satu ruangan HCU

67
dengan 1 tempat tidur.
Sedangkan untuk Ruangan Non Bedah terdapat 30 tempat tidur yang
dibagi menjadi 4 ruangan, yaitu 2 ruangan untuk laki-laki dan 2 ruangan
untuk wanita, lalu 1 ruangan isolasi dengan 1 tempat tidur, satu ruangan
HCU dengan 2 tempat tidur, satu ruangan tempat penyimpanan laken,
satu ruangan mushola dan satu kamar mandi umum, satu lift dan tangga
darurat.
Untuk ruangan counter perawat terdapat 2 ruangan yang terdiri dari satu
ruangan perawat dengan satu kamar mandi dan satu ruangan tempat
penyimpanan alat dan obat.Untuk di bagian lobi di sisi sebelah kanan
terdapat satu lift dan tangga darurat, dan di sisi kiri terdapat WC umum.

Unsur Proses
Proses manajemen pelayanan atau operasional keperawatan

1. Planning/Perencanaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan observasi di
ruang rawat dewasa sebagai berikut :
a. Visi dan Misi

a) Apakah ruangan mempunyai visi dan apa visinya?

a) Wawancara
Berdasarkan wawancara kepala ruangan, Ruang Rawat
Dewasa mempunyai visi ruangan tetapi tidak di pajang
karena waktu akreditasi tidak boleh ada benda yang terpajang
atau berupa tempelan, sekarang ini Cuma ada visi rumah
sakit yakni “Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
(HC) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sebagai Pusat Rujukan Terbaik dan Terjangkau oleh
Masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang
Mengedepankan Pelayanan Berbasis Kolaborasi Interprofesi
secara Holistik”.

68
b) Observasi
Berdasarkan hasil observasi, di Ruang Rawat Dewasa tidak
visi ruangan, namun ruangan mengacu pada visi misi rumah
sakit
b) Apakah ruangan sudah mempunyai misi dan apa misinya?

a) Wawancara
Misi ruang rawat dewasa sudah ada tetapi sekarang ini
mengacu pada misi rumah sakit yakni;
1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Mengembangkan
Produk Pelayanan Unggulan.
2. Menerapkan Tata Kelola PPK- BLUD secara Efisien dan
Bertanggungjawab.
3. Memudahkan Akses Pelayanan dan Memperluas
Jaringan Mitra Rujukan.
4. Meningkatkan Kompetensi SDM, Melengkapi
Sarana Prasarana, dan Memenuhi Kebutuhan SDM
sesuai Standar
b) Observasi
Pada saat melakukan observasi tidak ada misi di Ruang
Rawat Dewasa dan masih mengikuti misi rumah sakit
c) Apakah ruangan telah memiliki standart kinerja sebagai
pedoman para staf ?
a) Wawancara
Standart kinerja seperti Standart Prosedur Operasional
(SPO) dan Standart Asuhan Keperawatn (SAK) yang
terbaru tahun 2020, sudah di susun dan di setujui tetapi
belum di cetak, Sekarang ini yang dipakai SPO dan SAK
tahun 2019 dan tersimpan di ruang ranap dewasa.
b) Observasi
Berdasarkan observasi, di ruangan rawat dewasa terdapat
Standart Prosedur Operasional (SPO) dan SAK tahun 2019

69
dan tersimpan di ruang ranap dewasa. Berdasarkan hasil
kuesioner, penilaian indikator :

a. Visi

1. Dalam melaksanakan tugas perawat sudah sesuai


dengan visi dan misi rumah sakit : Perawat yang
menjawab ‘’YA” sebanyak 22 orang (95,7%) dan
yang menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang
(4,3%).
2. Dalam melaksanakan askep perawat sudah sesuai
dengan pedoman standar askep : Perawat yang
menjawab ‘’YA” sebanyak 22 orang (95,7%) dan
yang menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang
(4,3%).
3. Dalam melaksanakan prosedur keperawatan perawat
sudah sesuai standar operasional prosedur(SOP) : 23
orang (100%) perawat menjawab “YA”
4. Visi disosialisasikan kepada semua staf perawat :
Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 21 orang
(91,3%) sedangkan yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 1 orang (4,3%) dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 1 orang (4,3%).
5. Dalam bekerja perawat sudah berdasarkan peraturan
yang ada dirumah sakit : 23 orang (100%) perawat
menjawab “YA”
b. Misi
1. Kepala ruangan sudah menetapkan misi : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 19 orang (82,6%)
sedangkan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 1
orang (4,3%) dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 3 orang (13%)

70
2. Dalam bekerja misi yang telah ditetapkan sudah
sesuai dengan misi yang dicapai : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 21 orang (91,3%) dan
yang menjawab “KADANG” sebanyak 2 orang
(8,7%)
3. Dalam bekerja misi telah disusun dalam bentuk
rangkaian mencapai visi : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 19 orang
(82,6%) dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 4
orang (17,4%)
4. Dalam bekerja misi sudah disosialisasikan kepada semua
staf perawat : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 19
orang (82,6%) dan yang menjawab “KADANG” sebanyak
4 orang (17,4%)

c. Rencana harian
1. Dalam bekerja perawat sudah menyusun rencana harian
setiap kali dinas : Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak
18 orang (78,3%) sedangkan yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 2 orang (8,7%) dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 3 orang (13%).
2. Dalam bekerja perawat sudah mencantumkan tanggal dinas
direncana harian : 23 orang perawat (100%) menjawab “YA”
3. Dalam membuat rencana harian perawat,urutan kegiatan
sudah disusun secara kronologis : Perawat yang menjawab
‘’YA” sebanyak 21 orang (91,3%) sedangkan yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%) dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang (4,3%).
4. Dalam membuat rencana harian perawat sudah
mencantumkan kegiatan manajerial : Perawat yang
menjawab ‘’YA” sebanyak 17 orang (73,9%) sedangkan
yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang (8,7%) dan

71
yang menjawab “KADANG” sebanyak 4 orang (17,4%).
5. Dalam membuat rencana harian perawat sudah tercantum
kegiatan asuhan : Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak
21 orang (91,3%) dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 2 orang (8,7%).
6. Dalam bekerja rencana harian perawat sudah dikerjakan
secara konsisten : 23 orang perawat (100%) menjawab “YA”
2. Pengorganisasian
Berdasarkan hasil wawancaradengan kepala ruangan dan observasi di
ruang rawat dewasa sebagai berikut :
a. Apakah diruangan sudah dibuat struktur organisasi?

a) Wawancara
- Kepala Ruangan menyebutkan struktur organisasi sudah ada,
namun tidak ditempel di ruangan, yang terdiri dari kepala
ruangan, 2 perawat primer, 20 perawat assosiate, dan ada juga 1
orang administrasi.
b) Observasi
Berdasarkan hasil observasi tidak didapati struktur organisasi
yang ditempel didinding.
b. Apakah setiap staf sudah mempunyai uraian tugas yang jelas dan
tertulis bagi tiap tenaga keperawatan?
a) Wawancara
Kepala Ruangan mengatakan untuk pembagian tugasnya, perawat
primer yang bertindak membagi tugas setiap perawat assosiate.
c. Apakah batas dan wewenang tanggung jawab perawat cukup jelas?

a) Wawancara
Kepala Ruangan
Iya cukup jelas, karena sudah ada uraian tugas dari kepala
ruangan dan perawat primer sebagai perawat yang bertanggung
jawab terhadap pasien.

72
b) Observasi
Berdasarkan hasil observasi dan penghitungan jumlah tenaga
keperawatan di ruang rawat dewasa sudah memenuhi tenaga
keperawatan sebanyak 23 orang.

73
d. Metode apa yang digunakan dalam pemberian asuhan
keperawatan?
a) Wawancara
- Kepala Ruangan
Untuk RSUD Soekarno ini khusus diruang rawat dewasa
sudah menggunakan MPKP
e. Hambatan yang dialami dalam pengembangan MPKP?

a) Wawancara
- Kepala Ruangan
Hambatannya sampai saat ini belum ditemukan.
Berdasarkan hasil kuesioner pengorganisasian, penilaian indikator :

a. Struktur Organisasi

1. Pada penilaian indikator perawat memahami metode


penugasan : 23 orang perawat (100%) menjawab “ YA”
2. Pada penilaian indikator perawat memahami organisasi yang
ada diruangan : 23 orang perawat (100%) menjawab “ YA”
3. Pada penilaian indikator perawat dalam bekerja melakukan
tugas sesuai dengan uraian tugas yang telah ditentukan dalam
ruangan : Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 21 orang
(91,3%) dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 2 orang
(8,7%).
4. Pada penilaian indikator jumlah tenaga keperawatan yang
ada diruangan telah sesuai dengan beban kerja : Perawat
yang menjawab ‘’YA” sebanyak 16 orang (69,6%)
sedangkan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 5 orang
(21,7%) dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 2 orang
(8,7%).
5. Pada penilaian indikator pengaturan sift yang ada dalam
ruangan perawat berdasarkan dari tingkat ketergantungan

74
klien : Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 17 orang
(73,9%) dan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 6 orang
(26,1%)

b. Jadwal Dinas

1. Pada penilaian indikator menggunakan format yang


disediaka : Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 21
orang (91,3%) dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 2
orang (8,7%).
2. Pada penilaian indikator tercantum nama perawat pertim :
Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 22 orang (95,7%)
dan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%)
3. Pada penilaian indikator tergambar adanya penanggung
jawab harian : 23 orang perawat (100%) menjawab “YA”
4. Pada penilaian indikator susunan dinas per siftb, pagi, sore,
malam
: 23 orang perawat (100%) menjawab “YA”

5. Pada penilaian indikator jadwal di buat untuk 1 bulan : 23


orang perawat (100%) menjawab “YA”
6. Pada penilaian indikator komposisi tenaga tiap sift sesuai :
Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 18 orang (78,3%)
sedangkan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang
(8,7%) dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 3 orang
(13%)

c. Daftar pasien

1. Pada penilaian indikator tercantum nama pasien tiap tim :


Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 19 orang (82,6%)
sedangkan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 3 orang
(13%) dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang

75
(4,3%)
2. Pada penilaian indikator tercantum nama katim : 23 orang
perawat (100%) menjawab “YA”
3. Pada penilaian indikator tercantum nama perawat pelaksana :
Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 21 orang (91,3%)
dan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang (8,7%)
4. Pada penilaian indikator tergambar perawat asosiat : Perawat
yang menjawab ‘’YA” sebanyak 18 orang (78,3%)
sedangkan yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang (17,4%) dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang (4,3%)
5. ada penilaian indikator yang tercantum nama dokter yang
merawat : Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 22 orang
(95,7%) dan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang
(4,3%)
6. Pada penilaian indikator tergambar perawat dinas pagi, sore,
malam
: Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 21 orang (91,3%)
sedangkan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang
(4,3%) dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang
(4,3%)
7. Pada penilaian indikator tercantum tanggal, bulan, tahun :
Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 22 orang (95,7%)
dan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%)

