Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOKINETIK

MODEL IN VITRO FARMAKOKINETIK OBAT SETELAH


PEMBERIAN SECARA BOLUS INTRAVENA

Moch Renaldi A
11171122
4 FA 3

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


FAKULTAS FARMASI
2020
I. Tujuan Praktikum
1. Memahami proses in vivo dan perkembangan kadar obat dalam darah setelah
pemberian obat secara bolus intravena.
2. Mampu memplot data kadar obat dalam fungsi waktu pada skala semilogaritmik.
3. Mampu menentukan berbagai parameter farmakokinetik obat yang berkaitan dengan
pemberian obat secara bolus intravena.
II. Prinsip Percobaan
Menentukan parameter farmakokinetik obat pada pemberian obat secara bolus intravena.
III. Dasar Teori
Farmakokinetik adalah sutu proses dimana bermula dari masuknya obat ke
dalam tubuh hingga akhirnya dikeluarkan kembali dari tubuh. Proses farmakokinetik
mencakup proses absorpsi, distribusi, bioransformasi/metabolisme,dan ekskresi obat.
Untuk mencapai efek farmakologisnya, suatu obat berada di daerah tempatkerjanya
dengan kadar yang sesuai. Untuk mencapai tempat kerja tersebut obat tersebut
harus melewati berbagai membran sel tubuh.
Secara garis besar obat dapet yang diberikan secara intravaskular (langsung masuk
ke dalam pembuluh darah) dan ekstravaskular (di luar saluran darah seperti yang
diberikan secara oral, rektal, injeksi intramuskular , dll). Pada pemberian secar
ekstruvaskular, obat akan masak ke dalam sistem peredaran melalui proses absorpsi.
Pemberian secara intravaskular dapat dilakukan secara bolus (sekaligus seperti injeksi
intravena) atau secara kontinyu dengan suatu kecepatan yang konstan seperti cara infus.

Setelah masuk ke dalan sistem peredaran darah, akan mengalami proses distribusi,
metabolisme dan ekskresi. Proses metabolisme dan ekskresi merapakan proses eliminasi.
Adanya berbagai proses yang terjadi akan menyebabkan terjadinya perbedaan kadar obat
dalam darah terhadap fungsi waktu. Dengan pendekatan pemodelan matematis, kinektika
obat dalam darah dapat digambarkan dengan suatu model komparternental: satu
kompartemer dan nulti- kompartemen. Kinetika perubehen kadar obat untuk setiap
proses yang terjadi mengikuti kinetika orde satu.

Pada pemberian, secara bolus intavena, obat seluruhnya akan masuk dalam sistem
peredaran darah sehingga pada waktu perberian obat kadar obat dalam darah adalah yang
tertinggi. Kemudian kadar obat akan menurun karena adanya proses ditribusi ke dalam
jaringan lain dan eliminasi.

Persamaan kinetika obat dalam darah diberikan secara bolus intravena dengan suatu
dosis D yang mengikuti model satu kompartemen yang diberikan dengan persamaan
berikut:

Ct =Co. e−k .t

dimana C, adalah kadar obat dalam waktu t, Co adalah kadar obat pada waktu o, k atau ke
adalah konstanta kecepatan eliminesi obat.

Dengan menentukan kadar obat pada berbagai waktu, harga Co dan k dapat dihitung
dengan cara regresi linier setelah persamaan ditransformasikan ke dalam nilai logaritmik:

LnC = LnCo – K.t

Setelah ditentukan nilai Co dan k, berbagai parameter farmakokinetik obat yang berkaitan
dengan cara pemberian obat secara bolus intravena dapat dihitung seperti distribusi nilai
volume (Vd), klirens (Cl) dan waktu paro eliminasi (T1/2) .

D 0,693
Vd = Cl=Vd . K T 1/2=
Co k

IV. Alat dan Bahan


■ Alat & Bahan
1. Spektrofotometri Uv-Vis
2. Magnetic stirrer
3. Thermometer
4. Compressor
5. Beaker glass
6. Larutan dapar phosfat pH 7,4
7. Larutan paracetamol 2500 bpj
8. Aquadest
V. Prosedur Kerja
1. Isi kompartemen dengan 250 ml larutan dapar phosfat pH 7,4
2. Buat larutan parasetamol 2500 bpj sebanyak 10 mL (pakai 1 mL sebagai obat)
3. Jalankan pompa peristaltik, untuk menjaga suhu kompartemen 37⁰C
4. Ambil cuplikan sebanyak 5 ml pada waktu 5, 15, 30 dan 45 menit setelah rangkaian
alat dijalankan. Setiap kali pengambilan cuplikan tambah sejumlah dapar dengan
volume yang sama dengan volume yang diambil pada setiap cuplikan.
5. Tentukan kadar obat dalam cuplikan (secara spektrofotometri).
6. Plot data kadar obat terhadap waktu pada kertas semilogaritmik
7. Hitung harga Co, K, Vd, Cl dan T1/2

VI. Hasil Pengamatan


1) Persamaan regresi linier
y = 0,0603x - 0,0115   a= -0.0115
R² = 0,9845   b= 0.0603

2) Data pengamatan
Waktu Absorban Konsentrasi Ln Cp
(X)
5 0.6483 10.9420 2.3926
15 0.5288 8.9602 2.1928
30 0.3890 6.6418 1.8934
45 0.3857 6.5871 1.8851

3) Grafik emilog antata waktu (t) terhadap konsentrasi (c)


y=11.081e-0.013x
R² = 0.88
I. Perhitungan
A = Intercept = LnCp = 2.4052
B = Slope = K = -0.0132/ menit
Y = BX + A
Ct = Co.e-k.t
Ct = 11,0806^(-0,0132t)

Cp0 Volume Distribusi (Vd)


Ln Cp = 2,4052 - 0,0132t Vd = Dosis / Cp0
Ln Cp0 = 2,4052 Vd = (2500ppm x 1 mL)/ 11.08065
Cp0 = 11.08065 Vd = 225.6186 mL
Klirens (Cl) Waktu Paruh (T1/2)
Cl = Vd x K T ½ = 0,693/K
Cl = 225.6186 x 0.0132 T ½ = 0,693/0.0132
Cl = 2.9782 mL/waktu T ½ = 52.5 Jam

VII. Pembahasan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menjelaskan proses farmakokinetik
obat dalam tubuh setelah pemberian secara ekstravaskuler, mengetahui profil
farmakokinetik dan mengetahui perkembangan obat dalam darah setelah pemberian obat.
Dalam metode ini suatu wadah digambarkan sebagai kompartemen tubuh dimana
obat mengalami profil farmakokinetik dari distribusinya sampai eliminasinya. Menurut
Shargel 1988 digunakan suatu wadah sebagai ilustrasi kompartemen satu terbuka. Model
ini menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam plasma mencerminkan
perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. Pada pemberian obat
intravascular, volume obat yang diberikan dapat diberikan secara sekaligus / bolus,
misalnya injeksi intravena atau secara kontinyu dengan kecepatan yang konstan seperti
infus dan akan langsung mengalami fase distribusi dan obat akan langsung berada pada
sirkulasi sistemik tanpa mengalami proses absorpsi.
Parameter farmakokinetik yang diukur yaitu waktu paruh (t ½), konsentrasi obat
dalam darah pada waktu tertentu (Ct) dan klirens (Cl), dan Volume distribusi (Vd).
Waktu paruh dalam plasma adalah waktu dimana konsentrasi obat dalam plasma
menurun separuhnya dari nilai seharusnya. Klirens suatu obat adalah factor yang
memprediksi laju eliminasi yang berhubungan dengan konsentrasi suatu obat tanpa
mempermasalahkan mekanisme prosesnya. Volume distribusi adalah volume yang
didapatkan pada saat obat didistribusikan.
Pada hasil yang didapatkan yaitu konsentrasi obat pada menit ke-5 adalah 10.9420
mcg/ml, pada menit ke-15 adalah 8.9602 mcg/ml, pada menit ke-30 adalah 6.6418
mcg/ml, sedangkan pada menit ke-45 adalah 6.5871 mcg/ml. Hal ini sesuai dengan teori
farmakokinetika obat dimana konsentrasi obat yang diberikan secara langsung tersebut
mempunyai konsentrasi obat yang tinggi dalam darah pada saat pemberian dan
semakin menurun terhadap bertambahnya waktu dan sirkulasi cairan tubuh yang terus
berjalan hampir sebanding dengan yang dimetabolisme dan dieksresikan keluar.
Parameter lainnya yang digunakan untuk mengukur kadar obat dalam tubuh adalah Vd
(volume distribusi) menggambarkan volume teoritis dimana obat terdistribusi pada
plasma darah kompartemen terbuka. Jika konsentrasi obat dalam plasma dan volume
distribusi diketahui, maka jumlah keseluruhan obat dalam tubuh dapat dihitung dimana
berdasarkan hasil percobaan volume distribusinya adalah Vd = 225.6186 mL.
Selain itu parameter yang digunakan adalah kecepatan eliminasi dimana berdasarkan
hasil percobaan, kecepatan eliminasinya adalah Kel = 0.0132/ menit. Clearance (Cl)
menunjukkan berapa banyak urin yang dikeluarkan per waktu / kemampuan
mengeliminasi (satuannya: volume/waktu). Parameter ini dipengaruhi oleh ginjal. Nilai
klirens dari hasil percobaan adalah Cl = 2.9782 mL/waktu. Parameter lain yang
digunakan dalam farmakokinetika adalah t1/2 merupakan waktu dimana konsentrasi obat
berada separuhnya didalam tubuh. Berdasarkan hasil percobaan nilai t1/2 dari
parasetamol adalah T ½ = 52.5 Menit.
VIII. Kesimpulan
1. Praktikum farmakokinetik “Model In Vitro farmakokinetika obat setelah pemberian
secara bolus intravena” digunakan untuk menguji parameter farmakokinetika obat
dalam tubuh/wadah yang digunakan sebagai kompartemen darah dalam tubuh
sebagai tempat obat di distribusi dan di eliminasi.
2. Berdasarkan praktikum ini, telah didapatkan grafik plot antara konsentrasi obat
terhadap waktu dengan konsentrasi mula-mula cukup tinggi dan seiring berjalannya
waktu menurun secara bertahap.
3. Berdasarkan data hasil perhitungan, didapatkan :
 Kel parasetamol adalah Kel = 0.0132/ menit
 Vd parasetamol adalah Vd = 225.6186 mL
 Klirens parasetamol adalah Cl = 2.9782 mL/waktu
 T ½ parasetamol adalah T ½ = 52.5 Menit

IX. Daftar Pustaka


Shargel, L and Yu. A. B. C. 1998. Biofarmasetika and Farmakokinetika Terapan.
Terjemahan Fasith dan S. Sjamsiah. Surabaya. Universitas Airlangga Press.
Rowland,M.,&Tozer,T.N.2011.Clinical pharmacokinetics/pharmacodynamics(4th ed) :
Lippicott Williams and Wilkins.
Hakim, H.C.,2012.Farmakokinetik.Yogyakarta:Bursa Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai