Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA BERMAIN PADA ANAK USIA 0-12 BULAN

DI RUANG IRNA 3 RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MATARAM

OLEH

HIKMA ILMUL YAQIN

SUCI NIRMALA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

PROGRAM STUDI POFESI NERS

2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA BERMAIN PADA ANAK USIA 0-12 BULAN


DI RUANG IRNA 3 RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MATARAM

Telah dibaca dan disetujui pada:

Hari :

Tanggal :

Disusun oleh:

Kelompok IX

Disahkan Oleh:

Pembimbing

(Ns. Endah Sulistiyani, M. Kep, Sp. Kep, Anak)


SAB TERAPI BERMAIN PADA ANAK

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak di Rumah Sakit

Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain dengan Anak Usia 0-12 bulan

Tujuan : Mengoptimalkan tingkat perkembangan anak

Tempat : Ruang IRNA 3 Rumah Sakit Universitas Mataram

Hari/tanggal : Sabtu, 13 Februari 2021

Waktu : 30 menit

Sasaran : Ibu dengan anak usia 0-12 bulan

Metode : Bermain bersama

Media :

1. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.


2. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
3. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
4. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
5. Alat permainan berupa selimut dan boneka.

Pembagian tugas kelompok :

Pemandu : Hikma Ilmul Yaqin


Notulen : Suci Nirmala
Fasilitator: Hikma Ilmul Yaqin
Observer : Suci Nimala
1. Latar Belakang

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi


perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi perawatan di
rumah sakit anak akan merasa asing, susah beradaptasi, tidak
nyaman dan trauma dengan tindakan keperawatan, aktivitas bermain
bisa membantu anak untuk beradaptasi dengan suasana perawatan di
rumah sakit. Membantu anak beradaptasi dengan suasana perawatan
di rumah sakit harus disesuaikan dengan usia dan kondisi anak.
Pada saat hospitalisasi, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, tidak mau makan dan sering
menangis karena merasa tidak nyaman dengan terapi yang diberikan
seperti infus ataupun oksigenasi. Dengan melakukan permainan anak
akan dialihkan rasa tidak nyaman dengan melakukan permainan anak
akan dapat mengalihkan rasa sakit pada permainannya (distraksi)
dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan
bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat
melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih
efektif terhadap suasanan di rumah sakit. Bermain sangat penting
bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan
perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat
anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2015).
Berdasarkan hasil observasi di Ruangan Irna 3 Rumah Sakit
Universitas Mataram. Terdapat 3 orang pasien anak dengan rentang
usia 0-12 bulan. Pasien sering menangis karena merasa tidak
nyaman dengan adanya infus pada tangan atau kaki meraka, dan
adanya pasien yang terpasang terapi oksigen. Dengan terapi
aktivitas bermain dapat mengalihkan rasa nyeri. Jenis mainan yang
bisa digunakan adalah mainan yang bisa digoyangkan dan
mengeluarkan bunyi, dan berwarna terang untuk menarik perhatian
anak. Terapi bermain dengan teknik distraksi bersifat aktif yang
dimana anak akan ikut bermain secara aktif didalam permainan.

2. Tujuan
A. Tujuan Umum
      Tujuan umum dari terapi bermain ini adalah meminimal
dampak trauma hospitalisasi pada anak usia infant.
B. Tujuan Khusus
1. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
2. Melatih kerjasama mata dan tangan.
3. Melatih kerjasama mata dan telinga.
4. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
5. Melatih mengenal sumber asal suara.
6. Melatih kepekaan perabaan.
7. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

3. Sasaran
a. Anak usia infant (0-12 bulan) dirawat di ruang IRNA 3
didampingi oleh ibu

4. Media
a) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e) Alat permainan berupa selimut dan boneka.

5. Setting Tempat
Keterangan
= pemandu

= pasien

= fasilitator

6. Srategi Pelaksanaan
No. Waktu Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan  Menjawab
dengan mengucapkan salam
salam.  Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri  Memperhatika
3. Menjelaskan tujuan n
dari terapi bermain  Memperhatika
4. Kontrak waktu anak n
dan orang tua
2. 15 menit Kegiatan inti terapi:  Si anak
memperhatika
a.Menjelaskan pengertian
n perawat,
bermain suara, tujuan
mengikuti
terapi bermain, cara
gerakan
bermain, alat yang
mainan yang
digunakan, waktu yang
diberikan
diperlukan untuk terapi
dan si anak
bermain, memberikan
tampak
kesempatan bertanya
senang
sebelum kegiatan
dengan
dimulai.
permainan
b.Memulai kegiatan terapi
yang
bermain dengan
diberikan
memberikan contoh
dalam terapi
terlebih dahulu pada
bermain
orang tua peserta
serta
c.Memulai bermain dengan
menggerakkan
cara menggerakkan Icik-
Icik-icik.
icik sehingga
mengeluarkan suara.
d.Memberikan reward atas
respon yang diberikan
dan membangkitkan
motifasi jika anak
belum bisa menggerakan
permainan dengan benar
4. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi  Memperhatika
dan pujian kepada orang n
tua dan anak yang telah  Gembira
mengikuti program  Mendengarkan
terapi bermain
2. Mengucapkan terima  Menjawab
kasih kepada anak dan salam
orang tua
3. Mengucapkan salam
penutup

7. Kriteria Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang IRNA 3
2. Evaluasi Proses
1) Secara Observasi: mengobservasi peserta yang cepat dan benar
mengikuti terapi bermain dan anak yang kurang aktif dalam
terapi bermain
2) - Memberikan rangsangan suara kepada anak apakah anak akan
mengikuti       arah rangsangan tersebut.
3) Apabila icik-icik didekatkan pada anak, apakah anak akan
berusaha untuk meraih dan menggerakan permainan tersebut.
4) Apakah anak tersebut akan menggerakan permainan tersebut.
3.Kriteria Hasil
1) Anak dapat mengikuti proses terapi bermain menggerakan icik-
icik tanpa rewel.
2) Anak mampu mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau
memekik.
3) Anak dapat tersenyum ketika melihat permainan atau gambar
yang menarik.
4) Anak dapat menggenggam dan menggerakkan Icik-icik.
5) Anak dapat meraih benda yang ada dalam jangkauannya.

8. Tugas Masing-Masing
a. Leader /Ketua : Memimpin jalannya program terapi
b. Co-leader/wakil ketua: Membantu leader
c. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan saat anak
terapi
d. Observer : Mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan
e. Anak : Mengikuti jalannya terapi bermain

9. Perkiraan Hambatan :
a. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari
yang di jadwalkan)
b. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
c. Anak menolak untuk ikut terapi bermain
10. Antisipasi Hambatan/Masalah
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak
selama program terapi.
DAFTAR PUSTAKA

Erlita, dr. (2017). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak.


Terdapat pada : http://info. balitacerdas.com.

Foster and Humsberger, 208, Family Centered Nursing Care of


Children. WB sauders Company, Philadelpia USA

Hurlock, E B.2016. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta

L. Wong, Donna. 2015. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4.


EGC : Jakarta www.Pediatrik.com

Markum, dkk. 2016.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Soetjiningsih, 2017,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta

Whaley and Wong, 2015, Nursing Care Infanst and Children. Fourth
Edition. Mosby Year Book. Toronto Canada

Anda mungkin juga menyukai