Anda di halaman 1dari 11

REVIEW MATERI

KROMATOGRAFI, DESTILASI, DAN PEMISAHAN ANALISIS KIMIA


"PERUBAHAN WUJUD ZAT"
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Nama : Aminatun Rizkiyah


Nim : 1913016114
Kelas : B-S1 Farmasi 2019

PROGRAM STUDI FARMASI UMUM


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
DESTILASI
A. Pengertian
Destilasi atau penyulingan adalah metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat
dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk
cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu.sedangkan
zat yang memiliki titik didih yang lebih tinggi akan mengembun dan akan menguap apabila
telah mencapai titik didihnya.
B. Prinsip Kerja
Destilasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pemurnian untuk senyawa padat yaitu
suatu proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan memanaskannya,
kemudian mengembunkan uap yang terbentuk yang akan ditampung dalam wadah yang
terpisah untuk mendapat destilat atau senyawa cair yang murni. Dasar pemisahan pada
destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu. Pemisahan dengan
destilasi melibatkan penguapan differensial dari suatu campuran cairan diikuti dengan
penampungan material yang menguap dengan cara pendinginan dan pengembunan. Ada
beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :
1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen dengan titik
didih lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen lain yang kurang volatil.
3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.
C. Macam- Macam Destilasi
 Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 °c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini
dengan suhu mendekati 100 °c dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air
mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran
senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu
destilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua
temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air.
Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk
ekstraksi minyak parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air yang
dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari
campuran akan naik ke atasmenuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
 Destilasi menggunakan reboiler
Destilasi dengan menggunakan reboiler disebut dengan closed steam, dimana alat
penukar panas (reboiler) digunakan untuk memaksa kembalinya panas dan uap pada hasil
bawah fraksinator. Reboiler diletakkan pada bagian menara, hal ini membuat luas
permukaan menjadi besar. Namun, untuk membersihkannya harus menghentikan operasi
distilasi. Reboiler dipanaskan oleh steam  pemanas.
 Distilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau
dengan salah satu komponen bersifat volatil. Destilasi sederhana juga merupakan Teknik
pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan
titik didih yang jauh. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan
kevolatilan,yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini
dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk
memisahkan campuran air dan Alkohol.  Pada prakteknya, kebanyakan campuran sukar
untuk dimurnikan melalui satu distilasi sederhana.
 Destilasi Fraksionisasi
Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan
bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk
memisahkan komponen- komponen dalam minyak mentah.  Perbedaan distilasi
fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Dikolom ini terjadi
pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya.
Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari
plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya. Saat uap
mencapai kolom, uap tersebut akan mengalami kondensasi dan membentuk cairan.
Cairan tersebut memiliki komposisi sama dengan uap darimana dia berasal dan diperkaya
dengan cairan dengan titik didih rendah. Cairan terkondensasi tersebut akan ditahan pada
kolom dan menetes secara pelahan-lahan. Uap campuran akan  terus terbentuk dan
bergerak ke arah bagian atas kolom. Ketika uap tersebut bertemu dengan tetesan cairan,
maka uap akan terkondensasi dan mentransfer energi panasnya pada cairan. Energi panas
ini dapat menyebabkan tetesan cairan mendidih, membentuk uap baru. Uap yang baru
terbentuk ini akan makin banyak pada cairan bertitik didih rendah dibanding uap pada
bagian awal. Uap baru ini akan bergerak ke atas dan berkondensasi lagi. Proses ini
berulang sehingga uap/cairan mengalir pada kolom fraksi. Uap cairan yang keluar pada
bagian atas kolom sebagain besar mengandung cairan dengan titik didih rendah, kadang-
kadang sampai 100%, tergantung panjang kolom. Uap ini berkondensasi dan ditampung.
 Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan
air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasioleh air. Untuk
mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai
penurun tekanan pada sistem destilasi ini.
 Distilasi Azeotrop
Teknik distilasi ini digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau
lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa
lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan
tinggi.
 Distilasi Kering
Distilasi kering adalah suatu metoda pemisahan zat-zat kimia. Dalam proses distilasi
kering, bahan padat dipanaskan sehinggan menghasilkan produk-produk berupa
cairan atau gas. Produk-produk tersebut disaring, dan pada saat yang bersamaan
mereka berkondensasi dan dikumpulkan. Distilasi kering biasanya membutuhkan suhu
yang lebih tinggi dibanding distilasi biasa. Prinsipnya memanaskan material padat untuk
mendapatkan fasa uap dan cairnya.
