Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Swarnabhumi Vol. 2, No.

1, Februari 2017

PENDIDIKAN

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN FILM KARTUN TERHADAPHASIL


BELAJAR IPS TERPADU (GEOGRAFI) PADA MATERILINGKUNGAN HIDUP DAN
PELESTARIANNYA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 BELITANG III KABUPATEN
OKU TIMUR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Wayan Sukanta, Syarwani Ahmad, Siti Asiyah

Program Studi PendidikanGeografi Universitas PGRI Palembang


( ) wayansukantageo200@gmail.com, asiyahgeoadventure@gmail.com

ABSTRAK
Pengaruh media pembelajaran film kartun terhadap hasil belajar IPS Terpadu (Geografi) pada materi
lingkungan hidup dan pelestariannya kelas VIII SMP Negeri 1 Belitang III Kabupaten OKU Timur tahun
pelajaran 2016/2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh media pembelajaran film
kartun terhadap hasil belajar IPS Terpadu (Geografi) pada materi lingkungan hidup dan pelestariannya di
kelas VIII SMP Negeri 1 Belitang III Kabupaten OKU Timur tahun pelajaran 2016/2017. Dalam
Penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Belitang III semester ganjil
tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 7 kelas 229 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif eksperimen
dengan teknik pengumpulan data diperoleh menggunakan tes dan dokumentasi. Dengan hasil pembuktian
hasil belajar berdasarkan regresi linier sederhana yaitu = a + b X = 23,225 + 0,506 X dengan = 0,05
= 30 – 2 = 28. Dengan rata-rata hasil belajar 87,5 dikelas eksperimen dan 67,5 di kelas
kontrol. Berdasarkan perhitungan dengan uji t diperoleh sebesar 3,422 > sebesar 2,048.
Dengan demikian 3,422 > 2,048 sehingga dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh media pembelajaran film kartun terhadap hasil belajar IPS Terpadu (Geografi) pada materi
lingkungan hidup dan pelestariannya di kelas VIII SMP Negeri 1 Belitang III Kabupaten OKU Timur
tahun pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci: media film kartun, hasil belajar, dan lingkungan hidup

PENDAHULUAN bentuk komunikasi baik tercetak maupun


audiovisual serta peralatanya.
Kemajuan teknologi di bidang pendidikan
merupakan salah satu indikator kemajuan suatu Sanjaya, (2014:219) “Pembelajaran multi
bangsa dalam meningkatkan kualitas pendidikan. media adalah pembelajaran yang didesain dengan
Teknologi di bidang pendidikan mengalami menggunakan berbagai media secara bersamaan
berbagai inovasi dalam pembelajaran dibidang seperti teks, gambar (foto), film (video), audio
pendidikan salah satunya penggunaan media (suara) dan lain sebagainya, yang kesemuanya
pembelajaran multimedia. Multimedia banyak saling bersinergi untuk mencapai tujuan
digunakan sebagai pendukung disegala bidang, pembelajaran yang dirumuskan sebelumnya.”
salah satunya penggunaan film. Film biasanya
Media animasi awalnya dibuat dari
dipakai untuk merekam suatu keadaan atau
berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian
mengemukakan sesuatu. Dalam berbagai
diputar sehingga muncul efek gambar bergerak
perkembangannya media merupakan bentuk-
(Cavalier, 2011). Dengan bantuan komputer film
Jurnal Swarnabhumi Vol. 2, No. 1, Februari 2017 24
animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Oleh tertentu yang telah dirumuskan sebelum
karena itu dengan alasan tertentu dalam pengajaran dilakukan. Dari berbagai proses
pengembangan multimedia peran animasi dapat pembelajaran mengembangkan setiap potensi dari
berupa bagian yang tidak terpisahkan dari peserta didik haruslah melalui proses pendidikan
multimedia itu sendiri atau hanya bagian yang maksimal.
pelengkap dari program multi media
Menurut Tirtarahardja dan Sulo, (2008:51-52)
(Sanjaya, 2014:231).
proses pendidikan melibatkan banyak hal, yaitu:
Media animasi ini dikemas dalam bentuk a) peserta didik, b) pendidik, c) interaksi antara
Compact Disk sehingga bisa digunakan kapan saja peserta didik dengan pendidik, d) tujuan
dan dimana saja sesuai kebutuhan belajar atau pendidikan, e) materi pendidikan, f) alat dan
siswa. Kartun adalah penggambaran dalam bentuk metode, g) lingkungan pendidikan.
lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau
Salah satu hal penting yang perlu
situasi yang di desain untuk mempengaruhi opini
diperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar
masyarakat. Akan tetapi ada beberapa kualitas
adalah adanya interaksi edukatif antara pendidik
tertentu dari kartun-kartun yang efektif dalam
dan peserta didik dengan penggunaan media
pembelajaran. Film kartun digunakan untuk
pembelajaran yang tepat. Media ialah alat bantu
memenuhi kebutuhan suatu kebutuhan umum,
apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur
yaitu mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan
pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Sebagai
atau kenyataan. Karena keunikan dimensinya dan
alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan
karena sifat hiburannya, film telah diterima
jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran
sebagai salah satu media audiovisual yang paling
(Djamarah, 2013:121) .
popular dan paling digemari. Karena itu juga
dianggap sebagai media yang paling efektif Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa
(Syahfitri, 2011:2). proses belajar mengajar dengan bantuan media
mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam
Kemajuan teknologi yang sangat pesat sangat
tenggang waktu yang cukup lama. Kegiatan
digandrungi oleh remaja zaman sekarang, salah
belajar anak didik dengan bantuan media dapat
satunya yaitu melalui maraknya film-film kartun.
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih
Saat ini, film kartun tidak hanya memuat cerita-
baik daripada tanpa bantuan media
cerita fiksi saja. Seiring pesatnya arus globalisasi,
(Djamarah, 2010:122).
kini sudah mulai bermunculan film kartun yang
berupa animasi bergerak yang diciptakan oleh Saat ini sudah banyak sekali muncul jenis
animator profesional. Sudah banyak ditemukan media pembelajaran. Jika dilihat dari jenisnya
oleh peneliti melalui media sosial, internet, dalam media pembelajaran terdapat jenis media
youtube, maupun secara publikasi yang luas, film- pembelajaran audiovisual. Media pembelajaran
film kartun yang edukatif misalnya video jenis ini yaitu media yang mempunyai unsur suara
mengenai proses terjadinya gunung meletus, dan gambar. Menurut Djamarah, (2010:19)
budaya dan pesan dalam menjaga lingkungan penggunaan alat bantu audiovisual dalam proses
maupun proses terjadinya tsunami. Film-film interaksi edukatif sangat didukung oleh Dwyer
pendek tersebut jika dijadikan sebagai media (1967) salah seorang tokoh aliran realisme. Aliran