3. Pengarahan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan di ruang rawat
dewasa sebagai berikut :
a. Supervisi
Apakah supervisi dilakukan secara terjadwal?
a) Wawancara
Menurut kepala ruangan, belum optimalnya supervisi. Pernah
sebelumnya ada supervisi namun hanya supervisi untuk

76
kedisiplinan kehadiran perawat/bidan, kelengkapan atribut dan
kendala-kendala apa yang ditemukan di masing-masing
ruangan namun sekarang tidak ada lagi supervisi.
b) Observasi
Tidak terlihat adanya supervisi
b. Operan
a) Apakah operan dilakukan secara rutin dan berkala?

a. Wawancara
Menurut kepala ruangan, belum optimalnya dilakukan
operan dinas.

b. Observasi
Tidak semua perawat mengikuti operan dinas dan operan
hanya di counter perawat tapi untuk pasien high care,
operan dilakukan di dekat pasien
c. Pre dan Conference

1) Apakah pre dan post conference dilakukan secara rutin


dan berkala?
a) Wawancara
Menurut kepala ruangan, belum optimal dikerjakan
pre dan post conference diruangan
b) Observasi
Tidak terlihat perawat ruang rawat dewasa
melakukan pre dan post conference

d. Ronde Keperawatan

1) Apakah Ronde Keperawatan dilakukan secara rutin dan


berkala?

a) Wawancara
Menurut kepala ruangan, belum optimalnya ronde
keperawatan di ruangan
b) Observasi

77
Tidak terlihat adanya ronde keperawatan
Berdasarkan hasil kuesioner Pengarahan, penilaian
indikator :
(a). Operan
1. Pada penilaian indikator karu atau pj sift
membuka acara dengan salam : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 15 orang
(65,2%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 3 orang (13%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 5 orang
(21,7%)
2. Pada penilaian indikator katim atau pj tim
mengoperkan diagnosa keperawatan :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 22
orang (95,7%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 1 orang (4,3%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 0 orang
(0%)

3. Pada penilaian indikator katim/pj tim


mengoperkan TUK yang sudah di capai :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 18
orang (78,3%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 0 orang (0%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 5 orang
(21,7%)
4. Pada penilaian indikator katim atau pj tim
mengoperkan tindakan yang dilaksanakan :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 21
orang (91,3%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 0 orang (0%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 2 orang

78
(8,7%)
5. Pada penilaian indikator katim atau pj tim
mengoperkan hasil asuhan keperawatan :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 20
orang (87%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 0 orang (0%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 3 orang
(13%)
6. Pada penilaian indikator tim atau pj tim
melaporkan tindak lanjut. yang
menjabawab “YA” sebanyak 22 orang
(95,7%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 0 orang (0%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang
(4,3%).
7. Pada penilaian indikator pj tim berikutnya
mengklarifikasi : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 18 orang (78,3%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 0 orang
(0%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 5 orang (21,7%)
8. Pada penilaian indikator karu memimpin
ronde : Perawat yang menjawab “YA”
sebanyak 15 orang (65,2%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 5 orang
(21,7%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 3 orang (13%)
9. Pada penilaian indikator karu merangkum
informasi operan : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 17 orang (73,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang

79
(17,4%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 2 orang (8,7%)
10. Pada penilaian indikator karu memimpin
doa dan menutup acara : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang
(17,4%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 5 orang (21,7%).
11. Pada penilaian indikator operan
menggunakan tehnik SBAR : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 21 orang
(91,3%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 0 orang (0%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)

e. Pre conference
1. Pada penilaian indikator katim atau pj tim membuka
acara : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 16
orang (69,6%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2
orang (8,7%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 5 orang (21,7%)
2. Pada penilaian indikator katim atau pj tim menanyakan
rencana harian : Perawat yang menjawab “YA”
sebanyak 16 orang (69,6%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 5 orang (21,7%)
3. Pada penilaian indikator katim atau pj tim memberi
masukan dan tindak lanjut : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 15 orang (65,2%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%), dan yang

80
menjawab “KADANG” sebanyak 5 orang (30,4%)
4. Pada penilaian indikator katim atau pj tim memberi
reinforcement : Perawat yang menjawab “YA”
sebanyak 16 orang (69,6%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 5 orang (21,7%)
5. Pada penilaian indikator katim atau pj tim menutup
acara : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14
orang (60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2
orang (8,7%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 7 orang (30,4%)

f. Post coference
1. Pada penilaian indikator katim atau pj tim membuka
acara : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 13
orang (56,5%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 4
orang (17,4%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 6 orang (26,1%)
2. Pada penilaian indikator katim atau pj tim
menanyakan hasil asuhan pasien : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 13 orang (56,5%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%), dan
yang menjawab “KADANG” sebanyak 9 orang
(39,1%)
3. Pada penilaian indikator katim atau pj tim
menanyakan kendala pemberian asuhan : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 15 orang (65,2%),
yang menjawab “TIDAK” sebanyak 3 orang (13%),
dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 5 orang
(21,7%)
4. Pada penilaian indikator katim atau pj tim
menanyakan tindaklanjut pada dinas berikutnya :

81
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang
(4,3%), dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 8
orang (34,8%)
5. Pada penilaian indikator katim atau pj tim
memberikan renforcement : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 3 orang (13%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 6 orang (26,1%)
6. Pada penilaian indikator katim atau pj tim menutup
acara : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 12
orang (52,2%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 4
orang (17,4%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 7 orang (30,4%)

c. Pendelegasian
1. Pada penilaian indikator pendelegasian dilakukan
kepada staf yang memiliki kompetensi yang
dibutuhkan dalam menjalan kan tugas : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 22 orang (95,7%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 0 orang (0%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang (4,3%)
2. Pada penilaian indikator tugas yang di limpahkan di
jelaskan sebelum melakukan pendelegasian : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 21 orang (91,3%),
yang menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%),
dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang
(4,3%)
3. Pada penilaian indikator selain pelimpahan tugas,
kewenangan juga di limpahkan : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 18 orang (78,3%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 0 orang (0%), dan yang

82
menjawab “KADANG” sebanyak 5 orang (21,7%)
4. Pada penilaian indikator waktu pendelegasian tugas di
tentukan : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 19
orang (82,6%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2
orang (8,7%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 2 orang (8,7%)
5. Pada penilaian indikator apabila pelaksana tugas
mengalami kesulitan, karu, katim memberikan arahan
untuk mengatasi masalah : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 21 orang (91,3%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang (4,3%)
6. Pada penilaian indikator ada evaluasi setelah selesai
tugas dilaksanakan : Perawat yang menjawab “YA”
sebanyak 19 orang (82,6%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)

d. Supervisi
1. Pada penilaian indikator supervisi di susun secara
terjadwal : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 15
orang (65,2%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 5
orang (21,7%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 3 orang (13%)

2. Pada penilaian indikator semua staf mengetahui jadwal


supervisi yang dilaksanakan : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 15 orang (65,2%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 6 orang (26,1%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)
3. Pada penilaian indikator materi supervisi di pahami
oleh supervisor maupun staf : Perawat yang menjawab

83
“YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 5 orang (21,7%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 4 orang (17,4%)
4. Pada penilaian indikator supervisor mengorientasikan
materi supervisi kepada staff yang di supervisi :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 5 orang
(21,7%), dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 4
orang (17,4%)
5. Pada penilaian indikator supervisor mengkaji kinerja
staf sesuai dengan materi supervisi : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 15 orang (65,2%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 5 orang (21,7%), dan
yang menjawab “KADANG” sebanyak 3 orang (13%)
6. Pada penilaian indikator supervisor mengidentifikasi
pencapaian staf dan memberikan renformance :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang
(17,4%), dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 5
orang (21,7%)
7. Pada penilaian indikator supervisor mengidentifikasi
aspek kinerja yang perlu ditingkatkan oleh staf :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 3 orang
(13%), dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 6
orang (26,1%)
8. Pada penilaian indikaor supervisor memberikan solusi
dan role model bagaimana meningkatkan kinerja staf :
Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 6 orang (26,1%), dan

84
yang menjawab “KADANG” sebanyak 3 orang (13%)
9. Pada penilaian indikator supervosor menjelaskan
tindak lanjut yang telah di laksanakan : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 15 orang (65,2%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang (17,4%), dan
yang menjawab “KADANG” sebanyak 4 orang
(17,4%)
10. Pada penilaian indikator supervisor memberikan
renforcement terhadap pencpaian keseluruhan staf :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 6 orang
(26,1%), dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 3
orang (13%)

e. Ronde keperawatan
1. Pada penilaian indikator kesiapan bahan yang akan
disampaikan : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak
16 orang (69,6%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 3
orang (13%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 4 orang (17,4%)
2. Pada penilaian indikator memberikan salam : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 17 orang (73,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 4 orang (17,4%)
3. Pada penilaian indikator pencapaian kasus : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 18 orang (78,3%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 3 orang (13%)
4. Pada penilaian indikator memberikan kesempatan pada
perawat untuk bertanya : Perawat yang menjawab “YA”
sebanyak 19 orang (82,6%), yang menjawab “TIDAK”

85
sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)

5. Pada penilaian indikator menjawab pertanyaan : Perawat


yang menjawab “YA” sebanyak 18 orang (78,3%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 3 orang (13%)
6. Pada penilaian indikator mendiskusikan hasil yang sudah
dilakukan
: Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 19 orang
(82,6%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang
(8,7%), dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 2
orang (8,7%)
7. Pada penilaian indikator menyimpulkan hasil : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 18 orang (78,3%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 3 orang (13%)
8. Pada penilaian indikator menyampaikan rencana tindak
lanjut : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 20
orang (87%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2
orang (8,7%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 1 orang (4,3%)
9. Pada penilaian indikator menutup kegiatan : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 3 orang (13%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 6 orang (26,1%)

4. Pengendalian

Berdasarkan hasil wawancaradengan kepala ruangan dan observasi


di ruang rawat dewasa sebagai berikut :
a. Bagaimana penerapan terhadap penerapan SAK dan SOP yang ada?

86
1) Wawancara
- Kepala Ruangan mengatakan telah melakukan tindakan sesuai SOP
ruangan.

b. Adakah tim pengendali mutu diruangan?

1) Wawancara
- Kepala Ruangan
Pengendalian mutu ini timnya sebenarnya tidak ada pengendalian
tim, ibaratnya kita bekerja sama perawat di ruangan ini, kita ingin
capai yang terbaik, apa yang kita bahas, apa saja kekurangannya,
contoh tiba-tiba angka cedera pasien ini banyak diruangan ini, kita
bahas lagi rapat apabila terjadi banyak pasien jatuh atau pasien
banyak melakukan melarikan diri itu, kita harus bahas lagi bersama
agar mengurangi persentasi tidak meningkat lagi,
c. Bagaimana melakukan penilaian mutu keperawatan terhadap
perhitungan BOR, ALOS, TOI, angka infeksi nosokomial, dan
angka cedera?
1) Wawancara
- Kepala Ruangan
Ada datanya seperti BOR, ALOS, TOI di rekam medis, ruangan
hanya melapor jumlah pasien tiap harinya di dalam sensus
harian,jadi data kita tidak ada, tapi setiap bulan kita lapor. untuk
penghitungan angka infeksi nosokomial tidak ada.
Untuk angka cedera sama juga pelaporannya sebulan tapi untuk
cedera itu kan kita memang melihat setiap hari keadaan pasiennya.
Berdasarkan hasil kuesioner Pengendalian, penilaian indikator:

a. Indikator mutu

1. Pada penilaian indikator tiap 3 bulan sekali di ruangan di lakukan


evaluasi terhadap kinerja perawat di ruangan masing” yang
dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 21 orang (91,3%), yang menjawab

87
“TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 1 orang (4,3%)
2. Pada penilian indikator tiap bulan di ruangan perawat di lakukan
audit mutu dengan cara mengitung BOR : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 16 orang (69,6%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 3 orang (13%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 4 orang (17,4%)
3. Pada penilian indikator tiap bulan di ruangan perawat di lakukan
audit mutu dengan cara mengitung ALOS : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 15 orang (65,2%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 3 orang (13%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 5 orang (21,7%)
4. Pada penilian indikator tiap bulan di ruangan perawat di lakukan
audit mutu dengan cara mengitung TOI : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 3 orang (13%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 6 orang (26,1%)
5. Pada penilian indikator tiap bulan di ruangan perawat di lakukan
audit mutu dengan cara mengitung kejadian infeksi nosokomial :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 5 orang (21,7%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 4 orang (17,4%)
6. Pada penilian indikator tiap bulan di ruangan perawat di lakukan
audit mutu dengan cara mengitung kejadian jatuh : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 3 orang (13%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 6 orang (26,1%)
7. Pada penilian indikator angka cidera di ukur tiap bulan : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang (17,4%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 5 orang (21,7%)

88
b. Audit dokumentasi asuhan keperwatan

1. Pada penilaian indikator ada format penilaian dokumentasi askep.


Pada penilian indikator tiap bulan di ruangan perawat di lakukan
audit mutu dengan cara mengitung ALOS : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 20 orang (87%) yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 3 orang (13%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 0 orang (0%)
2. Pada penilaian indikator dokumen asuhan keperawatan pasien
pulang atau meninggal : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak
20 orang (87%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang
(8,7%), dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang
(4,3%)
3. Pada penilaian indikator pada dokumen hasil penilaian
dokumentasi askep tiap pasien pulang atau meninggal : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 20 orang (87%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 3 orang (13%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 3 orang (0%)
c. Survei kepuasan

1. Pada penilaian indikator ada format penilaian kepuasan pasien :


Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 17 orang (73,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang (17,4%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)
2. Pada penilaian indikator ada format penilaian kepuasan warga :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 16 orang (60,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 5 orang (21,7%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)
3. Pada penilaan indikator ada format penilaian tenaga kesehatan :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 17 orang (73,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang (17,4%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)

89
4. Pada penilaian indikator penilaian kepuasan pasien dan keluarga
dilaksanakan setiap pasien pulang atau meninggal : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 15 orang (65,2%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 6 orang (26,1%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)
5. Pada penilaian indikator penilaian kepuasan perawat dilakukan :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 17 orang (73,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang (17,4%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)
6. Pada penilaian indikator penilaian kepuasan tenaga kesehatan lain
dilakukan : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 7 orang (30,4%),
dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)
7. Pada penilaian indikator ada dokumentasi hasil penilaian kinerja :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 20 orang (87%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang (4,3%)

90
B. ANALISA DATA
1. Pre and post Conference

a. Wawancara
Saat wawancara, kepala ruangan mengatakan pre dan post conference
belum dilakukan secara optimal diruangan terkendala dengan
banyaknya dokter visite di waktu pagi.
b. Kuesioner

 62,84% staf mengatakan pre and post conference dilakukan oleh


staf dan karu

 9,6% staf mengatakan pre and post conference tidak dilakukan


oleh staf dan karu

 27,44% staf mengatakan pre and post conference kadang-kadang


dilakukan oleh staf dan karu

Pre and Post conference

Tindakan pre and post


conference dilakukan oleh staf dan karu

27,44%
Tindakan pre and post
9,60% 62,84% conference tidak dilakukan oleh staf dan karu

Tindakan pre and post


conference kadang-kadang dilakukan oleh staf dan karu
c. Observasi
Dari hasil observasi tidak terlihat perawat ruang rawat dewasa
melakukan pre dan post conference

1. Supervisi Keperawatan
Supervisi di ruangan RRD sudah berjalan namun pelaksanaannya belum
optimal
a. Wawancara
Saat wawancara, kepala ruangan mengatakan belum optimalnya supervisi
keperawatan, pernah sebelumnya ada supervisi keperawatan namun hanya
supervisi untuk kedisiplinan kehadiran perawat/bidan, kelengkapan atribut
dan kendala-kendala apa yang ditemukan di masing- masing ruangan
namun sekarang tidak ada lagi supervisi keperawatan.
b. Kuesioner

 62,62% staff perawat memahami supervisi oleh supervisor maupun staff


perawat

 21,29% staff perawat tidak memahami supervisi oleh supervisor


maupun staff perawat

 16,07% staff perawat kadang-kadang memahami supervisi oleh


supervisor maupun staff perawat

c. Observasi
Dari hasil observasi kelompok belum melihat adanya pelaksanaan supervisi
keperawatan, instrumen supervisi keperawatan yang ada belum lengkap,
SPO supervisi keperawatan belum ada, jadwal supervisi keperawatan
belum ada, dan
pemahaman perawat terhadap konsep supervisi belum optimal.

92
supervisi
Materi supervisi dipahami oleh
16,07% supervisor maupun staff

Materi supervisi tidak dipahami


21,29% oleh supervisor maupun staff
62,62%
Materi supervisi kadang-kadang
dipahami oleh supervisor maupun staff

2. Ronde keperawatan
a. Wawancara
Saat wawancara, kepala ruangan belum optimalnya pelaksanaan ronde
keperawatan di ruangan karena terkendala belum tersedianya ruangan yang
memadai untuk mengadakan pertemuan.
b. Kuesioner
 76,83% staf mengatakan ronde keperawatan dilakukan oleh staf dan
karu

 9,65% staf mengatakan ronde keperawatan tidak dilakukan oleh staf


dan karu

 3,51% staf mengatakan ronde keperawatan kadang-kadang dilakukan


oleh staf dan karu

Ronde keperawatan
Tindakan ronde keperawatan dilakukan oleh staf dan karu

Tindakan ronde keperawatan tidak dilakukan oleh staf dan karu


Tindakan ronde keperawatan kadang- kadang dilakukan oleh staf dan karu

93
c. Observasi
Selama melakukan pengkajian, kelompok belum melihat ruangan RRD
melakukan ronde keperawatan Survey kepuasan pasien
3. Survey kepuasan pasien
a. Wawancara
Menurut kepala ruangan, format pengkajian sudah ada tetapi belum
optimalnya dilakukan survey kepuasan, karena keterbatasan sumber daya
dan waktu
b. Kuesioner

 70,81% staf mengatakan survey kepuasan dilakukan


 19,87% staf mengatakan survey kepuasan tidak dilakukan
 8,07% staf mengatakan survey kepuasan kadang-kadang dilakukan

c. Observasi
Saat observasi, kelompok melihat adanya form survey kepuasan sudah ada.

Survey kepuasan

8,07%
19,87% Tindakan survey kepuasan
dilakukan
Tindakan survey kepuasan tidak dilakukan
Tindakan survey kepuasan kadang-kadang dilakukan
70,81%

94
4. Operan dinas

a. Wawancara

Saat wawancara kepala ruangan mengatakan operan dinas belum


dilakukan secara optimal diruangan karena terkendala dengan banyaknya
dokter visite di waktu pagi, operan tidak dilakukan ke pasien tapi di
Nurse Station saja

b. Kuesioner
 80,25% staf mengatakan operan dinas dilakukan oleh staf dan karu
 6,32% staf mengatakan operan dinas tidak dilakukan oleh staf dan
karu

 13,41% staf mengatakan operan dinas kadang-kadang dilakukan oleh


staf dan karu

c. Observasi
Tidak terlihat semua perawat mengikuti operan dinas dan operan hanya di
counter perawat tapi untuk pasien high care, operan dilakukan di dekat
pasien.
Operan dinas
Tindakan operan dinas dilakukan oleh staf dan karu

Tindakan operan dinas tidak dilakukan oleh staf dan karu

Tindakan oeperan dinas kadang-kadang dilakukan oleh staf dan karu

95
96
C.

97
D. ANALISA SWOT
Strengh Weakness Oportunity Threatness
a. 87% Perawat di ruang RRD a. Supervisi keperawatan a. Sebagai pusat rujukan yang terbaik a. Semakin banyak Rumah Sakit
sudah mengikuti BTCLS sudah di provinsi Kepulauan Bangka
yang menawarkan Pelayanan
b. 95,7 % perawat melakukan dilakukan namun Belitung
tugas sesuai visi dan misi belum optimal b. Adanya kerjasama Rumah Sakit kesehatan & keperawatan
RS b. Pre & post dengan institusi pendidikan sebagai
yang berkualitas yang bisa
c. 100% perawat berpedoman lahan praktek
conference sudah
pada SOP c. Adanya kerjasama Rumah Sakit menjadi pesaing
dilakukan namun
d. Peralatan yang lebih Umum Daerah Provinsi Kepulauan
belum optimal b. Perkembangan teknologi yang
lengkap dan lebih canggih Bangka Belitung dengan Rumah
c. Ronde keperawatan
e. 48% perawat di ruangan Sakit Pendidikan tipe A (Sister semakin meningkat cepat
sudah dilakukan
RRD berusia produktif (26- Hospital), seperti RSCM dan Rumah
namun belum optimal c. Kesadaran masyarakat
30 tahun) Sakit Jantung Harapan kita
d. Survey kepuasan
f. 30% perawat d. Rumah Sakit Umum Daerah terhadap pelayanan kesehatan
bekerja di ruangan RRD pasien sudah Provinsi Kepulauan Bangka
yang semakin meningkat
Belitung sebagai Rumah Sakit
berpendidikan Ners dilakukan namun
Rujukan COVID 19
dan 70% belum optimal
berpendidikan D3 e. Operan dinas sudah
Keperawatan dilakukan namun belum
g. 65,2% perawat di ruangan optimal
RRD memiliki masa kerja
1-5 tahun dan 34,8%
memiliki
masa kerja 6-10 tahun
h. Bentuk dan tata letak
ruangan RRD cenderung
modern
99
E. DAFTAR MASALAH
Daftar Kriteria Total Urutan Prioritas
Masalah
Magnetude Saverity Manageability Nursing Concent Affordability

Pre & post 4 4 4 4 4 1024 III


conference sudah
dilakukan namun
belum
optimal
Supervisi 5 5 4 4 5 2000 I
keperawatan sudah
dilakukan namun
belum
optimal

Ronde 3 3 3 3 4 324 V
Keperawatan
sudah dilakukan
namun belum
optimal
Survey kepuasan 3 3 3 3 4 540 IV
pasien
Operan dinas 4 4 4 5 4 1280 II

10
0
Daftar Masalah :

1. Supervisi keperawatan sudah dilakukan namun belum optimal


2. Operan dinas sudah dilakukan namun belum optimal
3. Pre &Post Conference sudah dilakukan namun belum optimal
4. Survey kepuasan pasien sudah dilakukan namun belum optimal
5. Ronde keperawatan sudah dilakukan namun belum optimal
F. PRIORITAS MASALAH
Prioritas masalah yang diambil yaitu supervisi keperawatan sudah di lakukan namun
belum optimal
G.
H. ANALISA FISH BONE

material man

Instrument supervise
keperawatan belum Belum ada jadwal Pemahaman perawat
lengkap supervise terhadap konsep
keperawatan Belum ada komitmen supervise keperawatan
tim supervise belum oprimal
keperawatan terhadap
SPO supervise keperawatan supervise keperawatan
belum ada
Supervise
keperawatan sudah
dilaksanakan
namun belum
optimal

Sosialisasi supervise
keperawatan belum
optimal Umpan balik supervise
keperawatan belum
optimal

metode
BAB IV
PERENCANAAN PENYELESAIAN MASALAH

A. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

No. Penyebab Masalah Penyelesaian


1. Pemahaman terhadap konsep Membuat contoh video
supervisi keperawatan masih kurang sosialisasi supervisi
keperawatan
2. Ada instrument supervisi keperawatan Merevisi dan mengkombinasi draft
instrumen supervisi keperawatan
namun masih secara
umum
3. SPO supervisi keperawatan belum Membuat draft SOP supervisi
ada keperawatan

B. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN


CARL

No Kegiatan Capabili Accesabili Readine Levera Skor Rankin


ty ty ss ge g
(Ca) (Ab) (Rc) (Ld)
1. Membuat contoh 4 4 3 3 144 III
video supervisi
keperawatan
2. Merevisi dan 5 5 4 4 400 II
mengkombinasi
draft instrumen
supervisi
keperawatan
3. Membuat draft 5 5 5 5 625 I
SPO supervisi
keperawatan
Berdasarkan hasil pembobotan diatas didapatkan urutan prioritas alternatif
penyelesaian masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Membuat draft SPO supervisi keperawatan

2. Membuat draft instrumen supervisi keperawatan

3. Membuat contoh video supervisi keperawatan

78
79
C. PLANNING OF ACTION (POA)
N KEGIATAN TUJUAN METODE SASARAN WAKTU P
O
1 Merencanakan Sebagai  Diskusi  KaRu Senin, 08 Co
. membuat draft Februari
pedoman  Konsultasi
SPO dan 2021
dalam
instrument
pelaksanaan
supervisi
supervisi
keperawatan
keperawatan
2 Membuat draft SPO Sebagai  Diskusi  KaRu Selasa, 09 Co
. supervisi keperawatan pedoman Februari
 Konsultasi  KaTim
dalam 2021
melakukan
supervisi
keperawatan
3 Merevisi dan Sebagai  Diskusi  KaRu Selasa, 09 Co
. mengkombinasikan pedoman Februari
 Konsultasi  KaTim
draft instrument dalam 2021
supervisi keperawatan melakukan
supervisi
keperawatan
4 Membuat contoh Sebagai saran  Diskusi  KaRu  Rabu, 10 Co
video sosialisasi dan masukan  Konsultasi Februari
supervisi untuk 2021
keperawatan melaksanaka n  Kamis,
supervisi 11
keperawatan Februari
selanjutnya 2021
 Jumat, 12
Februari
2021

80
5 Menyerahkan draft Kepala ruangan  Diskusi  KaRu  Kamis, 11 Co
. SPO dan Instrument RRD dapat  Konsultasi Februari
supervisi mengetahui dan 2021
keperawatan memahami
konsep dan cara
supervise
keperawatan

81
BAB V
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. PELAKSANAAN
1. Kegiatan membuat draft SPO & Instrument Supervisi Keperawatan
Kegiatan membuat draft SPO & Instrument Supervisi Keperawatan
dilakukan pada hari Selasa, 09 Februari 2021 dari pukul 09.00-12.00 WIB.
Sebelum kegiatan dilakukan kelompok sudah melakukan kontrak waktu
dengan kepala ruangan RRD. Kegiatan tersebut dihadiri oleh kepala
ruangan RRD ibu Prana Prihani Paramitha, S.Kep, Ners dan mahasiswa
coners, Berry, Rosmina, Rusmaleni, Ismania, BelsI dan Vela di ruangan
RRD. Kegiatan ini membahas draft SPO yang berisi pengertian, tujuan,
kebijakan, dan prosedur supervisi keperawatan. Kepala ruangan
memberikan masukan dalam menyusun draft SPO disesuaikan dengan
situasi dan kondisi ruangan Berdasarkan diskusi kelompok dan kepala
ruangan prosedur draft SPO supervisi keperawatan meliputi, pelaksanaan
uraian tugas supervisi terdiri dari melaksanakan fungsi pergerakan dan
pelaksanaan, melaksanakan fungsi pengawasan dan penilaian dan
melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan.
Setelah ISHOMA kegiatan membuat draft instrument supervisi
keperawatan dari pukul 13.30-16.00 WIB yang dihadiri oleh mahasiswa
coners, Santy, Padilah, Rusmaleni, Reni, Belsi, Ismania, Berry, Vela,
Ariani, Rosmina Dan Elva. Kegiatan ini dilakukan dengan diskusi bersama
kelompok. Adapun draft instrument supervisi keperawatan yang dibahas
adalah supervisi asuhan keperawatan pasien secara langsung pada perawat
asociate, supervisi keperawatan pada perawat primer (ketua tim) dan
supervisi keperawatan pada kepala ruangan. Untuk ketiga draft instrument
supervisi keperawatan tersebut bisa dilihat di lampiran dan untuk
selanjutnya draft instrument supervisi keperawatan ini akan dikonsulkan
kembali.

82
Gambar : Kegiatan membuat draft SPO & Instrument Supervisi Keperawatan

82
2. Membuat Contoh Video Sosialisasi Supervisi Keperawatan
Pada hari Rabu, 10 februari 2021 jam 09.00-12.00 WIB di ruang lounge
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
mahasiswi co ners mencari dan mengumpulkan referensi dari buku-buku
manejemen keperawatan mengenai supervisi keperawatan dalam buku Nur
Salam terbitan tahun 2015. Kemudian kelompok menyusun materi untuk
dijadikan vidio menggunakan aplikasi. Adapun isi vidio tersebut mengenai
pengertian supervisi keperawatan berdasarkan menurut nursalam 2015 dan
pitman 2011, kunci dari supervisi, kunci pelaksanaan supervisi, tujuan
supervisi, sasaran, persiapan, manfaat supervisi keperawatan. Setelah itu
kelompok mengupload youtube dengan link
https://youtu.be/Wv72eLK6vpM .
Selanjutnya pada hari kamis kelompok menyebarkan vidio kegrup melalui
whatsapp ke kepala ruangan kemudian kepala ruangan meneruskan ke
anggota ruanganya. Lalu dilanjutkan lagi pada hari jumat melakukan
evaluasi dari perawat ruangan menanggapi mengenai vidio supervise
dengan hasil :1. perarawat ruangan menanggapi kalau bisa selain vidio ada
sosialisasi tatap muka. 2. Dalam bekerja perlu adanya supervisi untuk
menilai asuhan keperawatan dalam suatu pekerjaan supaya tidak terjadi
kesalah pahaman dan malpraktek.3. Semoga adanya supervisi keperawatan
akan membawa kemajuan dan lebih terarah. 4. semoga bermanfaat dan
sukses.

82
Video Sosialisasi Supervisi Keperawatan

82
B. EVALUASI
Berdasarkan hasil pelaksanaan POA (Plan of Action) di RSUD Dr.
(H.C).Ir. Soekarno maka kelompok dapat mengevaluasi atau
memberikan gambaran tentang pelaksanaan POA tersebut, dalam
pelaksanaannya kelompok menjalankannya dengan baik sesuai
jadwal serta diikuti oleh kepala ruangan, namun karena adanya
pertimbangan waktu, keterbatasan sumber daya dan kewenangan
ataupun kemampuan maka kelompok hanya mengajukan draft SPO
dan instrument mengenai supervisi keperawatan untuk selanjutnya
ditelaah kembali oleh bidang keperawatan dan untuk pelaksanaan
sosialisasi supervisi keperawatan melalui media elektronik,
kelompok menyajikan materi melalui video namun dalam
pembuatannya kelompok terkendala kurangnya pengetahuan dan
kemampuan dalam teknik membuat video. Maka kelompok
mengharapkan pihak rumah sakit untuk menyempurnakan kembali
video yang telah dibuat.

C. HAMBATAN
Hambatan dalam pelaksanaan POA (Plan Of Action) di RSUD Dr.
(H.C).Ir. Soekarno, kelompok menemui beberapa hambatan, yakni;
1. Kurangnya pemahaman kelompok terhadap konsep supervisi
keperawatan
2. Keterbatasan waktu dalam melakukan implementasi secara
optimal

3. Kurangnya sarana prasarana dan kemampuan kelompok dalam


membuat video sosialisasi
4. Implementasi kurang maksimal karena masa pandemi covid-19
yang mengharuskan kelompok untuk social distancing
5. Pada saat pengkajian respon perawat lambat dalam pengisian
kuesioner melalui google form karena terkendala tugas perawat
yang banyak sehingga terbatasnya waktu untuk membaca dan
menjawab pertanyaan kuesioner yang banyak
BAB VI
PEMBAHASAN

Pelaksanaan praktek manajemen keperawatan mahasiswa program


studi profesi ners STIKES Citra Delima Bangka Belitung dilakukan
diruangan RRD kelas 3 dari tanggal 25 januari-13 februari 2021, yang
mencakup manajemen asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil
pengkajian (kuisioner, observasi, wawancara) yang dilakukan pada
tanggal 25-27 januari, setelah dilakukan analisis SWOT didapatkan
masalah keperawatan supervisi keperawatan sudah dilaksanakan namun
belum optimal, pre & post conference sudah dilaksanakan namun belum
optimal, ronde keperawatan sudah dilaksanakan namun belum optimal,
survey kepuasan sudah dilaksanakan namun belum optimal dan operan
dinas sudah dilaksanakan namun belum optimal sehingga didapatkan
prioritas masalah yaitu supervisi keperawatan sudah dilaksanakan namun
belum optimal. Berdasarkan prioritas masalah keperawatan tersebut,
maka dilakukan analisis fishbone untuk mengetahui penyebab
permasalahan meliputi pemahaman terhadap konsep supervisi masih
kurang, belum ada jadwal supervisi, SPO supervisi belum ada dan
instrument supervisi belum lengkap. Karena singkatnya waktu,
keterbatasan kewenangan dan kemampuan kelompok sehingga
penyelesaian masalah yang ditemukan belum optimal.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nikita sembiring (2020)
mengenai supervisi, yakni kegiatan supervisi yang tidak dilakukan
dengan baik akan memberikan dampak bagi kinerja perawat pelaksana,
juga terjadinya pemberian layanan kesehatan yang menurun atau tidak
maksimal,sehingga dapat muncul kecenderungan akan adanya kejadian
yang tidak diharapkan yaitu nyaris cedera yang bertentangan dengan
pasien safety sama halnya seperti pada penelitian Nainggolan (2010)
bahwa mutu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh peningkatan atau
penurunan kinerja perawat, kemudian hasil penelitian Frimpong,
Helleringer, Williams, Yeji dan Phillips (2011), diketahui bahwa

83
kegiatan supervisi dapat meningkatkan produktivitas kerja perawat.
Supervisees (penerimasupervisi) yang mendapat dukungan dari
supervisor ( pelaksana supervisi) menunjukkan bahwa produktivitas
kerjanya lebih tinggi dari pada yang tidak mendapat dukungan dari
supervisor. Hal ini sejalan dengan yang dikemukan oleh DHHS (2009),
bahwa fungsi supervisor (kepala ruangan) adalah memberikan dukungan
terhadap masalah yang dihadapi perawat pelaksana dalam pemberian
asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
produktivitas kerja perawat pelaksana mendekati nilai maksimal. Hal ini
dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi yang telah dilaksanakan dengan
baik. Fungsi formatif, restorative, dan normatif secara keseluruhan
mendekati nilai maksimal. Oleh karena itu, hasil tersebut mempengaruhi
produktivitas kerja perawat pelaksana yang meliputi efektifitas dan
efisiensi diketahui rata-rata mendekati maksimal.
Beberapa penelitian diatas menunjukkan bahwa perlunya
pelaksanaan supervisi agar salah satu tujuannya yakni memberikan
layanan terhadap peningkatan kemampuan staff dan pelaksana
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan tercapai sehingga
mutu pelayanan rumah sakit dapat lebih maksimal, dan juga sebagai
masukan kepada rumah sakit untuk mengoptimalkan kembali
pelaksanaan supervisi dikarenakan rumah sakit sebagai salah satu unit
tempat pelayanan kesehatan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan yang bermutu, sesuai dengan standar untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan masyarakat dan tenaga profesional kesehatan
dalam rumah sakit termasuk didalamnya tenaga keperawatan dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualita

84
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

K. Kesimpulan

Setelah melakukan praktik klinik stase manajemen keperawatan


selama 3 minggu diruangan RRD di RSUD Dr.(H.C).Ir. Soekarno
kelompok dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengumpulan data dilakukan dengan metode koesioner dengan
memakai google form, wawancara dan observasi. Dari analisa data
ditemukan 5 masalah yang diidentifikasi dengan prioritas sebagai
berikut : supervisi keperawatan sudah dilaksanakan namun belum
optimal, pre & post conference sudah dilaksanakan namun belum
optimal, ronde keperawatan sudah dilaksanakan namun belum
optimal, survey kepuasan sudah dilaksanakan namun belum
optimal dan operan dinas sudah dilaksanakan namun belum
optimal.
2. Intervensi penyelesaian masalah yang telah dilaksanakan yaitu
draft SPO supervisi keperawatan ke kepala ruangan, merevisi dan
mengkombinasikan draft instrument supervisi keperawatan ke
kepala ruangan, membuat contoh video sosialisasi tentang
supervisi keperawatan.
3. Bidang keperawatan menerima draft SPO dan draft instrumen
supervisi keperawatan untuk kemudian ditelaah kembali sebagai
gambaran dalam menyusun SPO dan instrument supervisi
keperawatan.

B. SARAN
1. Diharapkan kegiatan supervisi keperawatan di RSUD Dr.
(H.C).Ir. Soekarno dilakukan lebih optimal lagi dan menjadikan
supervisi keperawatan sebagai kebutuhan dalam memberikan
asuhan keperawatan yang bermutu dan berkualitas.
2. Diharapkan RSUD Dr.(H.C).Ir. Soekarno meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan perawat tentang supervisi
keperawatan dengan cara seminar, inhouse training,membaca
jurnal-jurnal terkait tentang supervisi keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. (2012). Manajemen Keperawatan Konsep Dan Aplikasi.


Yogjakarta: Ar ruzz media

Maria. (2017). Manajemen Keperawatan Konsep & Aplikasi dalam


Praktik Keperawatan Profesional. Yogyakarta : Penerbit Baru
Press

Mugianti. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Manajemen


dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam praktek


keperawatan Profesional Edisi Jakarta : Salemba medika

Profil RSUD Dr.(H.C).Ir. Soekarno Prov. Kep Bangka Belitung Tahun 2019

Putra. (2017). Buku Ajar Manajemen Keperawatan Teori & Aplikasi


Praktek Dilengkapi dengan Kuisioner Pengkajian Praktik
Manajemen Keperawatan. Bogor : In Media

Simamora. (2011). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta : EGC

Suarli. (2012). Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.


Jakarta : Penerbit Erlangga

Sudarta & Susilo. (2019). Manajemen Keperawatan Teori & Aplikasi


Praktik Keperawatan Cetakan Pertama. Yogyakarta : Gosyen
Publishing
LAMPIRAN

A. DRAFT SPO SUPERVISI

SPO SUPERVISI KEPERAWATAN

No Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD - 1/1
Dr. (H.C) Ir. SOEKARNO
PROV. KEP. BABEL
DITETAPKAN
DIREKTUR RSUD Dr. (H.C.) Ir. SOEKA
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
PROV. KEP. BANGKA BELITUN
OPERASIONAL

dr. H. ARMAYANI S., SP. B


NIP. 19661021 199803 1 003
Supervisi adalah proses pengawasan terhadap pelaksanaan kegiata
PENGERTIAN bertujuan untuk memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan sesua
organisasi dan standar yang telah ditetapkan.

TUJUAN 1. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan supervisi di setiap unit terkait


2. Sebagai pedoman dalam melakukan perbaikan mutu berdasarkan hasi
capaian indikator mutu

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno Nomor:
............... tentang Pemberlakuan Panduan manajemen pelaporan data indi
mutu RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno

PROSEDUR Pelaksanaan uraian tugas supervisi


1. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan tenaga keperawa
tenaga lainnya, di ruang rawat secara insidentil.
b. Melaksanakan kunjungan keliling ke seluruh ruang raw
tujuan pelayanan yang ingin dicapai tetap terjamin.
c. Memberi bimbingan kepada tenaga perawatan dan tenaga
yang bertugas di ruang rawat dalam melaksanakan tugasnya
kebijakan yang berlaku.
d. Mengkeordinasikan dalam upaya kelengkapan p
keperawatan dan obat-obatan di ruang rawat yang membu
khususnya kebutuhan darurat.
e. Membantu penanggung jawab perwatan di ruang rawa
memecahkan masalah yang muncul, sehubungan denagn
pelayanan keperawatan.
f. Membuat laporan lengkap mengenai kegiatan pe
keperawatan, keadaan rumah sakit, serta peristiwa pentin
terjadi untuk di sampaikan kepada kepala bidang keperawa
direktur.
2. Melaksanakan fungsi pengawasan dan penilaian, meliputi:
a. Mengawasi pelaksannaan tugas harian karu, katim, perawat a
b. Mengawasi pelaksanaan operan jaga, pre dan
conference dan ronde keperawatan.
c. Menilai kinerja Karu, PP dan PA dalam pelaksanaan kegiatan
keperawatan sesuai dengan instrumen penilaian supervisi.
3. Melaksakan Sistem Pencatatan dan Pelaporan
a. Supervisi mencatat hasiln pemantauan pada buku laporan
b. Supervisi Mencatat semua masalah yang ditemukan
c. Setiap laporan diserahkan kepada bidang keperawatan.
UNIT TERKAIT 1. Bidang Keperawatan
2. Komite Keperawatan
3. Kepala Ruangan
B. DRAFT INTRUMEN
L. a) Instrument Supervisi RSUD Dr.(H.C).Ir.Soekarno Hari tanggal :

Shift :

No Sasaran Kualifikasi Ruangan


penilaian UG D IC U ICVC U P PERINATOLO GI BEDAH KEBI VVIP RRD RRD PONEK ANAK
I (OK) DAN KELAS KELAS KELAS
C AN 1 2 3
U
1. Perawat Kepatuhan
Terhadap Jadwal
Dinas
Kepatuhan
Performance
Tenaga
Keperawatan
Komunikasi
Tenaga
Keperawatan
Ketersediaan Sm
Keperawatan
Kelengkapan
Rekam
Askep/Askeb
2 Pasien Jumlah pasien
Pasien pulang
Pasien pindah
ruang rawat
Pasien rujuk
Pasien kabur
8
1
Pasien
meninggal
Dunia
3 Sarana Jumlah tempat
dan tidur (kapasitas
prasara terpakai/koson
na g)

Ketersediaan
sarana dan
prasarana
INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SECARA
LANGSUNG PADA PERAWAT ASOSIET

Nama Perawat : Hari/Tanggal :


Supervisor : Ruangan :
Petunjuk:
Beri tanda check list (v) pada kolom “Ya” bila pekerjaan dilakukan
dan pada kolom “Tidak” bila pekerjaan tidak dilakukan.

No. Aspek yang Dilakukan


dinilai Ya Tidak
A. PENGKAJIAN
1. Perawat mengenalkan diri pada pasien
2. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien:
a. Identitas pasien
b. Alasan pasien masuk RS
c. Riwayat penyakit saat ini
d. Riwayat kesehatan masa lalu
e. Genogram
f. Kebutuhan dasar
g. Riwayat sosial
h. Pemeriksaan fisik head to toe
i. Refleks
j. Rumusan masalah keperawatan
3. Perawat mendokumentasikan hasil pengkajian pada format yang
Tersedia
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perawat merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan data
2. Perawat merumuskan diagnosa keperawatan menggunakan format
P-E-S
3. Perawat mendokumentasikan rumusan diagnosa keperawatan pada
format yang tersedia
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Perawat membuat rencana intervensi sesuai dengan diagnosa
Keperawatan
2. Perawat menentukan tujuan
3. Perawat menentukan kriteria hasil
4. Perawat mendokumentasikan rencana intervensi pada format yang
Tersedia
D. IMPLEMENTASI
1. Perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi
yang direncanakan
2. Perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP
3. Perawat memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
Dilakukan
4. Perawat melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan pasien
5. Perawat membina hubungan baik dengan pasien
6. Perawat menjaga privacy pasien dalam melakukan tindakan
Keperawatan
7. Perawat memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan
8. Perawat melaksanakan tindakan kolaboratif sesuai dengan
Kebutuhan
9. Perawat mendokumentasikan tindakan keperawatan pada format
yang tersedia
E. EVALUASI
1. Perawat mengevaluasi tindakan mengacu pada kriteria hasil
2. Perawat membuat SOAP
3. Perawat memodifikasi rencana
4. Perawat mendokumentasikan evaluasi tindakan keperawatan pada
format yang tersedia
Total Skor
Keterangan:
Dilakukan = nilai 1 Nilai = Total skor x 100 =
………..
Tidak dilakukan = nilai 0 23

Tanggapan yang disupervisi :


…………………………………………………………………………
………………
Pengarahan langsung:
…………………………………………………………………………
……………………………………………..
Saran dan tindak lanjut :
…………………………………………………………………………

………………… Yang disupervisi,

Supervisor,

(…………………………..……………)

(……………………………………

…..) Mengetahui,
Bidang keperawatan

(…………………………………………………….)
INSTRUMEN SUPERVISI PADA PERAWAT PRIMER / KETUA TIM

Nama Perawat : Hari/Tanggal :


Supervisor : Ruangan :

Petunjuk:
Beri tanda check list (v) pada kolom “Ya” bila pekerjaan dilakukan dan pada kolom
“Tidak” bila pekerjaan tidak dilakukan.

No. Aspek yang Dilakukan


dinilai Y Tidak
a
I. ASPEK MANAJEMEN
A. Perencanaan
1. PP / Katim memiliki rencana harian
2. PP / Katim memiliki rencana bulanan
B. Pengorganisasian
1. PP / Katim memiliki jadwal dinas untuk timnya
2. PP / Katim memiliki daftar pasien yang dikelola timnya
3. PP / Katim menetapkan PA yang bertanggung jawab pada pasien setaip
Shift
C. Pengarahan
1. Perawat memimpin pre conference
2. Perawat memimpin post conference
3. PP / Katim memberi motivasi dan dukungan kepada PA dalam
melaksanakan tugasnya
4. PP / Katim menjadi role model bagi PA
5. PP / Katim melibatkan PA dalam pengambilan keputusan
6. PP / Katim mendelegasikan tugas kepada perawat yang memiliki
kompetensi yang dibutuhkan.
7. PP / Katim mengevaluasi tugas yang telah didelegasikan kepada PA
8. PP / Katim memiliki jadwal supervisi untuk stafnya
9. PP / Katim melaksanakan supervisi sesuai dengan kaidah supervisi
10. PP / Katim menyampaikan hasil supervisi kepada PA
11. PP / Katim memberikan umpan balik terhadap hasil supervisi kepada PA
D. Pengendalian
1. PP / Katim memonitor pelaksanaan dokumentasi pada catatan asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh PA
2. PP/ Katim menyebarkan angket kepuasan pasien/keluarga
II. ASPEK COMPENSATORY REWARD
1. PP / Katim melakukan penilaian kinerja perawat pelaksana sesuai jadwal
2. PP / Katim mendokumentasikan hasil penilaian kinerja perawat PA
III. ASPEK PROFESSIONAL RELATIONSHIP
1. PP / Katim mengikuti kegiatan case conference
2. PP / Katim mengikuti studi kasus ronde keperawatan dan jornal reading
yang dilaksanakan oleh kepala ruang
3. PP / Katim melaksanakan cinical pathway
4. PP / Katim membimbing mahasiswa yang sedang praktek keperawatan
di unit kerja dan bekerjasama dengan CI dan HN
5. PP / Katim melakukan kolaborasi dengan dokter dalam hal
perkembangan kesehatan pasien, program terapi dan evaluasi pelayanan
keperawatan yang diberikan pada pasien
6. PP / Katim mengikuti visite dokter
IV. ASPEK ASUHAN KEPERAWATAN
A. Persiapan
1. Mengkaji data subjektif dan objektif pasien/keluarga
2. Merumuskan masalah keperawatan pasien/keluarga
3. Merencanakan tindakan keperawatan untuk pasien
4. Merencanakan tindakan keperawatan untuk keluarga
B. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Mengucapkan salam
2. Melakukan evaluasi/validasi masalah pasien/keluarga
3. Membuat kontrak dengan pasien/keluarga
4. Mendiskusikan tentang masalah yang terjadi
5. Mendiskusikan cara-cara mengatasi masalah
6. Melatih pasien/keluarga cara mengatasi masalah
7. Memberikan pujian atas keberhasilan pasien/keluarga
8. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik
9. Mengevaluasi respon subjektif pasien/keluarga
10. Mengevaluasi respon objektif pasien/keluarga
11. Melakukan kontrak pertemuan berikutnya dengan pasien/keluarga
12. Melakukan pertemuan dengan pasien dan keluarga minimal setiap dua
hari untuk membahas kondisi pasien
13. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga
14. Membuat perencanaan pasien pulang dan menyiapkan kelengkapan
pasien pulang
C. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
1. Mendokumentasikan data hasil pengkajian
2. Mendokumentasikan masalah keperawatan pasien/keluarga
3. Mendokumentasikan tindakan keperawatan terhadap pasien/keluarga
4. Mendokumentasikan evaluasi terhadap tindakan keperawatan
pasien/keluarga (SOAP)
Total skor
NILAI AKHIR
Keterangan:
Dilakukan = nilai 1 Nilai = Total skor x 100 = ………..
Tidak dilakukan = nilai 0 48

Tanggapan yang disupervisi :


…………………………………………………………………………………………………

Pengarahan langsung :
…………………………………………………………………………………………………
………….
Saran dan tindak lanjut :
…………………………………………………………………………………………………
………….

Perawat yang dinilai Kepala Ruang,

(………………………………)
(………………………………..)

Mengetahui

Bidang keperawatan
(…………………………………)
INSTRUMEN SUPERVISI PADA KEPALA RUANG

Nama Perawat : Hari/Tanggal :


Supervisor : Ruangan :

Petunjuk:
Beri tanda check list (v) pada kolom “Ya” bila pekerjaan dilakukan dan pada
kolom “Tidak” bila pekerjaan tidak dilakukan.

No. Aspek yang Dilakukan


dinilai Y Tidak
a
I. ASPEK MANAJEMEN
A. Perencanaan
1. Karu memiliki rencana harian
2. Karu memiliki rencana bulanan
3. Karu memiliki rencana tahunan
B. Pengorganisasian
1. Karu menyusun jadwal dinas ruangan
2. Karu memiliki daftar pasien
C. Pengarahan
1. Karu membuka operan
2. Karu melakukan pre conference
3. Karu memimpin post conference
4. Karu memberi motivasi dan dukungan kepada stafnya dalam
melaksanakan tugasnya
5. Karu menjadi role model bagi stafnya
6. Karu melibatkan stafnya dalam pengambilan keputusan
7. Karu mendelegasikan tugas kepada perawat yang memiliki
kompetensi yang dibutuhkan.
8. Karu mengevaluasi tugas yang telah didelegasikan kepada staf
9. Karu memiliki jadwal supervisi untuk stafnya
10. Karu melaksanakan supervisi sesuai dengan kaidah supervisi
11. Karu menyampaikan hasil supervisi kepada staf
12. Karu memberikan umpan balik terhadap hasil supervisi kepada staf
D. Pengendalian
1. Ruangan menjalankan dan memiliki indicator mutu
2. Karu melakukan audit dokumentasi asuhan keperawatan
3. Karu mengelola hasil angket kepuasan pasien/keluarga
II. ASPEK COMPENSATORY REWARD
1. Karu melakukan penilaian kinerja PP/Katim sesuai jadwal
2. Karu mendokumentasikan hasil penilaian kinerja perawat PP/katim
3. Karu memiliki program pengembangan staf
III. ASPEK PROFESSIONAL RELATIONSHIP
1. Karu melakukan rapat keperawatan berdasarkan jadwal yang telah
Ditetapkan
2. Karu memimpin kegiatan case conference
3. Karu mengikuti visite dokter
4. Karu melakukan ronde keperawatan dan journal reading
5. Karu menjalankan clinical pathway
6. Karu merencanakan dan mengadakan rapat rutin bulanan dengan PP
7. Karu memonitor kebersihan ruang rawat
8. Karu mengendalikan patient safety dan infeksi nosokomial di ruang
Rawat
9. Karu membuat rekapitulasi mutu, infeksi nosokomial, serta SAK di
ruang rawat
IV. ASPEK ASUHAN KEPERAWATAN
A. Persiapan
1. Mengkaji data subjektif dan objektif pasien/keluarga
2. Merumuskan masalah keperawatan pasien/keluarga
3. Merencanakan tindakan keperawatan untuk pasien
4. Merencanakan tindakan keperawatan untuk keluarga
B. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Mengucapkan salam
2. Melakukan evaluasi/validasi masalah pasien/keluarga
3. Membuat kontrak dengan pasien/keluarga
4. Mendiskusikan tentang masalah yang terjadi
5. Mendiskusikan cara-cara mengatasi masalah
6. Melatih pasien/keluarga cara mengatasi masalah
7. Memberikan pujian atas keberhasilan pasien/keluarga
8. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik
9. Mengevaluasi respon subjektif pasien/keluarga
10. Mengevaluasi respon objektif pasien/keluarga
11. Melakukan kontrak pertemuan berikutnya dengan pasien/keluarga
12. Melakukan pertemuan dengan pasien dan keluarga minimal setiap
dua hari untuk membahas kondisi pasien
13. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga
14. Membuat perencanaan pasien pulang dan menyiapkan kelengkapan
pasien pulang
C. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
1. Mendokumentasikan data hasil pengkajian
2. Mendokumentasikan masalah keperawatan pasien/keluarga
3. Mendokumentasikan tindakan keperawatan terhadap
pasien/keluarga
4. Mendokumentasikan evaluasi terhadap tindakan keperawatan
pasien/keluarga (SOAP)
Total skor
Keterangan:
Dilakukan = nilai 1 Nilai = Total skor x 100 =
………..
Tidak dilakukan = nilai 0 54

Tanggapan yang disupervisi :


……………………………………………………..
Pengarahan langsung :
…………………………………………………………….
Saran dan tindak lanjut :
…………………………………………………………..

Perawat yang disupervisi, Supervisor,

(……………………)

(…………………….)

Mengetahui,
Bidang Keperawatan

(………………………………...)

C. SURAT UNDANGAN

Pangkalpinang, 03 Februari 2021


Kepada
Yth. Bapak dan Ibu
(Terlampir)
Di –
Tempat

Sehubungan dengan akan dilaksanakan Zoominar Manajemen


Keperawatan Ruang RRD kelas 3 oleh Mahasiswa/i Profesi Ners Stikes Citra
Delima Bangka Belitung angkatan tahun 2020, maka dengan ini kami bermaksud
mengundang Bapak/ Ibu, untuk dapat menghadiri kegiatan seminar tersebut yang
akan diselenggarakn pada :
Hari dan Tanggal : Kamis, 04 Februari 2021
Waktu : 13.00 Wib s/d selesai
Diselenggarakan via Zoom dengan Meeting ID : 850 9877 4751 dan
Passcode : q2KYts
Demikian surat undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Ketua Kelompok

Rahmat Hidayat
Daftar undangan:
1. Kabid Keperawatan RSUD DR (H.C) Ir Soekarno Prov Kep. Babel.
2. Kasie Keperawatan RSUD DR (H.C) Ir Soekarno Prov Kep. Babel.
3. Ketua Komite Koordinasi Pendidikan RSUD DR (H.C) Ir Soekarno Prov
Kep. Babel.
4. Ns. Widyastuti, S.Kep.
5. Ns. Rylla Dwi Kanuary, S.Kep.
6. Ns. Prana Prihani Paramitha, S.Kep.
7. Ketua Prodi Ners STIKES Citra Delima Bangka Belitung.
8. Preseptor Akademik STIKES Citra Delima Bangka Belitung.
D. PREPLANNING AWAL
PRE PLANNING

LAPORAN HASIL IDENTIFIKASI DAN PEMECAHAN


MASALAH DI RUANG RAWAT DEWASA RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Dr. (H.C). Ir. SOEKARNO PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

TAH
UN
2021

DIS
USU
N
OLE
H:

1. Ariani Mandasari : 20300046


2. Ariska Sawitri : 20300001
3. Belsi : 20300020
4. Beri Wiratih : 20300032
5. Elva Helfisonia : 20300052
6. Ismania Putri : 20300047
7. PadilahAisyah : 20300025
8. RahmadHidayat : 20300048
9. Renni Kartika : 20300026
10. Rizki Demi Mubeli : 20300002
11. Rosmina BR Serimbing : 20300027
12. Rusmaleni : 20300007
13. Santy : 20300003
14. Vela Yelivia : 20300009
PROGRAM PENDIDIKAN

PROFESI NERS STIKES CITRA

DELIMA BANGKA BELITUNG

TAHUN 2020/2021
A. PENDAHULUAN
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
staf anggota keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional, dalam suatu manajemen keperawatan diperlukan
adanya manajer atau kepemimpinan yang merencanakan,
mengorganisasi dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia
untuk memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efesien bagi
individu, keluarga dan msayarakat (Simamora, 2011).
Manajemen keperawatan merupakan tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang
ada baik sumber daya maupun dana baik yang memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga, dan masyarakat
berdasarkan kerangka pikir keperawatan (Suarli, 2012).
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
pada era global akan terus berubah karena masalah kesehatan yang di
hadapi juga terus mengalami perubahan. Masalah keperawatan sebagai
bagian masalah kesehatan yang di hadapi masyarakat terus menerus
berubah karena berbagai faktor yang mendasarinya juga terus
mengalami perubahan. Dengan berkembangnya masyarakat dan
berbagai bentuk pelayanan profesional serta kemungkinan adanya
perubahan kebijakan dalam bidang kesehatan, maka mungkin saja akan
terjadi pergeseran peran keperawatan dalam sistem pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Nursalam, 2015). Oleh
karena itu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus
menjadi tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan dan timbul
keinginan untuk mengubah sistem pemberian pelayanan kesehatan ke
sistem desentralisasi, dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat
diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan
berdasarkan isu di masyarakat. Oleh karena alasan-alasan diatas maka
pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena itu
perlu adanya Manajemen Keperawatan.
Saat ini Mahasiswa program pendidikan profesi ners sedang
melakukan pengkajian di Ruang Rawat Dewasa di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. (H.C). Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dan sudah dalam tahap presentasi hasil identivikasi yang
sebelumnya dilakukan. Maka dari itu perlu kiranya hasil analisa
identifikasi tersebut dipresentasikan di jajaran keperawatan guna
bersama mencari alternative penyelesaian masalah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan presentasi hasil identifikasi peserta mampu
memahami berbagai permasalahan yg berkaitan dengan manajemen
keperawatan di Ruang Rawat Dewasa di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. (H.C). Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti presentasi hasil identifikasi masalah,
peserta diharapkan mampu:
a. Memahami permasalahan dalam manajemen keperawatan di
Ruang Rawat Dewasa
b. Memperioritaskan masalah – masalah yang ada dengan
mempertimbangkan berbagai faktor
c. Berpartisipasi dalam memberikan alternatif penyelesian masalah
yang ada di Ruang Rawat Dewasa
d. Menentukan rencana penyelesaian masalah yang ada di Ruang Rawat
Dewasa

C. WAKTU DAN MEDIA


Media : Zoom
Hari : Kamis,
4 februari 2021
Jam : 13.00
WIB

D. KEPANITIAAN
1. Penangguang Jawab/ketua : Rahmat Hidayat
2. Pembimbing Akademik : Maryana,S.Kep.,Ns.,M.Kep
3. Pembimbing Lapangan :
 Prana prihani paramitha S.Kep.,Ners,
 Rylla dwikanuary S.Kep.,Ners
 Widyaastuti S.Kep.,Ners
2. Sekertaris : Belsi
3. Bendahara : Padilah Aisyah
4. Seksi-seksi : 1. Ariani Mandasari
2. Ariska sawitri
3. Beri wiratih
4. Elva Helfisonia
5. Ismania putri
6. Renni kartika
7. Rizki demi mubeli
8. Rosmina Br Serimbing
9. Rusmaleni

5. Moderator : Santy
6. Notulen : Vella

E. PESERTA
Peserta berjumlah 9 orang yaitu ( akademik dan lahan praktik) di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. (H.C). Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
1. Kepala bidang keperawatan 1
2. Kasie Keperawatan 1
3. Ketua Komkordik 1
4. Kepala Ruang sekaligus CI RRD kelas 3 1
5. Pembimbing klinik 3
6. KA Prodi/ Pembimbing Akademik Mahasiswa 1
F. JADWAL
No Waktu Kegiatan PJ
1 13.00 -13.05 Pembukaan Santy
- mengucapkan salam
- menjelaskan tujuan
2 13.05- 13.20 Presentasi hasil identifikasi Rahmat
dan pemecahan masalah di
ruang rawat inap

3 13.20-13.40 Diskusi tanya jawab Santy


4 13.40-13.50 Masukan dari pebimbing Sukirman.,SST
a. Ka. Bidang
keperawatan sekaligus
pembimbing lahan
b. Pembimbing akademik Maryana,S.Kep.,Ns.,M.Kep
5 13.50-14.00 Kesimpulan presentasi Vella
6 14.05-14.10 Penutup Santy
E. Penutup
Demikian preplanning presentasi identifikasi masalah ini di buat
untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan presentasi di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. (H.C). Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung

F. PENUTUP
Demikian proposal pre planning ini kami buat, besar harapan
kami kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat bagi
semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.

Pangkalpinang, februari 2021


Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing


Akademik

Prana prihani paramitha s.kep.,Ners, Maryana,S.Kep.,Ns.,M.Kep


PREPLANNING AKHIR
PRE PLANNING PRESENTASI AKHIR
LAPORAN KEGIATAN AKHIR APLIKASI MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT DEWASA DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH Dr. (H.C). Ir.
SOEKARNO PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG TAHUN 2021

DISUSUN OLEH :

1. Ariani Mandasari : 20300046


2. Ariska Sawitri : 20300001
3. Belsi : 20300020
4. Beri Wiratih : 20300032
5. Elva Helfisonia : 20300052
6. Ismania Putri : 20300047
7. PadilahAisyah : 20300025
8. RahmadHidayat : 20300048
9. Renni Kartika : 20300026
10. Rizki Demi Mubeli : 20300002
11. Rosmina BR Serimbing : 20300027
12. Rusmaleni : 20300007
13. Santy : 20300003
14. Vela Yelivia : 20300009

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI


NERS STIKES CITRA DELIMA
BANGKA BELITUNG TAHUN
2020/2021
A. PENDAHULUAN
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui staf
anggota keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional, dalam suatu manajemen keperawatan diperlukan adanya
manajer atau kepemimpinan yang merencanakan, mengorganisasi dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk memberikan
asuhan keperawatan yang efektif dan efesien bagi individu, keluarga dan
msayarakat (Simamora, 2011).
Manajemen keperawatan merupakan tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada
baik sumber daya maupun dana baik yang memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga, dan masyarakat
berdasarkan kerangka pikir keperawatan (Suarli, 2012).
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada
era global akan terus berubah karena masalah kesehatan yang di hadapi
juga terus mengalami perubahan. Masalah keperawatan sebagai bagian
masalah kesehatan yang di hadapi masyarakat terus menerus berubah
karena berbagai faktor yang mendasarinya juga terus mengalami
perubahan. Dengan berkembangnya masyarakat dan berbagai bentuk
pelayanan profesional serta kemungkinan adanya perubahan kebijakan
dalam bidang kesehatan, maka mungkin saja akan terjadi pergeseran
peran keperawatan dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada
masyarakat (Nursalam, 2015). Oleh karena itu pelayanan asuhan
keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi organisasi
pelayanan kesehatan dan timbul keinginan untuk mengubah sistem
pemberian pelayanan kesehatan ke sistem desentralisasi, dengan
meningkatnya pendidikan bagi perawat diharapkan dapat memberikan
arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan isu di masyarakat.
Oleh karena alasan-alasan diatas maka pelayanan keperawatan harus
dikelola secara profesional, karena itu perlu adanya Manajemen
Keperawatan.
Saat ini Mahasiswa program pendidikan profesi ners sedang
melakukan manajemen keperawatan di Ruang Rawat Dewasa di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. (H.C). Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Maka dari itu perlu kiranya hasil dari pelaksanaan aplikasi
tersebut dipresentasikan di jajaran keperawatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran kegiatan hasil supervisi manajemen di
Ruang Rawat Dewasa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. (H.C). Ir.
Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran pelaksanaan supervisi manajemen
keperawatan di Ruang Rawat Dewasa
b. Memberikan gambaran evaluasi supervisi keperawatan di Ruang Rawat
Dewasa

C. WAKTU DAN MEDIA


Media : Zoom
Hari : 16
Februari
2021 Jam :
13.00 WIB
D. KEPANITIAAN
2. Penangguang Jawab/ketua : Rahmat Hidayat
3. Pembimbing Akademik : Maryana,S.Kep.,Ns.,M.Kep
4. Pembimbing Lapangan :
 Prana Prihani Paramitha, S.Kep.,Ners,
 Rylla Dwi Kanuary, S.Kep.,Ners
 Widyaastuti S.kep.,Ners
2. Sekertaris : Belsi
3. Bendahara : Padilah Aisyah
4. Seksi-seksi : 1. Santy
2. Ariska sawitri
3. Beri wiratih
4. Elva Helfisonia
5. Ismania putri
6. Renni kartika
7. Rizki demi mubeli
8. Rosmina Br Serimbing
9. Rusmaleni

5. Moderator : Berri wiratih


6. Notulen : vella dan rosmina

C. MATERI (TERLAMPIR)

D. METODE
Diskusi
E. SUSUNAN ACARA

WAKTU KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB


5 menit Pembukaan Berri wiratih
- mengucapkan salam
15 menit Pelaksanaan Reni kartika
- Menyajikan hasil
POA
10 menit Diskusi
5 menit Masukan pembimbing Widyaastuti S.kep.,ners
klinik
5 menit Masukan pembimbing Maryana,S.Kep.,Ns.,M.Kep
akademik
5 menit Tanggapan Ka Bidang Darmoris., SKM. M.Kes
keperawatan
2 menit penutup Berri wiratih

H. Penutup
Demikian proposal pre planning akhir ini kami buat, besar harapan kami
kegiatan supervisi keperawatan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Pangkalpinang, 16 Februari 2021

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Widyastuti S.kep.,Ns Maryana,S.Kep.,Ns.,M.Kep


TANGGAL : 25 JANUARI 2021
JAM : 08.00-10.00
KEGIATAN :
1. PENYERAHAN MAHASISWA/I KEPADA PERWAKILAN RSUD (H.C) IR
SOEKARNO (KASIE KEPERAWATAN BPK SUKIRMAN SST)
2. PEMBEKALAN DIBERIKAN OLEH KOMKORDIK BPK Ns. ANDI
HERMAWAN, SERTA PRE DAN POST TEST SEBELUM MASUK KE
RUANGAN RAWAT INAP.
3. PERKENALAN RUANGAN (RRD KELAS 3 LANTAI 4)
4. MELAKUKAN WAWANCARA PADA KOORDINATOR RUANG RRD
KELAS 3 LANTAI 4 IBU Ns PRANA PRIHANI PARAMITHA)
BUKTI :
CO NERS YANG HADIR:
1. ARIANI MANDASARI
2. BELSI
3. BERI WIRATIH
4. ELVA HELFISONIA
5. ISMANIA PUTRI
6. PADILA AISYAH
7. RENNI KARTIKA
8. ROSMINA BR SEMBIRING
9. RUSMALENI
10. SANTY
11. VELA YELIVIA
TANGGAL : 26 JANUARI 2021
JAM : 08.00-12.00
KEGIATAN : MEMBUAT KUISIONER DALAM BENTUK GOOGLE FORM
BUKTI :

CO NERS YANG HADIR:


1. RAHMAT HIDAYAT
TANGGAL : 26 JANUARI 2021
JAM : 08.00-11.00
KEGIATAN :
2. MEMBUAT LAPORAN PENDAHULUAN
3. OBSERVASI KE RRD KELAS 3 LANTAI 4
4. MENDISKUSIKAN NASKAH ROLE PLAY
BUKTI :
CO NERS YANG HADIR :
1. BERI WIRATIH
2. ISMANIA PUTRI
3. ROSMINA BR SEMBIRING
4. RUSMALENI
5. VELA YELIVIA
TANGGAL : 27 JANUARI 2021
JAM : 08.00-12.00
KEGIATAN :
1. MEMBUAT LAPORAN PENDAHULUAN KELOMPOK
BUKTI :

CO NERS YANG HADIR :


1. ISMANIA PUTRI
2. VELA YELIVIA
TANGGAL 28-01-2021
JAM : 10.00-14.00
KEGIATAN :
1. MENDISKUSIKAN KEMAJUAN TUGAS SEPERTI SKENARIO ROLE
PLAY, LAPORAN PENDAHULUAN, FOLLOW UP RESPON KUISIONER,
PEMBAGIAN TUGAS DALAM KELOMPOK.
2. BERDISKUSI DENGAN BAPAK Ns KGS. M FAIZAL M.Kep TENTANG
SKENARIO ROLE PLAY DSB
BUKTI :
CO NERS YANG HADIR
1. ARIANI MANDASARI
2. BELSI
3. ISMANIA PUTRI
4. PADILA AISYAH
5. RAHMAT HIDAYAT
6. ROSMINA BR SEMBIRING
7. RUSMALENI
8. SANTY
9. VELA YELIVIA
TANGGAL 28-01-2021
JAM : 21.00-22.00
KEGIATAN : MELAKUKAN OBSERVASI KE RUANGAN RRD KELAS 3
LANTAI 4
BUKTI :
CO NERS YANG HADIR:
1. BELSI
2. PADILA AISYAH
TANGGAL : 29-01-21
JAM : 08.00-14.00
KEGIATAN :
1. MEMBUAT SKENARIO ROLE PLAY SUPERVISI DAN RONDE
KEPERAWATAN
2. PENGKAJIAN KE REKAM MEDIS RSUD SOEKARNO
3. WAWANCARA DENGAN KEPALA RUANGAN RRD KELAS 3 LANTAI
4

BUKTI:
CO NERS YANG HADIR :
1. ARIANI MANDASARI
2. ARISKA SAWITRI
3. BERI WIRATIH
4. PADILA AISYAH
5. RENNI KARTIKA
6. RIZKI DEMI MUBELLI
7. ROSMINA BR SEMBIRING
TANGGAL : 01-02-2021
JAM : 08.00-14.00
KEGIATAN :
1. PENGISIAN DAN PENGKAJIAN KUISIONER
BUKTI
CO NERS YANG HADIR :
1. ISMANIA PUTRI
2. VELA YELIVIA
3. RUSMALENI
TANGGAL : 02-02-2021
JAM : 10.00-13.00
KEGIATAN :
1. PERBAIKAN ANALISA DATA
2. PERBAIKAN ANALISA FISHBONE
3. PERBAIKAN PENGKAJIAN
BUKTI :
CO NERS YANG HADIR :
1. ARIANI MANDASARI
2. BELSI
3. BERI WIRATIH
4. ELVA HELFISONIA
5. ISMANIA PUTRI
6. PADILA AISYAH
7. RAHMAT HIDAYAT
8. RENNI KARTIKA
9. ROSMINA BR SEMBIRING
10. RUSMALENI
11. SANTY
12. VELA VELIVIA
TANGGAL : 03-02-2021
JAM : 08.00-14.00
KEGIATAN :
1. KONSUL PRE DAN PLANNING ROLE PLAY
2. KONSUL LP KEPADA CI LAPANGAN
BUKTI :
CO NERS YANG HADIR :
1. ARIANI MANDASARI
2. BELSI
3. BERI WIRATIH
4. ELVA HELFISONIA
5. PADILA AISYAH
6. RAHMAT HIDAYAT
7. RENNI KARTIKA
8. SANTY
9. VELA YELIVIA
TANGGAL : 04-02-2021
JAM: 11.00-16.00
KEGIATAN :
1. SEMINAR PRE PLANNING
2. MENDISKUSIKAN POA DAN BAB SELANJUTNYA
BUKTI :
CO NERS YANG HADIR :
1. ARIANI MANDASARI
2. ARISKA SAWITRI
3. BELSI
4. BERI WIRATIH
5. ELVA HELFISONIA
6. ISMANIA PUTRI
7. PADILA AISYAH
8. RAHMAT HIDAYAT
9. RENNI KARTIKA
10. RIZKI DEMI MUBELLI
11. ROSMINA BR SEMBIRING
12. RUSMALENI
13. SANTY
14. VELA YELIVIA
TANGGAL : 07-02-2021
JAM:08.00-16.30
KEGIATAN:
1. KONSUL ROLE PLAY
2. PEMBUATAN ROLE PLAY
3. MELANJUTKAN PEMBUATAN BAB 4
BUKTI:

CONERS YANG HADIR:


1. ARIANI MANDASARI
2. BELSI
3. BERI WIRATIH
4. ELVA HELFISONIA
5. ISMANIA PUTRI
6. PADILA AISYAH
7. RAHMAT HIDAYAT
8. RENNI KARTIKA
9. ROSMINA BR SEMBIRING
10. RUSMALENI
11. SANTY
12. VELA YELIVIA
TANGGAL: 08 FEBRUARI 2021
JAM : 09.00-14.00
KEGIATAN :
1. KONSUL BAB 4 DENGAN KARU RRD KELAS 3
2. KONSUL KEPADA CI IBU WIDYASTUTI SKEP NS
3. PEMBUATAN PREPLANNING PRESENTASI AKHIR
4. MELANJUTKAN PEMBUATAN ROLE PLAY RONDE KEPERAWATAN,
SUPERVISI KEPERAWATAN
5. MEMBUAT & MELANJUTKAN PEMBUATAN BAB 4
6. ACTION POA (MERENCANAKAN MEMBUAT DRAFT SPO DAN
INSTRUMEN SUPERVISI)

BUKTI:
CO NERS YANG HADIR:
1. BELSI
2. ISMANIA PUTRI
3. ROSMINA BR SEMBIRING
4. RUSMALENI
5. VELA YELIVIA
TANGAL : 09-02-2021
JM : 09.00-14.00
KEGIATAN :
1. MELANJUTKAN PEMBUATAN BAB 4,5
2. ACTION POA (MEMBUAT DRAFT SPO SUPERVISI DAN
INSTRUMENT SUPERVISI)
3. KONSUL KEPADA KABID DAN KASIE KEPERAWATAN DRAFT SPO
DAN INSTRUMENT SUPERVISI
4. PEMBUATAN ROLE PLAY
5. KONSUL DENGAN CI WIDYASTUTI
BUKTI :

CO NERS YANG HADIR:


1. ARIANI MANDASARI
2. ARISKA SAWITRI
3. BELSI
4. BERI WIRATIH
5. ELVA HELFISONIA
6. ISMANIA PUTRI
7. PADILA AISYAH
8. RAHMAT HIDAYAT
9. RENNI KARTIKA
10. RIZKI DEMI MUBELLI
11. ROSMINA BR SEMBIRING
12. RUSMALENI
13. SANTY
14. VELA ELIVIA
TANGGAL 10-02-2021
JAM 13.00-17.00
KEGIATAN :
1. PEMBUATAN VIDEO SUPERVISI KEPERAWATAN
2. MELANJUTKAN PERBAIKAN PROPOSAL KELOMPOK
3. PENYERAHAN DRAFT SPO DAN INSTRUMENT SUPERVISI
4. KONSUL DENGAN PEMBIMBING KLINIK
BUKTI :
NERS YANG HADIR:
1. ARIANI MANDASARI
2. ARISKA SAWITRI
3. BELSI
4. BERI WIRATIH
5. ELVA HELFISONIA
6. ISMANIA PUTRI
7. PADILA AISYAH
8. RAHMAT HIDAYAT
9. RENNI KARTIKA
10. RIZKI DEMI MUBELLI
11. ROSMINA BR SEMBIRING
12. RUSMALENI
13. SANTY
14. VELA YELIVIA

Anda mungkin juga menyukai