Anda di halaman 1dari 5

SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR

YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018


ISSN 1978-0176

PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OESOFAGUS MAAG


DUODENUM (OMD) PEDIATRIK PADA KASUS STENOSIS
PILORUS DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD BANYUMAS
Sri Mulyati1), Filadelfia Tirza Halean2), Fatimah3), Siti Masrochah4)
1, 2,3,4)
Poltekkes Kemenkes Semarang-Indonesia
Corresponding author : tirzahalean@gmail.com

ABSTRAK

PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OESOFAGUS MAAG DUODENUM (OMD)


PEDIATRIK PADA KASUS STENOSIS PILORUS DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD
BANYUMAS. Pemeriksaan Oesofagus Maag Duodenum (OMD) adalah pemeriksaan radiografi pada
saluran pencernaan untuk melihat adanya kelainan anatomi dan fisiologi organ oesofagus, lambung dan
duodenum dengan menggunakan media kontras positif. Tujuannya adalah mengetahui prosedur pemeriksaan
OMD pediatrik pada kasus stenosis pilorus di Instalasi Radiologi RSUD Banyumas dan alasan menggunakan
media kontras iodium.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan di
Instalasi Radiologi RSUD Banyumas dengan menggunakan metode observasi, wawancara mendalam dan
dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan model interaktif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemeriksaan OMD pediatrik dilakukan dengan persiapan pasien
yaitu mengecek riwayat pasien, dipasang NGT, tidak minum susu 5 jam sebelum pemeriksaan. Pemeriksaan
menggunakan media kontras iodium sebanyak 30 ml, dicampur 70 ml NaCl yang dimasukkan melalui NGT.
Proyeksi yang digunakan adalah AP Supine babygram, AP Supine post kontras dan RPO post kontras.
Pemeriksaan dilakukan tanpa menggunakan pesawat fluoroskopi. Immobilisasi menggunakan bantuan
keluarga pasien. Setiap pemeriksaan radiologi memperhatikan upaya proteksi radiasi. Alasan penggunaan
media kontras iodium karena sudah kebijakan dari RSUD Banyumas dan permintaan dokter bedah, tidak
meninggalkan residu, lebih mudah larut, lebih aman dan citra yang dihasilkan sudah optimal.

Kata kunci: Oesofagus Maag Duodenum, Pediatrik, Stenosis Pilorus, RSUD Banyumas

ABSTRACT

RADIOGRAPHY PROCEDURES OF OESOFAGUS MAAG DUODENUM (OMD) PEDIATRIC


IN CASE STENOSIS PILORUS IN RADIOLOGY DEPARTMENT OF RSUD BANYUMAS.
Examination of Oesofagus Maag Duodenum (OMD) is a radiographic examination of the gastrointestinal
tract to look at the anatomy and physiology abnormalities of oesophagus, maag and duodenum organs by
using positive contrast media.The goal is to know the procedure of pediatric OMD examination in case of
pyloric stenosis in Radiology Departement of RSUD Banyumas and reasoning of using iodine contrast
media.
This research was qualitative with case study approach. Data was collected at Radiology
Departement of RSUD Banyumas using observation method, in-depth interview and documentation. Data
analysis with interactive model.
The results showed that the OMD examination was done with the patient's preparation that is
checking the history of the patient, installed theNasogastric Tube (NGT), not drinking milk for 5 hours
before the examination. The examination used iodine contrast 30 ml mixed with 70 ml NaCl which was
inserted through NGT. The projection used was AP Supine babygram, First stagA P Supine post contrast,
Second stage AP Supine and RPO post contrast. The examination was performed without fluoroscopy.
Immobilization uses helped of the patient's family. The reason for the use of iodine contrast media because
it’s the policy of RSUD Banyumas and the surgeon's request that pediatric OMD examination using iodine
contrast media. Iodine contrast media was more soluble for patients and relative more safety and image
quality more optimals.

