Sejak undang –undang no.5 tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok agrariya mulai berlaku,sesungguhnya telah di tentukan bahwa akan diatur mengenai hak tanggungan sebagai hak yang memberikan jaminan atas tanah dan benda benda yang berada di atasnya.Tetapi harapan itu baru dapat diwujudkan pada kode 1996 dengan di berlakukannya undang undang no.4 tahun tentang Hak Tanggungan Atas Tanah serta benda benda yang berkaitan dengan tanah(selanjutnya dalam tulisan ini di sebut undang- undang hak tanggungan)sejak tanggal 9 april 1996.
C. Ciri-Ciri Hak Tanggungan
1.Hak tanggungan memberikan kedudukan yang di utamakan atau mendahului kepada pemegangnya(doit de preference).Ciri ciri ini terdapat dalam ketentuan pasal 1 angka 1 dan pasal 20 ayat 1 undang undang hak tanggungan. 2. Hk tanggungan selalu mengikuti objek yang di jaminkan dalam tangan siapa pun objek itu berada(droit de suite),sebagaimana di tentukan dalam pasal 7 undang- undang hak tanggungan. 3.Hak tanggungan memenuhi asas spesialitas dan publisitas,sehingga dapat mengikat pihak ketiga dan memberikan kepastian hukum kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 4.Hak tanggungan mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya. Menurut Munir Fuady,selain memiliki ciri-ciri sebagaimana di kemukakan di atas,terdapat beberapa dasar hak tanggunganyang merupakan ketegasan yuridis bagi hak tanggungan.Ada pun dasar-dasar dari hak tanggungan tersebut adalah: 1.Di sesuaikan dengan berkempangan ekonomi. 2.Di mungkinkan adanya hak tnggungan atas hak pakai atas tanah. 3.Ketegasan syarat-syatat hak tanggungan(SKPHT). 4.Penyusutan hak tanggungan,sesuai dengan penyusutan jumlah utang(atas beberapa hak atas tanah dan jika berjanjikan). 5.Eksekusi hak tanggungan yang beragam. 6.Janji-janji dalam hak tanggungan yang lebih beragam. 7.Ketegasan tentang saat lahirnya hak tanggungan yakni ketika didaftarkan. 8.Penegasan tempat penempatan irah-irah(judul:demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa),yakni pada sertifikat hak tanggungan,bukan pada akta hak tanggungan. 9.Peluasan kewenangan pengadilan nengri dalam hubungan dengan hak tanggungan. 11.Peringkat hak preferensi yang lebih tegas(yakni hanya piutang kepada negara yang dapat mengalahkannya). 12.Jangka waktu pelaksanaan pencoretan hak tanggungan(roya) yang lebih tegas. 13.Sanksi yang lebih tegas kepada pejabat pembuatan akta tanah(PPAT)dan notaris. 14.Penegasan dan peluasan ruang lingkup hak tanggungan,sehingga termasuk juga hak tanggungan atas rumah susun. 15.Jumlah utang boleh tidak tetap. 16.Penegasan bahwa perjanjian pokok tidak hanya perjanjian utang tetapi boleh perjanjian lian,seperti perjanjian pengelolaan harta kekayaan orang di bawah umur atau orang yang berada di bawah pengampuan,yang di ikuti oleh pemberian hak tanggungan. 17.Penegasan bahwa permukaan tanah seperti basement dari suatu bangunan atau plaza dapat di ikat dengan hak tanggungan sepanjang ada hubungan dengan hak atas tanah yang bersangkutan.
d. Asas-Asas hak Tanggungan
1.Asas Publisitas Mengenai asas publisitas ini dapat di ketahui dari ketentuan pasal 13 ayat 1 undang-undang hak tanggungan yang menyatakan bahwa “pemberian hak tanggungan wajib di daftarkan pada kantor pertanahan.” 2.Asas Spesialitas Bahwa di anutnya asas spesialitas ini dalam undang-undang hak tanggungan dapat di ketahui dari bagian penjelasan pasal 11 ayat 1 yang menyatakan bahwa”ketentuan ini menetapkan isi yang sifatnya wajib untuk sah nya akta pemberian hak tanggungan. 3.Asas Tak Dapat di Bagi-Bagi Hal ini di tentukan secara tegas dalam pasal 2 ayat 1 undang-undang hak tanggungan yang menyatakan bahwa”hak tanggungan mempunyai sifat tak dapat di bagi- bagi,kecuali jika di perjanjikan dalam akta pemberian hak tanggungan sebagaimana di maksud pada ayat 2.
e.Objek Hak Tanggungan
Menurut pasal 4 undang-undang hak tanggunganbahwa hak atas tanah yang dapat di bebani hak tanggungan adalah: 1. Hak guna usaha pasal 4 ayat 1 2. Hak guna bangunan(pasal 4ayat 1) 3. Hak pakai atas tanah hak milik ( pasal 4 ayat 3) 4. Hak atas tanah berikut bangunan,tanaman , dan hasil karya yang telah ada atau yang akan ada merupakan satu krsatuan dengan tanah tersebut(pasal 4 ayat 4). 5. Rumah susun dan hak milik atas satuan rumah susun(pasal 27).
