DISUSUN OLEH :
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia,
rahmat dan kasih-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kelompok menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini, tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kelompok
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada ibu Ns. Maryana, M.Kep. selaku
preseptor akademik dan ibu Prana Prihani Paramitha S.Kep.,Ners. Selaku preseptor
klinik yang dengan penuh tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya
hingga terselesaikan makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan
waktu, tenaga dan kemampuan yang ada sehingga kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan.
Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca, terutama kelompok sendiri
sebagai salah satu upaya perbaikan dalam proses pembelajaran yang berdampak pada
peningkatan mutu pendidikan.
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui,
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Demografi Sumber Daya Manusia Keperawatan di RRD Kelas 3
Tabel 3.2 Klasifikasi Ketergantungan Pasien di Ruang Rawat Dewasa Menurut D.
Orem
Tabel 3.3 Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Tabel 3.4 10 Penyakit Terbanyak di Ruang Rawat Dewasa Tahun 2020
Tabel 3.5 Pola Ketenagaan Ruang Rawat Dewasa Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 3.6 Standar Operasional Prosedur RSUD Dr.(HC).Ir. Soekarno
Tabel 3.7 Tabel Standar Asuhan Keperawatan
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Ruang Rawat Dewasa
Gambar 3.3 Denah Ruang Rawat Dewasa
v
PEDOMAN OBSERVASI
Nama Ruangan : Ruang Rawat Dewasa RSUD Dr. (H.C). Ir. Soekarno
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
9
dalam praktik keperawatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa
tentang konsep manajemen keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan
(Mugianti, 2016).
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai
suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses
keperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil, oleh karena itu
menerapkan sistem manajemen di rumah sakit sangat penting untuk dilakukan untuk
memperbaiki kualitas pelayanan dan citra dari rumah sakit itu sendiri.
Dalam melaksanakan praktek manajemen keperawatan menekankan pada penerapan
konsep-konsep dan prinsip kepemimpinan dan manajemen keperawatan dalam
tatanan pelayanan kesehatan nyata. Oleh karena itu untuk aplikasi nyata manajemen
keperawatan, maka kelompok tertarik melakukan praktek manajemen keperawatan di
Ruang Rawat Dewasa Rumah Sakit Umum Daerah Dr. (H.C). Ir. Soekarno Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, kelompok diharapkan dapat
menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan Model
Praktek Keperawatan Profesional (MPKP), secara bertanggungjawab dan
menunjukkan sikap kepemimpinan yang profesional serta langkah-langkah
manajemen keperawatan.
10
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah menyelesaikankegiatan praktek kepemimpinandan
manajemen, kelompok mampu :
a. Melaksanakan pengkajian di Ruang Rawat Dewasa
11
3) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan model
praktek keperawatan profesional antara lain:
C. MANFAAT
a. Bagi Lahan Praktik: Ruang Rawat Dewasa
12
b. Bagi mahasiswa
Mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi MPKP di dalam rumah.
13
14
BAB II
PENDAHULUAN
D. KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Definisi
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui staf anggota
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional, dalam
suatu manajemen keperawatan diperlukan adanya manajer atau kepemimpinan yang
merencanakan, mengorganisasi dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efesien bagi
individu, keluarga dan masyarakat (Simamora, 2011).
Manajemen keperawatan merupakan tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya maupun dana baik yang
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga, dan
masyarakat berdasarkan kerangka pikir keperawatan (Suarli, 2012).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dengan
menggunakan sumber daya secara efektif, efisien, dan rasional dalam memberikan
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif pada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Putra, 2017).
16
e) Ada dalam keseimbangan
f) Tersedianya sumber-sumber untuk pelaksanaan
d. Tahapan dalam perencanaan
a) Menetapkan tujuan.
b) Merumuskan keadaan sekarang.
c) Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan.
d) Mengembangkan serangkaian kegiatan.
e) Jenis perencanaan :
1) Perencanaan strategi
Perencanaan yang sifat jangka panjang yang ditetapkan oleh pemimpin dan
merupakan arahan umum suatu organisasi. Digunakan untuk mendapatkan
dan mengembangkan pelayanan keperawatan yang diberikan kepadapasien,
juga digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi
dengan keadaan masa kini.
2) Perencanaan operasional
17
e) Mengikuti visite dokter
18
19
c. Tahapan dalam pengorganisasian
a) Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi manajemen
b) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan
c) Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuan-satuan kegiatan yang
praktis
d) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan
e) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas
f) Mendelegasikan wewenang
d. Kegiatan dalam fungsi pengorganisasian
a) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas serta
menetapkan prosedur yang diperlukan dalam asuhan keperawatan
b) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggung jawab
c) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia keperawatan
d) Kegiatan penempatan sumber daya manusia keperawatan pada posisi yang
paling tepat
3) Fungsi Kepegawaian (Staffing)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, merupakan proses yang teratur,
sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis
personal suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu Komponen yang
termasuk dalam fungsi staffing prinsip: rekruitmen, seleksi, orientasi pegawai
baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Komponen tersebut merupakan
suatu proses yang mana nantinya berhubungan dengan penjadwalan siklus waktu
kerja bagi semua personel yang ada.
20
Terdapat beberapa langkah yang diambil untuk menentukan waktu kerja dan
istirahat pegawai, yaitu:
a. Menganalisa jadwal kerja dan rutinitas unit
b. Memberikan waktu masuk dan libur pekerjaaan
c. Memeriksa jadwal yang telah selesai
d. Menjamin persetujuan jadwal yang dianjurkan dari manajemen keperawatan
e. Memasang jadwal untuk memberitahu anggota staff
f. Memperbaiki dan memperbaharui jadwal tiap hari
4) Fungsi Pengarahan (Directing)
Fungsi pengarahan suatu cara untuk mengerjakan dan memberikan bimbingan
agar dapat bekerja secara optimal dan melakukan pembagian tugas sesuai dengan
sumber daya yang tersedia berdasarkan kemampuan dan keahliannya.
a. Tujuan pengarahan
a) Orientasi
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang
perlu agar kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
21
c. Ruang lingkup tugas
e. Delegasi wewenang
b) Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang- orang berada
dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada
keadaan tertentu yang terdiri dari perintah umum dan khusus, perintah lisan
dan tertulis, perintah formal dan informal
c. Indikator pengarahan yang baik
a) Coordination
Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seseorang manajer
agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai
kepentingan dan perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai
b) Motivasi
Memberi motivasi kepada karyawan merupakan salah satu elemen
penting dalam manajemen keperawatan dengan memberikan fasilitas
yang bagus dan gaji yang cukup maka kinerja para karyawan akan
optimal
c) Komunikasi
Dengan menjalin komunikasi yang baik maka akan menimbulkan
suasana kerja yang kondusif dalam suatu lingkungan organisasi dan
akan menumbuhkan kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan
Supervisi keperawatan
d. Supervisi keperawatan
22
Supervisi keperawatan adalah bagian dari fungsi pengarahan yang
merupakan tindakan melakukan pengamatan secara langsung dan berkala
oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk
kemudian apakah ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau
bantuan yang versifat langsung guna mengatasinya
a) Tujuan supervisi keperawatan
23
1) Tentukan obyek/sasaran yang akan disupervisi
24
sasaran dan kelengkapan rencanauntuk mencapai tujuan telah tersedia, serta
alat untuk memperbaiki kinerja Karakteristik dalam fungsi pengawasan
a) Harus menunjukkan sifat dari aktifitas
b) Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
c) Harus memandang kedepan
d) Harus menunjukkan penerimaan pada titik krisis
e) Harus obyektif
f) Harus fleksibel
g) Harus menunjukkan pola organisasi
h) Harus ekonomis
i) Harus mudah dimengerti
j) Harus menunjukkan tindakan perbaikan
25
berbeda pula. Jika salah dalam pengambilan keputusan akan berpengaruh
terhadap proses atau jalannya aktivitas yang akan dilakukan. Proses
pengambilan keputusan akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi
dan para manajer
d. Manajemen keperawatan harus terorganisasi
Dalam keperawatan, pengorganisasian dapat dilaksanakan dengan cara
fungsional/penugasan, alokasi pasien, perawatan grup/tim keperawatan, dan
pelayanan keperawatan utama
e. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif Komunikasi
yang dilakukan secara efektif mampu mengurangi
kesalahpahaman, dan akan memberikan persamaan pandangan arah dan
pengertian di antara pegawai dalam suatu tatanan organisasi
f. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan
Pengendalian dalam manajemen dilakukan untuk mengarahkan kegiatan
manajemen sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu, pengendalian
dilaksanakan agar kegiatan yang dilakukan tidak banyak terjadi kesalahan
yang berakibat negatif terhadap klien dan pihak yang terkait dengan
manajemen
26
organisasi yang telah diketahui sebelumnya. Manajemen sebagai ilmu terapan.
Untuk menggerakkan roda administrasi, seorang manajer harus memiliki
wawasan yang luas dan terus mengembangkan dirinya dengan mempelajari
berbagai ilmu yanng terkait dengan tugas-tugasnya.
27
potensinya dalam memelihara kesehatan seoptimal mungkin agar tidak
selalu tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatan
E. KEPEMIMPINAN
1. Definisi
Kepemimpinan adalah kemampuan memberi inspirasi kepada orang lain untuk
bekerjasama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu tujuan umum
(Simamora, 2011).
Kepemimpinan adalah segala hal yang bersangkutan dengan pemimpin dalam
menggerakkan, membimbing dan mengarahkan orang lain agar melaksanakan
tugas dan mewujudkan sasaran yang ditetapkan (Suarli, 2012).
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sebuah kelompok
untuk mencapai suatu visi atau serangkaian tujuan tertentu yang ditetapkan
(Putra, 2017).
2. Teori-teori Kepemimpinan
Ada beberapa teori kepemimpinan yaitu sebagai berikut (Putra, 2017) :
28
memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik untuk
merangsang bawahannya agar siap untuk bekerjasama dengannya dalam
pelaksanaan kegiatan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan
ataupun tujuan individu bawahannya tersebut
c. Teori Sosiologis
Dalam teori ini gaya kepemimpinan dianggap sebagai cara untuk
melancarkan interaksi sosial dalam perusahaan dan digunakan sebagai
salah satu cara untuk menyelesaikan konflik antar anggota dalam
masyarakat
d. Teori Suportif
Menurut teori ini, semua bawahan harus mempunyai semangat yang besar
dalam melaksanakan setiap pekerjaannya dan pemimpin akan membimbing
dan mengarahkan dengan sebaik-baiknya
e. Teori Laissez Faire
Dalam teori ini menjelaskan bahwa pemimpin tidak mampu dalam
mengurus perusahaannya dengan baik tetapi dia menyerahkan setiap
pekerjaan pada bawahan
f. Teori Situasi
Menurut teori ini harus terdapat fleksibilitas yang tinggi pada pemimpin
untuk menyesuaikan diri terhadap tuntunan situasi yang terjadi, lingkungan
sekitar dan zamannya
g. Teori Humanistik/Populistik
Menurut teori ini adalah merealisir kebebasan manusia dan memenuhi
kebutuhan insani yang dicapai melalui interaksi antara pemimpin dan
bawahan.
29
3. Kriteria Pemimpin
Pemimpin yang berkualitas harus memenuhi kriteria yaitu sebgai berikut
(Suarli, 2012) :
a. Mempunyai keinginan untuk menerima tanggung jawab
b. Mempunyai kemampuan untuk perceptive insight atau
persepsi introspektif Mempunyai kemampuan untuk
menentukan prioritas
c. Mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi
4. Pendekatan Kepemimpinan
Secara umum, ada 3 pendekatan kepemimpinan untuk memimpin suatu unit
organisasi yaitu sebagai berikut (Suarli, 2012) :
a. Berdasarkan Sifat
Pendekatan kepemimpinan berdasarkan sifat seseorang dapat dilakukan
dengan cara :
a) Membandingkan sifat-sifat dari mereka yang menjadi pemimpin dan
mereka yang buka pemimpin
b) Membandingkan sifat-sifat dari pemimpin yang efektif dan pemimpin
yang tidak efektif
Sifat-sifat pemimpin yang diharapkan dari pendekatan ini antarai lain :
a) Selalu antusias
b) Mengenal dirinya sendiri
c) Waspada
d) Mempunyai rasa percaya diri yang kuat
e) Merasa bertanggung jawab
f) Mempunyai rasa humor
b. Bedasarkan Perilaku
a) Teori ini menjelaskan perilaku pemimpin yang membuat seseorang
menjadi pemimpin yang efektif
b) Pemimpin yang efektif ialah pemimpin yang menggunakan cara-cara
yang dapat mewujudkan sasarannya
30
c. Berdasarkan Situasi
Pendekatan ini membahas hubungan antara pemimpin dan situasi antara
lain :
a) Hubungan atasan dan bawahan
b) Struktur tugas yang harus dikerjakan Posisi kewenangan seseorang
Pendekatan berdasarkan situasi dapat dimanifestasikan sebagai berikut :
a) Dapat memberi perintah yang akan dilaksanakan
b) Menggunakan saluran yang sudah ditetapkan
c) Menaati peraturan
d) Disiplin
e) Mendengarkan informasi dari bawahan
f) Tanggap terhadap situasi
g) Membantu bawahan
31
6. Ada beberapa jenis gaya kepemimpinan menurut para ahli, yaitu sebagai berikut
(Nursalam, 2015) :
a. Gaya kepemimpinan menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt Menurut
kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan
melalui dua titik ekstrem yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan
kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor
manajer, faktor karyawan, dan faktor situasi
b. Gaya kepemimpinan menurut Likert
Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu :
a) Sistem otoriter-eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan rendah terhadap
bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman dan
komunikasi yang dilakukan bersifat satu arah ke bawah (top down)
b) Sistem Benevolent-otoritatif (Authoritative)
Pemimpin mempercayai bawahan sampai pada tingkat tertentu, memotivasi
bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu, dan
membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide bawahan
dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan
masih melakukan pengawasan yang ketat
c) Sistem Konsultatif
32
bawahan sebagai kelompok kerja
c. Gaya kepemimpinan menurut Teori X dan Teori Y
a) Direktif
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan
suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi
pada hasil yang dicapai oleh bawahannya
b) Suportif
Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah
terhadap bawahan
c) Partisipatif
Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan
33
saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan
d) Berorientasi tujuan
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan
mengharapkan bawahan
e. Gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard
a) Instruksi:
b. Komunikasi sejarah
34
dalam pengambilan keputusan pemecahan masalah
f. Gaya kepemimpinan menurut Lippits dan K. White
a) Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:
1). Wewenang mutlak berada pada pimpinan
2). Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
3). Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
4). Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan
5). Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan
para bawahan dilakukan secara ketat
6). Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
7). Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,
pertimbangan atau pendapat
8). Tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif
9). Lebih banyak kritik daripada pujian
10). Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
11). Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
12). Cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman
13). Kasar dalam bersikap
14). Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan
b) Demokratis
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:
1). Wewenang pimpinan tidak mutlak
2). Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan;keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
3). Komunikasi berlangsung timbal balik pengawasan dilakukan secara
wajar
4). Prakarsa dapat datang dari bawahan Banyak kesempatan dari bawahan
35
untuk menyampaikan saran dan pertimbangan
5). Tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada
instruktif
6). Pujian dan kritik seimbang
7). Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas
masing-masing
8). Pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar
9). Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
10). Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan saling
menghargai
11). Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung bersama-sama
36
h. Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang
a) Otoriter
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan.
Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin
menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.
Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dilakukan
dengan imbalan dan hukuman
b) Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap
staf. Menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide
dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat
rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan
seluasluasnya dan terbuka
c) Partisipatif
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang
menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan
tersebut pada bawahannya. Pemimpin meminta saran dan kritik staf serta
mempertimbangkan respons staf terhadap usulannya. Keputusan akhir yang
diambil bergantung pada kelompok
d) Bebas tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa
pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekerjaan
sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi
dan pengendalian secara minimal
37
6. Gaya Kepemimpinan yang Efektif dan Tidak Efektif
Ada empat gaya kepemimpinan yang efektif yaitu sebagai berikut (Putra, 2017) :
a. Eksekutif
Seorang pemimpin yang menggunakan gaya ini disebut sebagai motivator
yang baik, mau menetapkan standar kerja yang tinggi, mengenal perbedaan
diantara individu dan kerjasama tim
b. Pengembang
38
jenis pekerjaan yang segera selesai
g. Lari dari tugas
Dalam situasi tertentu gaya ini tidak begitu terpuji, karena pemimpin seperti
ini pasif, tidak mau ikut campur tangan secara aktif dan positif
39
40
BAB III
HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DIRUANG RAWAT
DEWASA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.(H.C). Ir. SOEKARNO
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
F. SEJARAH SINGKAT
Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung tidak terlepas dari sejarah pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung yang berdiri berdasarkan Undang-undang Nomor 27 tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitungdibangun sejak tahun 2009
menggunakan dana APBD dan APBN.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung H.Eko Maulana Ali yang didampingi ketua
DPRD Kepulauan Bangka Belitung, Drs. H.M. Munir Saleh pada tanggal 12 Agustus
2009 melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah sakit. Soft Opening
dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2012 dan diberi nama Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi (RSUDP).
Pada tanggal 1 Juni 2013 Rumah Sakit Umur Daerah Provinsi mulai beroperasi
melayani pasien/masyarakat, dengan terbitnya Surat Keputusan Bupati Bangka
Nomor 188.45/711/Kes/2012 tentang Pemberian Izin Operasional Sementara kepada
Rumah Sakit Provinsi Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Nomor188.44/168/Dinkes/2014 tentang Pemberian Izin Sementara Penyelenggaraan
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dengan telah dioperasionalkannya rumah sakit maka diterbitkan dasar hukum dan
operasional keberadaan rumah sakit ini melalui Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun
2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dan Peraturan Gubernur.
Kepulauan Bangka Belitung Nomor 60 tahun 2013 tentang Uraian Tugas dan Fungsi
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Seiring dengan
waktu Rumah Sakit mengalami perubahan nama dengan mengusung nama Sang
Proklamator setelah mendapatkan izin tertulis dari keluarga atau ahli warisnya yang
diwakili oleh Ibu Megawati Soekarno Putri tertanggal 6 Desember 2014.
Pertimbangannya adalah menghargai jasa dan perjuangan Presiden Republik
Indonesia Pertama, Ir. Soekarno yang pernah diasingkan ke Pulau Bangka.
Penggunaan nama ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Kepulauan Bangka
Belitung Nomor: 188.44/895.b/RSUDP/2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang
Penetapan Nama Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sejak saat itu maka secara resmi nama Rumah Sakit ini berubahmenjadi Rumah Sakit
Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan dr.
Lucia Shinta Silalahi sebagai direktur.
Selanjutnya Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan
Bangka Belitungmendapatkan izin operasional dengan Peraturan Bupati Bangka
Nomor 441.7/01/OP.RS/BP2TPM/IV/2015 Tanggal 02 April 2015. Setelah melalui
kerja keras dan perjuangan manajemen,semua karyawan dan semua pihak yang
terlibat, maka akhirnya Rumah Sakit Umum DaerahDr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, berhasil mendapatkan sertifikat penetapan Kelas C dari
Kementerian Kesehatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
HK. 0203/I/0448/2015 tentang penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya
Kesehatan Nomor : HK.02.03/I/0363/2015 tanggal 13 Februari 2015 Rumah Sakit
Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitungdi tetapkan
sebagai Rumah Sakit Rujukan Provinsi.
Pada tanggal 4 November 2016, telah dikeluarkan sertifikat Akreditasi Rumah Sakit
Nomor : KARS-SERT/211/XI/2016, sebagai pengakuan bahwa Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka. Belitung telah memenuhi
standar akreditasi rumah sakit dan dinyatakan lulus tingkat PERDANA.
Dalam Perkembangan selanjutnya pada tanggal 3 Januari 2017, sesuai keputusan
Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor : 188.44/1a/RSUDP/2017,
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka
42
Belitung mendapatkan penetapan status sebagai Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan kepada
masyarakat, pada tanggal 31 Mei 2017 Rumah Sakit Umum DaerahDr.
(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengadakan perjanjian
kerjasama antara BPJS Kesehatan cabang pangkalpinang dengan nomor :
120.23/007/MOU/RSUDP/2017 dan nomor HK.05.01/XI.3/25371/2017 tentang
pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan bagi peserta program jaminan
kesehatan.
Pada bulan agustus tahun 2017 Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno
Provinsi Kepulauan Bangka Belitungberupaya meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan mengadakan
perjanjian kerjasama dengan Rumah Sakit Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor :120.23/009/RSUDP/2017 tentang
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Rumah Sakit Harapan Kita, Rumah Sakit
Muhamad Husein Palembang. Tentu saja ke depan nanti berbagai target
pengembangan, pembangunan, dan status akan terus diperjuangkan, termasuk
menjadi rumah sakit tipe B sebagaimana telah dicanangkan dalam visi dan misi
sehingga dapat lebih optimal melayani masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung.
Pada tanggal 09 Oktober 2017, dilakukan perubahan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dr.Lucia Shinta
Silalahi dengan pengganti dr.Hastuti, M.Sc sesuai keputusan Gubernur Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Nomor: 188.44/1074/BKPSDM/2017 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam jabatan pimpinan tinggi pratama
dan administrasi di lingkungan. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
terhitung pada tanggal 2 Agustus 2018 s.d Sekarang dipimpin oleh dr. H. Armayani
S, Sp.B.
Pada tanggal 17 oktober 2019, telah dikeluarkan sertifikat Akreditasi Rumah Sakit
Nomor : KARS-SERT/1071/X/2019, sebagai pengakuan bahwa Rumah Sakit Umum
43
Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitungtelah memenuhi
standar akreditasi rumah sakit dan dinyatakan lulus tingkat PARIPURNA.
Rumah Sakit Umum Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
mempunyai beberapa pelayanan yaitu :
1. Pelayanan Rawat Jalan
- Poli Umum
- Fisioterapi
- IGD
- Ponek
- Penyakit Dalam
44
- Kebidanan
- Anak
- Neonatal
- Bedah
- ICU
- PICU
- NICU
- Isolasi Covid
4. Pelayanan Penunjang
- Kamar Operasi
- Laboratorium
- Radiologi
- Gizi
- Rehabilitas Medik
- Rekam Jantung
45
G. IDENTITAS RSUD Dr.(H.C). Ir. SOEKARNO PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Kelas Rumah Sakit : Paripurna
Status Kepemilikan : Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Status pengelolaan : PPK –BLUD
Tanggal Diresmikan : 4 Juli 2013
Kapasitas Tempat Tidur : 114
Jumlah Pegawai : 541orang
Alamat : Jalan Zipur Desa Air Anyir
Kecamatan : Merawang
Kabupaten : Bangka
Provinsi : Kepulauan Bangka Belitung
Nomor Telpon : (0717- 9106750)/ (0717- 9106753)
Luas Tanah : 220.539 m2
Luas Bangunan : 30.111 m2
46
A. VISI MISI RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.(H.C).Ir.Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Sebagai Suatu Organisasi yang mempunyai dasar sebagai pusat rujukan
untuk pelayanan kesehatan sumber daya manusia (SDM) dan masyarakat yaitu :
Visi
Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. (HC) Ir. Soekarno Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Sebagai Pusat Rujukan Terbaik dan Terjangkau
oleh Masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang Mengedepankan
Pelayanan Berbasis Kolaborasi Interprofesi secara Holistik
Misi
47
H. STRUKTUR ORGANISASI RSUD Dr.(H.C). Ir. SOEKARNO
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Berdasarkan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 60 tahun
2013 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
(H.C) Ir. Soekarno merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang Direktur
(eselon III.A) dipimpin oleh Kepala Bagian/ Bidang dengan eselon III.B terdiri
dari :
1. Bagian Tata Usaha
a. Sub Bagian Kepegawaian
b. Sub Bagian Umumdan Informasi
c. Sub Bagian Keuangan
2. Bidang Pelayanan
a. Seksi Pelayanan Medis
b. Seksi Penunjang Medis
3. Bidang Keperawatan
a. Seksi Rawat Jalan
b. Seksi Rawat Inap dan Intensif
4. Bidang Sarana
a. Seksi Sarana Medis
b. Seksi Sarana Non Medis
Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (eselon IV.A).Selain
kelompok jabatan struktural, di bawah direktur juga terdapat kelompok
jabatan fungsional.
48
Gambar 3.1
Direktur dr.H.ARMAYANI,S.Sp.B
49
50
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
DIREKTUR
Seksi Pelayanan Medis Seksi Penunjang Medis Seksi Rawat Jalan Seksi Rawat Inap & Intensive Seksi Sarana Medis Seksi Sarana Non Medis
52
I. HASIL PENGKAJIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN
a. Gambaran Umum Ruang Rawat Dewasa
Ruang Rawat Dewasa merupakan bangsal rawat inap yang berada di
lantai empat RSUD Dr. (HC) Ir. Soekarno. Ruang Rawat dewasa
merupakan bangsal rawat inap kelas III khusus untuk pasien bedah dan
non bedah
Ruang Rawat Dewasa mempunyai kapasitas 59 tempat tidur yang
meliputi HCU 3 tempat tidur, isolasi 2 tempat tidur, bedah 18 tempat
tidur, non bedah 30 tempat tidur
Ruang Rawat Dewasa dipimpin oleh seorang kepala ruangan yang
dibantu oleh 2 orang perawat primer, 20 orang perawat assosiate dan 1
orang tenaga administrasi. Ruang Rawat Dewasa dijadikan salah satu
ruangan untuk praktik DIII Keperawatan, S1 Keperawatan dan Profesi
Ners
b. Sarana Pelayanan
Sarana dan fasilitas yang telah dimiliki Ruangan Rawat Dewasa di RSUD
Dr. (HC) Ir. SoekarnoProvinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2019
adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil observasi bahwa peralatan yang ada pada ruangan
tersusun rapi, dan diruangan tersebut bersih dan nyaman karena semua
peralatan yang akan digunakan dan setelah digunakan selalu dibersihkan
dan dirapikan kembali dan tersedia ruangan khusus untuk alat dan obat.
53
diberikan namun pelaksananaannya belum optimal.
54
1. Struktur Organisasi Ruang Rawat Dewasa
Gambar 3.2
KEPALA INSTALASI
RANAP
Perawat Primer
Perawat Primer
1. PA 1. PA
2. PA 2. PA
3. PA 3. PA
4. PA 4. PA
5. PA 5. PA
6. PA 6. PA
7. PA 7. PA
8. PA 8. PA
9. PA 9. PA
10. PA 10. PA
55
5. Sumber Daya Manusia Keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Rawat Dewasa 23 orang terdiri dari:
1. S. Kep Ners 7 orang.
2. DIII Keperawatan 16 orang.
Pelaksanaan pelayanan keperawatan menggunakan metode MPKP yang
terdiri dari 1 orang Kepala ruangan, 2 orang Perawat Primer dan 20 orang
perawat associate serta dibantu 1 orang admin.
Tabel 3.1
Data demografi Sumber Daya Manusia Keperawatan di RRD
kelas 3
56
1-5 tahun 15 65,2%
6-10 tahun 8 34,8%
8. Pelatihan
a. Mengikuti Pelatihan 20 87%
(BTCLS) 3 13%
b. Tidak Pernah mengikuti
Pelatihan
Berdasarkan data yang didapatkan, karakteristik di ruang rawat dewasa paling
banyak berada pada tingkat pendidikan DIII Keperawatan sebanyak 16 orang dan
yang paling sedikit pada tingkat S1 Keperawatan Ners.
57
J. Denah Ruang Rawat Dewasa
Gambar 3.3
Denah Ruang Rawat dewasa
58
6. Unsur Input
1. Row Input
Berdasarkan teori perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
sebuah rumah sakit tergantung pada tingkat ketergantungan klien,
kemampuan perawat, rata-rata pasien per hari, jumlah jam efektif dan waktu
untuk perawatan.
a. Pasien
Pasien yang dirawat di Ruang rawat dewasa adalah pasien dengan
berbagai macam jenis penyakit mulai dari pasien mandiri dan parsial
care.
Tabel 3.2
Klasifikasi Ketergantungan Pasien di Ruang Rawat Dewasa Menurut D.
Orem (Self Care Defisit)
Jumlah dan Shift
Pagi Sore Malam
Klasifikasi Pasien
Minimal Care= 46 46x0,17 = 46x0,14 = 46x0,10 = 4,6
7,82 6,44
Parsial Care= 3 3x 0,27 = 0,81 3x0,15 = 0,45 3x0,07 = 0,21
Jumlah Perawat 8,63 = 9 6,89 = 7 4,81 = 5
59
Tabel 3.3
Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan
1) Distribusi Diagnosa
Keperawatan Terbesar di
Ruang Rawat Dewasa
Tabel 3.4
10 Penyakit Terbanyak di Ruang Rawat Dewasa
Tahun 2020
No Penyakit Total
1 Penyakit Jantung 130
2 Tumor Paru 94
3 Penyakit Tumor Lainnya 58
4 Cedera Kepala 49
60
5 SH 44
6 Hipertensi 32
7 TB Paru 31
8 SNH 24
9 Tumor kepala 22
10 Pneumonia 8
a) Instrumental Input
2) Kuantitas
Ruang Rawat Dewasa dipimpin oleh seorang Kepala Ruangan yang
dibantu oleh 1 orang admin, 2 perawat primer, 20 orang perawat
pelaksana.
Adapun penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan menurut metode
Gillies sebagai berikut:
AxBx C F
= =H
( C− D ) x E G
Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan / pasien / hari.
B = rata-rata jumlah pasien / hari. (BORx jumlah tempat tidur)
C = jumlah hari / tahun.
D = jumlahharilibur masing-masing perawat.
E = jumlah jam kerjamasing-masing perawat.
F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun.
G = jumlah jam kerja efektif per tahun.
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut.
7 x(61 x 21 %) x 365
( 356−86 ) x 7
61
32704
= 16,7 = 17 orang
1953
62
Dari perhitungan tenaga di Ruangan Rawat Dewasa berdasarkan
klasifikasi kasus pasien dibutuhkan tenaga keperawatan sebanyak 17
orang. Sedangkan saat ini jumlah perawatan di Ruang Rawat Dewasa
sebanyak 23 orang, sehingga disimpulkan Ruang Rawat Dewasa
sebenarnya kelebihan tenaga kerja, tetapi secara teknis diruangan dibagi
menjadi dua bagian yaitu kelas bedah dan non bedah. Di tambah lagi
belum adanya porter, dan belum termasuk ada perawat yang cuti tahunan
dan cuti melahirkan.
3) Kualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan Formal Tenaga Keperawatan di Ruang Rawat
Dewasa
Tabel 3.5
Pola Ketenagaan Ruang Rawat Dewasa Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 S1 Keperawatan + Ners 7
2 DIII Keperawatan 16
4) Money/Pendanaan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. (HC) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung merupakan Rumah Sakit Pemerintah dan Sumber Dana
berasal dari :
a) Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
5) Method/Metode
63
Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu system
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan
tersebut akan tetapi belum dilakukan secara optimal.
b) Pedoman Kerja Ruang Rawat Dewasa
64
15. SPO oral hygiene
16. SPO pemasangan buli-buli panas
17. SPO mengukur suhu
18. SPO memindahkan pasien
19 SPO memindahkan pasien dari tempat tidur
20 SPO mengukur nadi
21 SPO semi fowler
22 SPO teknik napas dalam
23 SPO Pemasangan NGT
24 SPO Huknah dengan gliserin
25 SPO inhalasi nebulizer
26 SPO menggunakan pispot dan urinal
27 SPO memberi makan melalui selang
28 SPO pengukuran TTV
29 SPO pemberian obat oral
30 SPO pemberian obat secara sublingual
31 SPO pemberian obat secara IM
32 SPO pemberian obat secara SC
33 SPO pemberian obat secara IV
34 SPO pemberian obat secara supositoria
35 SPO pemberian obat mata
36 SPO mengukur tekanan darah
37 SPO kriteria pemulangan pasien rawat inap
38 SPO penerimaan pasien dari ruang intensif ke ruanga rawat
inap biasa
39 SPO perawatan pasien dengan trakeostomi
40 SPO perawatan pasien dengan WSD
65
Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Rawat Dewasa terdapat
komponen SAK pada tahun 2020 sudah disusun tapi belum di cetak
sehingga tidak bisa dilampirkan.
Tabel 3.7
Tabel standar asuhan keperawatan
1) Material
Bahan-bahan ataupun peralatan menjadi factor pendukung
terselenggaranya pelayanan kesehatan ataupun keperawatan yang
berkualitas. Kecukupan alat dan bahan-bahan kerja habis pakai harus
selalu diatur dengan baik sehingga kebutuhannya selalu tercukupi
dan tidak sampai kekurangan (Asmuji, 2012). Dari hasil observasi
yang dilakukan di ruang rawat dewasa di dapatkan kondisi ruang
sebagai berikut :
a) Peralatan Standar Alat Medis
- EKG 12 Lead
- Infus pump
- Syringe pump
66
- Suction portable
- Termometer
- Stetoskop
- Timbangan digital
- Nebulizer
- Dresing troli
- Instrumen kabinet
6) Mechine
Mechine pengadaannya disesuaikan dengan kebutuhan ruangan.
Penyesuaian peralatan-peralatan dengan kebutuhan dan kemajuan
teknologi saat diperlukan guna meningkatkan mutu pelayanan dan
kepuasan pelanggan (Asmuji,2012).
Dari hasil observasi yang dilakukan di Ruang Rawat Inap Dewasa adalah
sebagai berikut: Ruang Rawat Inap Dewasa memiliki dua sisi bagian
ruangan. Dimana di sisi kanan adalah Ruangan Bedah dan di sisi kiri
adalah Ruangan Non Bedah.
Ruangan Bedah terdapat 18 tempat tidur yang dibagi menjadi 4 ruangan,
yaitu 2 ruangan untuk laki-laki dan 2 ruangan untuk wanita. Lalu,
ditambah satu ruangan isolasi dengan 1 tempat tidur, satu ruangan HCU
67
dengan 1 tempat tidur.
Sedangkan untuk Ruangan Non Bedah terdapat 30 tempat tidur yang
dibagi menjadi 4 ruangan, yaitu 2 ruangan untuk laki-laki dan 2 ruangan
untuk wanita, lalu 1 ruangan isolasi dengan 1 tempat tidur, satu ruangan
HCU dengan 2 tempat tidur, satu ruangan tempat penyimpanan laken,
satu ruangan mushola dan satu kamar mandi umum, satu lift dan tangga
darurat.
Untuk ruangan counter perawat terdapat 2 ruangan yang terdiri dari satu
ruangan perawat dengan satu kamar mandi dan satu ruangan tempat
penyimpanan alat dan obat.Untuk di bagian lobi di sisi sebelah kanan
terdapat satu lift dan tangga darurat, dan di sisi kiri terdapat WC umum.
Unsur Proses
Proses manajemen pelayanan atau operasional keperawatan
1. Planning/Perencanaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan observasi di
ruang rawat dewasa sebagai berikut :
a. Visi dan Misi
a) Wawancara
Berdasarkan wawancara kepala ruangan, Ruang Rawat
Dewasa mempunyai visi ruangan tetapi tidak di pajang
karena waktu akreditasi tidak boleh ada benda yang terpajang
atau berupa tempelan, sekarang ini Cuma ada visi rumah
sakit yakni “Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
(HC) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sebagai Pusat Rujukan Terbaik dan Terjangkau oleh
Masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang
Mengedepankan Pelayanan Berbasis Kolaborasi Interprofesi
secara Holistik”.
68
b) Observasi
Berdasarkan hasil observasi, di Ruang Rawat Dewasa tidak
visi ruangan, namun ruangan mengacu pada visi misi rumah
sakit
b) Apakah ruangan sudah mempunyai misi dan apa misinya?
a) Wawancara
Misi ruang rawat dewasa sudah ada tetapi sekarang ini
mengacu pada misi rumah sakit yakni;
1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Mengembangkan
Produk Pelayanan Unggulan.
2. Menerapkan Tata Kelola PPK- BLUD secara Efisien dan
Bertanggungjawab.
3. Memudahkan Akses Pelayanan dan Memperluas
Jaringan Mitra Rujukan.
4. Meningkatkan Kompetensi SDM, Melengkapi
Sarana Prasarana, dan Memenuhi Kebutuhan SDM
sesuai Standar
b) Observasi
Pada saat melakukan observasi tidak ada misi di Ruang
Rawat Dewasa dan masih mengikuti misi rumah sakit
c) Apakah ruangan telah memiliki standart kinerja sebagai
pedoman para staf ?
a) Wawancara
Standart kinerja seperti Standart Prosedur Operasional
(SPO) dan Standart Asuhan Keperawatn (SAK) yang
terbaru tahun 2020, sudah di susun dan di setujui tetapi
belum di cetak, Sekarang ini yang dipakai SPO dan SAK
tahun 2019 dan tersimpan di ruang ranap dewasa.
b) Observasi
Berdasarkan observasi, di ruangan rawat dewasa terdapat
Standart Prosedur Operasional (SPO) dan SAK tahun 2019
69
dan tersimpan di ruang ranap dewasa. Berdasarkan hasil
kuesioner, penilaian indikator :
a. Visi
70
2. Dalam bekerja misi yang telah ditetapkan sudah
sesuai dengan misi yang dicapai : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 21 orang (91,3%) dan
yang menjawab “KADANG” sebanyak 2 orang
(8,7%)
3. Dalam bekerja misi telah disusun dalam bentuk
rangkaian mencapai visi : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 19 orang
(82,6%) dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 4
orang (17,4%)
4. Dalam bekerja misi sudah disosialisasikan kepada semua
staf perawat : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 19
orang (82,6%) dan yang menjawab “KADANG” sebanyak
4 orang (17,4%)
c. Rencana harian
1. Dalam bekerja perawat sudah menyusun rencana harian
setiap kali dinas : Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak
18 orang (78,3%) sedangkan yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 2 orang (8,7%) dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 3 orang (13%).
2. Dalam bekerja perawat sudah mencantumkan tanggal dinas
direncana harian : 23 orang perawat (100%) menjawab “YA”
3. Dalam membuat rencana harian perawat,urutan kegiatan
sudah disusun secara kronologis : Perawat yang menjawab
‘’YA” sebanyak 21 orang (91,3%) sedangkan yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%) dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang (4,3%).
4. Dalam membuat rencana harian perawat sudah
mencantumkan kegiatan manajerial : Perawat yang
menjawab ‘’YA” sebanyak 17 orang (73,9%) sedangkan
yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang (8,7%) dan
71
yang menjawab “KADANG” sebanyak 4 orang (17,4%).
5. Dalam membuat rencana harian perawat sudah tercantum
kegiatan asuhan : Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak
21 orang (91,3%) dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 2 orang (8,7%).
6. Dalam bekerja rencana harian perawat sudah dikerjakan
secara konsisten : 23 orang perawat (100%) menjawab “YA”
2. Pengorganisasian
Berdasarkan hasil wawancaradengan kepala ruangan dan observasi di
ruang rawat dewasa sebagai berikut :
a. Apakah diruangan sudah dibuat struktur organisasi?
a) Wawancara
- Kepala Ruangan menyebutkan struktur organisasi sudah ada,
namun tidak ditempel di ruangan, yang terdiri dari kepala
ruangan, 2 perawat primer, 20 perawat assosiate, dan ada juga 1
orang administrasi.
b) Observasi
Berdasarkan hasil observasi tidak didapati struktur organisasi
yang ditempel didinding.
b. Apakah setiap staf sudah mempunyai uraian tugas yang jelas dan
tertulis bagi tiap tenaga keperawatan?
a) Wawancara
Kepala Ruangan mengatakan untuk pembagian tugasnya, perawat
primer yang bertindak membagi tugas setiap perawat assosiate.
c. Apakah batas dan wewenang tanggung jawab perawat cukup jelas?
a) Wawancara
Kepala Ruangan
Iya cukup jelas, karena sudah ada uraian tugas dari kepala
ruangan dan perawat primer sebagai perawat yang bertanggung
jawab terhadap pasien.
72
b) Observasi
Berdasarkan hasil observasi dan penghitungan jumlah tenaga
keperawatan di ruang rawat dewasa sudah memenuhi tenaga
keperawatan sebanyak 23 orang.
73
d. Metode apa yang digunakan dalam pemberian asuhan
keperawatan?
a) Wawancara
- Kepala Ruangan
Untuk RSUD Soekarno ini khusus diruang rawat dewasa
sudah menggunakan MPKP
e. Hambatan yang dialami dalam pengembangan MPKP?
a) Wawancara
- Kepala Ruangan
Hambatannya sampai saat ini belum ditemukan.
Berdasarkan hasil kuesioner pengorganisasian, penilaian indikator :
a. Struktur Organisasi
74
klien : Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 17 orang
(73,9%) dan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 6 orang
(26,1%)
b. Jadwal Dinas
c. Daftar pasien
75
(4,3%)
2. Pada penilaian indikator tercantum nama katim : 23 orang
perawat (100%) menjawab “YA”
3. Pada penilaian indikator tercantum nama perawat pelaksana :
Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 21 orang (91,3%)
dan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang (8,7%)
4. Pada penilaian indikator tergambar perawat asosiat : Perawat
yang menjawab ‘’YA” sebanyak 18 orang (78,3%)
sedangkan yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang (17,4%) dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang (4,3%)
5. ada penilaian indikator yang tercantum nama dokter yang
merawat : Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 22 orang
(95,7%) dan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang
(4,3%)
6. Pada penilaian indikator tergambar perawat dinas pagi, sore,
malam
: Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 21 orang (91,3%)
sedangkan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang
(4,3%) dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang
(4,3%)
7. Pada penilaian indikator tercantum tanggal, bulan, tahun :
Perawat yang menjawab ‘’YA” sebanyak 22 orang (95,7%)
dan yang menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%)
3. Pengarahan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan di ruang rawat
dewasa sebagai berikut :
a. Supervisi
Apakah supervisi dilakukan secara terjadwal?
a) Wawancara
Menurut kepala ruangan, belum optimalnya supervisi. Pernah
sebelumnya ada supervisi namun hanya supervisi untuk
76
kedisiplinan kehadiran perawat/bidan, kelengkapan atribut dan
kendala-kendala apa yang ditemukan di masing-masing
ruangan namun sekarang tidak ada lagi supervisi.
b) Observasi
Tidak terlihat adanya supervisi
b. Operan
a) Apakah operan dilakukan secara rutin dan berkala?
a. Wawancara
Menurut kepala ruangan, belum optimalnya dilakukan
operan dinas.
b. Observasi
Tidak semua perawat mengikuti operan dinas dan operan
hanya di counter perawat tapi untuk pasien high care,
operan dilakukan di dekat pasien
c. Pre dan Conference
d. Ronde Keperawatan
a) Wawancara
Menurut kepala ruangan, belum optimalnya ronde
keperawatan di ruangan
b) Observasi
77
Tidak terlihat adanya ronde keperawatan
Berdasarkan hasil kuesioner Pengarahan, penilaian
indikator :
(a). Operan
1. Pada penilaian indikator karu atau pj sift
membuka acara dengan salam : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 15 orang
(65,2%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 3 orang (13%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 5 orang
(21,7%)
2. Pada penilaian indikator katim atau pj tim
mengoperkan diagnosa keperawatan :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 22
orang (95,7%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 1 orang (4,3%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 0 orang
(0%)
78
(8,7%)
5. Pada penilaian indikator katim atau pj tim
mengoperkan hasil asuhan keperawatan :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 20
orang (87%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 0 orang (0%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 3 orang
(13%)
6. Pada penilaian indikator tim atau pj tim
melaporkan tindak lanjut. yang
menjabawab “YA” sebanyak 22 orang
(95,7%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 0 orang (0%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang
(4,3%).
7. Pada penilaian indikator pj tim berikutnya
mengklarifikasi : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 18 orang (78,3%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 0 orang
(0%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 5 orang (21,7%)
8. Pada penilaian indikator karu memimpin
ronde : Perawat yang menjawab “YA”
sebanyak 15 orang (65,2%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 5 orang
(21,7%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 3 orang (13%)
9. Pada penilaian indikator karu merangkum
informasi operan : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 17 orang (73,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang
79
(17,4%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 2 orang (8,7%)
10. Pada penilaian indikator karu memimpin
doa dan menutup acara : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang
(17,4%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 5 orang (21,7%).
11. Pada penilaian indikator operan
menggunakan tehnik SBAR : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 21 orang
(91,3%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 0 orang (0%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)
e. Pre conference
1. Pada penilaian indikator katim atau pj tim membuka
acara : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 16
orang (69,6%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2
orang (8,7%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 5 orang (21,7%)
2. Pada penilaian indikator katim atau pj tim menanyakan
rencana harian : Perawat yang menjawab “YA”
sebanyak 16 orang (69,6%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 5 orang (21,7%)
3. Pada penilaian indikator katim atau pj tim memberi
masukan dan tindak lanjut : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 15 orang (65,2%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%), dan yang
80
menjawab “KADANG” sebanyak 5 orang (30,4%)
4. Pada penilaian indikator katim atau pj tim memberi
reinforcement : Perawat yang menjawab “YA”
sebanyak 16 orang (69,6%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 5 orang (21,7%)
5. Pada penilaian indikator katim atau pj tim menutup
acara : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14
orang (60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2
orang (8,7%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 7 orang (30,4%)
f. Post coference
1. Pada penilaian indikator katim atau pj tim membuka
acara : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 13
orang (56,5%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 4
orang (17,4%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 6 orang (26,1%)
2. Pada penilaian indikator katim atau pj tim
menanyakan hasil asuhan pasien : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 13 orang (56,5%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%), dan
yang menjawab “KADANG” sebanyak 9 orang
(39,1%)
3. Pada penilaian indikator katim atau pj tim
menanyakan kendala pemberian asuhan : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 15 orang (65,2%),
yang menjawab “TIDAK” sebanyak 3 orang (13%),
dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 5 orang
(21,7%)
4. Pada penilaian indikator katim atau pj tim
menanyakan tindaklanjut pada dinas berikutnya :
81
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang
(4,3%), dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 8
orang (34,8%)
5. Pada penilaian indikator katim atau pj tim
memberikan renforcement : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 3 orang (13%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 6 orang (26,1%)
6. Pada penilaian indikator katim atau pj tim menutup
acara : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 12
orang (52,2%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 4
orang (17,4%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 7 orang (30,4%)
c. Pendelegasian
1. Pada penilaian indikator pendelegasian dilakukan
kepada staf yang memiliki kompetensi yang
dibutuhkan dalam menjalan kan tugas : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 22 orang (95,7%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 0 orang (0%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang (4,3%)
2. Pada penilaian indikator tugas yang di limpahkan di
jelaskan sebelum melakukan pendelegasian : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 21 orang (91,3%),
yang menjawab “TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%),
dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang
(4,3%)
3. Pada penilaian indikator selain pelimpahan tugas,
kewenangan juga di limpahkan : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 18 orang (78,3%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 0 orang (0%), dan yang
82
menjawab “KADANG” sebanyak 5 orang (21,7%)
4. Pada penilaian indikator waktu pendelegasian tugas di
tentukan : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 19
orang (82,6%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 2
orang (8,7%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 2 orang (8,7%)
5. Pada penilaian indikator apabila pelaksana tugas
mengalami kesulitan, karu, katim memberikan arahan
untuk mengatasi masalah : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 21 orang (91,3%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang (4,3%)
6. Pada penilaian indikator ada evaluasi setelah selesai
tugas dilaksanakan : Perawat yang menjawab “YA”
sebanyak 19 orang (82,6%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)
d. Supervisi
1. Pada penilaian indikator supervisi di susun secara
terjadwal : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 15
orang (65,2%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 5
orang (21,7%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 3 orang (13%)
83
“YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 5 orang (21,7%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 4 orang (17,4%)
4. Pada penilaian indikator supervisor mengorientasikan
materi supervisi kepada staff yang di supervisi :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 5 orang
(21,7%), dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 4
orang (17,4%)
5. Pada penilaian indikator supervisor mengkaji kinerja
staf sesuai dengan materi supervisi : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 15 orang (65,2%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 5 orang (21,7%), dan
yang menjawab “KADANG” sebanyak 3 orang (13%)
6. Pada penilaian indikator supervisor mengidentifikasi
pencapaian staf dan memberikan renformance :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang
(17,4%), dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 5
orang (21,7%)
7. Pada penilaian indikator supervisor mengidentifikasi
aspek kinerja yang perlu ditingkatkan oleh staf :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 3 orang
(13%), dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 6
orang (26,1%)
8. Pada penilaian indikaor supervisor memberikan solusi
dan role model bagaimana meningkatkan kinerja staf :
Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 6 orang (26,1%), dan
84
yang menjawab “KADANG” sebanyak 3 orang (13%)
9. Pada penilaian indikator supervosor menjelaskan
tindak lanjut yang telah di laksanakan : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 15 orang (65,2%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang (17,4%), dan
yang menjawab “KADANG” sebanyak 4 orang
(17,4%)
10. Pada penilaian indikator supervisor memberikan
renforcement terhadap pencpaian keseluruhan staf :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 6 orang
(26,1%), dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 3
orang (13%)
e. Ronde keperawatan
1. Pada penilaian indikator kesiapan bahan yang akan
disampaikan : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak
16 orang (69,6%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 3
orang (13%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 4 orang (17,4%)
2. Pada penilaian indikator memberikan salam : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 17 orang (73,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 4 orang (17,4%)
3. Pada penilaian indikator pencapaian kasus : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 18 orang (78,3%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 3 orang (13%)
4. Pada penilaian indikator memberikan kesempatan pada
perawat untuk bertanya : Perawat yang menjawab “YA”
sebanyak 19 orang (82,6%), yang menjawab “TIDAK”
85
sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)
4. Pengendalian
86
1) Wawancara
- Kepala Ruangan mengatakan telah melakukan tindakan sesuai SOP
ruangan.