Key words: Oesofagus Maag Duodenum, pediatric, pyloric stenosis, RSUD Banyumas

[ 234 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176

PENDAHULUAN selang Nasogastric (NGT). Sebelum


dimasukkan media kontras, pasien di foto
Pemeriksaan radiografi pada Upper polos AP Babygram. Tahap pertama media
Gastrointestinal adalah Pemeriksaan kontras diberikan sebanyak 50 ml, kemudian
Oesofagus Maag Duodenum (OMD). pasien difoto dengan proyeksi AP ini bertujuan
Pemeriksaan Oesofagus Maag Duodenum untuk melihat jalannya media kontras masuk
(OMD) adalah pemeriksaan radiografi pada ke dalam oesofagus dan lambung. Tahap kedua
saluran pencernaan atas yang bertujuan untuk media kontras diberikan sebanyak 50 ml
melihat adanya kelainan anatomi dan fisiologi kemudian pasien difoto dengan proyeksi AP
organ oesofagus, lambung, dan duodenum dan RPO (sesuai permintaan dokter radiologi),
dengan menggunakan media kontras positif [1]. ini bertujuan untuk melihat media kontras
Indikasi pada pemeriksaan radiografi masuk ke dalam lambung dan duodenum.
OMD antara lain: akalasia, disfagia, benzoar, Pemeriksaan OMD menggunakan pesawat
gastritis, stenosis, hiatal hernia, atresia radiologi konvensional tanpa menggunakan
oesofagus dan atresia duodenum[1]. Salah satu pesawat fluoroskopi. Tidak tersedianya alat
patologi dari pemeriksaan OMD adalah immobilisasi yang lengkap untuk pasien OMD
stenosis pilorus. Stenosis pilorus merupakan pediatrik, sehingga orang tua atau pendamping
kondisi penyempitan pilorus yang sering pasien diminta berperan dalam upaya
terjadi pada bayi. Pilorus adalah saluran yang immobilisasi pasien pediatrik. Proteksi radiasi
membawa makanan dan minuman dari diterapkan bagi pasien, pendamping pasien dan
lambung ke duodenum [2]. Keadaan ini mulai petugas radiologi.
berkembang antara usia 2 sampai 8 minggu Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji
setelah kelahiran. Insidensinya terjadi sekitar 2 lebih jauh dan mengangkatnya penelitian yang
: 1000 kelahiran hidup [3]. berjudul “Prosedur Pemeriksaan Radiografi
Teknik pemeriksaan radiografi OMD Oesofagus Maag Duodenum Pediatrik pada
pada pediatrik, dilakukan dengan Kasus Stenosis Pilorus di Instalasi Radiologi
menggunakan media kontras barium sulfat RSUD Banyumas”.
sebanyak 56,8 sampai 113,6 gr untuk bayi
dibawah satu tahun, 113,6 sampai 170 gr untuk METODE
pediatrik umur 1 sampai 3 tahun, 170,4 sampai
340,8 gr untuk pediatrik umur 3 sampai 10 Penelitian ini merupakan penelitian
tahun, 340,8 sampai 454,6 gr untuk pediatrik kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
umur diatas 10. Persiapan pemeriksaan OMD Subyek penelitian adalah pemeriksaan
pada pediatrik ditentukan berdasarkan umur. radiografi oesofagus maag duodenum pada
Bayi dibawah umur 3 bulan puasa selama 2 kasus stenosis pilorus dengan 4 responden
jam, bayi umur 3 bulan sampai 5 tahun puasa 4 terdiri dari 2 radiografer, 1 dokter radiologi, 1
jam dan bayi di atas 5 tahun puasa selama 6 dokter pengirim.
jam. Proyeksi yang digunakan yaitu foto polos Metode pengumpulan instrumen
abdomen posisi AP supine. Proyeksi penelitian dilakukan melalui observasi
pemeriksaan OMD pediatrik adalah proyeksi langsung, wawancara dan dokumentasi.
lateral kiri, LPO, RAO, lateral kanan, dan Analisa data menggunakan model interaktf
terakhir proyeksi PA. Pemeriksaan radiografi meliputi: pengumpulan data, reduksi data,
OMD pediatrik dilakukan dengan penyajian data, tahap pembahasan dan
menggunakan alat immobilisasi dan dipantau kesimpulan.
dengan menggunakan pesawat fluoroskopi [1].
Upaya proteksi radiasi dilakukan bagi pasien HASIL DAN PEMBAHASAN
dan petugas maupun doker radiologi [4].
Pada penelitian ini dilakukan teknik Penelitian ini menggunakan pasien
pemeriksaan radiografi OMD pediatrik pada pemeriksaan oesofagus maag duodenum
kasus stenosis pilorus dilakukan dengan pediatrik pada suspek obstruksi letak tinggi di
menggunakan media kontras iodium. Persiapan Instalasi Radiologi RSUD Banyumas.
pasien adalah tidak minum susu 5 jam sebelum Persiapan pemeriksaan puasa 5 jam sebelum
pemeriksaan dan pasien terpasang NGT. pemeriksaan dan terpasang NGT (Nasogasrtic
Metode pemberian media kontras melalui Tube)[6].

[ 235 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176

Pemeriksaan menggunakan media


kontras iodium non ionik dengan konsentrasi
300 mgl/l sebanyak 30 ml dan dilarutkan
dengan menggunakan NaCl sampai menjadi
100 ml[5]. Tahap pemasukan media kontras
dilakukan melalui 2 tahap. Tahap pertama
dimasukkan 50 ml media kontras lalu difoto
AP supine, tahap kedua dimasukkan 50 ml
media kontras lalu difoto proyeksi AP supine
dan RPO semi supine. Alasan menggunakan
media kontras iodium non ionik pada
pemeriksaan OMD Pediatrik karena kebijakan
RSUD Banyumas, meida kontras iodium lebih
mudah larut sehingga tidak meninggalkan Gambar 1. Hasil radiograf foto polos
residu yang dapat mengganggu dokter bedah babygram
dalam melakukan tindakan operasi dan sudah
dapat menghasilkan citra yang optimal[1] [7} {8]
{9]
.
Pemeriksaan OMD pediatrik di RSUD
Banyumas menggunakan proyeksi
pemeriksaan foto polos babygram, AP supine
post kontras dan RPO post kontras.
Pemeriksaan dilakukan tanpa menggunakan
pesawat fluoroskopi. Teknik immobilisasi
pasien dilakukan dengan bantuan keluarga
pasien, karena tidak tersedianya alat
immobilisasi pasien pediatrik[1][7][8].
Proyeksi foto polos babygram [1][7][8’],
bertujuan untuk melihat letak pemasangan Gambar 2. Hasil radiograf AP supine post
NGT, pengaturan faktor eksposi dan persiapan kontras tahap pertama
puasa pasien. Proyeksi AP supine post kontras,
bertujuan untuk melihat keadaan anatomi
keseluruhan oesofagus, lambung, duodenum
dan menentukan proyeksi yang akan dilakukan
selanjutnya. Proyeksi RPO post kontras
bertujuan untuk melihat anatomi lambung.
Tujuan secara umum adalah melihat letak
stenosis dan proyeksi yang digunakan tersebut
merupakan proyeksi yang paling
memungkinkan dilakukan pada pasien bayi,
proyeksi yang digunakan sudah cukup
menegakkan diagnosa, selain itu penggunaan
proyeksi yang secukupnya dapat mengurangi
dosis radiasi pasien[1][7][8][9] Gambar 3. Hasil radiograf AP supine post
kontras tahap kedua

[ 236 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176

Nasogastrik Tube (NGT)[1][7][8]. Pemasukan


media kontras dilakukan dalam 2 tahap. Tahap
pertama dimasukkan media kontras 50 ml lalu
difoto AP Supine, tahap kedua dimasukkan
media kontras 50 ml lalu difoto proyeksi AP
Supine dan RPO Semi supine. Proyeksi yang
digunakan adalah AP supine babygram, AP
supine post kontras tahap pertama, AP supine
post kontras tahap kedua dan RPO semi supine
post kontras tahap kedua. Pemeriksaan
dilakukan tanpa menggunakan pesawat
fluoroskopi. Immobilisasi menggunakan
Gambar 4. Hasil radiograf RPO semi supine bantuan keluarga pasien. Setiap pemeriksaan
post kontras radiologi memperhatikan upaya proteksi
radiasi untuk pasien, petugas maupun keluarga
Pemeriksaan radiografi OMD pediatrik pasien. Upaya proteksi radiasi diterapkan untuk
dilakukan tanpa menggunakan pesawat pasien, petugas radiologi dan pendamping
fluoroskopi, radiografer harus lebih berhati- pasien.
hati dan lebih teliti dalam melakukan Alasan penggunaan media kontras
pemeriksaan sehingga nantinya tidak iodium pada pemeriksaan radiografi OMD
menimbulkan pengulangan foto dan pediatrik karena sudah merupakan kebijakan
diharapkan dapat membuat foto dengan dari RSUD Banyumas dan permintaan dokter
proyeksi yang tepat sehingga dapat bedah yang menyatakan bahwa pemeriksaan
memperlihatkan informasi diagnostik yang OMD pediatrik menggunakan media kontras
dibutuhkan dan dapat menegakkan diagnosa. iodium, kondisi pencernaan pasien bayi yang
Pemeriksaan OMD tanpa menggunakan belum sempurna akan berbahaya apabila
pesawat fluoroskopi memiliki kelebihan yaitu menggunakan barium sulfat, selain itu media
dosis radiasi yang diterima pasien lebih sedikit, kontras iodium lebih mudah larut dalam tubuh
sedangkan kekurangannya yaitu tidak dapat dan tidak mengganggu dokter bedah dalam
memantau jalannya media kontras yang masuk melakukan tindakan operasi.
sehingga pemeriksaan dilakukan dengan blind
foto[1][7][8][9] DAFTAR PUSTAKA
Upaya proteksi radiasi diterapkan bagi
[1] Bontrager. 2014. Radiographic and Releated
petugas adalah berlindung dibalik tabir dan Anatomy. Eight edition. St. Lois: The CV. Mosby
menggunakan alat pengukur dosis personil. Company.
Upaya proteksi radiasi untuk pasien adalah [2] Sodikin. 2011. Gangguan Sistem Gastrointrstinal
menggunakan faktor eksposi dengan sekon dan Hepatobillier. Jakarta: Salemba Medika.
[3] Ferrari, J.H. Del Riego. 2012. Journal Infantile
yang kecil, menggunakan lapangan kolimasi Hypertrophic Stenosis of the Pylorus. European society of
yang secukupnya, menghindari pengulangan Radiology
foto dengan cara melakukan eksposi pada saat [4] Rasad, Sjahriar. 2009. Radiologi Diagnostik. Jakarta:
FKUI.
pasien tenang. Proteksi radiasi bagi keluarga [5] Thomsen dan Judith A. W. Webb. Contrast Media.
pasien adalah menggunakan alat pelindung Denmark: Springer.
radiasi berupa apron[1][7][8][11]. [6] D. Colley, Brian. 2013. Pediatric Diagnostic
Imaging vol 2. Tweleveth edition. Philadelphia:
KESIMPULAN Elsevier.
[7] Hryhorczuk. 2013. Journal Esophageal Abnormalities in
Pediatric Patients. AJ.
Prosedur pemeriksaan oesofagus maag [8] Netter. Frank. 2014. Atlas of Human Anatomy.
duodenum (OMD) dilakukan dengan persiapan Philadelphia: Elsevier.
pasien antara lain : mengecek riwayat pasien, [9] Raja M, Ammar, dkk. 2017. Journal Pediatric
Upper GI Fluoroscopy: The Do’s and Dont’s.
sudah terpasang NGT, pasien tidak minum European Society of Pediatric Radiology.
susu selama 5 jam sebelum pemeriksaan. [10] E. M. Hussein, 2003, Handbook on Radiation
Pemeriksaan menggunakan media kontras Probing, Gauging, Imaging and Analysis, Volume II:
iodium sebanyak 30 ml dan dicampur dengan Applications and Design: Kluwer Academic
Publishe
70 ml NaCl yang dimasukkan melalui selang

