Anda di halaman 1dari 8

1.

Latar Belakang
Banyak penyakit yang menganggu kelangsungan hidup masyarakat banyak. Penyakit-
penyakit ini bukan hanya muncul dikarenakan keteledoran daripada si pengidap itu sendiri.
Melainkan juga dari lingkungan luar yang ada di sekitarnya. Biasanya para pasien yang ada
di rumah sakit paling gampang tertular dengan berbagai macam penyakit yang dapat
membahayakan kehidupannya sendiri.

Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum
mikrobiologi adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam keadaan
steril. Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini
adalah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan
aplikasi biocidal agent  atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau
menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang
membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut sterilisasi. Adanya
pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung
dan tidak sempurnanya sterilisasi.

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target


suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung
dari asam nukleat, protein atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk
sterilisasi disebut sterilant  (Pratiwi,2006). Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit
melalui proses fisik, kimia dan mekanik. Setiap proses (baik fisika, kimia maupun mekanik)
yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi.
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih
berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna,
maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan
diluluhkan (Cappuccino, 1983).

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Dalam bahan
dasar medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau
nukleotida (Lim, 1998).

1. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sterilisasi ?
2. Bagaimana prinsip kerja Autoklaf?
3. Bagaimana metode sterilisasi?
4. Apa saja macam-macam sterilisasi?
1. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah ;

–          Agar pembaca mengetahui apa pengertian dari sterilisasi

–          Agar pembaca mengetahui bagaimana prinsip kerja autoklaf yaitu alat yang
digunakan untuk mensterilkan alat atau bahan

–          Agar pembaca mengetahui apa saja metode dalam sterilisasi

–          Agar pembaca mengetahui apa saja macam-macam sterilisasi

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik bentuk
vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi
untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan
keadaan aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini
juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen
atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan
cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara
lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan radiasi
ionnisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
ü  Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi

ü  Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan  sterilisasi

ü  Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril

ü  Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai

ü  Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril

ü  Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus
dilakukan sterilisasi ulang.

1. Prinsip Kerja Autoklaf


Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang menggunakan
tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 1210C. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada
alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel
dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121 0C dan
tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121 0C atau
249,8 0F adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk
tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 1000C,
sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi
maka air akan mendidih pada suhu 1210C. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level,
jika di laboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu
disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan
dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk
kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 1210C dan tekanan 15 psi selama 15 menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf  lama kelamaan akan mendidih dan
uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam
autoklaf diganti dengan uap air, katup uap atau udara ditutup sehingga tekanan udara dalam
autoklaf  naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi
dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber
panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak
boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.

Untuk mendeteksi bahwa autoklaf  bekerja dengan sempurna dapat digunakan mikroba
penguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus stearothermophillus,
lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore
strip  ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu
ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukkan autoklaf telah bekerja
dengan baik. Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah :

ü  Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim

ü  Pelarut organik, seperti fenol

ü  Buffer dengan kandungan detergen

Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi coklat) dan hancurnya
substrat dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :

ü  Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa fosfat

ü  Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa garam
mineral lain

ü  Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar

ü  Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf

ü  Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0

Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari total volumenya, sisa ruang dibirkan
kosong. Jika mensterilkan media 1 liter yang ditampung pada erlenmeyer 2 liter maka
sterilisasi diatur dengan waktu 30 menit.

1. Metode Sterilisasi
1. Sterilisasi secara Fisik
Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan berubah
akibat temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme tersebut adalah
dengan panas. Berikut penjelasan mengenai cara membunuh mikroorganisme :

1. Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering
dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya
mati. Digunakan pada benda atau bahan yang tidak mudah menjadi rusak, tidak menyala,
tidak hangus atau tidak menguap pada suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang
tidak efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak mineral, gliserin
(berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang tidak stabil dengan uap
air. Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Contohnya alat ukur dan
penutup karet atau plastik. Selain itu, bahan atau alat harus dibungkus, disumbat atau ditaruh
dalam wadah tertututp untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.

1. Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh
mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap dilakukan menggunakan autoklaf
dengan prinsipnya memakai uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur
sterilisasi biasanya 121℃, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per
square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan
air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan
yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama akan menyebabkan :

 Penguraian gula
 Degradasi vitamin dan asam-asam amino
 Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
 Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar
Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang lebih
rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap
air panas adalah terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme
tersebut.
Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi dan bahan-bahan
lain yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap
air, larutan dengan pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan
plastic serta media untuk pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu
membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap
jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.
1. Pemanasan dengan Bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam
autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml,
injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam
wadah bersegel pada suhu 100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air.
Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002 % fenil merkuri nitrat dan
0,2% klorokresol.
1. Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan
darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.

1. Pemijaran
Dengan cara membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset,
batang L, dan sebagainya.

1. Sterilisasi dengan radiasi


Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel
sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang
peka terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang
elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β). Sterilisasi dengan
radiasi digunakan untuk bahan atau produk dan alat-alat medis yang peka terhadap panas
(termolabil).

1. Tyndalisasi
Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air dan tidak
tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang
disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan
pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai merupakan proses
memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama 1 jam setiap hari selama 3 hari
berturut- turut

1. Pasteurisasi
Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu (650C selama 30’ atau 720C selama 15’
untuk membunuh pathogen yang berbahaya bagi manusia.
1. Sterilisasi secara Kimia
Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan antiseptik terutama
tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga
diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dam kepekaan kulit sangat bervariasi.
Zat-zat kimia yang dapat di pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin,
yodium), alkohol, fenol, hydrogen peroksida, zat warna ungu Kristal, derivate akridin,
rosalin, deterjen, logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-
propilakton (Volk, 1993)

1. Sterilisasi secara Mekanik


Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan dengan
mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-
sporanya. Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu : sterilisasi uap (panas lembab), sterilisasi
panas kering, sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi), sterilisasi gas, sterilisasi dengan
radiasi.

1. Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya
sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi sempurnanya
makalah ini. Saran yang dapat penulis berikan adalah agar mahasiswa dapat memahami
tentang proses sterilisasi serta macam-macam sterilisasi. Pada makalah berikutnya menjadi
lebih baik lagi.

Daftar Pustaka

http://makalahselamakuliah.blogspot.com/2011/11/mikrobiologi-dan-parasitologi.html 
di akses pada 9 oktober 2013 13.02

Anda mungkin juga menyukai