“ B” DENGAN
DIAGNOSA MEDIK “PNEUMONI” DI IGD
RUMAH SAKIT FATIMA MAKALE
TANGGAL 22 MARET 2021
OLEH :
SYAIFUL ACO’ TO’LONGAN
Ns.20.042
CI LAHAN CI INSTITUSI
(.....................................) (......................................)
1
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA
A. Defenisi
karena eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon,
2016). Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh
karena infeksi atau iritasi bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh eksudat
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah,
jaringan paru tapi dapat juga mengenai jaringan paru tapi dapat juga
akut (ISNBA) dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan
Dahlan, 2014).
2
B. Klasifikasi
1. Pembagian anatomis :
satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena maka dikenal
peribronkialserta interlobular.
2. Pembagian etiologis:
Blastornyces Dermatitides
3
d) Aspirasi: Makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah), cairan
amnion,benda asing
e) Pneumonia Hipostatik
f) Sindrom Loeffler
atau lebih, dan pada usia 1-5 tahun 40 x/menit atau lebih.
b) Usia 0 – 2 bulan
lebih.
4
C. Etiologi
anatara lain adalah aspirasi isi lambung dan inhalasi gas beracun atau gas
3. Micoplasma pneumonia
5. Benda asing
5
D. Patoflodiagram
a) Patofisiologi
mukus dan epitel bersilia disaluran napas. Bila suatu partikel dapat
humoral.
6
terventilasi menjadi fisiologis right-to-left shunt dengan ventilasi
(Nugroho.T, 2011).
7
Virus, bakteri,jamur,
b) Pathway protozoa dan mikroba
(penyebab)
DEFISIENSI
Akumulasi secret di bronkus Peningkatan frola normal di usus Dilatasi pembuluh darah PENGETAHUAN
8
E. Manifestasi klinik
keterlibatan paru, dan obstruksi jalan napas. Tanda dan gejala anak yang
penggunaan otot bantu nafas dan suara nafas abnormal (Terry & Sharon,
2013).
anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis. Selanjutnya RBC, WBC dan
batuk, selain itu juga menyebabkan adanya partial oklusi yang akan
rasio ventilasi perfusi, kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas difusi
kurang dari kebutuhan tubuh, bersihan jalan nafas tidakk efektif, gangguan
9
F. Penatalaksanaan medik
lain:
1) Manajemen Umum
berlebihan.
2) Operasi
3) Terapi obat
hal itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya:
10
2. Konsep Dasar Keperawatan
a. Riwayat Keperawatan
adalah :
11
penyebab pneumoni seperti Ca paru, asma, TB paru dan lain
sebagainya.
3. Tanda-tand vital:
hipertermi
8. Paru:
12
c. Dignostik Test
organisme khusus.
asing.
13
d. Diagnosa Keperawatan
mekanisme pengaturan.
14
7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber
2. Intervensi Keperawatan
berlebihan.
NIC :
pernafasan
15
NOC: Menunjukan pola pernafasan efektif, yang dibuktikan dengan
status pernafasan yang tidak terganggu, kepatenan jalan nafas dan tidak
NIC :
alveolar-kalpier
NIC :
4) Kolaborasi pemberian O2
16
5) Ajarkan pasien dan keluarga mengenai penggunaan perangkat
NIC :
anti nyeri)
komunitas.
cairan.
NIC
17
Intervensi :
NIC:
kelelahan
18
9) Beri Penyuluhan kepada keluarga dan pasien tentang nutrisi yang
pengetahuan.
NIC :
19
A. LAPORAN KASUS
3. Triage
a. Keluhan utama : sesak nafas
b. Riwayat keluhan utama :
Sejak pagi hari sebelum klien dibawa ke RS, klien mengeluh sesak
nafas disertai dengan batuk berdahak, sehingga membuat Klien tidak dapat
beraktivitas dengan normal seperti biasanya, lalu keluarga membawanya
ke RS Fatima Makale untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pada saat dikaji pada tanggal 22 Maret 2021, pukul 10.00, klien
terlihat hanya duduk dan lemah mengatakan sesak nafas dan nyeri dada
terasa seperti tertusuk-tusuk pada bagian dada dengan skala nyeri 6 , yang
lebih dominan pada dada sebelah kiri. Sesak yang dialami akan bertambah
jika dalam posisi tidur dan berkurang jika dalam posisi duduk. Batuk
disertai dengan dahak, klien tampak pucat dan kedua kaki klien bengkak.
Sesak yang dialami sudah berlangsung lebih dari 4 bulan , yang membuat
klien tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Klien rajin ke dokter untuk
melakukan kontrol, namun karena keadaannya bertambah serius, keluarga
membawa ke RS Fatima Makale.
c. TTV: N : 102x/menit, P : 28 x/menit, S : 37̊C TD :130/70 mmHg,
spO2 : 87%
20
d. Berat badan : 59kg,TB : 149 cm
4. Pengkajian primer :
a. Airway : terdapat sekret pada saluran nafas
b. Breathing : 28x/menit
5. Pengkajian sekunder :
a. Kepala dan leher :
1) Kepala :
2) Rambut :
Inspeksi :Kulit kepala tampak bersih, tidak ada luka, ketombe tidak
3) Mata :
4) Wajah :
Inspeksi : ekspresi klien seperti meringis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
5) Telinga
21
Inspeksi : bentuk telinga simetris kiri dan kanan, terdapat sedikit
serumen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
6) Hidung :
Inspeksi : terdapat sedikit sekret , terdapat gerakan cuping hidung.
Auskultasi : suara nafas tambahan ronchi (rales)
Palpasi : yidak ada nyeri tekan
7) Mulut :
Inspeksi : bibir kering, tidak ada sariawan, ada gigi yang sudah
tanggal dan karies
Palpasi : tidak ada nyeri tekana
8) Leher :
Inspeksi :gerakan leher bebas , tidak ada pembesaran kelenjer
thyroid.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b. Dada :
1. Paru-paru
Inspeksi : simetris gerakan dada kiri dan kanan, frekuensi napas
cepat (tachipnea), irama tidak terarur, kedalaman pernapasan,
pernapasan cuping hidung,
Palpasi : Adanya nyeri tekan dada sebelah kiri,
Auskultasi : Suara napas ronchi
Perkusi : Terdengar bunyi redup (Dullnes) adanya jaringan yang
lebih padat atau konsolidasi paru- paru seperti pneumonia.
2. Jantung
Inspeksi : Perhatikan kesimetrisan dada, Ictus cordis tampak atau
tidak.
Palpasi : Ictus cordis teraba, tidak ada massa (pembengkakan) dan
ada nyeri tekan.
Perkusi : Perkusi jantung pekak (adanya suara perkusi jaringan
yang padat seperti pada daerah jantung).
22
Auskultasi : Terdengan Suara jantung I dan suara jantung II
(terdengar bunyi lub dub lub dub) dalam rentang normal.
c. Abdomen :
Inspeksi : terlihat datar,
Auskultasi peristaltik 20x normal
Perkusi : bunyi tympani
Palpasi : tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan pada ulu
hati.
d. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas :
- Tidak ada nyeri tekan, warna sawo matang, terpasang infus pada
tangan sebelah kiri, kekuatan otot 4 4
2) Ekstremitas bawah : kedua kaki edema, kekuatan otot 4 4
pernafasan.
23
b. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mukus
berlebihan
TD=130/70mmHg, P=28x/menit
4 4
24
9. Tindakan keperawatan :
NDX DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATA (NOC)
N
1 Ketidakefektifan Menunjukan 1. Berikan pasien Posisi
pola nafas pola pernafasan semi fowler
berhubungan efektif, yang 2. Observasi kecepatan,
dengan keletihan dibuktikan irama, kedalaman dan
otot pernafasan. dengan status kesulitan bernafas
pernafasan yang 3. Observasi pergerakan
tidak terganggu, dada, kesimetrisan
kepatenan jalan dada, penggunaan
nafas dan tidak otot-otot bantu
ada nafas,dan retraksi
penyimpangan pada dinding dada
TTV. 4. Dengarkan suara
nafas tambahan
5. Kolaborasi
pemberian O2 sesuai
intruksi dokter
2 Ketidakefektifan Menunjukkan 1. Observasi kecepatan,
bersihan jalan jalan nafas yang irama, kedalaman dan
napas berhubungan efektif, yang kesulitan bernafas
dengan mukus dibuktikan 2. Berikan pasien posisi
berlebihan dengan oleh semi fowler
penceegahan 3. Auskultasi suara
aspirasi,status nafas
pernapasan 4. Ajarkan melakukan
paten. batuk efektif
5. Anjurkan klien
minum air hangat
sebelum batuk
6. kolaborasi pemberian
O2 sesuai instruksi
3 Nyeri berhubungan Setelah 1. Kaji nyeri secara
dengan agen ceder dilakukan komprehensif
biologis tindakan 2. Observasi ttv
keperawatan 3. Berikan posisi
selama 1x24 jam nyaman
pasien tidak 4. Ajarkan teknik
akan mengalami relaksasi nafas dalam
nyeri dengan
kriteria hasil :
melaporkan
nyeri berkurang
25
dengan
menggunakan
manajemen
nyeri
4 Intoleransi aktifitas Menoleransi 1. kaji tingkat
berhubungan aktivitas yang kemampuan klien
dengan biasa dilakukan, untuk berpindah
ketidakseimbangan yang dibuktikan tempat
antara suplai dan oleh toleransi 2. monitor lokasi dan
kebutuhan oksigen aktivitas, tingkat sumber
kelelahan, ketidaknyamanan/
istirahat dan nyeri yang dialami
perawatan pasien selama aktifitas
3. bantu pasien
mengubah posisi
secara berkala
4. bantu mengajarkan/
memberikan teknik
relaksasi dafas dalam
dan distraksi
26
10. Implementasi dan Evaluasi
ND IMPLEMENTASI EVALUASI (S.O.A.P)
X
1 1. Memberikan pasien Posisi semi S : klien mengatakan
fowler sesak sedikit
Hasil : klien mengikuti intruksi berkurang
perawat O : terlihat menggunakan
2. Mengobservasi kecepatan, cuping hidung saat
irama, kedalaman dan kesulitan bernafas, pernafasan
bernafas dalam dan tidak
Hasil : 28x/menit, irama tidak teratur, terpasang O2
teratur, sulit bernafas karena 7L/menit
adanya dahak N=100x/menit,
3. Mengobservasi pergerakan S=37̊C,
dada, kesimetrisan dada, TD=130/70mmHg,
penggunaan otot-otot bantu P=24x/menit,
nafas,dan retraksi pada dinding SPO2=99%
dada A : pola nafas tidak efektif
Hasil : pergerakan dada simetris belum teratasi
kiri kanan, menggunakan otot P : lanjutkan intervensi
bantu nafas diafragma. 1,2,3,4,5
4. Mendengarkan suara nafas
tambahan
Hasil : terdengar suara ronchi
5. Mengkolaborasi pemberian O2
sesuai intruksi dokter
Hasil : pemberian O2
7Liter/menit
2 1. mengobservasi kecepatan, S :klien mengatakan
irama, kedalaman dan kesulitan masih batuk disertai
bernafas batuk berdahak
hasil : 28xmenit, irama tidak O : dahak warna putih,
teratur, sulit bernafas karena klien tampak gelisah,
adanya dahak terpasang O2
2. memberikan pasien posisi semi 7L/menit
fowler N=100x/menit,
hasil : klien mengikuti inrtuksi S=37̊C,
perawat TD=130/70mmHg,
3. mengauskultasi suara nafas P=24x/menit,
hasil : suara nafas ronchi SPO2=99%
4. mengajarkan melakukan batuk A : bersihan jalan afas
efektif tidak efektif belum
hasil : klien paham dan teratasi
melakukannya P : lanjutkan intervensi
5. Menganjurkan klien minum air 1,2,3,4,5,6
27
hangat sebelum batuk
Hasil : klien paham dan
melakukannya
6. mengkolaborasi pemberian O2
sesuai instruksi
hasil : pemberian O2 7
Liter/menit
3 1. mengkaji nyeri secara S : klien mengatakan nyeri
komprehensif pada dada bagian kiri
hasil : klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk,
pada dada seperti tertusuk-tusuk, yang hilang timbul
hilang timbul 3-5 menit, skala selama 2-5 menit
nyeri 6 O : klien terlihat meringis
2. mengobservasi ttv N =100x/menit,
hasil : N =100x/menit, S=37̊C, S=37̊C,
TD=130/70mmHg, P=28x/menit TD=130/70mmHg,
spO2 89% P=24x/menit, SPO2
3. memberikan posisi nyaman 99%
hasil : pemberian posisi fowler A : Nyeri belum teratasi
4. mengajarkan teknik relaksasi P : lanjutkan intervensi
nafas dalam 1,2,3,4
hasil : klien paham dan
melakukannya
4 1. Mengkaji tingkat kemampuan S : klien mengatakan bisa
klien untuk berpindah tempat berpindah tempat
Hasil : klien mengatakan bisa dengan dengan bantuan
berpindah tempat dengan dengan keluarga
bantuan keluarga. O : klien dibantu keluarga
2. Memonitor lokasi dan sumber saat berpindah tempat
ketidaknyamanan/ nyeri yang A : intoleransi aktifitas
dialami pasien selama aktifitas belum teratasi
Hasil : klien mengatakan nyeri P : lanjutkan intervensi
bagian dada sebelah kiri,dan 1,2,3,4
lemah pada bagian kaki
28
29