Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
CHAPTER 3
CHAPTER 3
Menghitung Bea Masuk (BM) & Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI)
Pengertian bea masuk adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang yang dikenakan
terhadap barang yang memasuki daerah pabean. Sebagai salah satu jenis pajak yang
berdasarkan pada azas domisili, bea masuk menggunakan sistem tarif advalorum yang
besarnya diatur oleh Menteri Keuangan dan dicantumkan dalam Harmonized System.
Nilai CIF tersebut kemudian dikonversi ke dalam satuan kurs Rupiah dengan nilai tukar yang
berlaku pada hari dihitungnya bea masuk tersebut. Nilai tukar atau kurs ini mengikuti nilai
yang telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan sebagai dasar konversi nilai pabean.
Hasil perhitungan dari ketiga unsur tersebut disebut sebagai Nilai Pabean. Besaran pungutan
bea masuk bisa diketahui dengan cara mengalikan nilai pabean dikali persentase tarif bea
masuk.
Contoh:
2) Nilai Pabean = CIF (Cost/FOB, Insurance, & Freight) x NDPBM (Nilai Dasar
Perhitungan Bea Masuk)
3) Cost/FOB adalah nilai barang yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar.
Pembebasan FOB untuk barang kiriman sebesar 50 USD, untuk barang penumpang
sebesar 250 USD/orang atau 1000 USD/ keluarga.
4) Insurance (asuransi) yang tercantum dalam polis asuransi. Apabila asuransi ditutup di
dalam negeri, asuransi dianggap nihil (importir wajib melampirkan polis asuransi)
5) Freight adalah ongkos angkut sampai pelabuhan tujuan ditunjukan dengan B/L, AWB
atau dokumen lainnya.
6) Apabila tidak ada data Biaya Kirim (Freight) dan Asuransi maka:
5% dari FOB (Free on Board) untuk barang yang dikirim dari negara ASEAN
b. diserahkan jaminan sebesar BM dan PDRI, dalam hal PIB dengan penyerahan
jaminan; atau
c. PIB mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean, dalam hal PIB dengan
mendapatkan pembebasan bea masuk atau PIB dengan pembayaran berkala.
PDRI (PPN, PPnBM, dan PPh) yang seharusnya dibayar dihitung dengan cara sebagai
berikut:
PPN = 10% x (Nilai Pabean + BM)
PPnBM = % PPnBM x (Nilai Pabean + BM)
PPh = 2,5% x (Nilai Pabean + BM)
(Jika mempunyai API/APIT)
= 7,5% x (Nilai Pabean + BM)
b) Tas perempuan dari kulit samak masuk ke HS 4202.11.00.90 dengan tarif BM 10%.
= Rp 561.000,-
Jadi, total pungutan yang harus dibayar = BM + PPN + PPnBM + PPh = Rp680.000 +
Rp748.000+ Rp0+Rp561.000 = Rp1.989.000,-
Cara menghitung BM dan PDRI di android dapat menggunakan aplikasi “Kalkulator Bea
Masuk dan PDRI” yang dapat di download di Play Store. Berikut link tutorial perhitungan BM
dan PDRI di android (KALKULATOR BEA MASUK)
Cost/FOB adalah nilai barang yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar.
Pembebasan FOB untuk barang kiriman sebesar 50 USD, untuk barang penumpang sebesar
250 USD/orang atau 1000 USD/ keluarga.
Insurance (asuransi) yang tercantum dalam polis asuransi. Apabila asuransi ditutup di dalam
negeri, asuransi dianggap nihil (importir wajib melampirkan polis asuransi)
Freight adalah ongkos angkut sampai pelabuhan tujuan ditunjukan dengan B/L, AWB atau
dokumen lainnya.
Apabila tidak ada data Biaya Kirim (Freight) dan Asuransi maka:
5% dari FOB (Free on Board) untuk barang yang dikirim dari negara ASEAN
10% dari FOB untuk Asia-Non Asean atau Australia
15% untuk negara selain dari keduanya
NDPBM – Nilai Dasar Perhitungan Bea Masuk (Kurs yang dikeluarkan oleh Menteri
Keuangan)
Untuk penghitungan BM dan PDRI, dipergunakan NDPBM yang berlaku pada saat:
dilakukannya pembayaran BM dan PDRI, dalam hal PIB dengan pembayaran bea
masuk, PIB berkala atau PIB penyelesaian atas barang-barang yang mendapat
fasilitas pembebasan;
diserahkan jaminan sebesar BM dan PDRI, dalam hal PIB dengan penyerahan
jaminan; atau
PIB mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean, dalam hal PIB dengan
mendapatkan pembebasan bea masuk atau PIB dengan pembayaran berkala.
NDPBM (Kurs) dapat dilihat di KURS PAJAK MINGGU INI atau di APLIKASI ANDROID
Akan tetapi pungutan dalam rangka impor tidak hanya Bea Masuk saja, melainkan masih ada
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh). Selain itu terhadap barang-
barang tertentu juga bisa dikenakan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), Bea Masuk
Anti Dumping (BMAD), dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP).
Sehingga untuk dapat mengetahui secara jelas proses pemungutan BM dan PDRI, maka
Anda wajib untuk mempelajari ketentuan yang berlaku di bidang kepabeanan secara
komprehensif.
Selain dari Bea Masuk, masih terdapat jenis Bea Masuk lainnya yaitu:
Bea masuk anti dumping dikenakan terhadap barang impor dalam hal harga ekspor dari
barang tersebut lebih rendah dari nilai normalnya atau harga jual barang tersebut di dalam
negeri asal barang. Misalnya: di China harga televisi ketika dijual di pasar lokal adalah
USD 100, kemudian dijual dan diekspor kepada pembeli di Indonesia seharga USD 90,
maka terhadap barang tersebut akan dikenakan BMAD atau Bea Masuk Anti Dumping.
Bea masuk ini dikenakan apabila impor barang tersebut :
Yang dimaksud dengan "harga ekspor" adalah harga yang seharusnya dibayar atau akan
dibayar untuk barang yang diekspor ke Daerah Pabean Indonesia. Dalam hal diketahui
adanya hubungan antara importir dan eksportir atau pihak ketiga atau karena alasan tertentu
harga ekspor diragukan kebenarannya, harga ekspor ditetapkan berdasarkan:
a) Harga dari barang impor dimaksud yang dijual kembali untuk pertama kali kepada
pembeli yang bebas; atau
b) Harga yang wajar, dalam hal tidak terdapat penjualan kembali kepada pembeli yang
bebas atau tidak dijual kembali dalam kondisi seperti pada waktu diimpor.
Yang dimaksud dengan "nilai normal" adalah harga yang sebenarnya dibayar atau akan
dibayar untuk barang sejenis dalam perdagangan pada umumnya di pasar domestik negara
pengekspor untuk tujuan konsumsi. Dalam hal tidak terdapat barang sejenis yang dijual di
pasar domestik negara pengekspor atau volume penjualan di pasar domestik negara
pengekspor relatif kecil sehingga tidak dapt digunakan sebagai pembanding, nilai normal
ditetapkan berdasar :
b) Harga yang dibentuk dari penjumlahan biaya produksi, biaya administrasi, biaya
penjualan, dan laba yang wajar (constructed value)
Yang dimaksud dengan "barang sejenis" adalah barang yang identik atau sama dalam
segala hal dengan barang impor dimaksud atau barang yang memiliki karakteristik fisik,
teknik, atau kimiawi meneyerupai barang impor dimaksud.
Bea masuk tindakan pengamananan disingkat BMTP atau sering juga disebut safeguard
adalah bea masuk tambahan yang dikenakan terhadap barang impor, dimana terdapat
lonjakan barang impor baik secara absolut maupun relatif terhadap barang produksi
dalam negeri yang sejenis atau barang yang secara langsung bersaing, dan lonjakan
barang impor tersebut. Disamping itu, menyebabkan kerugian serius terhadap industri
dalam negeri yang memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut dan/atau barang
yang secara langsung bersaing, atau mengancam terjadinya kerugian serius terhadap
industri dalam negeri yang memproduksi barang sejenis dan/atau barang yang secara
langsung bersaing.
Bea masuk tindakan pengamanan paling tinggi sebesar jumlah yang dibutuhkan untuk
mengatasi kerugian serius atau mencegah ancaman kerugian serius terhadap industri
dalam negeri. Dalam hal barang ekspor Indonesia diperlakukan secara tidak wajar oleh
suatu negara misalnya dengan pembatasan, larangan, atau pengenaan tambahan bea
masuk, barang-barang dari negara yang bersangkutan dapat dikenai tarif yang besarnya
berbeda dengan tarif yang ditentukan, dimana tariff yang ditentukan paling tinggi 40%
dari nilai pabean.
Bea masuk imbalan adalah bea masuk tambahan yang dikenakan terhadap barang
impor, dimana ditemukan adanya subsidi yang diberikan di negara pengekspor terhadap
barang tersebut. Disamping itu, impor barang tersebut menyebabkan kerugian terhadap
industri dalam negeri yang memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut,
mengancam terjadinya kerugian terhadap industri dalam negeri yang memproduksi
barang sejenis dengan barang tersebut, atau menghalangi pengembangan industri
barang sejenis di dalam negeri.
Bea Masuk Imbalan dikenakan terhadap barang impor setinggi-tingginya sebesar selisih
antara subsidi dengan biaya permohonan, tanggungan atau pungutan lain yang
dikeluarkan untuk memperoleh subsidi; dan/atau pungutan yang dikenakan pada saat
ekspor untuk mengganti subsidi yang diberikan kepada barang ekspor tersebut.
Bea masuk pembalasan adalah bea masuk tambahan yang dikenakan terhadap barang
impor yang berasal dari negara yang memperlakukan barang ekspor Indonesia secara
diskriminatif.
Besarnya tarif bea masuk antidumping, bea masuk imbalan, bea masuk tindakan
pengamanan, dan bea masuk pembalasan ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
-end-