Evaluasi kinerja merupakan keefektivitasan penilaian secara periodik dalam operasional suatu
organisasi, sub unit, dan personil yang sesuai dengan tujuan, standar, dankriteria. Tujuan utama
dari evaluasi kinerja adalah untuk memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi dan
mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan untuk menghasilkan tindakan dan hasil yang
diinginkan.
1. Untuk mengelola organisasi secara efektif dan efisien dengan memaksimalkan motivasi
karyawan.
Teori harapan (Expectancy Theory) dimana dalam teori ini mengatakan bahwa perilaku
dipengaruhi oleh upaya untuk mencapai kepuasaan pribadi sehingga teori inimemfokuskan tiga
hubungan, yaitu sebagai berikut:
(upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan).Hubungan antara upaya untuk mencapai tujuan
dengan kinerja karyawan dimana prioritas yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan
sejumlah upaya/cara tertentu akan mendorong kinerja karyawan tersebut.
(kinerja dan penghargaan). Hubungan antara kinerja karyawan dengan hasil yang didapatkan
dimana karyawan akan menyakini tingkatan kinerja tertentu akan mengakibatkan dan mendorong
tercapainya suatu hasil yang diharapkan karyawan tersebut.
Ada tiga cara untuk membentuk perilaku orang-orang (karyawan) yang bekerja dalam organisasi
yaitu:
1) Positive Reinforcement
adalah suatu rangsangan yang diberikan untuk memperkuat kemungkinan munculnya suatu
perilaku yang baik sehingga respon menjadi meningkat karena diikuti dengan stimulus yang
mendukung (pujian atau hadiah).
2) Negative Reinforcement
adalah peningkatan frekuensi suatu perilaku positif dikarenakan berkurang maupun hilangnya
rangsangan yang merugikan (tidakmenyenangkan).
3) Punishment
adalah obat yang umumnya digunakan untuk perilaku yang tidak diinginkan.
Langkah-langkah yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan segmen dan kegiatan yang akan dikendalikan oleh individu yangterkait
Jika seseorang akan akuntabel terhadap kinerjanya maka seharusnya ada tanggung jawab yang
jelas terhadap pekerjaannya sedangkan jika organisasi tidak hati-hati dalam menyeting pemetaan
tanggung jawab sehingga tujuan yang telah ditentukan akan lebih mudah tercapai.
2. Menetapkan kriteria kinerja (kebijakan, tujuan, dan standar) untuk setiap segmen dan
aktivitas organisasi
Dalam kenyataannya, tujuan karyawan berbeda dengan tujuan perusahaan sehingga dibutuhkan
tujuan yang mewakili keduanya sehingga masing-masing mendapatkan keuntungan. Perusahaan
harus menentukan kriteria kinerja yang berisi profitabilitas, pangsa pasar, dan lain-lain.
Perbandingan antara kinerja aktual dan yang diharapkan telah dilakukan melalui laporan kinerja
periodik. Laporan kinerja harus secara jelas membedakan diantara barang yang dapat
dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan.Laporan kinerja harus melibatkan semua
penyimpangan atau variasi kinerja aktual dari ekspektasi. Laporan kinerja harus ditujukan dalam
kebutuhan dan pengalaman penggunanya. Pelaporan kepada manajemen puncak harus mewakili
rangkuman yang komprehensif dari aspek vital operasional perusahaan.Dikarenakan laporan
kinerja dipersiapkan oleh akuntan, mereka didominasi tabulasi statistik keuangan.
5. Analisis Variansi
Satu permasalahan dalam menentukan penyebab dari variansi adalah manajer dan bawahannya
tidak bekerja sama dalam investigasi. Untuk membuat proses interpretasi variansi dan deteksi
penyebab secara perilaku efektif, konferensi grup dan individu harus diadakan pada level
manajemen yang berbeda-beda. Konferensi harus digunakan sebagai sesi pemecahan masalah
bersama dan partisipasi yang aktif haruslah didorong.
6. Tindakan Korektif
Langkah akhir dalam proses evaluasi kinerja adalah mengambil tindakan koreksi untuk
memperkuat perilaku yang diinginkan dan memodifikasi perilaku yang tidak diinginkan.