[ 237 ]
SEMINAR NASIONAL SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYARTA, 20 AGUSTUS 2018
ISSN 1978-0176

[11] Bontrager. 2010. Radiographic and Releated Saran saya akan lebih baik apabila setiap
Anatomy. Sixth edition. St. Louis: The CV. Mosby
Company pemeriksaan radiologi selalu ditulis
[12] akarta: Salemba Medika. seberapa besar dosis radiasi yang diterima
pasien.
Pertanyaan dalam Seminar SDMIN 2018 :

Pertanyaan 1 (Sdr. Assef Fernando) :


Berapa rentang waktu yang digunakan
pada saat iodium dimasukkan sampai
dilakukan ekspose ?
Jawab :
Karena media kontras yang digunakan
adalah media kontras iodium yang mudah
larut dalam tubuh, maka pada saat media
kontras dimasukkan hanya memerlukan
waktu kurang lebih 1 menit lalu di ekspose.
Pertanyaan 2 ( Sdr. Assef Fernando ) :
Lalu mengapa keluarga pasien yang
disuruh memegangi pasien dan berarti
keluarga pasien juga terkena radiasi ?
Jawab :
Menurut peraturan yang ada, petugas
radiologi tidak diperbolehkan untuk
memegangi pasien pada saat eksposi
dilakukan, selain itu juga menyangkut
dengan psikologis anak yang akan lebih
nyaman apabila pemeriksaan didampingi
dengan keluarga pasien. Untuk mengurangi
dosis radiasi yang diterima keluarga
pasien, keluarga atau pendamping diberi
apron selama pemeriksaan.

Petanyaan 3 (Ibu Nur Rahmah Hidayati) :


Apakah ada rekaman berapa jumlah dosis
radiasi yang diterima oleh pasien selama
pemeriksaan ?
Jawab :
Untuk pemeriksaan menggunakan pesawat
X-Ray konvensional tidak ada rekaman
jumlah dosis radiasi yang diterima pasien.
Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan
untuk mengurangi dosis radiasi yang
diperoleh pasien antara lain : menggunakan
faktor eksposi seminimal mungkin,
menggunakan luas lapangan kolimasi yang
secukupnya dan menggunakan proyeksi
secukupnya.

Saran (Ibu Nur Rahmah Hidayati) :

[ 238 ]

Anda mungkin juga menyukai