Anda di halaman 1dari 7

NAMA : RIZKI KURNIAWAN

NPM : 18210022

MK : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PRODI : PENDIDIKAN EKONOMI

JAWABAN :

1. Jika kita memiliki bakat ,maka kita akan berminat untuk menampilkan bakat
kita misalnya dlm ajang lomba. dan jka itu berhasil mka bsa mnjadi sbuah
karir kita di masa depan yang akan datang. Karena jikalau seseorang memiliki
karir yang sesuai dengan bakat dan minat maka dia akan bekerja lebih efisien dan
maksimal.
2. Minat adalah pintu besar untuk stimulasi perkembangan anak. Melalui hal-hal yang
diminati, anak bisa melakukan sebuah hal dalam jangka waktu lama. Aneka proses
belajar bisa dilakukan dengan menggunakan minat sebagai pintu masuknya. Kualitas
belajar pun bisa menjadi luar biasa karena anak menikmati kegiatannya.
Contoh yang paling sering muncul adalah yang berkaitan minat anak pada dunia seni
seperti menari, menyanyi, atau teknologi komputer. Anak-anak yang suka komputer
tahan berlama-lama di depan komputer. Dengan stimulasi yang tepat, anak-anak ini
bisa melejit kemampuannya di bidang komputer sejak usia muda.
Antara Minat & Bakat

Minat adalah perihal ketertarikan pada sebuah hal, bakat perihal keahlian dan
kemampuan menghasilkan ouput. Bakat juga adalah kapasitas belajar yang luas dan
cepat tentang sebuah hal.

Minat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (sehingga bisa berubah-ubah), bakat lebih
bersifat internal, berupa karunia Tuhan yang lebih menetap. Idealnya kita
menemukan bakat anak, tapi yang ini lebih susah diperoleh. Yang lebih mudah
adalah mengenali minat anak dari hal-hal sehari-hari yang menjadi ketertarikannya,
yang membuat matanya berbinar-binar, yang membuatnya tahan melakukannya
dalam jangka waktu lama.

Berbicara tentang minat sebagai pintu masuk stimulasi pengembangan anak, ada
beberapa pertanyaan yang sering diajukan orangtua:

apa peran utama orangtua dalam pengembangan minat & bakat?

apa yang bisa dilakukan dengan minat anak?

bagaimana kalau minat berubah?


Peran Orangtua dalam pengembangan minat & bakat

Peran utama orangtua dalam proses pengembangan minat dan bakat anak adalah
memaparkan, memfasilitasi, dan mengapresiasi. Secara sederhana, peran utama
orangtua adalah menyediakan lingkungan dan lahan yang subur untuk pertumbuhan
minat & bakat anak.
3. Factor yang mempengaruhi belajar Faktor pada siswa yaitu :
Faktor psikis yakni intelektual dan non intelektual. Faktor intelektual merupakan
salah satu faktor yang berperan dalam proses pembelajaran. Dengan kemampuan
intelektual yang cukup seseorang dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan
baik. Sebaliknya jika anak tidak memiliki kemampuan intelektual yang memadai atau
yang memiliki keterbelakangan mental maka harus mendapatkan perhatian khusus
dalam proses belajar mengajar. Anak yang demikian dapat dikatakan tergolong
dalam anak yang berkebutuhan khusus.
Faktor intelektual mencakup intelegensi, kemampuan belajar dan cara belajar.
Sedangkan factor non intelektual mencakup motivasi belajar, sikap, perasaan, minat
dan kondisi akibat sosiokultural/ekonomis. Faktor fisik yaitu kondisi fisik meliputi
kelima indera yaitu indera pendengar, penglihat, peraba, bau dan perasa.
4. Motivasi belajar siswa merupakan hal yang amat penting bagi pencapaian kinerja
atau prestasi belajar siswa. Dalam konteks ini, tentu saja menjadi tugas dan
kewajiban guru untuk senantiasa dapat memelihara dan meningkatkan motivasi
belajar siswanya serta mencari cara meningkatkan semangat belajar siswa, cara
menumbuhkan semangat belajar yang menurun, serta cara meningkatkan motivasi
belajar diri sendiri dan cara menumbuhkan motivasi belajar pada diri sendiri untuk
diterangkan kepada siswa. Berikut ada cara menumbuhkan motivasi belajar siswa
yang mungkin para guru bisa terapkan. Contoh upaya untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa yang kedua adalah dengan menjadikan siswa sebagai peserta yang
aktif. Di usia siswa yang masih muda tentu kehidupan mereka sepenuhnya hanya
dengan melakukan kegiatan, menulis, belajar, berpertualang, menciptakan sesuatu
hal baru, menyelesaikan suatu masalah, serta mendesain. Ketika berada di sekolah,
jangan pernah menjadikan siswa sebagai peserta pasif di kelas. Kenapa demikian?
Karena hal tersebut dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa
keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan memberikan siswa
tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi
dalam belajar. Jangan berikan jawaban apabila tugas tersebut dirasa sanggup
dilakukan oleh siswa.
5. Munurut saya motivasi belajar terhadap peserta didik dalam masa pandemi,
jangan ragu untuk bertanya kepada teman sebayanya karena semua pembelajaran di
ubah sementara menjadi sistem daring dan info terupdate nya hanya dapat di
ketahui melalui online, oleh karena itu sangat penring bagi peserta didik untuk lebih
aktif lagi saat masa pandemi ini, metode instrinsik mungkit sangat bisa di terapkan
untuk si peserta didik itu sendiri.
Pembelajaran online dilakukan dengan memanfaatkan teknologi khususnya internet.
Pemvelajaran online dilakukan dengan sistem belajar jarak jauh, dimana Kegiatan
Belajar dan Mengajar (KBM) tidak dilakukan secara tatap muka. Pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non cetak
(audio/video), komputer/internet, siaran radio dan televisi.
6. Motivasi intrinsik adalah suatu dorongan yang diperoleh seseorang untuk
melakukan sesuatu, dimana dorongan tersebut diperoleh berasal dari dalam dirinya
sendiri. Contohnya seorang anak kelas 3 SMA yang belajar dengan gigih dan sungguh
- sungguh agar dapat masuk ke perguruan tinggi negeri
Motivasi ekstrinsik adalah suatu dorongan yang diperoleh seseorang untuk
melakukan suatu hal, dimana dorongan tersebut berasal dari luar bukan dari dalam
dirinya sendiri. Contohnya seperti seseorang yang bekerja dengan baik dan giat
karena adanya keinginan untuk dilakukannya promosi jabatan
7. Beberapa komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan
tugasnya sebagai guru yang professional, yaitu :

Guru sebagai sumber belajar


Peran guru sebagai sumber belajar ini berkaitan dengan penguasaan materi
pelajaran dengan baik dan benar. Seorang Guru yang professional yang menguasai
bahan ajar dengan baik, maka ia akan benar - benar berperan sebagai sumber
belajar bagi peserta didiknya. Jadi, apapun yang ditanyakan peserta didiknya
mengenai materi pelajaran maka ia akan  dapat menjawabnya dengan tegas dan
penuh keyakinan. Sebagai sumber belajar, seorang guru harus mempunyai referensi
yang luas dibandingkan dengan peserta didiknya.

Guru sebagai fasilitator


Sebagai fasilitator, seorang guru berperan dalam memberikan pelayanan terbaik
untuk memudahkan siswanya dalam kegiatan proses pembelajaran. Oleh karena itu,
guru perlu memahami berbagai media dan sumber belajar serta fungsinya masing
masing. Pemahaman tersebut sangatlah penting, karena belum tentu suatu media
cocok digunakan untuk mengajarkan semua bahan pelajaran. Sehingga guru perlu
memiliki keterampilan dalam merancang suatu media pembelajaran. Karena dengan
merancang akan mempermudah proses belajar. Jadi, guru sudah tahu media mana
yang akan digunakan dalam penyampaian pelajaran. Bahkan guru juga dituntut
untuk dapat mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkannya
sebagai sumber belajar, termasuk memanfaatkan teknologi informasi.
Perkembangan teknologi informasi
Seorang guru dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi yang
mutakhir. Melalui teknologi informasi ini memungkinkan guru dapat memilih media
yang dianggap cocok dalam menunjang proses pembelajaran. Jangan sampai
seorang guru gagap dalam menggunakan teknologi, karena guru harus dapat
memberikan contoh kepada siswanya. Selain itu seorang guru juga dituntut
mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi kepada siswanya.
Karena suatu pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar apabila tidak ada
interaksi antara guru dan siswa. Kemampuan berkomunkasi sangatlah penting untuk
memudahkan siswa menangkap pesan yang telah disampaikan sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar mereka.

Guru sebagai pengelola


Sebagai pengelola seorang guru berperan dalam memberikan dan menciptakan
suasana atau keadaan belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan
nyaman. 
Melalui pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat menjaga kelas agar tetap
kondusif untuk teradinya proses belajar seluruh siswa. 
Ketika seorang guru tidak dapat menjaga kondisi kelas, maka para siswa tidak akan
merasa nyaman dalam kelas dan akan cepat bosan. Selain itu kelas yang kondusif
dapat meningkatkan motivasi belajar para siswa.

Guru sebagai demonstrator


Sebagai demonstrator seorang guru harus dapat mempertunjukan kepada siswa
segala sesuatu yang membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan
yang disampaikan. Sebagai demonstrator berarti seorang guru harus mempunyai
dan menunjukan sifat - sifat terpuji dalam aspek kehiduan, dan guru juga merupakan
sosok ideal sebagai idola yang dapat diteladani para siswanya. 
Selain itu juga guru harus dapat menunjukan bagaimana cara yang tepat agar setiap
pelajaran atau hal yang disampaikan kepada siswanya dapat dipahami dengan
mudah oleh setiap siswa. Hal ini berkaitan dengan pendekatan, strategi, metode
serta model pembelajaran yang di pilih dalam proses pembelajaran.

Guru sebagai pembimbing


Seorang guru tidak dapat memaksakan agar muridnya menjadi "ini" atau menjadi
"itu" karena siswa akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuannya.
Karena tugas guru adalah menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar siswa
tumbuh dan berkembang sesuai potensinya masing masing. Untuk mengetahui
potensi yang ada dalam diri para siswanya, seorang guru haus dapat memahami
karakteristik setiap siswa yang di bimbingnya. 
Misalnya memahami gaya dan kebiasaan belajar siswanya. Dengan demikian guru
akan mengetahui kemana arah potensi peserta didik tersebut serta hal apa saja yang
harus dipersiapkan oleh siswanya dalam jangka panjang.

Guru sebagai motivator


Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan aspek paling utama yang sangat
penting. Motivasi dapat berasal dari diri sendiri atau dari orang lain. Sering kali siswa
yang kurang berprestasi bukan dikarenakan oleh kurangnya kemampuan, tetapi
disebabkan oleh kurangnya motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, untuk
memperoleh hasil belajar yang optimal seorang guru harus dapat membangkitkan
motivasi belajar siswanya.

Guru sebagai evaluator


Seorang guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi mengenai
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi tidak hanya dilakukan
terhadap hasil akhir pembelajaran, tetapi juga dilakukan pada proses serta
kemampuan siswa dalam suatu pembelajaran. 
Evaluasi ini bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa dan melalui evaluasi juga
seorang guru dapat menentukan apakah siswa yang diajarkan sudah memiliki
kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga siswa tersebut berhak mendapat
pembelajaran yang baru.
8. Permasalahan yang tak pernah berhenti dan tak ada ujungnya di masyarakat pada
umumnya salah satunya adalah pendidikan, lini masa kehidupan yang paling sering
diperbincangkan oleh masyarakat, dan banyak kita saksikan pula worksop-worksop
dan konferensi-konferensi nasional maupun internasional  yang bertemakan
pendidikan, kenapa? Karena memang pada hakikatnya pendidikan ini adalah hal
yang urgent dan kebutuhan pokok masyarakat dalam upaya mengembangkan diri.
Oleh karena itu Pendidikan adalah suatu proses pembinaan, dan pengembangan
keterampilan kepada peserta didik. Peserta didik dipandang berhasil dalam
pembelajaran ketika terdapat perubahan tingkah laku sesuai dengan interaksi yang
telah diberikan. Namun tidak semua proses belajar itu sesuai dengan yang
diharapkan karena ada beberapa faktor kesulitan belajar bagi beberapa anak, faktor
inilah yang menjadi hambatan untuk mencapai hasil belajar.apa saja faktor kesulitan
belajar anak?
Faktor kesulitan belajar bisa berupa faktor intern, yaitu meliputi gangguan dan
kekurang mampuan psikofisik, faktor utama ini akan menghambat proses belajar
anak, bagaimana tidak? Jika seoarang murid mempunyai masalah yaitu berupa
gangguan baik fikiran maupun idera penglihatan dan pendengaran dalam belajar,
namun guru tidak memahami ini maka ini menjadi penghambat dalam proses belajar
anak,
Selain itu ada faktor ektern yaitu meliputi situasi kondisi lingkungan yang tidak
mendukung aktivitas siswa, semisal dalam lingkungan keluarga, dimana anak hidup
dengan keluarga yang kurang harmonis, atau ekonomi rendah, atau lingkungan
masyrakat/ teman sejawat yang nakal, lingkungan yang seperti ini akan menghambat
proses belajar siswa, karena ini memberi efek negatif  pada psikologis siswa,
sehingga dalam proses pembelajaran siswa akan terbawa dengan lingkungan itu.
Permaslahan kesulitan belajar anak ini kerap kali terjadi dan pastinya dalam setiap
lembaga sekolah manapun hal ini merupakan hal yang lumrah, namun itu bukan inti
dari perbincangan ini, yang terpenting adalah bagaimana cara kita bila kita menjadi
guru, yang notabennya sebagai pendidik, panutan bangsa, penegak pengetahuan
dalam menyikapi hal ini?
Tentu saja sebagai guru kita harus buang sikap acuh tak acuh terhadap
permasalahan yang terjadi pada anak/ peserta didik, guru bukan hanya mengajar lalu
menyudahi pertemuan,  peduli terhadap permasalahan peserta didik atau
"Kepo" dalam bahasa milenialnya dalah suatu keharusan,
Salah satu bentuk cara agar guru bisa mengetahui permasalahan atau kesulitan
peserta didiknya adalah dengan Diagnostik kesulitan belajar anak. Gampangnya
diagnostik adalah upaya yang dilakukan agar bisa mengetahui faktor-faktor apa saja
yang melatar belakangi permasalah/kesulitan belajar siswa,  upaya ini tidak
dilakukan dengan semena-mena (tanpa aturan) setidaknya guru bisa melakukan
dignostik terhadap siswanya melalu langkah-langkah yang telah di rumuskan
oleh Weener & Senf (1982),
Dengan langkah pertama yaitu obsevasi kelas, hal ini bukanlah langkah sulit karena
setiap guru selalu memasuki kelas, namun dalam hal ini amati dan fahami apakah
ada perilaku penyimpang dari peserta didik saat pelajaran berlangsung, 
jika dirasa ada maka jangan hanya didiamkan, namun cari tau apa yang membuat
pesrta didik itu terganggu saat proses belajar berlangsung, apakah ada gangguan dari
segi fisiknya (penglihatan dan pendengaran) atau ada masalah ektern lainnya. Jika
memang ada cobalah guru berinteraksi/ mewawancarai orang tua siswa untuk
mengetahui masalah-masalah keluarga yang mungkin menyebabkan terjadinya
kesulitan belajar pada anak, ini adalah langkah kedua.
Langkah selanjutnya adalah memberikan tes diagnostik bidang kecakapan untuk
lebih mengetahui dimana letak kesulitan siswa dalam belajar,
Setelah itu bisa guru memberikan tes IQ atau intelegensi untuk siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar,  tes ini akan membantu guru mengetahui tinggi
rendahnya tingkat kecerdasan siswa, jika guru sudah memahami ini maka seorang
guru akan mengetahui porsi pas nya dalam memberikan pembelajaran terhadap
siswanya, sehingga siswa akan merasa enjoy dalam belajar dan tidak akan
mengalami kesulitan dalam belajar.

Anda mungkin juga menyukai