Anda di halaman 1dari 2

Nama :Reksya adi nugeraha

Npm :2006080

Agama, kewajiban atau kebutuhan?

Agama atau dalam bahasa arabnya ad-dien adalah : “Keyakinan (keimanan)tentang suatu dzat
ketuhanan (Ilahiyah) yang pantas untuk menerima ketaatandan ibadah”. Ini adalah definisi secara
umum. Karenanya semua keyakinantentang dzat ketuhanan disebut agama, walaupun itu murni hasil
“kreatifitas” pemikiran manusia.
Kita tahu bahwa sebagian besar penghuni bumi ini memeluk suatu agama. Itu adalah sebuah
kenyataan yang tak bisa dipungkiri. Hal ini memunculkan sebuah pertanyaan “Mengapa manusia
beragama?”. Jawabnya adalah karena manusia memang membutuhkan agama dalam hidupnya.
Sebagai makhluk yang beragama, pastinya wajib melakukan kewajiban dari agama mereka dan
menjauhi larangan yang diperintahkan agamanya, faktor-faktor mengapa manusia memerlukan agama
menurut dr. yusuf Al-qaradhawy dalam buku “Madkhal li-Ma’rifatil Islam”-Pengantar KajianIslam-
menyebutkan paling tidak ada lima faktor yang menyebabkan manusia butuh terhadap agama, lima
faktor itu bisa dijabarkan sebagai berikut:
1.kebutuhan akal terhadap pengetahuan mengenai hakikat eksistensi terbesar
2.kebutuhan fitrah manusia
3.kebutuhan manusia terhadap Kesehatan jiwa dan kekuatan rohani
4.kebutuhan masyarakat terhadap motivasi dan disiplin akhlak
5.kebutuhann masyarakat kepada solidaritas dan soliditas

Contoh kegiatan yang merupakan implementasi ajaran islam dalam konteks


kemodernan dan keindonesiaan yang sesuai dengan prinsip akidah ahlu sunnah wal
jama’ah

Perkembangan Islam di Nusantara ini merasakan berbagai pengalaman, disebabkan adanya


keberagaman budaya dan tradisi pada setiap pulau tersebut. Bahkan dalam satu pulau saja bisa
melahirkan berbagai budaya dan tradisi. Perjumpaan Islam dengan budaya (tradisi) lokal itu seringkali
menimbulkan akulturasi budaya. Kondisi ini menyebabkan ekpresi Islam tampil beragam dan bervariasi
sehingga kaya kreativitas kultural-religius. Realitas ini merupakan risiko akulturasi budaya, tetapi
akulturasi budaya tidak bisa dibendung ketika Islam memasuki wilayah baru. Jika Islam bersikap keras
terhadap budaya atau tradisi lokal yang terjadi justru pertentangan terhadap Islam itu sendiri
Maka jalan yang terbaik adalah melakukan seleksi terhadap budaya maupun tradisi yang tidak
bertentangan dengan ajaran Islam untuk diadaptasi sehingga mengekpresikan Islam yang khas. Ekpresi
Islam lokal ini cenderung berkembang sehingga menimbulkan Islam yang beragam. Tuntutan
modernitas dan globalisasi menuntut model pemahaman agama yang saintifik, yang secara serius
memperlihatkan pelbagai pendekatan, Pendekatan Islam monodisiplin tidak lagi memadai untuk
menjawab tantangan zaman yang dihadapi umat Islam di berbagai tempat.
Contoh kegiatan implementasi ajaran islam adalah melalui perangkat budaya. Ajaran islam yang
ditanamkan melalui perangkat budaya ini, mau tak mau, menyisatkan warisan agama lama dan
kepercayaan yang ada, pembersihan anasir syirik untuk meneguhkan konsep tauhid dalam ajaran islam
dengan pendekatan menggunakan metode modern yang mengikuti sesuai zaman.
Implementasi lainya adalah mendirikan pesantren-pesantren, menyebarkan agama menggunakan
berbagai media, contoh media untuk sekarang bisa menggunakan media sosial seperti kanal youtube,
dan dengan metode dakwah atau mengadakan kajian untuk pada pemuda masjid
Referensi KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA - Pondok Pesantren Modern Islam
Assalaam Sukoharjo

Anda mungkin juga menyukai