Anda di halaman 1dari 48

I.1.

Pengertian Organisasi 
Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok,
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, Organisasi adalah system kerjasama
antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk
pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata
hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara
tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu

I.2. Definisi Organisasi


1. Organisasi Menurut Stoner

Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan orang-orang di bawah pengarahan


manajer (pimpinan) untuk mengejar tujuan bersama.

2. Organisasi Menurut James D. Mooney

Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard

Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.

Pengertian / Definisi Organisasi Formal dan Organisasi Informal

1. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri
dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.

2. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung,
belajar bersama anak-anak SD dan lain-lain.

I.3. Ciri – Ciri Organisasi


Kalau kita memperhatikan penjelasan di atas tentang pengertian organisasi maka dapatlah
di katakan bahwa setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang
antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama

Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang
dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi
menjadi saat bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang
tidak mengetahui bagaiman cara bekerja sama tersebut akan dilaksankan. Pengertian
tempat di sini dalam ari yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan
demikian tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan
kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka
organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu
misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.

2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang

Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama
sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama  tersebut di lakukan dengan
banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses
kerjasama di lakukan dalam suatu organisasi,mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan
dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses kerjasama itu hanya
bersifat sementara, di mana hubungan antar kerjasama antara pihak-pihak bersangkutan
kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.

3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing

Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak
hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel
pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik
mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang
satu dengan yang lain.

4. Ada tujuan tertentu

Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana


yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada
perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik

I.4. Unsur – Unsur Organisasi


Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada
tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait
atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-
unsur organisasi secara terperinci adalah :

1. Man

Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut


dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota
atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan
(administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang
memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para
pekerja (nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.

2. Kerjasama

Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang


dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua
anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi
administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.

3. Tujuan Bersama

Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa
yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang
harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui
prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting),
dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.

4. Peralatan (Equipment)

Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana,
berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah,
gedung/bangunan/kantor).

5. Lingkungan (Environment)

Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Termasuk
dalam unsur lingkungan, antara lain :
a. Kondisi atau situasi yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh
terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau situasi akan selalu
mengalami perubahan.

b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan
transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.

c. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. 

Wilayah operasi dibedakan menjadi :

Ø  Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang
boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi 

Ø  Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah
atau daerah operasi organisasi. 

Ø  Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan) yang


mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi. 

Ø  Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban,


tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-batas tertentu
yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Kekayaan Alam

Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi,
hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna.

Pengertian Perilaku Keorganisasian

1) Indriyo Gito Sudarmo dan Nyoman Sudita (1997)

Bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi yang meliputi
studi secara sostematis tentang prilaku struktur dan proses dalam organisasi.

2) Keith Davis dan John Newstrom (1985)

Telaah dan aplikasi pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak di dalam organisasi.

3) Gibson dan kawan-kawan (1996)


Bidang studi yang mencangkup teori, metode dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin
guna mempelajari persepsi individu, nilai-nilai dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam
kelompok dan dalam organisasi secara keseluruhan, menganalisa akibat lingkungan
eksternal terhadap organisasi studinya, misi dan sasaran serta strategi.

4) Stephen P.Robins (2001)

Bidang yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok danstruktur
terhadap prilaku (manusia) di dalam organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan
yang dapat untuk meningkatkan efektivitas organisasi.

Kesimpulan Perilaku Keorganisasian

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa prilaku keorganisasian adalah suatu studi tentang apa yang dikerjakan oleh orang-
orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku orang-orang tersebut dalam mempengaruhi
kinerja organisasi dengan bahan kajiannya adalah sikap manusia terhadap pekerjaan,
terhadap rekan kerja, imbalan, kerjasama dan yang lainnya

I.5. Tujuan Mempelajari Perilaku Organisasi


Adapun tujuan untuk mempelajari Perilaku Organisasi Adalah :

1. Memahami perilaku yang terjadi dalam organisasi

→ Hal ini berarti perilaku organisasi diharapkan dapat mengerti segala perilaku-perilaku


baik anggota maupun organisasi itu sendiri.

2. Dapat meramalkan kejadian-kejadian yang terjadi

→ Dalam hal ini perilaku organisasi berperan penting dalam memprediksi setiap peristiwa


atau kejadian yang terjadi dalam organisasi, apakah kejadian tersebut nantinya akan
membuat organisasi tersebut menjadi lebih baik atau tidak.

3. Dapat mengendalikan perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi

→ Hal ini berarti perilaku organisasi diharapkan dapat mengurangi terjadinya kesalahan-


kesalahan yang akan terjadi dari individu-individu dalam suatu organisasi.

I.6. Tingkat Analisis Dalam Perilaku Organisasi


Kejadian-kejadian yang terjadi dalam konteks struktur organisasi, struktur dan posisi
seseorang dalam organisasi membawa pengaruh pada setiap interaksi sosial dam
organisasi. Kejadian-kejadian atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi dapat
dianalisis dari tiga tingkatan analisis :

1. Tingkat Individu

Pada tingkat ini kejadian yang terjadi dalam organisasi di analisis dalam hubungannya
dengan perilaku seseorang dan interaksi kepribadian dalam suatu situasi. Masing-masing
orang dalam organisasi memiliki sikap. Kepribadian, nilai dan pengalaman yang berbeda-
beda yang mempengaruhinya dalam berprilaku.

2. Tingkat kelompok

Pada tingkat ini perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh dinamika anggota kelompok,
aturan kelompok, aturan kelompok dan nilai-nilaiyang dianut oleh kelompok. 

3. Tingkat Organisasi

Pada tingkat organisasi,kejadian-kejadian yang terjadi dalam konteks struktur organisasi,


struktur dan dan posisi seseorang dalam organisasi membawa pengaruh pada setiap
interaksi sosial dam organisasi.

I.7. Karakteristik Perilaku Organisasi


A. PERILAKU

Fokus dari perilaku keorganisasian adalah perilaku individu dalam organisasi, oleh
karenanya harus mampu memahami perilaku berbagai individu dan organisasi

B. STRUKTUR

Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana
pekerjaan dalam organisasi dirancang, dan bagaimana pekerjaan diatur, struktur organisasi
berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang dalam organisasi serta efektivitas
organisasi.

C. PROSES

Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses
organisasi meliputi: komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan
kekuasaan. Saalah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi adalah
agar berbagai proses tersebut dapat berjalan secara efektif dan efesien.

I.8 Kesimpulan
Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok,
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama

Pengertian / Definisi Organisasi Formal dan Organisasi Informal

1. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri
dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.

2. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung,
belajar bersama anak-anak SD dan lain-lain.

Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama

2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang

3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing

4. Ada tujuan tertentu

Adapub Karakteristik Perilaku Organisasi :

A. PERILAKU

Fokus dari perilaku keorganisasian adalah perilaku individu dalam organisasi, oleh
karenanya harus mampu memahami perilaku berbagai individu dan organisasi

B. STRUKTUR
Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana
pekerjaan dalam organisasi dirancang, dan bagaimana pekerjaan diatur, struktur organisasi
berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang dalam organisasi serta efektivitas
organisasi.

C. PROSES

Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses
organisasi meliputi: komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan
kekuasaan. Saalah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi adalah
agar berbagai proses tersebut dapat berjalan secara efektif dan efesien.

II.1. Karakteristik Biografis


Karakteristik biografis yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status
kawin yang objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi. Setiap individu tentu saja
memiliki karakteristik individu yang menentukan terhadap perilaku individu. Yang pada
akhirnya menghasilkan sebuah motivasi individu.

a.       Usia 

Usia sangat berpengaruh terhadap karakteristik biografis individu. Perbedaan usia akan
membedakan seberapa besar produktivitas individu tersebut dalam melakukan aktivitas.
Semakin tua usia individu maka produktivitas individu tersebut akan semakin menurun. Usia
banyak mempengaruhi dalam individu seperti terhadap produktivitas, kepuasan kerja,
pengunduran diri, dan tingkat keabsenan.

Usia Terhadap Produktivitas : sebagian berasumsi bahwa semakin bertambahnya usia maka
produktivitas akan menurun, namun tidak kajian lain menyatakan bahwa antara usia dan 
kinerja tidak ada hubungan, sebab usia yang bertambah biasanya akan dapat ditutupi
dengan pengalaman yang cukup lama.

Usia Terhadap Kepuasan Kerja : terdapat bermacam hasil penelitian, sebagian penelitian
menunjukkan hubungan positif antara bertambahnya usia dengan kepuasan kerja sampai
pada umur 60 tahun, namun sebagian penelitian mencoba memisahkan antara karyawan
professional dengan non-profesional, bahwa karyawan yang profesional kepuasannya akan
terus menerus meningkat seiring bertambahnya usia, dan karyawan yang non profesional
merosot selama usia setengah baya dan kemudian naik lagi pada tahun-tahun berikutnya. 
Usia Terhadap Tingkat Pengunduran diri : Semakin Tua maka tingkat pengunduran diri
semakin rendah

Usia Terhadap Tingkat Keabsenan : Semakin Tua maka tingkat keabsenan akan semakin
rendah, namun tidak selalu demikian, karyawan tua mempunyai tingkat keabsenan dapat
dihindari lebih rendah dibanding yang muda, namun karyawan tua mempunya tingkat
kemangkiran tak terhindarkan lebih tinggi

b.      Jenis Kelamin

Tidak ada perbedaan yang mencolok antara pria dan wanita, kecuali jika dikaitkan dengan
budaya setempat berkaitan dengan keabsenan, bahwa wanita lebih memiliki tingkat
kebasenan yang tinggi dibandingkan dengan pria, hal ini berkaitan dengan tanggung jawab
dan fungsi dari seorang wanita. Wanita memikul tanggung jawab rumah tangga dan
keluarga yang lebih besar, juga masalah kewanitaan.Tidak ada beda yang signifikan /
bermakna dalam produktifitas kerja antara pria dengan wanita. Tidak ada bukti yang
menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan memperngaruhi kepuasan kerja. Beberapa studi
menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat keluar yang lebih tinggi, dan studi lain
menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan keduanya.wanita mempunyai tingkat
absensi yang lebih tinggi (lebih sering mangkir). 

c.       Status Perkawinan

Tidak terdapat hubungan antara status perkawinan dengan produktivitas, namun hasil riset
menunjukkan bahwa karyawan yang telah menikah mempunyai tingkat pengunduruan diri
yang rendah, tingkat keabsenan yang rendah dan lebih puas dengan pekerjaannya
dibanding rekan sejawat yang belum menikah, hal ini dapat dikaitkan  dengan status
perkawinan yang menuntut suatu tanggung jawab lebih besar. 

d.      Masa Kerja

Tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior) akan lebih produktif dari
pada yang junior. Senioritas / masa kerja berkaitan secara negatif dengan kemangkiran dan
dengan tingkat turnover.

Masa kerja dengan produktivitas menunjukkan hubungan yang positif

Masa kerja dengan keabsenan menunjukkan hubungan yang negative

Masa kerja dengan tingkat pengunduran diri menunjukkan bahwa karyawan senior semakin
kecil kemungkinan untuk mengundurkan diri

Masa kerja dan kepuasan kerja saling berkaitan positif


II.2. Kemampuan
Kemampuan diartikan sebagai kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam
pekerjaan tertentu.

Kemampuan seseorang tersusun dari dua factor :

1.Kemampuan intelektual : Kapasitas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan mental.


Misalnya : berpikir, menganalisis, memahami yang mana dapat diukur dalam bentuk tes (tes
IQ). Dan setiap orang punya kemampuan yang berbeda. Dalam dasawarsa terakhir terdapat
hasil penelitian mengenai intelegensia yang dapat melebihi kemampuan mental. Dimana
intelegensia dapat dipahami secara lebih baik dengan menguraikannya menjadi empat sub-
bagian :

Kognitif          : bakat yg ditemukan oleh tes IQ

Sosial              : kemampuan berhubungan dgn orang lain secara efektif 

Emosi              : kemampuan u/ mengidentifikasi, memahami dan mengelola emosi 

Budaya           : kesadaran akan keberagaman budaya & kemampuan u/ menjalankan fungsi


lintas budaya tsb

2.Kemampuan fisik : Kemampuan menjalankan tugas yang menuntut stamina, keterampilan,


kekuatan, dan karakteristik-karakteristik serupa.

II.3. Kepribadian
Merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. kepribadian
terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh
lainnya), dan juga situasi. ciri dari kepribadian merupakan karakteristik yang bertahan, yang
membedakan perilaku seorang individu, seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas,
ambisius,setia.

II.4. Proses Pembelajaran


Proses pembelajaran adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan perilaku,
dan pahami bagaimana orang belajar. Belajar adalahsetiap perubahan yang relatif
permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.

Ø belajar melibatkan perubahan (baik ataupun buruk)

Ø perubahan harus relatif permanen

Ø belajar berlangsung jika ada perubahan tindakan / perilaku

beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk belajar. pengalaman dapat diperoleh lewat
pengamatan langsung atau tidak langsung (membaca) atau lewat praktek.

Ada beberapa teori pembelajaran :

1. Pengkondisisan Klasik 

Pengondisian klasik dikemukakan berdasarkan eksperimen oleh seorang ahli fisiolog Rusia
bernama IvanPavlov. Pengondisian klasik merupakan jenis pengondisian dimana individu
merespons beberapa stimulus yang tidak biasa dan menghasilkan respons baru. Dikenal
beberapa istilah dalam pengondisian klasik yaitu : rangsangan tidak berkondisi,rangsangan
berkondisi, dan respons tidak berkondisi, dan respons berkondisi.

Pengondisian klasik adalah pasif. Sesuatu terjadi dan kita bereaksi dalam cara tertentu.
Reaksi tersebut diperoleh sebagai respons terhadap kejadian tertentu yang dapat
dikenali.Dengan demikian hal ini dapat menjelaskan perilaku refleksi sederhana.

2.Pengkondisian operan

Pengkondisian operan merupakan jenis pengkondisian dimana perilaku sukarela yang


diharapkan menghasilkan penghargaan atau mencegah sebuah hukuman. Perilaku operant
berkebalikan dengan perilaku refleksi. Kecenderungan untuk mengulang perilaku seperti ini
dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan dari konsekuensi-konsekuensi yang
dihasilkan perilaku. 

Konsep ini dikemukakan oleh psikolog Harvard, B. F. Skinner. Pengondisian operant


merupakan bagian dari konsep Skinner mengenai paham perilaku, yang menyatakan bahwa
perilaku mengikuti rangsangan dalam cara yang relatif tidak terpikirkan. Jika sebuah
perilaku gagal untuk ditegaskan secara positif, probabilitas bahwa perilaku tersebut akan
terulang pun menurun. 

 
3. Pembelajaran sosial

Pembelajaran sosial merupakan pandangan bahwa orang-orang dapat belajar melalui


pengamatan dan pengalaman langsung. Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah sebuah
fungsi dari konsekuensi, dan mengakui keberadaan pembelajaran melalui pengamatan dan
pentingnya persepsi dalam pembelajaran. Individu merespons pada bagaimana mereka
merasakan dan mendefinisikan konsekuensi, bukan pada konsekuensi objektif itu
sendiri.Pengaruh model-model adalah sentral pada sudut pandang pembelajaran sosial.  

II.5. Empat proses untuk menentukan pengaruh sebuah


model pada seorang individual 
a. Proses Perhatian.

Individu belajar dari sebuah modelhanya ketika mereka mengenali dan


mencurahkan perhatian terhadap fitur-fitur pentingnya.

b.Proses Penyimpanan.

Pengaruh sebuah model akan bergantung pada seberapa baik individu mengingattindakan


model setelah model tersebut tidak lagi tersedia.

c. Proses Reproduksi Motor.

Setelah seorang melihat sebuah perilaku baru dengan mengamati model, pengamatan


tersebut harus diubah menjadi tindakan.

d.Proses Penegasan.

Individu akan termotivasi untuk menampilkan perilaku yang dicontohkan jika


tersediainsentif positif atau penghargaan yang tegas.

Selain pembelajaran seperti diatas, manajer juga perlu melakukan pembentukan perilaku
karyawan sebagai suatu alat manajerial. Karyawan harus berperilaku dengan cara-cara yang
paling memberi manfaat bagi organisasi.

Ciri dari belajar adalah :

·         Belajar melibatkan perubahan (baik ataupun buruk)

·         Perubahan harus relatif permanen


·         Belajar berlangsung jika ada perubahan tindakan / perilaku

·         Beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk belajar. 

Pengalaman dapat diperoleh lewat pengamatan langsung atau tidak langsung (membaca)
atau lewat praktek.

II. 6. Kesimpulan
.

Karakteristik biografis yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status
kawin yang objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi. Setiap individu tentu saja
memiliki karakteristik individu yang menentukan terhadap perilaku individu. Yang pada
akhirnya menghasilkan sebuah motivasi individu.

a.       Usia 

Usia sangat berengaruh terhadap karakteristik biografis individu. Perbedaan usia akan
membedakan seberapa besar produktivitas individu tersebut dalam melakukan aktivitas.
Semakin tua usia individu maka produktivitas individu tersebut akan semakin menurun. Usia
banyak mempengaruhi dalam individu seperti terhadap produktivitas, kepuasan kerja,
pengunduran diri, dan tingkat keabsenan.

Usia Terhadap Produktivitas : sebagian berasumsi bahwa semakin bertambahnya usia maka
produktivitas akan menurun, namun tidak kajian lain menyatakan bahwa antara usia dan 
kinerja tidak ada hubungan, sebab usia yang bertambah biasanya akan dapat ditutupi
dengan pengalaman yang cukup lama.

Usia Terhadap Kepuasan Kerja : terdapat bermacam hasil penelitian, sebagian penelitian
menunjukkan hubungan positif antara bertambahnya usia dengan kepuasan kerja sampai
pada umur 60 tahun, namun sebagian penelitian mencoba memisahkan antara karyawan
professional dengan non-profesional, bahwa karyawan yang profesional kepuasannya akan
terus menerus meningkat seiring bertambahnya usia, dan karyawan yang non profesional
merosot selama usia setengah baya dan kemudian naik lagi pada tahun-tahun berikutnya. 

Usia Terhadap Tingkat Pengunduran diri : Semakin Tua maka tingkat pengunduran diri
semakin rendah

Usia Terhadap Tingkat Keabsenan : Semakin Tua maka tingkat keabsenan akan semakin
rendah, namun tidak selalu demikian, karyawan tua mempunyai tingkat keabsenan dapat
dihindari lebih rendah dibanding yang muda, namun karyawan tua mempunya tingkat
kemangkiran tak terhindarkan lebih tinggi

b.      Jenis Kelamin

Tidak ada perbedaan yang mencolok antara pria dan wanita, kecuali jika dikaitkan dengan
budaya setempat berkaitan dengan keabsenan, bahwa wanita lebih memiliki tingkat
kebasenan yang tinggi dibandingkan dengan pria, hal ini berkaitan dengan tanggung jawab
dan fungsi dari seorang wanita. Wanita memikul tanggung jawab rumah tangga dan
keluarga yang lebih besar, juga masalah kewanitaan.Tidak ada beda yang signifikan /
bermakna dalam produktifitas kerja antara pria dengan wanita. Tidak ada bukti yang
menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan memperngaruhi kepuasan kerja. Beberapa studi
menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat keluar yang lebih tinggi, dan studi lain
menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan keduanya.wanita mempunyai tingkat
absensi yang lebih tinggi (lebih sering mangkir). 

Kemampuan
Kemampuan diartikan sebagai kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam
pekerjaan tertentu.

Kepribadian
Merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. kepribadian
terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh
lainnya), dan juga situasi. ciri dari kepribadian merupakan karakteristik yang bertahan, yang
membedakan perilaku seorang individu, seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas,
ambisius,setia.

Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan perilaku,
dan pahami bagaimana orang belajar. Belajar adalahsetiap perubahan yang relatif
permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.

Ø belajar melibatkan perubahan (baik ataupun buruk)

Ø perubahan harus relatif permanen

Ø belajar berlangsung jika ada perubahan tindakan / perilaku


beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk belajar. pengalaman dapat diperoleh lewat
pengamatan langsung atau tidak langsung (membaca) atau lewat praktek.

Ada beberapa teori pembelajaran :

1. Pengkondisisan Klasik 

Pengondisian klasik dikemukakan berdasarkan eksperimen oleh seorang ahli fisiolog Rusia
bernama IvanPavlov. Pengondisian klasik merupakan jenis pengondisian dimana individu
merespons beberapa stimulus yang tidak biasa dan menghasilkan respons baru. Dikenal
beberapa istilah dalam pengondisian klasik yaitu : rangsangan tidak berkondisi,rangsangan
berkondisi, dan respons tidak berkondisi, dan respons berkondisi.

Pengondisian klasik adalah pasif. Sesuatu terjadi dan kita bereaksi dalam cara tertentu.
Reaksi tersebut diperoleh sebagai respons terhadap kejadian tertentu yang dapat
dikenali.Dengan demikian hal ini dapat menjelaskan perilaku refleksi sederhana.

2.Pengkondisian operan

Pengkondisian operan merupakan jenis pengkondisian dimana perilaku sukarela yang


diharapkan menghasilkan penghargaan atau mencegah sebuah hukuman. Perilaku operant
berkebalikan dengan perilaku refleksi. Kecenderungan untuk mengulang perilaku seperti ini
dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan dari konsekuensi-konsekuensi yang
dihasilkan perilaku. 

Konsep ini dikemukakan oleh psikolog Harvard, B. F. Skinner. Pengondisian operant


merupakan bagian dari konsep Skinner mengenai paham perilaku, yang menyatakan bahwa
perilaku mengikuti rangsangan dalam cara yang relatif tidak terpikirkan. Jika sebuah
perilaku gagal untuk ditegaskan secara positif, probabilitas bahwa perilaku tersebut akan
terulang pun menurun. 

 3. Pembelajaran sosial

Pembelajaran sosial merupakan pandangan bahwa orang-orang dapat belajar melalui


pengamatan dan pengalaman langsung. Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah sebuah
fungsi dari konsekuensi, dan mengakui keberadaan pembelajaran melalui pengamatan dan
pentingnya persepsi dalam pembelajaran. Individu merespons pada bagaimana mereka
merasakan dan mendefinisikan konsekuensi, bukan pada konsekuensi objektif itu
sendiri.Pengaruh model-model adalah sentral pada sudut pandang pembelajaran sosial.  

* Password Enrolment Key kelas: sem.6 Pagi MSDM-E, sem.6 Pagi MSDM-D, sem 6 sore
Keuangan-A, sem.6 pagi Pemasaran-B, sem.6 pagi Pemasaran-A, sem.6 pagi Pemasaran-C,
sem.6 Pagi MSDM-C, sem.6 Pagi MSDM-B adalah: jumpalagi
III.1. Presepsi
•      Merupakan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.
distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :

•      persepsi selektif, orang-orang yang secara selektif menafsirkan apa yang mereka
saksikan berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap.

•      efek halo, menarik suatu kesan umum mengenai individu berdasarkan suatu
karakteristik tunggal (kesan pertama)

•      efek kontras, evaluasi dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan
dengan orang lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah
pada karakteristik yang sama.

•      proyeksi, menghubungkan karakteristik pribadinya terhadap karakteristik pribadi orang


lain.

•      stereotype, menilai seseorang atas dasar persepsi kita terhadap kelompok dari orang
tersebut (menggeneralisasikan)

III.2.. Sikap
Sikap adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak
menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana
seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap
penting. Karena sikap mempengaruhi perilaku kerja. 

Komponen sikap :

•      Kognitif, segmen pendapat atau keyakinan dari suatu sikap 

•      Afektif, segmen emosional dari suatu sikap

•      Perilaku, suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang
atau sesuatu.
III.3. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau
persaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi
sikap.

Yang menetukan kepuasan kerja meliputi :

a.          Kerja yang secara mental menantang: 

kesempatan menggunakan ketrampilan / kemampuan, tugas yang beragam, kebebasan,


dan umpan balik.

b.          Ganjaran yang pantas:

sistem upah dan kebijakan promosi yang adil.

c.            Kondisi kerja yang mendukung :

lingkungan kerja yang aman, nyaman, fasilitas yang memadai.

d.          Rekan kerja yang mendukung :

rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang ramah, memahami, menghargai dan
menunjukan keberpihakan kepada bawahan.

e.            Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan:


bakat dan kemampuan karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

kepuasan kerja yang rendah, mengakibatkan keluhan, absensi, dan tingkat turnover tinggi.
Namun membuat tingkat produktifitas rendah juga

III.4. Stres
Kata stres bermula dari kata latin yaitu “Stringere” yang berarti ketegangan dan tekanan.
Stres merupakan suatu yang tidak diharapkan yang muncul karena tingginya suatu tuntutan
lingkungan pada seseorang. Keseimbangan antara kemampuan dan kekuatan terganggu.
Bilamana stres telah mengganggu fungsi seseorang, dinamakan distress. Distress
kebanyakan dirasakan orang jika situasi menekan dirasakan terus-menerus ( tugas yang
berat atau tugas yang dikakukan karena tugas dilakukan dengan situasi yang tidak kondusif
atau stres yang dilakukan dengan dasar rasa trauma).

 Ada beberapa pengertian dari stres yaitu;

 1.     Menurut Robbin :

 Stres adalah suatu kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang,
tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu
tersebut dan hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.

 2.     Menurut Michael :

 Stres merupakan suatu respon adaptif, dimoderasi oleh perbedaan individu yang


merupakan konsekwensi dai setiap tindakan, situasi, peristiwa dan yang menempatkan
tuntutan khusus terhadap seseorang

 Dengan dua definisi diatas tentunya kita sulit memahami tentang stress yang sebenarnya.
Pada dasarnya stress merupakan sebuah tekanan yang terjadi pada diri  seorang individu
baik itu  berupa beban pekerjaan dan lainnya, dan membuat individu tersebut merasa
terbebani dan keberatan untuk menyelesaikan sebagai kewajibannya. Dengan kata lain 
stress merupakan tekanan yang tidak biasa terjadi diri  setiap individu karna adanya
tuntutan.

Penyebab orang mengalami stress

Stres yang dialami oleh seseorang biasanya selalu berkonotasi negatif karena akan
mengalami suatu kontra produktif. Stres sendiri dapat juga membantu proses mengingat
yang dialami dalam jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stres bisa meningkatkan
glokosa yang menuju ke otak, yang memberikan energi lebih kepada neuron. Hal dapat
mendorong untuk meningkatkan pembentukan dan pengembalian ingatan. Disisi lain jika
stres dilakukan secara terus menerus, akan menyebabkan terhambatnya pengiriman glukosa
ke otak yang mengakibatkan rendahnya daya ingat manusia.

Adapun hal-hal yang menjadi sumber penyebab terjadinya stress adalah sebagai berikut:

1.     Faktor Lingkungan

    a. Ketidakpastian Ekonomi, mis. orang merasa cemas terhadap kelangsungan pekerjaan
mereka.

   b. Ketidakpastian Politik, misalnya adanya peperangan akibat perebutan kekuasaan.

   c. Perubahan Teknologi, mis. dengan adanya alat-alat eletronik dll, munculnya bom
dimana-mana.

2.  Faktor Organisasional

    a. Tuntutan Tugas, mis. desain pekerjaan individual, kondisi pekerjaan & tata letak fisik 
pekerjaan.

    b.Tuntutan Peran, misalnya ada peran beban yang berlebihan dalam organisasi.

 c.Tuntutan Antarpersonal, mis. tidak adanya dukungan atau terjalin hubungan yang buruk.

3. Faktor personal.

     a. Persoalan Keluarga, misalnya kesulitan dalam mencari nafkah dan retaknya hubungan
keluarga.

   b. Persoalan Ekonomi, misalnya apa yang dimilikinya tidak memenuhi apa yang
didambakan.

    c. Berasal dari kepribadiannya sendiri

Dampak Stres

Berbagai tekanan dan gangguan dalam sebuah organisasi tentunya pasti sangat sering
terjadi. Hal ini lah yang perlu dihindari agar kinerja kerja tidak terganggu. Semua bisa di
atasi asalkan dapat mengindikasikan masalah yang kita hadapi itu sendiri. Semakin
seseorang mendapatkan tekanan diluar batas dari kemampuan dirinya sendiri tentunya
akan mengalami stres pula yang cukup berat dan sangat mengganggu kerja otak termasuk
dengan daya ingat.

 Dampak dan akibat dari stress itu  sendiri dalam buku Organizational Behavior
(Robbin),  dikelompokkan menjadi tiga gejala, yaitu gejala Fisiologis, Psikologis, dan Perilaku.

 1)      Gejala Fisiologis, meliputi sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan sakit jantung.

2)      Gejala Psikologis, meliputi kecemasan, depresi, dan menurunnya tingkat kepuasan
kerja.

3)      Gejala Perilaku, meliputi perubahan produktivitas, kemangkiran dan perputaran


karyawan.

Semua gejala-gejala yang disebutkan diatas tentu sangat membuat ketidak nyamanan
setiap orang. Ingin rasanya untuk terhindar dari segala tekanan stres yang dialaminya.
Bahkan sampai pada tingkatan stres yang tinggi dalam gejala psikologis, seseorang bisa
berfikir untuk mengakhiri hidupnya. Tekanan yang dirasa sudah cukup berat lah yang
membuat dampak seperti itu.

III.5. Manajemen stres atau cara mengatasi stres


Ada dua pendekatan dalam manajemen stres, yaitu:

 1.          Pendekatan Individual

    →Penerapan manajemen waktu

Pengaturan waktu yang sangat tepat akan menjamin seseorang tidak akan menjadi
stres. Dikarenakan setiap orang pastinya memiliki rasa lelah yang sangat besar dan
perlukan pembagian waktu untuk istirahat dan merelaksasikan tubuh dari kepadatan
jadwal kerja. Pola pembagian waktu yang baik antar waktu bekerja, beridah, dan
waktu istirahat. Waktu bekerja antara jm7 pagi sampai jm6 sore, setelah itu
kemungkinan daya tingkat kejenuhan seseorang akan meningkat disaat itulah
diperlukan istirahat yang cukup untuk mengembalikan rasa lelah.

→Penambahan waktu olah raga

Dalam tubuh manusia diperluakan olah raga yang dapat mengatur dan merangsang
syaraf motorik dan otot-otot sehingga membuat badan kita menjadi bugar.
Ketahanan fisik yang dimiliki pun akan semakin baik. Olah raga pun bisa dilakukan
seminggu 3 kali atau 1 minggu sekali. Bisa dengan joging di pagi atau di sore hari,
cukup melakukan olah raga yang ringan.

   →Pelatihan relaksasi

Setelah melakukan kerja yang cukup padat dan banyak, tentunya membuat tubuh
menjadi lelah dan diperlukan relaksasi yang membantu menenangkan tubuh yang
tegang menjadi relaks. Merefres otak yang sudah di pakai untuk bekerja setiap hari.
Cara yang ampuh dalam relaksasi bisa dengan mendengarkan musik atau menonton
film sambil bersantai. Namun ada juga yang malakukan meditasi atau yoga.

    →Perluasan jaringan dukungan social

 2.          Pendekatan Organisasional

 → Menciptakan iklim organisasional yang mendukung.

 Banyak organisasi besar saat ini cenderung memformulasi struktur birokratik yang tinggi
yang menyertakan infleksibel. Ini dapat membawa stres kerja yang sungguh-sungguh.
Strategi pengaturan mungkin membuat struktur lebih desentralisasi dan organik dengan
membuat keputusan partisipatif dan aliran keputusan ke atas. Perubahan struktur dan
proses struktural mungkin akan menciptakan iklim yang leb Faktor organisasi
ih mendukun bagi pekerja, memberikan mereka lebih banyak kontrol terhadap pekerjaan
mereka, dan mungkin akan mencegah atau mengurangi stres kerja mereka.

 → Adanya penyeleksian personel dan penempatan kerja yang lebih baik.

Penempatan kerja yang sesuai dengan keahlian sangat menunjang sekali terselesaikannya
suatu pekerjaan. Penyesuaiaan penempatan yang baik dan penseleksian itu yang sangat
diperluakan suatu perusahaan atau organisasi agar setiap tujuan dapat tercapai dengan
baik. 

 → Mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasional.

 Mengidentifikasi konflik penyebab stres itu sangat diperlukan guna mengurangi atau
mencegah stres itu sendiri. Peran organisasi itu yang bisa mengklarifikasikan suatu konflik
yang terjadi sehingga terjadilah suatu kejelasan dan bisa menegosiasikan konflik.

 → Penetapan tujuan yang realistis.


 Tujuan organisasi itu harus bersifat real sesuai dengan kemampuan (skil) yang dimiliki oleh
organisasi tersebut, harus jelas dan pasti namun sebaliknya jika organisasi tidak bersikap
realistis dan selalu menekan anggotanya tanpa adanya kordinasi yang jelas stres itu akan
timbul.

 → Pendesainan ulang pekerjaan.

 Stres yang terjadi ketika bekerja itu kemungkinan terjadi karena faktor kerjaan yang sangat
berat dan menumpuk. Cara menyikapi dan mengatur program kerja yang baik adalah
membuat teknik cara pengerjaannya. Ini akan memudahkan penyelesaiannya dan tentunya
mengurangi stres

 → Perbaikan dalam komunikasi organisasi.

 Komunikasi dapat mempermudah kerja seseorang terutama dalam team work. Sesama
anggota yang tergabung dalam satu kelompok selalu berkordinasi dan membicarakan
program yang akan dilakukan. Komunikasinya pun harus baik dan benar terutama dalam
hubungan ke atasan maupun ke bawahan.

→ Membuat bimbingan konseling

Bimbingan konseling ini bisa dirasakan cukup dalam mengatasi stres. Konseling yang
dilakukan kepada psikolog yang lebih kompeten dalam masalah kejiwaan seseorang.
Konseling dengan psikolog sedikitnya mungking bisa membantu keluar dari tekanan stres.
[3]

III.6. Kesimpulan
Presepsi
•      Merupakan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.
distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :

•      persepsi selektif, orang-orang yang secara selektif menafsirkan apa yang mereka
saksikan berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap.

•      efek halo, menarik suatu kesan umum mengenai individu berdasarkan suatu
karakteristik tunggal (kesan pertama)
•      efek kontras, evaluasi dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan
dengan orang lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah
pada karakteristik yang sama.

•      proyeksi, menghubungkan karakteristik pribadinya terhadap karakteristik pribadi orang


lain.

•      stereotype, menilai seseorang atas dasar persepsi kita terhadap kelompok dari orang
tersebut (menggeneralisasikan)

Sikap
Sikap adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak
menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana
seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap
penting. Karena sikap mempengaruhi perilaku kerja. 

Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau
persaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi
sikap.

Yang menetukan kepuasan kerja meliputi :

a.          Kerja yang secara mental menantang: 

kesempatan menggunakan ketrampilan / kemampuan, tugas yang beragam, kebebasan,


dan umpan balik.

b.          Ganjaran yang pantas:

sistem upah dan kebijakan promosi yang adil.

 
c.            Kondisi kerja yang mendukung :

lingkungan kerja yang aman, nyaman, fasilitas yang memadai.

d.          Rekan kerja yang mendukung :

rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang ramah, memahami, menghargai dan
menunjukan keberpihakan kepada bawahan.

e.            Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan:

bakat dan kemampuan karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

kepuasan kerja yang rendah, mengakibatkan keluhan, absensi, dan tingkat turnover tinggi.
Namun membuat tingkat produktifitas rendah juga

Stres
Kata stres bermula dari kata latin yaitu “Stringere” yang berarti ketegangan dan tekanan.
Stres merupakan suatu yang tidak diharapkan yang muncul karena tingginya suatu tuntutan
lingkungan pada seseorang. Keseimbangan antara kemampuan dan kekuatan terganggu.
Bilamana stres telah mengganggu fungsi seseorang, dinamakan distress. Distress
kebanyakan dirasakan orang jika situasi menekan dirasakan terus-menerus ( tugas yang
berat atau tugas yang dikakukan karena tugas dilakukan dengan situasi yang tidak kondusif
atau stres yang dilakukan dengan dasar rasa trauma).

* Password Enrolment Key kelas: sem.6 Pagi MSDM-E, sem.6 Pagi MSDM-D, sem 6 sore
Keuangan-A, sem.6 pagi Pemasaran-B, sem.6 pagi Pemasaran-A, sem.6 pagi Pemasaran-C,
sem.6 Pagi MSDM-C, sem.6 Pagi MSDM-B adalah: manamaskermu

Suatu proses dengan mana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kegiatan indera
mereka agar memberikan makna bagi lingkungan

IV.1. Pengertian Motivasi


Motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada bawahan
sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan
organisasi dengan efisien dan ekonomis (Siagian, 1994:128).  

Menurut George R. Terry, motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu
yang merangsangnya melakukan tindakan.

Selanjutnya menurut Greenberg dan Baron (1993:114)  adalah suatu proses yang


mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku manusia kearah pencapaian tujuan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi
adalah suatu proses seorang individu dalam berperilaku sedemikian rupa sehingga mau
bekerja atau bertindak demi tercapainya tujuan organisasi.

IV.2. Pentingnya Motivasi dalam Organisasi


Motivasi organisasi adalah suatu keahlian , dalam mengarahkan pegawai dan organisasi
agar mau bekerja. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, manusia akan termotivasi oleh
kebutuhan yang dimilikinya.  Pendapat ini sejalan dengan Robin yang mengemukakan
bahwa motivasi organisasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
untuk tujuan organisasi yang di kondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi
beberapa kebutuhan individual.

Motivasi ini dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam
diri. Terkait dengan motivasi organisasi lima fungsi utama manajemen adalah planning,
organizing, staffing, leading, dan controlling, Pada pelaksanaanya, setelah rencana
dibuat, organisasi dibentuk, dan disusun personalianya , langkah berikutnya adalah
menugaskan atau mengarahkan anggota menuju ke arah tujuan yang telah di tentukan .
Fungsi pengarahan ini secara sederhana membuat anggota melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. 

Memotivasi organisasi merupakan kegiatan kepemimpinan yang termasuk di dalam fungsi


ini. Kemampuan ketua organisasi untuk memotivasi anggotanya akan sangat menentukan
efektifitas ketua. Ketua harus dapat memotivasi para anggotanya agar pelaksanaan kegiatan
dan kepuasan kerja mereka meningkat. Jika ketua membiarkan anggotanya berjalan tanpa
motivasi, maka bisa di pastikan kinerja organisasi yang memburuk , menemukan kegagalan
program kerja bahkan terancam bubar.Menurut Atkinson, suatu organisme (dalam diri
manusia dan hewan) yang dimotvasi akan terjuan ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat
dan lebih efisien daripada yang tidak di motivasi. Motivasi organisasi sebisa mungkin
memahami masalah anggotanya , sehingga bisa memecahkan masalah secara formal
maupun informal . Baik secara organisatoris maupun pendekatan secara personal. Sebagai
pimpinanorganisasi , sebisa mungkin memahami masalah anggotanya sehingga bisa
memecahkan masalah secara bersama. Peran evaluasi sangat penting dalam hal ini.
Sehingga tidak ada anggota yang merasa terpaksa menjalankan roda organisasi. Apalagi
jika organisasi bersifat sukarela, alias tidak ada upah kerja untuk anggotanya
IV.3. Proses Timbulnya Motivasi dalam Organisasi
Prosesmotivasi terdiri beberapa tahapan proses (Indriyo Gitosudarmo, 1997) sebagai berikut
:

1.     Apabila dalam diri manusia itu timbul suatu kebutuhan tertentu dan kebutuhan
tersebut belum terpenuhi   maka akan menyebabkan lahirnya dorongan untuk berusaha
melakukan kegiatan.

2.     Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka seseorang kemudian akan mencari jalan
bagaimana caranya untuk memenuhi keinginannya

3.     Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang harus didukung oleh
kemampuan, keterampilan maupun pengalaman dalam memenuhi segala kebutuhannya.

4.     Melakukan evaluasi prestasi secara formal tentang keberhasilan dalam mencapai tujuan
yang dilakukan secara bertahap

5.     Seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa apa yang mereka
lakukan dihargai dan diberikan suatu imbalan atau ganjaran

6.     Dari gaji atau imbalan yang diterima kemudian seseorang tersebut dapat
mempertimbangkan seberapa besar kebutuhan 

IV.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi


Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor.  Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern yang berasal
dari karyawan.

1.    Faktor Internal

Faktor Intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain:

a.    Keinginan untuk dapat hidup;

b.    Keinginan untuk dapat memiliki;


c.    Keinginan untuk memperoleh penghargaan;

d.   Keinginan untuk memperoleh pengakuan;

e.    Keinginan untuk berkuasa.

2.    Faktor Eksternal

Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi kerja seseorang. 
Faktor-faktor ekstern itu adalah:

a.    Kondisi lingkungan kerja;

b.    Kompensasi yang memadai;

c.    Supervise yang baik;

d.   Adanya jaminan pekerjaan;

e.    Status dan tanggung jawab;

f.     Peraturan yang fleksibel.

IV.5. Teori-Teori Motivasi


Teori motivasi dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teori kepuasan(content
theory)dan teori proses  (process theory).

a.    Teori Motivasi Kepuasan (Content Theory)

Pada dasarnya Teori ini lebih didekatkan pada factor – factor kebutuhan dan kepuasan
individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu.

Pada teori kepuasan ini didukung juga oleh para pakar diantaranya:

1)      Teori Hirarki Kebutuhan (A. Maslow)

2)      Teori Tiga Motif Sosial (D. McClelland)

3)      Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)


4)      Teori E-R-G (Clayton Alderfer)

b. Teori Motivasi proses  (process theory)

Teori ini berusaha agar setiap pekerja giat sesuai dengan harapan organisasi perusahaan.
Daya penggeraknya adalah harapan akan diperoleh si pekerja. Dalam hal ini teori motivasi
proses yang dikenal seperti :

1)   Teori Harapan (Expectancy Theory), komponennya adalah: Harapan, Nilai (Value), dan


Pertautan (Instrumentality).  Tokoh dalam teori ini adalah Victor Vroom.

2)   Teori Keadilan (Equity Theory), hal ini didasarkan tindakan keadilan diseluruh lapisan
serta obyektif di dalam lingkungan perusahaannya.  Tokoh dalam teori ini adalah S. Adams.

3)   Teori Pengukuhan (Reinfocement Theory), hal ini didasarkan pada hubungan sebab-


akibat dari pelaku dengan pemberian kompensasi.  Tokoh dalam teori ini adalah B.F.
Skinner.

IV.6. Kesimpulan
Motivasi adalah suatu proses seorang individu dalam berperilaku sedemikian rupa sehingga
mau bekerja atau bertindak demi tercapainya tujuan organisasi.

Pentingnya Motivasi dalam Organisasi


Motivasi organisasi adalah suatu keahlian , dalam mengarahkan pegawai dan organisasi
agar mau bekerja. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, manusia akan termotivasi oleh
kebutuhan yang dimilikinya.  Pendapat ini sejalan dengan Robin yang mengemukakan
bahwa motivasi organisasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
untuk tujuan organisasi yang di kondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi
beberapa kebutuhan individual.

Motivasi ini dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam
diri. Terkait dengan motivasi organisasi lima fungsi utama manajemen adalah planning,
organizing, staffing, leading, dan controlling, Pada pelaksanaanya, setelah rencana
dibuat, organisasi dibentuk, dan disusun personalianya , langkah berikutnya adalah
menugaskan atau mengarahkan anggota menuju ke arah tujuan yang telah di tentukan .
Fungsi pengarahan ini secara sederhana membuat anggota melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. 
Prosesmotivasi terdiri beberapa tahapan proses (Indriyo Gitosudarmo, 1997) sebagai berikut
:

1.     Apabila dalam diri manusia itu timbul suatu kebutuhan tertentu dan kebutuhan
tersebut belum terpenuhi   maka akan menyebabkan lahirnya dorongan untuk berusaha
melakukan kegiatan.

2.     Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka seseorang kemudian akan mencari jalan
bagaimana caranya untuk memenuhi keinginannya

3.     Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang harus didukung oleh
kemampuan, keterampilan maupun pengalaman dalam memenuhi segala kebutuhannya.

4.     Melakukan evaluasi prestasi secara formal tentang keberhasilan dalam mencapai tujuan
yang dilakukan secara bertahap

5.     Seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa apa yang mereka
lakukan dihargai dan diberikan suatu imbalan atau ganjaran

6.     Dari gaji atau imbalan yang diterima kemudian seseorang tersebut dapat
mempertimbangkan seberapa besar kebutuhan 

Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor.  Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern yang berasal
dari karyawan.

1.    Faktor Internal

2.    Faktor Eksternal

* Password Enrolment Key kelas: sem.6 Pagi MSDM-E, sem.6 Pagi MSDM-D, sem 6 sore
Keuangan-A, sem.6 pagi Pemasaran-B, sem.6 pagi Pemasaran-A, sem.6 pagi Pemasaran-C,
sem.6 Pagi MSDM-C, sem.6 Pagi MSDM-B adalah:  cucitangandahulu

V.1. Definisi
Perilaku di dalam organisasi berasal dari dua sumber yaitu individu dan kelompok. Perilaku
merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Sedangkan
kelompok merupakan dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,
bergabung untuk mencapai sasaran tertentu (Robbins, 2003: 292). Perilaku adalah semua
yang dilakukan seseorang. Bentuk perilaku seseorang adalah semua yang aktifitas,
perbuatan dan penampilan diri sepanjang hidupnya. Bentuk perilaku manusia adalah
aktifitas individu dengan relasinya dalam lingkungannya. Kelompok adalah dua individu
atau lebih yang berinteraksi dan saling bergabung untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi,
definisi dari pengertian perilaku kelompok adalah suatu aktifitas yang dilakukakan oleh
seorang individu dengan yang lainnya untuk mendapatkan aspirasi anggota, berinteraksi
dari setiap individu dan saling bergabung untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Perilaku
kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompok
dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi
maka karakteristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan
kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Dan organisasi juga mempunyai karakteristik
yaitu keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas,
wewenang, tanggung jawab, system penggajian, system pengendalian dan lain sebagainya.
Jika karakteristik antara keloompok digabungkan dengan karakteristik organisasi maka akan
terwujud perilaku kelompok dalam organisasi. jadi perilaku kelompok dalam organisasi
adalah suatu fungsi dari interaksi antara sebuah kelompok dengan lingkungannya
( organisasi ).

V.2. Jenis – jenis Kelompok


Kelompok didasarkan atas jenisnya dapat dibagi dua yaitu, kelompok formal dan kelompok
informal. Kelompok Formal Diciptakan oleh keputusan manajerial untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. Tuntutan dan proses organisasi mengarah pada
pembentukan jenis-jenis kelompok yang berbeda. Khususnya, timbul dua jenis kelompok
formal, kelompok pimpinan/komando (command group) dan kelompok tugas (task). 1.
Kelompok Komando Kelompok komando ditetapkan oleh bagan organisasi. Kelompok
tersebut terdiri atas bawahan yang melapor langsung kepada seorang penyelia tertentu.
Hubungan wewenang antara seorang manajer departemen dengan para penyelia, atau
antara seorang perawat senior dengan bawahannya adalah contoh 2. Kelompok Tugas
Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu
tugas atau projek tertentu. Sebagai contoh, aktivitas para pegawai administrasi dari suatu
perusahaan asuransi jika klaim suatu kecelakaan diajukan, adalah tugas-tugas yang
diwajibkan. Aktivitas ini menciptakan suatu situasi di mana beberapa pegawai administrasi
harus berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain jika klaim tersebut ingin ditangani
dengan pantas. Tugas-tugas yang diwajibkan dan interaksi tersebut memudahkan
pembentukan suatu kelompok tugas. Kelompok informal adalah pengelompokan orang-
orang secara alamiah dalam suatu situasi kerja sebagai tanggapan terhadap kebutuhan
social. Dengan kata lain kelompok informal tidak muncul sebagai hasil rencana yang
disengaja tetapi berkembang secara agak alamiah. Ada dua jenis khusus kelompok
informal : kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan. 1. Kelompok Kepentingan
Individu-individu yang mungkin tidak menjadi anggota dari kelompok komando atau
kelompok tugas yang sama dapat berafiliasi untuk mencapai beberapa sasaran bersama.
Pengelompokan bersama para karyawan tersebut merupakan suatu kesatuan barisan
menghadapi pimpinan untuk memperoleh manfaat lebih besar. Contoh dari kelompok
kepentingan adalah para pelayan restoran atau hotel yang menghimpun semua tip yang
mereka terima. 2. Kelompok Persahabatan Banyak kelompok yang dibentuk karena para
anggotanya mempunyai kebersamaan tentang suatu hal, seperti umur, keyakinan politik,
atau latar belakang etnis. Kelompok persahabatan ini sering memperluas interaksi dan
komunikasi mereka dalam berbagai aktivitas di luar kerja. Perbedaan yang utama antara
kedua kelompok itu adalah bahwa kelompok formal (komando dan tugas) dirancang oleh
organisasi formal dan merupakan alat untuk mencapai sasaran, sedangkan kelompok
informal (kepentingan dan persahabatan) adalah penting bagi kepentingannya sendiri.
Mereka memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk berhimpun. Berdasarkan jumlah
anggota, sifat hubungan antaranggota, dan tujuannya, kelompok yang ada dalam
masyarakat dapat dibedakan menjadi: a. Kelompok primer Kelompok primer adalah
kelompok yang jumlah anggotanya sedikit, walaupun tidak setiap kelompok yang
anggotariya sedikit adalah kelompok primer. Hubungan antaranggota bersifat personal
(saling kenal secara pribadi) dan mendalam, diwarnai oleh kerja sama, sering bertatap muka
dalam waktu lama, sehingga terbangun keterlibatan perasaan yang dalam. Tujuan
berkelompok adalah membangun hubungan personal itu sendiri. Walaupun kadang terjadi
konflik, namun masing-masing anggota kelompok primer menunjukkan perhatian yang
tulus terhadap kesejahteraan sesama anggota. Jadi, hubungan dalam kelompok primer
bersifat informal, intim/akrab, personal, dan total. ►Contoh kelompok primer adalah •
Keluarga • Kelompok teman • Sepermainan. b. Kelompok sekunder Kelompok sekunder
adalah kelompok yang jumlah anggotanya banyak. Hubungan antaranggota bersifat
impersonal (tidak saling kenal secara pribadi), lebih diwarnai oleh kompetisi, jarang bertatap
muka dalam waktu lama, sehingga tidak terbangun hubungan yang emosional. Hubungan
yang ada lebih bersifat fungsional, artinya orang bukan dilihat dan segi “siapanya”
melainkan lebih dilihat dan segi “apa kegunaannya” bagi pencapaian tujuan kelompok.
►Tujuan berkelompok adalah untuk mencapai tujuan tertentu, sehingga kelompok lebih
berperan sebagai sarana bukan tujuan. Hubungan dalam kelompok sekunder bersifat
formal, impersonal, parsial, dan dilandaskan pada kemanfaatan kelompok semata. ►Contoh
kelompok sekunder adalah • organisasi buruh, • universitas, • sekolah dan lain-lain. 

V.3. Karakteristik Kelompok


Reitz mengutarakan beberapa karakteristik yang menonjol dari suatu kelompok, yaitu:
Adanya dua orang atau lebih. Berinteraksi satu sama lainnya. Saling berbagi beberapa
tujuan yang sama. Melihat dirinya sebagai suatu kelompok. Pada saat kelompok
berkembang melalui berbagai tahapan perkembangan, mereka mulai memperagakan
karakteristik tertentu. Untuk memahami perilaku kelompok, anda harus waspada terhadap
karakteristik umum tersebut. Karakteristik tersebut ialah : struktur, hirarki status, peranan,
norma, kepemimpinan, keterpaduan, dan konflik.
V.4. Struktur
Di dalam setiap kelompok, berkembang jenis struktur tertentu setelah beberapa saat. Para
anggota organisasi dibedakan atas dasar berbagai paktor seperti keahlian, sikap agresif,
kekuasaan, dan status. Setiap anggota menduduki suatu posisi dalam kelompok tersebut.
Pola hubungan antarposisi membentuk struktur kelompok. Anggota kelompok tersebut
mengevaluasi setiap posisi berdasarkan gengsi, status, dan kepentingan terhadap
kelompok. Dalam banyak hal, terdapat jenis status tertentu yang berbeda di antara posisi
tersebut seperti halnya bahwa struktur kelompok itu hirarki. Status dalam kelompok formal
biasanya didasarkan atas posisi dalam organisasi formal, sedangkan dalam kelompok
informal status dapat didasarkan atas sesuatu yang relevan terhadap kelompok itu
(misalnya, skor golf, kemampuan berkomunikasi dengan pimpinan). Para anggota
mengharapkan setiap pemegang posisi untuk memerankan perilaku tertentu. Perangkat
perilaku yang diharapkan, yang dikaitkan dengan suatu posisi dalam struktur, merupakan
peranan dari pemegang posisi tersebut.

V.5. Hirarki Status


Status dan posisi begitu serupa sehingga istilah tersebut sering digunakan secara
bergantian. Status yang diberikan terhadap posisi khusus secara khas merupakan
konsekuensi dari karakteristik tertentu yang membedakan satu posisi dari posisi lainnya.
Dalam beberapa hal, seseorang memperoleh status, karena factor-faktor tertentu seperti
senioritas, umur, atau penugasan. Sebagai contoh, karyawan yang terutama mungkin secara
teknis dianggap lebih cakap dan diberi status oleh suatu kelompok teknisi. Jadi, pemberian
status mungkin tidak ada sangkut pautnya dengan hirar ki status formal.

V.6. Norma
Norma adalah standar yang dimiliki bersama oleh anggota suatu kelompok. Norma
mempunyai cirri-ciri tertentu yang penting bagi anggota kelompok. Pertama, norma hanya
dibentuk berkenaan dengan hal-hal yang penting bagi kelompok. Norma tersebut mungkin
tertulis, tetapi lebih sering dikomunikasikan secara lisan kepada anggotanya. Dalam banyak
hal, norma mungkin tidak pernah ditetapkan, tetapi diketahui anggota kelompok. Jika
produksi adalah penting, selanjutnya akan berkembang suatu norma. Jika anggota
kelompok lainnya dalam menyelesaikan suatu tugas adalah penting, maka akan
berkembang suatu norma. Kedua, norma diterima dengan berbagai tingkatan oleh anggota
kelompok. Beberapa norma sepenuhnya diterima oleh semua anggota, sedangkan norma
lain hanya diterima sebagian. Dan Ketiga, norma dapat diterapkan kepada setiap anggota
kelompok, atau hanya dapat diterapkan kepada beberapa anggota kelompok. Terdapat
empat kelas variabel umum yang mempengaruhi kesesuaian terhadap norma kelompok: •
Kepribadian anggota kelompok. • Stimulus yang membangkitkan tanggapan. • Faktor
Situasi. • Hubungan antarkelompok. 

V.7. Kesimpulan
Perilaku di dalam organisasi berasal dari dua sumber yaitu individu dan kelompok. 

Perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Sedangkan kelompok merupakan dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling
bergantung, bergabung untuk mencapai sasaran tertentu (Robbins, 2003: 292). 

Perilaku adalah semua yang dilakukan seseorang. Bentuk perilaku seseorang adalah semua
yang aktifitas, perbuatan dan penampilan diri sepanjang hidupnya. Bentuk perilaku manusia
adalah aktifitas individu dengan relasinya dalam lingkungannya.

Jenis – jenis Kelompok


Kelompok didasarkan atas jenisnya dapat dibagi dua yaitu, kelompok formal dan kelompok
informal. A. Kelompok Formal : Diciptakan oleh keputusan manajerial untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. Tuntutan dan proses organisasi mengarah
pada pembentukan jenis-jenis kelompok yang berbeda. 

Timbul dua jenis kelompok formal:

1. Kelompok Komando

Kelompok komando ditetapkan oleh bagan organisasi. Kelompok tersebut terdiri atas
bawahan yang melapor langsung kepada seorang penyelia tertentu. Hubungan wewenang
antara seorang manajer departemen dengan para penyelia, atau antara seorang perawat
senior dengan bawahannya adalah contoh 

2. Kelompok Tugas Kelompok 

Tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau
projek tertentu. 

B. Kelompok informal : 

Kelompok ini terbagi menjadi 2 :


1. Kelompok Kepentingan Individu-individu yang mungkin tidak menjadi anggota dari
kelompok komando atau kelompok tugas yang sama dapat berafiliasi untuk mencapai
beberapa sasaran bersama. Pengelompokan bersama para karyawan tersebut merupakan
suatu kesatuan barisan menghadapi pimpinan untuk memperoleh manfaat lebih besar.
Contoh dari kelompok kepentingan adalah para pelayan restoran atau hotel yang
menghimpun semua tip yang mereka terima.

2. Kelompok Persahabatan Banyak kelompok yang dibentuk karena para anggotanya


mempunyai kebersamaan tentang suatu hal, seperti umur, keyakinan politik, atau latar
belakang etnis. Kelompok persahabatan ini sering memperluas interaksi dan komunikasi
mereka dalam berbagai aktivitas di luar kerja.

Karakteristik Kelompok
Karakteristik tersebut ialah : struktur, hirarki status, peranan, norma, kepemimpinan,
keterpaduan, dan konflik.

Hirarki Status
Status dan posisi begitu serupa sehingga istilah tersebut sering digunakan secara
bergantian. Status yang diberikan terhadap posisi khusus secara khas merupakan
konsekuensi dari karakteristik tertentu yang membedakan satu posisi dari posisi lainnya.
Dalam beberapa hal, seseorang memperoleh status, karena factor-faktor tertentu seperti
senioritas, umur, atau penugasan. Sebagai contoh, karyawan yang terutama mungkin secara
teknis dianggap lebih cakap dan diberi status oleh suatu kelompok teknisi. Jadi, pemberian
status mungkin tidak ada sangkut pautnya dengan hirar ki status formal.

Norma
Norma adalah standar yang dimiliki bersama oleh anggota suatu kelompok. 

Norma mempunyai cirri-ciri tertentu yang penting bagi anggota kelompok:

1. Norma hanya dibentuk berkenaan dengan hal-hal yang penting bagi kelompok. 

2. Norma diterima dengan berbagai tingkatan oleh anggota kelompok

3. Norma dapat diterapkan kepada setiap anggota kelompok, atau hanya dapat diterapkan
kepada beberapa anggota kelompok.
VI.1. Kepemimpinan
Peranan kepemimpinan dalam kelompok merupakan salah satu cirri kelompok yang sangat
menentukan. Pemimpin suatu kelompok menanamkan pengaruh terhadap anggota
kelompok yang bersangkutan. Dalam kelompok formal, pemimpin dapat melaksanakan
kekuasaan sanksi yang sah. Artinya, pemimpin dapat memberi penghargaan atau
menghukup anggota yang tidak mematuhi petunjuk, perintah, atau peraturan. Peranan
kepemimpinan juga merupakan factor yang penting dalam kelompok informal. Orang yang
menjadi pemimpin kelompok informal umumnya dipandang sebagai anggota yang
dihormati dan berstatus tinggi, yang : Membantu kelompok mencapai tujuan.
Memungkinkan anggota memenuhi kebutuhan. Mewujudkan nilai-nilai kelompok. Pada
pokoknya, pemimpin adalah perwujudan dari nilai-nilai, motif, dan aspirasi para anggota.
Menjadi pilihan anggota kelompok untuk mewakili pandangan mereka jika berinteraksi
dengan pimpinan kelompok lain. Menjadi penengah dalam konflik kelompok dan menjadi
penggerak dalam tindakan kelompok dan memperhatikan pembinaan kelompok sebagai
suatu unit yang berfungsi. Kepaduan Kelompok formal dan informal nampaknya
mempunyai suatu kedekatan atau kesamaan dalam sikap, perilaku, dan prestasi. Kedekatan
ini telah diacu sebagai kepaduan (chohesiveness). Kepaduan umumnya dipandang sebagai
kekutan yang menggerakkan para anggota untuk tetap berada dalam kelompok, di mana
kekuatan tersebut lebih besar dibandingkan dengan kekuatan yang menarik anggota keluar
dari kelompok tersebut. Kelompok yang padu melibatkan orang-orang yang saling tertarik
satu sama lain. Kelompok yang rendah kepaduannya tidak memiliki daya tarik antarpribadi
bagi para anggotanya. Tentunya terdapat berbagai sumber daya tarik terhadap suatu
kelompok. Suatu kelompok mungkin menarik bagi orang-orang karena: • Tujuan kelompok
tersebut dan tujuan anggotanya sesuai dan terinci secara jelas. • Kelompok tersebut
mempunyai pemimpin yang karismatis. • Reputasi kelompok menunjukkan bahwa
kelompok tersebut berhasil menyelesaikan tugasnya. • Kelompok tersebut cukup kecil untuk
memungkinkan anggota-anggota didengar pendapatnya dan dievaluasi oleh yang lainnya. •
Para anggota berdaya tarik, di mana mereka mendukung dan membantu satu sama lain
untuk mengantisipasi hambatan dan rintangan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
Kepaduan dan Prestasi Konsep kepaduan adalah penting untuk memahami kelompok
didalam organisasi. Tingkat kepaduan dalam satu kelompok dapat mempunyai dampak
positif atau negative, tergantung pada kadar kesesuaian tujuan kelompok dengan tujuan
organisasi formal

VI.2. Alasan Pembentukan Kelompok


Kelompok formal dan informal terbentuk karena berbagai alasan. Alasan itu antara lain
kebutuhan, kedekatan (proximity), atraksi, tujuan, dan ekonomis. 
1. Pemuasan Kebutuhan Keinginan memuaskan kebutuhan dapat menjadi motivasi kuat
yang menjurus pada pembentukan kelompok. Kebutuhan akan rasa aman, social,
penghargaan, dan perwujudan dari sebagian besar karyawan sampai tingkat tertentu dapat
dipenuhi dengan berafiliasi dalam kelompok. 

2. Rasa aman. Tanpa kelompok yang diandalkan, jika terjadi berbagai tuntutan pimpinan,
karyawan tertentu mungkin berasumsi bahwa mereka berdiri sendiri menghadapi pimpinan
dan keseluruhan sistem organisasi. “Kesendirian” ini menjurus kepada suatu tingkat tidak
adanya rasa aman. Dengan menjadi anggota suatu kelompok, karyawan dapat terlibat
dalam kegiatan kelompok dan membahas tuntutan pimpinan dengan anggota lainnya yang
mempunyai pandangan mendukung. Interaksi dan komunikasi yang terjadi antara anggota
kelompok tersebut merupakan penyangga terhadap tuntutan pimpinan. Kebutuhan akan
penyangga khususnya akan menjadi kuat bagi seorang karyawan baru. Ia dapat
menggantungkan seluruhnya kepada kelompok untuk memperoleh bantuan pelaksanaan
pekerjaan dengan benar. 

3. Sosial. Kesenangan orang untuk berkumpul mendorong kebutuhan berafiliasi. Keinginan


untuk menjadi bagian dari suatu kelompok menunjukkan intensitas kebutuhan sosial.
Kebutuhan bermasyarakat tidak hanya muncul di tempat kerja tetapi juga di luar tempat
kerja, seperti dibuktikan oleh banyaknya susunan organisasi social, politik, kewarganegaraan
dan organisasi yang sifatnya persaudaraan, yang dapat dimasuki seseorang. 

4. Penghargaan. Dalam suatu lingkungan kerja khusus, karyawan mungkin memandang


kelompok tertentu mempunyai prestise tinggi karena berbagai alas an (kemampuan teknis
kegiatan di luar, dan lain sebagainya). Konsekuensinya, keanggotaan dalam kelompok ini
membawa status tertentu yang tidak dapat dinikmati oleh orang yang bukan anggota. Bagi
karyawan yang sangat membutuhkan penghargaan, keanggotaan dalam kelompok
semacam itu dapat memberikannya banyak kepuasan yang diperlukan. 

Tujuan Kelompok

Tujuan kelompok, jika dipahami dengan jelas, dapat menjelaskan mengapa seseorang
tertarik pada suatu kelompok. Sebagai contoh, seseorang mungkin memasuki suatu
kelompok yang berkumpul setelah jam kerja agar mengenal sistem suatu computer baru.
Umpamakan sistem ini akan diterapkan dalam kerja organisasi tersebut dua tahun
kemudian. Orang yang secara suka rela ikut dalam kelompok setelah jam kerja tersebut
berkeyakinan bahwa mempelajari sistem baru ia merupakan keharusan dan tujuan yang
penting bagi karyawan. Adakalanya tidak selalu mungkin mengidentifikasi tujuan kelompok.
Asumsi bahwa kelompok organisasi formal mempunyai tujuan yang jelas harus ditempa
oleh pemahaman bahwa persepsi, sikap, kepribadian, dan belajar dapat mengubah tujuan.
Sebagai contoh, seorang pegawai baru mungkin tidak akan pernah diberitahu tujuan unit
yang ia masuki. Dengan mengamati perilaku dan sikap orang lain, setiap individu dapat
menyimpulkan apa yang mereka yakini sebagai tujuan. Persepsi tersebut mungkin tepat dan
mungkin juga tidak. Hal yang sama dapat dikatakan terhadap tujuan kelompok informal.

VI.3. Kedekatan Dan Alasan Ekonomi


Interaksi antar pribadi dapat menimbulkan pembentukan kelompok. Dua segi yang penting
dari interaksi antarpribadi adalah kedekatan dan daya tarik. Kedekatan menyangkut jarak
fisik antara karyawan yang melaksanakan suatu pekerjaan. Daya tarik melukiskan keterikatan
antara orang satu sama lain karena kesamaan konsep, sikap, prestasi, dan motivasi. Individu
yang bekerja erat dan berdekatan mempunyai berbagai keuntungan untuk bertukar
gagasan, pemikiran, dan sikap tentang berbagai kegiatan di dalam dan luar kerja.
Pertukaran tersebut sering menimbulkan beberapa jenis pembentukan kelompok.
Kedekatan ini juga memungkinkan individu untuk belajar tentang ciri-ciri orang lainnya.
Untuk mempertahankan interaksi dan kepentingan, sering dibentuk suatu kelompok.

Alasan Ekonomi

Dalam banyak hal, kelompok terbentuk karena individu percaya mereka dapat memperoleh
kemanfaatan ekonomi yang lebih besar dari pekerjaan mereka jadi mereka berorganisasi.
Sebagai contoh, karyawan yang bekerja pada ujung yang berbeda dari suatu lini perakitan
mungkin dibayar atas dasar insentif kelompok di mana produksi kelompok tersebut
menentukan besaran upah masing-masing anggotanya. Dengan bekerja dan berhimpun
sebagai suatu kelompok, setiap individu dapat memperoleh keuntungan ekonomi yang
lebih besar. Dalam berbagai contoh lainnya, motif ekonomi mendorong terbentuknya
kelompok : pekerja dari perusahaan yang tidak tergabung dalam serikat buruh membentuk
suatu kelompok untuk menekan pimpinan agar memperoleh keuntungan lebih besar ; para
eksekutif tingkat atas dalam suatu perusahaan membentuk kelompok untuk meninjau
kembali kompensasi bagi eksekutif. Dalam keadaan bagaimanapun, anggota kelompok
mempunyai kepentingan yang sama – keuntungan yang meningkat

VI.4. Fase Pembentukan Kelompok


1. Forming (pembentukan) Keadaan ketidakpastian akan tujuan, struktur, dan
kepemimpinan, harus dihadapi. Fase ini berakhir ketika anggota kelompok menyadari diri
mereka sebagai sebuah entitas yang satu. 

2. Storming (merebut hati) Adanya konflik intra kelompok. Terbentuknya hierarki yang relatif
jelas dalam kelompok, akan membawa kelompok menapaki fase sekanjutnya.
 3. Norming (pengaturan norma) Terbentuknya kohesi (keterpaduan) dalam
kelompok.Struktur kelompok solid.Harapan dan perilaku kelompok dirumuskan secara
benar dan diterima anggotanya. 

4. Performing (melaksanakan) Setiap anggota mengetahui kewajiban, hak, dan peran


masing-masing dalam pelaksanaan tugas kelompok. 

5. Anjourning (pengakhiran) Fase ini terjadi pada kelompok yang bersifat temporer dimana
hal ini ditandai dengan berakhirnya rangkaian kegiatan. Dalam tahap ini, kelompok tersebut
mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi menjadi
prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan untuk menyelesaikan
aktivitas – aktivitas. Respons dari anggota kelompok dalam tahap ini bervariasi. Beberapa
merasa gembira, bersenang – senang dalam persahabatan dan pertemanan yang
didapatkan selama kehidupan kelompok kerja tersebut. 

VI.5. Ciri-ciri Kelompok


Dewasa ini orang makin yakin bahwa dinamika kelompok memainkan peranan penting
dalam performa keoraganisasaian. Akibatnya adalah timbul suatu gerakan aktif dalam
bidang manajemen. Tujuannya adalah untuk menerapkan pengetahuan behavioral guna
membentuk proses-proses kelompok dan hubungan-hubungan antar kelompok demikian
rupa hingga mereka membantu mempertinggi efektifitas keorganisasian Adapun ciri-ciri
kelompok yang efektif sebagai berikut : Ø Para anggota kelompok trsebut sangat tertarik
pada kelompok, dan mereka bersikap loyal terhadap anggota-anggotanya dan termasuk
didalamnya pihak pimpinan kelompok. Ø Para anggota dan pemimpin kelompok tersebut
memiliki kepercayaan dan keyakinan tinggi pada diri mereka masing-masing. Ø Nilai-nilai
dan tujuan-tujuan kelompok merupakan suatau integrasi da ekspresi dari nilai-nilai relevan
dan kebutuhan-kebutuhan anggotanya. Ø Seluruh aktivitas interaksi, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan kelompok tersebut berlangsung dalam suasana saling
bantu membantu. Saran-saran, komentar, ide-ide, informasi kritik semuanya disajikan
dengan tujuan saling membantu kelompok. Ø Kelompok yang bersangkutan amat bergairah
untuk mengembangkan potensi penuh para anggotanya. Ø Kelompok tersebut memahami
nilai konformitas yang bersifat konstruktif dan diketahui kapan hal itu akan digunakan untuk
maksud tertentu. Ø Terdapat motivasi kuat diantara masing-masing anggota kelompok
untuk berkomunikasi penuh dan jujur, sehubungan dengan informasi yang bersifat relevan
dan bernilai bagi aktivitas-aktivitas kelompok tersebut. Ø Para anggota memiliki perasaan
pasti dalam pengambilan keputusan yang oleh mereka dianggap tepat.

VI.6. Kesimpulan
Peranan kepemimpinan dalam kelompok merupakan salah satu cirri kelompok yang sangat
menentukan. Pemimpin suatu kelompok menanamkan pengaruh terhadap anggota
kelompok yang bersangkutan. 

Dalam kelompok formal, pemimpin dapat melaksanakan kekuasaan sanksi yang sah.
Artinya, pemimpin dapat memberi penghargaan atau menghukup anggota yang tidak
mematuhi petunjuk, perintah, atau peraturan.

Peranan kepemimpinan juga merupakan factor yang penting dalam kelompok informal.
Orang yang menjadi pemimpin kelompok informal umumnya dipandang sebagai anggota
yang dihormati dan berstatus tinggi

Alasan Pembentukan Kelompok


1. Pemuasan Kebutuhan 

2. Rasa aman. 

3. Sosial.

4. Penghargaan.

Kedekatan Dan Alasan Ekonomi


Interaksi antar pribadi dapat menimbulkan pembentukan kelompok. Dua segi yang penting
dari interaksi antarpribadi adalah kedekatan dan daya tarik. Kedekatan menyangkut jarak
fisik antara karyawan yang melaksanakan suatu pekerjaan. Daya tarik melukiskan keterikatan
antara orang satu sama lain karena kesamaan konsep, sikap, prestasi, dan motivasi. Individu
yang bekerja erat dan berdekatan mempunyai berbagai keuntungan untuk bertukar
gagasan, pemikiran, dan sikap tentang berbagai kegiatan di dalam dan luar kerja.

Alasan Ekonomi

Dalam banyak hal, kelompok terbentuk karena individu percaya mereka dapat memperoleh
kemanfaatan ekonomi yang lebih besar dari pekerjaan mereka jadi mereka berorganisasi. 

Fase Pembentukan Kelompok


1. Forming (pembentukan) Keadaan ketidakpastian akan tujuan, struktur, dan
kepemimpinan, harus dihadapi. Fase ini berakhir ketika anggota kelompok menyadari diri
mereka sebagai sebuah entitas yang satu. 

2. Storming (merebut hati) Adanya konflik intra kelompok. Terbentuknya hierarki yang relatif
jelas dalam kelompok, akan membawa kelompok menapaki fase sekanjutnya.

 3. Norming (pengaturan norma) Terbentuknya kohesi (keterpaduan) dalam


kelompok.Struktur kelompok solid.Harapan dan perilaku kelompok dirumuskan secara
benar dan diterima anggotanya. 

4. Performing (melaksanakan) Setiap anggota mengetahui kewajiban, hak, dan peran


masing-masing dalam pelaksanaan tugas kelompok. 

5. Anjourning (pengakhiran) Fase ini terjadi pada kelompok yang bersifat temporer dimana
hal ini ditandai dengan berakhirnya rangkaian kegiatan.

Adapun ciri-ciri kelompok yang efektif sebagai berikut : 

Ø Para anggota kelompok trsebut sangat tertarik pada kelompok, dan mereka bersikap
loyal terhadap anggota-anggotanya dan termasuk didalamnya pihak pimpinan kelompok. 

Ø Para anggota dan pemimpin kelompok tersebut memiliki kepercayaan dan keyakinan
tinggi pada diri mereka masing-masing. 

Ø Nilai-nilai dan tujuan-tujuan kelompok merupakan suatau integrasi da ekspresi dari nilai-
nilai relevan dan kebutuhan-kebutuhan anggotanya.

Ø Seluruh aktivitas interaksi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan


kelompoktersebut berlangsung dalam suasana saling bantu membantu. Saran-saran,
komentar, ide-ide, informasi kritik semuanya disajikan dengan tujuan saling membantu
kelompok

Ø Kelompok yang bersangkutan amat bergairah untuk mengembangkan potensi penuh


para anggotanya. 

Ø Kelompok tersebut memahami nilai konformitas yang bersifat konstruktif dan diketahui
kapan hal itu akan digunakan untuk maksud tertentu.

Ø Terdapat motivasi kuat diantara masing-masing anggota kelompok untuk berkomunikasi


penuh dan jujur, sehubungan dengan informasi yang bersifat relevan dan bernilai bagi
aktivitas-aktivitas kelompok tersebut. 

Ø Para anggota memiliki perasaan pasti dalam pengambilan keputusan yang oleh mereka
dianggap tepat.

VII.1. Komunikasi Dalam Organisasi


Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di
dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,
produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya:
memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi
informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada
organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual • ORGANISASI DAN
KOMUNIKASI Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah
berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para
ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana. Korelasi
antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus
kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu
komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi,
metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya,
faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Komunikasi didefinisikan
sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima baik lisan,
tertulis maupun menggunakan alat komunikasi. Pertukaran informasi yang terjadi di antara
penerima dan pengirim tidak hanya dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh
manusia, tetapi komunikasi dalam organisasi yang terjadi dewasa ini juga menggunakan
alat komunikasi yang canggih. Banyak manajer dewasa ini mengirim informasi dengan
sistem informasi manajemen yang kompleks, dimana data berasal dari berbagai sumber,
kemudian dianalisis oleh komputer dan disampaikan kepada penerima secara elektronik.
Komunikasi dapat dianalisis ke dalam tiga tingkatan analisis, yaitu komunikasi antar individu,
komunikasi dalam kelompok dan komunikasi keorganisasian. Manajer sebagai orang-orang
yang terlibat dalam pengelolaan organisasi perlu memahami tiga tingkatan analisis
tersebut. 
VII.2. Fungsi Komunikasi
Fungsi Komunikasi Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah
sebagai berikut: Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang
didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara
lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam
organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan
pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti, dan sebagainya. Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-
peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulatif, yaitu: • Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran
manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua
informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-
perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. • Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan
regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan. Fungsi
persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.
Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan
dan kewenangannya. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan
saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan
baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: • Saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter)
dan laporan kemajuan organisasi. • Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar
pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata.

VII.3. Proses dan Unsur Komunikasi


Proses komunikasi terdiri dari tujuh unsur utama, yaitu pengirim informasi, proses
penyandian, pesan, saluran, proses penafsiran, penerima umpan balik. Model komunikasi ini
banyak dipergunakan dalam organisasi untuk menganalisis komunikasi. Unsur-unsur Utama
Komunikasi Pengirim Pengirim adalah orang yang memiliki informasi dan kehendak untuk
menyampaikannya kepada orang lain. Pengirim atau komunikator dalam organisasi bisa
karyawan bisa pimpinan. Penyandian Penyandian merupakan proses mengubah informasi
ke dalam isyarat-isyarat atau simbol-simbol tertentu untuk ditransmisikan. Proses
penyandian ini dilakukan oleh pengirim. Pesan Pesan adalah informasi yang hendak
disampaikan pengirim kepada penerima. Sebagian besar pesan dalam bentuk kata baik
berupa lisan maupun tulisan. Saluran Saluran atau media adalah alat dengan mana pesan
berpindah dari pengirim ke penerima. Saluran yang paling mendasar dalam komunikasi
adalah berhadapan muka secara langsung Penerima Penerima adalah orang yang menerima
informasi dari pengirim. Penerima melakukan proses penafsiran atas informasi yang
diterima dari pengirim. Penafsiran (decoding) Penafsiran adalah proses menerjemahkan
(menguraikan sandi-sandi) pesan dari pengirim. Sebagian besar proses decoding dilakukan
dalam bentuk menafsirkan isi pesan oleh penerima. Umpan balik (feedback) Umpan balik
pada dasarnya merupakan tanggapan penerima atas informasi yang disampaikan pengirim.
Gangguan Gangguan adalah setiap faktor yang mengganggu penyampaian atau
penerimaan pesan dari pengirim kepada penerima. • Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi
antar pribadi adalah pertukaran informasi yang terjadi di antara dua orang. Dalam
melakukan komunikasi antar pribadi masing-masing memiliki cara sendiri dalam
berhubungan dengan orang lain. Johary windows merupakan salah satu model komunikasi
antar pribadi. Komunikasi akan berjalan dengan efektif jika masing-masing orang yang
berkomunikasi mengetahui informasi secara lengkap. Namun sering terjadi masing-masing
tidak memiliki informasi yang relevan secara lengkap. Komunikasi antar pribadi dapat
diperbaiki dengan dua cara yaitu perluasan dan umpan balik. Perluasan (exposure)
merupakan upaya untuk memperbesar bidang arena dan memperkecil bidang depan.
Caranya adalah dengan menjelaskan atau memberikan informasi kepada orang lain
sehingga mereka memahami informasi yang dibutuhkan, sehingga komunikasi yang terjadi
akan lebih efektif (seperti pada bidang arena). Umpan balik (feedback) adalah cara lain
untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar individu. Seperti bidang gelap dimana diri
sendiri yang tidak mengetahui informasinya, sedang orang lain mengetahuinya. Dalam
kondisi ini, komunikasi akan efektif jika diri sendiri mendapatkan umpan balik dari orang
lain, dimana orang lain mau memberikan informasinya kepada diri sendiri. • Komunikasi
dalam Kelompok Beberapa variable mempengaruhi frekuensi dan keakuratan dari
komunikasi, variabel tersebut meliputi kesempatan untuk berinteraksi, status dan kepaduan
kelompok. Kesempatan untuk berinteraksi. Komunikasi dipengaruhi oleh kesempatan atau
peluang untuk berkomunikasi. Misalnya jika seorang manajer ingin meningkatkan
komunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok, tempat duduk diatur berdekatan,
lingkungan yang gaduh dikurangi dan peluang untuk berkomunikasi dirancang. Status. Pola
komunikasi dipengaruhi oleh status hubungan. Orang cenderung berkomunikasi dengan
orang-orang yang sederajat atau dengan orang-orang yang statusnya lebih tinggi.
Kepaduan. Dengan semakin meningkatnya kepaduan, para anggota mengembangkan
interaksi antar pribadi yang semakin kuat dan mereka merasakan komunikasi lebih
memuaskan dan menyenangkan. • Jaringan Komunikasi Jaringan komunikasi berkaitan
dengan pola saluran komunikasi di antara anggota kelompok atau di antara berbagai posisi
dalam struktur organisasi. Organisasi dapat menciptakan jaringan resmi dengan
menciptakan rancangan komunikasi dengan jaringan komputer, telepon dan laporan.
Jaringan komunikasi yang diciptakan akan mempengarui fungsi dari suatu kelompok •
Komunikasi Keorganisasian Komunikasi memegang peranan yang sangat penting
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua bagian dan aktivitas di dalam organisasi.
Aliran komunikasi dalam organisasi merupakan pedoman kemana seseorang dapat
berkomunikasi dalam organisasi. Aliran komunikasi formal dalam organisasi dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, horisontal dan
diagonal. Komunikasi dari atas ke bawah (downward communication). Komunikasi dari atas
ke bawah merupakan aliran komunikasi dari tingkat atas ke tingkat bawah melalui hirarki
organisasi. Bentuk dari aliran komunikasi ini misalnya prosedur organisasi, instruksi tentang
bagaimana melakukan tugas, umpan balik terhadap bawahan dan sebagainya. Komunikasi
dari bawah ke atas. Komunikasi dari bawah ke atas dirancang untuk menyediakan umpan
balik tentang seberapa baik organisasi telah berfungsi. Bawahan diharapkan memberikan
informasi tentang prestasinya dan praktek serta kebijakan organisasi. Komunikasi
Horisontal. Komunikasi horisontal merupakan aliran komunikasi kepada orang-orang yang
memiliki hirarki yang sama dalam suatu organisasi. Komunikasi Diagonal. Komunikasi
diagonal merupakan aliran komunikasi dari orang-orang uang memiliki hirarki yang
berbeda dan tidak memiliki hubungan wewenang secara langsung.

VII.4. Hambatan-hambatan terhadap Komunikasi yang


Efektif 
Oleh karena kompleksnya proses komunikasi, Proses komunikasi terdiri dari tujuh unsur
utama, yaitu pengirim informasi, proses penyandian, pesan, saluran, proses penafsiran,
penerima umpan balik. Model komunikasi ini banyak dipergunakan dalam organisasi untuk
menganalisis komunikasi. Unsur-unsur Utama Komunikasi Pengirim Pengirim adalah orang
yang memiliki informasi dan kehendak untuk menyampaikannya kepada orang lain.
Pengirim atau komunikator dalam organisasi bisa karyawan bisa pimpinan. Penyandian
Penyandian merupakan proses mengubah informasi ke dalam isyarat-isyarat atau simbol-
simbol tertentu untuk ditransmisikan. Proses penyandian ini dilakukan oleh pengirim. Pesan
Pesan adalah informasi yang hendak disampaikan pengirim kepada penerima. Sebagian
besar pesan dalam bentuk kata baik berupa lisan maupun tulisan. Saluran Saluran atau
media adalah alat dengan mana pesan berpindah dari pengirim ke penerima. Saluran yang
paling mendasar dalam komunikasi adalah berhadapan muka secara langsung Penerima
Penerima adalah orang yang menerima informasi dari pengirim. Penerima melakukan
proses penafsiran atas informasi yang diterima dari pengirim. Penafsiran (decoding)
Penafsiran adalah proses menerjemahkan (menguraikan sandi-sandi) pesan dari pengirim.
Sebagian besar proses decoding dilakukan dalam bentuk menafsirkan isi pesan oleh
penerima. Umpan balik (feedback) Umpan balik pada dasarnya merupakan tanggapan
penerima atas informasi yang disampaikan pengirim. Gangguan Gangguan adalah setiap
faktor yang mengganggu penyampaian atau penerimaan pesan dari pengirim kepada
penerima. • Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi antar pribadi adalah pertukaran informasi
yang terjadi di antara dua orang. Dalam melakukan komunikasi antar pribadi masing-
masing memiliki cara sendiri dalam berhubungan dengan orang lain. Johary windows
merupakan salah satu model komunikasi antar pribadi. Komunikasi akan berjalan dengan
efektif jika masing-masing orang yang berkomunikasi mengetahui informasi secara lengkap.
Namun sering terjadi masing-masing tidak memiliki informasi yang relevan secara lengkap.
Komunikasi antar pribadi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu perluasan dan umpan
balik. Perluasan (exposure) merupakan upaya untuk memperbesar bidang arena dan
memperkecil bidang depan. Caranya adalah dengan menjelaskan atau memberikan
informasi kepada orang lain sehingga mereka memahami informasi yang dibutuhkan,
sehingga komunikasi yang terjadi akan lebih efektif (seperti pada bidang arena). Umpan
balik (feedback) adalah cara lain untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar individu.
Seperti bidang gelap dimana diri sendiri yang tidak mengetahui informasinya, sedang orang
lain mengetahuinya. Dalam kondisi ini, komunikasi akan efektif jika diri sendiri mendapatkan
umpan balik dari orang lain, dimana orang lain mau memberikan informasinya kepada diri
sendiri. • Komunikasi dalam Kelompok Beberapa variable mempengaruhi frekuensi dan
keakuratan dari komunikasi, variabel tersebut meliputi kesempatan untuk berinteraksi,
status dan kepaduan kelompok. Kesempatan untuk berinteraksi. Komunikasi dipengaruhi
oleh kesempatan atau peluang untuk berkomunikasi. Misalnya jika seorang manajer ingin
meningkatkan komunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok, tempat duduk diatur
berdekatan, lingkungan yang gaduh dikurangi dan peluang untuk berkomunikasi dirancang.
Status. Pola komunikasi dipengaruhi oleh status hubungan. Orang cenderung
berkomunikasi dengan orang-orang yang sederajat atau dengan orang-orang yang
statusnya lebih tinggi. Kepaduan. Dengan semakin meningkatnya kepaduan, para anggota
mengembangkan interaksi antar pribadi yang semakin kuat dan mereka merasakan
komunikasi lebih memuaskan dan menyenangkan. • Jaringan Komunikasi Jaringan
komunikasi berkaitan dengan pola saluran komunikasi di antara anggota kelompok atau di
antara berbagai posisi dalam struktur organisasi. Organisasi dapat menciptakan jaringan
resmi dengan menciptakan rancangan komunikasi dengan jaringan komputer, telepon dan
laporan. Jaringan komunikasi yang diciptakan akan mempengarui fungsi dari suatu
kelompok • Komunikasi Keorganisasian Komunikasi memegang peranan yang sangat
penting mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua bagian dan aktivitas di dalam
organisasi. Aliran komunikasi dalam organisasi merupakan pedoman kemana seseorang
dapat berkomunikasi dalam organisasi. Aliran komunikasi formal dalam organisasi dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, horisontal dan
diagonal. Komunikasi dari atas ke bawah (downward communication). Komunikasi dari atas
ke bawah merupakan aliran komunikasi dari tingkat atas ke tingkat bawah melalui hirarki
organisasi. Bentuk dari aliran komunikasi ini misalnya prosedur organisasi, instruksi tentang
bagaimana melakukan tugas, umpan balik terhadap bawahan dan sebagainya. Komunikasi
dari bawah ke atas. Komunikasi dari bawah ke atas dirancang untuk menyediakan umpan
balik tentang seberapa baik organisasi telah berfungsi. Bawahan diharapkan memberikan
informasi tentang prestasinya dan praktek serta kebijakan organisasi. Komunikasi
Horisontal. Komunikasi horisontal merupakan aliran komunikasi kepada orang-orang yang
memiliki hirarki yang sama dalam suatu organisasi. Komunikasi Diagonal. Komunikasi
diagonal merupakan aliran komunikasi dari orang-orang uang memiliki hirarki yang
berbeda dan tidak memiliki hubungan wewenang secara langsung. 

permasalahan dapat muncul pada tingkat individu, kelompok maupun organisasi. Beberapa
hambatan utama dalam komunikasi yang efektif yaitu sumber, penyaringan, tekanan waktu,
mendengar secara selektif, masalah bahasa, bahasa kelompok, perbedaan kerangka acuan
dan beban komunikasi yang berlebihan. • Menilai sumber. Menilai sumber maksudnya
penafsiran atau pemberian arti terhadap suatu pesan dipengaruhi oleh orang yang
mengirim (komunikator) pesan tersebut. • Penyaringan. Penyaringan berkaitan dengan
manipulasi informasi, khususnya informasi yang negatif. • Tekanan waktu. Keterbatasan
waktu merupakan fenomena yang terjadi dalam setiap aspek kehidupan, dan tekanan waktu
menciptakan masalah penting dalam proses komunikasi. • Mendengarkan secara
selektif.Mendengarkan permasalahan secara selektif bagian dari permasalahan besar
persepsi selektif, dimana seseorang hanya mendengarkan bagian tertentu dari informasi
dan mengabaikan bagian yang lainnya dengan berbagai alasan. • Masalah bahasa.
Komunikasi merupakan suatu proses simbolis yang sebagian besar tergantung pada kata-
kata yang dimaksudkan mengandung arti tertentu. • Bahasa Kelompok. Pada umumnya
kelompok-kelompok profesional mengembangkan istilah-istilah teknis yang hanya dapat
dimengerti oleh kelompoknya saja. • Perbedaan kerangka acuan . Komunikasi yang efektif
memerlukan adanya proses penyandian dan penguraian didasarkan pada suatu pengalaman
yang sama. • Beban komunikasi berlebihan . Jika penerima mendapatkan informasi lebih
dari yang kemungkinannya dapat mereka tangani maka mereka akan mengalami beban
komunikasi yang berlebihan

VII.5. Mengatasi Hambatan-Hambatan Komunikasi


Komunikasi yang efektif tergantung pada kualitas dari proses komunikasi yang baik pada
tingkat individu maupun pada tingkat organisasi. Memperbaiki komunikasi dalam organisasi
berkaitan dengan melakukan proses yang akurat mulai dari proses penyandian,
penyampaian pesan, penguraian dan umpan balik pada tingkat komunikasi antar pribadi,
dan pada tingkat organisasi menciptakan dan memonitor saluran komunikasi yang tepat.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi. • Meningkatkan
umpan balik. Kesalahpahaman dapat dikurangi jika proses umpan balik dilakukan dengan
baik. Mekanisme umpan balik dalam organisasi sama pentingnya dengan komunikasi antar
pribadi. • Empati. Empati pada dasarnya merupakan komunikasi yang dilakukan berorientasi
pada penerima. Komunikator harus menempatkan dirinya sebagai penerima, sehingga
proses penyandian, penggunaan bahasa dan saluran disesuaikan dengan kondisi penerima •
Pengulangan. Cara yang efektif untuk meningkatkan efektivitas komunikasi adalah
mengulangi pesan. Pengulangan membatu pendengar atau penerima untuk
menginterpretasikan pesan yang tidak jelas atau terlalu sulit untuk dipahami ketika pertama
kali mendengar. • Menggunakan bahasa yang sederhana. Bahasa yang kompleks, istilah-
istilah teknis dan jargon menyebabkan komunikasi sulit dipahami oleh pendengar atau
penerima. Tidak benar bahwa gagasan yang bagus dan ilmiah harus disampaikan dalam
bahasa yang ilmiah dan teknis. • Penentuan waktu yang efektif. Suatu permasalahan dalam
komunikasi antar pribadi dimana komunikator mulai menyampaikan pesannya pada saat
penerima belum siap untuk mendengarkannya. Cara yang efektif adalah mengelola waktu
untuk komunikasi sehingga pesan yang disampaikan tersusun dengan baik, ringkas dan
mudah dipahami. • Mendengarkan secara efektif. Salah satu cara meningkatkan komunikasi
yang efektif dapat dilakukan dengan mendengarkan secara efektif. Komunikasi adalah
masalah memahami dan dipahami. • Mengatur arus informasi. Untuk mengatasi hambatan
komunikasi karena beban informasi yang berlebihan adalah dengan mengatur arus
informasi. Komunikasi diatur mutunya, jumlahnya dan cara penyampaiannya. Informasi yang
disampaikan harus sistematis, ringkas dan memiliki bobot tingkat kepentingan yang cukup.

VII.6. Rangkuman
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di
dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,
produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya:
memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi
informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada
organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual

Fungsi Komunikasi :
1. Fungsi Informatif
2. Fungsi Regulatif
3. Fungsi Persiasif

4. Fungsi Integratif

Proses komunikasi terdiri dari tujuh unsur utama, yaitu pengirim informasi, proses
penyandian, pesan, saluran, proses penafsiran, penerima umpan balik. 

Model komunikasi ini banyak dipergunakan dalam organisasi untuk menganalisis


komunikasi. 

Unsur-unsur Utama Komunikasi Pengirim Pengirim adalah orang yang memiliki informasi
dan kehendak untuk menyampaikannya kepada orang lain. Pengirim atau komunikator
dalam organisasi bisa karyawan bisa pimpinan.
Proses komunikasi terdiri dari tujuh unsur utama, yaitu pengirim informasi, proses
penyandian, pesan, saluran, proses penafsiran, penerima umpan balik. Model komunikasi ini
banyak dipergunakan dalam organisasi untuk menganalisis komunikasi. Unsur-unsur Utama
Komunikasi Pengirim Pengirim adalah orang yang memiliki informasi dan kehendak untuk
menyampaikannya kepada orang lain. Pengirim atau komunikator dalam organisasi bisa
karyawan bisa pimpinan. Penyandian Penyandian merupakan proses mengubah informasi
ke dalam isyarat-isyarat atau simbol-simbol tertentu untuk ditransmisikan. Proses
penyandian ini dilakukan oleh pengirim. Pesan Pesan adalah informasi yang hendak
disampaikan pengirim kepada penerima. Sebagian besar pesan dalam bentuk kata baik
berupa lisan maupun tulisan. Saluran Saluran atau media adalah alat dengan mana pesan
berpindah dari pengirim ke penerima.

Anda mungkin juga menyukai