Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok,
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, Organisasi adalah system kerjasama
antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk
pencapaian tujuan bersama, organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata
hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara
tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri
dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung,
belajar bersama anak-anak SD dan lain-lain.
Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang
dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi
menjadi saat bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang
tidak mengetahui bagaiman cara bekerja sama tersebut akan dilaksankan. Pengertian
tempat di sini dalam ari yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan
demikian tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan
kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka
organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu
misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama
sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan
banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses
kerjasama di lakukan dalam suatu organisasi,mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan
dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses kerjasama itu hanya
bersifat sementara, di mana hubungan antar kerjasama antara pihak-pihak bersangkutan
kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak
hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel
pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik
mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang
satu dengan yang lain.
1. Man
2. Kerjasama
3. Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa
yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang
harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui
prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting),
dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4. Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana,
berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah,
gedung/bangunan/kantor).
5. Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Termasuk
dalam unsur lingkungan, antara lain :
a. Kondisi atau situasi yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh
terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau situasi akan selalu
mengalami perubahan.
b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan
transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.
Ø Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang
boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi
Ø Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah
atau daerah operasi organisasi.
6. Kekayaan Alam
Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi,
hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna.
Bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi yang meliputi
studi secara sostematis tentang prilaku struktur dan proses dalam organisasi.
Telaah dan aplikasi pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak di dalam organisasi.
Bidang yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok danstruktur
terhadap prilaku (manusia) di dalam organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan
yang dapat untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa prilaku keorganisasian adalah suatu studi tentang apa yang dikerjakan oleh orang-
orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku orang-orang tersebut dalam mempengaruhi
kinerja organisasi dengan bahan kajiannya adalah sikap manusia terhadap pekerjaan,
terhadap rekan kerja, imbalan, kerjasama dan yang lainnya
1. Tingkat Individu
Pada tingkat ini kejadian yang terjadi dalam organisasi di analisis dalam hubungannya
dengan perilaku seseorang dan interaksi kepribadian dalam suatu situasi. Masing-masing
orang dalam organisasi memiliki sikap. Kepribadian, nilai dan pengalaman yang berbeda-
beda yang mempengaruhinya dalam berprilaku.
2. Tingkat kelompok
Pada tingkat ini perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh dinamika anggota kelompok,
aturan kelompok, aturan kelompok dan nilai-nilaiyang dianut oleh kelompok.
3. Tingkat Organisasi
Fokus dari perilaku keorganisasian adalah perilaku individu dalam organisasi, oleh
karenanya harus mampu memahami perilaku berbagai individu dan organisasi
B. STRUKTUR
Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana
pekerjaan dalam organisasi dirancang, dan bagaimana pekerjaan diatur, struktur organisasi
berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang dalam organisasi serta efektivitas
organisasi.
C. PROSES
Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses
organisasi meliputi: komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan
kekuasaan. Saalah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi adalah
agar berbagai proses tersebut dapat berjalan secara efektif dan efesien.
I.8 Kesimpulan
Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok,
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri
dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung,
belajar bersama anak-anak SD dan lain-lain.
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
A. PERILAKU
Fokus dari perilaku keorganisasian adalah perilaku individu dalam organisasi, oleh
karenanya harus mampu memahami perilaku berbagai individu dan organisasi
B. STRUKTUR
Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana
pekerjaan dalam organisasi dirancang, dan bagaimana pekerjaan diatur, struktur organisasi
berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang dalam organisasi serta efektivitas
organisasi.
C. PROSES
Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses
organisasi meliputi: komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan
kekuasaan. Saalah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi adalah
agar berbagai proses tersebut dapat berjalan secara efektif dan efesien.
a. Usia
Usia sangat berpengaruh terhadap karakteristik biografis individu. Perbedaan usia akan
membedakan seberapa besar produktivitas individu tersebut dalam melakukan aktivitas.
Semakin tua usia individu maka produktivitas individu tersebut akan semakin menurun. Usia
banyak mempengaruhi dalam individu seperti terhadap produktivitas, kepuasan kerja,
pengunduran diri, dan tingkat keabsenan.
Usia Terhadap Produktivitas : sebagian berasumsi bahwa semakin bertambahnya usia maka
produktivitas akan menurun, namun tidak kajian lain menyatakan bahwa antara usia dan
kinerja tidak ada hubungan, sebab usia yang bertambah biasanya akan dapat ditutupi
dengan pengalaman yang cukup lama.
Usia Terhadap Kepuasan Kerja : terdapat bermacam hasil penelitian, sebagian penelitian
menunjukkan hubungan positif antara bertambahnya usia dengan kepuasan kerja sampai
pada umur 60 tahun, namun sebagian penelitian mencoba memisahkan antara karyawan
professional dengan non-profesional, bahwa karyawan yang profesional kepuasannya akan
terus menerus meningkat seiring bertambahnya usia, dan karyawan yang non profesional
merosot selama usia setengah baya dan kemudian naik lagi pada tahun-tahun berikutnya.
Usia Terhadap Tingkat Pengunduran diri : Semakin Tua maka tingkat pengunduran diri
semakin rendah
Usia Terhadap Tingkat Keabsenan : Semakin Tua maka tingkat keabsenan akan semakin
rendah, namun tidak selalu demikian, karyawan tua mempunyai tingkat keabsenan dapat
dihindari lebih rendah dibanding yang muda, namun karyawan tua mempunya tingkat
kemangkiran tak terhindarkan lebih tinggi
Tidak ada perbedaan yang mencolok antara pria dan wanita, kecuali jika dikaitkan dengan
budaya setempat berkaitan dengan keabsenan, bahwa wanita lebih memiliki tingkat
kebasenan yang tinggi dibandingkan dengan pria, hal ini berkaitan dengan tanggung jawab
dan fungsi dari seorang wanita. Wanita memikul tanggung jawab rumah tangga dan
keluarga yang lebih besar, juga masalah kewanitaan.Tidak ada beda yang signifikan /
bermakna dalam produktifitas kerja antara pria dengan wanita. Tidak ada bukti yang
menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan memperngaruhi kepuasan kerja. Beberapa studi
menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat keluar yang lebih tinggi, dan studi lain
menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan keduanya.wanita mempunyai tingkat
absensi yang lebih tinggi (lebih sering mangkir).
Tidak terdapat hubungan antara status perkawinan dengan produktivitas, namun hasil riset
menunjukkan bahwa karyawan yang telah menikah mempunyai tingkat pengunduruan diri
yang rendah, tingkat keabsenan yang rendah dan lebih puas dengan pekerjaannya
dibanding rekan sejawat yang belum menikah, hal ini dapat dikaitkan dengan status
perkawinan yang menuntut suatu tanggung jawab lebih besar.
Tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior) akan lebih produktif dari
pada yang junior. Senioritas / masa kerja berkaitan secara negatif dengan kemangkiran dan
dengan tingkat turnover.
Masa kerja dengan tingkat pengunduran diri menunjukkan bahwa karyawan senior semakin
kecil kemungkinan untuk mengundurkan diri
II.3. Kepribadian
Merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. kepribadian
terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh
lainnya), dan juga situasi. ciri dari kepribadian merupakan karakteristik yang bertahan, yang
membedakan perilaku seorang individu, seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas,
ambisius,setia.
beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk belajar. pengalaman dapat diperoleh lewat
pengamatan langsung atau tidak langsung (membaca) atau lewat praktek.
1. Pengkondisisan Klasik
Pengondisian klasik dikemukakan berdasarkan eksperimen oleh seorang ahli fisiolog Rusia
bernama IvanPavlov. Pengondisian klasik merupakan jenis pengondisian dimana individu
merespons beberapa stimulus yang tidak biasa dan menghasilkan respons baru. Dikenal
beberapa istilah dalam pengondisian klasik yaitu : rangsangan tidak berkondisi,rangsangan
berkondisi, dan respons tidak berkondisi, dan respons berkondisi.
Pengondisian klasik adalah pasif. Sesuatu terjadi dan kita bereaksi dalam cara tertentu.
Reaksi tersebut diperoleh sebagai respons terhadap kejadian tertentu yang dapat
dikenali.Dengan demikian hal ini dapat menjelaskan perilaku refleksi sederhana.
2.Pengkondisian operan
3. Pembelajaran sosial
b.Proses Penyimpanan.
d.Proses Penegasan.
Selain pembelajaran seperti diatas, manajer juga perlu melakukan pembentukan perilaku
karyawan sebagai suatu alat manajerial. Karyawan harus berperilaku dengan cara-cara yang
paling memberi manfaat bagi organisasi.
Pengalaman dapat diperoleh lewat pengamatan langsung atau tidak langsung (membaca)
atau lewat praktek.
II. 6. Kesimpulan
.
Karakteristik biografis yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status
kawin yang objektif dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi. Setiap individu tentu saja
memiliki karakteristik individu yang menentukan terhadap perilaku individu. Yang pada
akhirnya menghasilkan sebuah motivasi individu.
a. Usia
Usia sangat berengaruh terhadap karakteristik biografis individu. Perbedaan usia akan
membedakan seberapa besar produktivitas individu tersebut dalam melakukan aktivitas.
Semakin tua usia individu maka produktivitas individu tersebut akan semakin menurun. Usia
banyak mempengaruhi dalam individu seperti terhadap produktivitas, kepuasan kerja,
pengunduran diri, dan tingkat keabsenan.
Usia Terhadap Produktivitas : sebagian berasumsi bahwa semakin bertambahnya usia maka
produktivitas akan menurun, namun tidak kajian lain menyatakan bahwa antara usia dan
kinerja tidak ada hubungan, sebab usia yang bertambah biasanya akan dapat ditutupi
dengan pengalaman yang cukup lama.
Usia Terhadap Kepuasan Kerja : terdapat bermacam hasil penelitian, sebagian penelitian
menunjukkan hubungan positif antara bertambahnya usia dengan kepuasan kerja sampai
pada umur 60 tahun, namun sebagian penelitian mencoba memisahkan antara karyawan
professional dengan non-profesional, bahwa karyawan yang profesional kepuasannya akan
terus menerus meningkat seiring bertambahnya usia, dan karyawan yang non profesional
merosot selama usia setengah baya dan kemudian naik lagi pada tahun-tahun berikutnya.
Usia Terhadap Tingkat Pengunduran diri : Semakin Tua maka tingkat pengunduran diri
semakin rendah
Usia Terhadap Tingkat Keabsenan : Semakin Tua maka tingkat keabsenan akan semakin
rendah, namun tidak selalu demikian, karyawan tua mempunyai tingkat keabsenan dapat
dihindari lebih rendah dibanding yang muda, namun karyawan tua mempunya tingkat
kemangkiran tak terhindarkan lebih tinggi
Tidak ada perbedaan yang mencolok antara pria dan wanita, kecuali jika dikaitkan dengan
budaya setempat berkaitan dengan keabsenan, bahwa wanita lebih memiliki tingkat
kebasenan yang tinggi dibandingkan dengan pria, hal ini berkaitan dengan tanggung jawab
dan fungsi dari seorang wanita. Wanita memikul tanggung jawab rumah tangga dan
keluarga yang lebih besar, juga masalah kewanitaan.Tidak ada beda yang signifikan /
bermakna dalam produktifitas kerja antara pria dengan wanita. Tidak ada bukti yang
menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan memperngaruhi kepuasan kerja. Beberapa studi
menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat keluar yang lebih tinggi, dan studi lain
menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan keduanya.wanita mempunyai tingkat
absensi yang lebih tinggi (lebih sering mangkir).
Kemampuan
Kemampuan diartikan sebagai kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam
pekerjaan tertentu.
Kepribadian
Merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. kepribadian
terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh
lainnya), dan juga situasi. ciri dari kepribadian merupakan karakteristik yang bertahan, yang
membedakan perilaku seorang individu, seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas,
ambisius,setia.
Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan perilaku,
dan pahami bagaimana orang belajar. Belajar adalahsetiap perubahan yang relatif
permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.
1. Pengkondisisan Klasik
Pengondisian klasik dikemukakan berdasarkan eksperimen oleh seorang ahli fisiolog Rusia
bernama IvanPavlov. Pengondisian klasik merupakan jenis pengondisian dimana individu
merespons beberapa stimulus yang tidak biasa dan menghasilkan respons baru. Dikenal
beberapa istilah dalam pengondisian klasik yaitu : rangsangan tidak berkondisi,rangsangan
berkondisi, dan respons tidak berkondisi, dan respons berkondisi.
Pengondisian klasik adalah pasif. Sesuatu terjadi dan kita bereaksi dalam cara tertentu.
Reaksi tersebut diperoleh sebagai respons terhadap kejadian tertentu yang dapat
dikenali.Dengan demikian hal ini dapat menjelaskan perilaku refleksi sederhana.
2.Pengkondisian operan
3. Pembelajaran sosial
* Password Enrolment Key kelas: sem.6 Pagi MSDM-E, sem.6 Pagi MSDM-D, sem 6 sore
Keuangan-A, sem.6 pagi Pemasaran-B, sem.6 pagi Pemasaran-A, sem.6 pagi Pemasaran-C,
sem.6 Pagi MSDM-C, sem.6 Pagi MSDM-B adalah: jumpalagi
III.1. Presepsi
• Merupakan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.
distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :
• persepsi selektif, orang-orang yang secara selektif menafsirkan apa yang mereka
saksikan berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap.
• efek halo, menarik suatu kesan umum mengenai individu berdasarkan suatu
karakteristik tunggal (kesan pertama)
• efek kontras, evaluasi dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan
dengan orang lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah
pada karakteristik yang sama.
• stereotype, menilai seseorang atas dasar persepsi kita terhadap kelompok dari orang
tersebut (menggeneralisasikan)
III.2.. Sikap
Sikap adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak
menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana
seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap
penting. Karena sikap mempengaruhi perilaku kerja.
Komponen sikap :
• Perilaku, suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang
atau sesuatu.
III.3. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau
persaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi
sikap.
rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang ramah, memahami, menghargai dan
menunjukan keberpihakan kepada bawahan.
kepuasan kerja yang rendah, mengakibatkan keluhan, absensi, dan tingkat turnover tinggi.
Namun membuat tingkat produktifitas rendah juga
III.4. Stres
Kata stres bermula dari kata latin yaitu “Stringere” yang berarti ketegangan dan tekanan.
Stres merupakan suatu yang tidak diharapkan yang muncul karena tingginya suatu tuntutan
lingkungan pada seseorang. Keseimbangan antara kemampuan dan kekuatan terganggu.
Bilamana stres telah mengganggu fungsi seseorang, dinamakan distress. Distress
kebanyakan dirasakan orang jika situasi menekan dirasakan terus-menerus ( tugas yang
berat atau tugas yang dikakukan karena tugas dilakukan dengan situasi yang tidak kondusif
atau stres yang dilakukan dengan dasar rasa trauma).
Stres adalah suatu kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang,
tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu
tersebut dan hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.
Dengan dua definisi diatas tentunya kita sulit memahami tentang stress yang sebenarnya.
Pada dasarnya stress merupakan sebuah tekanan yang terjadi pada diri seorang individu
baik itu berupa beban pekerjaan dan lainnya, dan membuat individu tersebut merasa
terbebani dan keberatan untuk menyelesaikan sebagai kewajibannya. Dengan kata lain
stress merupakan tekanan yang tidak biasa terjadi diri setiap individu karna adanya
tuntutan.
Stres yang dialami oleh seseorang biasanya selalu berkonotasi negatif karena akan
mengalami suatu kontra produktif. Stres sendiri dapat juga membantu proses mengingat
yang dialami dalam jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stres bisa meningkatkan
glokosa yang menuju ke otak, yang memberikan energi lebih kepada neuron. Hal dapat
mendorong untuk meningkatkan pembentukan dan pengembalian ingatan. Disisi lain jika
stres dilakukan secara terus menerus, akan menyebabkan terhambatnya pengiriman glukosa
ke otak yang mengakibatkan rendahnya daya ingat manusia.
Adapun hal-hal yang menjadi sumber penyebab terjadinya stress adalah sebagai berikut:
a. Ketidakpastian Ekonomi, mis. orang merasa cemas terhadap kelangsungan pekerjaan
mereka.
c. Perubahan Teknologi, mis. dengan adanya alat-alat eletronik dll, munculnya bom
dimana-mana.
a. Tuntutan Tugas, mis. desain pekerjaan individual, kondisi pekerjaan & tata letak fisik
pekerjaan.
b.Tuntutan Peran, misalnya ada peran beban yang berlebihan dalam organisasi.
c.Tuntutan Antarpersonal, mis. tidak adanya dukungan atau terjalin hubungan yang buruk.
3. Faktor personal.
a. Persoalan Keluarga, misalnya kesulitan dalam mencari nafkah dan retaknya hubungan
keluarga.
b. Persoalan Ekonomi, misalnya apa yang dimilikinya tidak memenuhi apa yang
didambakan.
Dampak Stres
Berbagai tekanan dan gangguan dalam sebuah organisasi tentunya pasti sangat sering
terjadi. Hal ini lah yang perlu dihindari agar kinerja kerja tidak terganggu. Semua bisa di
atasi asalkan dapat mengindikasikan masalah yang kita hadapi itu sendiri. Semakin
seseorang mendapatkan tekanan diluar batas dari kemampuan dirinya sendiri tentunya
akan mengalami stres pula yang cukup berat dan sangat mengganggu kerja otak termasuk
dengan daya ingat.
Dampak dan akibat dari stress itu sendiri dalam buku Organizational Behavior
(Robbin), dikelompokkan menjadi tiga gejala, yaitu gejala Fisiologis, Psikologis, dan Perilaku.
1) Gejala Fisiologis, meliputi sakit kepala, tekanan darah tinggi, dan sakit jantung.
2) Gejala Psikologis, meliputi kecemasan, depresi, dan menurunnya tingkat kepuasan
kerja.
Semua gejala-gejala yang disebutkan diatas tentu sangat membuat ketidak nyamanan
setiap orang. Ingin rasanya untuk terhindar dari segala tekanan stres yang dialaminya.
Bahkan sampai pada tingkatan stres yang tinggi dalam gejala psikologis, seseorang bisa
berfikir untuk mengakhiri hidupnya. Tekanan yang dirasa sudah cukup berat lah yang
membuat dampak seperti itu.
Pengaturan waktu yang sangat tepat akan menjamin seseorang tidak akan menjadi
stres. Dikarenakan setiap orang pastinya memiliki rasa lelah yang sangat besar dan
perlukan pembagian waktu untuk istirahat dan merelaksasikan tubuh dari kepadatan
jadwal kerja. Pola pembagian waktu yang baik antar waktu bekerja, beridah, dan
waktu istirahat. Waktu bekerja antara jm7 pagi sampai jm6 sore, setelah itu
kemungkinan daya tingkat kejenuhan seseorang akan meningkat disaat itulah
diperlukan istirahat yang cukup untuk mengembalikan rasa lelah.
Dalam tubuh manusia diperluakan olah raga yang dapat mengatur dan merangsang
syaraf motorik dan otot-otot sehingga membuat badan kita menjadi bugar.
Ketahanan fisik yang dimiliki pun akan semakin baik. Olah raga pun bisa dilakukan
seminggu 3 kali atau 1 minggu sekali. Bisa dengan joging di pagi atau di sore hari,
cukup melakukan olah raga yang ringan.
→Pelatihan relaksasi
Setelah melakukan kerja yang cukup padat dan banyak, tentunya membuat tubuh
menjadi lelah dan diperlukan relaksasi yang membantu menenangkan tubuh yang
tegang menjadi relaks. Merefres otak yang sudah di pakai untuk bekerja setiap hari.
Cara yang ampuh dalam relaksasi bisa dengan mendengarkan musik atau menonton
film sambil bersantai. Namun ada juga yang malakukan meditasi atau yoga.
Banyak organisasi besar saat ini cenderung memformulasi struktur birokratik yang tinggi
yang menyertakan infleksibel. Ini dapat membawa stres kerja yang sungguh-sungguh.
Strategi pengaturan mungkin membuat struktur lebih desentralisasi dan organik dengan
membuat keputusan partisipatif dan aliran keputusan ke atas. Perubahan struktur dan
proses struktural mungkin akan menciptakan iklim yang leb Faktor organisasi
ih mendukun bagi pekerja, memberikan mereka lebih banyak kontrol terhadap pekerjaan
mereka, dan mungkin akan mencegah atau mengurangi stres kerja mereka.
Penempatan kerja yang sesuai dengan keahlian sangat menunjang sekali terselesaikannya
suatu pekerjaan. Penyesuaiaan penempatan yang baik dan penseleksian itu yang sangat
diperluakan suatu perusahaan atau organisasi agar setiap tujuan dapat tercapai dengan
baik.
Mengidentifikasi konflik penyebab stres itu sangat diperlukan guna mengurangi atau
mencegah stres itu sendiri. Peran organisasi itu yang bisa mengklarifikasikan suatu konflik
yang terjadi sehingga terjadilah suatu kejelasan dan bisa menegosiasikan konflik.
Stres yang terjadi ketika bekerja itu kemungkinan terjadi karena faktor kerjaan yang sangat
berat dan menumpuk. Cara menyikapi dan mengatur program kerja yang baik adalah
membuat teknik cara pengerjaannya. Ini akan memudahkan penyelesaiannya dan tentunya
mengurangi stres
Komunikasi dapat mempermudah kerja seseorang terutama dalam team work. Sesama
anggota yang tergabung dalam satu kelompok selalu berkordinasi dan membicarakan
program yang akan dilakukan. Komunikasinya pun harus baik dan benar terutama dalam
hubungan ke atasan maupun ke bawahan.
Bimbingan konseling ini bisa dirasakan cukup dalam mengatasi stres. Konseling yang
dilakukan kepada psikolog yang lebih kompeten dalam masalah kejiwaan seseorang.
Konseling dengan psikolog sedikitnya mungking bisa membantu keluar dari tekanan stres.
[3]
III.6. Kesimpulan
Presepsi
• Merupakan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.
distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :
• persepsi selektif, orang-orang yang secara selektif menafsirkan apa yang mereka
saksikan berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap.
• efek halo, menarik suatu kesan umum mengenai individu berdasarkan suatu
karakteristik tunggal (kesan pertama)
• efek kontras, evaluasi dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan
dengan orang lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah
pada karakteristik yang sama.
• stereotype, menilai seseorang atas dasar persepsi kita terhadap kelompok dari orang
tersebut (menggeneralisasikan)
Sikap
Sikap adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak
menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana
seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap
penting. Karena sikap mempengaruhi perilaku kerja.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau
persaan senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi
sikap.
c. Kondisi kerja yang mendukung :
rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang ramah, memahami, menghargai dan
menunjukan keberpihakan kepada bawahan.
kepuasan kerja yang rendah, mengakibatkan keluhan, absensi, dan tingkat turnover tinggi.
Namun membuat tingkat produktifitas rendah juga
Stres
Kata stres bermula dari kata latin yaitu “Stringere” yang berarti ketegangan dan tekanan.
Stres merupakan suatu yang tidak diharapkan yang muncul karena tingginya suatu tuntutan
lingkungan pada seseorang. Keseimbangan antara kemampuan dan kekuatan terganggu.
Bilamana stres telah mengganggu fungsi seseorang, dinamakan distress. Distress
kebanyakan dirasakan orang jika situasi menekan dirasakan terus-menerus ( tugas yang
berat atau tugas yang dikakukan karena tugas dilakukan dengan situasi yang tidak kondusif
atau stres yang dilakukan dengan dasar rasa trauma).
* Password Enrolment Key kelas: sem.6 Pagi MSDM-E, sem.6 Pagi MSDM-D, sem 6 sore
Keuangan-A, sem.6 pagi Pemasaran-B, sem.6 pagi Pemasaran-A, sem.6 pagi Pemasaran-C,
sem.6 Pagi MSDM-C, sem.6 Pagi MSDM-B adalah: manamaskermu
Suatu proses dengan mana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kegiatan indera
mereka agar memberikan makna bagi lingkungan
Menurut George R. Terry, motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu
yang merangsangnya melakukan tindakan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi
adalah suatu proses seorang individu dalam berperilaku sedemikian rupa sehingga mau
bekerja atau bertindak demi tercapainya tujuan organisasi.
Motivasi ini dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam
diri. Terkait dengan motivasi organisasi lima fungsi utama manajemen adalah planning,
organizing, staffing, leading, dan controlling, Pada pelaksanaanya, setelah rencana
dibuat, organisasi dibentuk, dan disusun personalianya , langkah berikutnya adalah
menugaskan atau mengarahkan anggota menuju ke arah tujuan yang telah di tentukan .
Fungsi pengarahan ini secara sederhana membuat anggota melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan.
1. Apabila dalam diri manusia itu timbul suatu kebutuhan tertentu dan kebutuhan
tersebut belum terpenuhi maka akan menyebabkan lahirnya dorongan untuk berusaha
melakukan kegiatan.
2. Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka seseorang kemudian akan mencari jalan
bagaimana caranya untuk memenuhi keinginannya
3. Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang harus didukung oleh
kemampuan, keterampilan maupun pengalaman dalam memenuhi segala kebutuhannya.
4. Melakukan evaluasi prestasi secara formal tentang keberhasilan dalam mencapai tujuan
yang dilakukan secara bertahap
5. Seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa apa yang mereka
lakukan dihargai dan diberikan suatu imbalan atau ganjaran
6. Dari gaji atau imbalan yang diterima kemudian seseorang tersebut dapat
mempertimbangkan seberapa besar kebutuhan
Faktor Intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain:
Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi kerja seseorang.
Faktor-faktor ekstern itu adalah:
Pada dasarnya Teori ini lebih didekatkan pada factor – factor kebutuhan dan kepuasan
individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu.
Teori ini berusaha agar setiap pekerja giat sesuai dengan harapan organisasi perusahaan.
Daya penggeraknya adalah harapan akan diperoleh si pekerja. Dalam hal ini teori motivasi
proses yang dikenal seperti :
2) Teori Keadilan (Equity Theory), hal ini didasarkan tindakan keadilan diseluruh lapisan
serta obyektif di dalam lingkungan perusahaannya. Tokoh dalam teori ini adalah S. Adams.
IV.6. Kesimpulan
Motivasi adalah suatu proses seorang individu dalam berperilaku sedemikian rupa sehingga
mau bekerja atau bertindak demi tercapainya tujuan organisasi.
Motivasi ini dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam
diri. Terkait dengan motivasi organisasi lima fungsi utama manajemen adalah planning,
organizing, staffing, leading, dan controlling, Pada pelaksanaanya, setelah rencana
dibuat, organisasi dibentuk, dan disusun personalianya , langkah berikutnya adalah
menugaskan atau mengarahkan anggota menuju ke arah tujuan yang telah di tentukan .
Fungsi pengarahan ini secara sederhana membuat anggota melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan.
Prosesmotivasi terdiri beberapa tahapan proses (Indriyo Gitosudarmo, 1997) sebagai berikut
:
1. Apabila dalam diri manusia itu timbul suatu kebutuhan tertentu dan kebutuhan
tersebut belum terpenuhi maka akan menyebabkan lahirnya dorongan untuk berusaha
melakukan kegiatan.
2. Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka seseorang kemudian akan mencari jalan
bagaimana caranya untuk memenuhi keinginannya
3. Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang harus didukung oleh
kemampuan, keterampilan maupun pengalaman dalam memenuhi segala kebutuhannya.
4. Melakukan evaluasi prestasi secara formal tentang keberhasilan dalam mencapai tujuan
yang dilakukan secara bertahap
5. Seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa apa yang mereka
lakukan dihargai dan diberikan suatu imbalan atau ganjaran
6. Dari gaji atau imbalan yang diterima kemudian seseorang tersebut dapat
mempertimbangkan seberapa besar kebutuhan
Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern yang berasal
dari karyawan.
* Password Enrolment Key kelas: sem.6 Pagi MSDM-E, sem.6 Pagi MSDM-D, sem 6 sore
Keuangan-A, sem.6 pagi Pemasaran-B, sem.6 pagi Pemasaran-A, sem.6 pagi Pemasaran-C,
sem.6 Pagi MSDM-C, sem.6 Pagi MSDM-B adalah: cucitangandahulu
V.1. Definisi
Perilaku di dalam organisasi berasal dari dua sumber yaitu individu dan kelompok. Perilaku
merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Sedangkan
kelompok merupakan dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,
bergabung untuk mencapai sasaran tertentu (Robbins, 2003: 292). Perilaku adalah semua
yang dilakukan seseorang. Bentuk perilaku seseorang adalah semua yang aktifitas,
perbuatan dan penampilan diri sepanjang hidupnya. Bentuk perilaku manusia adalah
aktifitas individu dengan relasinya dalam lingkungannya. Kelompok adalah dua individu
atau lebih yang berinteraksi dan saling bergabung untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi,
definisi dari pengertian perilaku kelompok adalah suatu aktifitas yang dilakukakan oleh
seorang individu dengan yang lainnya untuk mendapatkan aspirasi anggota, berinteraksi
dari setiap individu dan saling bergabung untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Perilaku
kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompok
dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi
maka karakteristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan
kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Dan organisasi juga mempunyai karakteristik
yaitu keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas,
wewenang, tanggung jawab, system penggajian, system pengendalian dan lain sebagainya.
Jika karakteristik antara keloompok digabungkan dengan karakteristik organisasi maka akan
terwujud perilaku kelompok dalam organisasi. jadi perilaku kelompok dalam organisasi
adalah suatu fungsi dari interaksi antara sebuah kelompok dengan lingkungannya
( organisasi ).
V.6. Norma
Norma adalah standar yang dimiliki bersama oleh anggota suatu kelompok. Norma
mempunyai cirri-ciri tertentu yang penting bagi anggota kelompok. Pertama, norma hanya
dibentuk berkenaan dengan hal-hal yang penting bagi kelompok. Norma tersebut mungkin
tertulis, tetapi lebih sering dikomunikasikan secara lisan kepada anggotanya. Dalam banyak
hal, norma mungkin tidak pernah ditetapkan, tetapi diketahui anggota kelompok. Jika
produksi adalah penting, selanjutnya akan berkembang suatu norma. Jika anggota
kelompok lainnya dalam menyelesaikan suatu tugas adalah penting, maka akan
berkembang suatu norma. Kedua, norma diterima dengan berbagai tingkatan oleh anggota
kelompok. Beberapa norma sepenuhnya diterima oleh semua anggota, sedangkan norma
lain hanya diterima sebagian. Dan Ketiga, norma dapat diterapkan kepada setiap anggota
kelompok, atau hanya dapat diterapkan kepada beberapa anggota kelompok. Terdapat
empat kelas variabel umum yang mempengaruhi kesesuaian terhadap norma kelompok: •
Kepribadian anggota kelompok. • Stimulus yang membangkitkan tanggapan. • Faktor
Situasi. • Hubungan antarkelompok.
V.7. Kesimpulan
Perilaku di dalam organisasi berasal dari dua sumber yaitu individu dan kelompok.
Perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Sedangkan kelompok merupakan dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling
bergantung, bergabung untuk mencapai sasaran tertentu (Robbins, 2003: 292).
Perilaku adalah semua yang dilakukan seseorang. Bentuk perilaku seseorang adalah semua
yang aktifitas, perbuatan dan penampilan diri sepanjang hidupnya. Bentuk perilaku manusia
adalah aktifitas individu dengan relasinya dalam lingkungannya.
1. Kelompok Komando
Kelompok komando ditetapkan oleh bagan organisasi. Kelompok tersebut terdiri atas
bawahan yang melapor langsung kepada seorang penyelia tertentu. Hubungan wewenang
antara seorang manajer departemen dengan para penyelia, atau antara seorang perawat
senior dengan bawahannya adalah contoh
Tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau
projek tertentu.
B. Kelompok informal :
Karakteristik Kelompok
Karakteristik tersebut ialah : struktur, hirarki status, peranan, norma, kepemimpinan,
keterpaduan, dan konflik.
Hirarki Status
Status dan posisi begitu serupa sehingga istilah tersebut sering digunakan secara
bergantian. Status yang diberikan terhadap posisi khusus secara khas merupakan
konsekuensi dari karakteristik tertentu yang membedakan satu posisi dari posisi lainnya.
Dalam beberapa hal, seseorang memperoleh status, karena factor-faktor tertentu seperti
senioritas, umur, atau penugasan. Sebagai contoh, karyawan yang terutama mungkin secara
teknis dianggap lebih cakap dan diberi status oleh suatu kelompok teknisi. Jadi, pemberian
status mungkin tidak ada sangkut pautnya dengan hirar ki status formal.
Norma
Norma adalah standar yang dimiliki bersama oleh anggota suatu kelompok.
1. Norma hanya dibentuk berkenaan dengan hal-hal yang penting bagi kelompok.
3. Norma dapat diterapkan kepada setiap anggota kelompok, atau hanya dapat diterapkan
kepada beberapa anggota kelompok.
VI.1. Kepemimpinan
Peranan kepemimpinan dalam kelompok merupakan salah satu cirri kelompok yang sangat
menentukan. Pemimpin suatu kelompok menanamkan pengaruh terhadap anggota
kelompok yang bersangkutan. Dalam kelompok formal, pemimpin dapat melaksanakan
kekuasaan sanksi yang sah. Artinya, pemimpin dapat memberi penghargaan atau
menghukup anggota yang tidak mematuhi petunjuk, perintah, atau peraturan. Peranan
kepemimpinan juga merupakan factor yang penting dalam kelompok informal. Orang yang
menjadi pemimpin kelompok informal umumnya dipandang sebagai anggota yang
dihormati dan berstatus tinggi, yang : Membantu kelompok mencapai tujuan.
Memungkinkan anggota memenuhi kebutuhan. Mewujudkan nilai-nilai kelompok. Pada
pokoknya, pemimpin adalah perwujudan dari nilai-nilai, motif, dan aspirasi para anggota.
Menjadi pilihan anggota kelompok untuk mewakili pandangan mereka jika berinteraksi
dengan pimpinan kelompok lain. Menjadi penengah dalam konflik kelompok dan menjadi
penggerak dalam tindakan kelompok dan memperhatikan pembinaan kelompok sebagai
suatu unit yang berfungsi. Kepaduan Kelompok formal dan informal nampaknya
mempunyai suatu kedekatan atau kesamaan dalam sikap, perilaku, dan prestasi. Kedekatan
ini telah diacu sebagai kepaduan (chohesiveness). Kepaduan umumnya dipandang sebagai
kekutan yang menggerakkan para anggota untuk tetap berada dalam kelompok, di mana
kekuatan tersebut lebih besar dibandingkan dengan kekuatan yang menarik anggota keluar
dari kelompok tersebut. Kelompok yang padu melibatkan orang-orang yang saling tertarik
satu sama lain. Kelompok yang rendah kepaduannya tidak memiliki daya tarik antarpribadi
bagi para anggotanya. Tentunya terdapat berbagai sumber daya tarik terhadap suatu
kelompok. Suatu kelompok mungkin menarik bagi orang-orang karena: • Tujuan kelompok
tersebut dan tujuan anggotanya sesuai dan terinci secara jelas. • Kelompok tersebut
mempunyai pemimpin yang karismatis. • Reputasi kelompok menunjukkan bahwa
kelompok tersebut berhasil menyelesaikan tugasnya. • Kelompok tersebut cukup kecil untuk
memungkinkan anggota-anggota didengar pendapatnya dan dievaluasi oleh yang lainnya. •
Para anggota berdaya tarik, di mana mereka mendukung dan membantu satu sama lain
untuk mengantisipasi hambatan dan rintangan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
Kepaduan dan Prestasi Konsep kepaduan adalah penting untuk memahami kelompok
didalam organisasi. Tingkat kepaduan dalam satu kelompok dapat mempunyai dampak
positif atau negative, tergantung pada kadar kesesuaian tujuan kelompok dengan tujuan
organisasi formal
2. Rasa aman. Tanpa kelompok yang diandalkan, jika terjadi berbagai tuntutan pimpinan,
karyawan tertentu mungkin berasumsi bahwa mereka berdiri sendiri menghadapi pimpinan
dan keseluruhan sistem organisasi. “Kesendirian” ini menjurus kepada suatu tingkat tidak
adanya rasa aman. Dengan menjadi anggota suatu kelompok, karyawan dapat terlibat
dalam kegiatan kelompok dan membahas tuntutan pimpinan dengan anggota lainnya yang
mempunyai pandangan mendukung. Interaksi dan komunikasi yang terjadi antara anggota
kelompok tersebut merupakan penyangga terhadap tuntutan pimpinan. Kebutuhan akan
penyangga khususnya akan menjadi kuat bagi seorang karyawan baru. Ia dapat
menggantungkan seluruhnya kepada kelompok untuk memperoleh bantuan pelaksanaan
pekerjaan dengan benar.
Tujuan Kelompok
Tujuan kelompok, jika dipahami dengan jelas, dapat menjelaskan mengapa seseorang
tertarik pada suatu kelompok. Sebagai contoh, seseorang mungkin memasuki suatu
kelompok yang berkumpul setelah jam kerja agar mengenal sistem suatu computer baru.
Umpamakan sistem ini akan diterapkan dalam kerja organisasi tersebut dua tahun
kemudian. Orang yang secara suka rela ikut dalam kelompok setelah jam kerja tersebut
berkeyakinan bahwa mempelajari sistem baru ia merupakan keharusan dan tujuan yang
penting bagi karyawan. Adakalanya tidak selalu mungkin mengidentifikasi tujuan kelompok.
Asumsi bahwa kelompok organisasi formal mempunyai tujuan yang jelas harus ditempa
oleh pemahaman bahwa persepsi, sikap, kepribadian, dan belajar dapat mengubah tujuan.
Sebagai contoh, seorang pegawai baru mungkin tidak akan pernah diberitahu tujuan unit
yang ia masuki. Dengan mengamati perilaku dan sikap orang lain, setiap individu dapat
menyimpulkan apa yang mereka yakini sebagai tujuan. Persepsi tersebut mungkin tepat dan
mungkin juga tidak. Hal yang sama dapat dikatakan terhadap tujuan kelompok informal.
Alasan Ekonomi
Dalam banyak hal, kelompok terbentuk karena individu percaya mereka dapat memperoleh
kemanfaatan ekonomi yang lebih besar dari pekerjaan mereka jadi mereka berorganisasi.
Sebagai contoh, karyawan yang bekerja pada ujung yang berbeda dari suatu lini perakitan
mungkin dibayar atas dasar insentif kelompok di mana produksi kelompok tersebut
menentukan besaran upah masing-masing anggotanya. Dengan bekerja dan berhimpun
sebagai suatu kelompok, setiap individu dapat memperoleh keuntungan ekonomi yang
lebih besar. Dalam berbagai contoh lainnya, motif ekonomi mendorong terbentuknya
kelompok : pekerja dari perusahaan yang tidak tergabung dalam serikat buruh membentuk
suatu kelompok untuk menekan pimpinan agar memperoleh keuntungan lebih besar ; para
eksekutif tingkat atas dalam suatu perusahaan membentuk kelompok untuk meninjau
kembali kompensasi bagi eksekutif. Dalam keadaan bagaimanapun, anggota kelompok
mempunyai kepentingan yang sama – keuntungan yang meningkat
2. Storming (merebut hati) Adanya konflik intra kelompok. Terbentuknya hierarki yang relatif
jelas dalam kelompok, akan membawa kelompok menapaki fase sekanjutnya.
3. Norming (pengaturan norma) Terbentuknya kohesi (keterpaduan) dalam
kelompok.Struktur kelompok solid.Harapan dan perilaku kelompok dirumuskan secara
benar dan diterima anggotanya.
5. Anjourning (pengakhiran) Fase ini terjadi pada kelompok yang bersifat temporer dimana
hal ini ditandai dengan berakhirnya rangkaian kegiatan. Dalam tahap ini, kelompok tersebut
mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi menjadi
prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan untuk menyelesaikan
aktivitas – aktivitas. Respons dari anggota kelompok dalam tahap ini bervariasi. Beberapa
merasa gembira, bersenang – senang dalam persahabatan dan pertemanan yang
didapatkan selama kehidupan kelompok kerja tersebut.
VI.6. Kesimpulan
Peranan kepemimpinan dalam kelompok merupakan salah satu cirri kelompok yang sangat
menentukan. Pemimpin suatu kelompok menanamkan pengaruh terhadap anggota
kelompok yang bersangkutan.
Dalam kelompok formal, pemimpin dapat melaksanakan kekuasaan sanksi yang sah.
Artinya, pemimpin dapat memberi penghargaan atau menghukup anggota yang tidak
mematuhi petunjuk, perintah, atau peraturan.
Peranan kepemimpinan juga merupakan factor yang penting dalam kelompok informal.
Orang yang menjadi pemimpin kelompok informal umumnya dipandang sebagai anggota
yang dihormati dan berstatus tinggi
2. Rasa aman.
3. Sosial.
4. Penghargaan.
Alasan Ekonomi
Dalam banyak hal, kelompok terbentuk karena individu percaya mereka dapat memperoleh
kemanfaatan ekonomi yang lebih besar dari pekerjaan mereka jadi mereka berorganisasi.
2. Storming (merebut hati) Adanya konflik intra kelompok. Terbentuknya hierarki yang relatif
jelas dalam kelompok, akan membawa kelompok menapaki fase sekanjutnya.
5. Anjourning (pengakhiran) Fase ini terjadi pada kelompok yang bersifat temporer dimana
hal ini ditandai dengan berakhirnya rangkaian kegiatan.
Ø Para anggota kelompok trsebut sangat tertarik pada kelompok, dan mereka bersikap
loyal terhadap anggota-anggotanya dan termasuk didalamnya pihak pimpinan kelompok.
Ø Para anggota dan pemimpin kelompok tersebut memiliki kepercayaan dan keyakinan
tinggi pada diri mereka masing-masing.
Ø Nilai-nilai dan tujuan-tujuan kelompok merupakan suatau integrasi da ekspresi dari nilai-
nilai relevan dan kebutuhan-kebutuhan anggotanya.
Ø Kelompok tersebut memahami nilai konformitas yang bersifat konstruktif dan diketahui
kapan hal itu akan digunakan untuk maksud tertentu.
Ø Para anggota memiliki perasaan pasti dalam pengambilan keputusan yang oleh mereka
dianggap tepat.
permasalahan dapat muncul pada tingkat individu, kelompok maupun organisasi. Beberapa
hambatan utama dalam komunikasi yang efektif yaitu sumber, penyaringan, tekanan waktu,
mendengar secara selektif, masalah bahasa, bahasa kelompok, perbedaan kerangka acuan
dan beban komunikasi yang berlebihan. • Menilai sumber. Menilai sumber maksudnya
penafsiran atau pemberian arti terhadap suatu pesan dipengaruhi oleh orang yang
mengirim (komunikator) pesan tersebut. • Penyaringan. Penyaringan berkaitan dengan
manipulasi informasi, khususnya informasi yang negatif. • Tekanan waktu. Keterbatasan
waktu merupakan fenomena yang terjadi dalam setiap aspek kehidupan, dan tekanan waktu
menciptakan masalah penting dalam proses komunikasi. • Mendengarkan secara
selektif.Mendengarkan permasalahan secara selektif bagian dari permasalahan besar
persepsi selektif, dimana seseorang hanya mendengarkan bagian tertentu dari informasi
dan mengabaikan bagian yang lainnya dengan berbagai alasan. • Masalah bahasa.
Komunikasi merupakan suatu proses simbolis yang sebagian besar tergantung pada kata-
kata yang dimaksudkan mengandung arti tertentu. • Bahasa Kelompok. Pada umumnya
kelompok-kelompok profesional mengembangkan istilah-istilah teknis yang hanya dapat
dimengerti oleh kelompoknya saja. • Perbedaan kerangka acuan . Komunikasi yang efektif
memerlukan adanya proses penyandian dan penguraian didasarkan pada suatu pengalaman
yang sama. • Beban komunikasi berlebihan . Jika penerima mendapatkan informasi lebih
dari yang kemungkinannya dapat mereka tangani maka mereka akan mengalami beban
komunikasi yang berlebihan
VII.6. Rangkuman
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di
dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,
produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya:
memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi
informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada
organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual
Fungsi Komunikasi :
1. Fungsi Informatif
2. Fungsi Regulatif
3. Fungsi Persiasif
4. Fungsi Integratif
Proses komunikasi terdiri dari tujuh unsur utama, yaitu pengirim informasi, proses
penyandian, pesan, saluran, proses penafsiran, penerima umpan balik.
Unsur-unsur Utama Komunikasi Pengirim Pengirim adalah orang yang memiliki informasi
dan kehendak untuk menyampaikannya kepada orang lain. Pengirim atau komunikator
dalam organisasi bisa karyawan bisa pimpinan.
Proses komunikasi terdiri dari tujuh unsur utama, yaitu pengirim informasi, proses
penyandian, pesan, saluran, proses penafsiran, penerima umpan balik. Model komunikasi ini
banyak dipergunakan dalam organisasi untuk menganalisis komunikasi. Unsur-unsur Utama
Komunikasi Pengirim Pengirim adalah orang yang memiliki informasi dan kehendak untuk
menyampaikannya kepada orang lain. Pengirim atau komunikator dalam organisasi bisa
karyawan bisa pimpinan. Penyandian Penyandian merupakan proses mengubah informasi
ke dalam isyarat-isyarat atau simbol-simbol tertentu untuk ditransmisikan. Proses
penyandian ini dilakukan oleh pengirim. Pesan Pesan adalah informasi yang hendak
disampaikan pengirim kepada penerima. Sebagian besar pesan dalam bentuk kata baik
berupa lisan maupun tulisan. Saluran Saluran atau media adalah alat dengan mana pesan
berpindah dari pengirim ke penerima.