pembelajaran kemungkinan dapat membuat para realisme berasumsi bahwa belajar yang sempurna
siswa tertarik dan lebih antusias untuk belajar. hanya dapat tercapai jika digunakan bahan-bahan
audiovisual yang mendekati realitas.Dalam hal ini
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu
proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah
kegiatan yang bernilai kegiatan edukatif. Nilai
komunikasi, yaitu proses penyampaian melalui
edukatif yang mewarnai interaksi yang terjadi
saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan,
antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai
sumber pesan, saluran atau media dan penerima
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar
pesan adalah komponen-komponen proses
yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan
komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Jurnal Swarnabhumi Vol. 2, No. 1, Februari 2017 25
Menurut peneliti sendiri, media sebagai diterima sebagai salah satu media audiovisual
sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, yang paling popular dan paling digemari. Karena
edukatif visual, dan audiovisual. Penggunaan itu juga dianggap sebagai media yang paling
sumber belajar ini harus disesuaikan dengan efektif (Syahfitri, 2011:2).
perumusan tujuan intruksional dan tentu saja
Media animasi ini dikemas dalam bentuk
dengan kompetensi guru itu sendiri dan
Compact Disk sehingga bisa digunakan kapan saja
sebagainya.
dan dimana saja sesuai kebutuhan belajar atau
Pada tanggal 04 januari 2016 peneliti siswa. Kartun adalah penggambaran dalam bentuk
melakukan observasi di SMP Negeri 1 Belitang III lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau
Kabupaten OKU Timur, peneliti menilai bahwa situasi yang di desain untuk mempengaruhi opini
kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut masyarakat. Akan tetapi ada beberapa kualitas
masih tergolong konvensional, artinya tertentu dari kartun-kartun yang efektif dalam
pembelajarannya dominan menggunakan metode pembelajaran. Film kartun digunakan untuk
ceramah, pemberian tugas, dan siswanya memenuhi kebutuhan suatukebutuhan umum, yaitu
cenderung pasif (teacher center). Pembelajaran mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau
IPS Terpadu (geografi) di kelas tersebut terkesan kenyataan. Dunia animasi kini sudah akrab
membosankan dan siswa kurang antusias untuk terdengar ditelinga.Animasi memiliki beberapa
belajar. Selain hal itu, peneliti juga menemukan jenis dimensi diantaranya animasi yang berbentuk
bahwa hasil belajar siswa tergolong rendah yaitu 2D (dua dimensi).Animasi yang berbentuk dua
dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dimensi sering juga disebut sebagai film kartun.
yaitu 75. Informasi ini peneliti dapatkan dari Sekarang ini, sudah banyak film kartun yang
seorang guru IPS Terpadu (informan) secara edukatif sehingga dapat dijadikan sebagai media
langsung yaitu guru mata pelajaran sekolah pembelajaran.
tersebut.
Menurut Sudiman, dkk (dalam Anjayudin,
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti 2014:6) mengemukakan “kelebihan-kelebihan
tertarik untuk melakukan penelitian untuk mencari media gambar kartun sebagai berikut: 1) Gambar
tahu bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. bersifat konkrit; 2) Gambar dapat mengatasi batas
Judul yang akan diteliti yaitu: “Pengaruh Media ruang dan waktu; 3) Gambar dapat mengatasi
Pembelajaran Film Kartun terhadap Hasil Belajar keterbatasan pengamatan kita; 4) Gambar dapat
IPS Terpadu (Geografi) pada Materi Lingkungan memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja
Hidup dan Pelestariannya di Kelas VIII SMP dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat
Negeri 1 Belitang III Kabupaten OKU Timur mencegah atau membetulkan kesalahpahaman;
Tahun Pelajaran 2016/2017”. 5) Murah harganya dan gampang didapat serta
digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Sesuai dengan kenyataan yang
melatarbelakangi masalah tujuan penelitian ini Sudiman, dkk (dalam Anjayudin, 2014:7)
yaitu untuk mengetahui pengaruh media juga mengatakan “selain kelebihan-kelebihan
pembelajaran film kartun terhadap hasil belajar tersebut, gambar mempunyai beberapa kelemahan
IPS Terpadu (Geografi) pada materi lingkungan yaitu: 1) Gambar hanya menekankan persepsi
hidup dan pelestariannya di kelas VIII SMP indera mata; 2) Gambar benda yang terlalu
Negeri 1 Belitang III Kabupaten OKU Timur kompleks, kurang efektif untuk kegiatan
tahun pelajaran 2016/2017. pembelajaran, ukurannya sangat terbatas.
Film biasanya dipakai untuk merekam suatu Menurut Sudjana dan Rifai, (dalam
keadaan atau mengemukakan sesuatu. Film Anjayudin, 2014:9) “pengetahuan mengenai ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan suatu sangat membantu dalam memilih kartun-kartun
kebutuhan umum, yaitu mengkomunikasikan suatu untuk tujuan pembelajaran”, antara lain:
gagasan, pesan atau kenyataan. Karena keunikan 1) Pemakaiannya sesuai dengan tingkat
dimensinya dan karena sifat hiburannya, film telah pengalaman, artinya kartun hendaknya dimengerti
Jurnal Swarnabhumi Vol. 2, No. 1, Februari 2017 26
oleh para siswa pada saat kartun digunakan; 2) dalam proses pemilihan media film kartunya harus
Kesederhanaan, artinya kartun yang baik hanya menarik dan mudah dipahami oleh anak didik.
berisi hal yang penting saja lambang yang
Menurut Tim Pengembang MKMD
digunakan jelas. Kartun memiliki beberapa jenis
Kurikulum dan Pembelajaran (2011:140),
yaitu:
sebagaimana yang telah dikemukakan oleh
1. Kartun Tag merupakan gambar kartun yang
UNESCO ada empat pilar hasil belajar yang
dimaksudkan hanya sekadar sebagai gambar
diharapkan dapat dicapai oleh pendidikan, yaitu:
lucu atau olok-olok tanpa bermaksud mengulas
learning to know, learning to be, learning to life
suatu permasalahan atau peristiwa aktual.
together, dan learning to do. Menurut Hamalik,
2. Kartu Editorial merupakan kolom gambar
(2010:159) hasil belajar adalah keseluruhan
sindiran di surat kabar yang mengomentari
kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan
berita dan isu yang sedang ramai dibahas di
informasi). Mengelolah, penafsiran dan
masyarakat. Sebagai editorial visual, kartun
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang
tersebut mencerminkan kebijakan dan garis
tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswaa
politik media yang memuatnya, sekaligus
setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya
mencerminkan pula budaya komunikasi
mencapai tujuan pembelajaran yang telah
masyarakat pada masanya.
ditetapkan.
3. Kartun Karikatur sebenarnya kartun yang telah
dilukis dengan melakukan perubahan pada Menurut Slameto, (2010:2) Belajar adalah
wajah atau bentuk seseorang. Contohnya suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
hidung menjadi besar atau mata kecil dan dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi
sebagainya. kebutuhan hidupnya. Dalam belajar siswa akan
4. Kartun Animasi ialah kartun yang dapat mengalami sutu perubahan yang lebih baik dari
bergerak atau hidup secara visual dan bersuara. sebelumnya yang meliputi ranah kognitif, afektif,
Kartun ini terdiri daripada susunan gambar dan psikomotorik didalam diri siswa itu sendiri.
yang dilukis dan direkam seterusnya Sedangkan menurut Sudjana, (2010:22) Hasil
ditayangkan di televisi atau film. Kartun jenis Belajar adalah kemampuan-kemapuan yang
ini merupakan bagian penting dalam industri dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
perfileman pada masa ini. belajarnya. Secara umum hasil belajar siswa
5. Komik Kartun merupakan perpaduan antara dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-
seni gambar dan seni sastra. Komik terbentuk faktor yang ada dalam diri siswa siswa dan faktor
dari rangkaian gambar yang keseluruhannya eksternal, yaitu faktor-faktor yang berada di luar
merupakan rentetan satu cerita yang pada tiap diri siswa.
gambar terdapat balon ucapan sebagai narasi
cerita dengan tokoh atau karakter yang mudah METODOLOGI PENELITIAN
dikenal (Anjayudin, 2014:14).
Desain dalam penelitian ini adalah True
Dalam penelitian ini, pemilihan jenis animasi Experimental Design dengan bentuk Porttest-Only
film kartun dalam menyampaikan materi Control Design dalam desain ini terdapat dua kelas
pembelajaran yang ingin disampaikan kepada yang masing-masing di pilih dengan bertujuan
peserta didik agar peserta didik bisa memahami (Purposive). Kelas pertama diberi perlakuan (X)
secara edukatif penanaman moral yang dan yang lain tidak. Kelas yang diberikan
disampaikan dalam masing-masing tokoh yang ada perlakuan disebut kelas eksperimen dan kelas yang
di film kartun, sehingga peserta didik diharapkan tidak diberi perlakuan disebut kelas kontrol. Kedua
bisa memahami isi dari pesan yang disampaikan kelas tersebut dikenakan pengukuran yang sama.
dalam film kartun tersebut. Pemilihan film kartun Perlakuan yang diberikan berupa posttest-only
sendiri, sebagai media pengajaran yang bersifat control design. Desain : Posttest-Only Control
memberikan gambaran-gambaran terhadap materi Design (Sugiyono, 2013:112).
yang akan disampaikan kepada peserta didik dan
Jurnal Swarnabhumi Vol. 2, No. 1, Februari 2017 27

R1 X O1 HASIL dan PEMBAHASAN


R2 Y O2
Media pembelajaran adalah suatu alat,
Keterangan: informasi, media baik manual maupun teknologi
R1 = Kelompok eksperimen yang dipilih secara yang dapat membantu guru dalam menyampaikan
random dan diberikan perlakuan. sesuatu gagasan atau informasi yang ingin
R2 = Kelompok kontrol yang dipilih secara disampaikan. Belajar adalah sebuah proses yang
random. dilakukan oleh seorang individu untuk meraih
X = Perlakuan kelas yang menggunakan media sesuatuyang ingin dicapainya dengan dicirikan
pembelajaran film kartun. terdapat perubahan tingkah laku.
Y = Perlakuan kelas yang tidak menggunakan Hasil belajar akan diperoleh setelah seseorang
media pembelajaran filmkartun. mengalami suatu proses baik yang dilakukan
O1 = Pengaruh adanya perlakuan kelas secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
menggunakan media pembelajaran suatu proses belajar mengajar seorang guru harus
filmkartun terampil di dalam memilih media yang akan
O2 = Pengaruh adanya perlakuan kelas yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran,
tidak mengggunakan media pembelajaran maka dari hal tersebut peneliti tertarik meneliti
film kartun. sebagaimana besar pengaruh media pembelajaran
Dalam penelitian ini metode yang digunakan film kartun yang dipilih peneliti terhadap hasil
adalah metode kuantitatif eksperimen. Metode belajar siswa.
kuantitatif eksperimen adalah suatu metode Hasil penelitian yang dilakukan setelah
penelitian untuk mengadakan kegiatan percobaan menggunakan media pembelajaran film kartun
guna mendapatkan suatu hasil. Hasil tersebut pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukkan hubungan sebab akibat antara menggunakan metode ceramah dan picture and
variabel satu dengan variabel lainnya. Tujuan picture, diperolehlah hasil belajar siswa kelas
eksperimen adalah untuk mengetahui sebab akibat eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
dari objek yang diteliti (Riduan, 2015:7). yang diperoleh kelas kontrol. Hal tersebut
Metode penelitian eksperimen yang diperkuat oleh nilai rata-rata postest kelas
digunakan dalam penelitian ini dengan maksud eksperimen sebesar 87,5 dan rata-rata yang
untuk menyelidiki ada atau tidaknya pengaruh diperoleh kelas kontrol sebesar 67,9. Hal ini
media pembelajaran film kartun di kelas menunjukkan bahwa penggunaan media
eksperimen dengan menerapkan semua langkah- pembelajaran film kartun dapat meningkatkan
langkah yang ada, yang membahas materi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
mengenai lingkungan hidup dan pelestariannya. Terpadu (geografi) khususnya pada materi
Sedangkan kelas kontrol yaitu kelas yang tidak lingkungan hidup dan pelestariannya.
diajar dengan perlakuan media pembelajaran film Penelitian ini memberikan perlakuan yang
kartun. Setelah kedua kelas tersebut berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
menyelesaikan materi atau pokok bahasan Kelas eksperimen diberlakuan yaitu penggunaan
lingkungan hidup dan pelestariannya maka kedua media pembelajaran film kartun sedangkan kelas
kelas ini diberikan tes pilihan ganda sebanyak 20 kontrol tidak diberi perlakuan dengan
soal yang serupa, guna menentukan ada tidaknya menggunakan film kartun dan hanya
pengaruh media pembelajaran film kartun terhadap menggunakan menggunakan metode ceramah.
hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu
Berdasarkan hasil uji normalitas data tes pada
(Geografi) pada materi lingkungan hidup dan
kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
pelestariaannya di kelas VIII SMP Negeri 1
menggunakan rumus kemiringan kurva (Karl
Belitang III Kabupaten OKU Timur tahun
Pearson) diperoleh hasil perhitungan nilai Km
pelajaran 2016/2017 yang dicapai oleh siswa.
Jurnal Swarnabhumi Vol. 2, No. 1, Februari 2017 28
kelas eksperimen adalah sebesar -4,005 dan harga IPS Terpadu (Geografi) pada materi lingkungan
ini terletak antara (-1) dan (1), maka data kelas hidup dan pelestariannya di kelas VIII SMP
eksperimen dapat dikatakan berdistribusi normal Negeri 1 Belitang III Kabupaten OKU Timur
dan hasil perhitungan nilai Km kelas Kontrol tahun pelajaran 2016/2017, diterima. Jadi, ada
adalah sebesar -4,893 dan harga ini terletak antara pengaruh media pembelajaran film kartun terhadap
(-1) dan (1), maka data kelas eksperimen dapat hasil belajar IPS Terpadu (Geografi) pada materi
dikatakan berdistribusi normal. lingkungan hidup dan pelestariannya di kelas VIII
SMP Negeri 1 Belitang III Kabupaten OKU Timur
Selanjutnya dilanjutkan dengan uji
tahun pelajaran 2016/2017.
homogenitas data menggunakan uji F dengan
ketentuan kesalahan signifikan 5%, sehingga
= a 0,05; dk pembilang – 1 ; dk penyebut – SIMPULAN
1, maka a 0,05 dk 30 - 1 = 1,90. Dengan Berdasarkan hasil analisis data statistik
syarat ketentuan homogen : terima Ho apabila diperoleh dari peneliti mengenai pengaruh media
< , maka tolak Ha dan tolak Ho pembelajaran film kartun terhadap hasil belajar
apabila > , maka terima Ha. Maka IPS Terpadu (Geografi) pada materi lingkungan
diperoleh kesimpulan : = 1,14 > = hidup dan pelestariannya di kelas VIII SMP
1,90, maka terima Ho dan tolak Ha berarti data Negeri 1 Belitang III Kabupaten OKU Timur
varians nilai kedua sampel berasal dari sampel tahun pelajaran 2016/2017 dapat diperoleh
yang sama atau dinyatakan homogen. kesimpulan bahwa penggunaan media
pembelajaran film kartun terhadap hasil belajar
Uji hipotesis hasil belajar siswa dengan
IPS Terpadu (Geografi) pada materi lingkungan
menggunakan rumus uji regresi sederhana, dengan
hidup dan pelestariannya di kelas VIII
taraf signifikasi pengujian digunakan 95% atau a
menunjukan Ha diterima Ho ditolak, dengan
0,05, dengan ukuran sampel 30. Dengan nilai kritis
persamaan regresi; = a + bX = 23,225 + 0,506X,
untuk penolakan Ho pada t a 0,05/2 ; dk ; n-2
terdapat pengaruh positif media pembelajaran film
adalah t a 0,025 dk 30-2 pada tabel “t” tes adalah
kartun terhadap hasil belajarsiswa.
2,048 dengan Persamaan Regresi; = a + bX
=23,225 +0,506X, terdapat pengaruh positif media Dengan kriteria pengujian yang telah
pembelajaran film kartun terhadap hasil belajar dirumuskan yaitu = 3,442 > a 0,05/2
siswa. ab 28 = 2,048, berarti tolak Ho dan terima Ha,
Berdasarkan perhitungan = 3,442 maka hipotesis penelitian yang berbunyi ada
pengaruh yang signifikan 3,442 media
> a 0,05/2 ab 28 =2,048, berarti tolak Ho dan
pembelajaran film kartun terhadap hasil belajar
terima Ha, maka hipotesis penelitian yang
IPS Terpadu (Geografi) pada materi lingkungan
berbunyi ada pengaruh yang signifikan media
hidup dan pelestariannya di kelas VIII SMP
pembelajaran film kartun terhadap hasil belajar
Negeri 1 Belitang III Kabupaten OKU Timur
IPS Terpadu (Geografi) pada materi lingkungan
tahun pelajaran 2016/2017, Maka dapat
hidup dan pelestariannya di kelas VIII SMP
disimpulkan bahwa ada pengaruh media
Negeri 1 Belitang III Kabupaten OKU Timur
pembelajaran film kartun terhadap hasil belajar
tahun pelajaran 2016/2017.
IPS Terpadu (Geografi) pada materi lingkungan
Sehingga hipotesis Ho yang menyatakan tidak hidup dan pelestariannya di kelas VIII SMP
ada pengaruh media pembelajaran film kartun Negeri 1 Belitang III Kabupaten OKU Timur
terhadap hasil belajar IPS Terpadu (Geografi) pada tahun pelajaran 2016/2017.
materi lingkungan hidup dan pelestariannya di
kelas VIII SMP Negeri 1 Belitang III Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA
OKU Timur tahun pelajaran 2016/2017, ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh media Cavalier, Stephen (2011), The World History of
pembelajaran film kartun terhadap hasil belajar Animation, University of California Press,
California.
Jurnal Swarnabhumi Vol. 2, No. 1, Februari 2017 29
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Sanjaya, Wina. 2014. Media Komunikasi
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Cipta. Grup.
Djaumarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Syahfitri, Yunita. 2011. Teknik Film Animasi dalam
dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Dunia Komputer Guru TIK SMP Negeri 1 Sawit
Riduan, 2015. Belajar Mudah Penelitian. Bandung. Seberang. Jurnal S1 Saintikom. Program Studi
Alfabeta. Sistem Komputer, STMIK Triguna Dharma.
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2008. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Jurnal Swarnabhumi Vol. 2, No. 1, Februari 2017 24

Anda mungkin juga menyukai