1) Wawancara
- Kepala Ruangan
Pengendalian mutu ini timnya sebenarnya tidak ada pengendalian
tim, ibaratnya kita bekerja sama perawat di ruangan ini, kita ingin
capai yang terbaik, apa yang kita bahas, apa saja kekurangannya,
contoh tiba-tiba angka cedera pasien ini banyak diruangan ini, kita
bahas lagi rapat apabila terjadi banyak pasien jatuh atau pasien
banyak melakukan melarikan diri itu, kita harus bahas lagi bersama
agar mengurangi persentasi tidak meningkat lagi,
c. Bagaimana melakukan penilaian mutu keperawatan terhadap
perhitungan BOR, ALOS, TOI, angka infeksi nosokomial, dan
angka cedera?
1) Wawancara
- Kepala Ruangan
Ada datanya seperti BOR, ALOS, TOI di rekam medis, ruangan
hanya melapor jumlah pasien tiap harinya di dalam sensus
harian,jadi data kita tidak ada, tapi setiap bulan kita lapor. untuk
penghitungan angka infeksi nosokomial tidak ada.
Untuk angka cedera sama juga pelaporannya sebulan tapi untuk
cedera itu kan kita memang melihat setiap hari keadaan pasiennya.
Berdasarkan hasil kuesioner Pengendalian, penilaian indikator:
a. Indikator mutu
87
“TIDAK” sebanyak 1 orang (4,3%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 1 orang (4,3%)
2. Pada penilian indikator tiap bulan di ruangan perawat di lakukan
audit mutu dengan cara mengitung BOR : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 16 orang (69,6%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 3 orang (13%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 4 orang (17,4%)
3. Pada penilian indikator tiap bulan di ruangan perawat di lakukan
audit mutu dengan cara mengitung ALOS : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 15 orang (65,2%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 3 orang (13%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 5 orang (21,7%)
4. Pada penilian indikator tiap bulan di ruangan perawat di lakukan
audit mutu dengan cara mengitung TOI : Perawat yang menjawab
“YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang menjawab “TIDAK”
sebanyak 3 orang (13%), dan yang menjawab “KADANG”
sebanyak 6 orang (26,1%)
5. Pada penilian indikator tiap bulan di ruangan perawat di lakukan
audit mutu dengan cara mengitung kejadian infeksi nosokomial :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 5 orang (21,7%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 4 orang (17,4%)
6. Pada penilian indikator tiap bulan di ruangan perawat di lakukan
audit mutu dengan cara mengitung kejadian jatuh : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 3 orang (13%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 6 orang (26,1%)
7. Pada penilian indikator angka cidera di ukur tiap bulan : Perawat
yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang (60,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang (17,4%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 5 orang (21,7%)
88
b. Audit dokumentasi asuhan keperwatan
89
4. Pada penilaian indikator penilaian kepuasan pasien dan keluarga
dilaksanakan setiap pasien pulang atau meninggal : Perawat yang
menjawab “YA” sebanyak 15 orang (65,2%), yang menjawab
“TIDAK” sebanyak 6 orang (26,1%), dan yang menjawab
“KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)
5. Pada penilaian indikator penilaian kepuasan perawat dilakukan :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 17 orang (73,9%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 4 orang (17,4%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)
6. Pada penilaian indikator penilaian kepuasan tenaga kesehatan lain
dilakukan : Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 14 orang
(60,9%), yang menjawab “TIDAK” sebanyak 7 orang (30,4%),
dan yang menjawab “KADANG” sebanyak 2 orang (8,7%)
7. Pada penilaian indikator ada dokumentasi hasil penilaian kinerja :
Perawat yang menjawab “YA” sebanyak 20 orang (87%), yang
menjawab “TIDAK” sebanyak 2 orang (8,7%), dan yang
menjawab “KADANG” sebanyak 1 orang (4,3%)
90
B. ANALISA DATA
1. Pre and post Conference
a. Wawancara
Saat wawancara, kepala ruangan mengatakan pre dan post conference
belum dilakukan secara optimal diruangan terkendala dengan
banyaknya dokter visite di waktu pagi.
b. Kuesioner
27,44%
Tindakan pre and post
9,60% 62,84% conference tidak dilakukan oleh staf dan karu
1. Supervisi Keperawatan
Supervisi di ruangan RRD sudah berjalan namun pelaksanaannya belum
optimal
a. Wawancara
Saat wawancara, kepala ruangan mengatakan belum optimalnya supervisi
keperawatan, pernah sebelumnya ada supervisi keperawatan namun hanya
supervisi untuk kedisiplinan kehadiran perawat/bidan, kelengkapan atribut
dan kendala-kendala apa yang ditemukan di masing- masing ruangan
namun sekarang tidak ada lagi supervisi keperawatan.
b. Kuesioner
c. Observasi
Dari hasil observasi kelompok belum melihat adanya pelaksanaan supervisi
keperawatan, instrumen supervisi keperawatan yang ada belum lengkap,
SPO supervisi keperawatan belum ada, jadwal supervisi keperawatan
belum ada, dan
pemahaman perawat terhadap konsep supervisi belum optimal.
92
supervisi
Materi supervisi dipahami oleh
16,07% supervisor maupun staff
2. Ronde keperawatan
a. Wawancara
Saat wawancara, kepala ruangan belum optimalnya pelaksanaan ronde
keperawatan di ruangan karena terkendala belum tersedianya ruangan yang
memadai untuk mengadakan pertemuan.
b. Kuesioner
76,83% staf mengatakan ronde keperawatan dilakukan oleh staf dan
karu
Ronde keperawatan
Tindakan ronde keperawatan dilakukan oleh staf dan karu
93
c. Observasi
Selama melakukan pengkajian, kelompok belum melihat ruangan RRD
melakukan ronde keperawatan Survey kepuasan pasien
3. Survey kepuasan pasien
a. Wawancara
Menurut kepala ruangan, format pengkajian sudah ada tetapi belum
optimalnya dilakukan survey kepuasan, karena keterbatasan sumber daya
dan waktu
b. Kuesioner
c. Observasi
Saat observasi, kelompok melihat adanya form survey kepuasan sudah ada.
Survey kepuasan
8,07%
19,87% Tindakan survey kepuasan
dilakukan
Tindakan survey kepuasan tidak dilakukan
Tindakan survey kepuasan kadang-kadang dilakukan
70,81%
94
4. Operan dinas
a. Wawancara
b. Kuesioner
80,25% staf mengatakan operan dinas dilakukan oleh staf dan karu
6,32% staf mengatakan operan dinas tidak dilakukan oleh staf dan
karu
c. Observasi
Tidak terlihat semua perawat mengikuti operan dinas dan operan hanya di
counter perawat tapi untuk pasien high care, operan dilakukan di dekat
pasien.
Operan dinas
Tindakan operan dinas dilakukan oleh staf dan karu
95
96
C.
97
D. ANALISA SWOT
Strengh Weakness Oportunity Threatness
a. 87% Perawat di ruang RRD a. Supervisi keperawatan a. Sebagai pusat rujukan yang terbaik a. Semakin banyak Rumah Sakit
sudah mengikuti BTCLS sudah di provinsi Kepulauan Bangka
yang menawarkan Pelayanan
b. 95,7 % perawat melakukan dilakukan namun Belitung
tugas sesuai visi dan misi belum optimal b. Adanya kerjasama Rumah Sakit kesehatan & keperawatan
RS b. Pre & post dengan institusi pendidikan sebagai
yang berkualitas yang bisa
c. 100% perawat berpedoman lahan praktek
conference sudah
pada SOP c. Adanya kerjasama Rumah Sakit menjadi pesaing
dilakukan namun
d. Peralatan yang lebih Umum Daerah Provinsi Kepulauan
belum optimal b. Perkembangan teknologi yang
lengkap dan lebih canggih Bangka Belitung dengan Rumah
c. Ronde keperawatan
e. 48% perawat di ruangan Sakit Pendidikan tipe A (Sister semakin meningkat cepat
sudah dilakukan
RRD berusia produktif (26- Hospital), seperti RSCM dan Rumah
namun belum optimal c. Kesadaran masyarakat
30 tahun) Sakit Jantung Harapan kita
d. Survey kepuasan
f. 30% perawat d. Rumah Sakit Umum Daerah terhadap pelayanan kesehatan
bekerja di ruangan RRD pasien sudah Provinsi Kepulauan Bangka
yang semakin meningkat
Belitung sebagai Rumah Sakit
berpendidikan Ners dilakukan namun
Rujukan COVID 19
dan 70% belum optimal
berpendidikan D3 e. Operan dinas sudah
Keperawatan dilakukan namun belum
g. 65,2% perawat di ruangan optimal
RRD memiliki masa kerja
1-5 tahun dan 34,8%
memiliki
masa kerja 6-10 tahun
h. Bentuk dan tata letak
ruangan RRD cenderung
modern
99
E. DAFTAR MASALAH
Daftar Kriteria Total Urutan Prioritas
Masalah
Magnetude Saverity Manageability Nursing Concent Affordability
Ronde 3 3 3 3 4 324 V
Keperawatan
sudah dilakukan
namun belum
optimal
Survey kepuasan 3 3 3 3 4 540 IV
pasien
Operan dinas 4 4 4 5 4 1280 II
10
0
Daftar Masalah :
material man
Instrument supervise
keperawatan belum Belum ada jadwal Pemahaman perawat
lengkap supervise terhadap konsep
keperawatan Belum ada komitmen supervise keperawatan
tim supervise belum oprimal
keperawatan terhadap
SPO supervise keperawatan supervise keperawatan
belum ada
Supervise
keperawatan sudah
dilaksanakan
namun belum
optimal
Sosialisasi supervise
keperawatan belum
optimal Umpan balik supervise
keperawatan belum
optimal
metode
BAB IV
PERENCANAAN PENYELESAIAN MASALAH
78
79
C. PLANNING OF ACTION (POA)
N KEGIATAN TUJUAN METODE SASARAN WAKTU P
O
1 Merencanakan Sebagai Diskusi KaRu Senin, 08 Co
. membuat draft Februari
pedoman Konsultasi
SPO dan 2021
dalam
instrument
pelaksanaan
supervisi
supervisi
keperawatan
keperawatan
2 Membuat draft SPO Sebagai Diskusi KaRu Selasa, 09 Co
. supervisi keperawatan pedoman Februari
Konsultasi KaTim
dalam 2021
melakukan
supervisi
keperawatan
3 Merevisi dan Sebagai Diskusi KaRu Selasa, 09 Co
. mengkombinasikan pedoman Februari
Konsultasi KaTim
draft instrument dalam 2021
supervisi keperawatan melakukan
supervisi
keperawatan
4 Membuat contoh Sebagai saran Diskusi KaRu Rabu, 10 Co
video sosialisasi dan masukan Konsultasi Februari
supervisi untuk 2021
keperawatan melaksanaka n Kamis,
supervisi 11
keperawatan Februari
selanjutnya 2021
Jumat, 12
Februari
2021
80
5 Menyerahkan draft Kepala ruangan Diskusi KaRu Kamis, 11 Co
. SPO dan Instrument RRD dapat Konsultasi Februari
supervisi mengetahui dan 2021
keperawatan memahami
konsep dan cara
supervise
keperawatan
81
BAB V
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
A. PELAKSANAAN
1. Kegiatan membuat draft SPO & Instrument Supervisi Keperawatan
Kegiatan membuat draft SPO & Instrument Supervisi Keperawatan
dilakukan pada hari Selasa, 09 Februari 2021 dari pukul 09.00-12.00 WIB.
Sebelum kegiatan dilakukan kelompok sudah melakukan kontrak waktu
dengan kepala ruangan RRD. Kegiatan tersebut dihadiri oleh kepala
ruangan RRD ibu Prana Prihani Paramitha, S.Kep, Ners dan mahasiswa
coners, Berry, Rosmina, Rusmaleni, Ismania, BelsI dan Vela di ruangan
RRD. Kegiatan ini membahas draft SPO yang berisi pengertian, tujuan,
kebijakan, dan prosedur supervisi keperawatan. Kepala ruangan
memberikan masukan dalam menyusun draft SPO disesuaikan dengan
situasi dan kondisi ruangan Berdasarkan diskusi kelompok dan kepala
ruangan prosedur draft SPO supervisi keperawatan meliputi, pelaksanaan
uraian tugas supervisi terdiri dari melaksanakan fungsi pergerakan dan
pelaksanaan, melaksanakan fungsi pengawasan dan penilaian dan
melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan.
Setelah ISHOMA kegiatan membuat draft instrument supervisi
keperawatan dari pukul 13.30-16.00 WIB yang dihadiri oleh mahasiswa
coners, Santy, Padilah, Rusmaleni, Reni, Belsi, Ismania, Berry, Vela,
Ariani, Rosmina Dan Elva. Kegiatan ini dilakukan dengan diskusi bersama
kelompok. Adapun draft instrument supervisi keperawatan yang dibahas
adalah supervisi asuhan keperawatan pasien secara langsung pada perawat
asociate, supervisi keperawatan pada perawat primer (ketua tim) dan
supervisi keperawatan pada kepala ruangan. Untuk ketiga draft instrument
supervisi keperawatan tersebut bisa dilihat di lampiran dan untuk
selanjutnya draft instrument supervisi keperawatan ini akan dikonsulkan
kembali.
82
Gambar : Kegiatan membuat draft SPO & Instrument Supervisi Keperawatan
82
2. Membuat Contoh Video Sosialisasi Supervisi Keperawatan
Pada hari Rabu, 10 februari 2021 jam 09.00-12.00 WIB di ruang lounge
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,
mahasiswi co ners mencari dan mengumpulkan referensi dari buku-buku
manejemen keperawatan mengenai supervisi keperawatan dalam buku Nur
Salam terbitan tahun 2015. Kemudian kelompok menyusun materi untuk
dijadikan vidio menggunakan aplikasi. Adapun isi vidio tersebut mengenai
pengertian supervisi keperawatan berdasarkan menurut nursalam 2015 dan
pitman 2011, kunci dari supervisi, kunci pelaksanaan supervisi, tujuan
supervisi, sasaran, persiapan, manfaat supervisi keperawatan. Setelah itu
kelompok mengupload youtube dengan link
https://youtu.be/Wv72eLK6vpM .
Selanjutnya pada hari kamis kelompok menyebarkan vidio kegrup melalui
whatsapp ke kepala ruangan kemudian kepala ruangan meneruskan ke
anggota ruanganya. Lalu dilanjutkan lagi pada hari jumat melakukan
evaluasi dari perawat ruangan menanggapi mengenai vidio supervise
dengan hasil :1. perarawat ruangan menanggapi kalau bisa selain vidio ada
sosialisasi tatap muka. 2. Dalam bekerja perlu adanya supervisi untuk
menilai asuhan keperawatan dalam suatu pekerjaan supaya tidak terjadi
kesalah pahaman dan malpraktek.3. Semoga adanya supervisi keperawatan
akan membawa kemajuan dan lebih terarah. 4. semoga bermanfaat dan
sukses.
82
Video Sosialisasi Supervisi Keperawatan
82
B. EVALUASI
Berdasarkan hasil pelaksanaan POA (Plan of Action) di RSUD Dr.
(H.C).Ir. Soekarno maka kelompok dapat mengevaluasi atau
memberikan gambaran tentang pelaksanaan POA tersebut, dalam
pelaksanaannya kelompok menjalankannya dengan baik sesuai
jadwal serta diikuti oleh kepala ruangan, namun karena adanya
pertimbangan waktu, keterbatasan sumber daya dan kewenangan
ataupun kemampuan maka kelompok hanya mengajukan draft SPO
dan instrument mengenai supervisi keperawatan untuk selanjutnya
ditelaah kembali oleh bidang keperawatan dan untuk pelaksanaan
sosialisasi supervisi keperawatan melalui media elektronik,
kelompok menyajikan materi melalui video namun dalam
pembuatannya kelompok terkendala kurangnya pengetahuan dan
kemampuan dalam teknik membuat video. Maka kelompok
mengharapkan pihak rumah sakit untuk menyempurnakan kembali
video yang telah dibuat.
C. HAMBATAN
Hambatan dalam pelaksanaan POA (Plan Of Action) di RSUD Dr.
(H.C).Ir. Soekarno, kelompok menemui beberapa hambatan, yakni;
1. Kurangnya pemahaman kelompok terhadap konsep supervisi
keperawatan
2. Keterbatasan waktu dalam melakukan implementasi secara
optimal
83
kegiatan supervisi dapat meningkatkan produktivitas kerja perawat.
Supervisees (penerimasupervisi) yang mendapat dukungan dari
supervisor ( pelaksana supervisi) menunjukkan bahwa produktivitas
kerjanya lebih tinggi dari pada yang tidak mendapat dukungan dari
supervisor. Hal ini sejalan dengan yang dikemukan oleh DHHS (2009),
bahwa fungsi supervisor (kepala ruangan) adalah memberikan dukungan
terhadap masalah yang dihadapi perawat pelaksana dalam pemberian
asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
produktivitas kerja perawat pelaksana mendekati nilai maksimal. Hal ini
dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi yang telah dilaksanakan dengan
baik. Fungsi formatif, restorative, dan normatif secara keseluruhan
mendekati nilai maksimal. Oleh karena itu, hasil tersebut mempengaruhi
produktivitas kerja perawat pelaksana yang meliputi efektifitas dan
efisiensi diketahui rata-rata mendekati maksimal.
Beberapa penelitian diatas menunjukkan bahwa perlunya
pelaksanaan supervisi agar salah satu tujuannya yakni memberikan
layanan terhadap peningkatan kemampuan staff dan pelaksana
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan tercapai sehingga
mutu pelayanan rumah sakit dapat lebih maksimal, dan juga sebagai
masukan kepada rumah sakit untuk mengoptimalkan kembali
pelaksanaan supervisi dikarenakan rumah sakit sebagai salah satu unit
tempat pelayanan kesehatan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan yang bermutu, sesuai dengan standar untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan masyarakat dan tenaga profesional kesehatan
dalam rumah sakit termasuk didalamnya tenaga keperawatan dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualita
84
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
K. Kesimpulan
B. SARAN
1. Diharapkan kegiatan supervisi keperawatan di RSUD Dr.
(H.C).Ir. Soekarno dilakukan lebih optimal lagi dan menjadikan
supervisi keperawatan sebagai kebutuhan dalam memberikan
asuhan keperawatan yang bermutu dan berkualitas.
2. Diharapkan RSUD Dr.(H.C).Ir. Soekarno meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan perawat tentang supervisi
keperawatan dengan cara seminar, inhouse training,membaca
jurnal-jurnal terkait tentang supervisi keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Profil RSUD Dr.(H.C).Ir. Soekarno Prov. Kep Bangka Belitung Tahun 2019
RSUD - 1/1
Dr. (H.C) Ir. SOEKARNO
PROV. KEP. BABEL
DITETAPKAN
DIREKTUR RSUD Dr. (H.C.) Ir. SOEKA
STANDAR PROSEDUR Tanggal terbit
PROV. KEP. BANGKA BELITUN
OPERASIONAL
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno Nomor:
............... tentang Pemberlakuan Panduan manajemen pelaporan data indi
mutu RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno
Shift :
Ketersediaan
sarana dan
prasarana
INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SECARA
LANGSUNG PADA PERAWAT ASOSIET
Supervisor,
(…………………………..……………)
(……………………………………
…..) Mengetahui,
Bidang keperawatan
(…………………………………………………….)