 Refluks / Destruksi
Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan
mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik
adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan
menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran
tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan dan jumlahnya selalu tetap
reaksinya dapat dilakukan secara refluks.
KROMATOGRAFI
A. Pengertian
Kromatografi merupakan sebuah teknik dari pemisahan sejenis molekuler yang
berdasarkan pada pola gerakan yang berbeda antara fase diam dan fase gerak sebagai
memisahkan sebuah komponen dalam molekul dalam larutan. Molekul yang akan dilarutkan
dalam fase gerak yakni melewati dengan fase diam. Dalam sebuah molekul yang dapat
mempunyai sebuah ikatan kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dari
pada molekul dengan ikatan lemah. Dengan menggunakan yang berbagai dalam jenis
molekul tersebut, dapat dipisahkan yakni berdasarkan dengan sebuah pergerakan kolom
B. Jenis-Jenis Kromatografi
 Kromatografi Kertas
Kertas kromatografi merupakan kromatografi menggunakan fase kertas stasioner, yang
merupakan kertas yakni mengandung selulosa, sedangkan fase gerak ialah pelarut atau
campuran pelarut yang cocok. Kertas yang bertindak sebagai fase diam yang akan
dicelupkan dalam pelarut atau sampel, kemudian pelarut atau sampel diserap oleh
kekuatan kapiler dan dipindahkan ke atas.
 Kromatografi Cair
Kromatografi cair merupakan sebuah teknik yang sangat cocok sebuah memisahkan
molekul atau ion yang terlarut dalam sebuah larutan. Ketika larutan sampel akan
berinteraksi dengan fase diam, molekul-molekul di dalamnya berinteraksi terhadap fase
stasioner. Namun, interaksi berbeda karena adanya sebuah perbedaan dalam penyerapan
(adsorpsi), partisi (partisi), pertukaran ion (pertukaran ion), atau ukuran.
 Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom adalah sebuah jenis kromatografi yang dapat menggunakan dengan
kolom gelas. Jenis kromatografi umumnya digunakan untuk pemisahan pigmen pada
tanaman. Dalam sebuah campuran dalam pigmen kemudian akan ditempatkan dalam
kolom gelas yang mengandung konten alumina. Pelarut kemudian dikeringkan untuk
membawa campuran yang akan melalui pada kolom. Pigmen bergerak turun melalui
kolom pada tingkat yang tergantung pada apakah adsorpsi pigmen terhadap alumina
terjadi atau tidak. Pigmen yang diserap sedikit di alumina melewati kolom lebih cepat
daripada pigmen yang diserap kuat. Pigmen kemudian disimpan dan menjadi satu di
lokasi lain saat keluar dari kolom.
C. Teori pemisahan pada kromatgrafi
1. PLATE THEORY
Pelat teori adalah pelat imajiner dalam kolom yang tebalnya sedemikian rupa,
sehingga komponen dalam fasa gerak yang keluar daripadanya mempunyai komposisi
yang sama dengan andaikata benar-benar telah terjadi kesetimbangan partisi antara fasa
gerak dengan fasa diam ditengah-tengah lapisan tersebut. maka pelat teori dapat dianggap
analog dengan satu tabung dari alat ekstraksi countercurrent Craig. Tebal dari pelat
imajiner tersebut dikenal sebagai Height Equivalent of Theoritical Plate (HETP) atau
Tinggi Ekunvalen Pelat Teoritis.
2. RATE THEORY
a. Difusi Eddy
Difusi Eddy terjadi karena perbedaan kecepatan jarak tempuh antara partikel
dalam kolom yang berhubungan dengan bentuk dan ukuran partikel dalam kolom. Difusi
Eddy dapat diminimalkan dengan menggunakan partikel yang berukuran kecil dan
seragam.
Kecepatan zat cair yang bergerak melalui penampang garis tengah kolom dapat berbeda
secara berarti, tergantung pada struktur penyangga padat dalam kolom. Dalam kolom
yang kemasan penyangganya tidak baik, beberapa molekul akan bergerak lebih cepat
dengan melewati alur yang lebih terbuka atau alur yang tahanannya lebih rendah dan ini
disebut penyaluran atau pengkanalan. Kecepatan rata-rata linarut menentukan waktu
retensinya. Pelebaran pita disebabkan oleh kecepatan aliran yang berbeda ketika melalui
kolom.
b. Difusi Longitudinal
Seperti yang diungkapkan oleh persamaan Van Deemter, laju aliran fase gerak, u,
berkontribusi terhadap tinggi pelat dengan cara yang berlawanan - meningkatkan laju
aliran akan meningkatkan titik kesetimbangan (Au 1/3 dan Cu), tetapi menurun difusi
longitudinal dari partikel zat terlarut (B / u). Plot Van Deemter dapat digunakan untuk
menentukan laju aliran fase gerak di mana ketinggian pelat diminimalkan dan efisiensi
kolom dimaksimalkan. Laju aliran di atas optimal dapat digunakan untuk mengurangi
waktu analisis jika resolusi yang memadai masih diperoleh. Namun, pada laju aliran yang
sangat tinggi, akan ada sedikit waktu untuk mendekati ekuilibrium, yang akan mengarah
pada pelebaran pita.
c. Transfer Massa
Perpindahan massa (mass transfer) adalah perpindahan salah satu unsur dari
daerah yang konsentrasinya lebih tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah.
Prinsip perpindahan massa analog dengan perpindahan panas. Perpindahan panas terjadi
dalam arah yang mengurangi gradient suhu yang ada sedangkan perpindahan massa
terjadi dalam arah yang mengurangi gradien konsentrasi yang ada. Mekanisme
perpindahan massa sebagian besar bergantung pada dinamika fasa-fasa fluidanya.
Hukum Fick tentang difusi menurut Holman (1993) dalam Rohmawati (2013), laju difusi
diberikan oleh hukum Fick tentang difusi, yang menyatakan bahwa fluks massa dari
suatu konstituen per satuan luas berbanding lurus dengan gradien suhu.
D. Manfaat dalam bidang Farmasi
Manfaat kromatografi dalam bidang farmasi sangat banyak sekali khususnya
dalam bidang industri karena kromatografi dapat berperan sebagai kontrol kualitas, riset,
analisis, pemisahan skala preparasi dan pengukuran fisiko kimia pada berbagai bahan.
Pada industri juga kromatografi dapat berguna seperti pemurnian beragam bahan, dan
farmasetika. Pada laboratorium metode ini juga sering digunakan untuk pemisahan
substansi dalam jumlah sangat kecil. Contoh-contoh spesifik dari penggunaan metode
kromotografi dalam bidang farmasi antara lain:
a. Pada perusahan farmasi –penentuan jumlah bahan aktif dalam produk obat
b. Rumah sakit- mendetiksi komponen-komponen dalam darah tubuh pasien
c. Pabrik kimia- pemurnian bahan untuk membuat produk
E. Manfaat dalam kehidupam sehari hari
Manfaat kromatografi sangat luas, mulai dari kimia, biokimia, biologi, kontrol
kualitas, riset, analisis, pemisahan skala preparasi dan pengukuran fisikokimia pada
berbagai bahan. Teknik ini dapat diterapkan dengan baik pada skala mikro dan makro.
Kromatografi dapat digunakan dalam dunia industri untuk pemurnian beragam bahan
seperti gula tebu, farmasetika dan unsur-unsur rare earths. Metode ini juga digunakan
secara luas di laboratorium untuk pemisahan substansi dalam jumlah sangat kecil.
Pemisahan Analisis Kimia “Perubahan Wujud Zat”
A. Pembagian Zat
Ada 3 macam pembagian wujud zat :
1. Zat Padat
Zat padat adalah materi yang mempunyai bentuk dan volume (ruang yang ditempati zat
padat, cair, atau gas) tertentu. Ada dua cara utama partikel-partikel padat bisa tersusun yakni
dalam baris-baris teratur yang rapi atau dalam susunan yang tidak tentu.
Ciri- Ciri Zat Padat :
✢ Zat padat mempunyai sifat, bentuk dan volume yang tetap
✢ Tersusun teratur dan mempunyai gaya tarik antara partikel sangat kuat.
✢ Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat padat dapat bergerak dan berputar pada
kedudukannya saja.
Sifat-Sifat Zat Padat :
✢ Bentuk benda padat tidak dipengaruhi wadahnya.
✢ Bentuk benda padat dapat diubah.
2. Zat Gas
Zat gas ialah suatu zat atau benda yang mempunyai volume dan bentuk yang selalu berubah-
ubah sesuai dengan wadahnya. Contoh nya yaitu Balon, ban sepeda dan ban motor, gelas
kosong, botol kosong, dll.
Ciri-Ciri Zat Gas :
✢ Zat gas mempunyai sifat bentuk dan volume yang berubah-ubah. Bentuknya berubah-
ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat gas berjauhan,
✢ Tersusun tidak teratur,
✢ Gaya tarik antarpartikel sangat lemah.
Sifat-Sifat Zat Gas :
✢ Benda gas mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya.
✢ Benda gas menekan ke segala arah.
✢ Benda gas terdapat di segala tempat.
3. Zat Cair
Zat cair merupakan zat dengan molekul-molekul yang bergerak bebas saling melewati,
sehingga zat cair menyesuaikan bentuk wadahnya. Contoh zat cair seperti air, urin,
minyak, bensin dll.
Ciri -Ciri Zat Cair :
✢ Gerak partikelnya bebas.
✢ Susunan partikelnya renggang atau kurang teratur.
✢ Volume dari zat cair tetap.
Sifat-Sifat Zat Cair :
✢ Permukaan dari zat cair selalu datar.
✢ Mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang rendah.
✢ Menekan ke segala arah.
B. Perubahan wujud zat & Ciri - Ciri
1) Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan yang terjadi pada suatu zat atau materi tanpa disertai
terbentuk zat baru. Dengan kata lain, hasil perubahan tersebut masih memiliki sifat fisika
yang sama dengan zat awalnya, perubahan hanya terjadi pada bentuk, warna, ukurannya
saja.
Ciri-ciri :
 Perubahan terjadi pada wujudnya, tidak pada sifatnya
 Dapat kembali ke bentuk semula
 Sifat yang dimiliki zat sebelum dan sesudah perubahan sama
Macam-macam perubahan :
a. Perubahan Wujud Zat: Perubahan ini karena pengaruh suatu zat yang terjadi karena
reaksi kimia sehingga menghasilkan suatu zat baru ( membeku , mencair, menguap,
menyublim, mengkristal, mengembun)
b. Perubahan ukuran suatu zat: Materi yang berukuran besar dapat diperkecil dengan
cara mekanik yaitu dipecah, dipotong, digiling dan lain-lain. Contohnya biji kopi
ditumbuk menjadi serbuk kopi
c. Perubahan Volume: disebabkan oleh penyusutan materi karena didinginkan atau
pemuaian materi karena dipanaskan. Contohnya proses pemuaian rel kereta api di
siang hari karena panas dan menyusut karena dingin
d. Perubahan Bentuk Zat: Perubahan bentuk materi dapat terjadi jika dipukul, diremas
atau menggunakan alat bantu seperti mesin. Contohnya tanah liat dapat dijadikan
hiasan di dalam rumah seperti guci
2) Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan suatu zat baru dan tidak dapat
dikembalikan. Perubahan menghasilkan jenis dan sifat materi berbeda dari zat semula.
Ciri-ciri :
 Terjadi perubahan susunan molekul
 Terbentuk zat baru dengan sifat zat yang berbeda dengan sifat penyusunnya
 Tidak dapat kembali ke bentuk semula
Macam-macam perubahan :
a. Perubahan Suhu:
- Reaksi Eksoterm, reaksi kimia yang menghasilkan energy panas (kalor) sehingga
meningkatkan suhu lingkungan.
- Reaksi Endoterm, reaksi kimia yang memerlukan (menyerap) energy panas
sehingga sehingga menimbulkan efek dingin pada lingkungan.
b. Perubahan Warna
c. Terjadinya perbedaan warna antara sebelum dan sesudah reaksi pada zat-zat yang
bereaksi juga menunjukkan adanya perubahan kimia.
d. Perubahan Menghasilkan Gas
e. Terbentuknya gas pada proses reaksi
f. Menghasilkan Endapan
g. Produk dari zat-zat yang bereaksi yang membentuk endapan
C. Gaya Tarik Menarik
Antara molekul-molekul suatu zat terdapat gaya tarik-menarik yang disebut kohesi dan
adhesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang sama, seperti air dengan air
atau alkohol dengan alkohol. Kohesi dipengaruhi oleh kerapatan dan jarak antarpartikel
dalam zat. Gaya kohesi mengakibatkan dua zat bila dicampurkan tidak akan saling melekat.
Sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang tak sejenis seperti air
dengan alkohol. Gaya adhesi akan mengakibatkan dua zat akan saling melekat bila
dicampurkan.
D. Kapilaritas
Kapilarias adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler. Gejala ini
disebabkan karena adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dan dinding celah pipa
kapiler. Zat cair yang dapat membasahi dinding kaca pipa kapiler memiliki gaya adhesi
antara pipa kapiler dengan dinding pipa kapiler lebih besar. Sedangkan zat cair yang tidak
membasahi dinding kaca pipa kapiler memilki gaya kohesi yang lebih besar. Hal ini akan
mempengaruhi tinggi rendahnya permukaan zat cair pada pipa kapiler.
E. Meniskus
Gaya tarik menarik antar partikel zat dapat menjelaskan keadaan permukaan zat cair,
yang berbentuk cembung atau cekung. Keadaan permukaan zat cair seperti ini disebut
meniscus. Meniskus cembung adalah permukaan zat cair yang berbentuk cembung
(melengkung keatas atau melengkung ke luar pada suatu bejana). Sedangkan meniskus
cekung adalah permukaan zat cair yang berbentuk cekung yaitu melengkung kebawah atau
melengkung kedalam pada suatu bejana.
F. Massa Jenis
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Massa adalah besaran
yang tidak bergantung pada tempat dan suhu. Volume suatu zat dipengaruhi oleh suhu.
Massa jenis menyatakan seberapa rapat, seberapa padat, suatu partikel tersusun. Massa jenis
adalah perbandingan antara massa dan volume zat.
Untuk menentuka massa jenis zat padat dapat dilakukan dengan mengukur massa dan
volumenya. volumenya dapat diukur dengan menggukan gelas ukur. Massa benda dapat
diukur dengan neraca atau timbangan. Untuk menentukan massa jenis zat cair volume,
volumennya dapat diukur menggunakan gelas ukur. Sedangkan massa nya dapat diukur
dengan neraca atau timbangan. Alat untuk mengukur massa jenis zat cair secara langsung
dinamakan hydrometer.
G. Manfaat Dalam Kehidupan Sehari-Hari & Industri Farmasi
Ilmu perubahan wujud zat sangat berperan dalam kehidupan sehari -hari dan industry
farmasi. Dalam keseharian kita menemui padat ke cair (mencair) : es batu yang mencair di
luar ruangan, cair ke padat (membeku) : air yang didiamkan dalam lemari es yang berubah
menjadi es batu, padat ke gas (menyublim) : kapur barus yang semakin dibiarkan akan
mengecil, cair ke gas (menguap) : uap air yang direbus, dan gas ke cair (mengembun) :
tetesan air pada tanaman ketika pagi hari.
Dalam bidang kefarmasian, sebuah sediaan haru memperhatikan senyawa obat memiliki
sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, dan sifat-sifat fisika ini akan
sangat memengaruhi cara pembuatan dan cara formulasi sediaan obat, yang pada akhirnya
akan memengaruhi efek pengobatan dari obat serta kestabilan dari sebuah sediaan obat. Sifat-
sifat fisika dari suatu senyawa obat mencakup massa jenis, momen dipol, konstanta
dielektrikum, indeks bias, rotasi optik, kelarutan, titik lebur, titik didih, pH, dan lain-lain.
Sifat-sifat ini lah yang merupakan dasar dalam formulasi sediaan farmasi.
Sifat-sifat fisika ini akan menentukan kemurnian dari suatu zat yang akan dijadikan obat.
Jadi, dengan mengukur sifat-sifat fisika di atas maka murni atau palsunya suatu zat dapat
diketahui. Selain itu, berdasarkan sifat-sifat fisika di atas, akan mengiring seorang farmasis
dalam memformulasi suatu zat baik yang dapat maupun tidak dapat dibuat menjadi sebuah
sediaan, yang akhirnya akan menghasilkan suatu sediaan farmasi yang bermutu dan berefek.

Anda mungkin juga menyukai