Unsur mutkak dari hak atas tanah yang dapat di jadikan
objek hak tanggungan adalah: 1.Hak tersebut sesuai ketentuan yang berlaku wajib di daftarkan dalam daftar umum,dalam hal ini pada ketentuan pertanahan. 2.Hak tersebut menurut sifatnya harus dapat di pindah tangankan,sehimgga bila di perlukan bisa segera di relialisasiakan untuk membayar utang yang di jamin pelunasannya.
f.Proses Pembebanan Hak Tanggungan
Proses pembebanan hak tanggungan di lakukan dengan melalui dua tahapan kegitan yaitu: 1.Tahap pemberian hak tanggungan Dalam tahap ini menurut ketentuan pasal 10 undang – undang hak tanggungan di sebutkan bahwa pemberian hak tanggungan di dahului dengan janji untuk memberikan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan hutang tertentu,yang di tuangkan di dalam dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian utang piutang yang bersangkutan. 2.Tahap pendaftaran Menurut ketentuan pasal 13 undang-undang hak tanggungan,bahwa pemberian hak tanggungan wajib didaftarkan pada kantor pertahanan selambat-lambatnya 7 hari kerja setelah penandatangani Akta Pemberiaan Hak Tanggungan,Penjabat Pembuat Hak Tanah wajib mengirimkan Akta Pembelian Hak Tanggungan yang bersanggkutan dan warkat lain yang di perlukan kepada kantor pertahanan. g.Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) dan Janji-janji yang Terkandung di Dalamnya. Menurut pasal 11 ayat (1) Akta Pemberian Hak Tanggung ini wajib memuat hal- hal berikut: 1.Nama dan identitas pemegang dan pemberi hak tanggungan. 2.Domisilisi pihak-pihak sebagaimana di maksud pada huruf a,dan apabila di antara mereka ada yang berdomisili di luar Indonesia,baginya harus pula dicantumkan,kantor PPAT tempat pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan dianggap sebagai domisili yang di pilih. 3.Penunjukan secara jelas utang atau utang-utang yang di jamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) 4.Nilai tanggugan 5.Uraian yang jelas mengenai objek Hak Tanggungan.
Adapun mengenai janji-janji yang dapat dicantum dalam
akta Pemberian Hak Tanggungan adalah sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11 ayat (2) Undang-Undang Hak Tanggungan.Adapun janji-janji dimaksud adalah sebagai berikut: 1.janji membatasi kewenangan pemberiaan hak tangguangan untuk menyewakan objek hak tanggungan/menentukan atau mengubah jangka waktu sewa ,kecuali dengan persetujuan tertulis lebih dahulu dari pemegang hak tanggungan. 2.Janji yang mengatasi kewenangan pemberi hak tanggungan,kecuali dengan persetujuan tertulis lebih dahulu dari pemegang hak tanggungan. 3.Janji yang memberikan kewenangan kepada pemegang hak tanggungan untuk mengelolah objek hak tanggungan berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi letak objek hak taggungan apabila debitur sungguh-sungguh 4.Janji yang memberikan keweanangan kepada pemegang hak tanggungan untuk menyelamatkan objek hak tanggungan, jika hal itu di perlukan untuk pelaksanaan eksekusi atau mencegah menjadi hapusnya atau di batalkannya hak yang menjadi objek hak tanggungan karena tidak di penuhi atau dilanggarnya ketentuan undang-undang . 5.Janji bahwa pemegang hak tanggungan pertama memiliki hak untuk menjual atas kekuasaan sendiri objek hak tanggungan apabila debitor cedera janji.
h.Hapusnya Hak Tanggungan.
Hak-hak tanggungan bisa hapus dengan alasan-alasan sebagaimana ditentukan dalam pasal 18 ayat 1 undang- undang hak tanggungan,yaitu: 1.Hapusnya hutang yang di jamin dengan hak tanggungan. 2.Dilepaskannya hak tanggugan oleh pemegang hak tanggungan. 3.Pembersihan hak tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh ketua pengadilan negri. 4.Hapusnya hak atas tanah yangdibebani hak tanggunagan i.Eksekusi Hak Tanggungan Dalam hubungan dengan utang piutang yang di jamin maupun tidak di jamin dengan hak tanggungan,apabila debitor cedera janji atau wan prestasi maka eksekusi dilakuan melalui gugutan prdata ke penggadilan negri. Namun demikian,penyelesaian kasus piutang melalui pengadialan ini memerlukan waktu,tenaga,dan biaya yang tidak sedikit. Yang di maksud dengan eksekusi hak tanggungan adalah apabila debitor cedera janji maka objek hak tanggungan di jual melalui pelanggan umum menurut tatacara yang di tentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pemegang hak tanggunagan berhak mengambil seluruh atau sebagian dari hasilnya untuk pelunasan utangnya,dengan hak mendahului(hak preferen) dari kreditor-kreditor lainnya . Mengenai hak eksekusi hak tanggungan diatur dalam paal 20 undang undang hak tanggungan.