INSTRUMEN SUPERVISI PADA PERAWAT PRIMER / KETUA TIM
Petunjuk:
Beri tanda check list (v) pada kolom “Ya” bila pekerjaan dilakukan dan pada kolom
“Tidak” bila pekerjaan tidak dilakukan.
(………………………………)
(………………………………..)
Mengetahui
Bidang keperawatan
(…………………………………)
INSTRUMEN SUPERVISI PADA KEPALA RUANG
Petunjuk:
Beri tanda check list (v) pada kolom “Ya” bila pekerjaan dilakukan dan pada
kolom “Tidak” bila pekerjaan tidak dilakukan.
(……………………)
(…………………….)
Mengetahui,
Bidang Keperawatan
(………………………………...)
C. SURAT UNDANGAN
Ketua Kelompok
Rahmat Hidayat
Daftar undangan:
1. Kabid Keperawatan RSUD DR (H.C) Ir Soekarno Prov Kep. Babel.
2. Kasie Keperawatan RSUD DR (H.C) Ir Soekarno Prov Kep. Babel.
3. Ketua Komite Koordinasi Pendidikan RSUD DR (H.C) Ir Soekarno Prov
Kep. Babel.
4. Ns. Widyastuti, S.Kep.
5. Ns. Rylla Dwi Kanuary, S.Kep.
6. Ns. Prana Prihani Paramitha, S.Kep.
7. Ketua Prodi Ners STIKES Citra Delima Bangka Belitung.
8. Preseptor Akademik STIKES Citra Delima Bangka Belitung.
D. PREPLANNING AWAL
PRE PLANNING
TAH
UN
2021
DIS
USU
N
OLE
H:
TAHUN 2020/2021
A. PENDAHULUAN
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
staf anggota keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional, dalam suatu manajemen keperawatan diperlukan
adanya manajer atau kepemimpinan yang merencanakan,
mengorganisasi dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia
untuk memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efesien bagi
individu, keluarga dan msayarakat (Simamora, 2011).
Manajemen keperawatan merupakan tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang
ada baik sumber daya maupun dana baik yang memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga, dan masyarakat
berdasarkan kerangka pikir keperawatan (Suarli, 2012).
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
pada era global akan terus berubah karena masalah kesehatan yang di
hadapi juga terus mengalami perubahan. Masalah keperawatan sebagai
bagian masalah kesehatan yang di hadapi masyarakat terus menerus
berubah karena berbagai faktor yang mendasarinya juga terus
mengalami perubahan. Dengan berkembangnya masyarakat dan
berbagai bentuk pelayanan profesional serta kemungkinan adanya
perubahan kebijakan dalam bidang kesehatan, maka mungkin saja akan
terjadi pergeseran peran keperawatan dalam sistem pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Nursalam, 2015). Oleh
karena itu pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus
menjadi tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan dan timbul
keinginan untuk mengubah sistem pemberian pelayanan kesehatan ke
sistem desentralisasi, dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat
diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan
berdasarkan isu di masyarakat. Oleh karena alasan-alasan diatas maka
pelayanan keperawatan harus dikelola secara profesional, karena itu
perlu adanya Manajemen Keperawatan.
Saat ini Mahasiswa program pendidikan profesi ners sedang
melakukan pengkajian di Ruang Rawat Dewasa di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. (H.C). Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung dan sudah dalam tahap presentasi hasil identivikasi yang
sebelumnya dilakukan. Maka dari itu perlu kiranya hasil analisa
identifikasi tersebut dipresentasikan di jajaran keperawatan guna
bersama mencari alternative penyelesaian masalah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan presentasi hasil identifikasi peserta mampu
memahami berbagai permasalahan yg berkaitan dengan manajemen
keperawatan di Ruang Rawat Dewasa di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. (H.C). Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti presentasi hasil identifikasi masalah,
peserta diharapkan mampu:
a. Memahami permasalahan dalam manajemen keperawatan di
Ruang Rawat Dewasa
b. Memperioritaskan masalah – masalah yang ada dengan
mempertimbangkan berbagai faktor
c. Berpartisipasi dalam memberikan alternatif penyelesian masalah
yang ada di Ruang Rawat Dewasa
d. Menentukan rencana penyelesaian masalah yang ada di Ruang Rawat
Dewasa
D. KEPANITIAAN
1. Penangguang Jawab/ketua : Rahmat Hidayat
2. Pembimbing Akademik : Maryana,S.Kep.,Ns.,M.Kep
3. Pembimbing Lapangan :
Prana prihani paramitha S.Kep.,Ners,
Rylla dwikanuary S.Kep.,Ners
Widyaastuti S.Kep.,Ners
2. Sekertaris : Belsi
3. Bendahara : Padilah Aisyah
4. Seksi-seksi : 1. Ariani Mandasari
2. Ariska sawitri
3. Beri wiratih
4. Elva Helfisonia
5. Ismania putri
6. Renni kartika
7. Rizki demi mubeli
8. Rosmina Br Serimbing
9. Rusmaleni
5. Moderator : Santy
6. Notulen : Vella
E. PESERTA
Peserta berjumlah 9 orang yaitu ( akademik dan lahan praktik) di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. (H.C). Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung
1. Kepala bidang keperawatan 1
2. Kasie Keperawatan 1
3. Ketua Komkordik 1
4. Kepala Ruang sekaligus CI RRD kelas 3 1
5. Pembimbing klinik 3
6. KA Prodi/ Pembimbing Akademik Mahasiswa 1
F. JADWAL
No Waktu Kegiatan PJ
1 13.00 -13.05 Pembukaan Santy
- mengucapkan salam
- menjelaskan tujuan
2 13.05- 13.20 Presentasi hasil identifikasi Rahmat
dan pemecahan masalah di
ruang rawat inap
F. PENUTUP
Demikian proposal pre planning ini kami buat, besar harapan
kami kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat bagi
semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.
DISUSUN OLEH :
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan gambaran kegiatan hasil supervisi manajemen di
Ruang Rawat Dewasa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. (H.C). Ir.
Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran pelaksanaan supervisi manajemen
keperawatan di Ruang Rawat Dewasa
b. Memberikan gambaran evaluasi supervisi keperawatan di Ruang Rawat
Dewasa
C. MATERI (TERLAMPIR)
D. METODE
Diskusi
E. SUSUNAN ACARA
H. Penutup
Demikian proposal pre planning akhir ini kami buat, besar harapan kami
kegiatan supervisi keperawatan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Mengetahui,
BUKTI:
CO NERS YANG HADIR :
1. ARIANI MANDASARI
2. ARISKA SAWITRI
3. BERI WIRATIH
4. PADILA AISYAH
5. RENNI KARTIKA
6. RIZKI DEMI MUBELLI
7. ROSMINA BR SEMBIRING
TANGGAL : 01-02-2021
JAM : 08.00-14.00
KEGIATAN :
1. PENGISIAN DAN PENGKAJIAN KUISIONER
BUKTI
CO NERS YANG HADIR :
1. ISMANIA PUTRI
2. VELA YELIVIA
3. RUSMALENI
TANGGAL : 02-02-2021
JAM : 10.00-13.00
KEGIATAN :
1. PERBAIKAN ANALISA DATA
2. PERBAIKAN ANALISA FISHBONE
3. PERBAIKAN PENGKAJIAN
BUKTI :
CO NERS YANG HADIR :
1. ARIANI MANDASARI
2. BELSI
3. BERI WIRATIH
4. ELVA HELFISONIA
5. ISMANIA PUTRI
6. PADILA AISYAH
7. RAHMAT HIDAYAT
8. RENNI KARTIKA
9. ROSMINA BR SEMBIRING
10. RUSMALENI
11. SANTY
12. VELA VELIVIA
TANGGAL : 03-02-2021
JAM : 08.00-14.00
KEGIATAN :
1. KONSUL PRE DAN PLANNING ROLE PLAY
2. KONSUL LP KEPADA CI LAPANGAN
BUKTI :
CO NERS YANG HADIR :
1. ARIANI MANDASARI
2. BELSI
3. BERI WIRATIH
4. ELVA HELFISONIA
5. PADILA AISYAH
6. RAHMAT HIDAYAT
7. RENNI KARTIKA
8. SANTY
9. VELA YELIVIA
TANGGAL : 04-02-2021
JAM: 11.00-16.00
KEGIATAN :
1. SEMINAR PRE PLANNING
2. MENDISKUSIKAN POA DAN BAB SELANJUTNYA
BUKTI :
CO NERS YANG HADIR :
1. ARIANI MANDASARI
2. ARISKA SAWITRI
3. BELSI
4. BERI WIRATIH
5. ELVA HELFISONIA
6. ISMANIA PUTRI
7. PADILA AISYAH
8. RAHMAT HIDAYAT
9. RENNI KARTIKA
10. RIZKI DEMI MUBELLI
11. ROSMINA BR SEMBIRING
12. RUSMALENI
13. SANTY
14. VELA YELIVIA
TANGGAL : 07-02-2021
JAM:08.00-16.30
KEGIATAN:
1. KONSUL ROLE PLAY
2. PEMBUATAN ROLE PLAY
3. MELANJUTKAN PEMBUATAN BAB 4
BUKTI:
BUKTI:
CO NERS YANG HADIR:
1. BELSI
2. ISMANIA PUTRI
3. ROSMINA BR SEMBIRING
4. RUSMALENI
5. VELA YELIVIA
TANGAL : 09-02-2021
JM : 09.00-14.00
KEGIATAN :
1. MELANJUTKAN PEMBUATAN BAB 4,5
2. ACTION POA (MEMBUAT DRAFT SPO SUPERVISI DAN
INSTRUMENT SUPERVISI)
3. KONSUL KEPADA KABID DAN KASIE KEPERAWATAN DRAFT SPO
DAN INSTRUMENT SUPERVISI
4. PEMBUATAN ROLE PLAY
5. KONSUL DENGAN CI WIDYASTUTI
BUKTI :