Anda di halaman 1dari 4

1

KASUS KEP DAN DEFISIENSI GIZI


SEMESTER IV PRODI D-III GIZI POLTEKKES KEMENKES KENDARI
TA. 2019/2020

Perhatian...!
 Setiap kelompok mengerjakan kasus sesuai dengan nomer kasus (nomer kasus = nomer kelompok).
 Sampul depan tugas berisi : Judul Kasus, ex. ASUHAN GIZI PADA PENDERITA KURANG ENERGI
PROTEIN (MARASMUS / KWASHIORKOR / MARASMIK KWASHIORKOR) / ANEMIA DENGAN ............,
nama mahasiswa, NIM, kelompok Dikerjakan dan didiskusikan secara berkelompok, tetapi setiap
anggota kelompok wajib menyetorkan tugas yang dikerjakan dengan tulisan tangan dan di
kumpulkan paling lambat hari Senin, tanggal 20 April 2021.

1. Seorang anak bernama OR, laki-laki, berusia 1,9 tahun, beragam Islam, memiliki BB 6,3 kg kg, PB 67,6 cm.
MRS pd tgl 20 September 2005 dirawat diruang anak kelas III. MRS karena di rujuk dari puskesmas Bangun
Sari dengan diagnose gizi buruk (Marasmus), dan sudah beberapa hari tidak bisa buang air besar. Tidak ada
riwayat penyakit yg sama dlm keluarga pasien. Hasil anamnese riwayat gizi : diketahui frekuensi makan
pasien ≥ 1x/hr, tetapi jumlahnya hanya 2-3 sendok per sekali makan. Anak Cuma suka makan nasi dan air
sayur. Tidak suka minum susu, sesekali mengkonsumsi biskuit. Saat lahir berat badannya tidak diketahui
karena lahir dirumah dengan bantuan seorang dukun. Berat badan terus berkurang sejak MJ berusia 7
bulan. Hasil skrining gizi : perubahan BB (+), nafsu makan kurang (+) sejak MRS, muntah (+), diare (+), sejak
MRS, terlihat cengeng, lemah, turgor kulit 1-2 detik, Hasil recall 24 jam diketahui pasien mendapatkan
Modisco 1 (@ 400 cc) 3x/hari, melalui oral dengan intake : Energi 462,23 kkal, protein 10,29 gr, lemak 9,23
gr, KH 87,26 gr. Pemeriksaan laboratorium terakhir menunjukkan : GDS 70 gr/dl, Hb 9,5 gr/dl, Leukosit
14.500, Trombosit cukup, albumin 2,7 gr/dl. Hasil pemeriksaan fisik : KU lemah, CM, terlihat sangat kurus,
cengeng. Pemeriksaan klinis : Tensi 108/80 mmHg, suhu 38,2C, RR 26x/m. MJ adalah anak ke 3 dari 3
bersaudara. Ayah bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan Rp. 15.000/hari. Susun NCP !

2. Seorang anak bernama YM, perempuan berusia 1,6 tahun, beragama Islam, memiliki BB 8,2 kg kg, PB 68
cm. MRS pd tgl 1 April 2005 dirawat diruang anak kelas III. MRS karena di rujuk dari puskesmas dengan
diagnose Marasmus. Sebelumnya kakak pasien juga pernah menderita penyakit yang sama pada usia 1
tahun, dan sekarang telah berusia 4 tahun. Tidak ada riwayat penyakit yg sama dlm keluarga pasien. Hasil
anamnese riwayat gizi : diketahui frekuensi makan pasien ≥ 1x/hr, tetapi jumlahnya hanya 2-3 sendok per
sekali makan. Sejak usia 2 bulan anak mulai diberikan pisang kerik dan nasi lembik, anak tsb juga me
sesekali mengkonsumsi biskuit. Saat lahir berat badannya tidak diketahui karena lahir dirumah dengan
bantuan seorang dukun. Berat badan terus berkurang sejak MJ berusia 8 bulan. Hasil anamnese gizi :
mendapatkan ASI hingga usia 6 bulan setelah itu berhenti karena ASI ibu yang semakin berkurang dan
hilang samasekali pada usia YM memasuki 9 bulan. Sejak usia 5 bulan YM juga diperkenalkan dengan
makanan keluarga, yakni nasi 2-3x/hari (@ 20 gr/kali makan), kerupuk, dan kecap, kadang-kadang dengan
tempe atau tahu (@ 15 gr/kali makan). Perubahan BB (+), tidak ada nafsu makan sejak MRS, muntah (+),
diare (+), sejak MRS, terlihat cengeng dan rewel, lemah, turgor kulit 2 detik, Hasil recall 24 jam diketahui
pasien mendapatkan Modisco ½ sebanyak 6 kali/hari (@ 200 cc) melalui oral dan NGT. Energi 757,23 kkal,
protein 7,4 gr, lemak 19,23 gr, KH 97,26 gr, Cairan 600 Pemeriksaan cc. Pemeriksaan laboratorium terakhir
menunjukkan : Hb 10,3 gr/dl, Leukosit 12.500, Trombosit cukup, albumin 2,7 gr/dl. Hasil pemeriksaan fisik :
2

KU lemah, CM, wajah terlihat kusam, kulit terutama bagian pantat terlihat hipotrofi. Pemeriksaan klinis :
Tensi 108/80 mmHg, suhu 38, C, RR 30x/m, nadi 124x/menit. YM adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara. Ayah
bekerja sebagai pemulung dan ibu buruh cuci. dengan penghasilan keluarga Rp. 15.000/hari. Susun NCP !

3. An. AA, perempuan 12 bulan, BB 4,5 kg, PB 58 cm, beragama Islam, anak ke 2 dari 2 bersaudara. Ayah
bekerja sebagai petani, ibu seorg ibu rumah tangga. MRS pd tgl 2-4-2004 diruang rawat IKA Kls I kamar 5.
Px adalah rujukan dari puskesmas karena pasien mengalami gizi buruk. Keluhan utama : Px mengalami
diare 6-10 x/hari sejak sehari SMRS. Dalam keluarga tdk ada riwayat penyakit. Hasil anamneses riwayat gizi
: Pasien diberi ASI sejak lahir hingga usia 8 bulan, namun sejak usia 3 bulan pasien sudah diberi makan
berupa bubur nasi 2-3x/hari. Saat usia 4 bulan pasien beberapa kali mengalami diare. Saat ini pasien diberi
formula Modisco ½ dan F75 (@ 200 cc) melalui NGT karena tidak memiliki nafsu makan. intake : Energi 650
kkal, protein 6 gr, lemak 3,6 gr, KH 55,6 gr Pemeriksaan laboratorium : Albumin 2,3 gr/dl, protein total 4, 8
gr/dl, Leukosit 19.700/ul, Hb 10,0 gr/dl, Trombosit 303.000/ul, LED 25 m/jam. Pemeriksaan fisik/klinis : KU
lemah, CM, oedema anasarka (+), rambut jarang dan mudah tercabut (+), apatis, Respirasi kusmaul, HR
145x/m, suhu 35,2C, mata agak cowong, akral hangat, turgor kulit > 2 detik. Dx Medis : Marasmik-
Kwashiorkor + Dehidrasi Berat . Susun NCP !

4. An. NI, perempuan, 3 tahun, BB 9 kg, TB 85 cm. Anak tunggal dari seorang ayah yang bekerja sebagai
karyawan pabrik, dan ibu seorang ibu rumah tangga. MRS pd tgl 12-5-2006 di ruang IKA klas I kamar 3,
dengan keluhan utama busung lapar. Tidak ada riwayat dalam keluarga yang menderita penyakit sama,
tetapi ayah pasien memiliki riwayat penyakit TB dan telah dinyatakan sembuh oleh dokter 4 bulan yang
lalu. Riwayat gizi : Pasien terlahir cukup bulan dengan BB 2600 gram. Setelah sehari terlahir, pasien sudah
mendapat ASI hingga berusia 6 bulan karena bayi menolak menyusu. Namun pada sejak usia 1 bulan pasien
juga sudah diperkenalkan dengan air tajin, dan susu formula 2-3 x/hari (@ 200 cc/ 1 botol) dengan alasan
pasien terlihat masih lapar jika hanya menyusu saja. Sejak menolak menyusu, selain diberi susu formula 2-
3x/hari (@ 200 cc), pasien juga diberi makanan bentuk biasa nasi namun seringkali pasien tidak
menghabiskan makanannya atau bahkan tidak mau makan samasekali. Saat di RS pasien tidak mempunyai
nafsu makan, pasien disco 1 dan F 75 (@ 200 cc) 6x/hari, melalui NGT. Hasil recall Intake : energy 946 kkal,
protein 18,4 gr, lemak 9,21 gr, KH 95,8 g. Hasil laboratorium : Hb 9,8 gr, leukosit 19.200 /ul, CRP +12, LED
65 mm/jam, Albumin 1,8 gr/dl, Protein total 3,5 gr/dl,. Fisik/Klinis : KU sedang, apatis, Oedema, kaki, dan
tangan, dermatosis (+), rambut kering, jarang, mudah tercabut, hepatomegali (+) Nadi 130x/m, Respirasi
35x/menit, Suhu 36,2C. Dx medis : Kwashiorkor Susun NCP !

5. Tn GI usia 29 tahun dengan LILA 25,2 cm TL 50 cm, bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta,
memiliki seorang istri dan 2 orang anak. MRS pada tgl 20-3-2008, karena mengalami kecelakaan kendaraan
bermotor, kepala mendapatkan jahitan. Begitupula pada daerah punggung. Tn GI tidak memiliki riwayat
penyakit lain. Hasil anamneses gizi diketahui pola makan pasien SMRS adalah makan 3 kali/hari : nasi (@
150-200 gr/kali makan), ikan 3-4x/mggu (@ 50-100 gr/kali makan), ayam 1-2x/mggu (@ 60 gr/kali makan),
daging sapi kadang-kadang, tempe hampir setiap hari (@100 gr/kali mkn), tahu 2-3x/mggu (@ 100 gr/kali
mkn), sayur : sawi, kangkung, kol, bayam, hampir setiap hari dikonsumsi scr bergantian (@ 100 gr/kali
mkn), buah yg sering dikonsumsi adalah jeruk, semangka 2-4x/mggu (@ 200 gr/kali mkn), selingan spt
pisang goreng, kue-kue, hamper setiap hari, kopi 2x/hari. Punya kebiasaan merokok 3-4 btg/hr. Saat ini
sudah hari ke 3 pasca operasi akibat kecelakaan, pasien sudah mendapatkan makanan dalam bentuk biasa.
Mulai ada nafsu makan, dengan intake : Energi 1575 kkal, protein 30,19 gr, lemak 25,5 gr, KH 247,5 gr. Hasil
3

pemeriksaan laboratorium : GDS 120 gr/dl, albumin 3,5 gr/dl, leukosit 10.000/UL, Hb 10,6 gr/dl, HT 30,2%,
serum feritin 9,6 g/L, LED 14 mm/jam. Fisik/klinis : . KU sedang, CM, mual (-), tensi 130/85 mmHg, RR
24x/menit, Nadi 88x/m, suhu 36,8C. Dx medis : Anemia. Susun NCP !

6. Ny. RA seorang ibu rumah tangga yang sedang wanita hamil berusia 27 tahun dengan LILA 24,2 cm, TB 160
cm, suami bekerja sebagai PNS. Pasien sedang mengandung anak ke 3 dan usia kandungan memasuki
trimester ke 3 yakni 7 bulan 10 hari. MRS pada tgl 19-5-2006, karena merasa sangat lemah, sering sakit
kepala, merasa mual dan kadang2 muntah. Ny RA tidak memiliki riwayat penyakit lain. Hasil anamneses
gizi diketahui pola makan pasien SMRS adalah makan 3 kali/hari : nasi (@ 100 gr/kali makan), ikan jarang
dikonsumsi (@ 50 gr/kali makan), ayam 1-2x/mggu (@ 60 gr/kali makan), daging sapi kadang-kadang,
tempe hampir setiap hari (@100 gr/kali mkn), tahu 2-3x/mggu (@ 100 gr/kali mkn), sayur : sawi, kangkung,
kol, bayam, hampir setiap hari dikonsumsi scr bergantian (@ 100 gr/kali mkn), buah yg biasa dikonsumsi
adalah pisang dan jeruk, 2-4x/mggu (@ 200 gr/kali mkn), selingan kadang-kadang. Saat di RS pasien
mendapatkan diit TETP bentuk biasa, namun . nafsu makan pasien agak menurun karena pasien masih
merasa agak pusing, dengan intake : Energi 1466,34 kkal, protein 28,34 gr, lemak 23,5 gr, KH 235,4 gr. Hasil
pemeriksaan laboratorium : Albumin 3,5 gr/dl, leukosit 8500/UL, Hb 9,6gr/dl, HT 26,4%, Trombosit
240.000/ul. Fisik/klinis : . KU lemah, CM, pucat (+), pusing kadang2l (-), tensi 120/90 mmHg, RR 24x/menit,
Nadi 88x/m, suhu 37,2C. Dx medis : Anemia Defisiensi Besi. Susun NCP !

7. Tn JB usia 44 tahun dengan BB 69 kg, TB 172 cm, bekerja sebagai PNS, memiliki seorang istri dan 3 orang
anak. MRS pada tgl 14-2-2009, karena diare 5-6x/hari, dan lambung yang dirasakan sangat nyeri, dan sudah
biasa dirasakan pada 4 bulan yll. 8 bulan yll Tn JB pernah menjalani operasi lambung akibat perforasi
lambung. Hasil anamneses gizi diketahui pola makan pasien SMRS adalah makan 3 kali/hari : nasi (@ 150-
200 gr/kali makan), mie 3-4x/bulan, ikan 3-4x/mggu (@ 50-100 gr/kali makan), ayam 2-4x/mggu (@ 60
gr/kali makan), tidak suka mengkonsumsi telur. Tempe dan tahu hampir setiap hari (@50-100 gr/kali mkn),
sayuran yang sering dikonsumsi adalah : wortel, kubis, sawi, kangkung, kol, hampir setiap hari dikonsumsi
scr bergantian (@ 100 gr/kali mkn), buah kadang-kadang, kadang-kadang pasien juga mengkonsumsi
selingan spt kolak atau bubur kacang ijo. Teh atau kopi 2x/hari. Saat ini pasien mengalami penurunan nafsu
makan, dengan intake : Energi 1024,75 kkal, protein 18,65 gr, lemak 12,96 gr, KH 227,50 gr. Hasil
pemeriksaan laboratorium : GDP 150 gr/dl, albumin 3,0 gr/dl, leukosit 5500/UL, Hb 9,8 gr/dl, HT 31,7%,
MCV 140 fmol/L, LED 20 mm/jam, Kadar vit.B12 serum 68,4 pg/ml, bilirubin total 1,48 mg/dl, Na 145
mmol/L, Cl 105 mmol/L Fisik/klinis : . KU sedang, CM, pucat (+), diare (+), mual (+), tensi 120/85 mmHg, RR
.20x/menit, Nadi 80x/m, suhu 36,8C. Dx medis : Anemia Megaloblastik. Susun NCP !

8. Seorang anak laki-laki bernama AD, berumur 2 tahun BB 5,6 kg, TB 78 cm, beragama Islam, anak ke 3 dari 4
bersaudara, orangtua bekerja sebagai buruh tani. Dirujuk ke RS dalam keadaan bengkak seluruh tubuh,
diare berlendir > 10x sehari, ada bercak merah dan meluas pada permukaan kulit, rambut tipis berwarna
merah. Dari hasil anamnesa diketahui anak tidak teratur makan 1-3 x/hari, dgn susunan : nasi/mie @ 30-60
gr/kali makan, ikan, ayam, daging, jarang dikonsumsi, telur 2-4x/mggu, tidak suka sayur, suka
mengkonsumsi jajanan anak2. Anak terlahir dengan BBL 2300 gram, diberi ASI hingga usia 5 bulan
kemudian berhenti karena kesibukan orangtua bekerja setelah itu digantikan oleh air tajin dan teh di dot,
selain itu anak juga mengisap empeng hingga usia 1,5 tahun. Saat MRS diketahui tidak mau makan, dan
orang tuanya hanya diberi minum air tajin dengan menggunakan botol. recall Intake : energy 864 kkal,
protein 14,8 gr, lemak 11,21 gr, KH 98,5 g. Hasil pemeriksaan laboratorium : GDS 65 gr/dl, Hb 7,2 gr/dl,
4

albumin serum 1,8 gr/dl, protein total 4,2 gr/dl, leukosit 10.000/ul, LED 20 mm/jam. Fisik/klinis : KU lemah,
rewel, dermatosis, oedema anasarka (+), diare (++), suhu 37C, RR 24x/m, nadi 110x/m. Dx medis :
Kwashiorkor. Susun NCP !

9. An. TH, laki-laki, 3,5 tahun, BB 9,2 kg, TB 87 cm. Anak pertama dari 2 bersaudara dari seorang ayah yang
bekerja sebagai karyawan pabrik, dan ibu seorang ibu rumah tangga. MRS pd tgl 3-12-2005 di ruang IKA
ruang bangsal bed 4, dengan keluhan utama busung lapar. Tidak ada riwayat dalam keluarga yang
menderita penyakit sama. Riwayat gizi : Pasien terlahir BBLR bulan dengan berat 2100 gram. Setelah sehari
terlahir, pasien sudah mendapat ASI hingga berusia 3 bulan karena bayi menolak menyusu. Namun pada
sejak usia 1 bulan pasien juga sudah diperkenalkan dengan air tajin, dan susu formula 2-3 x/hari (@ 200 cc/
1 botol) dengan alasan pasien terlihat masih lapar jika hanya menyusu saja. Sejak menolak menyusu, selain
diberi susu formula 2-3x/hari (@ 200 cc), pasien juga diberi makanan bentuk biasa nasi namun seringkali
pasien tidak menghabiskan makanannya atau bahkan tidak mau makan samasekali. Saat di RS pasien tidak
mempunyai nafsu makan, pasien disco 1 dan F 75 (@ 200 cc) 6x/hari, melalui NGT. Hasil recall Intake :
energy 946 kkal, protein 18,4 gr, lemak 9,21 gr, KH 95,8 g. Hasil laboratorium : Hb 9,6 gr, leukosit 17.000
/ul, CRP +10, LED 50 mm/jam, Albumin 1,6 gr/dl, Protein total 3,3 gr/dl,. Fisik/Klinis : KU lemah, apatis,
Oedema, kaki, dan tangan, dermatosis (+), rambut kering, jarang, mudah tercabut, hepatomegali (+) Nadi
130x/m, Respirasi 35x/menit, Suhu 35,8C. Dx medis : Kwashiorkor Susun NCP !

10. Seorang anak perempuan bernama YY, berumur 2,5 tahun BB 6,7 kg, TB 76 cm, beragama Hindu, anak
bungsu dari 4 bersaudara, orangtua bekerja sebagai buruh tani. Dirujuk ke RS dalam keadaan bengkak
seluruh tubuh, diare berlendir > 8 x sehari, ada bercak merah dan meluas pada permukaan kulit, rambut
tipis berwarna merah. Dari hasil anamnesa diketahui anak tidak teratur makan 1-3 x/hari, dgn susunan :
nasi/mie @ 30-60 gr/kali makan, ikan, ayam, daging, jarang dikonsumsi, telur 2-4x/mggu, tidak suka sayur,
suka mengkonsumsi jajanan anak2. Anak terlahir dengan BBL 2300 gram, diberi ASI hingga usia 5 bulan
kemudian berhenti karena kesibukan orangtua bekerja setelah itu digantikan oleh air tajin dan teh di dot,
selain itu anak juga mengisap empeng hingga usia 1,5 tahun. Saat MRS diketahui tidak mau makan, dan
orang tuanya hanya diberi minum air tajin dengan menggunakan botol. Setelah MRS anak diberi Formula
75 @100 cc sebanyak 8 kali melalui oral. Hasil recall 24 jam diketahui asupan : Energi 575 kkal, Protein 3,6
gram, Lemak 14,4 gram, KH 68,3 gram. Hasil pemeriksaan laboratorium : GDS 60 gr/dl, Hb 7,0 gr/dl,
albumin serum 2,2 gr/dl, protein total 4,1 gr/dl, leukosit 11.000/ul, LED 21 mm/jam. Fisik/klinis : KU lemah,
rewel, dermatosis, oedema anasarka (+), diare (++), suhu 37C, RR 22x/m, nadi 120x/m. Dx medis :
Kwashiorkor. Susun NCP !

Anda mungkin juga menyukai