Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Psikologi Sosial

Psikologi sosial lahir dari pemisahan antara ilmu psikologi dengan filsafat yang memiliki
periodisasi sebagai berikut :
1. Pada era 1880 – 1935
Dimana pada era ini dikenal dengan era pengumpulan kekuatan ( gathering Force ),
yang mana studi awal tentang psikologi sosial dimulai oleh Tripllet dan insinyur
pertanian Prancis Max Ringelmann. Kemudian artikel ilmiah yang dipublikasikan
pada tahun 1897 – 1898, sedangkan Ringelmann dilakukan pada tahun 1880 yang
tidak dipublikasikan hingga tahun 1913. Topik penelitian yang dibahas berupa apakah
terdapat hubungan antara kedekatan seseorang dengan kemampuan yang dimilikinya
dan juga apakah ada penyimpangan yang terjadi apabila dalam sebuah kelompok.
Namun studi tersebut masih belum bisa ditetapkan sebagai lahirnya psikologi sosial,
yang kemudian terdapat kontribusi dari beberapa tokoh dengan menerbitkan 3 buku
teks yang ditulis oleh William McDougall ( 1908 ) psikologi inggris, dari Amerika
Ross ( 1908 ), dan Allport ( 1924 ). Dan dari buku – buku tersebut terlihat hubungan
aspek sosial yang memiliki pengaruh terhadap perilaku manusia, sehingga dari situlah
psikologi sosial lahir.
2. Era tahun 1936 – 1945
Pada era ini dikenal dengan sebagai era kemajuan yang besar, dimana psikologi sosial
telah di dukung oleh tokoh – tokoh besar dan salah satu tokoh besar yang lahir pada
masa ini yaitu Muzafer Sherif sebagai peneliti berbakat pada tahun 1938 ia telah
mempublikasikan studi besarnya tentang pengaruh sosial. Dalam studinya tersebut
merupakan penelitian yang sangat penting dalam perkembangan psikologi sosial.
Karena dari penelitian tersebut dapat menginspirasi munculnya sebuat studi lebih
dalam tentang perilaku manusia sebagai akibat pengaruh sosial. Kontributor besar lain
yang lahir di era ini yaitu Kurt Lewin, yang mana konsep – konsepnya sanagt besar
dalam kehiudpan sehari – hari. Pada era Nazi di jerman banyak sekali tekanan hidup
yang dialami oleh manusia. Sehingga tidak lah aneh apabila teorinya cukup banyak
menjelaskan tentang tekanan yang mempengaruhi perilaku manusia. Yang
dirumuskan dalam teori medan bahwa perilaku manusia sebagai fungsi interaksi antar
individu dengan lingkungannya. Dari teori itulah kemudia muncul pendekatan
psikoanalisis dan pendekatan behavioristik, posisi teori Lewin saat ini dikenal sebagai
teori yang interaksionis kaena teori tersebut melihat perilaku manusia sebagai hasil
faktor pribadi dan juga faktor lingkungannya. Kemudian karena teori dan
penelitiannya psikologi sosial jadi lebih banyak menjelaskan tentang terjadinya
perilaku manuisa dan juga solusi yang ditimbulkan akibat perilaku tersebut.
3. Periode Klasik Tahun 1946 – 1960
Setelah Perang Dunia II psikologi sosial telah menemukan kematangannya diaman
dana penbelitian telah ditingkatkan oleh pemerintah yang dapat membantu psikologi
sosial semakin kuat.adapaun beberapa ahli yang berkontribusi pada era ini yaitu :
 Gordon Allport dengan topik Prasangka
 Solomon Asch dengan topik Konformitas
 Leon Festinger dengan topik Disonasi Kognitif dan Perbandingan
 Fritz Heider dengan topik teori Atribusi dan teori Keseimbangan
 Carl Hovalnd dengan topik Sikap dan Persuasi
 John Thibaut dan Harold Kelley dengan topik Pertukaran Sosial
4. Era Tahun 1961
Dimana pada era disebut era kepercayaan dan krisis, yang mana telah melakukan
ekspansi luar biasa sehingga psikologi sosial mempelajari bagaiamana orang berpikir
dan merasakan tentang dirinya dengan orang lain. Psikologi sosial disini telah
mempeljarai interaksi individu dalam kelompok dan juga problem sosial. Para ahli
psikologi sosial juga sudah memulai mempelajari tentang ketertarikan fisik dan stress
oleh karena itu dimasa ini dapat dikatakan sebagai masa yang produktif. Dibalik
keberhasilan penelitian tersebut mulai munculnya perdebatan dan krisis yang
meningkat, hal ini dikarenakan keragaman hasil penelitian serta perbedaan pandangan
antar kelompok. Yang mana hal itu mengakibatkan psikologi sosial terpecah menjadi
dua kelompok yaitu antara yang pro dan yang kontra dalam metodologi.
5. Era Pluralisme tahun 1976 hingga sekarang
Pertentangan yang terjadi antara kelompok pro dengan kontra masih belum berakhir
dan setiap keolompok menunjukkan kemenangannya. Dan ketika lembaga etik
menjadi lebih terlembaga dan memiliki prosedur serta aturan yang kuat maka
laboratorium eksperimen pada psikologi sosial akan semakin besar pula. Pluralisme
tersebut berkembang karena metode penelitian yang bervariasinya aspek manusia
yang diteliti. Psikologi sosial tidak hanya mengkaji tentang tindakan dan keinginan
yang semata hanya sebagai objeknya, namun juga harus mengkaitkan antatra emosi
serat motivasi seorang individu. Dengan berkembangnya teori – teori kognisi sosial
sebagai salah satu kajian psikologi sosial juag turut mendorong kuatnya disiplin ilmu
lain untuk dikaji. Kognisi sosial merupakan sebuah studi bagaimana seseorang dapat
mempersepsi, mengingat, serta menginterpretasi informasi tentang dirinya maupun
orang lain. Penyebab adanya pluralisme lain pada psikologi sosial ditandai dengan
lebih internasional dan multikulturalnya. Yang awalnya para ahli hanya berasal dari
Amerika utara namun saat ini telah merambah ke berbagai negeri. Yang mana
awalnya psikologi sosial dikenal sebagai monokultural sekarang dikenal menjadi
multikulturalyang telah menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Perbandingan antara Antropologi, Sosiologi, dan Psikologi Sosial.


1. Antropologi
Antropologi merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang kebudayaan
masyarakat. Dimana kebudayaan manusia juga meliputi ciri – ciri fisik serta adat
istiadat dan lingkungan tempat tinggal. Sebuah adat istiadat yang merupakan pemikiran
serta kebiasaan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya yang
menimbulkan sutau pola perilaku atau nilai dan norma yang mengakar dalam
kehidupan masyarakat. Setiap lingkungan yang ada akan memberikan sebuah baik
kebudayaan maupun ciri fisik yang berbeda. Contohnya saja di indonesia antara papua
dengan jawa yang berbeda tepat tinggal memiliki ciri fisik yang berbeda, gaya bicara,
kebiasaannya, budaya, cara pandang yang berbeda. Jadi antropologi mengkaji tentang
kebudayaan manusia yang meliputi berbagai macam faktor didalam yang dihasilkan
dari kebudayaan tersebut.
2. Sosiologi
Ilmu sosiologi ini berbeda dengan antropologi dimana sebagai ilmu pengetahuan yang
mengkaji fenomena – fenomena sosial dimasyarakat maupun individu dan bertujuan
agar masyarakat dapat hidup dengan damai antara satu dengan yang lainnya. Jadi
sosiologi mengkaji tentang permasalahan dalam masyarakat yang berkaitan dengan
interaksi sosial dimana kita mengingat bahwa manusia sebagai makhluk sosial. Artinya
makhluk yang tidak dapat hidup sendiri sehingga manusia tidak mampu untuk hidup
sendiri karena ia membutuhkan manusia lain untuk membantunya. Dan ketika interaksi
sosial terjadi yang mencakup baik dari segi lapisan sosial dimasayrakat ataupun struktur
sosial dimasayrakat dan lain sebagainya, maka dapat menimbulkan masalah – masalah
sosial yang dapat diselesaikan dengan kajian dari ilmu sosiologi ini sendiri.
3. Psikologi Sosial.
Berbeda lagi antara antropologi yang membahas kebudayaan manusia, serta sosiologi
yang membahas tentang fenomena – fenomena sosial pada individu maupun masyarakat.
Psikologi Sosial ini mengkaji tentang perilaku atau hasil dari interaksi sosial suatu
manusia dengan manusia. Hasil interaksi yang dimaksud adalah perilaku yang ditunjukkan
berupa respon kejiwaan, respon tersebut antara lain sikap, emosi, perhatian, minat, harga
diri dan lain sebagainya. Yang kemudian ilmu psikologi sosial juga akan mengkaji tentang
perkembangan kejiwaan atau mental manusia sebagai makhluk sosial, sehingga dapat di
ketahui inti dari ilmu psikologi sosial ini mempelajari perilaku manusia dalam konteks
sebagai makhluk sosialnya dalam kehidupan sehari – hari atau dimasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai