Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ONLINE 3 – AKUNTANSI MANAJEMEN STRATEGIK

NAMA : DENISSA NATALIA


NIM : 20180104037

SOAL :
1. What is the management control system (MCS) ? Describe how the components of
the control system are interrelated.
2. Why do you have to consider behavioural views when designing the MCS ?
3. Discuss the relationship among strategic planning, strategic management and
programme planning.
4. Describe how goal congruence relates to MCS effectiveness.
5. What are the relationship between economy, efficiency, and effectiveness ? define
each of these concepts and discuss.

JAWAB :
1. Management Control System (MCS) adalah konsep sistem pengendalian manajemen
yang terkandung pengertian proses pengendalian, dan struktur pengendalian sebagai
sistem pengendalian manajemen secara keseluruhan. Struktur diartikan sebagai suatu
kerangka sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang membentuk sistem itu sendiri,
sedangkan proses didalam konsep sistem pengendalian manajemen adalah untuk
menjelaskan bagaimana bekerjanya masing-masing bagian didalam sistem tersebut
dalam pencapaian tujuannya, dan untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang dicapai
telah sesuai dengan rencana, Management Control System atau MCS merupakan
sekumpulan alat yang digunakan dalam organisasi dan diimplementasikan secara
terkoordinasi (Efferin dan Soeherman, 2010). MCS sendiri terdiri dari 3 bagian
penting yakni:
1) Management
Management menurut The Liang Gie adalah unsur yang merupakan rangkaian
perbuatan menggerakan karyawan-karyawan dan mengarahkan segenap fasilitas kerja
agar tujuan organisasi yang bersangkutan benar-benar tercapai, Manajemen memiliki
3 fungsi dasar yakni:
Planning (Perencanaan)
Pada tahap planning, manajer memiliki tugas untuk merumuskan perencanaan bagi
perusahaan baik perencanaan secara finansial maupun operasional.
Actuating (Pelaksanaan)
Actuating ialah tahapan dimana seluruh resource (manusia) mengusahakan
terealisasinya rencana dengan melakukan tugas-tugas yang telah diberikan
sebelumnya.
Controlling (Pengendalian)
Pengendalian ialah proses menjamin segala kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai
dengan perencanaan yang ditetapkan dan ketika terjadi penyimpangan dapat segera
diatasi.
2) Control
Aktivitas memonitor untuk menjamin suatu kegiatan berjalan sesuai dengan rencana.
3) System
System merupakan rangkaian proses dari elemen yang saling bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan. System dapat dibedakan menjadi dua yakni: Artificial dan
Natural.

Dalam pelaksanaannya, MCS berhubungan erat dengan manusia. Kinerja manusia menjadi
salah satu penentu keberhasilan MCS dalam dunia structural. Adapun beberapa permasalahan
utama yang terjadi kepada manusia dalam menjalankan tugasnya, yaitu :
 Lack of direction (Kurangnya instruksi)
Beberapa pegawai bekerja kurang memuaskan dikarenakan mereka tidak tahu apa yang
organisasi inginkan dari mereka. Ketika lack of direction ini terjadi, maka dapat terjadi
perilaku yang sembarangan. Oleh karena itu, fungsi management control adalah bagaimana
mereka dapat memberi kontribusi instruksi secara langsung untuk memenuhi tujuan
organisasi. (Merchant dan Stede, 2012:10).

 Motivational Problem (Permasalahan Motivasi)


Walaupun pegawai mengerti apa yang diharapkan, beberapa dari mereka tidak bekerja sesuai
harapan organisasi karena permasalahan motivasi. Permasalahan motivasi sering terjadi
karena tujuan individu dan organisasi tidak sejalan, dimana individu pegawai hanya berpikir
untuk dirinya sendiri. (Merchant dan Stede, 2012:10).
 Personal limitation (Keterbatasan Personal)
Permasalahan selanjutnya adalah bagaimana MCS dapat menanggulangi permasalahan saat
ada pegawai yang sudah diberi instruksi yang jelas, pegawai tersebut juga mempunyai
motivasi yang tinggi, tetapi kurang mempunyai kemampuan untuk mendapatkan hasil sesuai
dengan yang diinginkan organisasi. (Merchant dan Stede, 2012:12).

Sejumlah komponen yang saling terkait terdiri dari MCS oragnisasi adalah
- Strategi, perencanaan strategi, dan manajemen strategis,
- Struktur akuntabilitas (tata kelola perusahaan)
- Akuntansi pertanggungjawab (seperti penganggaran)
- Pengukuran kinerja
- Arah
- Motivasi dan insentif

2. Di perlukannya pertimbangan pandangan perilaku saat mendesain MCS :


Mendesain dan mengembangkan MCS membutuhkan peranan seseorang apa yang
diinginkan untuk diciptakan ? dimana peran tersebut menganalisa untuk
mengembangkan pemahaman mengenai determinasi kesuksesan. MCS sendiri tidak
dapat dibentuk atau dievaluasi tanpa adanya pemahaman dari permintaan peran yang
diatur. Pemahaman mengenai apa yang diinginkan sangat penting jika hal ini
didefinisikan untuk tindakan yang diinginkan, karena tujuan dari pengaturan
manajemen yaitu untuk mempengaruhi tindakan-tindakan yang dilakukan. Tetapi,
suatu pengaturan hanya dapat dijalankan melalui pemahaman lebih akan hasil atau
karakteristik pribadi atau budaya itu sendiri. Tuntunan sifat akan menjadi lebih
berharga jika mereka dipahami dengan lebih jelas bahwa sifat dapat digambarkan
secara lebih spesifik.

Mungkin keuntungan yang paling signifikan dari pengendalian perilaku adalah


bentuk pengendaliannya yang bersifat paling langsung. Pengendalian perilaku
biasanya menjadi pengendali yang terbaik karena hubungan perilaku dengan
pengendalian bersifat sangat langsung. Bahkan , apabila pengendalian terhadap
tindakan itu sendiri dinilai sudah cukup, maka tidak perlu memonitor hasilnya.
Pengendalian perilaku juga memiliki beberapa keuntungan lain. Ia cenderung
mendokumentasikan kumpulan pengetahuan tentang tindakan-tindakan yang terbaik.
Dokumen yang dihasilkan (seperti kebijakan dan prosedur) merupakan cara yang
efisien untuk mentransfer pengetahuan kepada karyawan yang melakukan sebuah
tindakan. Dokumen itu juga bisa dijadikan memory organisasi. Sehingga pengetahuan
yang terkumpul tidak hilang, apabila misalnya karyawan-karyawan penting
meninggalkan organisasi.

Pengendalian perilaku khususnya dalam bentuk kebijakan dan prosedur juga


merupakan cara yang efisien dalam meningkatkan koordinasi di dalam organisasi.
Tindakan-tindakan dapat lebih diprediksi sementara itu mengurangi arus informasi
inter-organisasi yang dibutuhkan untuk mencapai upaya yang terkoordinasi.
Pengendalian perilaku juga dapat menciptakan standardisasi dan rutinisasi yang
diidamkan oleh organisasi. Namun demikian, pengendalian perilaku juga memiliki
kerugian. Yang pertama adalah tingginya tingkat keterbatasan pengetahuan yang
sangat baik hanya ada bagi pekerjaan-pekerjaan yang sangat rutin. Lalu , kebanyak
pengendalian perilaku tidak mendorong kreatifitas, inovasi, dana daptasi. Karyawan
menjadi pasif, dan membentuk kebiasaan berdasarkan aturan kerja yang diberikan.
Adaptasi ini bisa sebegitu lengkapnya sampai karyawan tergantung pada aturan dan
tidak berpikir bagaimana bisa meningkatkan prosesnya,serta menolak adanya
perubahan. Dan pertanggung jawaban terhadap tindakan yang dapat menimbulkan
kecerobohan. Bahkan ketika pandangan prilaku tidak dianggap karyawan
kemungkinan cendrung bekerja menuju tujuan yang dinginkan.

3. Hubungan antara perencanaan strategis, manajemen strategis dan perencanaan


program :

Pengertian strategi secara umum adalah proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi biasanya
menjangkau masa depan, sehingga pada umumnya strategi disusun secara bertahap
dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk mencapai
sebuah strategi yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai
keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah
bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic
planning (Brown, 2005). Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu
organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk
mencapai tujuannya.
Program adalah rangkaian kegiatan-kegiatan atau seperangkat tindakan untuk
mencapai tujuan. Suatu program dalam mencapai tujuan akan tersusun dengan
melakukan perencanaan program. Perencanaan program mencakup pekerjaan
memperseiapan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang
memungkinkan suatu perusahaan untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan
keuangannya.

Manajemen strategi merupakan titik awal dalam pembuatan rencana dan anggaran
perusahaan yang dipilih oleh perusahaan untuk mencapai sasaran jangka panjang dan
misinya. Penyusunan anggaran harus dilakukan dengan hati-hati agar sasaran dan
tujuan strategis perusahaan dapat dicapai. Tanpa ada rencana strategis, kehilangan
peluang dan kinerja yang tidak baik dapat menyebabkan organisasi tidak berkembang
dan bisa menyebabkan perusahaan bangkrut.Setelah tujuan perusahaan ditetapkan dan
strategi untuk mencapai tujuan tersebut dipilih, kemudian diikuti dengan penyusunan
program-program untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan dalam
perencanaan strategi.

Program merupakan rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasi yang
ditetapkan dalam perencanaan strategi. Rencana jangka panjang yang dituangkan
dalam program memberikan arah ke mana kegiatan organisasi ditujukan dalam jangka
panjang. Anggaran merinci pelaksanaan program, sehingga anggaran yang disusun
setiap tahun memiliki arah seperti yang ditetapkan dalam rencana jangka panjang.
Jika tidak disusun berdasarkan program, pada dasarnya organisasi seperti berjalan
tanpa tujuan yang jelas. Perencanaan strategis dan penyusunan anggaran melibatkan
perencanaan, Proses penyusunan anggaran fokus pada satu tahun, sementara
perencanaan strategis fokus pada aktivitas yang mencakup periode beberapa tahun.
Jadi inilah pentingnya suatu perusahaan atau organisasi merumuskan strategi dan
perencanaan program agar supaya suatu perusahaan atau organisasi mampu
menghitung berapa anggaran dalam mencapai misi yang telah disepakati. Selain itu
strategi dan perencanaan juga mampu memberikan arah yang jelas untuk
kegiatannya.

4. Hubungan keselarasan tujuan terkait dengan efektivitas sistem pengendalian


manajemen :
Kongruensi mengacu pada konsistensi antara tujuan pribadi yang dimiliki seorang
manajer karena pengaruh sistem pengendalian dan tujuan organisasi yang berasal dari
strateginya. Misalnya, jika ukuran kinerja tidak sesuai, itu dapat mengakibatkan biaya
agensi kepada organisasi sebagai manajer berusaha untuk mencapai tujuannya sendiri
daripada tujuan strategis yang ditetapkan oleh manajemen. Ini pada gilirannya
mengarah pada tujuan yang tidak sesuai. Oleh karena itu perlu untuk memilih
langkah-langkah yang tepat yang akan memberikan arahan yang tepat kepada manajer
atau jika arahan tidak konsisten dengan strategi perusahaan, sistem pengendalian telah
mempromosikan ketidaksesuaian dan menyebabkan ketidaksesuaian tujuan dalam
organisasi.

5. Hubungan antara ekonomi, efisiensi dan efektivitas :


Ekonomi mengacu pada perolehan kualitas dan kuantitas yang memadai dari sumber
daya keuangan, manusia, dan fisik dan informasi pada waktu yang tepat dengan biaya
terendah. Efisiensi di sisi lain, terkait dengan penggunaan sumber daya keuangan,
manusia, fisik dan informasi sehingga output dimaksimalkan untuk setiap rangkaian
input sumber daya tertentu, atau input diminimalkan untuk setiap kuantitas dan
kualitas output yang diberikan. Efektivitas mengacu pada kinerja atau hasil aktual dari
suatu organisasi. Ini adalah pencapaian tujuan atau dampak kegiatan yang
dimaksudkan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai